Anda di halaman 1dari 13

EKONOMI MAKRO SEDERHANA

Makalah ini disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Ekonomi Makro Islam

Dosen Pengampuh: Dr. Early Ridho Kismawadi, S.E.I., M.A.

Disusun Oleh;

Kelompok IV

Nama : Fajriah (4022021071)


Fitri Damayan (4022021019)

Prodi : Ekonomi Syariah

Semester : VI (Enam)

Unit : II (Dua)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) LANGSA

PERIODE 2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i

BAB I: PENDAHULUAN..................................................................................... 1

BAB II: PEMBAHASAN...................................................................................... 3

A. Model Ekonomi Makro ............................................................................... 3

B. Bunga Dalam Perekonomian ...................................................................... 5

C. Perekonomian Tanpa Bunga ...................................................................... 7

BAB III: PENUTUP............................................................................................ 10

A. Kesimpulan .................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11

i
BAB I
PENDAHULUAN

Pada dasarnya teori ekonomi makro adalah sebuah teori yang mempelajari dan

mambahas tentang segala peristiwa, fenomena atau masalah-masalah yang terkait

dengan ekonomi secara keseluruhan atau dalam ruang lingkup besar. Ekonomi

makro juga merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang memfokuskan kajian

terhadap mekanisme kerja perekonomian suatu bangsa secara menyeluruh.

Ekonomi makro memiliki tujuan yaitu untuk mengerti dan memahami peristiwa

atau kejadian seputar perekonomian dan berusaha untuk membuat suatu rumusan

yang menjadi solusi memperbaiki kebijakan ekonomi yang ada.1 Selain itu, dalam

ekonomi makro ada beberapa hubungan yang terjadi, salah satunya yaitu Model

Ekonomi Makro Sederhana, Bunga Dalam Perekonomian dan Perekonomian

Tanpa Bunga.

Dalam penilisan ini sangat penting untuk membahas tentang ekonomi makro.

Dalam kajian ekonomi makro, perhatian tidak hanya diberikan pada individu atau

perusahaan, tetapi lebih kepada tingkat agregat ekonomi, yaitu keseluruhan

aktivitas ekonomi yang melibatkan semua pelaku ekonomi di suatu wilayah.

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran tentang

ekonomi makro sederhana. Melalui analisis ekonomi makro, kita dapat memahami

1
Sadono Sukirno. Teori Pengantar Makro Ekonomi. (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2013), h. 10.

1
fenomena ekonomi seperti Model Ekonomi Makro Sederhana, Bunga Dalam

Perekonomian dan Perekonomian Tanpa Bunga.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Model Ekonomi Makro

Model ekonomi makro adalah representasi matematis dari perilaku ekonomi

suatu negara atau wilayah secara keseluruhan.2 Model-model ini digunakan untuk

menganalisis dan memprediksi berbagai variabel makroekonomi seperti output

nasional, tingkat pengangguran, inflasi, konsumsi, investasi, dan perdagangan luar

negeri. Berikut adalah penjelasan mengenai model ekonomi makro dari yang

paling sederhana hingga yang lebih kompleks:3

1. Modek Fluktuasi Bisnis (Business Cycle Model)

Model ini sangat sederhana dan fokus pada fluktuasi jangka pendek

dalam ekonomi, seperti naik-turunnya output dan tingkat pengangguran.

Biasanya menggunakan konsep agregat permintaan agregat dan penawaran

agregat untuk menjelaskan fluktuasi tersebut. Sering kali hanya

mempertimbangkan faktor-faktor seperti konsumsi, investasi, pengeluaran

pemerintah, dan ekspor-impor.

2
Paulus Kurniawan dan Made. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro Edisi 1.
(Yogyakarta: Andi Offset, 2015), h. 26.
3
P. N. Courant, D. d. Purpis and P. O Steiner Lipsey. R. G. Pengantar
Makroekonomi Jilid Satu. Diterjemahkan oleh A. Jaka Wasana, Kirbrandoko, dan Budijanto.
(Jakarta, Binarupa Aksara, 1995), h. 87.

3
2. Model Keynesian Sederhana.

Model ini mengembangkan teori Keynesian tentang konsumsi,

tabungan, investasi, dan pengeluaran pemerintah. Fokus pada interaksi

antara penawaran dan permintaan agregat serta efeknya terhadap tingkat

produksi dan tingkat harga. Biasanya mengabaikan faktor-faktor seperti

inflasi dan perdagangan internasional.

3. Model IS-LM

Merupakan pengembangan dari model Keynesian sederhana yang

memperhitungkan hubungan antara investasi dan tabungan (IS) serta antara

likuiditas dan preferensi uang (LM). Model ini menunjukkan

keseimbangan antara pasar barang dan pasar uang untuk menentukan

tingkat output dan tingkat suku bunga dalam ekonomi. Menggunakan

analisis grafis untuk memperjelas hubungan antara tingkat output dan

tingkat suku bunga.

4. Model AS-AD (Aggregate Supply-Aggregate Demand)

Menggabungkan elemen-elemen dari model Keynesian dengan konsep

penawaran agregat (AS) dan permintaan agregat (AD). Model ini

menjelaskan bagaimana tingkat harga dan tingkat output dipengaruhi oleh

faktor-faktor seperti kebijakan fiskal, kebijakan moneter, dan perubahan

eksternal seperti perubahan dalam perdagangan internasional.

Menyediakan kerangka kerja yang lebih komprehensif untuk memahami

inflasi dan fluktuasi ekonomi jangka pendek dan menengah.

4
5. Model DSGE (Dynamic Stochastic Geberal Equilibirum)

Model ini adalah salah satu model ekonomi makro yang paling

kompleks Menggabungkan elemen-elemen dari model-model sebelumnya

dengan asumsi-asumsi tentang perilaku agen ekonomi, ketidakpastian, dan

dinamika jangka panjang ekonomi. Digunakan untuk menganalisis

kebijakan ekonomi jangka panjang, termasuk implikasi dari perubahan

struktural, siklus bisnis, dan kejutan ekonomi.

B. Bunga Dalam Perekonomian

Bunga dalam perekonomian merujuk pada tingkat bunga yang dibebankan atau

diberikan oleh lembaga keuangan kepada peminjam atau yang diperoleh oleh

penyimpanan dana. Ada beberapa penyebab adanya bunga dalam perekonomian:4

1. Penawwaran dan permintaan atas dana

Tingkat bunga tercermin dari keseimbangan antara penawaran dan

permintaan atas dana dalam perekonomian. Tingkat bunga cenderung naik

ketika permintaan akan dana lebih besar daripada penawaran, dan

sebaliknya.

2. Inflasi

Inflasi adalah kenaikan umum harga barang dan jasa dalam

perekonomian. Tingkat bunga biasanya meningkat untuk mengimbangi

4
H. Ardiansyah. Pengaruh Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.
Jurnal Pendidikan Ekonomi, 2017, h.5(3). https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jupe/arti
cle/view/20601

5
inflasi. Lembaga keuangan ingin memastikan bahwa tingkat bunga yang

mereka tetapkan mencerminkan tingkat inflasi sehingga nilai riil dari

pinjaman atau simpanan tetap konsisten dari waktu ke waktu.

3. Risiko

Tingkat bunga juga mencerminkan tingkat risiko dari pinjaman atau

investasi. Semakin tinggi risiko yang terlibat, semakin tinggi tingkat bunga

yang diminta oleh pemberi pinjaman untuk mengkompensasi risiko

tersebut.

4. Kebijakan moneter

Otoritas moneter, seperti bank sentral, memainkan peran penting dalam

menetapkan tingkat bunga melalui kebijakan moneter. Misalnya, bank

sentral dapat menaikkan tingkat bunga acuan untuk mengendalikan inflasi

atau menurunkannya untuk merangsang pertumbuhan ekonom.

5. Waktu dan nilai uang

Konsep waktu nilai uang menyatakan bahwa nilai uang pada masa

mendatang kurang dari nilai uang pada masa sekarang. Oleh karena itu,

pemberi pinjaman meminta imbalan (dalam bentuk bunga) atas penundaan

penggunaan dana mereka.

6. Efisiensi alokasi sumber daya

Bunga juga berperan dalam alokasi sumber daya ekonomi dengan cara

mendorong investasi dalam sektor yang menghasilkan hasil tertinggi.

6
Tingkat bunga yang lebih tinggi dapat mendorong tabungan dan investasi,

sementara tingkat yang lebih rendah dapat merangsang pengeluaran

konsumen.

Dengan demikian, bunga dalam perekonomian adalah refleksi dari berbagai

faktor ekonomi dan kebijakan yang mempengaruhi harga dana, serta merupakan

instrumen penting dalam pengaturan aktivitas ekonomi.5

C. Perekonomian Tanpa Bunga

Perekonomian tanpa bunga merupakan konsep ekonomi di mana sistem

keuangan dan moneter didesain tanpa adanya bunga atau riba. Konsep ini memiliki

akar dalam prinsip-prinsip agama tertentu, seperti Islam, di mana riba dianggap

sebagai haram atau tidak diperbolehkan.

Dalam perekonomian tanpa bunga, transaksi keuangan dilakukan dengan

menggunakan model yang tidak melibatkan pembayaran atau penerimaan bunga.

Beberapa prinsip yang mungkin digunakan dalam perekonomian tanpa bunga

meliputi:6

1. Bagi hasil.

Transaksi keuangan didasarkan pada prinsip bagi hasil, di mana pihak

yang memberikan modal akan mendapatkan bagian dari keuntungan atau

5
Astuty, P., & Rizqia, A. (2021). Pengaruh Modal Asing, Kurs, Inflasi, Suku Bunga
Dan Indeks Saham Terhadap Kapitalisasi Pasar Modal Indonesia. Journal Economics and
Strategy, 2021, h. 19–28. https://doi.org/10.36490/jes.v2i2.209
6
M. Umer Chapra, Sistem Moneter Islam, (Jakarta: GemaInsani Press, 2000), h.35.

7
hasil yang dihasilkan dari penggunaan modal tersebut. Ini sering digunakan

dalam pembiayaan proyek atau investasi dalam bentuk modal ventura.

2. Ijarah (Sewa)

Transaksi dapat dilakukan melalui sistem sewa atau ijarah, di mana

seseorang dapat menggunakan barang atau aset dengan membayar sewa

tetap tanpa adanya bunga. Contohnya adalah sewa rumah atau kendaraan.

3. Murabahah

Ini adalah metode penjualan dengan markup, di mana penjual

mengungkapkan biaya produksi barang atau aset bersama dengan

keuntungan yang diinginkan. Pembeli setuju untuk membayar jumlah total

dalam pembayaran cicilan tetap tanpa adanya bunga tambahan.

4. Waqaf

Prinsip wakaf melibatkan pengalihan kepemilikan aset kepada lembaga

amal atau masyarakat, yang kemudian menghasilkan pendapatan untuk

kepentingan umum. Ini bisa digunakan dalam konteks pembangunan

infrastruktur atau Pendidikan.

5. Mudharabah

Ini adalah bentuk kerja sama antara dua pihak di mana satu pihak

menyediakan modal dan pihak lainnya menyediakan tenaga kerja dan

manajemen. Keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.

8
Dalam perekonomian tanpa bunga, tujuan utama adalah memastikan distribusi

kekayaan dan pendapatan yang lebih adil serta menghindari eksploitasi atau

kesenjangan ekonomi yang disebabkan oleh sistem bunga konvensional.

Meskipun masih ada perdebatan tentang keefektifan dan kepraktisan model-model

ini, beberapa negara telah menerapkan prinsip-prinsip ini dalam sektor-sektor

tertentu, terutama di sektor keuangan Islam.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pertumbuhan ekonomi mengacu pada peningkatan dalam output barang dan

jasa dari suatu negara selama periode waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi

yang stabil dan berkelanjutan merupakan indikator kesehatan ekonomi suatu

negara.

Suku bunga mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan

ekonomi terutama dalam mobilisasi dana tabungan untuk investasi dan sebagai

instrumen utama kebijakan moneter hanyalah mitos dan artifisial yang

dikembangkan oleh kaum kapitalis untuk mempertahankan dominasinya dalam

perekonomian.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono. 2013. Teori Pengantar Makro Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Kurniawan dan Made, Paulus. 2015. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro Edisi 1.

Yogyakarta: Andi Offset.

P. N. Courant, D. d. Purpis and P. O Steiner Lipsey. R. G. 1995. Pengantar

Makroekonomi Jilid Satu. Diterjemahkan oleh A. Jaka Wasana, Kirbrandoko,

dan Budijanto. Jakarta, Binarupa Aksara.

Ardiansyah, H. 2017. Pengaruh Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.

Jurnal Pendidikan Ekonomi, 5(3).

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jupe/arti cle/view/20601

Astuty, P., & Rizqia, A. (2021). Pengaruh Modal Asing, Kurs, Inflasi, Suku Bunga Dan

Indeks Saham Terhadap Kapitalisasi Pasar Modal Indonesia. Journal

Economics and Strategy, 2021, h. 19–28. https://doi.org/10.36490/jes.v2i2.209

Chapra, M. Umer. 2000. Sistem Moneter Islam. Jakarta: GemaInsani Press.

11

Anda mungkin juga menyukai