Ekonomi
untuk SMA/MA Kelas XI
SMA/MA EKONOMI
Bab Kebijakan Moneter dan Kebijakan
5 Fiskal
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik diharapkan mampu: 8. menguraikan tujuan kebijakan fiskal;
1. menjelaskan konsep kebijakan ekonomi 9. membedakan jenis kebijakan fiskal;
makro; 10. menganalisis instrumen kebijakan fiskal;
2. menguraikan konsep kebijakan ekonomi 11. menjelaskan perbedaan kebijakan fiskal dan
mikro; kebijakan moneter;
3. menjelaskan konsep kebijakan moneter; 12. menganalisis dampak penerapan kebijakan
4. menguraikan tujuan kebijakan moneter; ekonomi pemerintah;
5. membedakan jenis kebijakan moneter; 13. mengidentifikasi manfaat kebijakan
6. menganalisis instrumen kebijakan moneter; ekonomi; dan
7. menjelaskan konsep kebijakan fiskal; 14. Mengevaluasi penerapan kebijakan
ekonomi yang sedang berlaku saat ini;
SMA/MA EKONOMI
Perhatikan gambar berikut.
Pada gambar terlihat Buku Pemilik
Kendaraan Bermotor (BPKB). Para pemilik
kendaraan bermotor wajib membayar pajak
atas kendaraan tersebut. Pajak merupakan
kebijakan yang tidak terpisahkan dari
kebijakan fiskal.
Menurut Anda, apakah pajak penting bagi
negara? Mengapa?
Diskusikanlah dengan teman dekat tempat
duduk Anda.
SMA/MA EKONOMI
A. Ekonomi Mikro
dan
Ekonomi Makro
SMA/MA EKONOMI
01 Ekonomi Mikro
a. Arah Ekonomi Mikro
Ekonomi mikro mempelajari perilaku individu dan rumah tangga perusahaan dalam membuat keputusan
tentang alokasi sumber daya yang terbatas. Ekonomi mikro mengarahkan analisisnya pada satuan-satuan
ekonomi yang mencakup konsumen, produsen, para investor, pekerja, pemilik faktor produksi, dan setiap
orang yang berperan dalam kegiatan roda perekonomian. Teori ekonomi mikro dikembangkan oleh para
ahli ekonomi klasik, seperti Adam Smith dan David Ricardo sekitar abad ke-18 dan abad ke-19. Mereka
beranggapan bahwa setiap subjek ekonomi pada umumnya melakukan tindakan ekonomi secara rasional.
SMA/MA EKONOMI
01 Ekonomi Mikro
c. Asumsi-Asumsi Ekonomi Mikro
Ada beberapa asumsi dalam ekonomi mikro yang dapat digunakan sebagai landasan membuat
kebijakan menyangkut keterlibatan dalam pasar. Asumsi-asumsi tersebut, antara lain sebagai berikut.
1) Berusaha memaksimalkan hasil yang dicapai. Konsumen berusaha mendapat hasil yang
maksimum dalam menggunakan barang dan jasa. Demikian pula, produsen berusaha
memaksimalkan keuntungan yang didapat.
2) Melakukan kegiatan atas dasar kelangkaan. Dalam kegiatan ekonomi, para pelaku ekonomi
harus tetap memperhitungkan kelangkaan dan harus bertindak rasional.
3) Konsumen dan produsen melakukan kegiatan ekonomi secara rasional (rational behavior).
Bertindak secara rasional artinya selalu memperhitungkan untung dan ruginya. Pihak konsumen
harus mengusahakan kepuasan maksimum dan produsen harus memaksimalkan keuntungan.
SMA/MA EKONOMI
02 Ekonomi Makro
a. Pengertian Ekonomi Makro
Teori ekonomi makro mulai berkembang ketika John Maynard Keynes, seorang ahli ekonomi dari
Universitas Cambridge, Inggris, meluncurkan buku The General Theory of Employment, Interest, and
Money pada tahun 1936. Ekonomi makro mempelajari kekuatan-kekuatan dan kecenderungan-
kecenderungan yang memengaruhi perekonomian secara menyeluruh. Hal ini mencakup struktur, kinerja,
perilaku, dan pengambilan keputusan ekonomi secara keseluruhan dalam perekonomian nasional, regional,
serta global.
Ekonomi makro mengembangkan model yang menjelaskan hubungan antarvariabel. Hubungan antara
variabel-variabel itu dapat bersifat fungsional (saling memengaruhi).
SMA/MA EKONOMI
02 Ekonomi Makro
b. Indikator Prestasi Kegiatan Ekonomi Makro
Beberapa data ekonomi makro yang dapat digunakan sebagai acuan penilaian kemajuan kegiatan
ekonomi makro, antara lain sebagai berikut.
1) Neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Kestabilan neraca perdagangan dan neraca
pembayaran dapat dijadikan indikator pencapaian kegiatan ekonomi.
2) Pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi, dan pendapatan per kapita. Pendapatan
nasional yang makin meningkat akann mendorong pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi yang persentasenya melebihi persentase pertumbuhan penduduk mengakibatkan
pertumbuhan pendapatan per kapita.
3) Penggunaan tenaga kerja dan pengangguran. Suatu negara dianggap sudah mencapai
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh apabila tingkat penganggurannya kurang dari empat
persen.
4) Keadaan perubahan harga-harga atau inflasi. Secara umum, dampak inflasi, antara lain
berkurangnya investasi di suatu negara, kenaikan suku bunga, penanaman modal yang
bersifat spekulatif, pelaksanaan pembangunan yang gagal, ketidakstabilan ekonomi, neraca
pembayaran defisit, dan kesejahteraan masyarakat merosot.
5) Kestabilan kurs mata uang dalam negeri. Kestabilan kurs mata uang merupakan pertanda
keberhasilan ekonomi. Kurs yang tidak menentu merupakan pertanda kinerja ekonomi yang
tidak baik.
SMA/MA EKONOMI
02 Ekonomi Makro
c. Kebijakan Ekonomi Makro
Langkah-langkah kebijakan ekonomi makro yang dilakukan suatu negara sangat ditentukan oleh tujuan-
tujuan yang ingin dicapai.
SMA/MA EKONOMI
02 Ekonomi Makro
c. Kebijakan Ekonomi Makro
SMA/MA EKONOMI
B. Kebijakan
Moneter
SMA/MA EKONOMI
01 Pengertian Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter merupakan kebijakan otoritas moneter atau bank sentral
dalam bentuk pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan
kegiatan perekonomian yang diinginkan. Perkembangan kegiatan
perekonomian yang diinginkan adalah stabilitas ekonomi makro yang
dicerminkan oleh stabilitas harga, membaiknya perkembangan output riil, serta
cukup luasnya kesempatan kerja yang tersedia.
SMA/MA EKONOMI
03 Jenis Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter ekspansif (expansionary monetary Kebijakan moneter kontraktif (contractionary monetary
policy) dikenal juga dengan kebijakan uang longgar (easy policy) dikenal juga dengan kebijakan uang ketat (tight
money policy). Kebijakan ini dapat dilakukan untuk money policy). Kebijakan ini dapat dilakukan untuk
mendorong pemulihan ekonomi saat resesi melalui menjaga agar perekonomian tidak mengalami
penambahan jumlah uang beredar. Kebijakan moneter (overheating) melalui pengurangan jumlah uang beredar.
ekspansif dapat dilakukan bank sentral dengan cara-cara Kebijakan moneter kontraktif dapat dilakukan bank
berikut. sentral dengan cara-cara berikut.
1) Menurunkan tingkat suku bunga. 1) Menaikkan tingkat suku bunga.
2) Membeli surat-surat berharga, seperti SBI. 2) Menjual surat-surat berharga, seperti SBI.
3) Menurunkan cadangan kas minimum. 3) Menaikkan cadangan kas minimum.
4) Melonggarkan pemberian kredit. 4) Membatasi pemberian kredit.
SMA/MA EKONOMI
04 Instrumen Kebijakan Moneter
UU RI No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan, Bagian Kelima tentang
perubahan UU RI No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, dalam rangka menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter, Bank Indonesia berwenang:
a. mengelola suku bunga;
b. mengelola nilai tukar;
c. mengelola likuiditas;
d. mengelola lalu lintas devisa;
e. mengelola cadangan devisa negara;
f. mengatur, mengawasi, dan mengembangkan Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing; dan
g. menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter lainnya.
Instrumen-instrumen kebijakan moneter yang dapat digunakan bank sentral adalah sebagai berikut.
a. Kebijakan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah salah satu cara kebijakan yang diambil bank sentral untuk mengurangi atau
menambah jumlah uang beredar. Kebijakan ini dilakukan dengan cara menjual Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) jika ingin mengurangi jumlah uang beredar atau membeli surat berharga di pasar modal jika ingin
menambahkan jumlah uang beredar.
SMA/MA EKONOMI
04 Instrumen Kebijakan Moneter
b. Kebijakan Diskonto (Discount Rate)
Pada instrumen kebijakan ini, pemerintah mengurangi
atau menambah jumlah uang beredar dengan cara
mengubah diskonto bank umum. Jika bank sentral
memperhitungkan jumlah uang beredar telah melebihi
kebutuhan, bank sentral mengeluarkan keputusan
untuk menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga
akan merangsang keinginan orang untuk menabung.
Sebaliknya, jika bank sentral mengamati bahwa
kesulitan di bidang ekonomi disebabkan jumlah uang
yang beredar terlalu sedikit (terjadi deflasi), bank
Jika tingkat suku bunga dinaikkan dari i0 ke
sentral akan mengusahakan penambahan jumlah uang
dengan cara menurunkan suku bunga. i1 jumlah uang beredar akan berkurang dari
MS0 ke MS1. Sebaliknya, jika tingkat suku
bunga diturunkan dari i1 ke i0, jumlah uang
beredar akan bertambah dari MS1 ke MS0.
SMA/MA EKONOMI
04 Instrumen Kebijakan Moneter
c. Kebijakan Cadangan Wajib Minimum (Reserve Requirement)
Bank sentral dapat membuat peraturan untuk menaikkan atau menurunkann rasio cadangan kas wajib yang
harus dimiliki bank umum. Ada persentase tertentu dari uang yang disetorkan nasabah yang tidak boleh
dipinjamkan, disebut cadangan wajib. Untuk menambah jumlah uang beredar, bank sentral menurunkan rasio
cadangan wajib. Sebaliknya, untuk menurunkan jumlah uang beredar, bank sentral menaikkan rasio cadangan
wajib.
d. Pengaturan Kredit
Instrumen kebijakan moneter lain yang dapat digunakan bank sentral adalah kebijakan pemberian kredit.
Untuk mengurangi jumlah uang beredar, dapat diambil kebijakan kredit ketat. Langkah kebijakan ini biasa
diambil pada saat ekonomi sedang mengalami gejala inflasi. Sebaliknya, untuk meningkatkan jumlah uang
beredar, kebijakan pemberian kredit dapat dilonggarkan.
SMA/MA EKONOMI
C. Kebijakan
Fiskal
SMA/MA EKONOMI
01 Pengertian Kebijakan Fiskal
Penerimaan dan pengeluaran pemerintah merupakan faktor yang memengaruhi tingkat kesejahteraan
masyarakat. Kebijakan apa yang kiranya dapat diambil pemerintah pada saat penerimaan atau
pendapatan menurun? Tindakan yang mungkin adalah mengatur pengeluaran agar pengeluaran
tersebut berdampak positif pada perbaikan ekonomi. Tindakan memperbaiki ekonomi juga dapat
ditempuh dengan usaha menaikkan pendapatan. Tindakan-tindakan mengatur pengeluaran dan
pemasukan negara disebut sebagai tindakan fiskal. Jadi, kebijakan fiskal adalah kebijakan
penyesuaian di bidang pengeluaran dan penerimaan pemerintah untuk memperbaiki keadaan
ekonomi.
Kebijakan fiskal dipelopori teori John Maynard Keynes, seorang tokoh ekonomi,
sebagai reaksi atas peristiwa Depresi Besar (Great Depression), pada tahun 1930-an di
Amerika Serikat. Menurut Keynes, pemerintah memiliki hak mengatur pengeluaran
dan pemasukan negara dengan menetapkan pajak dan membuat kebijakan lain demi
memperbaiki ekonomi negara.
SMA/MA EKONOMI
02 Peran dan Fungsi Kebijakan Fiskal
Fungsi distribusi kebijakan fiskal adalah untuk Fungsi keempat kebijakan fiskal adalah pembangunan.
menentukan strategi lebih spesifik agar dana tersebut Kebijakan fiskal yang tepat akan memengaruhi
akan didistribusikan ke setiap segmen ekonomi. pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Misalnya, pemerintah mengalokasikan satu triliun
terhadap program-program kesejahteraan sosial.
SMA/MA EKONOMI
03 Jenis Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal ekspansif (expansionary fiscal policy) Kebijakan fiskal kontraktif (contractionary fiscal policy)
menggunakan pengeluaran pemerintah yang lebih tinggi menggunakan pengeluaran pemerintah yang lebih rendah
dan pajak yang lebih rendah untuk meningkatkan dan pajak yang lebih tinggi untuk mengurangi tingkat
pertumbuhan GDP riil. Kebijakan fiskal ekspansif pertumbuhan GDP riil. Kebijakan ini dilakukan ketika
dilakukan ketika daya beli masyarakat menurun dan kondisi perekonomian mulai memanas (overheating) agar
pengangguran meningkat. Tujuannya adalah mendorong terjadi penurunan tekanan permintaan barang dan jasa.
pertumbuhan ekonomi negara. Kebijakan fiskal ekspansif Kebijakan fiskal kontraktif dapat diterapkan dengan cara
diterapkan dengan cara berikut. berikut.
1) Menaikkan pengeluaran pemerintah. 1) Menurunkan pengeluaran pemerintah.
2) Menurunkan pajak. 2) Menaikkan pajak.
SMA/MA EKONOMI
04 Instrumen Kebijakan Fiskal
a. Sistem Pajak
Pemungutan pajak merupakan suatu sarana dalam kebijakan fiskal untuk
mengatur perekonomian. Melalui sarana perpajakan, pemerintah dapat
mengatur kegiatan ekonomi. Dengan menaikkan tarif pajak, pemerintah
bermaksud memperkuat kas pemerintah dan dapat memperbesar
pengeluaran yang bersifat umum. Sebaliknya, jika tarif pajak dikurangi,
pemerintah bermaksud memberi kesempatan perusahaan berinvestasi
sekaligus meningkatkan konsumsi.
SMA/MA EKONOMI
04 Instrumen Kebijakan Fiskal
b. Politik Anggaran
Dilihat dari perbandingan nilai penerimaan dan pengeluaran, kebijakan
anggaran dapat dibedakan menjadi anggaran tidak berimbang dan anggaran
berimbang. Jika pemerintah menempuh anggaran berimbang, pengeluaran
direncanakan sama dengan penerimaan. Adapun anggaran tidak berimbang
dapat dibagi lagi atas anggaran defisit dan anggaran surplus.
1) Anggaran defisit adalah anggaran yang lebih besar pengeluaran dari
penerimaan dan memang direncanakan demikian, sebab pengeluaran
pemerintah direncanakan lebih besar dari penerimaan.
2) Dalam anggaran surplus, pemerintah merencanakan penerimaan lebih
besar dari pada pengeluaran. Politik anggaran surplus dilakukan bila
perekonomian sedang dalam tahap ekspansif dan memanas.
SMA/MA EKONOMI
D. APBN
dan
APBD
SMA/MA EKONOMI
01 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
a. Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Penyusunan APBN
1) Pengertian APBN
Dasar hukum APBN adalah Pasal 23 Ayat (1), (2), dan (3) UUD NRI Tahun 1945. Ayat (1)
menyatakan bahwa anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud pengelolaan
keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara
terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pada pasal tersebut terdapat lima unsur APBN, yaitu sebagai berikut.
a) APBN sebagai pengeloaan keuangan negara.
b) APBN ditetapkan setiap tahun, yang berarti APBN berlaku untuk satu tahun.
c) APBN ditetapkan dengan undang-undang.
d) APBN dilaksanakan secara terbuka dan bertanggungjawab.
e) APBN ditujukan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat (menunjukkan peran ekonomi
politik APBN).
SMA/MA EKONOMI
01 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
a. Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Penyusunan APBN
2) Fungsi APBN
Berdasarkan Pasal 3 Ayat (4) UU RI No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara sebagaimana diubah dengan UU RI
No. 2 Tahun 2020, APBN mempunyai fungsi sebagai berikut.
a) Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan
belanja pada tahun yang bersangkutan.
b) Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi pedoman bagi manajemen dalam
merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
c) Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi pedoman untuk menilai kegiatan
penyelenggaraan pemerintah negara sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.
d) Fungsi alokasi mengandung arti bawah anggaran negara harus diarahkan mengurangi pengangguran dan
pemboroan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.
e) Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan
kepatuhan.
f) Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan
keseimbangan fundamental perekonomian.
3) Tujuan Penyusunan APBN
Sebagai pedoman pendapatan dan pembelanjaan negara dalam melaksanakan tugas kenegaraan untuk meningkatkan
produksi dan kesempatan kerja, dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran masyarakat.
SMA/MA EKONOMI
01 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
b. Sumber-Sumber Penerimaan dan Jenis-Jenis Belanja Negara
1) Sumber-sumber penerimaan negara
SMA/MA EKONOMI
01 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
b. Sumber-Sumber Penerimaan dan Jenis-Jenis Belanja Negara
2) Jenis-jenis belanja negara
b) Belanja pemerintah berdasarkan fungsi digunakan untuk menjalankan fungsi pelayanan umum, fungsi
pertahanan, fungsi ketertiban dan keamanan, fungsi ekonomi, fungsi lingkungan hidup, fungsi perumahan
dan fasilitas umum, fungsi kesehatan, fungsi pariwisata dan budaya, fungsi agama, fungsi pendidikan, dan
fungsi perlindungan sosial.
SMA/MA EKONOMI
01 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
b. Sumber-Sumber Penerimaan dan Jenis-Jenis Belanja Negara
3) Istilah-istilah dalam penerimaan dan belanja negara
Transfer Bagian dari belanja negara dalam rangka Dana yang bersumber dari pendapatan
Transfer ke
ke mendanai pelaksanaan desentralisasi fiskal
Dana
Dana alokasi
alokasi APBN yang dialokasikan kepada daerah
daerah khusus
daerah berupa dana perimbangan, dana otonomi khusus (DAK)
(DAK) tertentu dengan tujuan untuk membantu
khusus, dan dana penyesuaian. mendanai kegiatan khusus.
Dana yang bersumber dari pendapatan Bagian dari transfer ke daerah untuk
Dana
Dana Dana
Dana otonomi
otonomi
APBN yang dialokasikan kepada daerah mendanai pelaksanaan otonomi khusus
perimbangan
perimbangan khusus
khusus berdasarkan peraturan perundang-
untuk mendanai kebutuhan daerah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi. unndangan.
Dana Dana yang bersumber dari pendapatan Dana yang dialokasikan untuk membantu
Dana bagi
bagi APBN yang dialokasikan kepada daerah
Dana
Dana daerah dalam rangka melaksanakan
hasil (DBH)
hasil (DBH) penyesuaian
penyesuaian
berdasarkan angka persentase tertentu. kebijakan tertentu sesuai peraturan
perundangan.
Dana Dana yang bersumber dari pendapatan Tabungan Selisih dari pendapatan rutin negara
Dana alokasi
alokasi APBN yang dialokasikan kepada daerah Tabungan
umum pemerintah dengan pengeluaran rutin negara untuk
umum (DAU)
(DAU) dengan tujuan pemerataan kemampuan pemerintah
membiayai proyek pembangunan.
keuangan antardaerah.
SMA/MA EKONOMI
01 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Ringkasan APBN 2012-2022 (dalam Triliun Rupiah)
SMA/MA EKONOMI
01 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
c. Mekanisme Penyusunan APBN dan Pengaruhnya terhadap Perekonomian
1) Mekanisme Penyusunan APBN
Mengintensifkan penerimaan sektor anggaran Hemat, tidak boros, efisien, dan berdaya guna serta
dalam jumlah dan ketepatan penyetoran. sesuai dengan kebutuhan teknis yang ada.
Mengintensifkan penagihan dan pemungutan Terarah dan terkendali sesuai dengan anggaran dan
piutang negara, misalnya sewa penggunaan program kegiatan.
barang-barang negara, sewa pelabuhan, dan sewa
Mengusahakan semaksimal mungkin pembelian
landasan pesawat.
produk-produk dalam negeri dengan memerhatikan
Mengintensifkan tuntutan ganti rugi yang diderita kemampuan/potensi yang dimiliki.
oleh negara dan denda yang dijanjikan.
SMA/MA EKONOMI
01 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
c. Mekanisme Penyusunan APBN dan Pengaruhnya terhadap Perekonomian
1) Mekanisme Penyusunan APBN
Kemandirian, artinya pembiayaan negara didasarkan Pasal 23 Ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 yang
atas kemampuan negara. Sementara itu, pinjaman menyatakan bahwa anggaran pendapatan dan
luar negeri hanya digunakan sebagai pelengkap. belanja negara ditetapkan setiap tahun.
Penghematan atau peningkatan efisiensi dan UU RI No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan
produktivitas. Negara sebagaimana telah diubah dengan UU RI
Penajaman prioritas pembangunan, artinya APBN No. 2 Tahun 2020.
harus mengutamakan pada pembiayaan yang lebih UU RI No. 1 Tahun 2022 tentang Hubungan
bermanfaat. Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
SMA/MA EKONOMI
01 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
c. Mekanisme Penyusunan APBN dan Pengaruhnya terhadap Perekonomian
1) Mekanisme Penyusunan APBN
Pertama-tama, tiap departemen, lembaga atau badan, dan semua organisasi yang
dibiayai oleh keuangan negara mengajukan usul atau rencana penerimaan dan
pembiayaan kepada presiden. Usul atau rencana tersebut akan dibahas
kelompok kerja yang dibentuk untuk tujuan tersebut. Setelah disetujui,
pemerintah mengajukan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(RAPBN) ke DPR. Setelah dibahas dan disetujui oleh DPR, RAPBN tersebut
kemudian disahkan menjadi APBN melalui undang-undang. Bila RAPBN tidak
disetujui DPR, pemerintah menggunakan pagu APBN tahun sebelumnya.
Pelaksanaan APBN diatur dengan Keputusan Presiden (Keppres).
SMA/MA EKONOMI
01 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
c. Mekanisme Penyusunan APBN dan Pengaruhnya terhadap Perekonomian
2) Pengaruh APBN terhadap perekonomian
Dengan APBN, dapat diketahui arah, tujuan, serta prioritas pembangunan yang
akan dan sedang dilaksanakan. Pembangunan sarana dan prasarana ekonomi juga
akan meningkatkan produktivitas faktor-faktor produksi. Hal ini dilakukan serentak
dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Konsekuensinya, hasil-hasil
produksi pun semakin meningkat. Peningkatan produksi yang tidak dikonsumsi
akan meningkatkan tabungan masyarakat. Akhirnya, peningkatan tabungan akan
meningkatkan investasi sehingga semakin banyak barang dan jasa yang tersedia
bagi masyarakat.
SMA/MA EKONOMI
02 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
a. Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Penyusunan APBD
1) Pengertian APBD
Dalam UU RI No. 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah, dikatakan bahwa anggaran pendapatan dan belanja
daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui
oleh DPRD dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBN merupakan satu kesatuan
yang terdiri atas pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah. Tahun
anggaran APBD meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan
31 Desember.
SMA/MA EKONOMI
02 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
a. Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Penyusunan APBD
2) Fungsi APBD
a) Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan
belanja pada tahun yang bersangkutan.
b) Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi pedoman bagi manajemen dalam
merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
c) Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi pedoman untuk menilai kegiatan
penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.
d) Fungsi alokasi mengandung arti bawah anggaran daerah harus diarahkan mengurangi pengangguran dan
pemboroan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.
e) Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran daerah harus memperhatikan rasa keadilan dan
kepatuhan.
f) Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintah daerah menjadi alat untuk memelihara dan
mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
SMA/MA EKONOMI
02 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
b. Sumber-Sumber Penerimaan dan Jenis-Jenis Belanja Daerah
1) Sumber-sumber penerimaan daerah
b) Pembiayaan
a) Pendapatan daerah Pembiayaan bersumber dari sisa lebih
Pendapatan daerah bersumber dari: perhitungan anggaran daerah, penerimaan
• pendapatan asli daerah (PAD), bersumber pinjaman daerah, dana cadangan daerah, dan
dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil hasil penjualan kekayaan daerah yang
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.
dipisahkan, dan lain-lain; serta
• dana perimbangan, terdiri atas dana bagi
hasil, dana alokasi umum, dan dana
alokasi khusus.
SMA/MA EKONOMI
02 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
b. Sumber-Sumber Penerimaan dan Jenis-Jenis Belanja Daerah
2) Jenis-jenis belanja daerah
SMA/MA EKONOMI
02 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
c. Mekanisme Penyusunan APBD dan Pengaruhnya terhadap Perekonomian
1) Mekanisme Penyusunan APBN
Penyusunan APBD diawali dengan penyampaian kebijakan umum APBD sejalan
dengan rencana kerja pemerintah daerah. Pemerintah daerah mengajukan rancangan
peraturan daerah tentang APBD disertai penjelasan dan dokumen-dokumen
pendukungnya kepada DPRD. DPRD akan membahasnya untuk disetujui.
Pengesahan oleh menteri dalam negeri (mendagri) bagi provinsi/gubernur dan
kabupaten/kota terhadap rancangan peraturan kepala daerah akan dilakukan
selambat-lambatnnya lima belas hari sejak rancangan diterima. APBD sebelum
ditetapkan gubernur paling lambat tiga hari kerja disampaikan kepada mendagri
untuk dievaluasi.
SMA/MA EKONOMI
02 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
c. Mekanisme Penyusunan APBD dan Pengaruhnya terhadap Perekonomian
1) Mekanisme Penyusunan APBD
Hasil evaluasi disampaikan oleh mendagri kepada gubernur selambat-lambatnya lima
belas hari terhitung sejak rancangan diterima. Apabila mendagri tidak memberikan
hasil evaluasi dalam waktu lima belas hari sejak rancangan diterima, gubernur dapat
menetapkan rancangan peraturan daerah APBD menjadi peraturan daerah APBD.
Apabila bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan yang lebih tinggi,
gubernur dan DPRD melakukan penyempurnaan selambat-lambatnya tujuh hari sejak
diterimanya hasil evaluasi. Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti, mendagri
membatalkan sekaligus menyatakan berlakunya pagu APBD tahun sebelumnya.
Setelah APBD ditetapkan dengan peraturan daerah, pelaksanaannya dituangkan lebih
lanjut dengan keputusan gubernur/bupati/walikota.
SMA/MA EKONOMI
02 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
c. Mekanisme Penyusunan APBD dan Pengaruhnya terhadap Perekonomian
2) Pengaruh APBD terhadap perekonomian
Jika APBD telah dirancang sesuai dengan keadaan provinsi, kabupaten/kota, dan
dilaksanakan dengan transparansi oleh aparatur pemerintah dalam pengawasan
DPRD, APBD akan sangat membantu dalam upaya mengurangi kemiskinan,
memperluas kesempatan kerja, dan memungkinkan daerah tersebut untuk
mengadakan investasi baru sehingga dapat menyejahterakan kehidupan rakyat secara
berkesinambungan.
SMA/MA EKONOMI