Anda di halaman 1dari 7

KEWARGANEGARAAN

DISUSUN OLEH:
Nama : Wulan Alexandra Bita
NIM : B1C121324
KELAS : F

AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALUOLEO
2022
Tugas!
1.Yang dimaksud dengan Pelanggaran HAM Ringan dan berikan contoh
2.Yang dimaksud dengan Pelanggaran HAM Berat dan berikan contoh
3.Yang dimaksud dengan Pelanggaran HAM Sedang dan berikan contoh

Jawaban:
1.Pelanggaran HAM Ringan
pelanggaran HAM ringan bukan berupa kejahatan genosida atau kejahatan
kemanusiaan. Sehingga, kasus seperti penggusuran populasi, pelecehan anak,
pembunuhan seseorang, dan pembunuhan massal bukan termasuk pelanggaran HAM
ringan. Namun, termasuk pelanggaran HAM berat.
Meskipun disebut pelanggaran HAM ringan dan tidak mengancam nyawa.
Pelanggaran HAM ringan tetap harus ditangani karena dapat memberikan banyak
dampak buruk. Berikut adalah jenis dari kasus pelanggaran HAM ringan!
Berikut ciri-ciri HAM Ringan beserta Contohnya
 Fitnah
Fitnah merupakan contoh pelanggaran HAM ringan berupa tuduhan bohong
yang dikemukakan seseorang. Sanksi melakukan fitnah tercantum dalam Kitab
Undang-undang Hukum Pidana Pasal 311 ayat 1, yaitu: “Barangsiapa melakukan
kejahatan menista atau menista dengan tulisan, dalam hal ia diizinkan untuk
membuktikan tuduhannya itu, jika ia tiada dapat membuktikan dan jika tuduhan
itu dilakukannya sedang diketahuinya tidak benar, dihukum karena salah
memfitnah dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun.
 Menunjukkan kebencian
Menunjukkan kebencian terhadap seseorang, kelompok, ataupun lembaga,
termasuk ke dalam pelanggaran HAM ringan. Contohnya: Menghina seseorang
baik secara pribadi maupun di depan umum. Menunjukkan kebencian dengan
berkomentar buruk di media sosial seseorang. Menuliskan kebencian terhadap
seseorang di tempat yang bisa dibaca oleh umum.
 Pencurian
Pencurian yaitu mengambil barang yang bukan haknya. Pencurian termasuk ke
dalam pelanggaran HAM ringan karena tidak mengancam nyawa orang lain, tapi
memberikan kerugian.
 Kekerasan fisik yang sifatnya ringan
Kekerasan fisik yang sifatnya ringan (tidak membahayakan nyawa dan tidak
memberikan cedera fisik yang berat) juga merupakan pelanggaran HAM ringan.
 Menghalangi aspirasi orang lain
Menyampaikan pendapat dan aspirasi adalah HAM, selama penyampaiannya
sopan, tidak menyakiti, dan bukan merupakan pelanggara HAM lainnya. Contoh
perilaku menghalangi aspirasi adalah: Bersikap egois dan tidak mau
mendengarkan orang lain. Mengambil keputusan tanpa mendengar pendapat orang
lain ketika menjadi ketua suatu kelompok. Guru yang tidak memperbolehkan
muridnya berpendapat. Menghalangi seseorang untuk mengikuti pemilihan umum.
Orang tua yang memaksakan kehendaknya kepada anak dalam memilih jurusan
kuliah yang diinginkan.
 Diskriminasi
Diskriminasi merupakan bentuk pelanggaran HAM ringan yang sering terjadi,
bahkan dalam lingkugan sekolah sekalipun. Contoh diskriminasi adalah: Baca
juga: Sikap Toleransi dalam Keberagaman Bangsa Indonesia Melakukan kolusi
dan nepotisme dalam pekerjaan. Melakukan perundungan terhadap teman di
sekolah. Menganggu teman ketika sedang beribadah. Tidak memperbolehkan
seseorang dengan agama berbeda untuk melakukan ibadah. Tidak memberikan
semua anak kesempatan belajar dan bersekolah yang sama. Mengucilkan
seseorang hanya karena fisik, ras, agama, status sosial, maupun pandangannya
yang berbeda.
2.Pelanggaran HAM Berat
pelanggaran HAM berat adalah pelanggaran HAM sebagaimana dimaksud
dalam UU 26/2000 yang meliputi kejahatan genosida dan kejahatan terhadap
kemanusiaan.
 Bentuk-bentuk Pelanggaran HAM Berat
Sebagaimana telah diterangkan dalam sub-bab apa yang dimaksud dengan
pelanggaran HAM berat sebelumnya, di Indonesia bentuk pelanggaran HAM berat
adalah meliputi:
-Kejahatan genosida, yakni setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud
untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok
bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama, dengan cara:[4]
 membunuh anggota kelompok;
 mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-
anggota kelompok;
 menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan
kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya;
 memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di
dalam kelompok; atau
 memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok
lain.
 Kejahatan terhadap kemanusiaan, yakni salah satu perbuatan yang
dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang
diketahuinya bahwa serangan itu ditujukan secara langsung terhadap
penduduk sipil, berupa:[5]
 pembunuhan;
 pemusnahan;
 perbudakan;
 pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa;
 perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara
sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum
internasional;
 penyiksaan;
 perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan
kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk
kekerasan seksual lain yang setara;
 penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang
didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama,
jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal
yang dilarang menurut hukum internasional;
 penghilangan orang secara paksa; atau
 kejahatan apartheid.

Contoh pelanggaran HAM berat di Indonesia adalah kasus Abilio Jose Osorio
Soares yang dinyatakan telah melakukan pelanggaran HAM berat berupa
pembunuhan terhadap penduduk sipil pro kemerdekaan yang berada di provinsi
TK. I Timor Leste sebelum dilaksanakannya jajak pendapat untuk menentukan
nasib masa depan rakyat Timor-Timor di Dilli yang kasusnya diputus dalam
Putusan Mahkamah Agung Nomor 45 PK/Pid/Ham Ad Hoc/2004.
Dalam kasus tersebut, di pengadilan tingkat pertama, banding, dan kasasi,
terdakwa dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan pelanggaran
HAM berat berupa kejahatan terhadap kemanusiaan. Akan tetapi, Majelis Hakim
di tingkat Peninjauan Kembali kemudian menyatakan bahwa ia tidak terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana tersebut, dan ia
dibebaskan dari segala dakwaan.

3.Pelanggaran HAM Sedang


Pelanggaran hak asasi manusia atau HAM adalah setiap perbuatan seseorang
atau sekelompok orang termasuk aparat negara, baik sengaja maupun kelalaian
yang mengurangi hak asasi orang lain. Menurut pasal 1 angka 6 UU Nomor 39
tahun 1999, pelanggaran hak asasi manusia adalah adalah setiap perbuatan
seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun
tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi,
menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau
kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang ini, dan tidak mendapatkan,
atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan
benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku. Pelanggaran HAM di
Indonesia diatur dalam Undang-undang atau UU Nomor
Contoh Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia
1. Pembersihan PKI (1965-1966)
kasus pelanggaran di indonesia di masa pki 1965 Berkaitan dengan dibunuhnya
30 jenderal dalam peristiwa 30 September 1965 (G30S/PKI), pemerintahan
Orde Baru menuding PKI sebagai biang keroknya.Pada saat itu, pemerintah
melakukan operasi pembersihan PKI dan simpatisannya untuk membubarkan
organisasi komunis tersebut.Komnas HAM memperkirakan ada sekitar 500 ribu
hingga 3 juta warga tewas terbunuh dalam operasi tersebut.

2. Penembakan Misterius (1982-1986)


Kasus penembakan misterius (Petrus) alias operasi clurit merupakan operasi
rahasia yang dilakukan pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.Operasi
tersebut berdalih untuk menekan tingkat kejahatan yang begitu tinggi pada saat
itu.Secara umum, operasi ini merupakan penangkapan dan pembunuhan
terhadap orang-orang yang diduga mengganggu ketenteraman
masyarakat.Hingga saat ini, pelakunya tidak pernah tertangkap dan tidak pernah
diadili.

3. Tragedi Talangsari (1989)


Tragedi Talangsari yang terjadi di Lampung pada 7 Februari 1989 termasuk dalam
salah satu pelanggaran HAM berat di Indonesia.Pada masa tersebut Soeharto
mengadakan program Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila(P-4).
Program ini banyak menyasar masyarakat Islam yang kritis terhadap pemerintahan
Orde Baru.Sampai akhirnya hal tersebut memancing reaksi kelompok Islam di
Indonesia, termasuk kelompok Warsidi di Lampung.Akhirnya kelompok Warsidi
dituduh radikal dan mendapat perlakuan represif dari militer serta polisi yang
menyebabkan tragedi pembantaian.Dalam tragedi tersebut, ada sekitar 130 orang
tewas dan 229 dianiaya.

4. Tragedi Rumoh Geudong, Aceh (1989-1998)


Tragedi Rumoh Geudong merupakan sebuah tragedi penyiksaan oleh aparat
TNI terhadap masyarakat Aceh selama masa konflik Aceh.Salah satu kasus
pelanggaran HAM di Indonesia ini terjadi di sebuah rumah tradisional Aceh
yang merupakan markas TNI di desa Billie.Rumah tersebut menjadi tempat
penyiksaan kejam saat konflik tersebut berkecamuk.
5. Pembunuhan Marsinah (1993)
pembunuhan marsinah.Marsinah adalah seorang buruh pabrik dan aktivis pada
zaman Orde Baru yang tewas karena penyiksaan.Pada tanggal 3-4 Mei 1998,
Marsinah beserta rekan-rekannya melakukan demonstrasi karena pabrik tempatnya
bekerja tidak menaikkan upah sesuai edaran gubernur Jawa Timur.Pada siang
tanggal 5 Mei, 13 teman Marsinah ditangkap Kodim Sidoarjo atas tuduhan
penghasutan kepada para buruh agar tidak masuk kerja.Rekan-rekannya mendapat
paksaan untuk mengundurkan diri. Marsinah pun datang ke Kodim untuk
menanyakan di mana keberadaan rekan-rekannya.Malamnya, Marsinah
menghilang dan tidak ada yang tahu keberadaannya.Marsinah baru ditemukan
pada tanggal 8 Mei 1993 dalam kead

Anda mungkin juga menyukai