Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah yang maha megetahui dan maha bijaksana yang telah ember
petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya dan hanya kepada-Nya. Salawat serta
salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang membimbing umat
nya degan suri tauladan-Nya yang baik .

Dan segalah Syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan


anugrah,kesempatan dan pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul Pemikiran Ekonomi Kaum Monetaris . makanlah ini merupakan
pengetahuan , semua ini di rangkup dalam makalah ini , agar pemahaman terhadap
permasalahan lebih mudah di pahami dan lebih singkat dan akurat .
Diharapkan pembaca dapat mengkaji berbagai permasalahan tentang pemikiran
ekonomi kaum monetaris,kami penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu proses pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaaat bagi kita semua.Terimakasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................1

DAFTAR ISI..........................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..................................................................3

A. Rumusan masalah ..........................................................................3

B. Tujuan..............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

Pemikiran Ekonomi kaum monetaris…………….………………….…...4

Perbedaan antara monetaris dan keynesia....………………….………4

Pokok pemikiran kaum monetaris...……..……………………………5


Jenis jenis kebijakan moneter…………………………….………...…7

BAB III PENUTUP

Jurnal

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Monetaris mengacu pada ekonom yang memiliki keyakinan kuat bahwa perubahan
jumlah uang beredar adalah penentu utama kinerja ekonomi dan perilaku siklus bisnis.
Dalam argumen mereka, kesehatan ekonomi suatu negara tergantung pada suplai
moneter atau uang. Dari sana, muncul kebijakan moneter.

Ketika jumlah uang beredar meningkat, ekonomi akan tumbuh, dan jika jumlah uang
beredar menyusut, maka pertumbuhan ekonomi akan melemah. Oleh karena itu,
mereka memandang kebijakan moneter sebagai alat yang lebih efektif untuk
mempengaruhi kegiatan ekonomi. Monetaris menganjurkan penggunaan kebijakan
moneter alih-alih kebijakan fiskal untuk mengendalikan siklus dalam PDB riil, inflasi,
dan lapangan kerja.

Rumusan masalah

1.Apa saja pendapat yang di kemukakan para ekonom mengenai monetaris

2.Kebijakan apa saja yang di terapkan para ekonom di dalam monetaris

Tujuan penelitian

Mencari tahu serta memahami apa itu monetaris serta kebijakan kebijakan yang di
keluarkan oleh para ekonom penganut monetaris.

3
BAB II
PEMBAHASAN

PEMIKIRAN EKONOMI KAUM MONETARIS

Monetaris mengacu pada ekonom yang memiliki keyakinan kuat bahwa perubahan
jumlah uang beredar adalah penentu utama kinerja ekonomi dan perilaku siklus bisnis.
Dalam argumen mereka, kesehatan ekonomi suatu negara tergantung pada suplai
moneter atau uang. Dari sana, muncul kebijakan moneter.

Ketika jumlah uang beredar meningkat, ekonomi akan tumbuh, dan jika jumlah uang
beredar menyusut, maka pertumbuhan ekonomi akan melemah. Oleh karena itu,
mereka memandang kebijakan moneter sebagai alat yang lebih efektif untuk
mempengaruhi kegiatan ekonomi. Monetaris menganjurkan penggunaan kebijakan
moneter alih-alih kebijakan fiskal untuk mengendalikan siklus dalam PDB riil, inflasi,
dan lapangan kerja.

Perbedaan antara Monetaris dan Keynesian

Monetarisme adalah sekolah populer dalam ekonomi makro selain Keynesian.


Sederhananya, untuk mempengaruhi ekonomi, para moneteris merekomendasikan
untuk mengendalikan uang dalam perekonomian. Sementara itu, ekonomi Keynesian
mengusulkan intervensi fiskal, yaitu pengeluaran pemerintah dan pajak.

Pandangan moneter menginspirasi kebijakan moneter. Sementara itu, pandangan


Keynesian menginspirasi kebijakan fiskal.

4
Keduanya penting untuk mempengaruhi permintaan agregat. Sementara pemerintah
bertanggung jawab atas kebijakan fiskal, bank sentral bertanggung jawab untuk
menerapkan kebijakan moneter.

Saat ini, Monetarisme terutama dikaitkan dengan ekonom pemenang Hadiah Nobel,
Milton Friedman. Ia dianggap sebagai bapak Monetarisme. Dia menerima Hadiah
Nobel 1976 untuk penelitiannya tentang analisis konsumsi, sejarah moneter, dan teori,
serta kompleksitas kebijakan stabilisasi.

Sementara itu, John Maynard Keynes adalah bapak ekonomi Keynesian. Dia
mengajukan idenya sebagai jalan keluar dari Depresi Hebat, yang terjadi pada 1930-an.

POKOK PEMIKIRAN ALIRAN MONETARIS

Selama tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, di bawah pimpinan ekonom terkenal
Milton Friedman dari Chicago University (kini hijrah ke Stanford University) telah
berkembang suatu aliran pemikiran (school of thought) di dalam makroekonomi yang
dikenal sebagai aliran moneteris (monetarism). Para ekonom dari aliran moneteris ini
menyerang pandangan dari aliran Keynesian, terutama menyangkut penentuan
pendapatan yang dinilai oleh mereka sebagai tidak benar. Kaum moneteris
menghendaki agar analisis tentang penentuan pendapatan memberi penekanan pada
pentingnya peranan jumlah uang beredar (money supply) di dalam perekonomian.
Perdebatan yang lain menyangkut : efektifitas antara kebijakan fiskal dan kebijakan
moneter, peranan kebijakan pemerintah, dan tentang kurva Phillips (kurva yang
menunjukkan bahwa hubungan antara pengangguran dan inflasi adalah saling
berkebalikan).
Bagi kaum moneteris, jumlah uang beredar merupakan faktor penentu utama dari
tingkat kegiatan ekonomi dan harga-harga di dalam suatu perekonomian. Dalam

5
jangka pendek (short run), jumlah uang beredar mempengaruhi tingkat output dan
kesempatan kerja; sedangkan dalam jangka panjang (long run) jumlah uang beredar
mempengaruhi tingkat harga atau inflasi. Menurut Milton Friedman “inflasi ada di
mana saja dan selalu merupakan fenomena moneter”. Pertumbuhan moneter atau
uang beredar yang berlebihan dalam hal ini bertanggung jawab atas timbulnya inflasi,
dan pertumbuhan moneter yang tidak stabil bertanggung jawab atas timbulnya
gejolak atau fluktuasi ekonomi. Oleh karena pertumbuhan moneter sangat
berpengaruh terhadap variabilitas, baik variabilitas dalam tingkat harga maupun
pertumbuhan output (GNP), maka kebijakan moneter yang diambil pemerintah
sedapat mungkin haruslah dapat menjamin terciptanya suatu tingkat pertumbuhan
moneter atau jumlah uang beredar yang konstan dan tetap terkendali pada tingkat
yang rendah.Adapun gagasan pokok dari aliran moneteris yang dianggap penting di
antaranya adalah Sektor atau perekonomian swasta pada dasarnya adalah
stabil.Kebijakan makroekonomi aktif seperti kebijakan fiskal dan moneter hanya akan
membuat keadaan perekonomian menjadi lebih buruk. Bahkan secara ekstrim mereka
mengatakan bahwa “kebijakan makroekonomi yang aktif itu lebih merupakan bagian
dari masalah, dan bukan bagian dari solusi”

Dengan perkataan lain, kaum moneteris menghendaki suatu peran atau campur tangan
pemerintah yang seminimum mungkin di dalam perekonomian.Seperti halnya
dengan aliran Klasik, kaum moneteris berpendapat bahwa harga-harga dan upah di
dalam perekonomian adalah relatif fleksibel, yang akan menjamin keadaan
keseimbangan di dalam perekonomian selalu bisa diwujudkan.Jumlah uang beredar
merupakan faktor penentu yang sangat penting dari tingkat kegiatan ekonomi secara
keseluruhan.Berbagai pendapat atau gagasan kaum moneteris di atas, memiliki
implikasi kebijakan yang penting yaitu:

6
1. Stabilitas di dalam pertumbuhan jumlah uang beredarlah yang merupakan kunci
dari stabilitas makroekonomi, dan bukan kebijakan makroekonomi aktif yang
menimbulkan fluktuasi dalam pertumbuhan jumlah uang beredar yang menjadi
penentu kestabilan makroekonomi.

2. Kebijakan fiskal itu sendiri memiliki pengaruh sistematis yang sangat kecil, baik
terhadap pendapatan nasional riil maupun pendapatan nasional nominal; dan bahwa
kebijakan fiskal (fiscal policy) bukanlah suatu sarana atau alat stabilisasi yang efektif.

Jenis kebijakan moneter

Bank sentral melakukan kebijakan moneter untuk mempengaruhi jumlah uang beredar
dan ketersediaan kredit dalam perekonomian. Untuk implementasi, bank sentral
menggunakan beberapa instrumen, termasuk suku bunga kebijakan, operasi pasar
terbuka, dan rasio cadangan wajib.

Berdasarkan tujuannya, dua jenis kebijakan moneter: kontraksi dan ekspansif.

Kebijakan moneter kontraktif

Bank sentral menerapkan kebijakan moneter kontraktif untuk memoderasi


pertumbuhan ekonomi dengan mengurangi tingkat pertumbuhan jumlah uang beredar.
Kebijakan seperti itu diperlukan ketika ekonomi terlalu panas dan untuk menghindari
hiperinflasi. Itu bisa dilakukan melalui:

 Kenaikan suku bunga kebijakan. Itu membuat biaya pinjaman lebih mahal,
mengurangi minat konsumen dan bisnis dalam mengajukan pinjaman baru untuk
membeli barang dan jasa.

7
 Menggelar operasi pasar dengan menjual surat berharga pemerintah. Uang
berpindah dari bank komersial ke bank sentral. Bank komersial memiliki lebih sedikit
uang untuk dipinjamkan. Likuiditas yang ketat dan mendorong suku bunga naik.

 Meningkatkan rasio cadangan wajib. Bank harus menyisihkan porsi deposit yang
lebih besar sebagai cadangan sehingga mengurangi jumlah yang dapat mereka
pinjamkan.

Ketiganya berkontribusi untuk mengurangi tingkat jumlah uang beredar dan


melemahnya permintaan agregat. Melemahnya permintaan agregat menyebabkan
pertumbuhan ekonomi lebih lambat, inflasi yang lebih moderat, dan meningkatnya
pengangguran.

Kebijakan moneter ekspansif

Bank sentral melakukan kebijakan ekspansi untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.


Kebijakan ini cocok ketika ekonomi lemah atau resesi karena penurunan permintaan
agregat. Untuk mendorong perekonomian, bank sentral melonggarkan kebijakan
moneternya melalui:

 Pemotongan suku bunga kebijakan. Sekarang, biaya pinjaman lebih murah.


Konsumen sangat ingin mengajukan pinjaman baru untuk membiayai pembelian
beberapa barang dan jasa, terutama barang tahan lama. Untuk bisnis, biaya yang lebih
rendah membuat investasi dalam barang modal seperti mesin dan peralatan lebih
menguntungkan.

 Menggelar operasi pasar dengan membeli sekuritas pemerintah yang dipegang


oleh bank komersial. Uang bergerak dari bank sentral ke bank komersial. Dengan
lebih banyak uang, bank komersial dapat menghasilkan lebih banyak pinjaman baru.

8
 Menurunkan rasio cadangan wajib. Sekarang, bank menyimpang lebih sedikit
deposito sebagai cadangan. Bank memiliki lebih banyak uang untuk dipinjamkan.

Pelonggaran di atas pada akhirnya meningkatkan permintaan agregat. Meningkatnya


permintaan merangsang bisnis untuk meningkatkan output. Permintaan agregat yang
lebih kuat mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi pengangguran karena
bisnis meningkatkan produksi dan menyerap lebih banyak tenaga kerja. Ini juga
meningkatkan tekanan inflasi bersama dengan langkah-langkah bisnis untuk
menaikkan harga jual untuk mengimbangi kenaikan biaya produksi.

Pandangan Monetaris tentang inflasi

Monetaris percaya tekanan inflasi tinggi terjadi jika jumlah uang beredar tumbuh lebih
cepat daripada output riil. Dalam kondisi ini, lebih banyak uang mengejar lebih sedikit
barang.

Mereka berpendapat bahwa inflasi selalu ada di mana-mana, dan ini adalah fenomena
moneter. Dalam arti tertentu, inflasi dapat berubah melalui intervensi pada jumlah uang
beredar.

Teori kuantitas uang mendefinisikan hubungan antara jumlah uang beredar (M) dan
peredaran atau velositasnya (V) dengan inflasi (harga agregat atau P) dan output riil
(Y).

MxV=PxY

Velositas uang diasumsikan konstan karena perubahannya memakan waktu lama dan
tergantung pada teknologi dan inovasi keuangan di suatu negara. Dengan asumsi ini,

9
kita tahu bahwa ketika jumlah uang beredar naik (M), ia membawa dua konsekuensi:
kenaikan harga, output riil, atau kombinasi keduanya.

10

Anda mungkin juga menyukai