Peraturan Kelas:
6. Tidak Ada Bunyi Ponsel Selama Kegiatan Perkuliahan
Berlangsung.
7. Toleransi Keterlambatan 10 menit.
8. Kehadiran Minimal 80%.
9. Dosen Memegang GOLDEN RULE
Pokok Bahasan
1. Pendahuluan, Pengertian Makro Ekonomi
1. Perkenalan
2. Penjelasan Silabus
3. Pengertian Ekonomi Mikro dan Makro
2. Ruang Lingkup Makro Ekonomi
1. Beberapa permasalahan Ekonomi Makro
1. Jangka Pendek
2. Jangka Panjang
2. Fenomena pokok Makro Ekonomi
3. Jenis dan hubungan variabel ekonomi makro
3. Sistem Perekonomian
1. Pengertian Tertutup
2. Perekonomian Terbuka
3. Keseimbangan Perekonomian
Pokok Bahasan
4. Pendapatan Nasional (Bagian I)
a.Pengertian dan Konsep
b.Beberapa istilah Pendapatan Nasional
c.Produk Nasional Bruto (GNP)
d.Komponen-komponen Pendapatan Nasional
6. Fungsi Investasi
7. Fungsi Tabungan, APS, dan MPS
Pokok Bahasan
8. Teori Konsumsi, Teori Pendapatan
Permanen, dan Pendapatan Relatif
9. Angka Pengganda dan Percepatan (Accelerat
or)
―Inflasi.
―Anggaran pemerintah.
―Tingkat bunga.
Pelaku Makroekonomi
a. Rumah Tangga,
b. Produsen,
c. Pemerintah,
d. Lembaga-lembaga Keuangan,
e. Negara-negara Lain.
Kegiatan Pelaku Makrokonomi
Permintaan :
1. Pengeluaran konsumsi oleh Rumah Tangga
2. Belanja barang oleh Pemerintah
3. Investasi oleh Perusahaan
4. Ekspor ke luar negeri
5. Kebutuhan tenaga kerja oleh Pemerintah
6. Kebutuhan tenaga kerja oleh Perusahaan
7. Kebutuhan uang tunai dan kredit
8. Kebutuhan Rumah Tangga akan uang tunai
9. Kebutuhan Perusahaan-perusahaan Asing akan rupiah
Kegiatan Pelaku Makroekonomi
Penawaran
1. Hasil produksi dalam negeri
2. Impor dari luar negeri
3. Tenaga kerja yang disediakan oleh Rumah Tangga
4. Suplai uang kartal
5. Tabungan Rumah Tangga
6. Suplai uang giral
7. Suplai dana luar negeri.
Kegiatan Pelaku Makroekonomi
Kelompok Rumah Tangga :
• menerima penghasilan dan para produsen dari “penjualan” tenaga
kerja mereka (upah), dividen, dan dan menyewakan tanah hak milik
mereka.
• menerima penghasilan dari lembaga keuangan berupa bunga atas
simpanan-simpanan mereka;
• membelanjakan penghasilan tersebut di pasar barang (sebagai
konsumen);
• menyisihkan sisa dan penghasilan tersebut untuk ditabung pada
lembaga-lembaga keuangan;
• membayar pajak kepada pemerintah;
• masuk dalam pasar uang sebagai “peminta” (demanders) karena
kebutuhan mereka akan uang tunal untuk misalnya transaksi
sehari-hari.
Kegiatan Pelaku Makroekonomi
Kelompok Produsen :
• Memproduksikan dan menjual barang-barang/jasa-jasa (yaitu
sebagai supplier di pasar barang);
• Menyewa/menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki
oleh kelompok rumah tangga untuk proses produksi;
• Menentukan pembelian barang-barang modal dan stok
barang-barang lain (selaku investor masuk dalam pasar barang
sebagai peminta atau demander);
• Meminta kredit dan lembaga keuangan untuk membiayai
investasi mereka (sebagai demander di pasar uang);
• Membayar pajak kepada pemerintah.
Kegiatan Pelaku Makroekonomi
Lembaga Keuangan (semua bank-bank dan lembaga keuangan lainnya kecuali bank sentra) :
PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan
masyarakat suatu Negara dalam periode satu tahun, termasuk
didalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat
Negara tersebut yang berada di luar negeri.
RUMUS :
GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri, atau
GNP = GDP – Impor
Jenis-jenis Pendapatan Nasional
NNP (Net National Product)
NNP adalah jumlah barang dan jasa yang
dihasilkan oleh masyarakat dalam periode
tertentu, setelah dikurangi penyusutan
(depresiasi) dan barang pengganti modal.
RUMUS :
NNP = GNP – Penyusutan
Jenis-jenis Pendapatan Nasional
NNI (Net National Income)
NNI adalah jumlah seluruh penerimaan yang
diterima oleh masyarakat setelah dikurangi pajak
tidak langsung (indirect tax).
RUMUS :
NNI = NNP – Pajak tidak langsung
Jenis-jenis Pendapatan Nasional
PI (Personal Income)
PI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima
masyarakat yang benar-benar sampai ke tangan
masyarakat setelah dikurangi oleh laba ditahan, iuran
asuransi, iuran jaminan social, pajak perseorangan
dan ditambah dengan transfer payment.
RUMUS :
PI = (NNI + Transfer Payment) – (Laba ditahan + Iuran
Asuransi + Iuran Jaminan
Sosial + Pajak Perseorangan )
Jenis-jenis Pendapatan Nasional
DI (Disposible Income)
DI adalah pendapatan yang diterima masyarakat
yang sudah siap dibelanjakan oleh penerimanya.
RUMUS :
DI = PI – Pajak Langsung
Sesi #5
Pengukuran Pendapatan Nasional
‒ Production Approach
‒ Income Approach
‒ Expenditure Approach
Pengukuran Pendapatan Nasional
Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran
atau
pembelanjaan para penanam modal atau perusahaan
untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-
perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan
memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang
tersedia dalam perekonomian (Sadono Sukirno)
Investasi Mengandung Arti:
1. Menunda konsumsi sumber daya atau
bagian penghasilan demi meningkatkan
kemampuan menambah/ menciptakan
nilai hidup (penghasilan atau kekayaan)
di masa mendatang.
2. Mengelola sumber daya (faktor
produksi) yang ada sekarang untuk
diperoleh manfaat dimasa yang akan
datang
Pelaku Investasi
Komponen-komponen investasi :
1. Konstruksi baru
2. Peralatan tahan lama
3. Perubahan persediaan
Y = C + I + G + (X–M)
Pengertian Tabungan
Tabungan (saving) ialah sisa dari pendapatan
yang telah digunakan untuk pengeluaran-
pengeluaran konsumsi.
Atau
Saving ialah bagian dari pendapatan yang
tidak dikonsumsi.
Yd = C + S
S = Yd – C, atau
S = – C + Yd
Dimana, C = a + bY,
maka
S = –a + (1–b) Yd, atau
S = –Co + (1–b)Yd
Fungsi Konsumsi
‒ Konsumsi merupakan salah satu komponen pendapatan nasional
yang merupakan komponen dari pendapatan disposabel.
‒ Fungsi konsumsi adalah hubungan antara konsumsi dan
Yd
C = Konsumsi
S = Tabungan (Saving)
Yd = Pendapatan Disposabel
Fungsi Keseimbangan
Suatu Perekonomian dikatakan seimbang
apabila Pendapatan sama dengan Pengeluaran.
atau
Y=C+I
Konsep MPC
Marginal Propensity to Consume (MPC)
didefinisikan sebagai jumlah tambahan
yang dikonsumsi saat terjadi penambahan
satu unit pendapatan.
Marginal: tambahan
Propensity to consume: tingkat yang diinginkan dari konsumsi
Rumus MPC
MPC = ΔC/ ΔYd
Dimana:
ΔC = C1-C0
ΔYd = Yd1-Yd0
Maka
APC = C / Yd
C= Total Konsumsi
Yd = Pendapatan Disposabel Total
Marginal Propensity to Save (MPS)
Marginal: tambahan
Propensity to consume: tingkat yang diinginkan dari konsumsi
Rumus mencari MPS
ΔS= S1-S0
ΔYd = Yd1-Yd0
Maka:
APS = S / Yd
C= Total Konsumsi
Yd = Pendapatan Disposabel Total
C. Faktor-Faktor Penentu Tingkat
Konsumsi Nasional
1. Pendapatan yang diterima
Semakin banyak pendapatan yag diterima berarti
semakin banyak pula pendapatan yang disisihkan
untuk saving.
2. Hasrat untuk menabung (Propensity to Save).
Hal ini didorong dengan keinginan masing-masing
individu dalam mengalokasikan pendapatannya untuk
ditabung karena pertimbangan keamanan.
3. Tingkat suku bunga bank
Semakin tinggi tingkat suku bunga simpanan maka
semakin banyak masyarakat untuk menabung
(saving).
Contoh
Yd0 = 0 ∆C0 = 0
C0 = 300
Yd1 = 1000 ∆C1 = 700
C1 = 1000
Yd2 = 2000 ∆C2 = 700
C2 = 1700
Δ Yd = Rp 1.000
Δ C = Rp 700
Berarti MPC = 0,7, artinya 70 persen dari tambahan
pendapatan akan digunakan untuk konsumsi.
Sesi #8
Teori Konsumsi
Faktor yang mempengaruhi
Konsumsi
Teori Konsumsi merupakan suatu bentuk refleksi dari perilaku konsumen
untuk memenuhi kebutuhannya akan barang dan jasa. Ada beberapa
faktor yang menentukan tingkat konsumsi untuk barang normal :
1. Pendapatan Konsumen
2. Tingkat Harga
3. Tingkat Bunga
4. Sosial Ekonomi
5. Selera
Pendapatan Nominal
Pendapaan Nominal merupakan pendapatan yang konsumen terima
dalam jumlah nominal (dalam bentuk uang). Contoh : Gaji, Binus, Komisi
Pendapatan Riil
Pendapatan Riil merupakan pendapatan yang jumlahnya telah
dideflasikan dengan perubahan harga barang dan jasa. Pendapatan riil
ini dapat dihitung engan cara membagi pendapatan nominal dengan
indeks harga barang dan jasa (Indeks Harga Konsumen/ IHK).
Y = Yn/ IHK
Y = Pendapatan Rill
Yn = pendapatan nominal
IHK =Indeks Harga Konsumen
Pendapatan Nominal dan Pendapatan
Riil
Dapat dikatakan bahwa Pendapatan Riil merupakan
indikator yang paling realistis untuk mengukur
kesejahteraan seorang konsumen, karena Pendapatan
riil melibatkan perhitungan kenaikan ataupun
penurunan harga, sedangkan Tingkat harga barang
dan jasa di pasar juga menentukan pengeluaran
konsumsi seseorang.
C
O C1 C2
Jenis-jenis Teori Konsumsi
4 (empat) Teori Konsumsi, yaitu :
1. Teori Konsumsi Keynes
2. Teori Hipotesis Pendapatan Permanen
3. Teori Hipotesis Pendapatan Relatif
4. Teori Konsumsi Daur Hidup
Teori Hipotesis Pendapatan Permanen
Teori Konsumsi Hipotesis Pendapatan Permanen ( Permanent Income
Hypothesis) dikemukakan pertama kali oleh Milton Friedman dalam
bukunya A Theory of Consumption Function. Menurut Friedman
pendapatan dibagi menjadi dua jenis yaitu:
Pendapatan Permanen merupakan bentuk pendapatan yang diterima secara
periodik dan jumlahnya dapat diperkirakan sebelumnya, misal : gaji.
Pendapatan Sementara merupakan bentuk pendapatan yang tidak apat
diperkirakan sebelumnya, misal : bonus, komisi .
C’
C
c’
y Y/tahun
0
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Terhadap Konsumsi
1. Faktor ekonomi:
a. House hold income
b. House hold wealth
c. Barang-barang konsumsi tahan lama dalam masyarakat
d. Interest rate
e. Perkiraan tentang masa depan
f. Kebijakan moneter mengenai ketimpangan distribusi
g. Pendapatan.
2. Faktor demografi
a. Jumlah penduduk
b. Komposisi penduduk
3. Faktor-faktor non ekonomi
a. Faktor sosial budaya
Faktor-faktor Lainnya yang
Mempengaruhi Konsumsi
Pada kenyataannya, pengeluaran konsumsi dipengaruhi oleh faktor
yang bersifat ekonomi, sosial dan budaya (kultur), antara lain:
a. Distribusi Pendapatan Nasional
b. Jumlah kekayaan masyarakat dalam bentuk liquid ( uang,tabungan
dll)
c. Banyaknya konsumsi yang tahan lama
d. Kebijakan finansial sebuah organisasi (perusahaan)
e. Kebijakan pemasaran
f. Ramalan/perkiraan/forecasting masyarakat akan perubahan di masa
mendatang.
Faktor penentu Konsumsi
Pendapatan Disposible
Pendapatan merupakan faktor utama dalam
menentukan konsumsi nasional. Makin besar
pendapatan maka makin besar pula kemampuan atau
tingkat konsumsi.
1000
900
800
700
600
500 Lain-lain
400 Konsumsi
300
200
100
0
2004 2005 2006 2007
Sesi #9
Angka Pengganda dan
Percepatan (Accelerator)
Angka Pengganda
Percepatan
Multiplier Effect
Keberadaan multiplier effect pada awalnya di usulkan
oleh Keynes pada tahun 1930 dan diterbitkan pada
tahun 1931.
Y = E Karena E = C+I
maka perekonomian dalam keadaan seimbang
apabila :
Y=C+I
Pada sisi kiri merupakan sisi pendapatan (Y)
dan pada sisi kanan merupakan sisi
pengeluaran (C + I).
Y = Co + bY + I
Y - bY = Co + l
(1-b)Y = Co + I
=
Keseimbangan Pendapatan
Keseimbangan Pendapatan adalah kondisi
dalam perekonomian dimana pendapatan (Y)
sama dengan pengeluaran (E).
E= C+I
Angka Pengganda Pada
Perekonomian Dua Sektor
Pada perekonomian dua sektor terdapat sisi penawaran dan sisi
permintaan.
Y = C + Tx + S - TR
Keseimbangan Pendapatan Tiga
Sektor
Y = C + Tx + S - TR
Karena
Y=E
Maka:
C + I + G = C + Tx + S – Tr
I + G = S + Tx – Tr
I + G + Tr = S + Tx
S - I = G - Tx + Tr
Pajak lump-sum : Tx = TX
Pajak Proporsional : Tx = t Y
di mana t adalah tarif pajak marginal (marginal tax
rate).
Keseimbangan Pendapatan Tiga
Sektor
Keseimbangan Pendapatan Empat
Sektor
Dalam perekonomian terbuka terdapat empat
sektor, yaitu: rumah tangga, perusahaan,
pemerintah dan luar negeri.
Pengeluaran dari sektor luar negeri berupa ekspor
V = ∆I/ ∆C
Sesi #11
Inflasi dan Deflasi
‒ Pengertian inflasi dan Deflasi
‒ Jenis-jenis inflasi dan Deflasi
‒ Celah inflasi dan Deflasi
‒ Masalah Inflasi dan kebijakan pemerintah
Konsep dan Definisi INFLASI
Pengertian Inflasi
Bersifat Umum
Berlangsung terus-menurus
Penyebab Inflasi
1. Pemerintah yang terlalu berambisi untuk menyerap sumber-sumber
ekonomi lebih besar daripada sumber-sumber ekonomi yang dapat
dilepaskan oleh pihak-pihak bukan pemerintah pada tingkat harga yang
berlaku.
2. Berbagai golongan ekonomi dalam masyarakat berusaha memperoleh
tambahan pendapatan yang relatif lebih besar daripada kenaikan
produktivitas mereka
3. Adanya harapan yang berlebihan dari masyarakat sehingga permintaan
barang dan jasa naik lebih cepat daripada tambahan output yang
mungkin dicapai oleh perekonomian yang bersangkutan
4. Adanya kebijakan pemerintah yang bersifat ekonomi maupun non-
ekonomi yang mendorong kenaikan harga
5. Pengaruh alam yang dapat mempengaruhi produksi dan kenaikan harga.
6. Pengaruh inflasi luar negeri khususnya bila negara yag bersangkutan
mempunyai sistem perekonomian terbuka. Pengaruh inflasi luar negeri
ini akan terlihat melalui pengaruh harga-harga impor
Sumber Inflasi
Berdasarkan Penyebabnya
1. Demand Pull Inflation
Adalah Inflasi yang disebabkan oleh kelebihan permintaan produksi. Jenis inflasi ini
disebut juga inflasi permintaan/inflasi karena tarikan permintaan. Pada inflasi ini ada
kecenderungan meningkatnya output (GDP) akan tetapi bila terjadi kekurangan
permintaan efektif dibandingkan kapasitas produksi maka akan terjadi pengangguran.
3. Inflasi Campuran
Inflasi yang tidak hanya disebabkan oleh kelebihan permintaan efektif (permintaan
agregat/keseluruhan) akan tetapi juga oleh kenaikan biaya produksi (campuran
keduanya).
Tingkat Inflasi
Berdasarkan Tingkat Keparahan
Inflasi ringan (di bawah 10% setahun)
Inflasi sedang (antara 10% - 30% setahun)
Inflasi berat (antara 30% - 100% setahun)
Hiperinflasi (di atas 100%)
Sumber Inflasi
Berdasarkan Asalnya
1. Domestic Inflation
Inflasi yang ditimbulkan oleh faktor-faktor
dalam negeri misalnya karena defisit anggaran
belanja, perluasan kredit, atau panen gagal.
2. Imported Inflation
Inflasi yang ditimbulkan oleh kenaikan harga
barang impor seperti barang konsumsi, modal
maupun bahan baku.
Cara Mengukur Inflasi
1. Angka harga umum (general price)
Dimana :
L It adalah laju inflasi pada tahun/periode t.
Cara Mengukur Inflasi
2. Angka deflator Produk Nasional Bruto (GNP
Deflator)
Formula :
AD = Yb / Yk
Dimana :
AD = Angkatan deflator Produk Nasional Bruto (PNB)
Yb = Produk Nasional Bruto menurut harga berlaku
Yk = Produk Nasional Bruto yang menurut harga konstan
Cara Mengukur Inflasi
3. Indeks Harga Konsumen
Formula:
Dimana :
LIt = Laju inflasi pada periode t
IHKt = Indeks harga konsumen periode t
IHKt – 1 = Indeks harga konsumen periode t – 1
MV = PT = Y
Dimana :
M = Jumlah uang yang beredar
V = Kecepatan peredaran uang
P = Tingkat harga
T = Jumlah barang dan jasa (Q)
Y = Tingkat pendapatan nasional (GDP)
Teori Strukturalis
Teori Inflasi Model Kurva Philips
Solusi Inflasi
1. KebijakanMoneter
Kebijakan ini berkaitan dengan bidang keuangan dan perkreditan dan
sasaran utamanya adalah mengurangi jumlah uang yang beredar dan
menyempitkan pemberian kredit.
Uang Giral
adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk
simpanan (deposito) yang dapat ditarik sesuai
kebutuhan.
Bahan dan Nilai Uang
Bahan Uang
1. Uang Logam
Adalah uang yang terbuat dari logam.
Awalnya, uang logam dibuat dari bahan emas atau perak. Semakin
tinggi kadar emas atau peraknya, maka semakin tinggi pula daya
tukarnya.
2. Uang Kertas
Yaitu uang yang terbuat dari bahan kertas.
Nilai Uang
3. Nilai Intrinsik, yaitu nilai bahannya.
4. Nilai Nominal, yaitu nilai yang tercetak/tercantum pada uang tersebut.
5. Nilai Tukar, yaitu nilai daya tukarnya.
Perbedaan Uang Menurut Nilai
Uang Penuh (full bodied money)
Nilai yang tertera pada uang tersebut sama
dengan nilai bahan yang digunakan. (nilai
nominal = nilai intrinsik)
2. Berjaga-jaga
Dipengaruhi oleh Tingkat pendapatan masyarakat
dan tingkat bunga
18
8
PERMINTAAN UANG
3. Spekulasi
• Yang membedakan pandangan klasik dan Keynes Pemilik
kekayaan (Asset Holder) digambarkan antara memegang
uang tunai atau obligasi (bond)
• Memegang obligasi dianggap memberikan penghasilan,
sedang uang tunai tidak (kecuali likuiditasnya)
K = r . P P = K/r
Dimana:
K = Hasil pertahun yang diterima
P = Harga Pasar (nilai sekarang)
r = Tingkat Bunga
Asumsi dalam Spekulasi
• Harga pasar obligasi berbanding terbalik dengan
tingkat bunga
• Jika berharap tingkat bunga turun, maka orang
akan lebih suka memegang kekayaannya dalam
bentuk obligasi daripada uang tunai, demikian
pula sebaliknya.
19
0
TEORI PERMINTAAN AKAN
UANG KLASIK DAN KEYNES
19
1
Perkembangan Teori Moneter
19
2
Kelompok Pertama
19
3
Kelompok Kedua
• Mengatakan bahwa, uang diterima masyarakat karena setiap
orang mengetahui uang itu dapat ditukarkan dengan barang-
barang dan jasa-jasa, dengan kata lain bukan karena nilai
intrinsiknya akan tetapi karena uang itu mempunyai kualitas
alat pembayaran dalam masyarakat.
• Pendapat inilah yang menjadi dasar Quantity Theory yang
disebut ”Pure Quantity Theory”. Dalam Quantity Theory ini
ada beberapa pandangan yang akan dijelaskan sejak awal
perkembangannya.
• Quantity Theory (teori Kuantitas) adalah teori yang
menjelaskan nilai uang.
Perkembangan Teori Kuantitas Uang (Quantity
Theory of Money) dari Mazhab Klasik.
1. Teori Kuantitas Sederhana (Crude Quantity
Theory) Ricardo
2. Transaction Equation atau Transaction
Velocity Approach
3. Income Flow Equation of Exchange
4. Cambridge Equation of Exchange
19
5
Teori Kuantitas Sederhana (Crude
Quantity Theory) Ricardo
“Bila jumlah uang naik dua kali lipat, hargapun
akan naik dua kali lipat, demikian pula
sebaliknya”
19
6
Teori Kuantitas Sederhana (Crude
Quantity Theory) Ricardo
Rumus:
M = k.p atau P = 1/k.M
P = f(M) 19
7
Teori Kuantitas Sederhana (Crude
Quantity Theory) Ricardo
Maka apbila M (jumlah uang beredar) naik
dua kali maka harga akan naik dua kali pula.
Karena itu untuk menstabilkan tingkat harga
hanya diperlukan stabilisasi jumlah uang.
Teori kuantitas ini terlalu sederhana, karena
tidak memperhitungkan faktor cepatnya
peredaran uang atau V, atau faktor
permintaan terhadap uang. Lagi pula teori
tersebut tidak sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya yang terjadi dalam masyarakat.
19
8
Transaction Equation atau
Transaction Velocity Approach
Ini merupakan penyempurnaan daripada teori
yang sebelumnya dilakukan oleh Irving
Fisher. Ia menyatakan bahwa yang
menentukan nilai uang ada 3 faktor yaitu:
Jumlah uang beredar (M)
Cepatnya peredaran uang (V)
Jumlah barang yang diperdagangkan atau volume
barang yang diperdagangkan (T)
19
9
Transaction Equation atau
Transaction Velocity Approach
Persamaan MV = PT menyatakan bahwa
jumlah total uang yang dikelurkan oleh
pembeli sama dengan jumlah total uang
yang diterima oleh penjual. Saat ini, yang
dimaksud dengan M adalah uang giral
ditambah dengan uang kartal. Seperti
diketahui bahwa kaum klasik beranggapan:
1. Uang hanya untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga
2. Dalam jangka pendek Velocity of Money adalah tetap
3. Barang-barang dan jasa-jasa jumlahnya tetap karena
perekonomian dianggap sudah mencapai full
employment
20
0
Transaction Equation atau
Transaction Velocity Approach
Berdasarkan tiga anggapan diatas maka
sebenarnya teori Fisher dapat dikatakan ”bahwa
dalam jangka pendek tingkat harga umum (P)
berubah secara proporsional dengan perubahan
supply uang (M). Hal ini sama dengan pendapat
Crude Quantity Theori dari Ricardo.
20
1
Income Flow Equation of Exchange
Variasi lain daripada teori kuantitas uang
adalah income flow equation of exchange yang
dapat dinyatakan denga rumus sebagai berikut:
MVy =PyTy atau Py= MVy/Ty
•M = Jumlah uang beredar
•Vy = Income velocity dari uang
•Py = Harga rata-rata semua barang dan jasa yang
tercakup dalam Ty
•Ty = Volume barang jadi (barang akhir) dan jasa yang
diperdagangkan
20
2
Income Flow Equation of Exchange
Ini berarti persamaan tersebut menyatakan bahwa
pendapatan nasional sama dengan jumlah total
pengeluaran untuk barang-barang jadi (Akhir).
M adalah sama dengan M pada transaction equation.
Vy lebih kecil dari V karena Vy hanya meliputi jumlah
pengeluaran uang yang digunakan untuk konsumsi
barang-barang akhir saja.
Variabel Vy danTy dari pada Income flow equation
adalah lebih realistis lagi dibandingkan dengan V
dan T dari Transaction equation Irving Fisher.
20
3
Cambridge Equation of Exchange
Merupakan bentuk lain dari teori kuantitas
daripada uang yang dikemukakan oleh
Marshall, Pigou, Robertson dan Keynes.
Cambridge Equation mengenal dua versi,
yaitu:
1. Cash balance Equation: M=k.PT
2. Income Version: M=k.PQ=ky
20
4
Cash Balance Equation
M = k.PT (D.H. Robertson)
K = Kebalikan dari V
Jika V menunjukkan beberapa kali tiap-tiap
rupiah berpindah tangan dari yang satu ke
yang lainnya dalam suatu jangka waktu
tertentu, maka k menunjukkan berapa lama
rata-rata tiap rupiah mengaso didalam kas
selama jangka waktu tertentu, jadi K = 1/v,
maka secara ilmu hitung rumus MV = PT sama
dengan rumus M = k.PT
20
5
Income Version
M = k.PQ = kY (Marshall)
Rumus: M = k.Y
20
6
Kesimpulan dari Teori Kuantitas
secara umum
Adanya tambahan JUB akan dibelanjakan semua
tanpa dipikirkan kemungkinannya untuk
ditabung
Velocity of money (V) dan volume transaksi (T)
dianggap tetap dan hanya dipengaruhi oleh
faktor-faktor nonmoneter (faktor kelembagaan.
Tambahan JUB tidak akan mempengaruhi sector
riel (classical dichotomy)
Tingkat harga umum akan selalu berubah
mengikuti JUB
20
7
Income Payment Approach (Liquidity
Preperence) J.M. Keynes
Keynes membedakan 3 motif untuk apa orang
menahan uang. Berdasarkan “psychological
Law of Consumers Behavior” yaitu:
Transaction Motive (motif transaksi)
Precautionary motive (motif berjaga-jaga)
Speculative motive (motif spekulasi)
20
8
Income Payment Approach (Liquidity
Preperence) J.M. Keynes
Adanya tiga motif inilah yang menimbulkan
tiga macam demand terhadap uang , yaitu:
Demand untuk transaksi
Demand untuk keperluan berjaga-jaga
Demand untuk keperluan spekulasi
20
9
Income Payment Approach (Liquidity
Preperence) J.M. Keynes
Demand Untuk Keperluan transaksi :
Lt = Lt (Y)
Artinya permintaan uang untuk transaksi dan
berjaga-jaga tergantung pada tingkat
pendapatan (Y)
Permintaan uang untuk transaksi dan
berjaga-jaga
Perlunya seseorang ataupun masyarakat (pemerintah)
selalu menginginkan memegang uang kas untuk
tujuan-tujuan ini disebabkan karena penerimaan tidak
selalu selaras (sepadan) dengan pengeluaran. Hal ini
disebabkan karena adanya kesenjangan waktu atau
time lag antara penerimaan dan pengeluaran uang.
Permintaan uang untuk tujuan transaksi meningkat jika
penerimaan dan pengeluaran tidak sinkron pada
berbagai keadaan, hutang-hutang tidak secara
sempurna dapat dibagi atau ada biaya (transaksi) untuk
membuat hutang. Permintaan uang untuk transaksi
dianggap tergantung pada tingkat pendapatan
21
1
Permintaan uang untuk transaksi dan
berjaga-jaga
Permintaan uang untuk berjaga-jaga merupakan
refleksi dari ketidaktentuan yang menyangkut
(berkaitan dengan) pendapatan dan pengeluaran.
Mengikuti pendapat Keynes, kita anggap bahwa
permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga
adalah fungsi daripada tingkat pendapatan (Y).
Permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga
dikaitkan dengan pendapatan adalah sejalan
bahwa cadangan untuk sesuatu hal yang tak
terduga dikaitkan dengan skala operasinya.
21
2
Kurva Permintaan Uang untuk
Transaksi dan Berjaga-jaga
LT
Fungsi LT
k = Kecondongan LT
LT1
LT0 = Sudut yang dibentuk
oleh fungsi LT dan Y
k
Y0 Y1 Y
21
3
Income Payment Approach (Liquidity
Preperence) J.M. Keynes
Demand untuk keperluan spekulasi :
LL = Li
Artinya permintaan uang untuk keperluan
spekulasi tergantung pada tingkat bunga i
21
4
Permintaan uang untuk spekulasi
Uang kas diinginkan untuk dipegang karena
uang ini dapat melakukan spekulasi pada
tingkat bunga yang akan datang.
Spekulasi ini dikaitkan dengan ketidaktentuan
harapan (Uncertainty expectation) dari
tingkat bunga yang akan datang.
Tujuan spekulasi pemegangan uang kas
adalah: mencari untuk atau menghindari
kerugian dari perubahan nilai-nilai obligasi.
21
5
Permintaan uang untuk spekulasi
‒ Yang dimaksud dengan spekulasi disini adalah spekulasi dalam
surat-surat berharga khususnya obligasi. Para spekulan membeli
surat-surat berharga (obligasi) pada waktu obligasi murah, dan
menjulanya pada waktu surat obligasi mahal. Dengan cara begini
spekulan mendapat keuntungan.
‒ Jadi menurunnya harga obligasi mempunyai tendensi yang
mengakibatkan jumlah uang diminta masyarakat dengan motif
spekulasi berkurang. Sebaliknya, meningkatnya harga obligasi
akan mengakibatkan jumlah uang yang dibutuhkan masyarakat
dengan motif spekulasi meningkat.
‒ Hubungan antara tingkat bunga dengan surat obligasi adalah
meningkatnya tingkat bunga bertendensi mengakibatkan
menurunnya harga obligasi (Pob) dan sebaliknya menurunnya
tingkat bunga bertendensi mengakibatkan meningkatnya harga
obligasi.
21
6
Permintaan uang untuk spekulasi
Kesimpulan teoritis tentang motif spekulasi
dari Keynes adalah:
21
7
Kurva Permintaan Uang Untuk Spekulasi
io
i1
i2
21
8
Fungsi permintaan uang dari Keynes (Fungsi
Liquidity Preference) Fungsi penawaran uang
dan liquidity trap
Bentuk fungsi permintaan akan uang (preferensi
likuiditas) dalam jangka pendek, terutama
merupakan fungsi dari pendapatan dan tingkat
bunga yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
L = L (Y,i) atau L = LT (Y) + LS (i)
Permintaan transaksi dan berjaga-jaga. LT = LT
(Y) adalah searah dengan perubahan pendapatan.
Permintaan uang untuk spekulasi LS = LS (i)
adalah berlawanan dengan tingkat bunga. Total
permintaan uang : L (Y,i) menjadi L = LT (Y) + LS
(i).
21
9
Kurva Permintaan Uang Total
Liquidity Trap
i0 (Kurva Md)
0 Ms → Md
22
0
Perbedaan Teori Moneter Klasik
dan Teori Moneter Keynes
KLASIK KEYNES
1. Menganggap nilai uang adalah stabil 1. Menganggap nilai uang adalah tidak
2. Menolak anggapan bahwa stabil.
fenomena- fenomena moneter 2. Fenomena-fenomena moneter merupakan
sebagai variabel yang sanggup variable-variabelyang dapat
mempengaruhi perekonomian secara mempengaruhi perekonomian secara
keseluruhan keseluruhan.
3. Adanya tambahan jumlah uang 3. Tambahan jumlah uang beredar akan
beredar tak akan mempengaruhi mempengaruhi sektor riel.
sektor riil (Classical Dichotomy). 4. Permintaan dan penawaran uang akan
4. Permintaan dan penawaran uang menentukan tingkat bunga.
menentukan tingkat harga umum. 5. V dan T dapat berubah-ubah sesuai dengan
5. V dan T dianggap tetap dan hanya keadaan perekonomian yang terjadi.
dipengaruhi faktor-faktor non
moneter.
22
1
Perbedaan Teori Moneter Klasik dan Teori
Moneter Keynes
KLASIK KEYNES
6. Adanya hubungan langsung antara Hubungan secara tidak langsung antara
kelebihan uang tunai dimasyarakat kelebihan uang tunai dimasyarakat dengan
dan kecenderungan perubahan kecenderungan perubahan harga yaitu
harga. melalui tingkat bunga.
6. Belum secara jelas memasukkan Telah memasukkan unsur spekulasi,
motif spekulasi untuk permintaan disamping unsur transaksi dan berjaga-
akan uang, yang ada baru unsur jaga.
transaksi dan berjaga-jaga.
6. Harapan perubahan harga dimasa Harapan perubahan harga dimasa
mendatang bukan merupakan mendatang merupakan factor-faktor
factor penting dalam menentukan penting yang menentukan besarnya
besarnya permintaan uang. permintaan akan uang.
6. Berlaku untuk perekonomian yang Berlaku untuk perekonomian yang sector
sector perekonomiannya belum keuangannya sudah maju. Pasar modalnya
rumit. terorganisasi dengan baik.
Perbedaan Teori Moneter Klasik
dan Teori Moneter Keynes
KLASIK KEYNES
11. Bentuk Fungsi Permintaan uang adalah: 11.Bentuk situasi permintaan uang adalah:
Md = k.PT L = (Y,i)
Md = k.Y L = LT + LL
Permintaan akan uang adalah Proporsion dengan L = LT (Y) + LL (i)
tingkat pendapatan nasional. Atau dengan kata Atau
lain permintaan akan uang tergantung dari tinggi Md = K.Y + LL (i)
rendahnya pendapatan nasional. Artinya:
Md = Permintaan akan uang Permintaan akan uang tergantung dari tingkat
Y = Tingkat pendapatan nasional pendapatan nasional dan tingkat bunga.
k = Bagian dari pendapatan nasional yang ingin •L = Md = Permintaan akan uang
dipegang masyarakat dalam bentuk uang. •LT = Permintaan akan uang untuk motif transaksi dan
berjaga-jaga.
12. Fungsi Permintaan uang mempunyai sifat yang
•LL = Permintaan akan uang untuk motif spekulasi.
stabil karena VT dianggap berubah secara lambat,
sejalan dengan factor kelembagaan. 12.Fungsi permintaan uang adalah fungsi yang tidak
stabil, karena adanya faktor uncertainty dan
13. Lebih menekankan fungsi uang sebagai Medium expectation.
of Exchange. 13.Fungsi uang selain sebagai medium of exchange,
juga sebagai store of value.
22
3
Time Value of Money dan Economic
Value of Time
Sesi 13
Conjucture
Pengertian
― Konjungtur atau fluktuasi ekonomi dapat diartikan
sebagai suatu perkembangan yang terus-menerus,
dan kemudian di ikuti oleh kemerosotan yang
terus–menerus dari produksi, kesempatan kerja,
pendapatan, harga– harga, dan kegiatan–kegiatan
yang lain.
GNP
Ekspansi/ Masa Puncak
Re
v ery se
si
e co
R
Depresi
0 0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 4 0 0 5 0 0 6 0 0 7 00 8 0 0 9 0 1 0 0 1 1 01 2 01 3 01 4 0 1 5 0 1 6 0 1 7 01 8 01 9 0 2 0
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Tahapan Konjungtur
Gelombang Konjungtur dibagi menjadi 4 tahap:
1. Tahap Ekspansi = Kegiatan ekonomi cepat. Yaitu tahap kegiatan ekonomi dalam
perkembangan atau pertumbuhan yang cepat sampai tercapainya puncak kegiatan
(masa “boom” atau “hausse” = konjungtur tinggi)
2. Tahap Resesi = Kelesuan. Yaitu semula kemacetan yang timbul menyebabkan laju
pertumbuhan ekonomi terhenti (stagnasi) dan/atau mundur sedikit. Jika
berlangsung lama dan hebat, dimana semua sektor ekonomi ikut lesu maka
kelesuan menjadi kemerosotan.
3. Tahap Depresi = Kemerosotan. Yaitu kemerosotan yang disebabkan antara lain
banyak produksi berkurang, banyak pabrik tutup, banyak terjadi pengangguran
(baisse atau konjungtur rendah). Tetapi akhirnya keadaan berubah lagi (titik balik
bawah/trough).
4. Tahap Recovery = Pemulihan. Yaitu tahap yang mulai pulih kembali normal.
Tipe Konjungtur
1. Trend Sekuler yang artinya, suatu arah gerakan
ekonomi (bisa keatas, bisa juga menjurus ke
bawah) dalam periode lama; misalnya bisa
terjadi antara 30–50 tahun.
a. Penyebabnya : Teknologi, arus modal dan investasi,
standar hidup yang lebih baik dan terus meningkat
b. Contohnya :
1. Pergerakan harga emas murni (arah naik)
2. Pergerakan Pendapatan masyarakat/GNP (arah naik)
3. Pergerakan Konsumsi masyarakat (arah naik)
4. Pergerakan Kematian Penduduk (arah turun)
Tipe Konjungtur
3. Fluktuasi Musim yaitu, fluktuasi kegiatan ekonomi
selama periode tertentu, biasanya satu tahun.
Perubahan-perubahan yang terjadi karena
dipengaruhi musim (kondisi alam) atau
kebiasaan–kebiasaan misalnya hari–hari besar
yang meningkatkan penjualan.
a. Penyebabnya : umumnya iklim dan tradisi
b. Contohnya :
1.Iklim misalnya musim hujan (bulan November – Februari )
perusahaan ice cream mengalami penurunan penjualan.
2.Tradisi misalnya menjelang hari natal dan tahun baru
dimana industri hotel dan indusrri makanan, minuman dan
pakaina meningkat penjualannya.
Tipe Konjungtur
4. Fluktuasi Irregular (tidak beraturan), yaitu
perubahan akibat dari kejadian–kejadian yang
tidak diharapkan; yang disebabkan faktor
kebetulan (chance factor ) dan sifatnya sporadis
25 25
24
23
22
20
18
17 Bunga
16
15 15 15 Polynomial (Bunga)
14 14
12.7 Inflasi
12
Polynomial (Inflasi)
10.2 10.7
10
8.8
7.8
6.9
5 5.4
4.6
3.3
0
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Kebijakan Fiskal:
Deregulasi UU Perpajakan
Kurva IS-LM
Konsep Dasar Analisis IS-LM
• Model IS-LM memadukan ide-ide aliran pemikiran
Klasik dengan Keynes, sering disebut sebagai
sintesis Klasik-Keynesian, atau sintesis Neo Klasik-
Keynesian.
• Teori Klasik yg digunakan adalah keyakinan bahwa
pasar akan dapat mencapai kondisi keseimbangan
(market ekuilibrium).
• Teori Keynes yg digunakan adalah fungsi uang
sebagai alat transaksi dan spekulasi.
• Jadi dalam analisis IS-LM, uang tidaklah netral dan
seperti pandangan Klasik dan pasar akan tetap
mampu mencapai keseimbangan.
Konsep Dasar Analisis IS-LM
⁃ Prinsip umum:
Keseimbangan umum ekonomi akan tercapai jika pasar
barang-jasa dan pasar uang-modal secara simultan
berada dalam keseimbangan (I = S dan L = M).
Secara grafis hal ini tercapai ketika kurva IS berpotongan
dengan kurva LM (IS = LM)
⁃ Karena alat analisisnya sangat sederhana , kurva
IS-LM sampai saat ini merupakan alat analisis
kebijakan ekonomi makro yg penting.
Kisi-Kisi
‒ Ujian Akhir Semseter
Kisi-kisi UAS
1. Pengertian Pendapatan Permanen dan
Pendapatan Relatif
2. Pengertian Angka Pengganda
3. Pengertian Akselerator (Percepatan)
4. Cara mengatasi Inflasi
5. Tahapan Konjungtur
6. Bonus:
a. Keseimbangan Perekonomian 4 Sektor