Anda di halaman 1dari 41

“TUGAS KELOMPOK 5 TEORI EKONOMI MAKRO”

Disusun Oleh :

1. Itania May Bebri (2110110055)


2. Andri Syafarianto (2110110061)
3. Nia Daniati (2110110091)
4. Nur Annisa Rizky Amalia (2110110096)
5. Yogi Febrian (2110110192)
6. Aditya Adi Wibowo (2110110197)
7. Elsa Lestari (2110110214)
Komp. Perum sudirman indah jl. Kimas laeng No 25 katomas Tigaraksa Kab.Tangerang

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur kita panjatkan kepada TUHAN Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya
penulis bisa menyusun rangkuman materi teori makro ini dengan sebaik-baiknya.Seiring rasa Syukur dan
bahagia,

Adapun tujuan penyusunan Rangkuman materi teori makro ini adalah untuk memenuhi tugas Teori Ekonomi
Makro yang di bimbing oleh Ibu Susilowati.,S.E,M.Ak untuk itu hanturkan rasa Terimakasih kepada Dosen Teori
Ekonomi Makro..

Dalam penyusunan Rangkuman materi teori makro ini tentu menjumpai beberapa hambatan, namun berkat
dukungan dari berbagai pihak akhirnya Saya dapat menyelesaikan Rangkuman materi teori makro ini dengan
sebaik-baiknya, oleh karena itu melalui kesempatan ini mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada
berbagai pihak terkait termasuk teman teman yang telah membantu Saya menyelesaikan Rangkuman materi
teori makro ini.

Segala sesuatu yang salah datangnya dari manusia yaitu Saya sendiri sebagai,sedangkan segala
sesuatu yang benar datangnya hanya TUHAN, Rangkuman materi teori makro ini masih terdapat berbagai
kesalahan baik itu dalam penulisan atau tata bahasa, dan kritik beserta saran yang membangun demi perbaikan
tugas ini,, maka, penulis harapkan guna untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan pada tahap selanjutnya.

Tangerang , 20 November 2022

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar 2

Daftar isi 3

Bab 1 pendahuluan teori ekonomi makro 4

Analisa teori ekonomi mikro & makro 4

Permasalahan ekonomi makro 4

Tujuan kebijakan ekonomi makro 6

soal dan latihan tugas 8

Bab 2 pendapatan nasional 9

Pengertian pendapatan nasional 9

Pendapatan nasional berguna untuk membandingkan dan mengetahui ekonomi


masyarakat dari tahun ke tahun 9

Jenis jenis pendapat nasional 10

Rumus pendapatan nasional metode pendapatan dan pengeluaran 11

Contoh soal dan pembahasan 12

Bab 3 perilaku konsumsi masyarakat 13

Pengertian perilaku konsumsi masyarakat 13

Macam teroi konsumsi 14

Fungsi konsumsi 15

Contoh soal dan pembahasan 15

Bab 4 teori konsumsi 16

Teori konsumsi dengan pendaptan hepotesis relatif 16

Teori konsumsi dengan pendapatan hipotesis permanen 18

Contoh soal dan pembahasan 20

Bab 5 teori investasi 21

3
Pengertian investasi 21

Investasi dan kapasitas produksi nasional 23

Jenis jenis investasi 25

Contoh soal dan pembahasan 27

Bab 6 analiasa pendapatan ekonomi dalam 2 sektor 28

Hakekat tentang perkembangan tertutup sederhana28 fungsi konsumsi APC dan


MPC 29

Fungsi saving APS dan MPS 30

Hubungan antara APC , MPC ,APS dan MPS 31

pendapatan nasional EKUILIBRIUM 32

pengertian dan proses bekerjanya multiplier 34

hubungan antara konsumsi dan pendapatan 35

Daftar pustaka 36

4
BAB I

PENDAHULUAN TEORI EKONOMI MAKRO

A. Analisa Ekonomi Mikro dan Makro


Ekonomi mikro dan makro adalah bagian dari pada teori ekonomi sedangkan yang
dimaksud dengan ekonomi teori adalah ilmu yang menganalisa tentang kebutuhan
antara variable-variable ekonomi, ekonomi yang dimaksud dapat bersifat mikro maupun
makro. Guna memahami kedudukan dari analisa ekonomi mikro dan makro dalam ilmu
ekonomi dapat dilihat dalam gambar 1.1 berikut ini..

Ekonomi diskriptif adalah bagian dari ilmu ekonomi yang menggambarkan keadaan atau
kegiatan ekonomi yang bener bener terjadi pada suatu tempat atau negara tertentu.
Teori ekonomi pada dasarnya berusaha untuk menjelaskan hubungan antara variable-
variable ekonomi baik variable mikro maupun variable makro. Dalam ekonomi terapan
menyangkut persoalan kebijakan ekonomi yang perlu di terapkan dalam daerah atau
negara tertentu.

B. Permasalahaan ekonomi makro


Pada dasarnya ilmu ekonomi dipelajari karena mempunyai kegunaan. Ilmu ekonomi
berguna karena dapat memberikan petunjuk-petunjuk mengenai kebijakan apa yang
bisa diambil untuk menanggulangi suatu permasalahan ekonomi tertentu. Ekonomi
makro yang merupakan salah satu cabang ilmu ekonomi dapat membantu memecahkan
permasalahan kebijakan ekonomi secara makro.
Ada tiga masalah ekonomi makro jangka pendek yang harus diatasi setiap saat. Ketiga
masalah yang dimaksud adalah:
Pada dasarnya ilmu ekonomi dipelajari karena mempunyai kegunaan. Ilmu ekonomi
berguna karena dapat memberikan petunjuk-petunjuk mengenai kebijakan apa yang

5
bisa diambil untuk menanggulangi suatu permasalahan ekonomi tertentu. Ekonomi
makro yang merupakan salah satu cabang ilmu ekonomi dapat membantu memecahkan
permasalahan kebijakan ekonomi secara makro.
 Masalah inflasi
Inflasi merupakan salah satu masalah ekonomi yang selalu dialami oleh, hampir semua
negara pembicaraan tentang inflasi selalu dikaitkan dengan kenaikan harga, karena
hargalah indikator penting dari pada inflasi.
Walaupun inflasi tidak secara otomatis menurunkan standar hidup, namun inflasi tetap
merupakan masalah, karena tiga alasan :
Ada tiga masalah ekonomi makro jangka pendek yang harus diatasi setiap saat. Ketiga
masalah yang dimaksud adalah:
 Inflasi dapat mengakibatkan redistribusi pendapatan diantara anggota mastarakat.
 Inflasi dapat menyebakan penurunan efisiensi ekonomi
 Inflasi dapat mengakibatkan redistribusi pendapatan diantara anggota mastarakat.

Masalah Pengangguran

Pengangguran ini terjadi karena jumlah tenaga kerja atau angka kerja melebihi tingkat
kesempatan kerja yang tersedia. Di negara-negara yang sedang berkembang tingkat
pertumbuhan angkatan kerja cukup tinggi, sehingga tidak seimbang dengan
kesempatan kerja yang ada kalau kenyataan tersebut terjadi, maka angka
pengangguran cukup tinggi tidak semua penduduk termasuk angkatan kerja adalah
penduduk dalam usia anak dan usia muda.
Faktor utama yang menimbulkan pengangguran adalah kekurangan pengeluaran
agregat para pengusaha produksi barang dan jasa denagn maksud mencari
keuntungan. Keuntungan tersebut hanya akan didapat diperoleh apabila para
pengusaha dapat menjual barang yang mereka produksikan. Semakin besar
permintaan, semakin banyak barang dan jasa yang mereka wujudkan

 Masalah Ketimpangan Neraca Pembayaran


Neraca pembayaran adalah neraca yang memuat ikhtisar dari segala transaksi yang
terjadi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka
waktu tertentu, biasanya satu tahun.
Transaksi – transaksi yang terdapat dalam neraca pembayaran menyangkut barang-
barang dan jasa, dalam bentuk ekspor maupun impor, transaksi dinanciil seperti

6
pemberian atau penerimaan kredit kepada atau dari negara lain, penanaman modal di
luar negeri dan transaksi- transaksi yang bersifat unilateral seperti pembayaran transfer
dari orang- orang yang tinggal di luar negeri tidak sama dengan jumlah penerimaan
yang diperoleh dari luar negeri, selisihnya dapat berupa surplus atau defisit pada neraca
pembayaran. Ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran suatu negara dapat
dikatakan merupakan masalah apabila ketidakseimbangan tersebut cukup besar. Kalau
kenyataan itu terjadi, maka diperlukan kebijakan pemerintah untuk mengatasinya

C. Tujuan – Tujuan Kebijakan Ekonomi Makro


Setiap kebijakan ekonomi bertujuan untuk mengatasi masalah – masalah ekonomi yang
dihadapi. Berdasarkan masalah – masalah makroekonomi, Sukirno, menyebutkan
tujuan – tujuan kebijakan makroekonomi dibedakan lima aspek, yaitu (2016:22):
1) Menstabilkan Kegiatan Ekonomi
Tujuan menstabilkan ekonomi berarti pula keinginan untuk menghindari fluktuasi
yang tajam dalam kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu.
2) Mencapai Tingkat Penggunaan Tenaga Kerja (Kesempatan Kerja) Penuh
Tanpa Inflasi
Pada umumnya berbagai negara tidak dapat terus menerus mencapai
penggunaan tenaga kerja penuh. Apabila suatu masyarakat dapat selalu
mencapai tujuan ini, dengan sendirinya tujuan-tujuan lainnya, yaitu mencapai
kestabilan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang teguh akan tercapai.
3) Menghindari Masalah Inflasi
Inflasi menimbulkan beberapa akibat buruk atas kesejahteraan masyarakat dan
kegiatan perekonomian. Adakalanya inflasi berlaku sebagai akibat
ketidakstabilan politik dan ekonomi suatu negara. Dalam keadaan seperti ini
biasanya tingkat inflasi tinggi dan sukar dikendalikan. Tetapi sering kali, inflasi
berlaku sebagai akibat permintaan masyarakat yang berlebihan, pertambahan
penawaran uang yang berlebihan dan kenaikan dalam biaya produksi. Kebijakan
pemerintah diperlukan untuk mengatasi masalah inflasi seperti itu.
4) Menciptakan Pertumbuhan Ekonomi Yang Teguh
Ada dua alasan yang menyebabkan suatu negara harus berusaha mencapai
pertumbuhan ekonomi yang teguh dalam jangka panjang, menyediakan
kesempatan kerja kepada tenaga kerja yang terus menerus bertambah dan
untuk menaikkan tingkat kemakmuran masyarakat. Kedua alasan ini merupakan

7
pendorong utama pemerintah dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang
teguh
5) Mewujudkan Kekukuhan Neraca Pembayaran Dan Kurs Valuta Asing
Neraca pembayaran yang tidak kukuh akan mengurangi kemampuan suatu
negara dalam menghadapi masalah pengaliran dana ke luar negeri yang
melebihi dari keadaan yang biasanya berlaku. Sebagai akibatnya, cadangan
mata uang asing akan merosot dan kurs mata uang asing meningkat. Hal ini
akan menimbulkan beberapa efek buruk ke atas kegiatan ekonomi di dalam
negeri seperti inflasi berlaku, biaya produksi meningkat dan kondisi sebaliknya
daya beli riil masyarakat merosot.

D. Soal Latihan/Tugas
1. Apakah yang dimaksud dengan Analisa Ekonomi Mikro dan Makro?
Jawaban :
Ekonomi mikro dan makro adalah bagian dari pada teori ekonomi sedangkan
yang dimaksud dengan ekonomi teori adalah ilmu yang menganalisa tentang
kebutuhan antara variable-variable ekonomi, ekonomi yang dimaksud dapat
bersifat mikro maupun makro.
2. Sebutkan masalah utama dalam ekonomi makro!
Jawaban :
 Masalah inflasi
 Masalah Pengangguran
 Masalah Ketimpangan Neraca Pembayaran
3. Sebutkan Tujuan – Tujuan Kebijakan Ekonomi Makro!
Jawaban :
 Menstabilkan Kegiatan Ekonomi
 Mencapai Tingkat Penggunaan Tenaga Kerja (Kesempatan Kerja) Penuh
Tanpa Inflasi
 Menghindari Masalah Inflasi
 Menciptakan Pertumbuhan Ekonomi Yang Teguh
 Mewujudkan Kekukuhan Neraca Pembayaran Dan Kurs Valuta Asing

8
BAB 2

PENDAPATAN NASIONAL

A. Pengertian pendapatan nasional


Pendapatan nasional merupakan salah satu indikator ekonomi makro, merupakan
variabel penting guna mencari hubungan variabel-variabel lain dalam ekonomi makro.
Perubahan di dalam variabel pendapatan nasional mempunyai pengaruh terhadap
variabel yang lain.

 Arti Penting Pendapatan Nasional


Pentingnya mengetahui besarnya Pendapatan Nasional antara lain adalah :

 Pendapatan Nasional itu merupakan alat ukur bagi tinggi rendahnya tingkat
hidup atay kemkmuran suatu bangsa.
 Pendapatan Nasional berguna untuk mengetahui struktur prekonomian suatu
negara.
 Pendapatan Nasional berguna untuk menentukan dan kemudian menyusun
sebagai kebijakan yang dipandang perlu.

B. Pendapatan Nasional berguna untuk mengetahui dan membandingkan kegiatan


ekonomi masyarakat dari tahun ke tahun.
Metode perhitungan pendapatan nasional Ada tiga cara yang dipergunakan untuk
menghitung besarnya pendapatan nasional. Ketiga cara/metode yang dimaksud secara
berturut-turut adalah sebagai berikut :
 Cara/Metode Produksi
Cara yang pertama dilakukan dengan jalan menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan
oleh berbagai sektor dalam perekonomian. Penggunaan cara itu dalam menghitung
pendapatan nasional, disamping untuk mengetahui besarnya sumbangan berbagai
sektor ekonomi di dalam mewujudkan pendapatan nasional, juga sebagai salah satu
cara untuk menghindari perhitungan dua kali yaitu dengan hanya menghitung nilai
produk netto yang diwujudkan pada berbagai tahap proses produksi.
 Cara/Metode Pengeluaran
Perhitungan Pendapatan Nasional dengan cara pengeluaran dilakukan dengan jalan
menjumlahkan nilai barang-barang jadi yang dihasilkan dalam perekonomian. Dalam

9
menghitung nilai pendapatan nasional menurut cara pengeluaran adalah penting untuk
membedakan dengan sebaik- baiknya diantara barang-barang jadi dan barang-barang
setengah jadi. Tindakan itu dilakukan, untuk menhindari terjadinya perhitungan dua kali
atas nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan.
 Cara/Metode Pendapatan
Penghitungan pendapatan nasional dengan metode pendapatan ini dapat dilakukan
dengan cara menghitung jumlah pendapatan dari seluruh warga negara/masyarakat
yang berasal dari penggunaan faktor-faktor produksi. Adapun golongan - golongan
masyarakat yang mempunyai pendapatan itu adalah :
 Pendapatan para pekerja, yaitu gaji dan upah.
 Pendapatan dari usaha perseorangan (perusahaan perseorangan).
 Pendapatan dari sewa.
 Bunga Neto, yaitu seluruh nilai pembayaran bunga yang dilakukan dikurangi bunga
atas pinjaman konsumsi dan bunga pinjaman pemerintah.
 Pendapatan dari keuntungan perusahaan.
Di negara maju, dimana administrasi perpajakannya sudah demikian maju dan tertib,
kesadaran tentang pentingnya arti perpajakan sudah demikian tingginya, maka jumlah
pendapatan masyarakat dapat diketahui melalui pajakpendapatan. Hal yang demikian
tentunya kemungkinan kecil diterapkan di indonesia. Kesadaran wajib pajak dinegara
kita masih sangat memperihatikan, orang indonesia lebih cenderung untuk menghidari
dari kewajiban pajak, daripada dengan sadar menjadi wajib pajak yang baik.

C. Jenis-jenis pendapatan nasional


Beberapa konsep pendapatan nasional yaitu Produk Domestik Bruto (GDP), Produk
Nasional Bruto (GNP), Produk Nasional Netto (NNP), Pendapatan Nasional Netto
(NNI), Pendapatan Perseorangan (PI), dan Pendapatan yang Siap Dibelanjakan (DI)

 Produk Domestik Bruto (GDP)


Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product (GDP) merupakan
jumlah produk barang dan jasa yang dihasilkan unit-unit produksi dalam
batas wilayah sebuah negara (atau secara domestik) selama satu tahun.
 Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto atau Gross National Product (GNP/PNB) merupakan

10
nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan penduduk suatu negara
selama satu tahun.
 Produk Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto atau Net National Product (NNP) adalah GNP
dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal yang disebut juga
replacement.
 Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto atau Net National Income adalah pendapatan
yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima masyarakat sebagai
pemilik faktor produksi.
 Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan Perseorangan atau Personal Income adalah jumalh pendapatan
yang diterima setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang
diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun.
 Pendapatan yang Siap Dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan atau disposable income adalah
pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan dalam membeli barang dan jasa
konsumsi. Sementara selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi
investasi.
D. Rumus pendapatan nasional metode pengeluaran dan pendapatan.
 Rumus pendapatan nasional metode pengeluaran adalah Y = C + I + G jika
perekonomian bersifat tertutup. Sedangkan untuk perekonomian terbuka, rumus
pendapatan nasional menjadi Y + C + I + G + (X−M).
 Rumus pendapatan nasional metode pendapatan adalah Y = r + w + i + p.

Keterangan:  Huruf X (Export) adalah kegiatan ekspor.


 Huruf I (Import) adalah kegiatan impor.
 Huruf Y adalah lambang pendapatan
 Huruf R Rent (sewa) adalah balas jasa atas
nasional.
faktor produksi tanah.
 Huruf C (Consumption) adalah pengeluaran
 Huruf W Wages (upah) adalah balas jasa
agregat rumah tangga.
atas faktor produksi tenaga kerja.
 Huruf I (Investment) adalah pengeluaran
 Huruf i Interest (bunga) adalah balas jasa
agregat sektor bisnis yang diwakili oleh nilai
atas faktor produksi modal.
investasi.
 Huruf P Profit (laba) adalah balas jasa atas
 Huruf G (Government) adah pengeluaran
faktor produksi kewirausahaan.
agregat sektor pemerintah.

11
E. Contoh soal dan pembahasan.

1. Pada 2020, diketahui negara Z memiliki data sebagai berikut: Sewa: Rp 1.000.000
Upah: Rp 1.200.000 Investasi: Rp 2.000.000 Bunga: Rp 500.000 Konsumsi: Rp 800.000
Ekspor: Rp 1.000.000 Impor: Rp 700.000 Belanja pemerintah: Rp 600.000 Besaran
pendapatan nasional negara Z jika dihitung dengan pendekatan pengeluaran adalah:

J
adi, pendapatan nasional negara Z adalah Rp 3.700.000.

2. Pada 2021, penduduk negara A memiliki pendapatan sebagai berikut: Sewa tanah:
2.000.000 Upah: 5.000.000 Bunga modal: 1.500.000 Profit: 2.500.000 Berapakah
pendapatan nasional negara A

Jadi, pendapatan nasional negara A adalah Rp 11.000.000. 

12
BAB 3

PERILAKU KOSNUMSI MASYARAKAT

A. Pengertian Perilaku Konsumsi Masyarakat


Pengeluaran konsumsi masyarakat merupakan salah satu variabel makro ekonomi.
Konsumsi seseorang berbanding lurus dengan pendapatannya. Hal ini berarti semakin
besar pendapatan semakin besar pula pengeluran konsumsinya. Perilaku tabungan juga
dipengaruhi oleh faktor pendapatan.Dengan demikian maka jika pendapatan bertambah
baik konsumsi maupun tabungan akan sama-sama bertambah. Pola konsumsi masyarakat
dapat dikenali berdasarkan alokasi penggunaannya. Untuk keperluan analisis secara garis
besar alokasi pengeluaran konsumsi masyarakat digolongkan dalam 2 kelompok
penggunaan yaitu pengeluaran untuk memakan dan pengeluaran untuk bahan makanan.
Perbandingan Pola Konsumsi Negara Maju dan Negara Sedang Berkembang:

13
B. Macam macam teori konsumsi :
Tori konsumsi yang telah kita kenal sebelumnya adalah merupakan teori konsumsi
yang dikemukakan oleh Keynes. Dalam teori tersebut dikemukakan bahwa besar
kecilnya pengeluaran konsumsi hanya didasarkan pada besar kecilnya tingkat
pendapatan masyarakat.
1. Dari seseorang berumur 0 tahun sampai usia dimana orang tersebut bisa menghasilkan
pendapatan sendiri maka ia mengalami Disaving (berkonsumsi tetapi tidak
menghasilkan pendapatan).
2. Dimana usia seseorang yang sudah bisa bekerja kemudian menghasilkan pendapatan
sendiri dan lebih besar dari pengeluaran konsumsinya maka ia mengalami saving.
3. Dimana seseorang berada pada usia yang sudah tidak bisa bekerja lagi ia mengalami
disaving.

 Teori Konsumsi Dengan Hipotesis Siklus Hidup (Life Cycle Hypothesis)


Teori konsumsi dengan hipotesis ini dikemukakan oleh Ando,Brimberg,dan Modigliani 3
ekonomi besar yang hidup di abad 18. Menurut teori ini factor social ekonomi seseorang
sangat mmpengaruhi pola konsumsi orang tersebut. Teori ini membagi pola konsumsi
menjadi 3 bagian berdasarkan umur seseorang, yaitu :

 Teori Konsumsi Dengan Hipotesis Pendapatan Relatif (Relatif Income Hypotesis)


Teori dengan menggunakan hipotesis pendapatan relatif ini dikemukakan oleh James
Duesenberry, dalam teorinya duesenberry membuat 2 asumsi yaitu :
1.Selera semua rumah tangga atas barang konsumsi adalah independent yaitu
terpengaruh atas pengeluaran yang dilakukan oleh tetangganya.
2. Pengeluaran Konsumsi adalah irreversible, artinya pola pengeluaran pada saat
penghasilan naik berbeda dengan pola pengeluaran pada saat penghasilan mengalami
penurunan

 Teori Konsumsi Dengan Hipotesis Pendapatan Permanen (Permanent Income


Hypothesis)
Teori konsumsi dengan hipotesis pendapatan permanen ini dikemukakan oleh M
Friedman berdasarkan teori ini pendapatan yang diterima masyarakat dapat dibagi
menjadi 2 bagian yaitu:
(1) pendapatan permanen (permanent income) dan
(2) pendapatan sementara (transitory income).

14
Fungsi konsumsi :
C = a +bY
C = Konsumsi
a = (APC – MPC)Y

b = MPC = ∆ C /∆ Y
APC = C/Y
Y =Pendapatan nasional

Contoh soal dan pembahasan:


Rudi seorang tamatan SMK, pada saat bekerja jumlah penghasilannya 1.500.000 untuk konsumsinya sebesar 1
menjadi 2.500.000 sebulan, jumalah konsumsinya menjadi 2.000.000. buat fungsi konsumsi?
 APC = 2.000.000 /2.500.000 = 0,8

 b = ∆ C /∆ Y = 2.000.000 – 1.500.000 / 2.500.000 – 1.500.000 = 0,5

 Y = 2.500.000

 C = a +bY

 C = (APC – MPC)Y + by

 C = (0,8 – 0,5) 2.500.000 + bY

 C = 750.000 + 0,5Y

15
BAB 4

TEORI KONSUMSI 2

A. Teori Konsumsi Dengan Hipotesis Pendapatan Relatif (Relatif Income


Hypotesis)
Konsumsi merupakan fungsi dari pendapatan saat ini relatif dalam
perbandingannya dengan pendapatan tertinggi yang pernah dicapai sebelumnya.
Konsumsi tetangga sekitarnya juga akan mempengaruhi tingkat konsumsi
seseorang. Dampak perubahan pendapatan disposabel dalam jangka pendek akan
berbeda dibanding dalam jangka panjang. Perbedaan ini pun dipengaruhi oleh jenis
perubahan pendapatan yang dialami. Teori ini mengatakan bahwa keputusan
konsumsi individual berkaitan dengan gaya hidup. Kebiasaan
konsumsi individu dipengaruhi oleh tetangga atau lingkungan
kelompoknya, sehingga kurang responsif terhadap perubahan
pendapatan.
Dalam teorinya Duessenberry menggunakan dua asumsi yaitu :
A. Selera sebuah rumah tangga atas barang konsumsi adalah interdependen.
Artinya pengeluaran konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh pengeluaran yang
dilakukan oleh orang sekitarnya.
B. Pengeluaran konsumsi adalah irreversibel.
Artinya pola pengeluaran seseorang pada saat penghasilan naik berbeda
dengan pola pengeluaran pada saat penghasilan mengalami penurunan.

Dari pengamatan yang dilakukan Dusenberry mengenai


pendapatan relatif secara memungkinkan terjadi suatu kondisi yang
demikian, apabila seseorang pendapatannya mengalami kenaikan maka
dalam jangka pendek tidak akan langsung menaikkan pengeluaran

16
konsumsi secara proporsional dengan kenaikan pendapatan, akan tetapi
kenaikan pengeluaran konsumsinya lambat karena seseorang lebih
memilih untuk menambah jumlah tabungan (saving), dan sebaliknya bila
pendapatan turun seseorang tidak mudah terjebak dengan kondisi
konsumsi dengan biaya tinggi (high consumption)
Sebagai misal sebuah rumah tangga yang berpenghasilan
Rp. 3 juta setiap bulan dan tinggal di daerah masyarakat yang
rata-rata berpenghasilan Rp. 500.000. Ia akan cenderung untuk
menabung lebih banyak dan berkonsumsi lebih sedikit, sebab
penghasilannya relatif lebih tinggi dari masyarakat sekitarnya.
Sebaliknya apabila rumah tangga tersebut tinggal di daerah
yang rata-rata penghasilan masyrakat sebesar Rp5 juta, maka
rumah tangga dengan penghasilan Rp 3 juta cenderung akan
mempunyai pengeluaran konsumsi yang lebih besar dari
tabungan yang lebih sedikit, sebab penghasilanya relatif lebih
rendah dari penghasilan masyarakat sekitarnya.
Konsep dasar pemikiran teori konsumsi dengan hipotesis
pendapatan relatif inilah yang menjadi dasar landasan sulitnya
upaya pemberantasan KKN dikalangan aparatur birokrasi kita
di era reformasi ini. Para aparatur birokrasi yang korup dengan
penghasilan 10 kali lipat dari gaji resmiya, mungkinkah mereka
dapat mengurangi konsumsi dengan hanya menerima gaji
resminya, sedangkan pola konsumsinya sudah terlanjur
sangat tinggi (pendapatan dari hasil korup).
Bentuk fungsi konsumsi masyarakat menurut
Duesenberry adalah sebagai berikut:

Dimana:
Y= penghasilan tahun tertentu
Y*= penghasilan tertinggi yang pernah dicapai pada masa lalu
Masalah yang berkaitan dengan kurva pengeluaran konsumsi dengan hiotesis
pendapatan relatif dapat dilihat dalam gambar 3.3 berikut ini :

17
Gambar 3.3 Kurva pengeluaran konsumsi dengan hipotesis
pendapatan relatif

Pendapatan mula-mula dalam adalah Y0, sehingga konsumsi setinggi C0.


Pendapatan turun dari Y0 menjadi Y1, konsumsi tidak turun dari C0 menjadi C1
tetapi turun dalam perbandingan yang lebih lebih kecil yaitu menjadi C1’. Hal ini
terjadi karena orang biasanya ingin mempertahankan tingkat konsumsi semula. Jadi
apabila pendapatan seseorang turun maka orang itu tidak akan menurunkan
konsumsinya secara drastis tetapi selalu berusaha mempertahankan tingkaat
konsumsi yang lama sehingga turunya tidak langsung dari C0 ke C1, tetapi C0 ke
C1’ yang ditunjukkan oleh kurva konsumsi jangka pendek. Pada jangka panjang,
akhirnya tingkat konsumsi kembali ke C1, jadi mula-mula pindah dari C0 C1’ baru
kemudian C1. Apabila pendapatannya turun lagi dari Y1 ke Y2 akan ada kurva
jangka pendek lagi dan konsumsi turun dari C1 ke C2’ mengikuti kurva konsumsi
jangka pendek itu, baru kemudian ke C2 yang terletak pada fungsi konsumsi jangka
panjang.

B. Teori Konsumsi Dengan Hipotesis Pendapatan Permanen (Permanent Income


Hypothesis)
Hipotesis Pendapatan permanen mengemukakan bahwa konsumsi
saat ini tergantung pada pendapatan saat ini dan pendapatan yang dapat
diperkirakan pada masa yang akan datang. Alasannya ialah bahwa
sesungguhnya pendapatan aktual itu dapat diperinci menjadi pendapatan
permanen dan pendapatan sementara, demikian juga dengan konsumsi
yaitu konsumsi permanen dan konsumsi sementara dan dapat ditulis

18
sebagai berikut :
Y = Yp + Yt
C = Cp + Ct
Keterangan :
Y = Pendapatan aktual
Yp = Pendapatan Permanen
Yt = Pendapatan Sementara
C = Konsumsi aktual
Cp = Konsumsi Permanen
Ct = Konsumsi Sementara
Pendapatan permanen adalah pendapatan rumah tangga yang dapat
dikonsumsikan jika tingkat kekayaan tetap. Pendapatan ini merupakan
suatu rata-rata tertimbang dari pendapatan saat ini, dan pendapatan
sementara merupakan pendapatan yang sudah diperkirakan, yang nilainya
dapat positif atau negatif.
Teori konsumsi dengan hipotesis pendapatan permanen ini dikemukakan oleh M
Friedman berdasarkan teori ini pendapatan yang diterima masyarakat dapat dibagi
menjadi 2 bagian yaitu :
A. Pendapatan permanen (permanent income)
B. Pendapatan sementara (transitory income ).
Adapun yang dimaksud dengan pendapatan permanen adalah:
 Pendapatan yang selalu diterima pada setiap periode tertentu dan dapat
diperkirakan terlebih dahulu, misalnya pendapatan dari upah, gaji.
 Hasil dari semua faktor yang menentukan kekayaan seseorang(yang
menciptakan kekayaan).
Jadi pendapatan terukur seseorang dipengaruhi oleh pendapatan permanen dan
pendapatan transitory dengan persamaan sebagai berikut:
Y = Yp + Yt
Y = pendapatan yang terukur
Yp = pendapatan permanen
Yt = pendapatan sementara
Selanjutnya dalam teori Friedman membuat 2 buah asumsi mengenai hubungan
antara pendapatan permanen dengan pendapatan sementara,yaitu:

19
 Tidak ada korelasi Yp Yt atau dengan kata lain pendapatan transitory yang
diterima semata-mata merupakan suatu faktor kebetulan saja.
 Pendapatan transitory tidak mempengaruhi pengeluaran konsumsi yang
berarti apabila ditabung.

Sebaliknya apabila pendapatan seseorang mengalami pendapatan transitory


negatif maka reaksinya adalah dengan mengurangi tabungan serta tidak
mempengaruhi pengeluaran konsumsi.

Sumber : Suparmoko, 1991


gambar 2.5

Pada gambar 2.5. menjelaskan bahwa puncak gelomabang


konjungtur pendapatan aktual (Y) lebih tinggi dari pada pendapatan
permanen (Yp). Konsumsi ditentukan oleh pendapatan permanen, maka konsumsi
aktual C akan sama dengan konsumsi permanen Cp karena pada
saat itu pendapatan permanen sebesar Yp.Sepanjang fungsi konsumsijaangka
pendek didasarkan pada pendapatan aktual dan konsumsi aktual,
maka (Y, P) merupakan titik dalam fungsi konsumsi jangka pendek.
Pada saat di lembah konjungtur, maka konsumsi C sama dengan
konsumsi permanen Cp yaitu konsumsi pada saat pendapatan permanen
sama dengan Yp, dan (Y, C) merupakan titik lain dalam fungsi konsumsi
jangka pendek

20
C. Contoh soal dan pembahasan :
Sebelum bekarja konsumsinya Rp120.000/bulan, Setelah bekerja konsumsinya
Rp300.000/bulan dan dapat menabung Rp60.000
 Tentukan fungsi konsumsinya ?
 Berapa besar tabungan saat penghasilannya Rp 600.000/bulan? Pada
saat Y=0, C=120.000
C = a + B.Y
C = 120.000 + b.Y
Pada saat Y= 300.000 , S = 60.000
C=Y–S
C = 300.000 – 60.000
C = 240.000

Maka : C = 120.000 + b.Y


240.000 = 120.000 + b.300.000
240.000 = 120.000 + 300.000b
b = (240.000 – 120.000) : 300.000
b = 0,4
Jadi fungsi konsumsinya C = 120.000 + 0,4 . Y

21
BAB 5

TEORI INVESTASI

A. Pengertian Inventasi
Investasi Investasi merupakan suatu pengeluaran sejumlah dana investor guna
membiayai kegiatan produksi untuk mendapatkan profit dimasa yang akan datang.
Memahami tentang investasi tentunya akan lebih baik, jika kita memahami makna
investasi itu sendiri. Beberapa makna investasi dikemukakan oleh para ahli yaitu.
Martono mengungkapkan bahwa investasi merupakan penanaman dana yang dilakukan
oleh suatu perusahaan kedalam suatu aset dengan harapan memperoleh pendapatan
dimasa yang akan datang.
1. Menurut pandangan dari JM. Keynes,
masalah investasi, baik penentuan jumlah maupun kesempatan untuk melakukan
investasi didasarkan atas konsep Marginal Effeciency of Investment (MEI). Dengan
mendasarkan atas konsep pemikiran tersebut investasi akan dilaksanakan apabila MEI
masih lebih tinggi daripada tingkat bunga. Secara grafis MEI itu digambarkan sebagai
suatu skedul yang menurun, skedul ini menggambarkan jumlah investasi yang akan
terlaksana pada setiap tingkat bunga. Menurunya tingkat skedul MEI ini antara lain
disebabkan oleh dua hal, yaitu:
• Bahwa semakin banyak jumlah investasi yang terlaksana dalam masyaraka, semakin
rendahnya MEI itu.
• Semakin banyak investasi dilakukan, maka ongkos dan barang modal (asset) menjadi
lebih tinggi.
Pada bagian berikut menunjukkan skedul MEI pada Gambar 3.4. berikut ini.

22
Menurut teori Keynes tentang investasi, pertimbangan pokok untuk terlaksananya
investasi adalah faktor efisiensi marginal dari investasi itu sendiri. Efisiensi marginal dari
investasi ini sangat tergantung pada perkiraan-perkiraan dan perhitungan pengusaha
terhadap pekembangan situasi ekonomi masa depan. Oleh sebab itu tingkat MEI tidak
dapat ditentukan dengan pasti. Pandangan kehari depan bagi pengusaha dengan
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
baik faktor-faktor ekonomi maupun faktorfaktor psikologis. Menghubungkan antara
pengusaha dengan kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan investasi, perlulah
diketahui tentang apa yang disebut entrepreneur. Entrepreneur, merupakan sejenis
pengusaha yang memiliki kelakuan dan bakat-bakat khusus yang tidak didapati pada
pengusaha-pengusaha lainnya. Golongan entrepreneur ini mempunyai peranan yang
sangat penting artinya dalam sejarah perkembangan ekonomi di dunia barat.
Entrepreneur adalah seorang innovator, yaitu orang yang mengusahakan kombinasi-
kombinasi dari dalam proses produksi guna menciptakan kemajuan-kemajuan baru dan
kenaikankenaikan hasil produksi. Para entrepreneur inilah yang mampu
mempergunakan kesempatan investasi yang potensial sehingga kemungkinan
keberhasilan sangat besar.
B. Investasi Dan Kapasitas Produksi Nasional (Masalah Cor Dan Icor)
Masalah Capital Output Ratio (COR) dan incremental Capital Output Ratio) merupakan
alat yang banyak dipergunakan dalam teori pembangunan ekonomi. Pembangunan
ekonomi itu bertujuan utama untuk menaikkan kemakmuran dan tingkat hidup
masyarakat. Sampai berapa jauh, tingginya kemakmuran dan tingkat hidup di cerminkan
oleh pendapatan nasional yang dicapai oleh kegiatan ekonomi masyarakat itu sendiri.
Investasi adalah aktivitas ekonomi baik yang berupa penambahan faktor produksi

23
maupun berupa peningkatanpeningkatan kualitas fakto produksi. Investasi ini jadinya
akan memperbesar pengeluaran masyarakat yang kemudian di perkuat oleh efek
multiplier yang akhirnya akan memperbesar pendapatan nasional. Agar supaya produksi
nasional tidak berkurang maka penyusutan produksivitas haruslah diimbangi dengan
investasi itu akan terjadi bila investasi baru lebih besar dari penyusutannya. Dalam
konsep multiplier, pendapatan nasional akan berubah bilamana besarnya investasi
mengalami perubahan. Sehubungan dengan hal itu, timbul persoalan berapakah jumlah
investasi harus ditanamkan ke dalam masyarakat, agar supaya pendapatan dapat
dinaikkan dengan jumlah tertentu. Hal ini dilakukan dan tergantung pada COR, yaitu
angka yang menyatakan perbandingan (ratio) antara besarnya investasi dengan
besarnya hasil produksi nasional. Jadi bilamana COR itu 4, sedangkan kenaikan
pendapatan nasional yang diinginkan adalah 5, maka besarnya investasi.

24
• Masalah besarnya penyusutan Besarnya penyusutan dinyatakan dengan presentase
(D). Bilamana besarnya kapasitas produksi nasional pada suatu tahun adalah K, maka
besarnya kapasitas produksi pada suatu tahun adalah DK. Pada akhir tahun itu juga
kapasitas produksi nasional masyarakat yang baru adalah:

Kapasitas produksi masyarakat itu pada tahun berikutnya bilamana tidak ada investasi
baru dengan sendirinya adalah tetap, yakni (1-D)K. Jumlah hasil produksi dalam tahun
berikutnya adalah Q dan

Pada kelanjutannya bilamana dalam tahun berikutnya tadi terjadi penambahan investasi
baru, maka penambahan kapasitan produsinya adalah dan jumlah kapasitas dalam dua
tahun tersebut adalah

C. Jenis – jenis Investasi


a) Investasi berdasarkan asetnya
Investasi berdasarkan asetnya merupakan penggolongan investasi dari aspek modal
atau kekayaannya. Investasi berdasarkan asetnya dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1) Real asset, yaitu investasi yang berwujud seperti
gedung-gedung, kendaraan dan sebagainya.
2) Financial asset merupakan dokumen (surat-surat) klaim

25
tidak langsung pemegangnya terhadap aktivitas riil pihak
yang menerbitkan sekuritas tersebut.

b) Investasi berdasarkan pengaruhnya


Investasi menurut pengaruhnya merupakan investasi yang di dasarkan pada faktor yang
mempengaruhi atau tidak berpengaruh dari kegiatan investasi.
c) Investasi berdasarkan sumber pembiayaannya (Undang-undang No 1 tahun 1967
tentang penanaman modal asing; Undang-undang No 11 Tahun 1968 tentang
Penanaman Modal Dalam Negeri)
d) Investasi berdasarkan sumber pembiayaannya merupakan investasi yang didasarkan
pada asal-usul investasi itu diperoleh.
e) Investasi berdasarkan bentuknya Investasi berdasarkan bentuknya merupakan
investasi yang didasarkan pada cara menanamkan investasinya.

26
D. Contoh soal dan pembahasan

PT GUAL-GEOL
9 Januari – membeli saham
preferen dan biasa PT BARONG
sebanyak 225 unit
harga perunitnya Rp. 94.000,00
dimana setiap unit dari satu saham
preferen
berbanding dengan 2 lembar
saham biasa, ditambah provisi dan
materai Rp.
313.200,00. Saat itu harga pasar
saham belum ada.
Soal

PT GUAL-GEOL9 Januari – membeli saham preferen dan biasa PT BARONG sebanyak


225 unit harga perunitnya Rp. 94.000,00 dimana setiap unit dari satu saham preferen
berbanding dengan 2 lembar saham biasa, ditambah provisi dan materai Rp.
313.200,00. Saat itu harga pasar saham belum ada.

NOTA BELI
27
Harga kurs = 225 x Rp 94.000,00
= Rp 21.150.000
Materai&provisi
= Rp 313.200
Harga beli
= Rp 21.463.200
ALOKASI
Saham Preferen= 1 x 225 = 225
lembar
Saham Biasa = 2 x 225 = 450
lembar
Jumlah = 675
lembar
Saham preferen= 225 x Rp
21.463.200= Rp 7.154.400
675

28
Saham biasa = 450 x Rp
21.463.200= Rp 14.308.800
675
JURNAL
investasi pada saham preferen PT
BARONG Rp 7.154.400
investasi pada saham biasa PT
BARONG Rp 14.308.800
kas
Rp 21.463.200
Jawaban

NOTA BELI
Harga kurs = 225 x Rp 94.000,00
= Rp 21.150.000
Materai&provisi
= Rp 313.200
29
Harga beli
= Rp 21.463.200
ALOKASI
Saham Preferen= 1 x 225 = 225
lembar
Saham Biasa = 2 x 225 = 450
lembar
Jumlah = 675
lembar
Saham preferen= 225 x Rp
21.463.200= Rp 7.154.400
675
Saham biasa = 450 x Rp
21.463.200= Rp 14.308.800
675
JURNAL

30
investasi pada saham preferen PT
BARONG Rp 7.154.400
investasi pada saham biasa PT
BARONG Rp 14.308.800
kas
Rp 21.463.200
NOTA BELIHarga kurs = 225 x Rp 94.000,00 = Rp 21.150.000

Materai&provisi = Rp 313.200

Harga beli = Rp 21.463.200

ALOKASISaham Preferen= 1 x 225 = 225

lembarSaham Biasa = 2 x 225 = 450

lembarJumlah = 675

lembar Saham preferen = 225 x Rp 21.463.200

= Rp7.154.400675

Saham biasa = 450 x Rp 21.463.200

= Rp 14.308.800675

Jurnal investasi pada saham preferen PT BARONG Rp 7.154.400 investasi pada saham
biasa PT BARONG Rp 14.308.800 Kas Rp. 21.463.200

31
BAB 6

Analisa Pendapatan Nasional Dalam Ekonomi 2 Sektor (Tertutup Sederhana)

A. Hakekat Tentang Perkembangan Tertutup Sederhana


Yang dimaksud dengan perekonomian tertutup adalah suatu perekonomian yang tidak
mengenal hubungan ekonomi dengan Negara lain. Dalam perekonomian semacam ini
kita tidak akan menjumpai persoalan-persoalan yang timbul dari adanya transaksi-
transaksi ekonomi luar negeri, seperti eksport dan import.
Sedangkan istilah sederhana disini kita gunakan sekedar untuk menunjukkan bahwa
perekonomian yang diberi predikat sederhana tersebut tidak mengenal adanya transaksi
ekonomi yang dilakukan pemerintah. Dengan demikian bentuk perokoniman yang akan
kita bahas adalah perekonomian tanpa hubungan ekonomi dengan Negara lain dan
tanpa adanya transaksi ekonomi oleh pemerintah.
Di dalam perekonomian tertutup sederhana ini pengeluaran masyarakat pada tiap
tahunnya, atau pada tiap satuan waktunnya, akan terdiri dari pengeluaran untuk
konsumsi rumah tangga dan pengeluaran untuk investasi. Pengeluaran total dari
masyarakat tersebut, sekaligus merupakan pendapatan masyarakat itu juga. Dengan
cara lebih singkat, pernyataan tersebut dapat ditulis:

Dimana:
Y : Menunjukkaan besarnya pendapatan nasional per tahunnya
C : Menunjukkan besarnya konsumsi rumah tangga per tahun
I : Besarnya investasi per tahun
Dalam analisis sederhana tentang pendapatan nasional ini, investasi kita pandang
sebagai suatu variable yang eksogen. Yang dimaksud dengan variable yang tidak
diuraikan oleh model yang kita gunakan, melainkan merupakan variable-variabel yang
ditentukan oleh kekuatan-kekuatan yang berasal dari luar modal yang digunakan. Jadi
dengan kata lain, semua nilai dan pada variable yang eksogen kita anggap sebagai
datum, atau sebagai suatu variable yang nilainya tidak kita cari asalnya.

32
B. FUNGSI KONSUMSI APC DAN MPC
Dalam bentuknya yang umum, fungsi konsumsi yang merupakan garis lurus (liner) mempunyai
persamaan sebagai berikut:

Dimana:
a : Menunjukkan besarnya konsumsi pada pendapatan nasional sebesar nol
c : Menunjukkan besarnya Marginal Propencity to Consume.
Sedangkan MPC adalah angka perbandingan antara besarnya perubahan konsumsi
dengan besarnya perubahan pendapatan nasional. Adapun MPC tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut:

Dimana:
c : MPC
ΔC : Besarnya perubahan konsumsi
ΔY : Besarnya perubahan pendapatan
Besarnya angka MPC itu umumnya lebih kecil dari satu, akan tetapi lebih besar dari
setengah. Dan yang lebih pasti angka MPC itu mempunyai tanda positif. Positifnya MPC
mengandung arti bahwa bertambahnya pendapatan akan mengakibatkan bertambahnya
konsumsi. Angka MPC yang lebih kecil dari satu, menunjukkan bahwa tambahan
pendapatan yang diterima seseorang tidak seluruhnya dipergunakan untuk konsumsi,
melankan sebagian disisihkan untuk ditabung. Angka MPC yang lebih besar dari
setengan menunjukkan bahwa penggunaan tambahan pendapatan sebagai besar
diguanakan untuk menambah besarnya konsumsi, sedangkan sisanya, yaitu yang
jumlahnya lebih kecil, akan merupakan tambahan sebagai berikut:

33
APCn menunjukkan besarnya APC pada tingkat pendapatan nasional n yang dimaksud
dengan APC adalah perbandingan antara besarnya konsumsi pada suatu tingkat
pendapatan nasional dengan besarnya pendapatan nasional itu sendiri. Apabila
dirumuskan akan terlihat dalam formula berikut:

C. FUNGSI SAVING, APS DAN MPS


Saving adalah bagian dari pada pendapatan nasional per tahunnya yang tidak
dikonsumsi.
S= Y-C
C= a+cY
Maka:

34
S= Y-(a+cY)
= Y-a-cY
S= (1-c) Y-a
Yang dimaksud dengan Marginal Propencity to Save (MPS) adalah perbandingan antara
bertambahnya saving dengan bertambahnya pendapatan nasional yang mengakibatkan
bertambahnya saving di maksud, sedang penerusnya adalah:

Yang dimaksud dengan Average Propensity to Save (APS) adalah perbandingan antara
besarnya saving pada suatu tingkat pendapatan nasional dengan besarnya pendapatan
nasional bersangkutan. Sedang perumusanya adalah sebagai berikut:

D. HUBUNGAN ANTARA MPC,MPS,APC DAN APS


Hubungan antara MPC dan MPS dapat kita nyatakan sebagai berikut:

35
E. PENDAPATAN NASIONAL EKUILIBRIUM
Apabila dilihat dari sisi sumbernya, pendapatan nasional terdiri dari konsumsi dan
investasi. Jadi C + I = Y. sedangkan apabila dilihat dari sisi penggunaanya, pendapatan
nasional sebagian dipergunakan untuk pengeluaran konsumsi, sedangkan selebihnya
adalah merupakan saving, sehingga Y= C+ S Apabila pendapatan dalam periode o
digunakan dalam periode 1, pendapatan nasional pada periode 1 digunakan untuk
periode 2, pendapatan periode 2 digunakan untuk periode 3, demikian seterusnya, maka
hubungan konsumsi, investasi, saving dan pendapatan nasional dapat dituliskan
sebagai berikut:

36
Yang dimaksud dengan pendapatan nasional ekuilibrium adalah tingkat pendapatan
nasional di mana tidak ada kekuatan ekonomi yang mempunyai tendensi untuk
mengubahnya. Pendapatan nasional dalam keseimbangan akan tercapai apabila
dipenuhi syarat :

Terdapat tiga buah cara untuk menemukan formula untuk menghitung tingkat
pendapatan nasional ekuilibrium.

Dengan demikian formula (rumus) untuk mencari pendapatan nasional ekuilibrium


adalah :

37
F. PENGERTIAN DAN PROSES BEKERJANYA MULTIPLIER
Dari satu periode ke periode lainnya, keseimbangan pendapatan nasional akan selalu
mengalami perubahan. Dalam perekonomian dua sektor perubahan tersebut disebabkan oleh
perubahan dalam investasi. Perkembangan teknologi, misalnya akan menambah investasi dan
investasi yang bertambah akan menambah pengeluaran agregat ke atas.Analisis mengenai
multiplier bertujuan untuk mempengaruhi kenaikan atau kemerosotan dalam mengeluarkan
agrerat ke atas keseimbangan dan terutama ke atas tingkat pendapatan nasional.

38
G. Hubungan antara Komsumsi dan Pendapatan

Terdapat beberapa faktor yang menentukan tingkat kompetisi rumah tangga (secara
keseluruhan atau dalam keseluruhan ekonomi). Yang terpenting dalam perekonomian dua
sektor adalah pendapatan rumah tangga. Ciri khas dari hubungan di antara pendapatan
disposable, pengeluaran konsumsi dan tabungan, yaitu ;

1. Pada pendapatan yang rendah rumah tangga mengorek tabungan. Rumah tangga harus
menggunakan harta atau tabungan masa lalu untuk membiayai pengeluaran konsumsinya.
2.Kenaikan pendapatan menaikkan pengeluaran konsumsi.

3. Biasanya pertambahan pendapatan adalah lebih tinggi daripada pertambahan konsumsi.

4. Pada pendapatan yang tinggi rumah tangga menabung.

5. Disebabkan pertambahan pendapatan selalu lebih besar dari pertambahan konsumsi, maka
pada akhirnya rumah tangga tidak “mengorek tabungan”. Ia akan mampu menabung
sebahagian dari pendapatannya.

F. Contoh soal dan pembahasan

1. Apa yang dimaksud dengan keseimbangan ekonomi dua sektor?

Keseimbangan Ekonomi Dua Sektor.
Yang dimaksud dengan perekonomian dua sektor yaitu perekonomian yang terdiri
dari sektor rumah tangga dan perusahaan (Diasumsikan tidak terdapat kegiatan pemerintah
maupun perdagangan Luar Negeri). Sektor perusahaan menggunakan faktor-faktor produksi
yang dimiliki rumah tangga.

2. Apakah ada pajak di perekonomian 2 sektor?

Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor perusahaan


dan sektor rumah tangga. Dalam perekonomian tidak terdapata pajak dan pengeluaran
pemerintah.

39
Daftar Pustaka

Priyono dan Teddy Chandra. 2016. Esensi Ekonomi Makro. Sidoarjo: Penerbit Zifatama
Publisher.

Sukirno, S. (2016). Makroekonomi Teori Pengantar (C. ke-24. Edisi Ketiga (ed.)). Rajawali Pers.

Priyono dan Teddy Chandra. 2016. Esensi Ekonomi Makro. Sidoarjo: Penerbit Zifatama
Publisher.

https://katadata.co.id/intan/berita/620f11815d57c/pendapatan-nasional-jenis-rumus-manfaat-
dan-faktor-pengaruhnya

https://www.kompas.com/skola/read/2022/07/11/100000869/rumus-pendapatan-nasional-dan-
contoh-soalnya?page=all

https://hot.liputan6.com/read/4471294/fungsi-konsumsi-dan-tabungan-simak-contoh-soal-dan-
pembahasannya

Prathama Rahardja & Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro ...., 50-51.

Priyono dan Teddy Chandra. 2016. Esensi Ekonomi Makro. Sidoarjo: Penerbit Zifatama
Publisher.

Priyono dan Teddy Chandra. 2016. Esensi Ekonomi Makro. Sidoarjo: Penerbit Zifatama
Publisher.

Boediono, 2014. Seri Sinopsis 3 Pengantar Ekonomi, Ekonomi Makro, Penerbit Badan Penerbit
Fakultas Ekonomi (BPFE) Universitas Gadjah Mada, cetakan ke 26,. -----------, 2014. Seri
Sinopsis 6 Pengantar Ekonomi, Ekonomi

Soedijono, Reksoprajitno. 1994. Ekonomi Makro Pengantar; Analisis Pendapatan Nasional.


Edisi ke Lima, Penerbit Badan Penerbit Fakultas Ekonomi (BPFE) Universitas Gadjah Mada:
Yogyakarta. -----------.2000. Pengantar Ekonomi Makro.

https://osf.io/tq6x4/download

https://www.google.com/search?
sxsrf=ALiCzsZi5TaArNcitkr879vCzzlr7mUPHA:1668933512154&q=Contoh+Soal+pendapatan+
nasional+2+sektor&sa=X&ved=2ahUKEwik4ZTprbz7AhUtTGwGHXmxAuIQ1QJ6BAgqEAE&bi
w=1536&bih=688&dpr=1.25

40
41

Anda mungkin juga menyukai