KEBIJAKAN STABILISASI
DISUSUN OLEH:
Nama : Wulan Alexandra Bita
NIM : B1C121324
Dosen Pengajar : LA Tondi, S.E., MSi.
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALUOLEO
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya,saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul "Kebijakan stabilisasi" dengan tepat waktu.Makalah disusun
untuk memenuhi tugas Mata kuliah PENGANTAR ILMU EKONOMI
MAKRO. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang betapa pentingnya Kebijakan Stabilisasi bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak LA Tondi, S.E.,
MSi. selaku Dosen Mata Kuliah PENGANTAR ILMU EKONOMI
MAKRO. Oleh karenanya lah saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya juga menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAAN
2.1 Apa itu Kebijakan Stabilisasi
William McChesney Martin, memandang perekonomian tidak
stabil secarainheren. Mereka berpendapat bahwa perekonomian sering
mengalami guncangan pada penawaran agregat dan permintaan agregat.
Kecuali para pembuat kebijakanmenggunakan kebijakan moneter dari fiskal
untuk menstabilkan perekonomian. Ekonom lain, seperti Milton Friedman,
memandang perekonomian stabil secaraalamiah. Mereka menyalahkan
kebijakan ekonomi yang buruk yang menimbulkanfluktuasi besar dan tidak
efisien yang kadang-kadang kita alami. Mereka berpendapat bahwa
kebijakan ekonomi seharusnya tidak berusaha ―menyetel‖ perekonomian.
Akan lebih baik apabila para pembuat kebijakan menyadari kemampuan
mereka yangterbatas dari merasa puas jika mereka tidak melakukan sesuatu
yang merugikan.
A. Apakah Kebijakan Seharusnya Aktif atau Pasif?
Kebijakan moneter dan fiskal bisa menimbulkan dampak yang
cukup kuatterhadap perrnintaan agregat dan, karenanya juga pada inflasi
dan pengangguran. Meskipun pemerintah telah lama menjalankan kebijakan
moneter dan fiskal, pandangan bahwa seharusnya pemerintah menggunakan
instrumen kebijakan iniuntuk mencoba menstabilkan perekonomian masih
cukup baru. Undang-UndangKetenagakerjaan tahun l946 adalah bagian
penting dari peraturan yang mengarahkan pemerintah untuk memperhatikan
kinerja makro ekonominya. Undang-undang itu
menyatakan bahwa ―kebijakan dan tanggung jawab itu akan terus
dijalankan
Pemerintah Federal untuk mempromosikan kesempatan kerja penuh (full
employment)dan produksi. Bagi banyak ekonom, masalah kebijakan
pemerintah yang aktif adalah jelasdan sederhana. Resesi merupakan periode
pengangguran tinggi, pendapatan rendah,dan peningkatan tekanan ekonomi.
Model perrnintaan agregat dan penawaran agregatmenunjukkan bagaimana
guncangan terhadap perekonomian bisa menimbulkan resesi.Model tersebut
juga menunjukkan bagaimana kebijakan fiskal dan moneter bisamencegah
(atau setidaknya mengurangi) resesi dengan menanggapi guncangan
ini.Para ekonom menganggap terjadinya pemborosan bila instrumen
kebijakan ini tidakdigunakan untuk menstabilkan perekonomian. Jika
model kita menunjukkan cara mencegah atau menurunkan tekanan
resesi,mengapa para kritikus ini meminta pemerintah tidak menggunakan
kebijakan fiskaldan moneter untuk stabilisasi ekonomi? Untuk
mengetahuinya, simaklah sebagian dari pendapat mereka.
B. Akibat Lambannya Implementasi dan Dampak Kebijakan
1)Stabilisasi ekonomi akan mudah jika dampak kebijakan bersifat
langsung.
Kebijakan akan serupa dengan mengendarai mobil: para pembuat
kebijakanakan dengan mudah menyesuaikan instrumen mereka untuk
menjaga perekonomiantetap berada pada jaluryang diinginkan.
2) Para ekonom membedakan dua kelambanan dalam pelaksanaan
kebijakanstabilitas tersebut:
Kelambanan dalam dan kelambanan luar. Kelambanan dalam (inside
lags) adalah waktu antara guncangan terhadap perekonomian dan tindakan
kebijakan dalammenghadapinya. Kelambanan ini munculkarena para
pembuat kebijakanmembutuhkan waktu untukmenyadari bahwa
sebuahguncangan telah terjadi dan kemudian mengeluarkankebijakan yang
tepat. Kelambanan luar (outside lags) adalah waktu antara tindakan
kebijakan dan pengaruhnya terhadap perekonomian. Kelambanan ini
muncul karena kebijakan yangdibuat tidak segera mempengaruhi
pengeluaran, pendapatan, dan kesempatan kerja. Kelambanan dalam yang
panjang adalah masalah sentral ketika kebijakanfiskal digunakan untuk
stabilisasi ekonomi. Proses legislatif yang lambat dan tidak praktis
seringkali menimbulkan penundaan, yang membuat kebijakan fiskal
menjadisarana yang tidak ampuh untuk menstabilkan perekonomian.
Kelamban lebih pendekdi negara-negara dengan sistem parlementer, seperti
Inggris, karena partai berkuasaseringkali dapat dengan cepat melakukan
perubahan kebijakan. Kebijakan moneter memiliki kelambanan dalam yang
jauh lebih pendekdaripada kebijakan fiskal. Kelambanan yang lama dan
berubah-ubah yang berkaitandengan kebijakan moral dan fiskal tentu saja
membuat stabilisasi perekonomianmenjadi lebih sulit. Para pendukung
kebijakan pasif berpendapat bahwa, karenakelambanan ini. kebijakan
stabilisasi nyaris dan mungkin berhasil. Para pendukungkebijakan aktif
berpendapat bahwa kelambanan seperti ituseharusnya menjadikan para
pembuat kebijakan berhati-hati. Namun mereka beranggapan, kelambanan
ini tidak berarti bahwa kebijakan seharusnya bersifat pasif sepenuhnya,
terutama dalammenghadapi kemerosotan ekonomi yang parah dan berlarut-
larut. Beberapa kebijakanyang disebut penstabil otomaris (automatic
stabilizers), dirancang untuk menurunkankelambanan yang terkait dengan
kebijakan stabilisasi. Penstabil otomaris adalahkebijakan yang mendorong
atau menekan perekonomian kerika diperlukan tanpaadanya perubahan
kebijakan yang disengaja.
3)Sulitnya Melakukan Peramalan Ekonomi
Karena kebijakan mempengaruhi perekonomian hanya setelah
kelambanan yang panjang, maka kebijakan stabilisasi yang berhasil
membutuhkan kemampuan untukmemprediksikan secara akurat kondisi
ekonomi masa depan. Tetapi sayangnya, perkembangan ekonomi seringkali
tidak dapat diprediksikan, setidaknyaberdasarkan pemahaman kita tentang
perekonomian saat ini. Salah satu cara yang digunakan para peramal
(forecasters) untuk melihat ke depanadalah dengan indikator utama (leading
indicators). Cara lain yang digunakan para peramal adalah dengan model
makroekonometrik yang telah dikembangkan olehlembaga-lembaga
pemerintah dan perusahaan-perusahaan swasta untuk peramalan dananalisis
kebijakan. Setelah membuat asumsi tentang jalur variabel eksogen,
kebijakanmoneter, seperti kebijakanfiskal, dan harga minyak, model ini
menghasilkan prediksitentang kesempatan kerja, inflasi, dan variabel-
variabel endogen lain. Namundemikian, ingatlah bahwa keabsahan prediksi
ini hanya sebaik modelnya dan asumsi para peramalnya tentang variabel-
variabel eksogen.
4)Ketidaktahuan, Ekspektasi, dan Kritik
Lucas Ekonom terkemuka Robert Lucas pernah menulis, ―Sebagai
penasehat, kitamemilikipengetahuan terbatas‖. Bahkan banyak penasehat
para pembuat kebijakan sepakat dengan pernyataan ini. Ilmu ekonomi
adalah ilmu baru, dan masih banyakyang tidak kita ketahui.Para ekonom
tidak dapat benar-benar yakin ketika merekamenilai dampak kebijakan-
kebijakan. Meskipun pengetahuan para ekonom tentang banyak topik
terbatas. Lucas menekankan isu bagaimana orang-orang membentuk
ekspektasi tentangmasa depan. Ekspektasi memainkan peran penting dalam
perekonomian karenamempengaruhi semua bentuk perilaku ekonomi.Lucas
berpendapat bahwa metode-metode evaluas kebijakan tradisional seperti
metode-metode yang mengandalkanmodel makro ekonometrik standar tidak
secara tepat memperhitungkan dampakkebijakan terhadap ekspektasi ini.
5)Catatan Sejarah
Dalam menilai apakah kebijakan pemerintah seharusnya memainkan
peran aktifatau pasif dalam perekonomian, kita harus meninjau catatan
sejarah. Jika perekonomian mengalami guncangan besar pada penawaran
agregat dan permintaanagregat, dan jika kebijakan berhasilmelindungi
perekonomian dari gucangan tersebut,maka jelas kasus ini untuk
kebijakanaktif. Sebaliknya, jika perekonomian mengalami sedikit
guncangan besar, dan jikafluktuasiyang kita amati dapat ditelusuri
mengarah pada kebijakan ekonomi yang tidak efektif,maka jelas kasus ini
untuk kebijakan pasif. Dengan kata lain, pandangan kita tentang
kebijakan stabilisasi seharusnya dipengaruhi oleh apakah kebijakan secara
historiss berdampak menstabilisasi dan mendestabilisasi. Namun sejarah
tidak menyelesaikan perdebatan tentang kebijakan stabilisasi. Menurut
mereka, para pembuat kebijakanseharusnya menanggapi ini agregat.
C.Apakah Stabilisasi Ekonomi merupakan Khayalan Data?
Dalam serangkaian makalah provokarif dan berpengaruh, ekonon
Christina Romer menantang penilaian terhadap catatan sejarah ini. Ia
berpendapat bahwa penurunanterukur dalam Volatilitas tidak
mencerminkan perkembangan dalam kebijakan dankinerja ekonomi, tapi
lebih merupakan perkembangan data ekonomi. Data yang lebihlama kurang
akurat daripada data yang lebih baru. Romer mengklaim
bahwatingginyavolatilitas pengangguran dan GDP riil yang dilaporkan
selama periode sebelum PerangDunia I adalah khayalan dari data tersebut.
L(u, ) = u + 2π γ π