Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEBIJAKAN STABILISASI

DISUSUN OLEH:
Nama : Wulan Alexandra Bita
NIM : B1C121324
Dosen Pengajar : LA Tondi, S.E., MSi.

AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALUOLEO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya,saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul "Kebijakan stabilisasi" dengan tepat waktu.Makalah disusun
untuk memenuhi tugas Mata kuliah PENGANTAR ILMU EKONOMI
MAKRO. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang betapa pentingnya Kebijakan Stabilisasi bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak LA Tondi, S.E.,
MSi. selaku Dosen Mata Kuliah PENGANTAR ILMU EKONOMI
MAKRO. Oleh karenanya lah saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya juga menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 7 OKTOBER 2022

Wulan Alexandra Bita


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................I
1.1 Latar Belakang ..........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................1
1.3 Tujuan Masalah..........................................................................2
BAB II PERMASALAHAN....................................................................3
2.1 Apa itu Kebijakan Stabilisasi.....................................................3
2.2 Apa yang menyebabkan stabilitas..............................................3
2.3 Apa Penetapan Target Inflasi.....................................................4
BAB III PENUTUP..................................................................................5
3.1 Kesimpulan...............................................................................5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kebijakan stabilisasi adalah seperangkat instrumen fiskal dan moneter yang


diterapkan oleh penguasa untuk mengendalikan tingkat inflasi dan pengangguran
dalam suatu perekonomian. Tujuan dari kebijakan stabilisasi adalah untuk
menghindari fluktuasi yang terjadi pada variabel ekonomi yang berbeda, seperti
upah, harga, dll.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.Apa itu Kebijakan Stabilisasi?
2.Apa yang menyebabkan stabilitasi?
3. Apa Penetapan Target Inflasi?

1.3 TUJUAN MASALAH


1. Untuk mengetahui apa itu Kebijakan Stabilisasi
2. Untuk mengetahui Apa yang menyebabkan stabilitas
3. Untuk mengetahui Apa Penetapan Target Inflasi

BAB II
PEMBAHASAAN
2.1 Apa itu Kebijakan Stabilisasi
William McChesney Martin, memandang perekonomian tidak
stabil secarainheren. Mereka berpendapat bahwa perekonomian sering
mengalami guncangan pada penawaran agregat dan permintaan agregat.
Kecuali para pembuat kebijakanmenggunakan kebijakan moneter dari fiskal
untuk menstabilkan perekonomian. Ekonom lain, seperti Milton Friedman,
memandang perekonomian stabil secaraalamiah. Mereka menyalahkan
kebijakan ekonomi yang buruk yang menimbulkanfluktuasi besar dan tidak
efisien yang kadang-kadang kita alami. Mereka berpendapat bahwa
kebijakan ekonomi seharusnya tidak berusaha ―menyetel‖ perekonomian.
Akan lebih baik apabila para pembuat kebijakan menyadari kemampuan
mereka yangterbatas dari merasa puas jika mereka tidak melakukan sesuatu
yang merugikan.
A. Apakah Kebijakan Seharusnya Aktif atau Pasif?
Kebijakan moneter dan fiskal bisa menimbulkan dampak yang
cukup kuatterhadap perrnintaan agregat dan, karenanya juga pada inflasi
dan pengangguran. Meskipun pemerintah telah lama menjalankan kebijakan
moneter dan fiskal, pandangan bahwa seharusnya pemerintah menggunakan
instrumen kebijakan iniuntuk mencoba menstabilkan perekonomian masih
cukup baru. Undang-UndangKetenagakerjaan tahun l946 adalah bagian
penting dari peraturan yang mengarahkan pemerintah untuk memperhatikan
kinerja makro ekonominya. Undang-undang itu
menyatakan bahwa ―kebijakan dan tanggung jawab itu akan terus
dijalankan
Pemerintah Federal untuk mempromosikan kesempatan kerja penuh (full
employment)dan produksi. Bagi banyak ekonom, masalah kebijakan
pemerintah yang aktif adalah jelasdan sederhana. Resesi merupakan periode
pengangguran tinggi, pendapatan rendah,dan peningkatan tekanan ekonomi.
Model perrnintaan agregat dan penawaran agregatmenunjukkan bagaimana
guncangan terhadap perekonomian bisa menimbulkan resesi.Model tersebut
juga menunjukkan bagaimana kebijakan fiskal dan moneter bisamencegah
(atau setidaknya mengurangi) resesi dengan menanggapi guncangan
ini.Para ekonom menganggap terjadinya pemborosan bila instrumen
kebijakan ini tidakdigunakan untuk menstabilkan perekonomian. Jika
model kita menunjukkan cara mencegah atau menurunkan tekanan
resesi,mengapa para kritikus ini meminta pemerintah tidak menggunakan
kebijakan fiskaldan moneter untuk stabilisasi ekonomi? Untuk
mengetahuinya, simaklah sebagian dari pendapat mereka.
B. Akibat Lambannya Implementasi dan Dampak Kebijakan
1)Stabilisasi ekonomi akan mudah jika dampak kebijakan bersifat
langsung.
Kebijakan akan serupa dengan mengendarai mobil: para pembuat
kebijakanakan dengan mudah menyesuaikan instrumen mereka untuk
menjaga perekonomiantetap berada pada jaluryang diinginkan.
2) Para ekonom membedakan dua kelambanan dalam pelaksanaan
kebijakanstabilitas tersebut:
Kelambanan dalam dan kelambanan luar. Kelambanan dalam (inside
lags) adalah waktu antara guncangan terhadap perekonomian dan tindakan
kebijakan dalammenghadapinya. Kelambanan ini munculkarena para
pembuat kebijakanmembutuhkan waktu untukmenyadari bahwa
sebuahguncangan telah terjadi dan kemudian mengeluarkankebijakan yang
tepat. Kelambanan luar (outside lags) adalah waktu antara tindakan
kebijakan dan pengaruhnya terhadap perekonomian. Kelambanan ini
muncul karena kebijakan yangdibuat tidak segera mempengaruhi
pengeluaran, pendapatan, dan kesempatan kerja. Kelambanan dalam yang
panjang adalah masalah sentral ketika kebijakanfiskal digunakan untuk
stabilisasi ekonomi. Proses legislatif yang lambat dan tidak praktis
seringkali menimbulkan penundaan, yang membuat kebijakan fiskal
menjadisarana yang tidak ampuh untuk menstabilkan perekonomian.
Kelamban lebih pendekdi negara-negara dengan sistem parlementer, seperti
Inggris, karena partai berkuasaseringkali dapat dengan cepat melakukan
perubahan kebijakan. Kebijakan moneter memiliki kelambanan dalam yang
jauh lebih pendekdaripada kebijakan fiskal. Kelambanan yang lama dan
berubah-ubah yang berkaitandengan kebijakan moral dan fiskal tentu saja
membuat stabilisasi perekonomianmenjadi lebih sulit. Para pendukung
kebijakan pasif berpendapat bahwa, karenakelambanan ini. kebijakan
stabilisasi nyaris dan mungkin berhasil. Para pendukungkebijakan aktif
berpendapat bahwa kelambanan seperti ituseharusnya menjadikan para
pembuat kebijakan berhati-hati. Namun mereka beranggapan, kelambanan
ini tidak berarti bahwa kebijakan seharusnya bersifat pasif sepenuhnya,
terutama dalammenghadapi kemerosotan ekonomi yang parah dan berlarut-
larut. Beberapa kebijakanyang disebut penstabil otomaris (automatic
stabilizers), dirancang untuk menurunkankelambanan yang terkait dengan
kebijakan stabilisasi. Penstabil otomaris adalahkebijakan yang mendorong
atau menekan perekonomian kerika diperlukan tanpaadanya perubahan
kebijakan yang disengaja.
3)Sulitnya Melakukan Peramalan Ekonomi
Karena kebijakan mempengaruhi perekonomian hanya setelah
kelambanan yang panjang, maka kebijakan stabilisasi yang berhasil
membutuhkan kemampuan untukmemprediksikan secara akurat kondisi
ekonomi masa depan. Tetapi sayangnya, perkembangan ekonomi seringkali
tidak dapat diprediksikan, setidaknyaberdasarkan pemahaman kita tentang
perekonomian saat ini. Salah satu cara yang digunakan para peramal
(forecasters) untuk melihat ke depanadalah dengan indikator utama (leading
indicators). Cara lain yang digunakan para peramal adalah dengan model
makroekonometrik yang telah dikembangkan olehlembaga-lembaga
pemerintah dan perusahaan-perusahaan swasta untuk peramalan dananalisis
kebijakan. Setelah membuat asumsi tentang jalur variabel eksogen,
kebijakanmoneter, seperti kebijakanfiskal, dan harga minyak, model ini
menghasilkan prediksitentang kesempatan kerja, inflasi, dan variabel-
variabel endogen lain. Namundemikian, ingatlah bahwa keabsahan prediksi
ini hanya sebaik modelnya dan asumsi para peramalnya tentang variabel-
variabel eksogen.
4)Ketidaktahuan, Ekspektasi, dan Kritik
Lucas Ekonom terkemuka Robert Lucas pernah menulis, ―Sebagai
penasehat, kitamemilikipengetahuan terbatas‖. Bahkan banyak penasehat
para pembuat kebijakan sepakat dengan pernyataan ini. Ilmu ekonomi
adalah ilmu baru, dan masih banyakyang tidak kita ketahui.Para ekonom
tidak dapat benar-benar yakin ketika merekamenilai dampak kebijakan-
kebijakan. Meskipun pengetahuan para ekonom tentang banyak topik
terbatas. Lucas menekankan isu bagaimana orang-orang membentuk
ekspektasi tentangmasa depan. Ekspektasi memainkan peran penting dalam
perekonomian karenamempengaruhi semua bentuk perilaku ekonomi.Lucas
berpendapat bahwa metode-metode evaluas kebijakan tradisional seperti
metode-metode yang mengandalkanmodel makro ekonometrik standar tidak
secara tepat memperhitungkan dampakkebijakan terhadap ekspektasi ini.
5)Catatan Sejarah
Dalam menilai apakah kebijakan pemerintah seharusnya memainkan
peran aktifatau pasif dalam perekonomian, kita harus meninjau catatan
sejarah. Jika perekonomian mengalami guncangan besar pada penawaran
agregat dan permintaanagregat, dan jika kebijakan berhasilmelindungi
perekonomian dari gucangan tersebut,maka jelas kasus ini untuk
kebijakanaktif. Sebaliknya, jika perekonomian mengalami sedikit
guncangan besar, dan jikafluktuasiyang kita amati dapat ditelusuri
mengarah pada kebijakan ekonomi yang tidak efektif,maka jelas kasus ini
untuk kebijakan pasif. Dengan kata lain, pandangan kita tentang
kebijakan stabilisasi seharusnya dipengaruhi oleh apakah kebijakan secara
historiss berdampak menstabilisasi dan mendestabilisasi. Namun sejarah
tidak menyelesaikan perdebatan tentang kebijakan stabilisasi. Menurut
mereka, para pembuat kebijakanseharusnya menanggapi ini agregat.
C.Apakah Stabilisasi Ekonomi merupakan Khayalan Data?
Dalam serangkaian makalah provokarif dan berpengaruh, ekonon
Christina Romer menantang penilaian terhadap catatan sejarah ini. Ia
berpendapat bahwa penurunanterukur dalam Volatilitas tidak
mencerminkan perkembangan dalam kebijakan dankinerja ekonomi, tapi
lebih merupakan perkembangan data ekonomi. Data yang lebihlama kurang
akurat daripada data yang lebih baru. Romer mengklaim
bahwatingginyavolatilitas pengangguran dan GDP riil yang dilaporkan
selama periode sebelum PerangDunia I adalah khayalan dari data tersebut.

2.2 Apa yang menyebabkan stabilitas


D.Apa yang menyebabkan stabilitas pada periode akhir ini? Ada
beberapa hipotesis:
 Perubahan struktur. Perekonomian AS saat ini lebih berbasis jasa alih-alih
industrimanufaktur, dan industri jasa kurang bergejolak dibandingkan
industri manufaktur. - Keberuntungan. Pada beberapa tahun ini,
perekonomian AS tidak harus berurusan dengan, misalnya, goncangan
penawaran sebesar yang terjadi di saat terjadigoncangan harga minyak
pada tahun 1970-an.
 Kebijakan yang tepat. Banyak ekonom memberikan pujian pada
AlanGreenspan. gubernur Bank Sentral AS antara tahun 1987 hingga
2006. Keputusannyatentang tingkat bunga dan jumlah uang beredar
menempatkan perekonomian di jalurnya, sehingga menghindari resesi dan
inflasi.Ketidakpercayaan terhadap ParaPembuat Kebijakan dan Proses
PolitikMeskipun pandangan ini lebih bersifat politisdibanding ekonomis,
mengevaluasinya menjadisangat penting dalam menilai perankebijakan
ekonomi. Jika para politisi tidak kompeten atauoportunis, tentunya kita
tidakingin memberi merekakebijaksanaan untuk menggunakan perangkat
kebijakanmoneter dan fiskal. Seorang presiden bisa menyebabkan resesi
tak lama setelah memerintahdengan menurunkan inflasi dan kemudian
mendorong perekonomian menjelang periode berikutnya untuk
menurunkan pengangguran: itulah sebabnya mengapa inflasidan
pengangguran menjadi rendah pada masa-masa kampanye. Manipulasi
ekonomiuntuk kepentingan pemilu, yang disebut siklus bisnis politik
(political business cycle),merupakan subjek penelitian ekstensif yang
dilakukan para ekonom dan pakar-pakar politik.Ketidakpercayaan
terhadap proses politik menyebabkan sebagian ekonommenganjurkan
penempatan kebijakan ekonomi di luar realitas politik.
Sebagianmenawarkan konstitusi, seperti amandemen anggaran-berimbang,
yang akanmenyarukan para pemberi undang-undang dan melindungi
perekonomian dariinkompetensi dan oportunisme.
E.Inkonsistensi Waktu dari Kebijakan Berdasarkan Kebijaksanaan
(Discretionary Policy)
Kebijakan ini berdasarkan pada kebijaksanaan, pada dasarnya bersifat
fleksibel.Sepanjang para pembuat kebijakan berlaku cerdas dan penuh kebajikan,
amat kecilalasan untuk menolak fleksiilisasi mereka dalam menanggapi kondisi-
kondisi yangsedang berubah. Masalahnya adalah munculnya inkonsistensi waktu
dari kebijakan. Inkonsistensi waktu dari kebijakan seringkali muncul dalam
kondisi lain.Berikut ini sajikan beberapa contohnya:
 Untuk mendorong investasi, pemerintah mengumumkan tidak akan
mengenakan pajak pendapatan dari modal. Namun setelah pabrik-pabrik
dibangun, pemerintah tergodauntuk mengingkari janjinya untuk
meningkatkan lebih banyak penerimaan pajak darimereka.
 Untuk mendorong riset, pemerintah mengumumkan akan memberikan
monopolisementara kepada perusahaan-perusahaan yang menemukan
obat-obatan baru. Namunsetelah obat ditemukan, pemerintah tergoda
untuk mencabut paten atau meregister hargaagar obat itu lebih terjangkau.
 Untuk mendorong perilaku yang baik, orang tua mengumumkan akan
menghukum anaksetiap kali melanggar aturan. Namun setelah si anak
melakukan kesalahan, orang tuatergoda untuk memaafkan kesalahan ini,
karena hukuman, bagaimanapun tidakmenyenangkan bagi orang tua
maupun anak.
 Untuk mendorong Anda bekerja keras, profesor Anda mengumumkan
bahwa kuliah iniakan berakhir dengan ujian. Namun setelah Anda kuliah
dan mempelajari semua bahan, profesor itu tergoda membatalkan ujian
karena ia enggan menilainya.Aturan Kebijakan MoneterSebagian ekonom,
yang disebut kelompok monetaris(monetarists) menganjurkan Fed agar
mempertahankan pertumbuhan jumlah uang beredar pada tingkat mapan.
Pernyataan Uton Friedman monetaris terkenal
diawal bab ini menggambarkan pandangan kebijakan moneter itu.
Kelompokmonetaris percaya bahwa fluktuag jumlah yang beredar bertanggung
jawab terhadap fluktuasiterbesar dalam perekonomian. Mereka berpendapat
bahwa pertumbuhan uang beredaryang lambat dan mapan akan menghasilkan
output, kesempatan kerja (employment),dan harga yang stabil. Meskipun aturan
kebijakan kelpmpok monetaris mencegah banyak fluktuasiekonomi yang pernah
kita alami sepanjang sejarah, sebagian besar ekonom percaya bahwa ini bukanlah
aturan kebijakan terbaik yang bisa diambil. Pertumbuhan mapandalam jumlah
uang yang beredar akan menstabilkan permintaan agregat hanya jika perputaran
uang stabil.
Aturan kebijakan kedua yang secara luas dianjurkan para ekonom adalah
penetapan sasaran GDP nominal. Di bawah peraturan ini Fed akan
mengumumkan jalur yangdirencanakan dari GPP nominal. Jika GDP nominal
naik melebihi target,Fedmenurunkan pertumbuhan uang untuk memperkecil
permintaan agregat. Jika GDP nominal berada di bawah target, Fed meningkatkan
pertumbuhan uang untukmendorong permintaan agregat. Aturan kebijakan ketiga
yang sering dianjurkan adalah penetapan sasaran inflasi. Di bawah peraturan ini,
Fed akan mengumumkan sasaran untuk tingkat inflasi(biasanyatingkat inflasi
rendah) dan kemudian menyesuaikan jumlah uang beredar ketika inflasiaktual
menyimpang dari sasarannya. Seperti penetapan sasaran GDP nominal, penetepan
sasaran inflasi melindungi perekonomian dari perubahanperputaran uang. Selain
itu, sasaran inflasi juga memiliki (keunggulan politik, yaitu lebih mudah untuk
dijelaskan kepada publik.

2.3 Apa Penetapan Target Inflasi


F.Penetapan Target Inflasi: Aturan atau Kebijaksanaan Terbatas?
Kadang-kadang penetapan target inflasi berupa bank sentral yang
mengumumkanmaksud kebijakannya. Pada waktu lain, penetapan target inflasi
berupa hukum nasional yangmencanangkan sasaran kebijakan moneter. Apakah
kita seharusnya menganggap penetapantarget inflasi sebagai bentuk komitmen
awal terhadap aturan kebijakan? Tidak perlu. Diseluruh negara yang telah
mengadopsi penetapan target inflasi bank sentral dianggap memilikisejumlah
kebijaksanaan yang adil. Target inflasi biasanya ditetapkan sebagai rentang

tingkat inflasi 1 sampai 3 persen.Mengingat fleksibilitas ini, apakah tujuan


dari penetapan target inflasi? Meskipun penetapantarget inflasi memperbolehkan
bank sentral menerapkankebijaksanaannya, kebijakan tersebut juga membatasi
bagaimana kebijaksanaan itu digunakan. Penetapan target inflasimeningkatkan
transparansi kebijakan moneter dan dengan melakukan hal itu, bank
sentralmenjadi lebih bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya.

G.Independensi Bank Sentral


Banyak peneliti telah menginvestigasi dampak dari rancangan
konstitusionalterhadapkebijakan moneter. Mereka telah mengkaji undang-undang
dan berbagai negara untukmembentukindeks independensi bank-sentral. Indeks
ini didasarkan pada berbagaikarakteristik, seperti lamanya rnasa jabatan para
bankir, peran pejabat-pejabat pemerintah pada dewan bank, dan frekuensi
bubungan antara pemerintah dan bank sentral. Para penelitilalu mengkaji korelasi
antara independensi bank-sentral dan kinerja makro ekonomi. Hasil dari studi ini
mengejutkan: bank sentral yang lebih independen sangat terkaitdengan inflasi
yang lebih rendah dan lebih stabil. Gambar 14-4 menunjukkan titik-titik
dariindependensi bank sentral dan inflasi rata-rata untuk periode 1955 sampai
1988. Negara-negara yang merniliki bank sentral independen, seperti Jerman,
Swiss, dan Amer2ikaSerikat,cenderung memiliki inflasi rata-rata yang rendah.
Negara-negara yang merniliki banksentral yang kurang independen, seperti
Selandia Baru dan Spanyol, cenderung memilikiinflasi rata-rata yang tinggi.

Inkonsistensi Waktu dan Tradeoff antara Inflasi dan PengangguranDengan


umenyatakan tingkat pengangguran, un tingkat pengangguran alami, tingkat
πinflasi, dan e tingkat inflasi yang diharapkan, pengangguran ditentukan dengan
πu = un – ( – e)α π π

Pengangguran menjadi rendah ketika inflasi yang diharapkan dan tinggi


ketika inflasi berada dibawah inflasi yang diharapkan.Fed menyukaipengangguran
yang rendah dan inflasiyang rendah. Anggaplah biaya pengangguran dan inflasi,
dalam persepsi Fed, bisaditunjukkan sebagai.

L(u, ) = u + 2π γ π

Di mana parameter menunjukkan seberapa besar Fed tidak menyukai


inflasi relatifterhadap ypengangguran. L(u)disebut fungsi rugi (loss function).
Tujuan Fed adalah membuat π kerugian sekecil mungkin.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Stabilitasi harga merupakan satu di antara fungsi penting dalam suatu
perekonomian. Stabilisasi merupakan fungsi pemerintah dalam
menciptakan kestabilan dalam ekonomi, politik, hukum, dan
keamanan.Stabilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya lonjakan harga yang dapat meresahkan masyarakat setelah
melakukan upaya pemantauan dan evaluasi perkembangan
harga.Pengelolaan stabilisasi pasokan dan harga pangan merupakan
kewajiban pemerintah yang diamanatkan dalam UU No.18 Tahun 2012
tentang Pangan. UU Pangan menyatakan bahwa sumber utama penyediaan
pangan nasional berasal dari produksi dalam negeri dan cadangan pangan
Nasional. Jika kedua sumber tersebut tidak mencukup, maka dapat dipenuhi
dari impor.

Anda mungkin juga menyukai