Anda di halaman 1dari 2

Tugas :1

Mata Kuliah : Tindak Pidana Khusus


Dosen : Chermansah, S.H., M.H
Nama : Fauzul Mona
NIM : 0416536087
Program Studi : Ilmu Hukum

Kepada yang terhormat Bapak Dosen yang saya hormati, izin untuk menanggapi soal dalam
tugas 1 yaitu “Adakah relevansi tindak pidana terorisme dan tindak pidana pelanggaran HAM
berat?”
Pelanggaran berat atau yang dikenal dengan “gross violation of human rights” atau
“greaves breachs of human rights” sebagaimana telah disebut secara eksplisit dalam Konvernsi
Jenawa 1999 tentang Hak Asasi Manusia (UU HAM). Di dalam Statuta Roma 1998 sebutan
tersebut ada padanannya tetapi dengan istilah lain, yaitu “the most serious crimes of concern
to the international community as a whole”.
Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi
Manusia (UU Pengadilan HAM) mengatur Pelanggaran HAM Berat dalam hukum
internasional diatur dalam International Criminal Court (ICC), Pasal 5 ICC menyebutkan
jenis-jenis pelanggaran HAM Berat, antara lain:
1. Genocide atau Genosida;
2. Crimes against humanity atau Kejahatan Terhadap Kemanusiaan;
3. Crimes of war atau Kejahatan Perang;
4. Agression atau Agresi.

Sedangkan di dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 menyebutkan jenis-jenis


pelanggaran HAM Berat adalah Genosida dan Kejahatan Kemanusaiaan (Pasal 7).
Genosida dalam UU Pengadilan HAM mendefinisikan Genosida merupakan setiap
perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh
atau sebagaian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama, dengan cara
membunuh anggota kelompok tersebut, mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang
berat terhadap anggota-anggota kelompok, menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang
akan mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya, memaksakan
tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok atau memindahkan
secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.
Kejahatan terhadap kemanusiaan sendiri didefinisikan merupakan perbuatan kejahatan
terhadap kemanusiaan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau
sistematik yang diketahui bahwa serangan tersebut secara langsung terhadap penduduk
sipil berupa pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, pengusiran atau pemidanaan penduduk
secara paksa, perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara
sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum internasional,
penyiksaan, perkosaan, perbudakan seks (prostitus), penganiayaan terhadap suatu kelompok
tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis,
budaya, agama, jenis k elamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal
yang dilarang menurut hukum internasional, penghilangan orang secara paksa atau kejahatan
apartheid
Paul Wilkinson mendefinisikan terorisme adalah aksi teror yang dilakukan secara
sistematis, rapi, dan dilakukan oleh organisasi tertentu. Sedangkan UU Pengadilan HAM
menjelaskan bahwa terorisme mengandung arti sebagai penggunaan atau ancaman tindakan
dengan ciri-ciri aksi yang melibatkan kekerasan serius terhadap seseorang atau yang
menyebabkan kerugian berat pada harta benda, membahayakan kehidupan seseorang, bukan
kehidupan orang yang melakukan tindakan, menciptakan resiko serius bagi kesehatan atau
keselamatan public atau bagian tertentu dari publik atau didesain secara serius untuk campur
tangan atau mengganggu sistem elektronik. Kemudian penggunaan ancaman atau didesain
untuk mempengaruhi pemerintah atau mengintimidasi public atau bagian tertentu dari publik,
penggunaan atau ancaman dibuat dengan tujuan menjapai tujuan polotik, agama, atau idiologi,
dan penggunaan atau ancaman yang masuk dalam kegiatan yang melibatkan penggunaan
senjata api atau bahan peledak yang i
Maka dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat relevansi terhadap
terorisme dengan pelanggaran HAM Berat yaitu adanya serangan yang sistematis atau meluas
sehingga menimbulkan terlukanya seseorang atau hingga menyebabkan kematian terhadap
seseorang. Akan tetapi, terorisme tidak dapat dikatakan dalam kejahatan kemanusiaan, karena
terorisme bersifat serangan psikologis dan targetnya bukanlah penduduk sipil sebagai alat
untuk mengancam pemerintah agar mau menuruti kemauan si pelaku. Sedangkan dalam
Kejahatan Kemanusiaan ada karakteristik yang tidak ada dalam karakteristik teroris yaitu with
knowledge of the attack yaitu mensyaratkan supaya dikatakan kejahatan terhadap
kemanusaiaan, pelaku harus mengetahui bahwa lingkungannya sedang terjadi serangan luas
dan sistematik dan serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil.

Dasar Hukum
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia
Literatur lainnya
1. Deliarnoor, N.A. & Suseno, S. (2022). Tindak pidana korupsi. Universitas Terbuka.
(p.4.5-4.11)
2. Rachmawatir, Y. (2022), Apakah terorisme=kejahatan terhadap kemanusiaan?.
https://www.hukumonline.com/klinik/a/apakah-terorisme-kejahatan-terhadap-
kemanusiaan-lt6093956e0d893/#!- diakses pada tanggal 19 Oktorber 2023

Anda mungkin juga menyukai