Anda di halaman 1dari 240

Ekonomi Makro

Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam


Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate
Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah Ekonomi Makro akan membahas konsep dasar
ekonomi makro,dan faktor-faktor yang mempengaruhi
kondisi makroekonomi;
— pendapatan nasional,
— konsumsi,
— investasi,
— inflasi,
— pengangguran,
— kebijakan fiskal dan moneter
— pertumbuhan ekonomi,
— perdagangan internasional.
Tujuan
—Memahami tentang agregat makroekonomi, antara
lain; pendapatan nasional, investasi, inflasi,
pengangguran, kebijakan fiskal dan moneter,
pertumbuhan ekonomi, dan perdagangan internasional.
—Mampu melakukan analisis umum terhadap fenomena
yang terjadi, yang berkaitan dengan kondisi
makroekonomi.
Persyaratan Kelas
Partisipasi Kelas dan Kehadiran
a. Setiap mahasiswa diharapkan untuk hadir dalam setiap pertemuan
perkuliahaan dan berkontribusi secara aktif dalam setiap diskusi
maupun analisis kasus yang diberikan.
b. Setiap mahasiswa harus berpartsispasi aktif dan memberikan
komentar berbobot yang sesuai dengan materi dan/ atau kasus
yang didiskusikan.
c. Setiap mahasiswa bertanggung jawab agar proses perkuliahan
berjalan dengan baik.
Persyaratan Kelas
Rangkuman Materi, Analisis Kasus, dan Presentasi
a.Setiap mahasiswa diwajibkan untuk membuat dan
mengumpulkan ringkasan materi yang akan dipelajari
(maksimal 3-4 halaman) sebelum perkuliahan dimulai.
NO PLAGIARISM
b.Setiap kelompok yang telah ditetapkan oleh dosen
diwajibkan mempresentasikan materi kuliah (dan analisis
kasus) pada setiap pertemuan. Materi presentasi dibuat
dalam format power point.
c.Kelompok yang tidak melakukan presentasi akan
memperoleh nilai maksimal C.
Persyaratan Kelas
Ujian
a. Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir
Semester (UAS) akan mengukur pengetahuan
mahasiswa berdasarkan pemahaman dan
kemampuan menerapkan meteri kuliah pada untuk
menyelesaikan kasus yang aktual.
b. Materi UTS terdiri dari materi pertemuan I sampai
dengan VII, dan materi UAS terdiri dari materi
pertemuan VIII sampai XIV.
Evaluasi
Kinerja mahasiswa akan ditentukan berdasarkan:
1. Presensi dan Partisipasi mahasiswa dalam proses belajar
mengajar 10%
2. Tugas individual 20%
3. Tugas kelompok 20%
4. Ujian Tengah Semester (UTS) 25%
5. Ujian Akhir Semester (UAS) 25%

Peraturan Kelas:
6. Tidak Ada Bunyi Ponsel Selama Kegiatan Perkuliahan
Berlangsung.
7. Toleransi Keterlambatan 10 menit.
8. Kehadiran Minimal 80%.
9. Dosen Memegang GOLDEN RULE
Pokok Bahasan
1. Pendahuluan, Pengertian Makro Ekonomi
1. Perkenalan
2. Penjelasan Silabus
3. Pengertian Ekonomi Mikro dan Makro
2. Ruang Lingkup Makro Ekonomi
1. Beberapa permasalahan Ekonomi Makro
1. Jangka Pendek
2. Jangka Panjang
2. Fenomena pokok Makro Ekonomi
3. Jenis dan hubungan variabel ekonomi makro
3. Sistem Perekonomian
1. Pengertian Tertutup
2. Perekonomian Terbuka
3. Keseimbangan Perekonomian
Pokok Bahasan
4. Pendapatan Nasional (Bagian I)
a.Pengertian dan Konsep
b.Beberapa istilah  Pendapatan Nasional
c.Produk Nasional Bruto (GNP)
d.Komponen-komponen Pendapatan Nasional

5. Pendapatan Nasional (Bagian I)


a.Perhitungan pendapatan
i. Metode Produksi
ii. Metode Pendapatan
iii. Metode Pengeluaran

6. Fungsi Investasi
7. Fungsi Tabungan, APS, dan MPS
Pokok Bahasan
8. Teori Konsumsi, Teori Pendapatan
Permanen, dan Pendapatan Relatif
9. Angka Pengganda dan Percepatan (Accelerat
or)

10. Pengertian dan Pengukuran Percepatan


Pokok Bahasan
11. Inflasi dan Deflasi
a. Pengertian inflasi dan Deflasi
b. Jenis-jenis inflasi dan Deflasi
c. Celah inflasi dan Deflasi
d. Masalah Inflasi dan kebijakan pemerintah
12. Uang

a. Pengertian dan Sejarah Uang


b. Kriteria dan Fungsi Uang
c. Jenis Uang
d. Teori Permintaan Uang
e. Time Value of Money dan Economic Value of Time
13. Conjucture
Sesi #1
Pengertian Makro Ekonomi
 Pengertian Mikroekonomi
dengan Makroekonomi
 Perbedaan Mikroekonomi
dengan Makroekonomi
Pengertian Ekonomi Mikro
― Kata mikro berarti kecil.
― Pengertian pada teori mikro ini hanya Aktifitas dikaji
aktivitas skala kecil.
― Ilmu ekonomi mikro adalah ilmu yang mempelajari
aktivitas-aktivitas perekonomian yang bersifat bagian kecil,
yang memusatkan perhatiannya pada masalah bagaimana
konsumen akan mengalokasikan pendapatannya yang
terbatas terhadap berbagai macam barang dan jasa yang
dibutuhkan, untuk memperoleh kepuasan maksimum.
Fokus Ekonomi Mikro
― Analisis Mikroekonomi, difokuskan pada masalah
penentuan pilihan untuk:
o Efisiensi penggunaan sumber-sumber daya (resources)
yang dimiliki.
o Mencapai kepuasan maksimal
Pengertian Ekonomi Makro
―Ilmu Ekonomi makro adalah cabang ilmu ekonomi yang menelaah
perilaku dari perekonomian atau tingkat kegiatan ekonomi secara
keseluruhan (agregat) termasuk di dalamnya faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja perekonomian.

―Teori ekonomi makro adalah bidang ilmu ekonomi yang mengkaji


fenomena perekonomian secara menyeluruh atau luas misalnya
inflasi, pengangguran dan pertumbuhan ekonomi. Ekonomi makro
merupakan pengetahuan ekonomi yang bersifat agregatif dan me-
nampilkan teori-teori ekonomi makro yang sangat mendasar.

―IlmuEkonomi makro adalah Ilmu yang mempelajari fenomena


ekonomi secara luas, termasuk inflasi, pengangguran, dan
pertumbuhan ekonomi (Mankiw, 2006).
Fokus Analisisi Ekonomi Makro

Analisis Makroekonomi, difokuskan pada:


o Bagaimana Permintaan (supply) dan Penawaran
(demand) menentukan tingkat kegiatan dalam
perekonomian.
o Peranan kebijakan (policy) dan campur tangan
(intervention) pemerintah dalam mengatasi
permasalahan perekonomian yang dihadapi.
o Masalah-masalah yang selalu dihadapi setiap
perekonomian
Perkembangan Teori Makroekonomi
Mazhab Klasik

Adam Smith (1776)

Mazhab ini tidak banyak membuat analisis mengenai


masalah pengangguran, inflasi, ketidakstabilan
ekonomi dan pertumbuhan ekonomi.
Perkembangan Teori Makroekonomi
Mazhab Klasik (Classic Economics)

1. Sistem pasar bebas akan mewujudkan tingkat


kegiatan ekonomi yang efisien dalam jangka
panjang.
2. Kemunduran dalam kegiatan ekonomi hingga
menyebabkan pengangguran adalah hal yang
wajar dan akan berlaku sementara saja.
3. Sistem pasar bebas akan membuat penyesuaian
dengan sendirinya dan perekonomian yang teguh
akan berlangsung kembali.
Perkembangan Teori Makroekonomi
Aliran Teori Keynes (Keynesian Theori)

John Maynard Keynes (1936)


“The General Theory of Employment, Interest and Money”
1.Kritikal terhadap pandangan klasik
2.Pengeluaran agregat adalah faktor utama yang
menentukan tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai
suatu negara.
3.Pengeluaran agregat adalah perbelanjaan masyarakat
yang dipergunakan untuk barang dan jasa
4.Diperlukan kebijakan pemerintah untuk menciptakan
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan
pertumbuhan ekonomi
Sesi #2
Ruang Lingkup Makro Ekonomi
 Aspek dalam Kegiatan
Makroekonomi
Aspek dalam Kegiatan Makroekonomi
 Masalah-Masalah Utama Makroekonomi
 Berbagai Jenis Data Utama yang Digunakan
untuk Mengamati dan Menilai Prestasi
Kegiatan Suatu Perekonomian
 Kebijakan Pemerintah untuk Mengatasi
Berbagai Masalah yang Dihadapi
Permasalahan Dalam Makro Ekonomi
a. Jangka Pendek
a. Inflasi
b. Pengangguran
c. Ketimpangan dalam neraca pembayaran
b. Jangka Panjang
a. Perekonomian dan peningkatan penduduk
b. Kapasitas produksi
c. Dana investasi
Penentuan Kegiatan Ekonomi

Analisis makroekonomi menunjukkan bagaimana


Pengeluaran Agregat (Permintaan Agregat)
menentukan tingkat kegiatan suatu perekonomian
dalam suatu periode tertentu.

Komponen dari Pengeluaran Agregat:


1. Pengeluaran konsumsi Rumah Tangga (C)

2. Investasi Perusahaan (I)

3. Pengeluaran Konsumsi dan Investasi oleh


Pemerintah– Government Spending (G)
4. Expor– tidak terlepas dari imp or (X-M)
Variabel-variabel Makroekonomi
a. Tingkat pendapatan nasional.
b. Konsumsi Rumah Tangga.
c. Investasi nasional (swasta/pemerintah).
d. Tingkat tabungan.
e. Belanja Pemerintah.
f. Tingkat Harga – harga umum.
g. Jumlah uang yang beredar (Inflasi).
h. Tingkat bunga.
i. Kesempatan Kerja.
j. APBN.
k. Neraca Pembayaran (Eksport dam Import)
Ruang Lingkup Makro Ekonomi
―Pendapatan Nasional.
―Neraca pembayaran dan Kurs valuta asing.

―Inflasi.

―Pengangguran dan kesempatan kerja.

―Investasi nasional (pemerintah dan swasta).

―Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.

―Anggaran pemerintah. 

―Kebijakan fiskal dan sistem perpajakan.

―Kebijakan moneter dan jumlah uang yang beredar.

―Tingkat bunga.
Pelaku Makroekonomi
a. Rumah Tangga,
b. Produsen,
c. Pemerintah,
d. Lembaga-lembaga Keuangan,
e. Negara-negara Lain.
Kegiatan Pelaku Makrokonomi
Permintaan :
1. Pengeluaran konsumsi oleh Rumah Tangga
2. Belanja barang oleh Pemerintah
3. Investasi oleh Perusahaan
4. Ekspor ke luar negeri
5. Kebutuhan tenaga kerja oleh Pemerintah
6. Kebutuhan tenaga kerja oleh Perusahaan
7. Kebutuhan uang tunai dan kredit
8. Kebutuhan Rumah Tangga akan uang tunai
9. Kebutuhan Perusahaan-perusahaan Asing akan rupiah
Kegiatan Pelaku Makroekonomi
Penawaran
1. Hasil produksi dalam negeri
2. Impor dari luar negeri
3. Tenaga kerja yang disediakan oleh Rumah Tangga
4. Suplai uang kartal
5. Tabungan Rumah Tangga
6. Suplai uang giral
7. Suplai dana luar negeri.
Kegiatan Pelaku Makroekonomi
Kelompok Rumah Tangga :
• menerima penghasilan dan para produsen dari “penjualan” tenaga
kerja mereka (upah), dividen, dan dan menyewakan tanah hak milik
mereka.
• menerima penghasilan dari lembaga keuangan berupa bunga atas
simpanan-simpanan mereka;
• membelanjakan penghasilan tersebut di pasar barang (sebagai
konsumen);
• menyisihkan sisa dan penghasilan tersebut untuk ditabung pada
lembaga-lembaga keuangan;
• membayar pajak kepada pemerintah;
• masuk dalam pasar uang sebagai “peminta” (demanders) karena
kebutuhan mereka akan uang tunal untuk misalnya transaksi
sehari-hari.
Kegiatan Pelaku Makroekonomi
Kelompok Produsen :
• Memproduksikan dan menjual barang-barang/jasa-jasa (yaitu
sebagai supplier di pasar barang);
• Menyewa/menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki
oleh kelompok rumah tangga untuk proses produksi;
• Menentukan pembelian barang-barang modal dan stok
barang-barang lain (selaku investor masuk dalam pasar barang
sebagai peminta atau demander);
• Meminta kredit dan lembaga keuangan untuk membiayai
investasi mereka (sebagai demander di pasar uang);
• Membayar pajak kepada pemerintah.
Kegiatan Pelaku Makroekonomi
Lembaga Keuangan (semua bank-bank dan lembaga keuangan lainnya kecuali bank sentra) :

Menerima simpanan/deposito dan rumah tangga;


Menerima kredit dan uang giral (sebagai supplier dalam pasar uang).

Pemerintah (termasuk di dalamnya bank sentral)

Menarik pajak langsung dan tak langsung;


Membelanjakan penerimaan negara untuk membeli barang-barang
kebutuhan pernerintah (sebagai demander di pasar barang),
Meminjam uang dan luar negeri;
Menyewa tenaga kerja (sebagai demander di pasar tenaga kerja);
Menyediakan kebutuhan uang (kartal) bagi masyarakat (sebagai
supplier di pasar uang).
Kegiatan Pelaku Makroekonomi
Pemerintah (termasuk di dalamnya bank sentral)
• Menarik pajak langsung dan tak langsung;
• Membelanjakan penerimaan negara untuk
membeli barang-barang kebutuhan pernerintah
(sebagai demander di pasar barang),
• Meminjam uang dari luar negeri;
• Menyewa (demander) tenaga kerja.
• Menyediakan (supplier) kebutuhan uang (kartal)
bagi masyarakat.
Kegiatan Pelaku Makroekonomi
Negara-negara lain:
Menyediakan (supplier) kebutuhan barang impor
Membeli (demander) hasil-hasil ekspor kita
Menyediakan kredit untuk pemerintah dan swasta dalam negeri;
Membeli dari pasar barang untuk kebutuhan cabang
perusahaannya di Indonesia (sebagai investor);
Masuk ke dalam pasar uang dalam negeri sebagai penyalur uang
(devisa) dari luar negeri, dan sebagai peminta kredit dan uang
kartal rupiah untuk kebutuhan cabang-cabang perusahaan
mereka di Indonesia.
Kebijakan Makroekonomi
Kebijakan Moneteer
Kebijakan moneter adalah tindakan pemerintah
(atau bank sentral) untuk mempengaruhi situasi
makro yang dilaksanakan melalui pasar uang.
Tujuan Kebijakan Moneteer:
1. jumlah uang beredar.
2. tingkat bunga yang berlaku dipasar uang.
Pasar
Perekonomian dilihat sebagai suatu sistem yang terdiri dan
empat pasar besar yang saling berhubungan satu sama lain,
yaitu:
1. Pasar Barang
2. Pasar Uang
3. Pasar Tenaga Kerja
4. Pasar Luar Negeri
a. Neraca Perdagangan; yaitu penerimaan devisa ekspor dikurangi
pengeluaran devisa untuk import.
b. Dasar Penukaran Luar Negeri(terms of trade); yaitu harga rata-
rata ekspor kita dibagi dengan harga rata-rata impor.
c. Cadangan Devisa, yaitu persediaan devisa yang kita pun pada
awal tahun plus saldo neraca pembayaran.
Sesi #3 :
Sistem Perekonomian
‒ Perekonomian Tertutup
‒ Perekonomian Terbuka
‒ Keseimbangan Perekonomian
Sistem Perekonomian
Pengertian
sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan
sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi
di negara tersebut.
Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem
ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur
1. Pengaturan Kepemilikan faktor produksi
2. Pengaturan Produksi
3. Pengaturan Alokasi Sumberdaya
Sistem Perekonomian
 Perekonomian terencana (planned economies)
Faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan jasa
melalui permintaaan dan penawaran diatur oleh pemerintah.
 Perekonomian pasar (market economic),
Faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan jasa
melalui permintaaan dan penawaran diatur oleh mekanisme Pasar .
Perekonomian Tertutup
Pengertian
1. Perekonomian tertutup adalah perekonomian yang tidak melibatkan diri
dengan perdagangan internasional dan jasa serta modal dari Negara lain.
― Perekonomian Tertutup Sederhana dua sektor adalah
perekonomian yang mencakup hanya dua pihak yaitu: (1) rumah
tangga, dan (2) perusahaan, tanpa melibatkan pemerintah dan
perdagangan luar negeri
― Perekonomian tiga sektor, adalah perekonomian yang
mencakup hanya tiga pihak yaitu: (1) rumah tangga, dan (2)
perusahaan, dan (3) pemerintah , tanpa melibatkan dan
perdagangan luar negeri

1. Negara Penganut Sistem Ekonomi Tertutup berusaha mandiri


dan memenuhi kebutuhannya sendiri
Ciri-ciri Perekonomian Tertutup
1. Pada masa ini, semua kegiatan manusia hanya
semata-mata untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri. Individu atau masyarakat bertindak sebagai
produsen sekaligus konsumen sehingga tidak
terjadi pertukaran barang atau jasa.
2. Masa perekonomian ini memiliki ciri-ciri:
3. Kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan
sendiri
4. Setiap individu sebagai produsen sekaligus sebagai
konsumen
5. Belum ada pertukaran barang dan jasa
Komponen Analilisis dalam
Perekonomian Tertutup
1. Dalam perekonomian tertutup, seluruh output dijual
di dalam negeri, dan pengeluaran dibagi menjadi
tiga komponen: konsumsi, investasi, dan belanja
pemerintah.
2.                             Y = (C + I )+ G
1. Y= Pendaatan Negara
2. C= Konsumsi Rumah Tangga
3. I= Investasi (Tabunagan Nasional)
4. G= Belanja Pemerintah
1. Negara perekonomian tertutup dapat meningkatkan
kekayaan hanya dengan mengumpulkan modal baru.
Asumsi-asumsi dalam Perekonomian
Tertutup
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan
nasional terkait konsumsi, yaitu:
1. Pendapatan nasional diperoleh setelah dikurangi pajak
dan potongan-potongan biaya lainnya.
2. Kondisi lingkungan , yaitu geografis dan sosial akan
mempengauhi kondisi lingkungan.
3. Perkiraan masa depan terkait kenaikan atau penurunan
barang-barang dan jasa di masa yang akan datang.
Asumsi-asumsi dalam Perekonomian
Tertutup
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan
nasional untuk dialokasikan sebagai tabungan,
yaitu:
1. Banyaknya pendapatan yang didapat oleh rumah
tangga setelah dikurangi pengeluaran untuk
dikonsumsi.
2. Tingkat bunga. Kenaikan tingkat bunga akan
meningkatkan kecenderungan untuk menabung dan
berinvestasi.
3. Keinginan untuk berjaga-jaga terhadap
kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak terduga
di masa depan.
Kelebihan dan Kekurangan
Perekonomian Tertutup
KELEBIHAN
 Sistem ekonomi bisa kuat dari imbas global
 Karena tidak tergantung sistem pasar bebas, maka
ia relatif lebih tahan gempuran krisis moneter
 Menjadikan perekonomian yang mandiri
Kelebihan dan Kelemahan
Perekonomian Tertutup
KELEMAHAN
 Sistem ekonomi tertutup membuatnya sulit
mengikuti perkembangan
 Mudah adanya kelangkaan Barang / Jasa
 Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat
 Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam
memilih sumber daya
 Tidak adanya kegiatan Ekspor dan Impor / Tidak
adanya perdagangan Internasional
 Tidak adanya arus Modal
 Mudah tertinggal dari kemajuan negara lain
Kelebihan dan Kekurangan
Perekonomian Tertutup
TREATMENT
 Perekonomian tertutup sudah terbukti sangat lemah dan
pernah dialami oleh negara Jepang, Korea dan China dan
lainnya
 Dari sisi kemandiriannya perlu diterapkan agar
penggunaan sumber daya alam maupun manusia secara
maksimal dan adanya kontribusi
 Sistem perekonomian tertutup bisa menjadi kuat jika
penggunaan SDA dan SDM-nya baik dan terarah dan
sesuai dengan Ideologi Negara Tersebut
 Indonesia  menganut perekenomian pancasila,
Perekonomian Tertutup tidak cocok untuk negara
Indonesia
Perekonomian Terbuka
Pengertian
Perkonomian terbuka adalah suatu sistem ekonomi
yang di dalamnya terdapat kegiatan ekspor dan
impor yang melibatkan negara lainnya.

Perekonomian terbuka disebut juga perekonomian


empat sektor karena mencakup empat sektor; yaitu:
(1) rumah tangga, (2) perusahaan, (3) pemerintah,
dan (4) luar negeri (ekspor dan impor).
Pelaku Perekonomian Empat Sektor
1. Sektor Rumah Tangga (Households Sector), yang
terdiri atas sekumpulan individu yg dianggap
homogen & identik.
2. Sektor Perusahaan (Firms Sector), yang terdiri atas
sekumpulan perusahaan yang memproduksi brg &
jasa.
3. Sektor Pemerintah (Government Sector), yang
memiliki kewenangan politik untuk mengatur
kegiatan masyarakat & perusahaan.
4. Sektor Luar Negeri (Foreign Sector), yaitu sektor
perekonomian dunia, dimana perekonomian
melakukan transaksi ekspor-impor.
Komponen Analisis Perekonomian
Terbuka
1. Formulasi Umum
Y=C+I+G+(X-M)
1. Dimana:
2. Y = Pendapatan Nasional
3. C = Konsumsi Rumah Tangga
4. I = Investasi
5. G = Belanja Pemerintah
6. X = Ekspor
7. M= Impor
Ekspor (X)
ASUMSI yang digunakan:

Ekspor merupakan salah satu jenis penawaran agregat,


sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional
yang akan dicapai oleh suatu Negara.
Apabila ekspor meningkat, maka pengeluaran agregat akan
meningkat pula, dan keadaan ini selanjutnya akan menaikan
pendapatan nasional.
Namun sebaliknya, Apabila pendapatan nasional bertambah
besar, ekspor belum tentu meningkat, atau besarnya ekspor
dapat meningkat atau mengalami perubahan, meskipun
pendapatan nasional tetap besarnya”.
Impor (M)
ASUMSI yang digunakan:

Faktor yang  mempengaruhi besar kecilnya pembelian


barang dari luar negeri (impor) suatu Negara adalah
kemampuan membayar (daya beli) Negara tersebut
terhadap barang impor.
Makin tinggi kemampuan membayar (daya beli)-nya
maka tinggi pula impor yang dapat dilakukannya.
Karena tinggi rendahnya daya beli suatu Negara
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasionalnya. 
Maka tinggi rendahnya impor Negara tersebut, juga
ditentukan oleh besar kecilnya pendapatan nasionalnya.
Perbedaan Perekonomian Terbuka
dengan Perekonomian Tertutup
Keterlibatan Sektor Keuangan/ Modal, dan
Perdagangan Internasioanal
Sesi #4
Pendapatan Nasional
a. Pengertian dan Konsep
b.Beberapa istilah  Pendapatan Nasional
c. Produk Nasional Bruto (GNP)
d.Komponen-komponen Pendapatan Nasional
Sejarah Pendapatan Nasional
Sir William Petty
Orang pertama yang berusaha menaksir pendapatan
nasional Inggris pada tahun 1665.

Hasil taksiran diperoleh sebesar 40 juta pound


berdasarkan asumsi bahwa pendapatan nasional
merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama
setahun.

Menurut Para Ahli Ekonomi Modern, konsumsi bukanlah


satu-satunya variabel yang membentuk Pendapatan
Nasional suatu negara.
Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional ( disebut juga output


nasional) adalah ukuran dari nilai total barang
dan jasa dihasilkan suatu negara dalam kurun
waktu tertentu (biasanya satu tahun) yang
dinyatakan dalam satuan uang.
Pentingnya Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional atau output nasional menjadi
indikator penting dalam sebuah perekonomian, karena:
1. Besarnya pendapatan nasional adalah gambaran awal
tentang seberapa besar efisien sumber daya yang ada
dalam perekonomian (Tenaga Kerja, barang modal,
uang & kemampuan kewirausahaan.
2. Besarnya pendapatan nasional adalah gambaran awal
tentang produktivitas dan tingkat kemakmuran suatu
negara.
3. Besarnya pendapatan nasional adalah gambaran awal
tentang masalah-masalah struktural (mendasar) yang
dihadapi suatu perekonomian.
Konsep Perhitungan Pendapatan
Nasional
Pendapatan nasional dapat didefinisikan dengan
tiga cara, yaitu :
1. Nilai seluruh produk (barang dan jasa) yang
diproduksi dalam suatu negara selama satu
periode tertentu.
2. Jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh
faktor produksi dalam suatu negara selama
satu periode tertentu.
3. Jumlah pengeluaran untuk membeli barang dan
jasa yang diproduksi dalam suatu negara
selama satu periode tertentu.
Siklus Aliran Pendapatan
Jenis-jenis Pendapatan Nasional
 PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross
Domestik Product)
Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa
barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit
produksi di dalam batas wilayah suatu Negara selama
satu tahun.
Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil produksi
dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing
yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan
Rumus:
GDP = C + I + G + (X – M)
Asumsi dalam Menghitung PDB
1. Produk dan jasa akhir, dalam pengertian barang dan
jasa yang dihitung dalam PDB adalah barang dan jasa
yang digunakan pemakai terakhir (untuk dikonsumsi).
2. Harga Pasar, yang menunjukkan bahawa nilai output
nasional tersebut dihitung berdasarkan tingkat harga
yang berlaku pada periode yang bersangkutan.
3. Faktor-faktor produksi yang dihitung berlokasi di
negara yang bersangkutan, dalam arti perhitungan
PDB tidak mempertimbangkan asal kepemilikan faktor
produksi (milik perekonomian atau milik asing) yang
digunakan dalam menghasilkan output.
Jenis-jenis Pendapatan Nasional
PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/ Gross Nasional Product)

Menurut ahli ekonomi modern, GNP merupakan alat utama


pengukur kegiatan perekonomian, yaitu seluruh jumlah barang
dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang
bersangkutan diukur menurut harga pasar.

PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan
masyarakat suatu Negara dalam periode satu tahun, termasuk
didalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat
Negara tersebut yang berada di luar negeri.

RUMUS :
GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri, atau
GNP = GDP – Impor
Jenis-jenis Pendapatan Nasional
NNP (Net National Product)
NNP adalah jumlah barang dan jasa yang
dihasilkan oleh masyarakat dalam periode
tertentu, setelah dikurangi penyusutan
(depresiasi) dan barang pengganti modal.

RUMUS :
NNP = GNP – Penyusutan
Jenis-jenis Pendapatan Nasional
NNI (Net National Income)
NNI adalah jumlah seluruh penerimaan yang
diterima oleh masyarakat setelah dikurangi pajak
tidak langsung (indirect tax).

RUMUS :
NNI = NNP – Pajak tidak langsung
Jenis-jenis Pendapatan Nasional

PI (Personal Income)
PI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima
masyarakat yang benar-benar sampai ke tangan
masyarakat setelah dikurangi oleh laba ditahan, iuran
asuransi, iuran jaminan social, pajak perseorangan
dan ditambah dengan transfer payment.

RUMUS :
PI = (NNI + Transfer Payment) – (Laba ditahan + Iuran
Asuransi + Iuran Jaminan
Sosial + Pajak Perseorangan )
Jenis-jenis Pendapatan Nasional
DI (Disposible Income)
DI adalah pendapatan yang diterima masyarakat
yang sudah siap dibelanjakan oleh penerimanya.

RUMUS :
DI = PI – Pajak Langsung
Sesi #5
Pengukuran Pendapatan Nasional
‒ Production Approach
‒ Income Approach
‒ Expenditure Approach
Pengukuran Pendapatan Nasional

Pengukuran Pendapatan Nasional dapat


dilakukan menggunakan 3 metode, yaitu:
1. Metode Produksi (Production Approach)
2. Metode Pendapatan (Income Approach)
3. Metode Pengeluaran (Expenditure Approach).
Production Approach (Pendekatan
Produksi)
Adalah perhitungan pendapatan nasional
dengan menjumlahkan nilai tambah (value
added) dari semua sektor produksi selama satu
periode tertentu (biasanya dalam satu tahun).
Konsep Pendekatan Produksi
 Kegiatan produksi adalah kegiatan
menciptakan atau menambah nilai tambah
(value added).
 Perhitungan dengan pendekatan produksi,
hanya mencakup perhitungan nilai tambah di
setiap lahan produksi.
 Nilai tambah yang dimaksud adalah selisih
antara nilai produksi (nilai output) dan nilai
biaya antara (nilai input), yang terdiri atas
bahan baku dan bahan penolong yang
digunakan dalam proses produksi.
Contoh
Pelaku Biaya Harga Valu Added/
Produksi Jual Nilai Tambah
Rumah Tangga 100 200 100
Perusahaan 3000 4500 1500
Pemerintah 1200 1800 600
Ekspor 500 900 400
Impor 700 900 200
Jumlah Nilai Tambah 2400
Komponen Pembentuk Pendapatan
Nasional

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan


2. Pertambangan dan penggalian
3. Industri dan pengolahan (manufactur)
4. Listrik, gas, dan air minum
5. Bangunan
6. Perdagangan, hotel, restoran
7. Pengangkutan dan telekomunikasi
8. Bank dan Lembaga keuangan lainnya
9. Pemerintahan dan Pertahanan
10. Jasa-jasa lainnya
Pendekatan Pendapatan (Income
Approach)
Metode perhitungan pendapatan nasional dengan
menjumlahkan semua pendapatan yang diperoleh
semua pelaku ekonomi dalam suatu masyarakat
atau negara pada periode tertentu.
Pendapatan tersebut berupa pendapatan dari
sewa, bunga, upah, keuntungan dan lain
sebagainya.
Angka yang diperoleh dari perhitungan
pendapatan nasional dengan menggunakan
metode ini menunjukkan besarnya Pendapatan
Nasional (National Income = NI).
Konsep Pendekatan Pendapatan
Metode pendapatan memandang nilai output
perekonomian sebagai nilai total balas jasa atas
faktor produksi yang digunakan dalam proses
produksi.
Formulasi sederhana: Q = f(L,K,U,E)
Dimana:
Q = output
L = tenaga kerja
K = barang modal
U = uang/finansial
E = kemampuan entrepreneur atau kewirausahaan
Jenis Balas Jasa
1. Balas jasa tenaga kerja adalah upah atau
gaji.
2. Balas jasa barang modal adalah pendapatan
sewa.
3. Balas jasa pemilik uang/aset finansial
adalah pendapatan bunga.
4. Balas jasa untuk pengusaha adalah profit/
keuntungan.
5. Total balas jasa atas seluruh faktor produksi
disebut Pendapatan Nasional (PN).
Formulasi
Dengan pendekatan pendapatan (income
approach) Pendapatan Nasional (PN)
diformulasikan sebagai berikut:
PN = w + i + r + p
Dimana :
w = upah/gaji (wages/salary)
i = pendapatan bunga (interest)
r = pendapatan sewa (rent)
p = keuntungan (profit)
Contoh
Expenditure Approach
Berdasarkan pendekatan pengeluaran, nilai pendapatan
nasional dihitung dengan cara menjumlahkan
permintaan akhir dari para pelaku ekonomi
(konsumen, produsen, dan pemerintah) dalam suatu
negara. Dapat dituliskan sebagai berikut :
1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga (C).
2. Pengeluaran konsumsi pemerintah (G).
3. Investasi domestik bruto (I).
4. Ekspor neto atau nilai ekspor dikurangi impor (X–M).
Maka :
PN = C + G + I + (X–M)
Contoh
Pelaku Nilai Pengeluaran
(Triliun)
Rumah Tangga 100
Perusahaan 3000
Pemerintah 1200
Ekspor 500
Impor 700
Jumlah Nilai Tambah 4100

Perhitungan Menggunakan Pendekatan Pengeluaran akan


menghasilkan nilai GNP
Sesi #6
Fungsi Investasi
INVESTASI
Pengertian Investasi (dalam sudut pandang Makroekonomi)
 Merupakan pengeluaran perusahaan untuk membeli

barang-barang Modal dan pelengkapan-pelengkapan


produksi untuk menambah kemampuan untuk
memproduksi barang-barang dan jasa yang tersedia
dalam perekonomian.

 Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran
atau
pembelanjaan para penanam modal atau perusahaan
untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-
perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan
memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang
tersedia dalam perekonomian (Sadono Sukirno)
Investasi Mengandung Arti:
1. Menunda konsumsi sumber daya atau
bagian penghasilan demi meningkatkan
kemampuan menambah/ menciptakan
nilai hidup (penghasilan atau kekayaan)
di masa mendatang.
2. Mengelola sumber daya (faktor
produksi) yang ada sekarang untuk
diperoleh manfaat dimasa yang akan
datang
Pelaku Investasi

1. Rumah tangga (motif keuntungan


tambahan)
2. Pemerintah (motif memenuhi kebutuhan
masyarakat spt: rumah sakit, jalan)
3. Swasta (motif mencari keuntungan)
4. Pemerintah dan swasta (memenuhi
kebutuhan masyarakat & mencari
keuntungan)
Komponen Pengeluaran Investasi

1. Investasi RT; contoh: pengeluaran untuk


mendirikan tempat tinggal
2. Investasi Perusahaan-perusahaan Swasta,
Perubahan Dalam Investaris ("Inventory')
Perusahaan
3. Investasi Yang Dilakukan Oleh Pemerintah
INVESTASI
Ada 3 bentuk pengeluaran investasi :
1. Investasi tetap bisnis (business fixed investment), yaitu
pengeluaran investasi untuk pembelian berbagai jenis barang
modal berupa mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya
untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.
2. Investasi residensial (residensial investment), yaitu pengeluaran
untuk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor,
bangunan pabrik, bangunan pabrik,dan bangunan lainnya.
3. Investasi persedian (intervetory investment) yaitu berupa
pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual,
bahan mentah, dan barang yang lain yang belum diproses
produksi pada akhir tahun perhitungan pendapatan nasional.
Komponen dan Penentu INVESTASI

Komponen-komponen investasi :
1. Konstruksi baru
2. Peralatan tahan lama
3. Perubahan persediaan

Sedangkan faktor penentu investasi yaitu :


4. Hasil penjualan
5. Kemampuan Biaya
6. Ekspektasi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Tingkat INVESTASI
 Tingkat pengembalian yg diharapkan (Expected Rate
of Return)
 Kondisi Internal perusahaan
 Kondisi External perusahaan
 Biaya investasi
 Marginal Efficiency of Capital (MEC), Tingkat Bunga,
dan Marginal Efficiency of Investment (MEI)
 Marginal Efficiency of Capital (MEC), Investasi dan Tingkat
Bunga
 Marginal Efficiency of Capital (MEC) dan Efficiency of
Investment (MEI)
PERANAN INVESTASI DALAM
PEREKONOMIAN
 Investasi perusahaan merupakan sumber
penting dari terjadinya fluktuasi dalam
kegiatan perekonomian, terutama di negara-
negara industri yang perekonomiannya sudah
sangat berkembang.
 Kegiatan investasi memungkinkan suatu
masyarakat terus menerus meningkatkan
kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja,
meningkatkan pendapatan nasional dan
meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat.
Tiga Fungsi Penting Dari Kegiatan
Investasi Dalam Perekonomian
1. Investasi merupakan salah satu komponen
dari pengeluaran agregat.
2. Pertambahan barang modal sebagai akibat
investasi akan menambahkan kapasitas
produksi di masa depan
3. Investasi selalu diikuti oleh perkembangan
teknologi, yang selanjutnya akan menaikkan
produktivitas dan pendapatan perkapita
masyarakat.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK
MELAKUKAN INVESTASI
1. Pendekatan Nilai Sekarang
2. Pendekatan Tingkat Pengembalian Modal
EFISIENSI MARGINAL DARI INVESTASI
– Konsep efisiensi marginal dari investasi
menerangkan tentang sifat hubungan di
antara besarnya (jumlah) investasi yang akan
dilakukan dengan suku bunga
– Dengan menggunakan konsep efisiensi
marginal dari investasi Keynes, menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang terbalik
(negatif) antara suku bunga dengan jumlah
investasi yang akan dilakukan pada suatu
periode tertentu, yaitu: suku bunga yang
tinggi mengurangi investasi, vice versa.
TEORI INVESTASI
TEORI AKSELERASI : HUBUNGAN ANTARA
PENDAPATAN NASIONAL DAN INVESTASI
TEORI INVESTASI NEOKLASIK
TEORI AKSELERASI : HUBUNGAN ANTARA
PENDAPATAN NASIONAL DAN INVESTASI
Teori akselerasi merupakan teori investasi yang
didasarkan kepada hubungan yang rigid atau
kaku di antara jumlah barang modal (capital
stock) dengan tingkat pendapatan nasional
yang dapat diciptakannya.
Menurut teori ini rasio di antara nilai stok
modal dengan nilai produksi yang dapat
diwujudkannya adalah tetap
TEORI INVESTASI NEO-KLASIK

Teori investasi ini menggunakan pandangan


dasar dari pemikiran ahli-ahli ekonomi Klasik
mengenai penentuan keseimbangan faktor-
faktor produksi oleh perusahaan-perusahaan.

Untuk memaksimumkan keuntungan setiap


perusahaan akan menggunakan suatu faktor
produksi hingga sampai pada suatu tingkat di
mana nilai produksi marginalnya sama dengan
biaya yang dibelanjakan untuk memperoleh satu
unit faktor produksi tersebut.
Sesi 7
Fungsi Tabungan
‒ Fungsi Konsumsi dan
Tabungan
‒ MPC, APC, MPS, APS
Tabungan dan Pendapatan Nasional
Dalam suatu perekonomian modern, tingkat pengeluaran
agregat terdiri atas:
 Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga (C),
 Investasi yang dilakukan pihak swasta (I),
 Pengeluaran/ Belanja pemerintah (G),
 Ekspor bersih (X).
Berdasarkan pendekatan pengeluaran, nilai pendapatan
nasional dihitung dengan cara menjumlahkan permintaan
akhir dari para pelaku ekonomi (konsumen, produsen,
pemerintah, dan masyarakat luar negeri) dalam sebuah
perekonomian terbuka.

Y = C + I + G + (X–M)
Pengertian Tabungan
Tabungan (saving) ialah sisa dari pendapatan
yang telah digunakan untuk pengeluaran-
pengeluaran konsumsi.
Atau
Saving ialah bagian dari pendapatan yang
tidak dikonsumsi.

Dalam lingkup makroekonomi saving dapat


didefinisikan sebagai bagian dari pendapatan
nasional per tahun yang tidak dikonsumsi.
Grafik Fungsi tabungan
Fungsi Tabungan

Secara grafik fungsi tabungan didapatkan dengan


mengurangi garis 45º dengan fungsi konsumsi secara
vertikal.

Yd = C + S
S = Yd – C, atau
S = – C + Yd
Dimana, C = a + bY,
maka
S = –a + (1–b) Yd, atau
S = –Co + (1–b)Yd
Fungsi Konsumsi
‒ Konsumsi merupakan salah satu komponen pendapatan nasional
yang merupakan komponen dari pendapatan disposabel.
‒ Fungsi konsumsi adalah hubungan antara konsumsi dan

pendapatan disposabel serta menganggap konstan faktor-faktor


penentu konsumsi yang bukan berasal dari pendapatan.

Fungsi konsumsi dirumuskan dalam persamaan linear.


C = a + bYd atau C = Co + bYd
Keterangan :
• a = Besarnya konsumsi saat pendapatan sama dengan nol (Y = 0);
• b = Tambahan konsumsi karena bertambahnya pendapatan. b bernilai
antara 0 dan 1 (0 < b < 1);
• Yd = Pendapatan disposabel;
• Co = Konsumsi otonom
• C = Pengeluaran atau tingkat konsumsi masyarakat.
Kurva Konsumsi
C S
Fungsi
Konsumsi

Yd

C = Konsumsi
S = Tabungan (Saving)
Yd = Pendapatan Disposabel
Fungsi Keseimbangan
Suatu Perekonomian dikatakan seimbang
apabila Pendapatan sama dengan Pengeluaran.

atau

Y=C+I
Konsep MPC
 Marginal Propensity to Consume (MPC)
didefinisikan sebagai jumlah tambahan
yang dikonsumsi saat terjadi penambahan
satu unit pendapatan.

MPC menunjukkan gambaran tentang berapa


besar konsumsi akan bertambah jika
pendapatan disposabel bertambah satu unit.

Marginal: tambahan
Propensity to consume: tingkat yang diinginkan dari konsumsi
Rumus MPC
MPC = ΔC/ ΔYd

Dimana:
ΔC = C1-C0
ΔYd = Yd1-Yd0

Maka

MPC = C1-C0 / Yd1-Yd0


Konsep APC
APC (Average Propensity to Consume) adalah
rata-rata kecenderungan untuk mengonsumsi,
atau rasio antara konsumsi total dan
pendapatan disposabel total.

APC = C / Yd

C= Total Konsumsi
Yd = Pendapatan Disposabel Total
Marginal Propensity to Save (MPS)

Marginal propensity to save “tambahan


tabungan dari setiap tambahan rupiah dari
pendapatan”
MPS menunjukkan gambaran tentang berapa
besar tabungan akan bertambah jika
pendapatan disposabel bertambah satu unit.

Marginal: tambahan
Propensity to consume: tingkat yang diinginkan dari konsumsi
Rumus mencari MPS

MPS = ΔS/ ΔYd


Dimana:

ΔS= S1-S0
ΔYd = Yd1-Yd0

Maka:

MPS = ΔS/ ΔYd = S1-S0 / Yd1-Yd0


Konsep APS
APS (Average Propensity to Save) adalah rata-
rata kecenderungan untuk menabung, atau
rasio antara total tabungan dan pendapatan
disposabel total.

APS = S / Yd

C= Total Konsumsi
Yd = Pendapatan Disposabel Total
C. Faktor-Faktor Penentu Tingkat
Konsumsi Nasional
1. Pendapatan yang diterima
Semakin banyak pendapatan yag diterima berarti
semakin banyak pula pendapatan yang disisihkan
untuk saving.
2. Hasrat untuk menabung (Propensity to Save).
Hal ini didorong dengan keinginan masing-masing
individu dalam mengalokasikan pendapatannya untuk
ditabung karena pertimbangan keamanan.
3. Tingkat suku bunga bank
Semakin tinggi tingkat suku bunga simpanan maka
semakin banyak masyarakat untuk menabung
(saving).
Contoh

Yd0 = 0 ∆C0 = 0
C0 = 300
Yd1 = 1000 ∆C1 = 700
C1 = 1000
Yd2 = 2000 ∆C2 = 700
C2 = 1700
Δ Yd = Rp 1.000
Δ C = Rp 700
Berarti MPC = 0,7, artinya 70 persen dari tambahan
pendapatan akan digunakan untuk konsumsi.
Sesi #8
Teori Konsumsi
Faktor yang mempengaruhi
Konsumsi
Teori Konsumsi merupakan suatu bentuk refleksi dari perilaku konsumen
untuk memenuhi kebutuhannya akan barang dan jasa. Ada beberapa
faktor yang menentukan tingkat konsumsi untuk barang normal :
1. Pendapatan Konsumen
2. Tingkat Harga
3. Tingkat Bunga
4. Sosial Ekonomi
5. Selera

Faktor utama yang menentukan konsumsi seorang konsumen akan


barang dan jasa adalah faktor tingkat pendapatan

Pendaptan konsumen dapat dibedakan menjadi dua yaitu :


a. Pendapatan Nominal
b. Pendapatan Riil
Pendapatan Nominal dan Pendapatan Riil

Pendapatan Nominal
Pendapaan Nominal merupakan pendapatan yang konsumen terima
dalam jumlah nominal (dalam bentuk uang). Contoh : Gaji, Binus, Komisi

Pendapatan Riil
Pendapatan Riil merupakan pendapatan yang jumlahnya telah
dideflasikan dengan perubahan harga barang dan jasa. Pendapatan riil
ini dapat dihitung engan cara membagi pendapatan nominal dengan
indeks harga barang dan jasa (Indeks Harga Konsumen/ IHK).

Y = Yn/ IHK
Y = Pendapatan Rill
Yn = pendapatan nominal
IHK =Indeks Harga Konsumen
Pendapatan Nominal dan Pendapatan
Riil
Dapat dikatakan bahwa Pendapatan Riil merupakan
indikator yang paling realistis untuk mengukur
kesejahteraan seorang konsumen, karena Pendapatan
riil melibatkan perhitungan kenaikan ataupun
penurunan harga, sedangkan Tingkat harga barang
dan jasa di pasar juga menentukan pengeluaran
konsumsi seseorang.

Secara Nominal pendapatan konsumen mungkin sama


setiap periodenya akan tetapi apabila harga mengalami
kenaikan sewaktu-waktu, maka hal ini akan
mengakibatkan menurunnya daya beli seseorang.
Hubungan antara konsumsi dan Tingkat Harga

Kurva Konsumsi Sumbu vertikal menunjukkan


tingkat harga barang
P dan jasa sedangkan sumbu
horizontal menunjukkan
tingkat pengeluaran konsumsi
konsumen.
P1 A

Pada saat harga sebesar OP1,


pengeluaran konsumsi adalah OC1,
P2 Tetapi apabila terjadi penurunan
B
harga pada OP2, maka
pengeluaran konsumsi akan
mengalami peningkatan pada OC2.

C
O C1 C2
Jenis-jenis Teori Konsumsi
4 (empat) Teori Konsumsi, yaitu :
1. Teori Konsumsi Keynes
2. Teori Hipotesis Pendapatan Permanen
3. Teori Hipotesis Pendapatan Relatif
4. Teori Konsumsi Daur Hidup
Teori Hipotesis Pendapatan Permanen
Teori Konsumsi Hipotesis Pendapatan Permanen ( Permanent Income
Hypothesis) dikemukakan pertama kali oleh Milton Friedman dalam
bukunya A Theory of Consumption Function. Menurut Friedman
pendapatan dibagi menjadi dua jenis yaitu:
Pendapatan Permanen merupakan bentuk pendapatan yang diterima secara
periodik dan jumlahnya dapat diperkirakan sebelumnya, misal : gaji.
Pendapatan Sementara merupakan bentuk pendapatan yang tidak apat
diperkirakan sebelumnya, misal : bonus, komisi .

Konsumsi Permanen seorang konsumen mempunyai hubungan yang positif dan


proporsional dengan pendapatan
Cp = Konsumsi permanen
Yp = Pendapatan permanen
Cp = k Yp
k = angka konstan
k =f(r,u,w)
r = suku bunga , u = selera konsumen
w = rasio kekayaan
Teori Hipotesis Pendapatan Relatif
Teori Konsumsi Hipotesis Pendapatan Relatif
dikemukakan oleh James Duesenberry dalam bukunya
Income, Saving, ang Theory of Consumer Behavior .
Menurut teori ini, pola konsumsi seseorang ditentukan
oleh pendapatan tertingi yang pernah dicapainya.
Apabila pendapatan berkurang pada periode tertentu,
konsumen tidak akan banyak mengurangi pengeluaran
konsumsi untuk mentupnya, mereka mengurangi
tabungannya.
Dalam jangka panjang konsumsi berubah secara
proporsional dengan Pendapatan, Akan tetapi dalam
Jangka pendek konsumsi berubah dalam proporsi yang
lebih kecil dari perubahan pendapatan..
Teori Hipotesis Pendapatan Relatif
Dalam teori ini dikenal juga ratchet effect (efek
gergaji), yaitu apabila ;
1.Pola konsumsi dalam jangka pendek
menunjukkan hubungan tingkat konsumsi dan
pendapatan, tetapi dalam jangka panjang
konsumsi akan berubah secara proporsional
dengan perubahan pendapatan.
2.Bila kurva konsumsi jangka pendek
digambarkan bersamaan dengan kurva jangka
panjang, bentuknya akan menyerupai gergaji.
Teori Hipotesis Pendapatan Relatif
Tingkat pendapatan awal
adalah OYa, kemudian naik
sehingga konsumsi akan naik
C pada proporsi yang sama dari
Kurva Teori Konsumsi Hipotesis
Pendapatan Relatif C = f(Y)
A ke B di sepanjang kurva
Jangka panjang konsumsi jangka panjang.
C
Jangka pendek
B
Apabila Pendapatan turun ,
A
konsumen tidak akan
menurunkan kebutuhan
konsumsinya, melalui fungsi
konsumsi jangka panjang ke A,
tetapi penurunannya ke B, Bila
Ya Yb Yc
Y pendapatan naik, konsumsi
O
akan proporsional ( C ke B )
Teori Siklus Hidup
Kurva Teori Konsumsi Hipotesis Daur Hidup Teori Konsumsi siklus hidup atau
C,Y Usia 0 – 15 Tahun : Usia Belum Produktif life cycle dikemukakan oleh A.
Usia 16- 60 Tahun :Usia Produktif Ando , R. Brumberg dan F.
Usia 60 Tahun keatas : Usia tidak Produktif
Modligani.
Teori ini mencoba menjelaskan
tentang perilaku konsumsi
seseorang berdasarkan pada
II
umur dalam dalam siklus
III C hidupnya.
Sumbu vertikal menunjukkan
pengeluaran konsumsi (C ), dan
Y besarnya pendapatan (Y),
sedangkan sumbu horizontal
I menunjukkan fungsi dari waktu
(time). Dalam hal ini Y
merupakan kurva pendapatan dan
P M t C merupakan kurva konsumsi.
B
Teori Siklus Hidup
Kurva Teori Konsumsi Hipotesis Daur Hidup Bagian I adalah umur 0 sampai B
C,Y Usia 0 – 15 Tahun : Usia Belum Produktif seseorang mengalami dissaving
Usia 16- 60 Tahun :Usia Produktif dimana orang tersebut belum
Usia 60 Tahun keatas : Usia tidak Produktif
memiliki pendapatan akan tetapi
ia perlu konsumsi atau karena
konsumsi yang lebih besar
daripada pendapatan.
II
Bagian II adalah umur B sampai
C dengan P  seseorang mengalami
III saving dimana pendapatan lebih
besar daripada konsumsi.
Y
Bagian III adalah umur P sampai
M  dimana orang kembali
I melakukan dissaving. Ia tidak
cukup lagi menghasilkan
pendapatan yang cukup untuk
B P M t menutupi pengeluaran
Kurva Pengaruh Pendapatan Terhadap
Konsumsi
Kurva Pengaruh Pendapatan Terhadap Konsumsi
C/tahun

C’

C
c’

y Y/tahun
0
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Terhadap Konsumsi
1. Faktor ekonomi:
a. House hold income
b. House hold wealth
c. Barang-barang konsumsi tahan lama dalam masyarakat
d. Interest rate
e. Perkiraan tentang masa depan
f. Kebijakan moneter mengenai ketimpangan distribusi
g. Pendapatan.
2. Faktor demografi
a. Jumlah penduduk
b. Komposisi penduduk
3. Faktor-faktor non ekonomi
a. Faktor sosial budaya
Faktor-faktor Lainnya yang
Mempengaruhi Konsumsi
Pada kenyataannya, pengeluaran konsumsi dipengaruhi oleh faktor
yang bersifat ekonomi, sosial dan budaya (kultur), antara lain:
a. Distribusi Pendapatan Nasional
b. Jumlah kekayaan masyarakat dalam bentuk liquid ( uang,tabungan
dll)
c. Banyaknya konsumsi yang tahan lama
d. Kebijakan finansial sebuah organisasi (perusahaan)
e. Kebijakan pemasaran
f. Ramalan/perkiraan/forecasting masyarakat akan perubahan di masa
mendatang.
Faktor penentu Konsumsi
Pendapatan Disposible
Pendapatan merupakan faktor utama dalam
menentukan konsumsi nasional. Makin besar
pendapatan maka makin besar pula kemampuan atau
tingkat konsumsi.

Pendapatan Permanen atau Pendapatan Daur Hidup


Pendapatan dan pola konsumsi historis danrencana
kedepan sangat berpengaruh pada pola konsumsi
suatu masyarakat dari waktu ke waktu.
Konsumsi & Pendapatan Disposible

1000
900
800
700
600
500 Lain-lain
400 Konsumsi
300
200
100
0
2004 2005 2006 2007
Sesi #9
Angka Pengganda dan
Percepatan (Accelerator)
 Angka Pengganda
 Percepatan
Multiplier Effect
Keberadaan multiplier effect pada awalnya di usulkan
oleh Keynes pada tahun 1930 dan diterbitkan pada
tahun 1931.

Multiplier effect atau efek pengganda adalah proses


keterkaitan perubahan di satu variabel bisa menjadi
salah satu penyebab perubahan pada variabel yang lain.
Atau
Perubahan awal dalam permintaan agregat dapat
menyebabkan perubahan dalam output agregat (dan
karenanya pendapatan agregat yang dihasilkannya)
yang merupakan kelipatan perubahan awal.
Misalnya:
Kenaikan nilai investasi pada suatu negara
akan menyebabkan perubahan pada
pendapatan, konsumsi, pajak, atau belanja
pemerintah.
 
Angka Pengganda (Multiplier)
Angka Pengganda (Multiplier) adalah suatu angka
yang menunjukkan rasio antara perubahan
pendapatan nasional dengan perubahan salah
satu variabel pengeluaran dari salah satu sektor
ekonomi.
atau
Angka pengganda (multiplier) dari masing-
masing variabel pengeluaran adalah rasio/
perbandingan antara perubahan pendapatan
nasional dengan perubahan salah satu variabel
pengeluaran
Angka Pengganda (Multiplier)
Untuk menentukan besarnya angka pengganda
dari masing-masing variabel yang membentuk
pengeluaran harus kita mulai pada kondisi di
mana perekonomian berada dalam
keseimbangan.
Syarat keseimbangan dalam perekonomian
adalah pendapatan (Y) sama dengan
pengeluaran (E). Atau dapat ditulis:

Y = E Karena E = C+I
maka perekonomian dalam keadaan seimbang
apabila :
Y=C+I
Pada sisi kiri merupakan sisi pendapatan (Y)
dan pada sisi kanan merupakan sisi
pengeluaran (C + I).
Y = Co + bY + I
Y - bY = Co + l
(1-b)Y = Co + I
=
Keseimbangan Pendapatan
Keseimbangan Pendapatan adalah kondisi
dalam perekonomian dimana pendapatan (Y)
sama dengan pengeluaran (E).

― Keseimbangan pendapatan dua sektor


(E=C+I),
― Keseimbangan pendapatan tiga sektor
(E=C+I+G), dan
― Keseimbangan pendapatan empat sektor
(E=C+I+G+(X-M)).
Keseimbangan Pendapatan Dua
Sektor
Dalam perekonomian dua sektor di mana pada perekonomian
hanya terdiri dari sektor rumah tangga dan sektor perusahaan.

Dengan demikian sisi pendapatan dan sisi pengeluaran hanya


dibentuk oleh dua bagian, yaitu
pada sisi pengeluaran terdapat pengeluaran konsumsi dari
rumah tangga dan pengeluaran investasi dari perusahaan.

Untuk pengeluaran konsumsi rumah tangga biasa diberi simbol


C dan untuk pengeluaran investasi sektor perusahaan biasanya
diberi simbol I.

E= C+I
Angka Pengganda Pada
Perekonomian Dua Sektor
Pada perekonomian dua sektor terdapat sisi penawaran dan sisi
permintaan.

 Besarnya penawaran ditunjukkan oleh besarnya kemampuan


berproduksi dari perekonomian tersebut dengan menggunakan
seluruh kapasitas produksi yang ada (pendapatan nasional full
employment/Yfe).

 Sedangkan permintaan ditunjukkan besarnya pengeluaran dari


masyarakat dalam perekonomian tersebut (pendapatan
keseimbangan/Yeq).

 Apabila sisi permintaan sama dengan sisi penawaran, maka


perekonomian dikatakan stabil (tidak terjadi kesenjangan/gap).
Apabila sisi permintaan (Yeq) lebih besar daripada
sisi penawaran (Yfe), maka harga barang akan
cenderung naik. Dalam keadaan ini pada
perekonomian tersebut terjadi kesenjangan inflasi
(inflationary gap).

Apabila sisi permintaan (Yeq) lebih kecil dari pada


sisi penawaran (Yfe), maka tingkat harga
cenderung turun. Dalam keadaan seperti ini berarti
pada perekonomian tersehut terjadi kesenjangan
deflasi (deflationary gap).
Angka Pengganda Pengeluaran
Expenditure Multiplier atau Angka Pengganda
Pengeluaran (KE) adalah rasio
antaraVperubahan pendapatan nasional (∆Y)
dengan perubahan pengeluaran secara
keseluruhan (∆E). Atau secara matematis dapat
ditulis sebagai :
Angka Pengganda Investasi
Investment Multiplier atau Angka Pengganda
Investasi (KI) adalah rasio antara perubahan
pendapatan nasional (∆Y) dengan perubahan
investasi (∆I). Atau secara matematis dapat
ditulis sebagai :
Keseimbangan Pendapatan Tiga
Sektor
Perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga (C), sektor perusahaan (I) dan
sektor pemerintah (G).
Sehingga Keseimbangan dirumuskan sebagai:
E= C+I+G

‒ Sisi pengeluaran terdiri dari pengeluaran dari sektor


‒ rumah tangga, pengeluaran dari perusahaan dan pengeluaran dari sektor
pemerintah.
‒ Sisi pendapatan di mana pendapatan masyarakat didistribusikan untuk
pengeluaran konsumsi (C), pengeluaran untuk membayar pajak rumah tangga
(Tx)kepada sektor pemerintah, dan sisanya ditabung (S).
‒ Apabila sektor pemerintah memberikan subsidi atau tunjangan lainnya ( Transfer
Payment/ TR) kepada sektor rumah tangga; maka ditambahkan pada pendapatan
masyarakat. Atau dengan kata lain pendapatan masyarakat akan bertambah
apabila terdapat subsidi atau tunjangan lainnya oleh sektor pemerintah.

Y = C + Tx + S - TR
Keseimbangan Pendapatan Tiga
Sektor
Y = C + Tx + S - TR
Karena
Y=E
Maka:
C + I + G = C + Tx + S – Tr
I + G = S + Tx – Tr
I + G + Tr = S + Tx
S - I = G - Tx + Tr

• Pada sisi sebelah kiri (S - I) disebut dengan istilah surplus


sektor swasta
• Pada bagian sisi sebelah kanan (G - Tr + Tr) disebut dengan
defisit anggaran belanja.
Keseimbangan Pendapatan Tiga
Sektor
Pada perekonomian tiga sektor ini pengeluaran konsumsi rumah
tangga (C) masih menggunakan pengeluaran konsumsi yang
dikemukakan oleh Keynes, yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga
berhubungan secara proporsional
dengan pendapatan.
Secara matematis ditulis:
C = Co + b Yd
di mana
Co = besarnya konsumsi otonom
B = MPC
Yd = pendapatan (Y) yang sudah dikurangi pajak (Tx) dan ditambah
dengan pembayaran transfer (Tr).
Atau Yd = Y - TX + Tr
Pengeluaran untuk investasi oleh perusahaan dan pengeluaran
pemerintah merupakan angka konstan.
Keseimbangan Pendapatan Tiga
Sektor
Pajak yang ditarik oleh pemerintah dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1. Pajak yang sifatnya tetap (lump-sum tax), dan
2. Pajak yang besar-kecilnya tergantung dari besar
kecilnya pendapatan nasional (proportional tax).

Pajak lump-sum : Tx = TX
Pajak Proporsional : Tx = t Y
di mana t adalah tarif pajak marginal (marginal tax
rate).
Keseimbangan Pendapatan Tiga
Sektor
Keseimbangan Pendapatan Empat
Sektor
Dalam perekonomian terbuka terdapat empat
sektor, yaitu: rumah tangga, perusahaan,
pemerintah dan luar negeri.
 Pengeluaran dari sektor luar negeri berupa ekspor

(X) dan impor (M) dan selisih antara nilai ekspor


dengan nilai impor (X - M) disebut ekspor neto.
 pendapatan nasional keseimbangan pada

perekonomian terbuka adalah dengan


menyamakan antara sisi pendapatan dan sisi
pengeluaran :
Y = C + I + G + (X-M)
Angka Pengganda (multiplier)
Pengeluaran pada Empat Sektor
Pengeluaran untuk impor dalam perekonomian
terbuka dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Impor yang nilainya tidak tergantung dari
variabel lain : M = M
2. Impor yang nilainya tergantung dari besar-
kecilnya pendapatan: M = Mo + mY
di mana
 Mo = nilai impor apabila pendapatan sama

dengan nol dan


 m = MPI (Marginal Propensity to impor)
Angka Pengganda (multiplier)
Pengeluaran pada Empat Sektor
Besarnya angka pengganda pengeluaran pada perekonomian
terbuka dengan impor sebagai variabel konstan ini dibedakan
menjadi dua, yaitu
 Perpajakan bersifat lump-sum, dan

 Perpajakan yang bersifat proporsional.

Besarnya angka pengganda pengeluaran (kE) untuk perekonomian


terbuka di mana sistem perpajakan adalah lump-sum adalah :
kE = 1/(1 – b+m)

Besarnya angka pengganda pengeluaran (kE) untuk perekonomian


terbuka di mana sistem perpajakan adalah proporsional adalah:
kE = 1/ (1 – b + bt + m)
Sesi #10
Pengertian dan Pengukuran
Percepatan
Teori Akselerasi
Teori ini pada awalnya dikembangkan oleh
Bickerdike dan J.M. Clark pada tahun 1910–an,
dan menjadi semakin populer setelah Keynes
menerbitkan bukunya The General Theory,
Hansen dan Samuelson telah mengembangkan
lebih lanjut teori tersebut untuk menerangkan
sebab – sebab dari konjungtur.
Teori Akselerasi
 Teori akselerasi merupakan teori investasi
yang didasarkan kepada hubungan yang
rigid atau kaku di antara jumlah barang
modal (capital stock) dengan tingkat
pendapatan nasional yang dapat
diciptakannya.
 Menurut teori ini rasio di antara nilai stok
modal dengan nilai produksi yang dapat
diwujudkannya adalah tetap
Rumusan Teori Akselerasi
Pandangan utama dari teori akselerasi dapat dinyatakan
dalam dua rumusan, yaitu:
1. Terdapat hubungan yang proporsional di antara jumlah
barang modal yang tersedia dengan tingkat produksi
nasional yang dapat dihasilkan, dan
2. Kebutuhan untuk meningkatkan produksi pada masa
depan memerlukan investasi yang beberapa kali lipat
nilainya dari peningkatan produksi yang perlu dilakukan.

Aspek kedua dari pandangan ini menyebabkan teori


investasi ini lebih dikenal sebagai prinsip akselerasi atau
prinsip percepatan.
Prinsip Akselerasi
Prinsip akselerator yang menyatakan bahwa
investasi merupakan respon terhadap
perubahan-perubahan pada output yang
secara tidak langsung menekan kapasitas
barang modal yang sudah lama ada
Akselerator dan Angka Pengganda
Model akselerator menghitung nilai investasi
atas dasar perubahan-perubahan pada output.

Model pengganda atau multiplier (aliran


Keynesian) menghubungkan output dengan
perubahan-perubahan pada investasi,
Akselerator
Rasio atau perbandingan di antara nilai stok
modal yang diperlukan dengan produksi
nasional yang dapat dihasilkan disebut dengan
akselerator (accelerator) atau koefisien
akselerasi (acceleration coefficient).
Akselerator Variabel
 Teori akselerasi membantu untuk memahami
mengapa tingkat investasi dari satu periode ke
periode lainnya sangat tidak stabil dan
menjadi salah satu sumber dari konjungtur.
 Teori akselerasi ini gagal untuk menerangkan
dengan baik sifat hubungan antara investasi
dengan perkembangan pendapatan nasional.
 Kelemahan ini terutama bersumber dari
kekakuan atau kurang realistiknya pemisalan
yang digunakan.
Kelemahan Teori Akselerator
Terdapat beberapa kelemahan penting dari teori
akselerasi.
1. Wujud dari pemisalan utamanya yang menyatakan
bahwa rasio atau perbandingan di antara stok
modal dan pendapatan nasional adalah tetap.

Namun dalam praktiknya tidak demikian. Misalnya,


produksi dapat ditambah dengan menggunakan lebih
banyak tenaga kerja dan tanpa menambah modal.
Disamping itu, perkembangan teknologi dapat
menambah produksi dengan cepat tanpa kenaikan stok
barang modal yang sebanding.
Kelemahan Teori Akselerator
2. Bersumber dari pemisalan bahwa stok modal yang tersedia
selalu digunakan secara sepenuhnya dan apabila tidak
mencukupi dengan serta merta perusahaan akan melakukan
investasi yang diperlukan sehingga pada tahun yang sama
semua barang modal yang diperlukan dapat dibeli, dipasang
dan mulai beroperasi.

Dalam prakteknya terdapat beda waktu (time lags) antara masa


dimana perusahaan menyadari bahwa investasi tambahan perlu
dilakukan dengan kegiatan investasi yang sebenarnya
dijalankan.
Disamping itu, dalam bidang industri, pertanian, pembangunan
dan berbagai kegiatan lain, mengembangkan proyek – proyek
memerlukan waktu yang lama.
Formulasi Akselerator
Akselerator (v) adalah rasio dari perubahan
investasi (∆I) terhadap perubahan pengeluaran
konsumsi (∆C)

V = ∆I/ ∆C
Sesi #11
Inflasi dan Deflasi
‒ Pengertian inflasi dan Deflasi
‒ Jenis-jenis inflasi dan Deflasi
‒ Celah inflasi dan Deflasi
‒ Masalah Inflasi dan kebijakan pemerintah
Konsep dan Definisi INFLASI
Pengertian Inflasi

“Kecenderungan dari harga‐harga untuk


menaik secara umum dan terus menerus atau Suatu proses kenaikan
harga‐harga yang berlaku dalam sesuatu perekonomian” (Boediono,
1990).

“a rise in the general level of prices” , Berarti inflasi merupakan kenaikan


harga secara umum dari barang/ komoditas dan jasa selama periode
waktu tertentu. (McConnell dan Brue)

Tiga komponen dalam memahami inflasi:


Kenaikan Harga

Bersifat Umum

Berlangsung terus-menurus
Penyebab Inflasi
1. Pemerintah yang terlalu berambisi untuk menyerap sumber-sumber
ekonomi lebih besar daripada sumber-sumber ekonomi yang dapat
dilepaskan oleh pihak-pihak bukan pemerintah pada tingkat harga yang
berlaku.
2. Berbagai golongan ekonomi dalam masyarakat berusaha memperoleh
tambahan pendapatan yang relatif lebih besar daripada kenaikan
produktivitas mereka
3. Adanya harapan yang berlebihan dari masyarakat sehingga permintaan
barang dan jasa naik lebih cepat daripada tambahan output yang
mungkin dicapai oleh perekonomian yang bersangkutan
4. Adanya kebijakan pemerintah yang bersifat ekonomi maupun non-
ekonomi yang mendorong kenaikan harga
5. Pengaruh alam yang dapat mempengaruhi produksi dan kenaikan harga.
6. Pengaruh inflasi luar negeri khususnya bila negara yag bersangkutan
mempunyai sistem perekonomian terbuka. Pengaruh inflasi luar negeri
ini akan terlihat melalui pengaruh harga-harga impor
Sumber Inflasi
Berdasarkan Penyebabnya
1. Demand Pull Inflation
Adalah Inflasi yang disebabkan oleh kelebihan permintaan produksi. Jenis inflasi ini
disebut juga inflasi permintaan/inflasi karena tarikan permintaan. Pada inflasi ini ada
kecenderungan meningkatnya output (GDP) akan tetapi bila terjadi kekurangan
permintaan efektif dibandingkan kapasitas produksi maka akan terjadi pengangguran.

2.      Cost Push Inflation


Inflasi yang disebabkan karena kenaikan biaya produksi. Jenis inflasi ini disebut juga
inflasi penawaran/inflasi karena dorongan biaya produksi selain itu, jenis inflasi ini
dibedakan menjadi dua, yaitu inflasi yang disebabkan kenaikan harga bahan-bahan
untuk kepentingan proses produksi dan inflasi yang disebabkan kenaikan upah/gaji
pegawai.

3.      Inflasi Campuran
Inflasi yang tidak hanya disebabkan oleh kelebihan permintaan efektif (permintaan
agregat/keseluruhan) akan tetapi juga oleh kenaikan biaya produksi (campuran
keduanya).
Tingkat Inflasi
Berdasarkan Tingkat Keparahan
 Inflasi ringan (di bawah 10% setahun)
 Inflasi sedang (antara 10% - 30% setahun)
 Inflasi berat (antara 30% - 100% setahun)
 Hiperinflasi (di atas 100%)
Sumber Inflasi
Berdasarkan Asalnya
1. Domestic Inflation
Inflasi yang ditimbulkan oleh faktor-faktor
dalam negeri misalnya karena defisit anggaran
belanja, perluasan kredit, atau panen gagal.

2. Imported Inflation
Inflasi yang ditimbulkan oleh kenaikan harga
barang impor seperti barang konsumsi, modal
maupun bahan baku.
Cara Mengukur Inflasi
1. Angka harga umum (general price)

Formulasi umum yang dipakai adalah sebagai


berikut :

Dimana :
L It adalah laju inflasi pada tahun/periode t.
Cara Mengukur Inflasi
2. Angka deflator Produk Nasional Bruto (GNP
Deflator)

Formula :
AD = Yb / Yk

Dimana :
AD = Angkatan deflator Produk Nasional Bruto (PNB)
Yb = Produk Nasional Bruto menurut harga berlaku
Yk = Produk Nasional Bruto yang menurut harga konstan
Cara Mengukur Inflasi
3. Indeks Harga Konsumen
Formula:

Dimana :
LIt = Laju inflasi pada periode t
IHKt = Indeks harga konsumen periode t
IHKt – 1 = Indeks harga konsumen periode t – 1

Pendekatan ini paling banyak digunakan dalam menghitung inflasi disebabkan


karena data indeks harga konsumen dapat diperoleh dalam bentuk bulanan,
triwulan ataupun tahunan. Untuk Indonesia, data indeks harga konsumen
cukup mudah diperoleh baik dari laporan BPS, Bank Indonesia ataupun
lembaga lainnya.
Dampak Inflasi
Inflasi akan sangat merugikan bagi masyarakat
yang berpendapatan tetap, atau yang kenaikan
pendapatannyanya lebih lambat dari pada
kenaikan tingkat harga.

Inflasi harus ditekan, karena bila inflasi tak


terkendali, perekonomiannya menjadi rusak,
dan hukum permintaan dan hukum penawaran
tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Dampak Inflasi
Inflasi harus ditekan, karena bila inflasi tak terkendali,
perekonomiannya menjadi rusak, dan hukum permintaan dan
hukum penawaran tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya.

Inflasi dapat menimbulkan berbagai dampak


antara lain:
1. Mengubah distribusi pendapatan
2. Berpengaruh terhadap debitor dan kreditor.
3. Mempengaruhi efisiensi dalam kegiatan ekonomi
4. Mengakibatkan turunnya pertumbuhan ekonomi.
Dampak Inflasi Menurut Ahli Ekonomi
Islam
Inflasi berakibat sangat buruk bagi
perekonomian karena:
• Menimbulkan gangguan terhadap fungsi
uang
• Melemahkan semangat menabung dan sikap
terhadap menabung darimasyarakat turun
• Meningkatkan kecenderungan untuk
berbelanja terutama untuk non primer dan
barang-barang mewah
Tipe Inflasi
a.  Natural inflation : disebabkan alamiah yang diakibatkan oleh tirunya
penawaran agregat (AS) atau naiknya permintaan permintaan agregat (AD), orang
tidak mempunyai kendali atasnya (dalam hal mencegahnya).

MV = PT = Y
Dimana :
M = Jumlah uang yang beredar
V = Kecepatan peredaran uang
P = Tingkat harga
T = Jumlah barang dan jasa (Q)
Y = Tingkat pendapatan nasional (GDP)

b. Human error inflation :


Inflasi yang terjadi karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh manusia itu
sendiri (QS Ar-Rum ayat 41). Penyebab human error inflation : korupsi dan
administrasi yang buruk, pajak yang berlebihan dan percetakan uang dengan
maksud menarik keuntungan yang berlebihan.
Teori Inflasi
Teori Kuantitas
Inflasi hanya dapat terjadi jika ada kenaikan jumlah uang yang
beredar.

Teori Keynes dan Teori Tekanan Biaya (Cost Push Theory)


Inflasi terjadi karena suatu kelompok masyarakat ingin hidup
di luar batas kemampuan ekonominya, sehingga proses inflasi
merupakan proses tarik menarik antar golongan masyarakat
untuk memperoleh bagian masyarakat yang lebih besar dari
pada yang mampu di sediakan oleh masyarakat sendiri

Teori Strukturalis
Teori Inflasi Model Kurva Philips
Solusi Inflasi
1. KebijakanMoneter
Kebijakan ini berkaitan dengan bidang keuangan dan perkreditan dan
sasaran utamanya adalah mengurangi jumlah uang yang beredar dan
menyempitkan pemberian kredit.

Kebijakan moneter tersebut dilaksanakan Bank Sentral dengan 4 cara,


meliputi:
a. Politik diskonto (Discount Policy) atau disebut politik suku bunga diskonto (discount
rate of interest) yaitu dengan menaikkan tingkat suku bunga.
b. Politik Pasar Terbuka (Open Market Operation) dengan menjual surat-surat berharga
agar jumlah uang yang beredar di masyarakat berkurang.
c. Politik Cadangan Kas ( Cash Ratio Policy) dengan menaikkan cash ratio yang berlaku
dengan maksud untuk mengurangi jumlah pemberian kredit yang disediakan kepada
masyarakat.
d. Moral Situation merupakan kebijakan yang bersifat sugesti yang dilakukan oleh Bank
Sentral pada Bank Umum untuk menaikkan/menurunkan jumlah uang yang beredar.
Solusi Inflasi
 2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan ini berkaitan dengan bidang
anggaran belanja dan perpajakan yang
dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan
melalui Badan Kebijakan Fiskal (BKF).
Usaha yang ditempuh untuk mengatasi inflasi
dengan menurunkan pengeluaran pemerintah,
menaikkan pajak, dan mengadakan pinjaman
pemerintah antara lain dengan menerbitkan
surat hutang misalnya SUN.
Solusi Inflasi
3. Kebijakan non-moneter dan non-fiskal
(kebijakan riil)
Yaitu kebijakan dengan menempuh
peningkatan hasil produksi, menstabilkan gaji
dan upah (tidak sering menaikkan), dan
pengendalian harga serta distribusi barang
kebutuhan kepada masyarakat.
Sesi #12
Uang
Pengertian dan Sejarah Uang
Kriteria dan Fungsi Uang
Jenis Uang
Teori Permintaan Uang
Time Value of Money dan
Economic Value of Time
Pengertian Uang
Menurut Ilmu Ekonomi Tradisional, UANG adalah
setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum.
1. berupa benda apapun
2. dapat diterima oleh setiap orang
3. proses pertukaran barang dan jasa.
4. disebut Uang Barang.

Menurut ilmu ekonomi modern, UANG adalah sesuatu


yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat
pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-
jasa serta kekayaan berharga lainnya bahkan untuk
pembayaran hutang.
Fungsi Uang
Fungsi Asli uang:
1. Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang
dapat mempermudah pertukaran.
2. Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account):
Menunjukan nilai barang/ jasa (alat penunjuk harga), dan sebagai
satuan hitung yang mempermudah pertukaran.
3. Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta).

Fungsi Turunan Dibagi Menjadi:


1. Uang sebagai alat pembayaran yang sah.
2. Uang sebagai alat pembayaran utang.
3. Uang sebagai alat penimbun kekayaan.
4. Uang sebagai alat pemindah kekayaan.
5. Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi
Kriteria UANG
‒ Benda itu harus diterima secara umum (acceptability)
dan dijamin oleh pemerintah.
‒ Terbuat dari bahan yang bisa tahan lama (durability).
‒ Kualitasnya seragam (uniformity).
‒ Jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
‒ Tidak mudah dipalsukan (scarcity).
‒ Mudah dibawa (portable).
‒ Mudah dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility).
‒ Memiliki nilai yang cenderung stabil dari waktu ke
waktu (stability of value).
Jenis Uang
Uang Kartal 
adalah alat bayar yang sah dan wajib
digunakan oleh masyarakat dalam melakukan
transaksi jual-beli sehari-hari (common
money)

Uang Giral 
adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk
simpanan (deposito) yang dapat ditarik sesuai
kebutuhan.
Bahan dan Nilai Uang
Bahan Uang
1. Uang Logam
Adalah uang yang terbuat dari logam.
Awalnya, uang logam dibuat dari bahan emas atau perak. Semakin
tinggi kadar emas atau peraknya, maka semakin tinggi pula daya
tukarnya.
2. Uang Kertas
Yaitu uang yang terbuat dari bahan kertas.

Nilai Uang
3. Nilai Intrinsik, yaitu nilai bahannya.
4. Nilai Nominal, yaitu nilai yang tercetak/tercantum pada uang tersebut.
5. Nilai Tukar, yaitu nilai daya tukarnya.
Perbedaan Uang Menurut Nilai
Uang Penuh (full bodied money)
Nilai yang tertera pada uang tersebut sama
dengan nilai bahan yang digunakan. (nilai
nominal = nilai intrinsik)

Uang Tanda (token money)


Nilai yang tertera pada uang lebih tinggi dari
nilai bahan yang digunakan. (nilai nominal >
nilai intrinsik).
Jumlah Uang Beredar vs. Kebijakan
Moneter
‒ Jumlah uang beredar (money supply) adalah
jumlah uang yang tersedia.
‒ Kontrol atas jumlah uang beredar disebut
kebijakan moneter (monetary policy)
‒ Kebijakan moneter dilakukan oleh
pemerintah melalui bank sentral.
Bank Sentral mengendalikan jumlah
uang beredar dengan cara :
1. Melakukan Operasi Pasar-Terbuka (membeli
dan menjual obligasi pemerintah)
2. Mengubah persyaratan cadangan (tidak
pernah benar-benar digunakan).
3. Mengubah tingkat diskonto yang bank-bank
anggota (tak memenuhi persyartan
cadangan) bayar untuk meminjam dari bank
sentral.
Operasi Pasar Terbuka, Pembelian
dan Penjualan Obligasi Pemerintah
Untuk meningkatkan jumlah uang beredar :
Bank sentral membeli obligasi pemerintah dan
membayarnya dengan uang baru.

Untuk menurunkan jumlah uang beredar :


Bank sentral menjual obligasi pemerintah dan
menerima uang yang ada di masyarakat dan
lalu menghancurkannya.
PERMINTAAN UANG
Permintaan uang ditentukan oleh motif
penggunaan uang:
1. Transaksi
 Tergantung volume transaksi (GDP riil) dan tingkat
harga umum
 Fungsi Permintaan Uang Md = k. P. Q

2. Berjaga-jaga
 Dipengaruhi oleh Tingkat pendapatan masyarakat
dan tingkat bunga

18
8
PERMINTAAN UANG
3. Spekulasi
• Yang membedakan pandangan klasik dan Keynes Pemilik
kekayaan (Asset Holder) digambarkan antara memegang
uang tunai atau obligasi (bond)
• Memegang obligasi dianggap memberikan penghasilan,
sedang uang tunai tidak (kecuali likuiditasnya)

K = r . P  P = K/r
Dimana:
K = Hasil pertahun yang diterima
P = Harga Pasar (nilai sekarang)
r = Tingkat Bunga
Asumsi dalam Spekulasi
• Harga pasar obligasi berbanding terbalik dengan
tingkat bunga
• Jika berharap tingkat bunga turun, maka orang
akan lebih suka memegang kekayaannya dalam
bentuk obligasi daripada uang tunai, demikian
pula sebaliknya.

19
0
TEORI PERMINTAAN AKAN
UANG KLASIK DAN KEYNES

19
1
Perkembangan Teori Moneter

Dalam membahas mengenai perkembangan teori


moneter, kita lebih menitikberatkan pada teori moneter
mengenai permintaan akan uang karena hal inilah yang
merupakan bidang yang sejak awal menjadi kancah
perdebatan antara berbagai aliran teori moneter.
Sedangkan dalam teori penawaran uang tidak dijumpai
perbedaan-perbedaan yang fundamental seperti halnya
teori permintaan uang. Kesepakatan para ekonom
nampak lebih nyata disini.
Pada mulanya teori yang terutama memusatkan
pembahannya pada nilai uang dalam jangka panjang
(long run) dan faktor-faktor yang menentukan tingkat
harga umum. Dalam membahas persoalan ini kemudian
muncul sarjana-sarjana yang saling berbeda pendapat.

19
2
Kelompok Pertama

Menganggap bahwa uang diterima


masyarakat karena uang itu dibuat dari
barang-barang berharga ataupun karena
uang itu dapat ditukarkan secara bebas
dengan barang-barang berharga tadi. Inilah
yang menjadi dasar perkembangan
kelompok ”Commodity Theory”.

19
3
Kelompok Kedua
• Mengatakan bahwa, uang diterima masyarakat karena setiap
orang mengetahui uang itu dapat ditukarkan dengan barang-
barang dan jasa-jasa, dengan kata lain bukan karena nilai
intrinsiknya akan tetapi karena uang itu mempunyai kualitas
alat pembayaran dalam masyarakat.
• Pendapat inilah yang menjadi dasar Quantity Theory yang
disebut ”Pure Quantity Theory”. Dalam Quantity Theory ini
ada beberapa pandangan yang akan dijelaskan sejak awal
perkembangannya.
• Quantity Theory (teori Kuantitas) adalah teori yang
menjelaskan nilai uang.
Perkembangan Teori Kuantitas Uang (Quantity
Theory of Money) dari Mazhab Klasik.
1. Teori Kuantitas Sederhana (Crude Quantity
Theory) Ricardo
2. Transaction Equation atau Transaction
Velocity Approach
3. Income Flow Equation of Exchange
4. Cambridge Equation of Exchange

19
5
Teori Kuantitas Sederhana (Crude
Quantity Theory) Ricardo
“Bila jumlah uang naik dua kali lipat, hargapun
akan naik dua kali lipat, demikian pula
sebaliknya”

19
6
Teori Kuantitas Sederhana (Crude
Quantity Theory) Ricardo

Rumus:
M = k.p atau P = 1/k.M

M = Jumlah Uang Beredar


P = Tingkat harga
K = Merupakan factor proporsional yang konstan

Dengan kata lain teori Ricardo menyatakan


bahwa jumlah uang langsung proporsional
terhadap tingkat harga atau tingkat harga
langsung proporsional dengan jumlah uang.

P = f(M) 19
7
Teori Kuantitas Sederhana (Crude
Quantity Theory) Ricardo
Maka apbila M (jumlah uang beredar) naik
dua kali maka harga akan naik dua kali pula.
Karena itu untuk menstabilkan tingkat harga
hanya diperlukan stabilisasi jumlah uang.
Teori kuantitas ini terlalu sederhana, karena
tidak memperhitungkan faktor cepatnya
peredaran uang atau V, atau faktor
permintaan terhadap uang. Lagi pula teori
tersebut tidak sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya yang terjadi dalam masyarakat.

19
8
Transaction Equation atau
Transaction Velocity Approach
Ini merupakan penyempurnaan daripada teori
yang sebelumnya dilakukan oleh Irving
Fisher. Ia menyatakan bahwa yang
menentukan nilai uang ada 3 faktor yaitu:
Jumlah uang beredar (M)
Cepatnya peredaran uang (V)
Jumlah barang yang diperdagangkan atau volume
barang yang diperdagangkan (T)

Rumus Fisher, Transaction Equation adalah:


MV = PT atau P = MV/T

19
9
Transaction Equation atau
Transaction Velocity Approach
Persamaan MV = PT menyatakan bahwa
jumlah total uang yang dikelurkan oleh
pembeli sama dengan jumlah total uang
yang diterima oleh penjual. Saat ini, yang
dimaksud dengan M adalah uang giral
ditambah dengan uang kartal. Seperti
diketahui bahwa kaum klasik beranggapan:
1. Uang hanya untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga
2. Dalam jangka pendek Velocity of Money adalah tetap
3. Barang-barang dan jasa-jasa jumlahnya tetap karena
perekonomian dianggap sudah mencapai full
employment

20
0
Transaction Equation atau
Transaction Velocity Approach
Berdasarkan tiga anggapan diatas maka
sebenarnya teori Fisher dapat dikatakan ”bahwa
dalam jangka pendek tingkat harga umum (P)
berubah secara proporsional dengan perubahan
supply uang (M). Hal ini sama dengan pendapat
Crude Quantity Theori dari Ricardo.

20
1
Income Flow Equation of Exchange
Variasi lain daripada teori kuantitas uang
adalah income flow equation of exchange yang
dapat dinyatakan denga rumus sebagai berikut:
MVy =PyTy atau Py= MVy/Ty
•M = Jumlah uang beredar
•Vy = Income velocity dari uang
•Py = Harga rata-rata semua barang dan jasa yang
tercakup dalam Ty
•Ty = Volume barang jadi (barang akhir) dan jasa yang
diperdagangkan

20
2
Income Flow Equation of Exchange
Ini berarti persamaan tersebut menyatakan bahwa
pendapatan nasional sama dengan jumlah total
pengeluaran untuk barang-barang jadi (Akhir).
M adalah sama dengan M pada transaction equation.
Vy lebih kecil dari V karena Vy hanya meliputi jumlah
pengeluaran uang yang digunakan untuk konsumsi
barang-barang akhir saja.
Variabel Vy danTy dari pada Income flow equation
adalah lebih realistis lagi dibandingkan dengan V
dan T dari Transaction equation Irving Fisher.

20
3
Cambridge Equation of Exchange
Merupakan bentuk lain dari teori kuantitas
daripada uang yang dikemukakan oleh
Marshall, Pigou, Robertson dan Keynes.
Cambridge Equation mengenal dua versi,
yaitu:
1. Cash balance Equation: M=k.PT
2. Income Version: M=k.PQ=ky

20
4
Cash Balance Equation
M = k.PT (D.H. Robertson)
K = Kebalikan dari V
Jika V menunjukkan beberapa kali tiap-tiap
rupiah berpindah tangan dari yang satu ke
yang lainnya dalam suatu jangka waktu
tertentu, maka k menunjukkan berapa lama
rata-rata tiap rupiah mengaso didalam kas
selama jangka waktu tertentu, jadi K = 1/v,
maka secara ilmu hitung rumus MV = PT sama
dengan rumus M = k.PT

20
5
Income Version
M = k.PQ = kY (Marshall)
Rumus: M = k.Y

M = Jumlah uang beredar


k = Bagian dari pendapatan nasional yang ingin dipegang dalam
bentuk uang
Y = Pendapatan Nasional

Kalau teori kuantitas yang lain lebih menitikberatkan pada


hubungan antara uang dan harga, maka rumus Mashal merupakan
hubungan antara Jumlah uang dengan pendapatan nasional.
Teori Marshal ini merupakan dasar dari ”demand for money”.
Selanjutnya pandangan dari Marshal (kY) inilah, benih “liquidity
Preference Theory” dari Keynes.

20
6
Kesimpulan dari Teori Kuantitas
secara umum
Adanya tambahan JUB akan dibelanjakan semua
tanpa dipikirkan kemungkinannya untuk
ditabung
Velocity of money (V) dan volume transaksi (T)
dianggap tetap dan hanya dipengaruhi oleh
faktor-faktor nonmoneter (faktor kelembagaan.
Tambahan JUB tidak akan mempengaruhi sector
riel (classical dichotomy)
Tingkat harga umum akan selalu berubah
mengikuti JUB

20
7
Income Payment Approach (Liquidity
Preperence) J.M. Keynes
Keynes membedakan 3 motif untuk apa orang
menahan uang. Berdasarkan “psychological
Law of Consumers Behavior” yaitu:
Transaction Motive (motif transaksi)
Precautionary motive (motif berjaga-jaga)
Speculative motive (motif spekulasi)

20
8
Income Payment Approach (Liquidity
Preperence) J.M. Keynes
Adanya tiga motif inilah yang menimbulkan
tiga macam demand terhadap uang , yaitu:
Demand untuk transaksi
Demand untuk keperluan berjaga-jaga
Demand untuk keperluan spekulasi

20
9
Income Payment Approach (Liquidity
Preperence) J.M. Keynes
Demand Untuk Keperluan transaksi :
Lt = Lt (Y)
Artinya permintaan uang untuk transaksi dan
berjaga-jaga tergantung pada tingkat
pendapatan (Y)
Permintaan uang untuk transaksi dan
berjaga-jaga
Perlunya seseorang ataupun masyarakat (pemerintah)
selalu menginginkan memegang uang kas untuk
tujuan-tujuan ini disebabkan karena penerimaan tidak
selalu selaras (sepadan) dengan pengeluaran. Hal ini
disebabkan karena adanya kesenjangan waktu atau
time lag antara penerimaan dan pengeluaran uang.
Permintaan uang untuk tujuan transaksi meningkat jika
penerimaan dan pengeluaran tidak sinkron pada
berbagai keadaan, hutang-hutang tidak secara
sempurna dapat dibagi atau ada biaya (transaksi) untuk
membuat hutang. Permintaan uang untuk transaksi
dianggap tergantung pada tingkat pendapatan

21
1
Permintaan uang untuk transaksi dan
berjaga-jaga
Permintaan uang untuk berjaga-jaga merupakan
refleksi dari ketidaktentuan yang menyangkut
(berkaitan dengan) pendapatan dan pengeluaran.
Mengikuti pendapat Keynes, kita anggap bahwa
permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga
adalah fungsi daripada tingkat pendapatan (Y).
Permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga
dikaitkan dengan pendapatan adalah sejalan
bahwa cadangan untuk sesuatu hal yang tak
terduga dikaitkan dengan skala operasinya.

21
2
Kurva Permintaan Uang untuk
Transaksi dan Berjaga-jaga
LT
Fungsi LT

k = Kecondongan LT
LT1
LT0 = Sudut yang dibentuk
oleh fungsi LT dan Y
k

Y0 Y1 Y

21
3
Income Payment Approach (Liquidity
Preperence) J.M. Keynes
Demand untuk keperluan spekulasi :
LL = Li
Artinya permintaan uang untuk keperluan
spekulasi tergantung pada tingkat bunga i

21
4
Permintaan uang untuk spekulasi
Uang kas diinginkan untuk dipegang karena
uang ini dapat melakukan spekulasi pada
tingkat bunga yang akan datang.
Spekulasi ini dikaitkan dengan ketidaktentuan
harapan (Uncertainty expectation) dari
tingkat bunga yang akan datang.
Tujuan spekulasi pemegangan uang kas
adalah: mencari untuk atau menghindari
kerugian dari perubahan nilai-nilai obligasi.

21
5
Permintaan uang untuk spekulasi
‒ Yang dimaksud dengan spekulasi disini adalah spekulasi dalam
surat-surat berharga khususnya obligasi. Para spekulan membeli
surat-surat berharga (obligasi) pada waktu obligasi murah, dan
menjulanya pada waktu surat obligasi mahal. Dengan cara begini
spekulan mendapat keuntungan.
‒ Jadi menurunnya harga obligasi mempunyai tendensi yang
mengakibatkan jumlah uang diminta masyarakat dengan motif
spekulasi berkurang. Sebaliknya, meningkatnya harga obligasi
akan mengakibatkan jumlah uang yang dibutuhkan masyarakat
dengan motif spekulasi meningkat.
‒ Hubungan antara tingkat bunga dengan surat obligasi adalah
meningkatnya tingkat bunga bertendensi mengakibatkan
menurunnya harga obligasi (Pob) dan sebaliknya menurunnya
tingkat bunga bertendensi mengakibatkan meningkatnya harga
obligasi.

21
6
Permintaan uang untuk spekulasi
Kesimpulan teoritis tentang motif spekulasi
dari Keynes adalah:

pada waktu tingkat bunga tinggi jumlah uang


yang diminta masyarakat untuk motif spekulasi
sedikit, sedangkan pada waktu tingkat bunga
rendah jumlah uang yang dibutuhkan
masyarakat untuk motif spekulasi besar.
Berarti tingkat bunga dan motif memegang
uang untuk spekulasi mempunyai hubungan
terbalik

21
7
Kurva Permintaan Uang Untuk Spekulasi

io
i1
i2

LSo LS1 LS2

21
8
Fungsi permintaan uang dari Keynes (Fungsi
Liquidity Preference) Fungsi penawaran uang
dan liquidity trap
Bentuk fungsi permintaan akan uang (preferensi
likuiditas) dalam jangka pendek, terutama
merupakan fungsi dari pendapatan dan tingkat
bunga yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
L = L (Y,i) atau L = LT (Y) + LS (i)
Permintaan transaksi dan berjaga-jaga. LT = LT
(Y) adalah searah dengan perubahan pendapatan.
Permintaan uang untuk spekulasi LS = LS (i)
adalah berlawanan dengan tingkat bunga. Total
permintaan uang : L (Y,i) menjadi L = LT (Y) + LS
(i).

21
9
Kurva Permintaan Uang Total

i MS1 MS2 MS3

Liquidity Trap
i0 (Kurva Md)

i1 Liquidity Preference L = L (y,i)

0 Ms → Md

22
0
Perbedaan Teori Moneter Klasik
dan Teori Moneter Keynes
KLASIK KEYNES
1. Menganggap nilai uang adalah stabil 1. Menganggap nilai uang adalah tidak
2. Menolak anggapan bahwa stabil.
fenomena- fenomena moneter 2. Fenomena-fenomena moneter merupakan
sebagai variabel yang sanggup variable-variabelyang dapat
mempengaruhi perekonomian secara mempengaruhi perekonomian secara
keseluruhan keseluruhan.
3. Adanya tambahan jumlah uang 3. Tambahan jumlah uang beredar akan
beredar tak akan mempengaruhi mempengaruhi sektor riel.
sektor riil (Classical Dichotomy). 4. Permintaan dan penawaran uang akan
4. Permintaan dan penawaran uang menentukan tingkat bunga.
menentukan tingkat harga umum. 5. V dan T dapat berubah-ubah sesuai dengan
5. V dan T dianggap tetap dan hanya keadaan perekonomian yang terjadi.
dipengaruhi faktor-faktor non
moneter.

22
1
Perbedaan Teori Moneter Klasik dan Teori
Moneter Keynes
KLASIK KEYNES
6. Adanya hubungan langsung antara Hubungan secara tidak langsung antara
kelebihan uang tunai dimasyarakat kelebihan uang tunai dimasyarakat dengan
dan kecenderungan perubahan kecenderungan perubahan harga yaitu
harga. melalui tingkat bunga.
6. Belum secara jelas memasukkan Telah memasukkan unsur spekulasi,
motif spekulasi untuk permintaan disamping unsur transaksi dan berjaga-
akan uang, yang ada baru unsur jaga.
transaksi dan berjaga-jaga.
6. Harapan perubahan harga dimasa Harapan perubahan harga dimasa
mendatang bukan merupakan mendatang merupakan factor-faktor
factor penting dalam menentukan penting yang menentukan besarnya
besarnya permintaan uang. permintaan akan uang.
6. Berlaku untuk perekonomian yang Berlaku untuk perekonomian yang sector
sector perekonomiannya belum keuangannya sudah maju. Pasar modalnya
rumit. terorganisasi dengan baik.
Perbedaan Teori Moneter Klasik
dan Teori Moneter Keynes
KLASIK KEYNES
11. Bentuk Fungsi Permintaan uang adalah: 11.Bentuk situasi permintaan uang adalah:
 Md = k.PT L = (Y,i)
 Md = k.Y L = LT + LL
 Permintaan akan uang adalah Proporsion dengan L = LT (Y) + LL (i)
tingkat pendapatan nasional. Atau dengan kata Atau
lain permintaan akan uang tergantung dari tinggi Md = K.Y + LL (i)
rendahnya pendapatan nasional. Artinya:
 Md = Permintaan akan uang Permintaan akan uang tergantung dari tingkat
 Y = Tingkat pendapatan nasional pendapatan nasional dan tingkat bunga.
 k = Bagian dari pendapatan nasional yang ingin •L = Md = Permintaan akan uang
dipegang masyarakat dalam bentuk uang. •LT = Permintaan akan uang untuk motif transaksi dan
berjaga-jaga.
12. Fungsi Permintaan uang mempunyai sifat yang
•LL = Permintaan akan uang untuk motif spekulasi.
stabil karena VT dianggap berubah secara lambat,
sejalan dengan factor kelembagaan. 12.Fungsi permintaan uang adalah fungsi yang tidak
stabil, karena adanya faktor uncertainty dan
13. Lebih menekankan fungsi uang sebagai Medium expectation.
of Exchange. 13.Fungsi uang selain sebagai medium of exchange,
juga sebagai store of value.

22
3
Time Value of Money dan Economic
Value of Time
Sesi 13
Conjucture
Pengertian
― Konjungtur atau fluktuasi ekonomi dapat diartikan
sebagai suatu perkembangan yang terus-menerus,
dan kemudian di ikuti oleh kemerosotan yang
terus–menerus dari produksi, kesempatan kerja,
pendapatan, harga– harga,  dan kegiatan–kegiatan
yang lain.

― Konjungtur adalah kondisi dalam perekonomian


yang menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi tidak
berkembang secara teratur tetapi mengalami
kenaikan atau kemunduran yang selalu berubah-
ubah dari waktu ke waktu.
Kurva Konjungsi
Gambaran mengenai konjungtur berupa grafik yang
menunjukkan perubahan pendapatan nasional dan kegiatan
ekonomi dari satu waktu ke waktu lain.

GNP
Ekspansi/ Masa Puncak

Re
v ery se
si
e co
R

Depresi

0 0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 4 0 0 5 0 0 6 0 0 7 00 8 0 0 9 0 1 0 0 1 1 01 2 01 3 01 4 0 1 5 0 1 6 0 1 7 01 8 01 9 0 2 0
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Tahapan Konjungtur
Gelombang Konjungtur dibagi menjadi 4 tahap:
1. Tahap Ekspansi = Kegiatan ekonomi cepat. Yaitu tahap kegiatan ekonomi dalam
perkembangan atau pertumbuhan yang cepat sampai tercapainya puncak kegiatan
(masa “boom” atau “hausse” = konjungtur tinggi)
2. Tahap Resesi = Kelesuan. Yaitu semula kemacetan yang timbul menyebabkan laju
pertumbuhan ekonomi terhenti (stagnasi) dan/atau mundur sedikit. Jika
berlangsung lama dan hebat, dimana semua sektor ekonomi ikut lesu maka
kelesuan menjadi kemerosotan.
3. Tahap Depresi = Kemerosotan. Yaitu kemerosotan yang disebabkan antara lain
banyak produksi berkurang, banyak pabrik tutup, banyak terjadi pengangguran
(baisse atau konjungtur rendah). Tetapi akhirnya keadaan berubah lagi (titik balik
bawah/trough).

4. Tahap Recovery = Pemulihan. Yaitu tahap yang mulai pulih kembali normal.
Tipe Konjungtur
1. Trend Sekuler yang artinya, suatu arah gerakan
ekonomi (bisa keatas, bisa juga menjurus ke
bawah) dalam periode lama; misalnya bisa
terjadi antara 30–50 tahun.
a. Penyebabnya : Teknologi, arus modal dan investasi,
standar hidup yang lebih baik dan terus meningkat
b. Contohnya :
1. Pergerakan harga emas murni (arah naik)
2. Pergerakan Pendapatan masyarakat/GNP (arah naik)
3. Pergerakan Konsumsi masyarakat (arah naik)
4. Pergerakan Kematian Penduduk (arah turun)
Tipe Konjungtur
3. Fluktuasi Musim yaitu, fluktuasi kegiatan ekonomi
selama periode tertentu, biasanya satu tahun.
Perubahan-perubahan yang terjadi karena
dipengaruhi musim (kondisi alam) atau
kebiasaan–kebiasaan misalnya hari–hari besar
yang meningkatkan penjualan.
a. Penyebabnya : umumnya iklim dan tradisi
b. Contohnya :
1.Iklim misalnya musim hujan (bulan November – Februari )
perusahaan ice cream mengalami penurunan penjualan.
2.Tradisi misalnya menjelang hari natal dan tahun baru
dimana industri hotel dan indusrri makanan, minuman dan
pakaina meningkat penjualannya.
Tipe Konjungtur
4. Fluktuasi Irregular (tidak beraturan), yaitu
perubahan akibat dari kejadian–kejadian yang
tidak diharapkan; yang disebabkan faktor
kebetulan (chance factor ) dan sifatnya sporadis

a. Waktunya : Gerakan tidak diketahui kapan gerakan


tersebut terulang.
b. Penyababnya : Bencana Alam, peperangan, pemogokan,
perubahan politik.
c. Contonya :
1. Pada saat mogok buruh, hasil produksi menurun.
2. Pada saat banjir yang datangnya tidak teratur, harga
menjadi mahal
Tipe Konjungtur
5. Fluktuasi Siklis, yaitu perubahan kehidupan ekonomi
yang mungkin terjadi walaupun tidak ada kekuatan–
kekuatan  trend, musim, dan irregular. Misalnya,
perubahan dalam pendapatan dan kesempatan kerja.
 Gerakan siklus ini ini bisa terulang setelah jangka
waktu tertentu (setiap 3 tahun, 5 tahun atau lebih )
dan bisa juga terulang jangka waktu yang sama.
Contohnya :
 Siklus lima tahunan ( pemilu)
 Business cycle (konjungtur) adalah suatu contoh gerakan
siklis yang menunjukan jangka waktu terjadinya
kemakmuran (prosperity), kemunduran (recession),
deferesi ( depression) dan pemulihan (recovery)
Siklus Konjungsi
30
28

25 25
24
23
22
20
18
17 Bunga
16
15 15 15 Polynomial (Bunga)
14 14
12.7 Inflasi
12
Polynomial (Inflasi)
10.2 10.7
10
8.8
7.8
6.9
5 5.4
4.6
3.3

0
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Gerak gelombang konjungtur atau siklus (gelombang naik dan


turun) keduanya bisa terjadi dalam waktu 7 tahun, 8 tahun dan
kadang – kadang sampai 10 tahun. Apabila satu siklus terjadi
selama waktu 7 tahun, maka berarti gelombang naik selama 3 ½
tahun dan gelombang turun 3 ½ tahun. 
Penyebab Konjungtur
Menurut Teori Moneter:
Penyebab Konjungtur adalah tingginya jumlah
uang yang beredar di masyarakat

Menurut Teori Keynes:


Penyebab Konjungsi adalah ketidakstabilan
investasi
Solusi Konjungtur
Kebijakan Moneter:
‒ Mengendalikan inflasi
‒ Mengendalikan jumlah uang yang beredar
‒ Menjaga stabilitas nilai tukar mata uang

Kebijakan Fiskal:
Deregulasi UU Perpajakan
Kurva IS-LM
Konsep Dasar Analisis IS-LM
• Model IS-LM memadukan ide-ide aliran pemikiran
Klasik dengan Keynes, sering disebut sebagai
sintesis Klasik-Keynesian, atau sintesis Neo Klasik-
Keynesian.
• Teori Klasik yg digunakan adalah keyakinan bahwa
pasar akan dapat mencapai kondisi keseimbangan
(market ekuilibrium).
• Teori Keynes yg digunakan adalah fungsi uang
sebagai alat transaksi dan spekulasi.
• Jadi dalam analisis IS-LM, uang tidaklah netral dan
seperti pandangan Klasik dan pasar akan tetap
mampu mencapai keseimbangan.
Konsep Dasar Analisis IS-LM
⁃ Prinsip umum:
 Keseimbangan umum ekonomi akan tercapai jika pasar
barang-jasa dan pasar uang-modal secara simultan
berada dalam keseimbangan (I = S dan L = M).
 Secara grafis hal ini tercapai ketika kurva IS berpotongan
dengan kurva LM (IS = LM)
⁃ Karena alat analisisnya sangat sederhana , kurva
IS-LM sampai saat ini merupakan alat analisis
kebijakan ekonomi makro yg penting.
Kisi-Kisi
‒ Ujian Akhir Semseter
Kisi-kisi UAS
1. Pengertian Pendapatan Permanen dan
Pendapatan Relatif
2. Pengertian Angka Pengganda
3. Pengertian Akselerator (Percepatan)
4. Cara mengatasi Inflasi
5. Tahapan Konjungtur
6. Bonus:
a. Keseimbangan Perekonomian 4 Sektor

Anda mungkin juga menyukai