Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ANDI ILMA APRIANTI

NIM : L021181018
PRODI : MSP

PENGERTIAN INFLAS
Inflasi adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan harga-harga barang dan jasa secara
umum dan terus menerus. Dengan demikian, ketika hanya ada satu atau dua barang saja yang
mengalami peningkatan harga (misalnya harga cabai yang naik luar biasa), hal ini tidak dapat
disebut sebagai inflasi, kecuali jika kenaikan ini berdampak meluas pada kenaikan harga
barang-barang lain.
JENIS-JENIS INFLASI
Sudah mengetahui pengertian inflasi, namun ada berapakah jenis inflasi yang mungkin terjadi
pada suatu perekonomian?.Berikut akan dibahas yaitu:
Jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahannya:
1.Inflasi rendah, yaitu jenis inflasi yang jumlahnya kurang dari 10% per tahun. Tahun ini, Bank
Indonesia menargetkan pencapaian inflasi Indonesia berada pada kisaran 4% (+/- 1%) sehingga
dapat dikategorikan sebagai inflasi rendah.
2.Inflasi menengah, yaitu jenis yang besarnya berkisar antara 10-30% per tahunnya
3.Inflasi berat, yaitu jenis yang besarnya berkisar 30-100% per tahunnya
4.Hyperinflation, adalah kondisi dimana besarnya inflasi per tahun berada di atas angka 100%.
Indonesia pernah mengalami hal ini pada masa Orde Lama, dimana besarnya inflasi per tahun
bisa mencapai kisaran 600% per tahun.
Jenis inflasi berdasarkan sumbernya:
1.Inflasi dalam negeri, misalnya terjadi karena peningkatan permintaan masyarakat yang lebih
cepat dibandingkan kemampuan pasar untuk memenuhinya
2.Inflasi luar negeri, misalnya timbul karena inflasi yang terjadi pada negara lain yang
menyebabkan harga barang-barang impor meningkat, dan ketika barang impor tersebut
digunakan sebagai bahan baku industri, maka inflasi akan mempengaruhi harga akhir barang-
barang tersebut nantinya.
Jenis inflasi berdasarkan faktor penyebabnya:
1.Demand pull inflation
Demand pull inflation terjadi ketika permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa relatif
lebih tinggi dibandingkan kemampuan pasar untuk menyediakan kebutuhan tersebut pada
waktu itu. Sebagai contoh, menjelang hari raya, biasanya harga barang-barang kebutuhan
pokok, makanan ringan dan pakaian mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan kebutuhan
masyarakat yang relatif meningkat dibandingkan biasanya.

2.Cost push inflation


ost push inflation terjadi ketika adanya kenaikan harga pada barang-barang mentah yang
diperlukan untuk memproduksi barang dan jasa, sehingga harga barang dan jasa mengalami
penyesuaian dengan adanya kenaikan harga. Cost push inflation dapat disebabkan oleh adanya
depresiasi nilai tukar, inflasi di negara pengekspor barang mentah, dan dapat pula terjadi karena
adanya bencana alam dan terganggunya sistem distribusi.

DAMPAK INFLASI
Kestabilan harga dapat terjadi jika suatu perekonomian dapat mengendalikan inflasinya.
Kestabilan harga sangat diperlukan agar perekonomian dapat tumbuh secara
berkesinambungan. Selain itu, kegagalan dalam pengendaliannya dapat memberikan dampak
negatif bagi masyarakat, contohnya:

1.Turunnya pendapatan riil masyarakat


Dampak inflasi yang tinggi dan tidak terkendali salah satunya adalah pendapatan riil
masyarakat terus berkurang. Ambillah contoh, saat ini teman-teman menerima uang saku dari
orang tua sebesar Rp 50.000,00 per hari. Sebelum terjadinya inflasi tinggi, harga satu porsi
bakso di sekolah adalah sebesar Rp 10.000,00 sehingga, teman-teman dapat membelanjakan
seluruh uang sakunya untuk membeli lima porsi bakso. Akan tetapi, setelah terjadinya inflasi
tinggi yang berkepanjangan, Ibu penjaga kantin memutuskan untuk menaikkan harga bakso
yang dijualnya menjadi Rp 20.000,00 per porsi. Padahal, teman-teman tidak menerima
tambahan uang saku dari orang tua. Dengan harga bakso yang baru ini, maka saat ini teman-
teman hanya bisa membeli dua setengah porsi bakso.
2.Ketidakpastian pelaku ekonomi dalam pengambilan keputusan
Selain turunnya pendapatan riil masyarakat, dampak inflasi yang tidak terkendali lainnya
adalah pelaku ekonomi tidak bisa memperkirakan kondisi ekonomi kedepannya. Sebagai
contoh Ayah Adi berniat ingin membuka warung Mie. Dengan harga-harga saat ini, Ayah Adi
yakin bisa menjual 100 porsi mie sehari dengan harga Rp 15.000,00, dan meraup untung yang
lumayan untuk menghidupi keluarganya. Setelah yakin, Ayah Adi pun mulai mempersiapkan
diri untuk berjualan. Akan tetapi, seminggu kemudian, saat Ayah Adi sudah siap untuk
berjualan, harga-harga bahan makanan mendadak naik tidak terkendali, sehingga mau tidak
mau Ayah Adi harus menaikkan harga, setidaknya mencapai Rp 25.000,00. Akan tetapi dengan
harga yang mahal tersebut, Ayah Adi hanya yakin bisa menjual sebanyak 30 porsi. Karena
dirasa tidak lagi menguntungkan akhirnya Ayah Adi terpaksa membatalkan keinginannya
untuk berjualan mie, sampai harga bahan makanan tidak lagi bergejolak.
CARA MENGATASI INFLASI
Mengingat pentingnya kestabilan harga dalam masyarakat, maka langkah-langkah atau cara
mengatasi inflasi sangat diperlukan. Umumnya, pemerintah memiliki beberapa jenis kebijakan
yang bisa digunakan untuk mengendalikan inflasi, yaitu:

Kebijakan moneter
Kebijakan moneter umumnya diatur oleh bank sentral. Untuk mengatasi inflasi, kebijakan
moneter yang dilakukan bersifat mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, dengan
cara:
1.Kebijakan pasar terbuka
Kebijakan pasar terbuka dilakukan dengan cara menjual surat SBI (Surat Bank Indonesia)
kepada masyarakat, sehingga uang yang dimiliki masyarakat dapat diserap oleh bank Indonesia
2.Kebijakan diskonto
Kebijakan diskonto dilakukan dengan cara menaikkan tingkat suku bunga di masyarakat.
Dengan naiknya tingkat suku bunga, masyarakat akan lebih tertarik untuk menabung karena
akan mendapatkan pendapatan bunga yang lebih besar. Selain itu, bunga yang tinggi juga
mengurangi keinginan orang untuk meminjam uang di bank, sehingga jumlah uang yang
beredar di masyarakat dapat dikurangi.
3.Kebijakan giro wajib minimum
Kebijakan giro wajib minimum dilakukan dengan cara bank sentral membuat keputusan
untuk meningkatkan cadangan minimum yang harus disimpan oleh bank umum. Dengan
demikian, kemampuan bank umum untuk melakukan transaksi dengan meminjamkan uang
akan berkurang, sehingga jumlah uang beredar juga dapat dikurangi.
Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskal umumnya dilakukan oleh pemerintah, dengan cara mengubah jumlah
penerimaan dan pengeluaran negara, agar jumlah uang yang beredar di masyarakat dapat
berkurang. Hal ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1.Mengurangi pengeluaran pemerintah
Untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, pemerintah dapat mengurangi
belanja-belanja dilakukan, misalnya dengan mengurangi rencana kunjungan, seminar,
menunda pengadaan mobil atau rumah dinas baru dan lain sebagainya
2.Menaikkan tarif pajak
Menaikkan tarif pajak dapat menyebabkan penurunan jumlah uang beredar, karena
mengurangi jumlah pendapatan yang diterima oleh masyarakat (jika dilakukan dengan
peningkatan pajak penghasilan), dan menaikkan biaya yang harus dibayar untuk menikmati
barang atau jasa (jika dilakukan dengan peningkatan pajak pertambahan nilai), sehingga pada
akhirnya mengurangi konsumsi masyarakat dan mengurangi jumlah uang yang beredar di
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai