Anda di halaman 1dari 2

Bentuk-bentuk Pelanggaran HAM Berat

Sebagaimana telah diterangkan dalam sub-bab apa yang dimaksud dengan pelanggaran HAM
berat sebelumnya, di Indonesia bentuk pelanggaran HAM berat adalah meliputi:

1. Kejahatan genosida, yakni setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk


menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras,
kelompok etnis, kelompok agama, dengan cara:[4]
a. membunuh anggota kelompok;
b. mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-
anggota kelompok;
c. menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan
kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya;
d. memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam
kelompok; atau
e. memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok
lain.

2. Kejahatan terhadap kemanusiaan, yakni salah satu perbuatan yang dilakukan


sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa
serangan itu ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil, berupa:[5]
a. pembunuhan;
b. pemusnahan;
c. perbudakan;
d. pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa;
e. perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara
sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum
internasional;
f. penyiksaan;
g. perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan
kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk
kekerasan seksual lain yang setara;
h. penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang
didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis
kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang
dilarang menurut hukum internasional;
i. penghilangan orang secara paksa; atau
j. kejahatan apartheid.

Romli Atmasasmita berpendapat bahwa pelanggaran HAM berat adalah tindakan yang


bersifat sistematis dan meluas. Kedua kata tersebut merupakan kata kunci yang bersifat
melekat dan mutlak dan harus ada pada setiap tindakan pelanggaran HAM berat, khusus
kaitannya dengan kejahatan terhadap kemanusiaan. Unsur sistematis dan meluas tersebut
merupakan faktor penting dan signifikan yang membedakan antara pelanggaran HAM berat
dengan tindak pidana biasa menurut KUHP atau perundang-undangan pidana lainnya.[6]

Dalam Statuta Roma, sistematik dan meluas disebut dengan istilah widespread and sistematic
attack, di mana serangan tersebut ditujukan langsung pada penduduk sipil.

Jadi, menjawab apa yang dimaksud dengan pelanggaran HAM berat, pelanggaran HAM berat
adalah setiap tindakan pelanggaran HAM, meliputi kejahatan genosida dan/atau kejahatan
terhadap kemanusiaan yang memenuhi unsur-unsur yang kami jelaskan di atas.

Contoh Pelanggaran HAM Berat di Indonesia

Contoh pelanggaran HAM berat di Indonesia adalah kasus Abilio Jose Osorio Soares yang
dinyatakan telah melakukan pelanggaran HAM berat berupa pembunuhan terhadap penduduk
sipil pro kemerdekaan yang berada di provinsi TK. I Timor Leste sebelum dilaksanakannya
jajak pendapat untuk menentukan nasib masa depan rakyat Timor-Timor di Dilli yang
kasusnya diputus dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 45 PK/Pid/Ham Ad
Hoc/2004.

Anda mungkin juga menyukai