Anda di halaman 1dari 90

MAKALAH TEORI EKONOMI MAKRO

Dosen: BIDA SARI,SP.,M.SI

Disusun Oleh:

Nasya Naprayuba (2314190024)

Novenia Hartanti A (2314190025)

Natasya Azzahra (2314190026)

Devi Puspa Riani (2314190027)

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS


PRODI AKUNTANSI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga kami
dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari seluruh komponen yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah yang berjudul “Teori Ekonomi Makro”

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, serta seluruh Masyarakat Indonesia khususnya para mahasiswa untuk ke
depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik
lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin dalam


pembuatan makalah kali ini masih banyak ditemukan kekurangan, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 27 November 2023

Penulis

i
Daftar Isi
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii

Bab I Pendahuluan .........................................................................................................................1


1. Latar Belakang .........................................................................................................1
2. Rumusan Masalah ...................................................................................................1
3. Tujuan ..............................................................................................................................1
Bab II Pembahasan ........................................................................................................................2
1. Pengantar Konsep Ilmu Makroekonomi .........................................................................2
1.1 Pengertian Ilmu Ekonomi Makro 2
1.2 Ruang Lingkup Makroekonomi 4
1.3 Pandangan klasik, Sejarah dan Mazhab dalam Teori Makroekonomi 5
1.4 Masalah Pokok dan Indikator Ekonomi Makro 7
1.5 Tujuan dan Kebijakan Ekonomi Makro 8
1.6 Bentuk-bentuk Perekonomian dan Pelakunya 11
1.7 Metode Perhitungan Pendapatan Nasional 14
1.8 Contoh-contoh soal 16
2. Keseimbangan Ekonomi 18
2.1 Keseimbangan ekonomi 2 sektor 18
2.2 Keseimbangan ekonomi 3 sektor 19
2.3 Keseimbangan ekonomi 4 sektor 25
2.4 Perhitungan Mulitplier 30
3. Kebijakan Fiskal dan Moneter 32
3.1 Uang dan lembaga keuangan 32
3.2 Pengertian kebijakan moneter dan fiskal 35
3.3 Dampak moneter 36
3.4 Pertumbuhan uang 37
3.5 Penawaran uang 38
3.6 Keseimbangan AD dan AS 39

ii
4. Tenaga Kerja, pengangguran Inflasi dan Deflasi 45
4.1 Macam-macam Tenaga Kerja 45
4.2 Pengangguran 47
4.3 Inflasi 51
4.4 Hubungan antra inflasi dan tingkat pengangguran 56
4.5 Menentukan tingkat gaji nominal dan riil 57
5. Perdagangan luar negeri 58
5.1 Timbulnya perdagangan internasional 58
5.2 Manfaat/Keuntungan perdagangan internasional 59
5.3 Pengertian teori-teori perdagangan internasional 60
5.4 Hambatan perdagangan internasional 62
5.5 Proteksi dan Pembatasan Perdagangan 63
5.6 Globalisasi dan pertumbuhan Ekonomi 67
5.7 Contoh soal-jawab/kasus setiap materi 75
6. Neraca pembayaran 75
6.1 Neraca pembayaran 75
6.2 Kurs Valuta Asing dan kegiatan perekonomian 76
6.3 Kebijakan pemerintah dalam ekonomi terbuka 77
6.4 Contoh soal-jawab/kasus setiap mater 78
7. Pertumbuhan pembangunan ekonomi 79
7.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi dan pembangunan ekonomi 79
7.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi 79
7.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi 80
7.4 Indikator pertumbuhan ekonomi 81
Bab III Penutup 82
1. Kesimpulan 82
2. Saran 82
3. Kesan dan Pesan 82

Daftar Pustaka 83

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ekonomi makro atau makro-ekonomi adalah studi tentang ekonomi secara
keseluruhan. Makro-ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi
banyak masyakarakat, perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk
menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan seperti
pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan
neraca yang berkesinambungan.
Meskipun ekonomi makro merupakan bidang pembelajaran yang luas, ada dua area
penelitian yang menjadi ciri khas disiplin ini: kegiatan untuk mempelajari sebab dan
akibat dari fluktuasi penerimaan negara jangka pendek (siklus bisnis), dan kegiatan untuk
mempelajari faktor penentu dari pertumbuhan ekonomi jangka panjang (peningkatan
pendapatan nasional). Model makro-ekonomi yang ada dan prediksi-prediksi yang ada
jamak digunakan oleh pemerintah dan korporasi besar untuk membantu pengembangan
dan evaluasi kebijakan ekonomi dan strategi bisnis.
Dalam ekonomi makro, dikenal adanya masyarakat konsumen, masyarakat
produsen, dan pasar agregatif yang terbentuk dari permintaan agregatif dan penawaran
agregatif. Selain itu, kita mengenal variable pengeluaran konsumsi nasional yang
dilakukan seluruh konsumen, variable pengeluaran investasi nasional, dan juga harga-
harga umum atau indeks harga. Beberapa teoriekonomi yang akan dijabarkan pada
makalah ini, yaitu :

1. Pengantar Konsep Ilmu Makroekonomi


2. Keseimbangan Ekonomi
3. Kebijakan Fiskal dan Moneter
4. Tenaga Kerja, pengangguran Inflasi dan Deflasi
5. Perdagangan Luar Negeri
6. Neraca Pembayaran
7. Pertumbuhan Pembangunan Ekonomi

2. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dasar dari ekonomimakro
2. Bagaimana masalah utama pada ekonomimakro

3. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar dari ekonomimakro
2. Untuk mengathui masalah-masalah utama pada ekonomimakro tersebut

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengantar Konsep Ilmu Makroekonomi


1.1 Pengertian Ilmu Ekonomi Makro
1. Pengertian Ekonomi Makro

Dikutip dari buku Konsep Dasar Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi (2018)
karya Thamrin, ekonomi makro adalah sebuah ilmu ekonomi yang mempelajari
perekonomian sebuah negara secara komprehensif. Ekonomi jenis ini juga bisa
menganalisis tentang produsen secara keseluruhan serta konsumen dalam
pengalokasian pendapatan dalam membeli barang/jasa.

Studi ekonomi ini juga dapat digunakan untuk melakukan analisa terhadap
produsen secara menyeluruh. Konsumen pun tak ketinggalan, ilmu Ekonomi Makro
menganalisa mereka dalam konteks bagaimana mengalokasikan pendapatan untuk
membeli produk barang dan menggunakan jasa. Ekonomi makro menganalisa
keadaan keseluruhan dari kegiatan perekonomian. Di dalam ekonomi makro tidak
membahas kegiatan yang dilakukan oleh seorang produsen, seorang konsumen atau
seorang pemilik faktor produksi, tetapi pada keseluruhan tindakan para konsumen,
para pengusaha, pemerintah, lembaga-lembaga keuangan, dan negara lain serta
bagaimana pengaruh tindakan-tindakan tersebut terhadap perekonomian secara
keseluruhan. Ekonomi makro sering digunakan untuk menganalisa dan merancang
target-target kebijaksanaan yang berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi, inflasi,
tenaga kerja dan keseimbangan neraca pembayaran yang berkesinambungan.

Teoriekonomi makro ini lahir ditandai dengan keluarnya sebuah buku yang
berjudul the general theory of employment. Interest and money pada tahun 1937
yang ditulis oleh JM keynes ahli ekonomi universitas cambridge inggris. Buku
tersebut juga dipandang sebagai tonggak yang sangat penting dalam sejarah
pemikiran ekonomi barat.

2
Dalam buku tersebut keynes menyajikan suatu teori yang menunjukkan bahwa
penganggaran dapat terjadi dan bahkan untuk jangka yang tidak terbatas akhirnya
banyak ahli ekonomi yang menerima pendapat keynes, dan kelompok ini disebut
keynesian economist yang sampai sekarang diterima sebagai teori yang benar dan
dipraktekkan di banyak negara.

2. Pengertian Ekonomi Makro Menurut Para Ahli


Beberapa pakar ilmu ekonomi telah menjelaskan pengertian ekonomi makro,
diantaranya adalah:
a. Sadono Sukirno (2000)
Sadono Sukirno mendefinisikan ekonomi makro (macroeconomics) adalah
sebuah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari tentang kegiatan utama
perekonomian secara komprehensif atau menyeluruh terhadap berbagai masalah
pertumbuhan ekonomi. Masalah-masalah yang dimaksud adalah:
• Kegiatan ekonomi yang tidak stabil.
• Inflasi.
• Tingkat Pengangguran.
• Neraca perdagangan serta pembayaran.
b. Adam Smith
Adam Smith menuliskan pengertian ekonomi makro adalah bentuk analisa
tentang keadaan atau penyebab kekayaan negara dengan menggunakan
penelitian yang di pandang secara menyeluruh dari kegiatan ekonomi.
c. Robert S. Pindyck dan Daniel L. Rubinfeld (2009)
Robert S. Pindyck dan Daniel L. Rubinfeld menuliskan bahwa definisi
ekonomi makro adalah sebuah ilmu ekonomi yang menangani variabel agregat
ekonomi, seperti:
• Tingkat dan rata-rata pertumbuhan produksi nasional
• Angka pengangguran
• Suku bunga
• Inflasi

3
1.2 Ruang Lingkup Makro Ekonomi
Dalam teori ekonomi makro membahas beberapa hal, yaitu penentuan kegiatan
ekonomi, tingkat pengangguran, inflasi, kebijakan pemerintah, dah hal-hal yang berkaitan
dengan perekonomian negara secara keseluruhan. Berdasarkan teori tersebut, berikut
adalah ruang lingkup ekonomi makro :

1. Penentuan Tingkat Kegiatan Perekonomian Negara


Kemampuan suatu negara dalam memproduksi barang dan jasa dijelaskan dalam
Ekonomi Makro. Dengan demikian ruang lingkup ini pun memiliki sejumlah pos
pengeluaran, yaitu:
• Pengeluaran perusahaan (investasi)
• Pengeluaran pemerintah
• Ekspor dan impor
• Pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi
2. Kebijakan Pemerintah
Persoalan inflasi dan pengangguran memang tak terlepas dari perekonomian suatu
negara. Pemerintah pun telah melakukan berbagai upaya untuk menanggulanginya,
baik melalui instrumen kebijakan fiskal maupun moneter. Kebijakan fiskal adalah
seperangkat langkah yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengubah jumlah dan
struktur pajak.
Tujuannya adalah untuk mempengaruhi kegiatan ekonomi negara dan masyarakat.
Sementara kebijakan moneter merupakan seperangkat kebijakan yang dijalankan
pemerintah untuk memberikan pengaruh terhadap seberapa banyak jumlah uang yang
beredar di tengah masyarakat dalam koridor perekonomian.
Ada 2 jenis kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan ekonomi makro, yaitu:
• Kebijakan Moneter
Merupakan kebijakan pemerintah yang dilakukan untuk mempengaruhi jumlah
uang yang beredar di masyarakat dalam suatu negara.

4
• Kebijakan Fiskal
Merupakan langkah pemerintah untuk mengubah struktur dan jumlah pajak yang
bertujuan mempengaruhi kegiatan ekonomi suatu negara.
3. Pengeluaran Agregat
Pengeluaran agregat berarti pengeluaran yang menyeluruh. Jika pengeluaran ini
tidak dapat mencapai tingkat ideal, akibatnya adalah terjadinya masalah pada
perekonomian. Terwujudnya kesempatan kerja mampu mengawasi laju inflasi.

1.3 Pandangan klasik, Sejarah dan Mazhab dalam Teori Makroekonomi


Kemunculan teori ekonomi Klasik pada tahun 1789 berawal dengan adanya keributan
di Perancis yang menjurus sampai dengan pecahnya revolusi- revolusi Perancis.
Keributan ini dimulai dari adanya pertentangan pendapat. Teori dari aliran ini yaitu,
aliran merkantilisme dan paham fisiokrat. Pertumbuhan ekonomi klasik beranggapan
bahwa suatu negara akan mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi seiring
bertambahnya populasi serta sumber daya yang semakin terbatas. Ahli yang merumuskan
teori pertumbuhan ekonomi klasik adalah sebagai berikut:

1. Adam Smith
Filsuf dan ahli ekonomi ini merumuskan teorinya dalam buku berjudul An Inquiry
into the Nature and Causes of the Wealth of Nations. Dalam buku tersebut, Adam
Smith mengatakan pertumbuhan ekonomi bertumpu pada peningkatan populasi yang
berdampak pada bertambahnya output dan hasil. Pandangan-pandangannya yang
utama adalah :
 Peranan sistem pasaran bebas.
Smith berpendapat bahwa sistem mekanisme pasar akan mewujudkan kegiatan
ekonomi yang efisien dan pertumbuhan ekonomi yang teguh. Oleh sebab itu
Smith merasa pemerintah tidak perlu melakukan kegiatan ekonomi yang
menghasilkan barang dan jasa.
 Peluasan pasar.
Perusahaan-perusahaan melakukan kegiatan memproduksi dengan tujuan untuk
menjualnya kepada masyarakat dan mencari untung. Semakin luas pasaran
barang dan jasa, semakin tinggi tingkat produksi dan tingkat kegiatan ekonomi.

5
Smith juga menekankan pentingnya pasaran luar negeri dalam mengembangkan
kegiatan di dalam negeri.
 Spesialisasi dan kemajuan teknologi.
Perluasan pasar, dan perluasan kegiatan ekonomi yang digalakkannya, akan
memungkinkan dilakukan spesialisasi dalam egiatan ekonomi. Seterusnya
spesialisasi dan perluasan kegiatan ekonomi akan menggalakkan perkembangan
teknologi dan produktivitas meningkat.
2. David Ricardo
David Ricardo merumuskan teori ini dalam buku berjudul The Principles of
Political and Taxation. Bertolak belakang dengan pendapat Adam Smith sebelumnya,
menurutnya pertumbuhan penduduk yang besar dapat berdampak pada kelebihan
tenaga kerja sehingga upah yang diberikan akan menurun.

Mazhab Dalam Teori Makroekonomi :

i. Mazhab Klasik
Pelopor mazhab klasik ini adalah Adam Smith dan David Ricardo. Adam Smith
membahasnya dalam buku The Wealth of Nations yang berisi cara mengelola
perekonomian suatu Negara. Penganut teori klasik menganggap perekonomian
dapat dikelola dengan memberikan kebebasan kepada individu untuk berusaha
dalam kegiatan ekonomi sehingga mereka mereka akan mencapai
kemakmurannya. Teori ini beranggapan bahwa tidak akan terjadi kekurangan
permintaan, sehingga kemudian penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu
terpenuhi dan tidak ada pengangguran. Kalaupun ada pengangguran, penyebabnya
adalah kekakuan perekonomian dan tidak berlangsung lama.
ii. Mazhab Keynesian
Aliran kedua adalah Keynesian yang percaya bahwa perekonomian liberal lebih
mengandalkan pemilik modal dapat memicu kemajuan ekonomi.
Akan tetapi mereka juga percaya konsep kapitalisme memiliki kelemahan,
sehingga perlu campur tangan pemerintah. Campur tangan pemerintah ini cukup
besar, yaitu menentukan dan mengarahkan perekonomian ke arah yang lebih baik
melalui kebijakan ekonomi.

6
1.4 Masalah Pokok dan Indikator Ekonomi Makro
Masalah Ekonomi Makro Objek pembahasan ekonomi makro, di antaranya
pertumbuhan ekonomi, masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi, masalah
penganggurang, inflasi, dan neraca pembayaran.

1. Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu kondisi perkembangan dalam
kegiatan perekonomian yang menyebabkan kapasitas barang dan jasa yang
diproduksi dalam masyarakat meningkat. pertumbuhan ekonomi biasanya
berhubungan dengan perubahan teknologi. Contohnya, pengenalan internet dan
teknologi dalam industri Amerika Serikat yang secara keseluruhan berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi AS. Selain teknologi, faktor lain yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, di antaranya sumber daya manusia, SDA,
ilmu pengetahuan, budaya, dan modal. Pertumbuhan ekonomi tidak hanya sebagai
peningkatan kapasitas produksi, namun juga sebagai perbaikan kualitas hidup
masyarakat.
2. Masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi
Dalam sistem ekonomi bebas atau ekonomi pasar, kegiatan ekonomi sering
kali pasang surut. Kadang pertumbuhan ekonomi berjalan cepat, lambat, atau
bahkan merosot. Pergerakan naik turunnya kegiatan perusahaan-perusahaan demi
mencapai kemajuan ekonomi dalam jangka panjang disebut konjungtur atau
siklus kegiatan perusahaan. Siklus dalam suatu periode konjungtur berbeda
dengan keadaan konjungtur pada periode lain. Akan tetapi, tidak ada perbedaan
terhadap sifat-sifat dasar setiap siklus.
3. Masalah pengangguran
Pengangguran merupakan kondisi ketika seseorang yang dikategorikan dalam
golongan angkatan kerja belum memperoleh pekerjaan. Hal ini dapat terjadi
karena beberapa faktor, di antaranya: Ingin meninggalkan pekerjaan lama untuk
mendapat pekerjaan baru yang lebih baik. Kekurangan pengeluaran agregat.
Perusahaan mengganti tenaga kerja manusia dengan teknologi canggih.
Ketidaksesuaian keterampilan pencari kerja dengan yang dibutuhkan industri.

7
4. Inflasi
Inflasi adalah kondisi di mana harga naik secara umum dan terus-menerus.
Terdapat empat golongan inflasi, yaitu ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi.
Pada inflasi ringan kenaikan harga berkisar di bawah 10%. Sedangkan, pada
hiperinflasi atau inflasi tak terkendali, kenaikan harga berada di atas 100%
setahun. Inflasi dapat terjadi karena beberapa hal, seperti ketidakseimbangan
pengeluaran agregat dibandingkan dengan kemampuan perusahaan menyediakan
barang-barang, tuntutan kenaikan upah oleh pekerja, kenaikan harga-harga barang
yang diimpor, hingga kekacauan politik dan ekonomi.
5. Masalah neraca perdagangan dan pembayaran
Neraca perdagangan merupakan ikhtisar yang menunjukan selisih antara nilai
transaksi ekspor dan impor suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Neraca
perdagangan positif menunjukan surplus perdagangan, sedangkan neraca negatif
mencerminkan defisit perdagangan. Sementara itu, neraca pembayaran
merupakan gambaran yang menunjukan aliran pembayaran yang dilakukan dari
negara-negara lain ke dalam negeri dan dari dalam negeri ke negera lain dalam
satu tahun tertentu. aliran tersebut mencakup: Aliran penerimaan ekspor serta
pembayaran impor barang dan jasa. Aliran penanaman modal asing dan
pembayaran penanaman modal asing. Aliran keluar masuk modal jangka pendek
seperti deposito di luar negeri. Neraca pembayaran dikatakan bermasalah ketika
pembayaran mengalami defisit. Artinya, pembayaran ke luar negeri melebihi
penerimaan yang diperoleh. Hal ini dapat disebabkan oleh impor lebih besar
daripada ekspor dan aliran modal terlalu banyak ke luar negeri.

1.5 Tujuan dan Kebijakan Ekonomi Makro


Tujuan utama ekonomi makro adalah mencapai pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan dan stabilitas harga. Dalam mencapai tujuan ini, pemerintah
mengimplementasikan kebijakan-kebijakan ekonomi yang tepat. Penerapan kebijakan
Ekonomi Makro bertujuan untuk menstabilkan harga barang dan lapangan pekerjaan.
Pada akhirnya kondisi ini akan memberikan dampak yang baik bagi suatu negara.

8
Berikut adalah tujuan ekonomi makro yang perlu diperhatikan:

1. Menciptakan Lapangan Pekerjaan


Kebijakan yang dihasilkan dalam Ekonomi Makro bertujuan untuk mengatur
penciptaan lapangan kerja. Dengan demikian, negara mampu meminimalisir
pengangguran. Hal ini karena tingginya angka pengangguran akan membawa dampak
buruk bagi sebuah negara. Tingginya tingkat pengangguran pada akhirnya hanya akan
menjadi beban bagi perekonomian negara tersebut.
2. Membuat Produksi dalam Negeri yang Tinggi
Banyak atau sedikitnya kapasitas produksi di suatu negara sangat tergantung pada
tinggi rendahnya jumlah investasi yang masuk ke negara tersebut. Sementara
investasi tergantung dari tingkat tabungan dalam negeri.Lalu, tabungan dalam negeri
tergantung dengan penghasilan masyarakat dan tingkat suku bunga. Karenanya, guna
meningkatkan kemampuan produksi di suatu negara dapat dilakukan dengan
meningkatkan penghasilan masyarakat. Caranya? Produktivitas masyarakat
ditingkatkan.
3. Membuat Neraca Pembayaran Seimbang
Sudah menjadi keniscayaan bahwa setiap negara pastilah melakukan transaksi
perdagangan dengan negara lain. Praktik ini juga pada akhirnya bisa membawa
pengaruh terhadap kondisi ekonomi negara tersebut, makanya neraca pembayaran
harus seimbang. Beberapa komponen neraca pembayaran yang penting untuk
diketahui adalah lalu lintas moneter, transaksi berjalan, serta neraca perdagangan.
4. Membuat Pendapatan Penduduk yang Merata
Pembagian pendapatan penduduk secara merata dapat terjadi dengan pemerataan hasil
olahan sumber daya alam dan manusia. Meratanya pembagian pendapatan tersebut
diharapkan mampu meningkatkan tingkat konsumsi atau daya beli masyarakat.
Dengan demikian, kehidupan yang seimbang dan damai tanpa kerusuhan pun dapat
terwujud.

9
5. Mengendalikan Inflasi
Stabilitas harga merupakan tujuan penting dalam ekonomi makro. Pemerintah
berupaya mengendalikan tingkat inflasi agar tetap stabil dan terkendali. Inflasi yang
terlalu tinggi dapat mengurangi daya beli masyarakat, sementara inflasi yang terlalu
rendah dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.

Kebijakan ekonomimakro menurut Ali Ibrahim Hasyim dari buku EkonomiMakro(2017):

1. Kebijakan Fiskal
Instrumen kebijakan fiskal yaitu tarif/pajak dan pengeluaran pemerintah. Dua
instrumen ini digunakan untuk mengatur stabilitas ekonomi. Kebijakan fiskal penting
untuk mengatasi masalah pengangguran. Kebijakan ini adalah wewenang DPR yang
diprakarsai eksekutif. Dengan melakukan kebijakan fiskal, pengeluaran agregat dapat
ditambah, sehingga pendapatan nasional dan serapan tenaga kerja bisa meningkat.
Pengurangan pajak memberikan insentif bagi masyarakat sehingga konsumsi barang
dan jasa meningkat, yang pada akhirnya pengeluaran agregat akan naik.Sebaliknya,
jika mengalami inflasi atau tingkat penggunaan tenaga kerja penuh, maka langkah
yang akan ditempuh adalah mengurangi belanja pemerintah dan menaikkan pajak.
2. Kebijakan Moneter
Instrumen kebijakan moneter antara lain peredaran uang, investasi, perubahan suku
bunga, dan pengawasan terhadap sistem perbankan. Kebijakan ini diatur Bank
Sentral, yaitu Bank Indonesia. Tujuan kebijakan ini adalah mempengaruhi
pengeluaran agregat. Jumlah uang beredar adalah determinan pokok dari tingkat
harga dan kegiatan ekonomi. Laju pertumbuhan moneter yang terlalu tinggi
mengakibatkan munculnya inflasi, sedangkan laju pertumbuhan moneter yang tidak
stabil mengakibatkan fluktuasi perekonomian. Salah satu cara pemerintah untuk
mempengaruhi pengeluaran agregat yaitu dengan mempengaruhi investasi.
Pengangguran dapat dikurangi dengan cara menaikkan jumlah pengeluaran agregat.
Ketika inflasi, Bank Sentral akan mengurangi penawaran uang untuk menaikkan suku
bunga. Investasi kemudian akan turun dan pengeluaran agregat pun akan turun.

10
3. Kebijakan Sisi Penawaran
Kebijakan fiskal dan moneter termasuk kebijakan sisi permintaan. Sedangkan
kebijakan sisi penawaran bertujuan untuk meningkatkan efisiensi kegiatan
perusahaan-perusahaan agar dapat menawarkan produk-produknya dengan harga
yang lebih murah atau dengan kualitas yang lebih baik.
Beberapa kebijakan sisi penawaran antara lain sebagai berikut:
 Kebijakan pendapatan (incomes policy), yaitu bertujuan mengendalikan tuntutan
kenaikan pendapatan pekerja yang berlebihan. Tuntutan kenaikan upah
diharapkan tidak melebihi kenaikan produktivitas pekerja, sehingga biaya
produksi tidak tinggi.
 Mengurangi pajak pendapatan rumah tangga untuk meningkatkan semangat
kerja para pekerja.
 Efisiensi kegiatan produksi, yaitu dengan pemberian insentif kepada perusahaan-
perusahaan yang berinovasi, menggunakan teknologi yang lebih canggih dalam
berproduksi, termasuk pengembangan mutu produksi.
 Mengembangkan infrastruktur, yaitu melakukan pembangunan dan peningkatan
mutu dan kapasitas infrastruktur jalan, jembatan, listrik, air, dan lain-lain.
 Meningkatkan pelayanan pemerintah dalam mengembangkan usaha sektor
swasta melalui peraturan pemerintah, misalnya perizinan, fasilitas, dan lain-lain.

1.6 Bentuk-bentuk Perekonomian dan Pelakunya


Bentuk-bentuk perekonomian :

1. Bentuk ekonomi tradisional: Sistem ekonomi tradisional menitikberatkan pada


kebiasaan dan adat istiadat contohnya pasar barter Wulandoni dan labala di NTT.
Ciri-ciri sistem ekonomi tradisional di antaranya sistem barter, belum ada pembagian
kerja, terikat adat istiadat, alat produksi masih sederhana, teknik produksi dipelajari
turun temurun, menggunakan kekayaan alam dan jenis produksinya sesuai kebutuhan.
2. Bentuk ekonomi komando : merupakan sistem yang menitikberatkan pada kekuasaan
pemerintah dalam mengatur dan menata perekonomian negaranya. Ciri-cirinya adalah
sumber daya ekonomi dikuasai dan dimiliki negara, tingkat harga dan bunga

11
ditentukan pemerintah, kebebasan masyarakat berekonomi terbatas, regulasi ekonomi
ditetapkan pemerintah dan pembagian kerja diatur pemerintah.
3. Bentuk ekonomi liberal : menitikberatkan kebebasan masyarakat dan kegiatan
ekonomi yang bergantung pada mekanisme pasar. Ciri-ciri sistem yang berasal dari
Adam Smith ini adalah sumber daya ekonomi dimiliki dan diatur swasta, terdapat
kelas pekerja dan pemilik modal.
Bentuk ekonomi campuran : merupakan sistem ekonomi yang menitikberatkan
interaksi antara pemerintah dan swasta dalam berkegiatan. Ciri-cirinya adalah tatanan
ekonominya merupakan perpaduan antara sistem ekonomi pasar dan terpusat.

Pelaku Ekonomi :

1. Rumah tangga
Rumah tangga adalah pelaku ekonomi dalam ruang lingkup terkecil. Namun dari
rumah tangga inilah yang kemudian membangun masyarakat luas. Rumah tangga
sebagai pelaku ekonomi yang terdiri atas ayah, ibu, anak, dan anggota keluarga
lainnya seperti kakek, nenek dan saudara. Sebagai pelaku ekonomi dalam hal ini
rumah tangga konsumen memiliki dua peran, yaitu sebagai pelaku produksi dan
pelaku konsumsi.
2. Masyarakat Pelaku ekonomi
Peran masyarakat sangat penting dalam kegiatan ekonomi, baik dari sisi produksi,
distribusi, maupun konsumsi.
3. Perusahaan
Perusahaan adalah pelaku ekonomi yang berperan sebagai produsen, distributor
sekaligus konsumen. Perusahaan adalah organisasi usaha yang dibentuk untuk
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen. Produsen adalah
peran utama dari perusahaan karena telah menjadi tempat berlangsungnya produksi.
Pihak-pihak dari perusahaan berupaya agar produk yang diproduksi bisa sampai ke
tangan konsumen. Sementara, perusahan yang berperan sebagai pelaku ekonomi
distributor contohnya adalah perusahaan ritel. Peran sebagai pelaku ekonomi
konsumen, dapat diketahui saat perusahaan harus memenuhi kebutuhan bahan baku
untuk produksi.

12
4. Pemerintah
Sebagai salah satu pelaku ekonomi, pemerintah bertugas membuat kebijakan-
kebijakan yang menguntungkan bagi perekonomian negara, baik untuk produsen,
konsumen, maupun distributor. Peran utama pemerintah sebagai pelaku ekonomi
adalah mengendalikan perekonomian dengan berbagai kebijakan ekonomi untuk
memakmurkan warga negaranya. Pemerintah sebagai regulator atau sebagai
pengendali perekenomian sebuah negara antara lain: Membuat kebijakan moneter
Membuat kebijakan fiskal Membuat kebijakan kegiatan dengan negara lain seperti
impor dan ekspor Selain itu, pemerintah juga berperan sebagai produsen dan
konsumen. Sebagai konsumen, artinya dalam menjalankan tugasnya, pemerintah
membutuhkan barang dan jasa.
5. Luar negeri
Tidak hanya dalam negeri, negara lain juga memiliki peranan dalam perekonomian
sebuah negara. Pasalnya, suatu negara tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri,
sehingga membutuhkan negara lain untuk mencukupi kebutuhannya. Pelaku ekonomi
dari luar negeri ini meliputi kegiatan ekspor dan impor, investasi di suatu negara
untuk membangun pabrik, pertukaran tenaga kerja, dan memberikan pinjaman kepada
negara lain.
6. Lembaga keuangan
Lembaga keuangan adalah pihak yang melakukan kegiatan keuangan, baik bank
maupun bukan bank, untuk membantu meningkatkan perekonomian suatu negara.
Rumah Lembaga keuangan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk produk
simpanan dengan memberikan suku bunga deposito kepada masyarakat. Seperti
tabungan berjangka, tabungan sekolah, tabungan haji, deposito, safe deposit box dan
produk-produk tabungan lainnya.

13
1.7 Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional menurut ilmu ekonomi memiliki bermacam-macam pengertian,
bergantung pendekatan dan metode yang digunakan. Ada tiga pendekatan dalam
menghitung pendapatan nasional yaitu :
a. Pendekatan produksi
b. Pendekatan pendapatan
c. Pendekatan pengeluaran

 Metode Perhitungan Produksi adalah Pendapatan nasional yang dihitung menggunakan


pendekatan produksi dilakukan dengan menjumlahkan secara keseluruhan nilai tambah
(value added) dari semua kegiatan ekonomi yang dihasilkan perusahaan selama satu
tahun. Pendapatan nasional dapat dirumuskan sebagai berikut:

 Metode Pendekatan Pendapatan adalah Pendapatan nasional menggunakan pendekatan


pendapatan dihitung menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima masyarakat
sebagai pemilik faktor produksi atas penyerahan produksi kepada rumah tangga
perusahaan. Rumus perhitungan pendapatan nasional menggunakan metode pendapatan
sebagai berikut:

14
o

 Motede Pendekatan Pengeluaran adalah Perhitungan pendapatan nasional dengan


pendekatan pengeluaran merupakan jumlah pengeluaran secara nasional untuk membeli
barang dan/atau jasa selama satu periode. Komponen dalam metode pendekatan
pengeluaran sebagai berikut:
1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga (Consumption/C)
2) Pengeluaran Pemerintah (Government Expenditure/G)
3) Investasi (Investment/ I)
4) Ekspor (X) dan Impor (M)
Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran dirumuskan sebagai
berikut:

15
1.8 Contoh-contoh soal
1) Diketahui GNP suatu negara Rp 20.800.000.000,00; penyusutan Rp 700.000.000,00;
pajak tidak langsung Rp 50.000.000,00; dan pajak tidak langsung Rp 60.000.000,00.
Besarnya NNI, yaitu ....
Jawaban :
NNI = NNP - Pajak Tidak Langsung, atau
NNI = GNP - Penyusutan (Depresiasi) - Pajak Tidak Langsung
NNI = 20.800.000.000 - Rp 700.000.000 - Rp 50.000.000
NNI = 20.050.000.000
2) Dalam suatu negara terdapat data sebagai berikut:
Konsumsi rumah tangga = Rp500 juta
Investasi = Rp200 juta
Belanja Pemerintah = Rp100 juta
Ekspor = Rp50 juta
Impor = Rp75 juta
Berapakah pendapatan nasional?
Jawaban :
Pendapatan nasional = konsumsi rumah tangga + investasi + belanja pemerintah +
(ekspor - impor)
= Rp500 juta + Rp200 juta + Rp100 juta + (Rp50 juta - Rp75 juta)
= Rp775 juta
Besar pendapatan nasional di atas, jika dihitung dengan metode pengeluaran adalah
Rp775 juta.
3) Pada 2018, diketahui data harga barang dan jumlah produksi negara V, yakni:
Kain: Rp 300.000. Jumlah yang diproduksi: 2.000
Baju: Rp 500.000. Jumlah yang diproduksi: 1.500
Celana: Rp.450.000. Jumlah yang diproduksi: 3.000
Rok: Rp.250.000. Jumlah yang diproduksi: 3.500.
Berapakah pendapatan nasional negara V?

16
Jawaban :

17
Jadi, pendapatan nasional negara V adalah Rp 3.575.000.000.

4) Diketahui data berikut:


Pengeluaran konsumsi : Rp30.000.000.000,00
Investasi pengusaha : Rp20.000.000.000,00
Ekspor : Rp17.000.000.000,00
Impor : Rp7.000.000.000,00
Pengeluaran Pemerintah : Rp15.000.000.000,00
Maka, besarnya pendapatan nasional jika dihitung dengan pendekatan pengeluaran
ialah….
Y= Pendapatan Nasional I= Investasi X= Ekspor
C= Konsumsi G= Pengeluaran Pemerintah M=Impor
Jawaban :
Y=C+I+G+(X-M)
Y = 30.000.000.000,00+20.000.000.000,00+15.000.000.000,00+(17.000.000.000,00-
7.000.000.000,00)
= 75.000.000.000,00

2. Keseimbangan Ekonomi
2.I Keseimbangan Ekonomi 2 Sektor
Yang dimaksudkan dengan perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri
dari sektor rumah tangga dan perusahaanini berarti dalam perekonomian itu dimisalkan
tidak dapatkegiatan pemerintah maupun perdagangan luar negeri.

18
Dalam perekonomian dua sektor sumber pendapatan yang diperoleh rumah tangga adalh
dari perusahaan. Pendapatan ini yang meliputi gaji, upah, sewa, bunga dan keuntungan
adalaha sama dengan nilai pendapatan nasional. Dan oleh karena pemerintah tidak
memungut pajak maka pendapatan nasional (Y) adalah sama dengan pendapatan
disposabel (Yd) atatu : Y = Yd.
Dalam perekonomian dua sektor komponen pengeluaran agregat terdiri dari :
i. Perbelanjaan konsumsi rumah tangga untuk membeli barang dan jasa,
ii. Perbelanjaan perusahaan-perusahaan untuk membeli barang modal.
Dalam persamaan Algebra, persamaan pengeluaran agregat adalah :
AE = C + I. penawaran agregat meliputi pendapatan nasional (AS = Y).

Ciri-Ciri Aliran Pendapatan Dua Sektor :


 Sektor perusahaan menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki rumah tangga.
Faktor-faktor produksi tersebut memperoleh pendapatan berupa gaji dan upah, sewa,
bunga dan untung.
 Sebagian besar pendapatan yang diterima rumah tangga akan digunakan untuk
konsumsi, yaitu membeli barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh sektor
perusahaan.
 Sisa pendapatan rumah tangga yang tidak digunakan untuk konsumsi akan ditabung
dalam institusi-institusi keuangan.
 Pengusaha-pengusaha yang memerlukan modal untuk melakukan investasi akan
meminjam tabungan yang dikumpulkan oleh badan-badan keuangan dari sektor rumah
tangga.

2.2 Keseimbangan ekonomi 3 sektor


1. Pengertian
Perekonomian 3 sektor merupakan perekonomian yang terdiri dari sektor rumah
tangga, perusahaan dan pemerintah. Perekonomian 3 sektor pada hakikatnya melihat
bagaimana peran pemerintah dalam perekonomian atau pengaruh dari campur tangan

19
pemerintah terhadap sektor rumah tangga dan perusahaan. Perekonomian 3 sektor
menggambarkan perekonomian dalam satu negara. Perekonomian ini di sebut juga
perekonomian tertutup karena tidak berinteraksi dengan dunia internasional atau tidak ada
perdagangan luar negeri artinya, barang dan jasa hanya di produksi di dalam negeri dan di
konsumsi oleh sektor rumah tangga dalam negeri. Dalam perekonomian 3 sektor Rumah
tangga berperan dalam menyediakan faktor produksi yaitu SDA, tenaga kerja, modal
kepada perusahaan dan pemerintah. Perusahan menggunakan faktor produksi dari rumah
tangga berupa SDA (sumber daya alam), SDM (sumber daya manusia), dan SDBM
(sumber daya buatan manusia) tersebut untuk memproduksi barang dan jasa yang
kemudian di jual kembali kepada rumah tangga melalui pasar barang. Akibat dari
penggunaan faktor produksi tersebut perusahaan melakukan pembayaran kepada rumah
tangga berupa gaji, upah, sewa, bunga dan untung. Sedangkan pemerintah dalam
perannya sebagai regulator, memiliki peran sebagai pengatur perekonomian dengan
mengatur kebijakan-kebijakan seperti kebijakan fiskal, kebijakan moneter, dan kebijakan
perdagangan internasioanl.
Campur tangan pemerintah dalam perekonomian menimbulkan dua perubahan
penting dalam proses penentuan keseimbangan pendapatan nasional yaitu :
a. Pungutan pajak yang dilakukan pemerintah akan mengurangi pengeluaran agregat
melalui pengurangan keatas konsumsi rumah tangga,
b. Pajak memungkinkan pemerintah melakukan pembelanjaan dan ini akan menaikan
pembelanjaan negara.
Perubahan-perubahan ini penting pengaruhnya pada penentuan keseimbangan
pendapatan nasional. Keseimbangan perekonomian negara akan dicapai apabila
penawaran agregat sama dengan perbelanjaan agregat. Di samping itu keseimbangan
dapat pula ditunjukkan melalui pendekatan suntikan-bocoran. Berikut aliran
pendapatan dalam perekonomian 3 sektor:

20
2. Penentuan tingkat keseimbangan secara grafik

Dalam perekonomian tertutup perbelanjaan agregat dibedakan kepada tiga


komponen : konsumsi rumah tangga, investasi swasta, dan pengeluaran pemerintah.
Dengan demikian keseimbangan pendapatan nasional dicapai pada keadaan yang berikut:
Y = C + I + G Nilai Y menggambarkan pendapatan nasional atau penawaran agregat
yang wujud, manakala C + I + G adalah perbelanjaan agregat dalam ekonomi tiga sektor.
Keadaan keseimbangan tersebut ditunjukkan dalam grafik (a). Pada keseimbangan,
fungsi perbelanjaan agregat C + I + G memotong garis 45 derajat, dan pada titik
perpotongan tersebut(titik E) perbelanjaan agregat adalah sama dengan pendapatan
nasional dan berarti syarat keseimbangan Y = C + I + G dipenuhi.

21
Pada keseimbangan berlaku keadaan berikut: Y = C + I + G . Manakala pada
setiap tingkat pendapatan nasional, dalam perekonomian tertutup berlaku kesamaan
berikut: Pendapatan nasional = kosumsi + tabungan + pajak, atau Y = C+ S + T Dengan
demikian pada keseimbangan akan berlaku keadaan C + I + G = C + S + T
atau: I + G = S + T. Secara grafik, menunjukkan keseimbangan ekonomi dengan
menggunakan pendekatan I + G = S + T ditunjukkan dalam grafik (b).

3. Jenis pajak
a. Pajak langsung
Jenis pungutan pemerintah secara langsung dikumpulkan dari pihak yang wajib
membayar pajak. Setiap individu yang bekerja, dan perusahaan yang menjalankan
kegiatan dan memperoleh keuntungan wajib membayar pajak. Pajak yang dipungut
dan dikenakan atas pendapatan mereka dinamakan pajak langsung.
b. Pajak tak langsung
Pajak yang bebannya boleh dipindah-pinahkan kepada pihak lain, misalnya pajak
atas barang impor, pada waktu importir mengimpor barang pajak dibayar olehnya, tapi
waktu barang itu dijual kekonsumen beban pajak yang telah dibayarkan dibebankan
kepada harga jual barang tersebut, misalnya pajak penjualan.

4. Pajak berdasarkan penggolongannya.


a. Pajak regresif
Sistim pajak yang persentasenya pungutan pajak menurun apabila pendapatan yang
dikenakan pajak menjadi bertambah tinggi. Nilai pajak yang sama besarnya tanpa
memperhatikan pendapatan seseorang digolongkan sebagai pajak regresif, misalnya
pajak impor, pajak penjualan, pembayaran fiscal untuk orang yang bepergian keluar
negeri.
b. Pajak proporsional
Persentase pungutan pajak yang tetap besarnya pada berbagai tingkat pendapatan
yaitu dari pendapatan yang rendah kepada pendapatan yang tinggi. Dalam
pembayaran pajak ini tidak dibedakan antara perorangan atau perusahaan. Makin
tinggi pendapatan atau kekayaan, makin tinggi pula jumlah pajak yang akan dibayar.

22
c. Pajak progresif
Sistim pajak yang persentasenya bertambah apabila pendapatan semakin meningkat.
Pajak progresif menyebabkan pertambahan nominal pajak yang dibayarkan akan
menjadi semakin cepat apabila pendapatan semakin tinggi. Tujuan utama pajak ini
untuk memperoleh pendapatan pajak lebih banyak dan untuk lebih meratakan
pendapatan. Contoh :
Pendapatan yang dipajak Persentasi Pajak
1.Sampai Rp 500 rb 2%
2.Rp 501 rb - Rp 2 juta 4%
3.Rp 2,1 juta- Rp 5 juta 10%
4.Lebih Rp 5 juta 20%

5. Menentukan Pendapatan Nasional pada Keseimbangan


Untuk menentukan pendapatan nasional pada keseimbangan akan digunakan pemisalan-
pemisalan berikut :
i. Fungsi konsumsi : C = a + bYd
ii. Pengeluaran pemerintah : G0
iii. Investasi perusahaan : I0
iv. Pajak yang dipungut pemerintah :
Kasus I : Pajak Tetap sebanyak T0
Kasus II : Pajak proposional sebanyak Ty.
Berdasarkan kepada pemisalan-pemisalan di atas pendapatan nasional dalam
perekonomian yang menggunakan sistem pajak tetap (kasus I) adalahseperti ditunjukkan
dalam penghitungan berikut:
Y=C+I+G
Y = a+bYd+I0+G0
Y = a + b(Y – T0) + I0 + G0
Y - bY = a – bT0+ I0 + G0
Y(1 - b) = a – bT0+ I0 + G0
Y= 1/(1 - b) (a-bT0+I0+G0)

23
Untuk kasus II, yaitu apabila dimisalkan sistem pajak adalah pajak
proporsional,pendapatan nasional pada keseimbangan adalah seperti ditentukan oleh
penghitungan berikut:
Y=C+I+G
Y = a + bYd+ I0 + G0
Y = a+b(Y-tY)+I0+G0
Y = a + b(1 - t)Y + I0+ G0
Y-b(1-t)Y= a+I0+G0
Y [1-b(1-t)] = a+I0+G0
Y =1/1-b(1-t) (a + I0 + G0)

6. Angka-Angka Pengganda.
Multiplier atau angka pengganda memberikan gambaran tentang intensitas
hubungan kausal antara sebuah variabel tertentu dengan pendapatan nasional. Bila angka
pengganda menunjukkan angka yang tinggi, maka perubahan yang terjadi pada variabel
tersebut akan besar pengaruhnya terhadap pendapatan nasional, atau sebaliknya.
Dalam perekonomian tertutup Y = C + I , hanya dikenal angka pengganda yaitu
angka pengganda investasi (invesment multiplier). Tapi dalam perekonomian Y = C + I +
G , kita mengenal beberapa macam angka pengganda yaitu : angka pengganda investasi,
angka pengganda konsumsi, angka pengganda pengeluaran konsumsi pemerintah, angka
pengganda transfer pemerintah, angka pengganda pajak, angka pengganda anggaran
belanja yang seimbang.
a. Angka Pengganda Investasi
Faktor-faktor yang menyebabkan pengeluaran investasi suatu perekonomian
bertambah atau berkurang adalah dipengaruhi oleh beberapa hal. Pengeluaran
investasi suatu masyarakat bertambah bila :
o Tingkat bunga (kredit/pinjaman) menurun.

o Penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi dalam masyarakat tersebut


bermunculan.
o Jumlah penduduk meningkat

24
o Meluasnya pasar penjualan produksi masyarakat tersebut.
o Suasana perusahaan yang bertambah optimis.
Perubahan pengeluaran untuk investasi suatu masyarakat akan selalu
mengakibatkan berubahnya tingkat pendapatan nasional keseimbangan. Angka yang
menunjukkan perbandingan antara berubahnya tingkat pendapatan nasional
keseimbangan dengan berubahnya jumlah pengeluaran investasi disebut angka
pengganda investasi. Angka pengganda investasi dapat ditulis :

Ki : ΔY/ ΔI = 1/1-C.

dimana Ki adalah angka pengganda investasi, c = MPC

b. Angka Pengganda Konsumsi


Multiplier yang dimaksud disini bukanlah angka banding antara perubahan
tingkat pendapatan nasional keseimbangan dengan perubahan jumlah pengeluaran
konsumsi masyarakat yang mengakibatkan berubahnya pendapatan nasional
keseimbangan tersebut. Fungsi konsumsi dinyatakan dengan persamaan umum:
C = a + cYd , maka dengan berubahnya nilai ”a” atau berubahnya nilai ”c” akan
menyebabkan pendapatan nasional keseimbangan mengalami perubahan. Dalam
kejadian-kejadian seperti inilah perubahan konsumsi mengakibatkan terjadinya
perubahan pada pendapatan nasional, lebih lanjut perlu dikemukakan bahwa dari
kedua macam kemungkinan perubahan tersebut yaitu perubahan nilai ”a” dan
perubahan nilai ’c”. Hanya perubahan nilai ”a” sajalah yang dapat kita jumpai
hubungannya yang tetap dengan perubahan tingkat pendapatan nasional
keseimbangan yang diakibatkan oleh adanya perubahan nilai ”a” tersebut. Angka
pengganda konsumsi dapat ditulis: Kc  Y/ a  1/1-c

c. Angka Pengganda Pengeluaran Konsumsi Pemerintah dan Transfer


Adalah nilai perbandingan antara berubahnya jumlah pendapatan nasional
keseimbangan sebagai akibat berubahnya jumlah pengeluaran konsumsi
pemerintah, baik sebagai goverment expenditure multiplier atau goverment

25
purchase multiplier. Angka pengganda pengeluaran konsumsi pemerintah dapat
ditulis : KG = Y/G  1/1-C dan KTr  Y/Tr  c/1-c

d. Angka Pengganda Pajak dan Anggaran Belanja Seimbang


Berbeda dengan angka pengganda yang telah diuraikan diatas, angka
pengganda pajak bertanda negatif. Negatifnya angka pengganda tersebut berarti
bahwa bertambahnya jumlah pajak yang dipungut oleh pemerintah akan
mengakibatkan menurunnya tingkat pendapatan nasional keseimbangan. Atau
sebaliknya menurun jumlah pajak dipungut oleh pemerintah maka tingkat
pendapatan nasional keseimbangan akan menjadi lebih tinggi. Negatifnya angka
pengganda pajak dapat diuraikan : Apabila pajak diperbesar / dinaikan, Disposible
income menurun, Pengeluaran konsumsi masyarakat menurun, Tingkat pendapatan
nasional menurun Angka pengganda pajak dapat ditulis : KTx  Y/Tx  -c/1-c
Angka pengganda anggaran belanja seimbang dapat ditulis : Kb  Y/G= Tx  1

2.3 Keseimbangan ekonomi 4 sektor


1. Pengertian
Perekonomian empat sektor disebut juga perekonomian terbuka. Perekonomian
terbuka adalah perekonomian yang melibatkan diri dalam perdagangan internasional
(ekspor dan impor) barang dan jasa serta modal dengan negara-negara lain. Sistem ini
memberikan kesempatan bagi masyarakatnya untuk berinteraksi dalam bidang
ekonomi dengan negara lain baik itu perseorangan, swasta ataupun pemerintahan.
Kegiatan ekonomi tersebut bisa dalam bentuk perdagangan produk barang dan jasa,
pertukaran teknologi, dan sebagainya. Dalam perekonomian terbuka beberapa
produksi dalam negeri diekspor atau dijual di luar negeri dan di samping itu, ada juga
barang-barang di negara itu yang diimpor dari negara lain. Jika sebuah negara
mengadopsi ekonomi terbuka, pengeluaran negara itu pada tahun tertentu tidak perlu
sama dengan output barang dan jasa. Suatu negara dapat menghabiskan lebih banyak
uang daripada yang dihasilkannya dengan meminjam dari luar negeri, atau dapat
menghabiskan lebih sedikit dari yang dihasilkannya dan meminjamkan perbedaannya
kepada orang asing. Empat sektor yang termasuk dalam empat sektor suntikan –

26
kebocoran model ini adalah sektor rumah tangga , sektor bisnis , sektor pemerintah ,
dan sektor luar negeri .
 Sektor rumah tangga
Sektor rumah tangga mencakup semua orang dalam perekonomian yang
mengkonsumsi barang dan jasa . Ini adalah seluruh penduduk suatu
perekonomian. Sektor rumah tangga bertanggung jawab untuk pengeluaran
konsumsi produk domestik bruto .
 Sektor Bisnis
Sektor bisnis berisi swasta , perusahaan mencari keuntungan dalam perekonomian
yang menggabungkan sumber daya yang langka ke dalam produksi yang
diinginkan dan dibutuhkan dalam bentuk barang dan jasa . Sektor bisnis
bertanggung jawab untuk pengeluaran investasi pada produk domestik bruto .
 Sektor Pemerintah
Sektor pemerintah, atau sektor publik, memaksa keputusan alokasi sumber daya
paksa pada sisa ekonomi melalui undang-undang, peraturan, dan peraturan. Sektor
public memasuki model ini dalam dua cara – dengan menambahkan belanja
pemerintah untuk pengeluaran agregat dan dengan mengurangi pajak dari
pengeluaran agregat .
 Sektor asing
Sektor asing bertanggung jawab atas semua kegiatan ekonomi di luar batas-batas
politik ekonomi . Sektor asing termasuk rumah tangga, bisnis, dan pemerintah
yang berada di negara lain . Perekonomian domestik perdagangan barang dengan
sektor asing melalui ekspor dan impor . Perdagangan luar negeri ini merupakan
perpanjangan dari aktivitas pasar reguler, kecuali pembeli dan penjual berada di
negara yang berbeda Aliran pendapatan dalam perekonomian terbuka :

27
2. Penentuan Tingkat Keseimbangan Secara Grafik

Dalam perekonomian terbuka perbelanjaan agregat adalah: AE= C + I + G +(X-M).


Dengan demikian syarat keseimbangan dalam perekonomian terbuka adalah: Y = C + I
+ G + ( X-M ). Keadaan keseimbangan tersebut ditunjukkan dalam bagian (a) dan
keseimbangan dicapai di capai di titik E. Dalam grafik tersebut fungsi perbelanjaan
agregat AE= overline C + I + G + (X -M) tidak sejajar dengan fungsi konsumsi C.

28
Fungsi AE lebih landai dari fungsi konsumsi C oleh karena nilai X - M semakin lama
semakin kecil dan akhirnya bernilai negatif. Telah diterangkan bahwa X adalah
perbelanjaan otonomi maka nilainya tetap. sedangkan nilai M semakin meningkat
apabila pendapatan nasional bertambah. Oleh sebab itu nilai X-M semakin kecil
apabila pendapatan nasional meningkat.
Grafik (b) menggambarkan cara lain untuk menentukan tingkat keseimbangan
dalam perekonomian terbuka. Dalam perekonomian terbuka pendapatan masyarakat
tetap digunakan untuk tiga tujuan : untuk konsumsi(termasuk konsumsi ke atas barang
impor), untuk ditabung dan untuk membayar pajak. Dengan demikian dalam
perekonomian terbuka juga berlaku kesamaan berikut: Y = C + S + T
Seterusnya telah diterangkan bahwa dalam keseimbangan akan berlaku keadaan
berikut: Y = C + I + G + (X- M)
Dengan demikian : C + S + T = C + I + G + (X - M) atau S + T + M = I + G + X.
Dapat disimpulkan bahwa pada keseimbangan kurva I+G+X berpotongan dengan
kurva S+T+M yang berarti I+G+X = S+T+M adalah cara lain untuk menunjukkan
keadaan keseimbangan dalam perekonomian terbuka.
Menentukan Pendapatan Nasional pada Keseimbangan Untuk menghitung
pendapatan nasional pada keseimbangan untuk perekonomian terbuka, pemisalan-
pemisalan seperti yang digunakan untuk perekonomian tertutup akan digunakan. Di
samping itu ditambah pemisalan berikut:
I. Ekspor: X0
II. Impor M= M0 + mY

Dengan menggunakan dua pemisalan tambahan ini dapatlah ditentukan


pendapatan nasional dari perekonomian terbuka.Untuk kasus I, yang memisalkan
sistem pajak adalah pajak tetap, pendapatan nasional adalah sepertiyang ditentukan
dalam penghitungan di bawah ini.

Y = C + 1 + G + (X - M)

Y=a+bYd +I0+ G0 + X0 - (M0 + mY)

Y = a + b(Y-T0) + I0 + G0 + X0 – M0 – mY

29
Y - bY + mY = a – b T0+ I0 + G0 + X0 – M0

Y(1-b+m) = a-b T0 – M0 + I0 + G0 + X0

Y= 1/(1 - b + m) (a - bT0 – M0 + I0 + G0 +X0)

Untuk kasus II, yaitu apabila dimisalkan sistem pajak yang berlaku dalam
perekonomian adalah pajak proporsional, pendapatan nasional adalah seperti yang
ditunjukkan dalam perhitungan yang berikut.

Y = C + I + G + (X - M)

Y = a + bYd + I0 + G0 + X0 - (M0 + mY)

Y = a+b(Y-tY) +I0 + G0 + X0 – M0 - mY

Y-b(1 - t)Y+ mY = a-M0 +I0 +G0 +X0

Y = [1 - b(1 - t) + m] =a-M0 + I0 +G0 +X0

Y = 1/1 - b(1 - t) + m (a-M0 + I0 +G0 +X0)

3. Angka-angka pengganda
Dalam perekonomian terbuka angka pengganda disebut angka pengganda
perdagangan luar negeri atau foreign trade multiplier, yang dapat diturunkan dari
persamaan pendapatan nasional keseimbangan yaitu : Y = I + X – So – Mo/ s+m.
Misal naiknya ekspor dari semula sebesar X berubah dengan ΔX menjadi ( X + ΔX )
mengakibatkan pendapatan nasional berubah dari semula sebesar Y berubah dengan
ΔY menjadi sebesar ( Y + ΔY ) maka secara matematik dapat ditulis :
Y + ΔY = I + (X+ X)- So- Mo/s+m
Y + ΔY = I + X - So – Mo/s+m X/s+m
ΔY = Y - Y X/s+m
ΔY = X/s+m

30
2.4 Perhitungan multiplier

1. Pengertian multiplier
Multiplier yaitu suatu angka atau formula yang menunjukkan berapa kali lipat
pendapatan nasional akan berubah sebagai akibat perubahan perbelanjaan agregat.
Digambarkan contoh grafiknya yaitu :

Grafik tersebut menunjukkan bagaimana perubahan perbelanjaan agregat


mengakibatkan perubahan ke atas keseimbangan dalam perekonomian dan perubahan
dalam pendapatan nasional. Perbelanjaan agregat yang asal adalahAE0. Dengan
demikian pada mulanya keseimbangan dalam perekonomian dicapai di titik E0 dan
pendapatan nasional adalah Y Seterusnya misalkan perbelanjaan agregat meningkat.
Peningkatan tersebut boleh berlaku sebagai akibat dari salah satu atau gabungan
perubahan berikut: pengurangan pajak(yang akan menyebabkan fungsi konsumsi
bergeser ke atas), kenaikan investasi,pertambahan pengeluaran pemerintah, kenaikan
ekspor atau pengurangan impor.Peningkatan perbelanjaan agregat ke atas, misalnya
dari AE0 menjadi AE1, menyebabkan keseimbangan berubah dari E0 menjadi E1
menyebabkan pendapatan nasional meningkat dari Y0 ke Y1. Dapat dilihat bahwa
pertambahan perbelanjaan agregat akan menambah pendapatan nasional yang lebih
besar dari pertambahan perbelanjan agregat. Perpindahan AE0 menjadi AE1,
menggambarkan pertambahan perbelanjaan agregat sebanyak ΔAE. Sebagai akibat
31
perubahan ini pendapatan nasional bertambah dari Y0, menjadi Y1, dan pertambahan
ini adalah sama nilainya dengan Y0Y1, Berarti Y0Y1, adalah lebih besar dari ΔAE.

2. Cara Menentukan Nilai Multiplier.


Nilai rasio di antara pertambahan konsumsi dan pertambahan pendapatan negara
adalah mpc. Dalam persamaan, rasio ini dapat dinyatakan secara berikut :
Mpc =ΔC/ΔΥ di mana ΔC adalah pertambahan konsumsi rumah tangga dan ΔY
adalah pertambahan pendapatan nasional.
Contoh :
Fase proses multiplier pertambahan AE pertambahan produksi
(ΔY)
1 ΔAE ΔAE
2 mpc. ΔAE mpc. ΔAE
3 (mpc)^2. ΔAE (mpc)^2. ΔAE
4 (mpc)^3. ΔAE (mpc)^3. ΔAE
5 (mpc)^4. ΔAE (mpc)^4. ΔAE

Jumlah akhir pertambahan pendapatan nasional adalah :


ΔAE + mpc ΔAE + (mpc)^2. ΔAE + (mpc)^3. ΔAE + (mpc)^4. ΔAE …
Atau : [1+mpc+(mpc)^2+( mpc)^3+ (mpc)^4+…] ΔAE
Atau : ΔY = 1/1-mpc (ΔAE)
Ditentukan pertambahan pendapatan nasional yang diwujudkan, yaitu :
ΔY = ΔAE + mpc.ΔAE+ (mpc)^2. ΔAE + (mpc)^3. ΔAE +…
ΔY = ΔAE [1+mpc+(mpc)^2+( mpc)^3+…]
Dalam aljabar, apabila mpc < 1 [mpc lebih kecil dari 1), jumlah [1+ mpc + (mpc)2 +
(mpc)+......] dapat dihitung dengan persamaan: 1/1-mpc.
Dengan demikian jumlah pertambahan pendapatan nasional (ΔY) adalah:
ΔY = 1/1-mpc . ΔAE
Nilai multiplier, yang akan dinyatakan dengan singkatan , dapat ditentukan dengan
menghitung nilai ΔY/ ΔAE. Dengan demikian nilai multiplier adalah :  = ΔY/
ΔAE=1/1-mpc.

32
3. Kebijakan fiskal dan moneter
3.1 Uang dan lembaga keuangan
1. Pengertian uang
Uang merupakan hasil ciptaan manusia yang berguna untuk melancarkan
kegiatan transaksi. Uang adalah persediaan asset yang bisa dengan segera
digunakan untuk melakukan transaksi Dalam perekonomian, uang merupakan
sebuah alat yang disepakati secara bersama oleh para pelaku kegiatan
ekonomi untuk melakukan transaksi perdagangan. Uang adalah alat tukar yang
memiliki standar pengukur nilai (satuan hitung) yang sah, yang dikeluarkan oleh
pemerintah yang dapat berupa uang kartal, uang giral yang terdapat dalam
rekening tabungan maupun deposto berjangka dan seluruh simpanan
masyarakat yang ada di lembaga keuangan non bank.
2. Syarat- Syarat Uang
Alat tukar harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (Budisantoso: 2006):
a. Dapat diterima oleh umum (Acceptability),
b. Tahan lama dan tidak mudah rusak (durability),
c. Mudah disimpan dan nilainya tetap (stability),
d. Mudah dipindah dan dibawa kemana-mana (portability), uang sebaiknya
mudah dibawa untuk keperluan sehari-hari.
e. Mudah dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility),
f. Jumlahnya mencukupi ( elasticity of supply)
g. Syarat psikologis, bahwa uang harus bisa memuaskan keinginan orang
yang memilikinya.
3. Jenis - Jenis Uang
Sesuai dengan perkembangan zaman, maka jenis uang pun mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Ada baiknya Bapak/Ibu juga memahami
bagaimana jenis-jenis uang yang berbeda penggolongannya berdasarkan
bahan, lembaga, kawasan, dan pemakainya, uang dapat dikelompokkan
berdasarkan kriteria sebagai berikut (Kasmir: 2014):

33
a. Berdasarkan bahan yang digunakan untuk membuat uang
1. Uang Logam, Uang logam terbuat dari logam; biasanya dari emas atau perak
karena kedua logam itu memiliki nilai yang cenderung tinggi dan stabil,
bentuknya mudah dikenali, sifatnya yang tidak mudah hancur, tahan lama,
dan dapat dibagi menjadi satuan yang lebih kecil tanpa mengurangi nilai.
2. Uang Kertas, Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan
gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut
penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud
dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari
bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas).
b. Berdasarkan lembaga yang mengeluarkannya
1. Uang Kartal, adalah uang kertas dan uang logam yang beredar di
masyarakat. Uang ini diatur dan dikeluarkan peredaranya oleh Bank
Indonesia sebagai.
2. Uang Giral, adalah uang yang digunakan sebagai alat pembayaran
yang berupa cek, bilyet giro, dan kartu kredit. Kekuatan hukumnya
lemah, karena tidak semua transaksi disemua tempat dapat
menerima uang giral.
c. Berdasarkan kawasan/daerah berlaku
1. Uang domestik, yaitu uang yang hanya berlaku di dalam wilayah
suatu negara tertentu saja.
2. Uang regional, yaitu uang yang hanya berlaku di
kawasan tertentu, seperti euro berlaku bagi negaranegara kawasan Eropa.
3. Uang internasional, yaitu uang yang berlaku tidak hanya di dalam
wilayah suatu negara tertentu saja, tetapi juga berlaku di
berbagai wilayah negara didunia (internasional).
d. Berdasarkan Pemakai di dalam dan luar negeri
1. Internal Value, yaitu kemampuan dari uang untuk membeli barang
di dalam suatu negara, dengan kata lain nilai internal uang
adalah kemampuan daya beli uang terhadap barang-barang.

34
2. External Value, yaitu kemampuan dari uang dalam negeri untuk
bisa ditukar dengan mata uang asing. Dengan kata lain eksternal
value adalah daya beli uang dalam negeri terhadap uang asing
atau lebih dikenal dengan istilah nilai kurs. Pengelolaan Uang Rupiah
Oleh Bank Indonesia.
4. Pengertian Lembaga keuangan
Lembaga keuangan (financial institution) adalah lembaga yang kegiatan
utamanya mengumpulkan dan menyalurkan dana dari pihak yang memiliki dana
(unit surplus) kepada pihak yang membutuhkan dana ( unit defisit). Motivasi
yang mendorong aktivitas lembaga keuangan dan menyalurkan dana adalah
memperoleh keuntungan (profit oriented), orientasi ini adalah positif, karena
dapat memicu agar lembaga keuangan bekerja secara efisien, produktif, kreatif
dan inovatif. Kegiatan usaha dalam Lembaga Keuangan pun berbagai macam, seperti
memberikan jasa layanan keuangan, memberikan pinjaman, penyertaan modal, dan
lain sebagainya. Walau demikian, dalam operasionalnya, Lembaga Keuangan hanya
menjalankan salah satu atau dua kegiatan usaha sekaligus.
5. Jenis-Jenis Lembaga Keuangan
Berdasarkan jenisnya, Lembaga Keuangan di Indonesia terbagi menjadi dua jenis,
yaitu lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank.
1. Lembaga Keuangan Bank
Lembaga Keuangan Bank (depository financial institution) adalah
Lembaga Keuangan yang memberikan fasilitas dan jasa perbankan bagi
masyarakat. Baik dalam penyimpanan, pembayaran, dan pemberian dana.
Sederhananya, Lembaga Keuangan Bank merupakan lembaga perantara
keuangan yang didirikan dengan wewenang untuk menerima dan
menghimpun simpanan uang, meminjamkan uang, serta menerbitkan
banknote. Contohnya adalah bank sentral, bank komersial (bank umum), bank
pengkreditan rakyat (BPR)

35
2. Lembaga Keuangan Non-Bank
Lembaga Keuangan Non-Bank (non-depository financial institution) atau
Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) adalah lembaga keuangan yang
melakukan proses penghimpunan dana dengan cara mengeluarkan surat-surat
berharga. Selain itu, Lembaga Non-Bank juga memberikan berbagai jasa
keuangan dan menarik dana dari masyarakat secara deposito atau tidak
langsung. Beberapa contoh Lembaga Keuangan yang bukan Bank, antara lain
adalah perusahaan leasing, perusahaan asuransi, perusahaan modal ventura,
perusahaan dana pensiun, bursa efek, pegadaian, reksadana, dan lain-lain.

3.2 Pengertian kebijakan moneter dan fiskal


Kebijakan fiskal adalah kebijakan tentang penerimaan lain, pajak, utang piutang
berikut pengeluaran pemerintah dengan maksud dan tujuan tertentu, seperti
keseimbangan moneter, menunjang kestabilan ekonomi, perluasan peluang kerja dan
pembangunan ekonomi. Jadi, kebijakan fiskal adalah kebijakan suatu pemerintah yang
bertujuan menjaga pemasukan serta pengeluaran supaya ekonomi tumbuh dan stabil.
Dengan adanya kebijakan fiskal, maka pemerintah bisa menyesuaikan pada penerimaan
serta pengeluaran negara dengan tujuan mencapai kestabilan ekonomi dan pembangunan.
Dalam menerapkan kebijakan fiskal ini dapat dilakukan dengan mengubah pajak yang
termasuk salah satu dari instrumen kebijakan dan juga mempunyai peran menjadi sumber
untuk pendapatan negara yang berguna dalam membiayai pembangunan. Contoh
pembiayaan pembangunan yang sering dijumpai adalah pembangunan stasiun, jalan halte
dan yang lainnya. kebijakan fiskal berada di kewenangan BKF atau Badan Kebijakan
Fiskal Kementerian Keuangan RI.

Kebijakan moneter merupakan proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk
mencapai tujuan tertentu misalnya menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih
sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan pengaturan standar bunga pinjaman,
“margin requirement“, kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam
usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan mencapai
keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

36
pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta
tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilitas ekonomi yang dapat diukur
dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang
seimbang.

3.3 Dampak Moneter


1. Stabilitas ekonomi menjadi terjaga
Kebijakan moneter dapat menjaga stabilitas ekonomi. Hal itu ditunjukkan melalui
upaya dalam mengatur jumlah uang yang beredar secara seimbang dengan jumlah
barang dan jasa. Jika jumlah uang yang beredar melebihi atau lebih sedikit dari
jumlah barang dan jasa yang beredar, perekonomian akan terganggu. Bahkan dapat
mengakibatkan terjadinya inflasi atau deflasi.
2. Menjaga stabilitas harga
Pengaruh kebijakan moneter dalam perekonomian selanjutnya adalah mampu
menjaga stabilitas harga barang maupun jasa. Hal tersebut bisa dilihat saat harga
terlalu tinggi, sehingga pemerintah akan mengurangi jumlah uang yang beredar di
masyarakat. Pun begitu sebaliknya.
3. Membuka kesempatan kerja
Kebijakan moneter berpengaruh terhadap kesempatan kerja. Jika perekonomian
stabil, hal itu akan mendorong dunia usaha untuk melakukan investasi baru.
Hasilnya, tercipta lapangan pekerjaan dan kebutuhkan tenaga kerja baru akan
bertambah, sehingga tingkat pengangguran akan menurun.
4. Memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran
Pengaruh kebijakan moneter dalam perekonomian yang terakhir yakni dapat
memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Hal itu tercermin
dari salah satu bentuk kebijakan moneter, yaitu menjalankan kebijakan devaluasi
atau menurunkan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Dengan
diberlakukannya devaluasi, harga barang di dalam negeri menjadi lebih murah jika
dibeli dengan valuta asing. Pada akhirnya kegiatan tersebut meningkatkan ekspor
ke luar negeri. Selanjutnya ekspor akan meningkat dan berdampak pada neraca
perdagangan dan neraca pembayaran.

37
3.4 Pertumbuhan uang
Pertumbuhan uang beredar merujuk pada peningkatan jumlah uang yang beredar di
masyarakat. Pertumbuhan uang beredar dapat diukur dengan menggunakan indikator M2,
yaitu uang beredar dalam arti luas, yang mencakup uang kartal, uang giral, serta uang
kuasi. Pada September 2023, pertumbuhan uang beredar meningkat sebesar 6,0% (yoy)
menjadi Rp8.440,0 triliun, dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar
5,9% (yoy). Pertumbuhan uang beredar dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran
kredit, aktiva luar negeri bersih, dan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat.
Pertumbuhan uang beredar memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian
suatu negara. Pertumbuhan uang yang stabil dapat mendukung aktivitas ekonomi,
sementara pertumbuhan uang yang terlalu tinggi dapat menyebabkan inflasi. Oleh karena
itu, bank sentral suatu negara, seperti Bank Indonesia, memantau pertumbuhan uang
beredar untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi. Pertumbuhan uang
beredar dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah penyaluran kredit, aktiva
luar negeri bersih, dan tagihan bersih kepada pemerintah. Penyaluran kredit yang
meningkat dapat mendorong pertumbuhan uang beredar, karena masyarakat akan
memiliki lebih banyak uang untuk digunakan dalam berbagai transaksi. Selain itu,
pertumbuhan aktiva luar negeri bersih juga dapat mempengaruhi pertumbuhan uang
beredar, karena aktiva luar negeri bersih mencakup aset dan kewajiban luar negeri yang
dimiliki oleh bank dan lembaga keuangan domestik. Sementara tagihan bersih kepada
pemerintah juga berperan dalam memengaruhi pertumbuhan uang beredar, karena tagihan
bersih kepada pemerintah mencakup penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang dapat
mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat

Dalam konteks Indonesia, pertumbuhan uang beredar juga berdampak pada kebijakan
upah minimum provinsi (UMP). Kenaikan UMP dihitung berdasarkan formula yang
mencakup pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan indeks tertentu. Oleh karena itu,
pertumbuhan uang beredar juga dapat memengaruhi kebijakan upah minimum provinsi di
Indonesia. Dengan demikian, pertumbuhan uang beredar memiliki peran yang penting
dalam perekonomian suatu negara. Bank sentral dan pemerintah perlu memantau
pertumbuhan uang beredar dengan cermat untuk menjaga stabilitas ekonomi dan

38
mengambil kebijakan yang tepat sesuai dengan kondisi pertumbuhan uang beredar yang
terjadi.

3.5 Penawaran uang


Penawaran uang merujuk pada jumlah uang yang tersedia di masyarakat pada suatu
waktu tertentu. Penawaran uang dapat didefinisikan sebagai jumlah uang yang dimiliki
oleh masyarakat, termasuk uang kartal, uang giral, dan uang kuasi. Penawaran uang
dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah kebijakan moneter, kebijakan
fiskal, dan tingkat suku bunga. Kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral suatu
negara, seperti Bank Indonesia, dapat mempengaruhi penawaran uang. Bank sentral dapat
mempengaruhi penawaran uang dengan mengatur suku bunga, melakukan operasi pasar
terbuka, dan mengatur persyaratan cadangan minimum bank. Suku bunga yang rendah
dapat mendorong masyarakat untuk meminjam uang dan meningkatkan penawaran uang,
sementara suku bunga yang tinggi dapat menurunkan penawaran uang karena masyarakat
akan lebih memilih menabung daripada meminjam uang. Kebijakan fiskal juga dapat
mempengaruhi penawaran uang. Kebijakan fiskal yang ekspansif, seperti peningkatan
pengeluaran pemerintah atau penurunan pajak, dapat meningkatkan penawaran uang.
Sebaliknya, kebijakan fiskal yang kontraktif, seperti penurunan pengeluaran pemerintah
atau kenaikan pajak, dapat menurunkan penawaran uang. Tingkat suku bunga juga
mempengaruhi penawaran uang. Suku bunga yang tinggi dapat menarik masyarakat
untuk menabung dan menurunkan penawaran uang, sementara suku bunga yang rendah
dapat mendorong masyarakat untuk meminjam uang dan meningkatkan penawaran uang.
Penawaran uang memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian suatu negara.
Penawaran uang yang terlalu tinggi dapat menyebabkan inflasi, sementara penawaran
uang yang terlalu rendah dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu,
bank sentral suatu negara perlu memantau penawaran uang dengan cermat untuk menjaga
stabilitas ekonomi

Dalam konteks Indonesia, penawaran uang juga dipengaruhi oleh kebijakan moneter
yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Bank Indonesia melakukan operasi pasar terbuka
untuk mengatur penawaran uang, dengan membeli atau menjual surat berharga negara.
Selain itu, Bank Indonesia juga mengatur persyaratan cadangan minimum bank untuk

39
mempengaruhi penawaran uang. Dalam kesimpulannya, penawaran uang merupakan
jumlah uang yang tersedia di masyarakat pada suatu waktu tertentu. Penawaran uang
dipengaruhi oleh kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan tingkat suku bunga. Penawaran
uang yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat memiliki dampak yang signifikan
terhadap perekonomian suatu negara, sehingga bank sentral perlu memantau penawaran
uang dengan cermat untuk menjaga stabilitas ekonomi.

3.6 Keseimbangan AD dan AS


Kata AD merupakan singkatan dari kata Aggregate Demand atau permintaan agregat,
dan kata AS adalah ringkasan dari istilah Aggregate Supply atau penawaran agregat.
Dalam analisis AD-AS keseimbangan dalam perekonomian dicapai pada keadaan di
mana permintaan agregat sama dengan penawaran agregat. Dalam model Klasik,
pencapaian keseimbangan ini ditunjukkan dalam Gambar berikut.

Grafik tersebut memperlihatkan penentuan keseimbangan berdasarkan kepada


permintaan agregat AD0, dan penawaran agregat AS0. Menurut Klasik perekonomian
akan mencapai keseimbangan pada titik E0. Ini berartı dalam perekonomian pendapatan
nasional riil akan mencapai Y0, dan ini merupakan pendapatan nasional pada kesempatan
kerja penuh karena pada pendapatan nasional ini permintaan tenaga kerja sama dengan
penawaran tenaga kerja. Pada tingkat keseimbangan ini tingkat harga adalah P0.

Bagaimanakah membuktikan bahwa keseimbangan perekonomian akan selalu berada


di titik E0? Atau, pertanyaan lain yang sama jawabannya: apakah yang berlaku apabila

40
keadaan ekonomi tidak berada pada yang digambarkan oleh titik E0? Untuk menjawab
kedua pertanyaan ini akan diperhatikan penyesuaian yang akan berlaku apabila keadaan
dalam perekonomian adalah seperti digambarkan oleh titik A atau titik B. Keadaan yang
digambarkan oleh titik A adalah: pendapatan nasional riil mencapai Y1, dan tingkat harga
adalah P1. Keadaan ini menggambarkan bahwa perekonomian mengalami pengangguran
dan berarti (i) penawaran agregat melebihi permintaan agregat, dan (ii) penawaran tenaga
kerja melebihi permintaan tenaga kerja. Menurut ahli-ahli ekonomi Klasik
ketidakseimbangan ini akan menimbulkan penyesuaian di pasaran tenaga kerja dan di
pasaran barang. Di pasaran tenaga kerja kelebihan penawaran akan menimbulkan
pengurangan ke atas tingkat upah riil. Penurunan upah riil ini akan menambah permintaan
tenaga kerja dan pada waktu yang sama penawaran tenaga kerja menurun. Pada akhirnya
keseimbangan di antara permintaan dan penawaran tenaga kerja akan berlaku kembali
dan tingkat kesempatan kerja penuh tercapai. Pada waktu yang sama dengan berlakunya
penyesuaian di pasaran tenaga kerja,di pasaran barang akan berlaku pula penyesuaian
yang akan mewujudkan keseimbangan di antara permintaan dan penawaran agregat.
Apabila penawaran agregat melebihi permintaan agregat tingkat harga akan merosot.
Kemerosotan ini akan menambah permintaan agregat. Apabila tingkat harga terus
menerusmerosot pada akhirnya permintaan agregat akan sama dengan penawaran
agregatdan kesempatan kerja penuh tercapai, dan ini akan berlaku pada titik E0.

Sekiranya keadaan dalam perekonomian adalah seperti ditunjukkan oleh titik B.


penyesuaian yang sebaliknya dari yang diterangkan di atas akan berlaku Kekurangan
penawaran Titik B menunjukkan permintaan agregat sebanyak Y2, adalah melebihi
pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh (Y0). Kekurangan penawaran ini
menyebabkan tingkat harga meningkat. Proses kenaikan harga ini mengurangi permintaan
agregat dan pada akhirnya ia seimbang dengan penawaran agregat. Serentak dengan
penyesuaian di pasaran barang ini, di pasaran tenaga kerja juga akan berlaku penyesuaian.
Untuk memenuhi permintaan agregat yang berlebihan perusahaan-perusahaan akan
meminta lebih banyak tenaga kerja. Kelebihan permintaan ini akan mengakibatkan
kenaikan upah dan penyesuaian ini pada akhirnya menyebabkan permintaan dan
penawaran tenaga kerja mencapai keseimbangan, dan kesempatan kerja penuh tercapai
kembali.

41
1. Perubahan-perubahan Keseimbangan

a. Perubahan permintaan agregat

Akibat dari perubahan permintaan agregat ditunjukkan pada grafik (a). Misalkan
keseimbangan yang asal adalah E0 yang menggambarkan tingkat harga adalah P0.
dan pendapatan nasional adalah pada kesempatan kerja penuh dan bernilai Y0.
Apabila berlaku pertambahan permintaan agregat, yang menyebabkan kurva
permintaan agregat AD0, berubah menjadi AD1,. keseimbangan akan bergeser ke
E1,. Keseimbangan baru ini menunjukkan harga telah meningkat menjadi P1, dalam
keadaan pendapatan nasional riil yang tidak berubah. Berarti perubahan permintaan
agregat hanya akan menimbulkan keadaan inflasi sedangkan kegiatan ekonomi tidak
mengalami perubahan.

Apakah faktor yang menimbulkan perubahan dalam permintaan agregat? Telah


diterangkan sebelum ini bahwa menurut pendapat ahli-ahli ekonomi Klasik,
permintaan uang ditentukan oleh dua faktor: penawaran uang dan kelajuan peredaran
uang. Dalam keadaan di mana kelajuan peredaran uang adalah tetap atau stabil,
faktor utama yang akan menimbulkan perubahan dalam permintaan agregat adalah
perubahan dalam penawaran uang. Pemerintah mempunyai peranan yang penting
sekali dalam menentukan penawaran uang dan perubahan-perubahannya. pada
dasarnya ada dua kebijakan pemerintah yang dapat menimbulkan pertambahan dalam
penawaran wang, yaitu: (i) apabila pemerintah menjalankan kebijakan anggaran
belanja defisit dan seterusnya membiayai defisit tersebut dengan mencetak uang. dan

42
(ii) apabila pemerintah menjalankan kebijakan moneter yang bersifat ekspansif
dengan cara mencetak lebih banyak uang dan menggalakkan bank-bank komersiel
memberikan lebih banyak pinjaman Contoh di atas menunjukkan bahwa ahli-ahli
ekonomi. Klasik berkeyakinan bahwa tindakan pemerintah di atas bukanlah langkah
yang bijaksana, karena ia akan menimbulkan inflasi tetapi udak menimbulkan
perubahan dalam pendapatan nasional riil. Pandangan ini dinyatakan dalam teori
kuantitas (MV=PT) yang menunjukkan bahwa pertambahan penawaran uang hanya
akan menaikkan tingkat harga dan tidak mempengaruhi pendapatan nasional riil dan
kegiatan di sektor riil.

b. Perubahan penawaran agregat

Dalam grafik (b) ditunjukkan bagaimana perubahan penawaran agregat akan


mempengaruhi keseimbangan kegiatan perekonomian. Keseimbangan yang asal
adalah di titik E0. yaitu titik perpotongan penawaran agregat AS0, dan permintaan
agregat AD0, Tingkat harga adalah P0. dan pendapatan nasional riil adalah Y0,
Grafik (b) seterusnya menunjukkan dua bentuk perubahan. Yang pertama adalah
perubahan penawaran agregat dari AS0, menjadi AS1, yang tidak diikuti oleh
perubahan dalam penawaran uang (berarti permintaan agregat AD0, tidak mengalami
perubahan). Perubahan yang pertama ini menyebabkan keseimbangan bergeser dari
E0 menjadi E1, yang berarti pendapatan nasional riil meningkat dari Y0 menjadi Y1,
dan tingkat harga menurun dari P0, menjadi P1. Yang kedua adalah pertambahan
penawaran uang yang sama tingkatnya dengan pertambahan pendapatan nasional ril.
Perubahan yang kedua ini menyebabkan keseimbangan bergeser dari E0, ke E2. dan
berarti harga tetap stabil pada P0, dan pendapatan nasional rul tetap meningkat dari
Y0, menjadi Y1,

Faktor-faktor apakah yang akan memindahkan kurva AS0, ke sebelah kanan,


misalnya menjadi AS1? Perkembangan teknologi akan menggeser kurva permintaan
tenaga kerja ke kanan dan menimbulkan kenaikan dalam tingkat kesempatan kerja.
Penggunaan tenaga kerja yang semakin banyak ını, dan diikuti oleh kenaikan
produktivitas pekerja akan mewujudkan pendapatan nasional riil yang lebih tinggi.
kebijakan pemerintah mengurangi pajak pendapatan juga dapat menggeser kurva

43
penawaran tenaga kerja ke kanan. Ini menyebabkan pada keseimbangan pasaran
tenaga kerja yang baru, lebih banyak tenaga kerja yang akan digunakan dan akan
meningkatkan penawaran agregat. Seterusnya perlu pula diingat bahwa di dalam
jangka panjang kurva penawaran agregat akan terus menerus bergeser ke sebelah
kanan. Dalam jangka panjang faktor-faktor produksi terutama tenaga kerja dan
barang modal akan bertambah. Di samping itu teknologi akan berkembang.
Pertambahan dan perkembangan tersebut akan memindahkan kurva penawaran
agregat ke kanan.

2. Keseimbangan AD-AS Tanpa Perubahan Harga: Pandangan Keynes

Keyakinan Keynes bahwa (i) perekonomian selalu menghadapi masalah


pengangguran, dan (ii) pertambahan uang tidak akan menimbulkan kenaikan harga
selama kesempatan kerja penuh belum tercapai, sangat mempengaruhi pandangan Keynes
yang berkeyakinan bahwa pertambahan permintaan agregat hanya akan menimbulkan
kenaikan dalam pendapatan nasional. Berdasarkan kepada keyakinan ini, dalam analisis
Keynesian yang mula-mula berkembang penentuan keseimbangan permintaan dan
penawaran agregat adalah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.

44
Dalam analisis Keynesian yang asal tingkat harga tidak dipertimbangkan karena
dianggap perubahan-perubahan dalam keseimbangan hanya akan mengakibatkan
perubahan dalam tingkat pendapatan nasional dan kesempatan kerja, sedangkan harga-
harga tidak akan mengalami perubahan yang serius. Hanya setelah kesempatan kerja
penuh tercapai pertambahan permintaan agregat akan menimbulkan kenaikan harga-
harga.

Dari sudut analisis Keynesian yang asal, keseimbangan AD-AS dan perubahan-
perubahannya dapat ditunjukkan dengan bantuan Gambar. Misalkan pada mulanya
keseimbangan hanya dapat mencapai titik E0, yang disebabkan karena permintaan
agregat yang relatif rendah, yaitu sebanyak AD0 Pendapatan nasional adalah Y0, dan
berada di bawah pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh YF, Jurang di antara
YF, dengan Y0 akan menimbulkan pengangguran. Berbeda dengan pandangan Klasik,
pengangguran ini tidak akan menimbulkan penyesuaian seperti yang diterangkan dalam
analisis ahli-ahli ekonomi Klasik. Harga tidak akan berubah dan tidak akan mewujudkan
keseimbangan di antara permintaan agregat dan penawaran agregat pada kesempatan
kerja penuh. Begitu pula, tingkat upah tidak akan merosot untuk menyeimbangkan
permintaan dan penawaran tenaga kerja. Tanpa perubahan dalam permintaan agregat
keseimbangan akan kekal pada E0.

Oleh karena Keynes berkeyakinan bahwa tanpa perubahan permintaan agregat


keseimbangan akan kekal pada tingkat di bawah kesempatan kerja penuh, Keynes
menekankan tentang pentingnya peranan pemerintah untuk meningkatkan kegiatan
perekonomian ke arah tingkat kesempatan kerja penuh Kebijakan pemerintah tersebut
perlu ditumpukan kepada usaha menggeser kurva AD0, ke kanan, yaitu menjadi AD1,
dan yang lebih ideal lagi apabila dapat mencapai AD2, Perubahan sehingga ke tingkat
AD3, perlu dihindari karena akan menimbulkan inflasi. Perubahan AD tersebut akan
dapat mengurang pengangguran dan apabila cukup efektif akan mewujudkan pula tingkat
kesempatan kerja penuh. Analisis dalam bagian permulaan dari bab ini telah
menunjukkan bahwa kurva AD akan bergerak ke kanan sebagai akibat (i) pertambahan
dalam komponen perbelanjaan agregat (konsumsi rumah tangga, investasi perusahaan,
pengeluaran pemerintah dan ekspor neto), dan (ii) pertambahan dalam penawaran uang.

45
Pemerintah dapat mengusahakan atau mempengaruhi perubahan ini dengan menjalankan
kebijakan fiskal dan moneter Analisis ini jelas menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah
yang ditekankan dalam pemikiran Keynesian adalah bersifat kebijakan mempengaruhi
permintaan agregat - atau demand management policy.

4. Tenaga Kerja, Pengangguran Inflasi, dan Deflasi


4.1 Macam-Macam Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah setiap orang yang sedang bekerja atau mencari pekerjaan
dan mampu untuk bekerja serta memenuhi persyaratan peraturan perburuhan suatu
negara.

Di dalam ilmu ekonomi yang dimaksud dengan istilah tenaga kerja mausia
(labour) bukanlah semata-mata kekuatan manusia untuk mencangkul, menggergaji,
bertukang, dan segala kegiatan fisik lainnya. hal yang dimaksudkan disini memang
bukanlah sekedar labour atau tenaga kerja saja, tetapi lebih luas lagi yaitu, human
resources (sumber daya manusia). Didalam istilah human resources atau sumber daya
manusia itu, tercakuplah tidak saja tenaga fisik atau tenaga jasmani manusia tetapi
juga kemampuan mental atau kemampuan nonfisiknya, tidak saja tenaga terdidik tetapi
tenaga yang tidak tedidik, tidak saja tenaga yang terampil tetapi juga yang tidak
terampil. Pendek kata dalam istilah atau pengertian human resources itu terkumpullah
semua atribut atau kemampuan manusiawi yang dapat disumbangkan untuk
memungkinkan dilakukannya proses produksi barang dan jasa. Oleh karena itu,
benarlah jika ada orang yang berkata bahwa kualitas atau mutu sumber daya manusia
suatu bangsa itu tergantung pada kualitas atau mutu ketaqwaan, kesehatan, kekuatan
fisik, pendidikan, serta kecakapan penduduknya.

Berdasarkan klasifikasinya, tenaga kerja dibagi keberbagai bentuk, diantaranya:

a. Berdasarkan penduduknya
 Tenaga kerja
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja
dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang

46
Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka
yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun.
 Bukan tenaga kerja
Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau
bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-Undang Tenaga
Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka
yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun.
b. Berdasarkan batas kerja
 Angkatan kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun dan
sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang
sedang aktif mencari pekerjaan.
 Bukan angkatan kerja
Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas dan
kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya
c. Berdasarkan kualitasnya
 Tenaga kerja terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau
kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal
dan nonformal. Contohnya: pengacara, dokter, guru, dll.
 Tenaga kerja terlatih
Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam bidang
tertentu dengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini
dibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga mampu menguasai
pekerjaan tersebut. Contohnya: apoteker, ahli bedah, mekanik, penulis, dll.
 Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar yang
hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli panggul, buruh angkut,
pembantu rumah tangga, dsb.

47
d. Bedasarkan status pekerjaanya
 Pekerja Lepas atau disebut dengan freelance adalah seseorang yang bekerja
sendiri dan tidak berkomitmen kepada majikan dalam jangka waktu tertentu.
 Pekerja Kontrak adalah seorang yang dipekerjakan oleh satu perusahaan
pemberi kerja dengan jangka waktu tertentu yang telah disepakati dalam
perjanjian tertulis.
 Pekerja Tetap adalah seorang yang dipekerjakan oleh satu perusahaan untuk
jangka waktu tidak tertentu dan dibayar dengan gaji atau upah yang sudah
disepakati dalam perjanjian tertulis.

4.2 Pengangguran
Dalam standard pengertian yang sudah ditentukan secara internasional, yang
dimaksudkan dengan pengangguran adalah: seseorang yang sudah digolongkan dalam
angkatan kerja, yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah
tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkannya.

Menentukan jumlah penganggur merupakan masalah yang paling rumit dalam usaha
untuk menentukan tingkat pengangguran. Yang sudah pasti, adalah tidak mungkin untuk
menanyakan kepada setiap orang apakah dia mempunyai sesuatu pekerjaan atau
menganggur. Apa lagi apabila hal itu dilakukan di negara kita atau di Amerika Serikat
yang jumlah penduduknya melebihi 200 juta orang Pada umumnya jumlah pengangguran
pada suatu bulan tertentu ditentukan dengan melakukan survei secara sampel, dan
mengemukakan pertanyaan mengenai apakah seseorang yang termasuk dalam golongan
angkatan kerja, sedang mencari pekerjaan atau mempunyai pekerjaan Di Amerika
Serikat, seseorang digolongkan sebagai penganggur apabila

sedang mencari pekerjaan tetapi selama 4 minggu (sebulan) sebelumnya tidak


mempunyai pekerjaan,

masih belum bekerja tetapi akan memulai kerja dalam masa 4 minggu, dan (m)
untuk sementara diberhentikan kerja tetapi akan digunakan lagi oleh majikannya lama
dalam waktu 4 minggu.

48
untuk dapat menentukan tingkat (persentase) pengangguran yang terdapat dalam
perekonomian, perlu pula ditentukan jumlah angkatan kerja pada bulan tersebut.
penduduk yang tergolong sebagai angkatan kerja adalah penduduk yang berumur di
antara 15 hingga 64 tahun. Dengan demikian jumlah angkatan kerja dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan berikut:

L= PL-(IR+MP+PP + PS)

di mana L adalah jumlah tenaga kerja (atau angkatan kerja), PL adalah penduduk
dalam lingkungan umur 15-64 tahun, WR adalah ibu rumah tangga yang tidak ingin
bekerja, MP adalah mahasiswa dan pelajar, PP adalah pekerja yang telah pensiun dan
tidak ingin bekerja lagi, dan PS adalah orang-orang tidak sekolah dan tidak bekerja dan
juga tidak mencari pekerjaan.

Perbandingan di antara angkatan kerja yang sebenarnya dengan penduduk dalam


lingkungan umur 15- 64 tahun dinamakan tingkat penyertaan tenaga kerja (labour
participation rate). Tingkatnya (dinyatakan dalam persen) dapat dihitung dengan
menggunakan formula berikut:

L
Tingkat penyertaan (%) = X 100
PL

Setelah sebuah negara mendapatkan informasi mengenai dua data yang


diterangkan di atas, yaitu jumlah pengangguran dan jumlah tenaga kerja, tingkat
pengangguran dapat ditentukan dengan menggunakan formula berikut:

U
Tingkat pengangguran (%)= X100
L

di mana U adalah jumlah pengangguran dan L adalah jumlah tenaga kerja (angkatan
kerja).

49
Dalam suatu perekonomian modern, pengangguran dapat dibedakan kepada tiga
bentuk: pengangguran normal, pengangguran struktural dan pengangguran konjungtur.

1. Pengangguran Normal

Pengangguran yang disebabkan oleh keinginan pekerja-pekerja untuk mencari kerja


yang lebih baik atau yang lebih sesuai untuk mereka dinamakan pengangguran normal
atau normal unemployment. Pengangguran ini dinamakan juga sebagai search
unemployment atau frictional unemployment. Pengangguran seperti ini lebih banyak
berlaku apabila pasaran tenaga kerja adalah ketat, yaitu permintaan sama atau melebihi
penawaran. Kesempatan kerja yang relatif banyak ini mendorong segolongan pekerja
untuk keluar dari pekerjaannya yang sekarang untuk mencari pekerjaan yang lebih
baik dari segi pendapatan dan syarat-syarat kerja atau yang lebih sesuai dengan
pendidikan, keahlian dan kepribadiannya. Dalam analisis ekonomi pengangguran
normal tidaklah dianggap sebagai pengangguran yang serius masalahnya. Ia tidak
dapat disamakan dengan pengangguran yang biasa karena pengangguran tersebut
berlaku atas kemauan sendiri dan didorong oleh keinginan mendapat pekerjaan yang
lebih baik. Biasanya pekerja-pekerja melakukan hal tersebut karena yakin akan
mendapat kerja lain dalam waktu yang relatif singkat. Keadaan ini berbeda dengan
pengangguran yang biasa. Pengangguran biasa, secara definisi adalah: seseorang yang
mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu tetapi tidak dapat memperoleh
pekerjaan yang diingininya tersebut. Pengangguran seperti ini berlaku secara tidak
sukarela dan biasanya memerlukan waktu yang lebih panjang untuk mendapatkan
pekerjaan yang dicarinya.

2. Pengangguran Struktural

Perkembangan sesuatu perekonomian akan menimbulkan perubahan-perubahan


yang tidak selalu baik akibatnya kepada penggunaan tenaga kerja. Penggunaan
teknologi yang canggih dalam menjalankan pembangunan ekonomi akan memerlukan
tenaga ahli, tetapi di samping itu ia akan menghemat penggunaan tenaga kerja.
Dengan demikian penggunaan teknologi modern dalam pembangunan, di samping
akan meningkatkan pendapatan dan menyediakan kesempatan kerja baru, akan

50
mengakibatkan pula pengangguran. Pengangguran ini berlaku di bidang-bidang
pekerjaan yang pada mulanya dilakukan oleh pekerja yang sekarang digantikan oleh
mesin-mesin.

Di negara-negara berkembang seperti negara kita pengangguran dapat pula berlaku


sebagai akibat modernisasi sesuatu jenis kegiatan ekonomi. Perkembangan seperti itu
akan menghambat kegiatan-kegiatan yang sama yang dijalankan secara tradisional.
Sebagai contoh, perkembangan jaringan lalu lintas dan angkutan umum di kota-kota
besar mengurangi keperluan pengangkutan beca. Contoh lainnya ialah perkembangan
industri membuat pakaian secara besar-besaran mengurangi peranan toko-toko jahitan
dan dapat menyebabkan pengangguran di kalangan penjahit di toko-toko seperti itu.

3. Pengangguran Konjungtur

Seperti telah ditunjukkan sebelum ini pendapatan nasional sebenarnya pada


umumnya berada di bawah pendapatan nasional potensial. Dalam keadaan seperti itu
lebih banyak pengangguran akan Apabila pendapatan nasional yang sebenarnya adalah
sama dengan pendapatan nasional potensial, perekonomian masih menghadapi
masalah pengangguran. Pengangguran yang pengangguran normal dan pengangguran
struktural. Ahli-ahli ekonomi berpendapat jenis pengangguran tersebut tidaklah
dianggap sebagai suatu masalah pengangguran yang serius.

Pengangguran mulai dipandang serius apabila tingkat kegiatan ekonomi berada di


bawah tingkat kesempatan kerja penuh, dan ini dapat dilihat dari keadaan yang bahwa
pendapatan nasional sebenarnya adalah berada di bawah pendapatan nasional
potensial. Semakin besar perbedaan itu, semakin besar pula pengangguran yang
berlaku. Dengan perkataan lain, semakin jauh kegiatan ekonomi berada di bawah
potensialnya, semakin besar pengangguran yang berlaku. Pengangguran yang
disebabkan oleh kemerosotan kegiatan ekonomi dinamakan pengangguran konjungtur.

Kemerosotan kegiatan ekonomi, yang menyebabkan pengangguran konjungtur,


biasanya berlaku sebagai kemerosotan dalam pengeluaran ke atas barang dan jasa yang
dihasilkan oleh perekonomian tersebut. Kemerosotan itu adakalanya disebabkan oleh
faktor-faktor yang bersumber dari dalam negeri, seperti masyarakat mengurangi

51
tingkat pengeluarannya atau perusahaan- perusahaan swasta mengurangi kegiatan
investasinya. Dan adakalanya kemerosotan itu disebabkan oleh faktor-faktor yang
bersumber dari luar negeri seperti kemerosotan ekspor atau keinginan mengimpor
yang semakin besar. Segolongan ahli ekonomi berpendapat masalah ini adalah
masalah sementara, dan sistem pasaran akan membuat penyesuaian-penyesuaian untuk
mengatasinya. Segolongan ahli ekonomi lainnya berpendapat pemerintah harus secara
aktif berusaha mengatasi masalah pengangguran konjungtur yang berlaku.

4.3 Inflasi

1. Pengertian Inflasi

Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus. Sedangkan


kebalikan dari inflasi adalah deflasi, yaitu penurunan harga secara terus menerus,
akibatnya daya beli Masyarakat bertambah besar, sehingga pada tahap awal barang-
barang menjadi langka, akan tetapi pada tahap berikutnya jumlah barang akan semakin
banyak karena semakin berkurangnya daya beli Masyarakat.

Akibat dari inflasi secara umum adalah menurunnya daya beli masyarakat karena
secara riil tingkat pendapatannya juga menurun. Jadi, misalkan besarnya inflasi pada
tahun yang bersangkutan naik sebesar 5%, sementara pendapatan tetap, maka itu
berarti secara riil pendapatan mengalami penurunan sebesar 5% yang akibatnya relatif
akan menurunkan daya beli sebesar 5% juga.

2. Jenis Jenis Inflasi

A. Berdasarkan Sifatnya

Berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi 3 kategori utama yaitu sebagai berikut:

 Inflasi merayap/rendah (creeping inflation), yaitu inflasi yang besarnya kurang


dari 10% pertahun
 Inflasi menengah (galloping inflation) besarnya antara 10 – 30% pertahun.
Inflasi ini biasanya ditandai oleh naiknya harga-harga secara cepat dan relative
besar. Angka inflasi pada kondisi ini biasanya disebut inflasi 2 digit, misalnya
15%, 20%, 30%, dan sebagainya.

52
 Inflasi berat (high inflation), yaitu inflasi yang besarnya antara 30 – 100%
pertahun. Dalam kondisi ini harga-harga secara umum naik.
 Inflasi sangat tinggi (hyper inflation), yaitu inflasi yang ditandai oleh naiknya
harga secara drastic hingga mencapai 4 digit (di atas 100%). Pada kondisi ini
masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang, karena nilainya merosot sangat
tajam, sehingga lebih baik ditukarkan dengan barang.

B. Berdasarkan Sebabnya

Berdasarkan sebabnya Inflasi dibagi menjadi 2 kategori, yaitu:

 Demand Pull Inflation.


Inflasi ini timbul karena adanya permintaan keseluruhan yang tinggi di satu
pihak, di pihak lain kondisi produksi telah mencapai kesempatan kerja penuh
(full employment), akibatnya adalah sesuai dengan hukum permintaan, bila
permintaan banyak sementara penawaran tetap, maka harga akan naik. Dan bila
hal ini berlangsung secara terus-menerus akan mengakibatkan inflasi yang
berkepanjangan. Oleh karena itu, untuk mengatasinya diperlukan adanya
pembukaan kapasitas produksi baru dengan penambahan tenaga kerja baru.
 Cost Push Inflation.
Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karena naiknya biaya produksi
(naiknya biaya produksi dapat terjadi karena tidak efisiennya perusahaan, nilai
kurs mata uang negara yang bersangkutan jatuh/menurun,kenaikan harga bahan
baku industri, adanya tuntutan kenaikan upah dari serikat buruh yang kuat dan
sebagainya). Akibat naiknya biaya produksi, maka dua hal yang bisa dilakukan
oleh produsen, yaitu: pertama, langsung menaikkan harga produknya dengan
jumlah penawaran yang sama, atau harga produknya naik (karena tarik menarik
permintaan dan penawaran) karena penurunan jumlah produksi.

53
C. Berdasarkan asalnya

Berdasarkan asalnya inflasi dibagi menjadi dua, yaitu

 pertama inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation)


yang timbul karena terjadinya defisit dalam pembiayaan dan belanja negara
yang terlihat pada anggaran belanja negara. Untuk mengatasinya biasanya
pemerintah mencetak uang baru. Selain itu harga-harga naik dikarenakan
musim paceklik (gagal panen), bencana alam yang berkepanjangan dan
sebagainya.
 Kedua inflasi yang berasal dari luar negeri.
Karena negara-negara yang menjadi mitra dagang suatu negara mengalami
inflasi yang tinggi, dapatlah diketahui bahwa harga-harga dan juga ongkos
produksi relatif mahal, sehingga bila terpaksa negara lain harus mengimpor
barang tersebut maka harga jualnya di dalam negeri tentu saja bertambah
mahal.
3. Metode Pengukuran Inflasi
Suatu kenaikan harga dalam inflasi dapat diukur dengan menggunakan indeks harga.
Ada beberapa indeks harga yang dapat digunakan untuk mengukur laju inflasi
(Nopirin,1987:25) antara lain:
 ConsumerPriceIndex (CPI)
Indeks yang digunakan untuk mengukur biaya atau pengeluaran rumah tangga
dalam membeli sejumlah barang bagi keperluan kebuthan hidup:
CPI= (Cost of marketbasket ingiven year : Cost of market basket in base
year) x 100%
 Produsen PriceIndex dikenal dengan Whosale Price Index
Index yang lebih menitikberatkan pada perdagangan besar seperti harga bahan
mentah (raw material), bahan baku atau barang setengah jadi. Indeks PPI ini
sejalan dengan indeks CPI.

54
 GNP Deflator
GNP deflator ini merupakan jenis indeks yang berbeda dengan indeks CPI dan
PPI, dimana indeks ini mencangkup jumlah barang dan jasa yang termasuk
dalam hitungan GNP, sehingga jumlahnya lebih banyak dibanding dengan
kedua indeks diatas:

GNP Deflator = (GNP Nominal : GNP Riil) x 100%

4. Cara Mengatasi Inflasi

Tingkat inflasi yang terlalu tinggi dapat membahayakan perekonomian


suatunegara.Oleh karena itu, inflasi harus segera diatas.Tindakan yang dapat
diambiluntuk mengatasi inflasi dapat berupa kebijakan moneter, kebijakan fiskal,
ataukebijakan lainnya.

1. Kebijakan Moneter
 Kebijakan penetapan persediaan kas : Bank sentral dapat
mengambilkebijakan untuk mengurangi uang yang beredar dengan jalan
menetapkan persediaan uang yang beredar dengan jalan menetapkan
persediaan uangkas pada bank-bank. Dengan mewajibkan bank-bank
umum dapatdiedarkan oleh bank-bank umum menjadi sedikit. Dengan
mengurangi jumlah uang beredar, inflasi dapat ditekan.
 Kebijakan diskonto : Untuk mengatasi inflasi, bank sentral
dapatmenerapkan kebijakan diskonto dengan cara meningkatkan nilai
suku bunga. Tujuannya adalah agar masyarakat terdorong untuk
menabung.Dengan demikian, diharapkan jumlah uang yang beredar dapat
berkurangsehingga tingkat inflasi dapat ditekan.
 Kebijakan operasi pasar terbuka : melalui kebijakan ini, bank sentral
dapatmengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual surat-
surat berharga, misalnya Surat Utang Negara (SUN). Semakin banyak
jumlahsurat-surat berharga yang terjual, jumlah uang beredar akan
berkurangsehingga dapat mengurangi tingkat inflasi.
55
2. Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah langkah untuk memengaruhi penerimaan dan


pengeluaran pemerintah.Kebijakan itu dapat memengaruhi tingkat
inflasi.Kebijakan itu antara lain sebagai berikut.

 Menghemat pengeluaran pemerintah : Pemerintah dapat menekan


inflasidengan cara mengurangi pengeluaran, sehingga permintaan akan
barangdan jasa berkurang yang pada akhirnya dapat menurunkan harga.
 Menaikkan tarif pajak : Untuk menekan inflasi, pemerintah
dapatmenaikkan tarif pajak. Naiknya tarif pajak untuk rumah tangga dan
perusahaan akan mengurangi tingkat konsumsi. Pengurangan
tingkatkonsumsi dapat mengurangi permintaan barang dan jasa, sehingga
hargadapat turun.
3. Kebijakan Lain di Luar Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal

Untuk memperbaiki dampak yang diakibatkan inflasi, pemerintah


menerapkan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Tetapi selain
kebijakanmoneter dan fiskal, pemerintah masih mempunyai cara lain. Cara-
cara dalammengendalikan inflasi adalah sebagai berikut..

 Meningkatkan produksi dan menambah jumlah barang di pasar :


Untukmenambah produksi, pemerintah dapat mengeluarkan produksi. Hal
itudapat ditempuh, misalnya, dengan memberi premi atau subsidi pada
perusahaan yang dapat memenuhi target tertentu. Selain itu,
untukmenambah jumlah barang yang beredar, pemerintah juga
dapatmelonggarkan keran impor. Misalnya, dengan menurunkan bea
masuk barang impor.
 Menetapkan harga maksimum untuk beberapa jenis barang :
Penetapanharga tersebut akan mengendalikan harga yang ada sehingga
inflasi dapatdikendalikan. Tetapi penetapan itu harus realistis. Kalau
penetapan itutidak realistis, dapat berakibat terjadi pasar gelap (black
market).

56
4.4 Hubungan antara Inflasi dengan Pengganguran
Arti inflasi dan pengangguran telah dijelaskan secara singkat di atas,sebagaimana
diketahui bahwa manakala inflasi terlalu tinggi, maka Masyarakat cenderung tidak ingin
menyimpan uangnya lagi, tetapi akan diubah dalam bentuk barang, baik barang yang siap
dipakai atau harus melalui proses produksi (membuat rumah misalnya). Sementara
pengangguran adalah orang yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan.

Dalam kondisi tingkat inflasi yang relatif tinggi, maka secara teoritis para
pengangguran akan banyak memperoleh pekerjaan, bukan saja karena banyak masyarakat
membutuhkan tenaganya, tetapi juga para produsen seharusnya akan memanfaatkan
momentum kenaikan harga barang dengan menambah produksinya yang tentu saja harus
membuka kapasitas produksi baru dan ini tentu memerlukan tenaga kerja baru sampai
pada tingkat full employment.

Sampai sebegitu jauh agaknya inflasi yang tinggi banyak memberikan dampak yang
negatif daripada positif bagi suatu bangsa dalam perekonomiannya. Alasannya, sederhana
saja karena banyak negara yang mengelola ekonominya tidak efisien, hambatan investasi,
dan masih tergantung sangat besar (baik dari segi kualitas maupun kuantitas) pada bahan
baku impor.

Kenyataannya inflasi yang relatif tinggi membuat masyarakat hidup berhemat, banyak
PHK dan penurunan jumlah produksi sehingga terjadi kelangkaan barang di pasar, dan ini
justru akan menjadi inflasi yang sudah tinggi menjadi lebih tinggi.

Prof. A. W Phillips dari London School of Economic (tahun 1958), Inggris meneliti
data dari berbagai negara mengenai tingkat pengangguran dan inflasi. Secara empiris
tanpa didasari teori yang kuat ditemukan suatu bukti bahwa ada hubungan yang terbalik
antara tingkat inflasi dan pengangguran,dalam arti apabila inflasi naik, maka
pengangguran turun, sebaliknya apabila inflasi turun, maka pengangguran naik.

Secara teori, Lipsey (tahun 1997) menerangkan hubungan antara tingkat inflasi dengan
pengangguran melalui teori pasar tenaga kerja. Menurutnya, upah tenaga kerja akan
cenderung turun bila pengangguran relatif banyak, karena banyaknya tingkat
pengangguran mencerminkan adanya kelebihan penawaran tenaga kerja. Sebaliknya upah

57
tenaga kerja naik bila tingkat pengangguran relatif rendah, karena adanya kelebihan
permintaan tenaga kerja. Namun, meskipun pada suatu kondisi terdapat keseimbangan
anatara permintaan dan penawaran tenaga kerja yang memberikan tingkat upah tertentu,
pengangguran masih saja tetap ada, hal ini dikarenakan informasi yang kurang keahlian
yang tidak sesuai dengan lowongan dan sebagainya. Jadi menurut Lipsey, sehubungan
dengan teori Phillips, penawaran dan permintaan itu menentukan tingkat upah dan
perubahan tingkat upah tergantung dari adanya kelebihan permintaan tenaga kerja.
Dengan demikian, makin besar kelebihan permintaan tenaga kerja, maka tingkat upah
akan semakin besar, ini berarti tingkat pengangguran akan semakin kecil/rendah. Karena
hubungan antara kelebihan permintaan tenaga kerja sebanding dengan kenaikan upah,
maka berarti bila tingkat upah tinggi maka pengangguran rendah, sebaliknya bila tingkat
upah rendah, maka pengangguran tinggi. Namun, bila dibalik pernyataannya menjadi bila
tingkat pengangguran tinggi, maka upah rendah dan bila pengangguran rendah, maka
upah tinggi. Perlu diingat bahwa asumsi dasar dari teori ini adalah bahwa bila upah riil
sama dengan upah nominal, dimana upah riil adalah upah nominal dibagi dengan harga
yang berlaku.

Yang menjadi pertanyaan adalah dimanakah hubungan antara tingkat upah dengan
inflasi sehubungan dengan penjelasan teoritis. Lihatlah Kembali salah satu penyebab
inflasi yang dijelaskan di atas, yaitu cost push inflation, dimana salah satu penyebab
naiknya harga barang adalah adanya tuntutan kenaikan upah, sehingga untuk mengatasi
biaya produksi dan operasi, maka harga produk dijual dengan harga relatif mahal dari
sebelumnya (artinya manakala upah tinggi, maka tingkat inflasi tinggi, dan sebaliknya)

4.5 menentukan Tingkat gaji nominal dan rill


Pendapatan riil adalah ukuran ekonomi yang memberikan perkiraan daya beli aktual
seseorang di pasar terbuka setelah memperhitungkan inflasi. Hal ini mengurangi tingkat
inflasi ekonomi per dolar dari pendapatan individu , yang biasanya mengakibatkan nilai
yang lebih rendah dan penurunan daya beli. Pendapatan riil berbeda dengan pendapatan
nominal , yang tidak disesuaikan dengan fluktuasi harga dan biaya hidup. Individu sering
kali memantau dengan cermat pendapatan nominal vs. riil mereka untuk mendapatkan
pemahaman terbaik tentang daya beli mereka.

58
Secara keseluruhan, pendapatan riil hanyalah perkiraan daya beli individu karena
rumus untuk menghitung pendapatan riil menggunakan kumpulan barang yang mungkin
cocok atau tidak cocok dengan kategori yang dibelanjakan investor. Selain itu, entitas
tidak boleh membelanjakan seluruh pendapatan nominalnya, untuk menghindari beberapa
dampak pendapatan riil.

 Rumus Pendapatan Riil


Ada beberapa cara untuk menghitung pendapatan riil. Tiga rumus dasar pendapatan
riil meliputi yang berikut:

1. Upah - (upah * tingkat inflasi) = pendapatan riil

2. Upah / (1 + Tingkat Inflasi) = pendapatan riil

3. (1 – Tingkat Inflasi) * Upah = pendapatan riil

5.Perdagangan luar negeri


5.1 Timbulnya perdagangan internasional
perdagangan internasional adalah ketika terjadinya transaksi bisnis yang melibatkan
lebih dari satu negara. Terjadinya perdagangan internasional adalah ketergantungan satu
negara dengan negara lain. Ketergantungan merujuk pada ketidakmampuan negara
memenuhi semua kebutuhannya sendiri.
beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perdagangan internasional.
1. Revolusi Informasi dan Transportasi
Faktor utama penyebab terjadinya perdagangan internasional adalah revolusi
informasi dan transportasi. Informasi tentang sumber-sumber daya alam yang dimiliki
dan diperlukan setiap negara sudah luas tersebar Sumber daya ini diperlukan dalam
perdagangan sebagai komoditas dan pemenuhan kebutuhan negara. Tentunya
perdagangan internasional tak mungkin ada tanpa transportasi untuk melakukan
perpindahan barang antar negara.
2. Ketergantungan
Setiap negara memiliki kebutuhan terhadap barang konsumsi atau bahan baku
industri. Namun, tidak semua negara memiliki semua bahan yang dibutuhkan dan
tidak ekonomis jika harus memproduksi barang itu sendiri.

59
Perbedaan hasil sumber daya alam dan teknologi juga menjadi penyebab sebuah
negara tidak bisa memenuhi segala kebutuhannya. Hal ini menjadikan antar negara
ketergantungan satu sama lain.
3. Liberalisasi Ekonomi
Liberalisasi ekonomi adalah kebebasan setiap negara untuk melakukan kerja sama.
Kerja sama yang dimaksud bisa dalam bentuk perdagangan atau lainnya. Liberalisasi
membuka peluang bagi setiap negara untuk berinteraksi melalui perdagangan.
4. Keunggulan Komparatif
Comparative advantage adalah ketika negara bisa memproduksi barang lebih baik dan
efisien dibanding yang lain. Hal ini bisa jadi keunikan yang tidak dimiliki oleh negara
lain.
Bagi negara yang masih tertinggal kemajuan teknologinya, pastinya lebih mudah
memperoleh barang dengan mengimpor. Kebutuhan negara lain ini, bisa jadi hanya
dimiliki oleh satu negara dan dapat dijadikan sumber pemasukan jika
diperdagangkan.
5. Kebutuhan Devisa
Salah satu faktor penting di sistem moneter adalah kebutuhan devisa, sebab
kebutuhan devisa dapat menentukan ketahanan finansial suatu negara. Karena itu
hampir semua negara berupaya meningkatkan cadangan devisa. Caranya adalah
dengan meningkatkan ekspor ke negara lain.

5.2 Manfaat/Keuntungan perdagangan internasional


Menurut Sadono sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut :
Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri, Memperoleh
keuntungan dari spesialisasi, Memperluas pasar dan menambah keuntungan, dan Transfer
teknonologi modern.

60
Manfaat Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional dibutuhkan setiap negara untuk saling memenuhi kebutuhan
satu negara dengan mengimpor dari negara lain. Terdapat beberapa manfaat lain dari
terjadinya perdagangan internasional, yaitu:
• Untuk memperoleh komoditas atau barang yang tidak dimiliki dan tidak dapat
diproduksi di dalam negeri.
• Untuk memperoleh keuntungan dan spesialisasi.
• Menjual teknologi yang belum dimiliki negara lain, terutama jika hasil produksi
teknolodi tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
• Memproduksi secara khusus suatu jenis barang, walaupun barang tersebut dapat
diproduksi oleh banyak negara.
• Memperluas pasar untuk meningkatkan keuntungan.
• Sebagai bentuk transfer teknologi.

5.3 Pengertian teori-teori perdagangan internasional


Teori perdagangan internasional adalah serangkaian konsep ekonomi yang digunakan
untuk menjelaskan pola dan motivasi di balik perdagangan antara negara-negara. Teori-
teori ini memberikan kerangka kerja untuk memahami mengapa dan bagaimana negara-
negara terlibat dalam perdagangan internasional, serta dampaknya terhadap
perekonomian global.

Salah satu teori terpenting dalam perdagangan internasional adalah Teori Keunggulan
Komparatif yang dikemukakan oleh David Ricardo pada abad ke-19. Teori ini
menyatakan bahwa negara-negara cenderung mengkhususkan diri dalam produksi barang
atau jasa yang mereka hasilkan secara relatif lebih efisien dibandingkan dengan negara
lain. Dengan melakukan perdagangan berdasarkan keunggulan komparatif ini, negara-
negara dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.

61
Ada beberapa teori yang telah dikembangkan untuk menjelaskan pola perdagangan
internasional antara negara-negara. Berikut adalah beberapa jenis teori dalam
perdagangan internasional :

1. Teori Keunggulan Mutlak: Teori ini dikemukakan oleh Adam Smith. Menurut teori
ini, negara harus berfokus pada produksi barang atau jasa yang mereka bisa hasilkan
dengan biaya absolut yang lebih rendah daripada negara lain. Dengan demikian,
perdagangan internasional akan menguntungkan semua negara karena masing-
masing negara dapat mengkhususkan diri pada produksi barang yang mereka
hasilkan dengan efisiensi tinggi.
2. Teori Keunggulan Komparatif: Teori ini dikembangkan oleh David Ricardo. Teori
ini menyatakan bahwa negara cenderung mengkhususkan diri dalam produksi barang
atau jasa yang mereka hasilkan dengan biaya relatif yang lebih rendah daripada
negara lain. Meskipun suatu negara dapat menghasilkan semua jenis barang lebih
efisien daripada negara lain, perdagangan masih dapat menguntungkan negara-
negara tersebut jika mereka memanfaatkan keunggulan komparatif mereka.
3. Teori Siklus Hidup Produk: Teori ini mengemukakan bahwa produk cenderung
mengalami siklus hidup yang melibatkan tahap produksi domestik, ekspor, dan
akhirnya impor ketika negara lain mulai memproduksinya secara lebih efisien. Pada
awal siklus, produk-produk baru dikembangkan di negara tertentu dan diekspor ke
negara lain. Namun, seiring waktu, negara-negara lain juga mengembangkan
kapabilitas produksi dan mulai memproduksi produk tersebut secara internal.
4. Teori Pendukung Faktor: Teori ini berfokus pada perbedaan sumber daya dan faktor
produksi antara negara-negara. Menurut teori ini, negara akan mengkhususkan diri
pada produksi yang memanfaatkan faktor produksi yang relatif melimpah di negara
tersebut. Misalnya, negara dengan tenaga kerja yang melimpah akan cenderung
mengkhususkan diri pada industri yang membutuhkan tenaga kerja yang intensif.
5. Teori Pertukaran Modal: Teori ini menyoroti pentingnya aliran modal internasional
dalam menjelaskan pola perdagangan. Teori ini menyatakan bahwa negara akan
mengekspor produk yang memanfaatkan modal yang melimpah dan mengimpor
produk yang membutuhkan modal yang kurang tersedia di negara tersebut.

62
6. Teori Perdagangan Intra-Industri: Teori ini menjelaskan perdagangan antara negara
yang melibatkan pertukaran produk-produk yang sejenis. Misalnya, negara A dapat
mengekspor mobil ke negara B, sementara negara B juga mengekspor mobil ke
negara A. Hal ini terjadi karena perbedaan preferensi konsumen, spesialisasi, skala
ekonomi, dan inovasi.

5.4.Hambatan perdagangan internasional


meski manfaatnya demikian bagus, proses pelaksanaan perdagangan internasional, tidak
semua berjalan dengan lancar. Ada beberapa hambatan dalam proses perdagangan
internasional, misalnya:
1. Kebijakan politik dan ekonomi internasional
Setiap negara pasti akan memproteksi komoditas produknya agar tidak didominasi
oleh produk dari negara lain. Seringkali negara memberlakukan kebijakan
pembatasan impor atau memberlakukan tarif impor. Sementara usaha untuk
menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan internasional merupakan konsep
kebijakan pasar bebas atau free trade. Jelas bahwa pemberlakuan tarif impor akan
menghambat para importir untuk menjual barangnya di dalam negeri. Di lain sisi,
tarif impor tentu akan menguntungkan para pelaku usaha kecil di dalam negeri
karena harga barang lebih murah dari barang impor (politic dumping).
2. Perbedaan nilai mata uang
Setiap negara tentu memiliki mata uang yang berbeda dengan nilai yang berbeda
pula. Acap kali negara pengekspor hanya ingin produknya dibayar menggunakan
mata uang negaranya. Misalnya, Indonesia sebagai mengekspor produk kelapa ke
Belanda, dengan perbedaan nilai tukar, Indonesia ingin produknya dibayar dalam
rupiah. Terkait hal ini, umumnya sebagai jalan tengah, ke dua negara yang
berdagang menggunakan mata uang asing lain, yang biasa digunakan sebagai
pembayaran internasional seperti dolar atau euro.

63
3. Konflik besar di suatu negara
Konflik di suatu negara bisa menjadi salah satu pemicu dan penghambat
perdagangan internasional. Misalnya adanya kerusuhan etnis, demonstrasi besar-
besaran, peperangan, kudeta, dan sebagainya. Situasi seperti ini berpengaruh pada
keamanan proses transaksi jual beli.
4. Birokrasi yang terlalu panjanG
Kegiatan ekspor dan impor sering kali terhambat karena harus melalui birokrasi
pemerintahan yang panjang dan banyak pungutan. Peliknya sistem birokrasi yang
seperti tersebut di atas akan maka semakin meperlama waktu yang diperlukan untuk
melakukan kegiatan ekspor dan impor dan hal tersebut akan berdampak pada high
cost bagi negara yang melakukan transaksi perdagangan. Efeknya, kepercayaan
antara penjual dan pembeli akan makin menurun hingga mengurangi manfaat
perdagangan internasional. Mengenai prosedur ekspor Anda dapat pula membaca
artikel Inilah Cara Ekspor Barang ke Luar Negeri bagi Pemula.
5. Rendahnya kualitas sumber daya manusiA
Kualitas produksi dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Apabila suatu negara kaya
akan hasil alam namun kualitas SDMnya tidak memadai dalam mengolahnya, maka
kualitas produk yang dihasilkan pun akan bernilai rendah. Imbasnya nilai jual
menjadi sulit bersaing dengan produk serupa yang dihasilkan oleh negara lain.
6. Organisasi ekonomi pada regional tertentu
Hambatan perdagangan internasional dapat pula disebabkan oleh kebijakan
perdagangan yang dikhususkan atau terbatas bagi negara anggota suatu organisasi.
Akibatnya negara luar yang memiliki kualitas produk bagus sulit untuk menjual
produknya ke negara anggota tersebut, begitu pula sebaliknya.

5.5 Proteksi dan Pembatasan Perdagangan


Berdasarkan pada teori yang menerangkan keuntungan dari spesialisasi, ahli-ahli
ekonomi telah banyak menggemukakan pandangan yang menerangkan pentingnya
menjalankan perdagangan bebas atau free trade dalam perdagangan luar negeri.
Berlakunya “globalisasi” dalam hubungan ekonomi luar negeri, dan perkembangan
praktek perdagangan bebas yang diatur oleh WTO(word trade organization) memeberi
gambaran tentang sejauh mana berbagai negara mengakui kebaikan persaingan bebas dan

64
spesialisasi dalam perdagangan luar negeri. Walau bagaimana pun perlulah di sadari
bahwa adakalanya sesuatu negara perlu melakukan 15 proteksi dan menciptakan halangan
perdagangan. Alasan-alasan dari melakukan proteksi dan halangan perdagangan dan di
terangkan dalam bagian berikut. Analiis itu akan diikuti oleh uraian mengenai bentuk-
bentuk proteksi perdagangan.

FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG PROTEKSI

Dalam perdagangan luar negeri konsep proteksi berarti usaha-usaha pemerintah yang
membatasi atau mengurangi jumlah barang yang di impor dari negara-negara lain dengan
tujuan untuk mencapai beberapa tujuan tertentu yang penting artinya dalam
Pembangunan negara dan kemakmuran perekonomian negara. Di bawah ini secara
ringkas di terangkan beberapa tujuan penting dari proteksi.

1. Mengatasi Masalah Deflasi dan Pengangguran

Perkembangan ekonomi yang efisien di negara-negara lain ada kalanya


menimbulkan efek buruk kepada perekonomian. Perkembangan itu mungkin
mengurangi perkembangan ekspor dari negara yang bersangkutan, atau
impornya semakin bertambah besar. Kewujudan keadaan seperti itu dapat
menimbulkan efek buruk kepada kegiatan ekonomi dalam negeri, yaitu
perusahaan-perusahaan domestic menghadapi masalah kekurangan permintaan
dan terpaksa mengurangi jumlah pekerja. Maka pengangguran akan berlaku.

Masalah-masalah ekonomi dalam negeri seperti inflasi, tuntunan upah serikat


buruh, dankenaikan biaya yang tinggi juga dapat menyebabkan ketidak
mampuan perusahaanperusahaan dalam negeri bersaing dengan barang-barang
luar negeri. Ini akan menimbulkanefek menaikkan

kecenderungan mengimpor dan menimbulkan efek buruk


perkembanganekonomi dalam negeri, dan menambah
pengangguran.Kecenderungan mengimpor yang semakin tinggi sebagai akibat
(i) perkembangan ekonomiyang lebih efisien di negara-negara lain, dan (ii)
perkembangan ekonomi yang tidakmendorong di dalam negeri, kerap kali

65
mendorong pemerintah untuk melaksanakankebijakan proteksi. Tujuannya
adalah agar perkembangan perusahaan-perusahaan dalam negeri tidak di
pengaruhi oleh efek buruk sebagai akibat saingan barang impor.

2. Mendorong Perkembangan Industri Baru

Tujuan ini terutama banyak dilakukan oleh negara-negara berkembangan yang


ingin mendorong perkembangan jenis-jenis industri tertentu. Industry baru
biasanya belummendapat kepercayaaan masyarakat. Oleh karena itu penjualan
yang dapat diharapkan padapermulaannya adalah sedikit dari ini menyebabkan
kapasitas produksi mereka belum mencapai tingkah yang paling optimum (tingkat
di mana biaya rata-rata adalah yang paling rendah). Apaila biaya produksi tinggi,
dan mutu produksinya belumlah sebanding dengan jenis barang yang sama
diproduksikan di luar negeri, , maka industri baru akan mengalami kesukaran
untuk menjual produksinya pada harga yang sama dengan barang-barang buatan
luar negeri. Dalam keadaan seperti ini proteksi bertujuan agar industri yang baru
didirikan dapat berkembang dan akhirnya dapat bersaing dengan produksi yang
sama dari luar negeri.

3. Untuk Mendiversifikasikan Perekonomian

Ini juga tujuan yang ingin dicapai oleh negara-negara berkembang. Ketika
negara-negaraberkembang memulakan usaha pembangunannya, pada umumnya
kegiatan ekonomi dijalankan di sector pertanian tradisional yang rendah
produktivitasnya. Ini menyebabkan pendapatan masyarakat sangat rendah.
Untuk menaikan pendapatan dan menggukuhkan struktur ekonomi adalah
penting untuk mendiversifisikan kegiatan ekonomi, dan terutama
mengembangkan sector industry. Untuk memastikan agar pabrik-pabrik yang
baru (i) akan memperoleh pasaran yang cukup untuk produksinya, dan (ii) harga
barang adalah melebihi biaya produksi, pemerintahannegara-negara berkembang
padaumumnya melaksanakan kebijakan proteksi dalam usahannya mendorong
perkembangan industri-industri.

66
4. Untuk Menghindari Kemerotan Industri-Industri Tertentu

Tujuan ini terutama ingin dicapai oleh negara-negara maju. Negara-negara


yang sudah lama berkembang, seperti Amerika Sekrikat dan negara-negara
Eropa, memiliki beberapa jenis industri yang menghadapi saingan yang hebat
dari industri-industri yang sejenis di negaranegara lain. Industry-industri seperti
itu adalah industry galangankapal, industry baja, industry mobil, dan industry
ikan. Persaingan tersebut terutamanya adalah dari jepang, dan negara-negara
Asia Timur dan Asia Tenggara. Negara-negara ini dapat memproduksikan
barang yang sama dan mutu yang lebih baik pada harga yang lebih rendah.
Apabila Amerika Serikat dan negara-negara Eropa memberikan kebebasan
kepada rakyatnya untuk mengimpor barang-barang tersebut, maka industri-
industri yang ada di negara mereka harus ditutup dan keadaaan pengangguran
akan menjadi semaki nburuk. Untuk menghindarinya, kebijakan proteksi di
jalankan.

5. Untuk Memperbaiki Neraca Pembayaran

Salah satu sumber penting dari defisit dalam neraca pembayaran adalah impor
yang melebihi ekspor. Mendorong ekspor adalah salah satu cara untuk mengatasi
masalah defisit neraca pembayaran tersebut. Apabila usaha ini gagal, dan
keadaan dimana impor melebihi ekspor menjadi semakin buruk, usaha untuk
mengatasi masalah neraca pembayaran dapat dilakukan dengan membatasi
impor, dengan cara membatasi jumlah yang dapat impor atau dengan
memunggut pajak impor agar harga di dalam negeri menjadi lebih mahal dan aka
mengurangi permintaannya. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperbaiki
neraca pembayaran adalah dengan mencatu usaha valuta asing yang akan
digunakan untuk mengimpor beberapa jenis barang tertentu.

6. Untuk Menghindari Dumping

Sebagaian industry yang masih mempunyai kelebihan kemampuan(kapasitas)


memproduksi, tetapi tidak dapat lagi menaikkan penjualannya didalam
negerinya, mencoba memperoleh pembeli luar negeri dengan cara menjual

67
barang-barangnya pada harga yang sangat rendah. Apabila produsen-produsen di
negara-negara pengimpor tidak dapat menjual pada harga tersebut, masyarakat
dan konsumen di negara itu akan lebih cenderung untuk pembeli barang impor
yang lebih murah. Industri-industri di negara tersebut akan kehilangan pasaran,
dan ini selanjutnya dapat menimbulkan pengangguran. Oleh karena dumping
dapat menimbulkan efek buruk kepada negara yang membeli barang yang
dilempar dengan harga murah, kebijakan proteksi dijalankan untuk
menghindarinya

7. Untuk Menambah Pendapatan Pemerintah

Adakalahnya pemerintah meninggalkan pajak kearah barang – barang impor


bukan saja untuk menghambat kemasukan barang-barang tersebut tetapi juga
untuk meninggikan pendapatan pemerintah. Apabila pemerintah ingin
menambah pembelanjaan tetapi tidak dapat memperoleh tambahan pendapatan
dari sumber-sumber pajak yang lain, maka menaikkan pajak impor kerapkali
dilakukan. Cara ini dipilih karena bukan saja pendapatan pemerintahan
bertambah tetapi ia juga dapat mencapai beberapa tujuan lain seperti mengurangi
impor, memperbaiki neraca pembayaran dan mendorong perkembangan industri-
intrusri dalam negeri.

5.6 Globalisasi dan Pertumbuhan Ekonomi


Globalisasi dan pertumbuhan ekonomi melalui model Ricardian menjelaskan bahwa
negara akan mengekspor barang dengan produksi yang relatif lebih efisien, dan
mengimpor barang yang kurang efisien bila diproduksi oleh sendiri. Suatu negara akan
akan berspesialisasi dalam produksi barang yang bsia dihasilkannya relative efisien
(dimana negara tersebut memiliki keunggulan komparatif) (Budiono,1989). Migrasi
sumber daya internasional juga berkaitan dengan perekonomian negara. Krugman (1991)
menjabarkan perpindahan faktor meliputi migrasi tenaga kerja, transfer modal,
utangpiutang internasional, dan pertalian internasional yang terbentuk dengan
beroperasinya perusahaan-perusahaan multinasional.

68
Globalisasi politik juga berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi. Partisipasi negara
dalam organisasi internasional juga berpengaruh terhadap perekonomian negara. Viner
melalui teori custom unions menjelaskan bahwa partisipasi negara dalam organisasi
internasional memiliki pengaruh terhadap perekonomian negara. Salvatore (2014)
menjelaskan bahwa custom unions memudahkan negara dalam perdagangan, mengurangi
hambatan perdagangan dan menyelaraskan kebijakan perdagangan, mendaya-gunakan
seluruh sumber daya di negara-negara anggotanya.

 Globalisasi dan Ketimpangan Pendapatan

Teori Heckscher-Ohlin menjelaskan bahwa perdagangan internasional menurunkan


tingkat ketimpangan pendapatan di dalam suatu negara atau antar negara. Perpindahan
faktor dari negara yang berkelimpahan modal ke negara yang memiliki kelangkaan modal
menyebabkan distribusi pendapatan dan terjadi pemertaan pendapatan. (Budiono, 1989).
Globalisasi juga berkaitan dengan pergerakan sumber daya internasional. Salvatore
(2014) menyatakan bahwa perdagangan internasional dan mobilitas sumber daya
produktif dianggap sebagai pengganti satu sama lain. Pergerakan sumber daya produktif
dari satu negara ke negara lain memiliki kecenderungan untuk menyamakan harga faktor
produksi. Salvatore (2014) menyatakan teori custom unions mendorong spesialisasi
produksi oleh negara berdasarkan keunggulan komparatif. Setelah adanya spesialisasi
produksi dalam perdagangan internasional, asumsi terjadinya pemerataan pendapatan
akan terjadi baik di dalam negara itu sendiri maupun antar negaraGlobalisasi juga
berkaitan dengan pergerakan sumber daya internasional

 Pertumbuhan Endogen

Todaro (2011) menyatakan bahwa komponen teori pertumbuhan endogen Romer


meliputi pendidikan, kualitas infrastruktur, teknologi melalui pengeluaran RnD (research
and development). Keseluruhan faktor tersebut merupakan komplementer dalam
pertumbuhan ekonomi.

69
 Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Pendapatan

Kurva Kuznet membentuk sebuah hubungan antara pendapatan perkapita dengan


ketimpangan pendapatan. Kurva kuznet menggambarkan hubungan GDP perkapita
dengan koefisien gini. Koefisien gini adalah ukuran ketimpangan pendapatan di suatu
wilayah. Kurva kuznet menjelaskan bahwa pada awal pembangunan ekonomi dengan
GDP perkapita yang masih rendah, kondisi ketimpangan pendapatan di wilayah tersebut
cenderung memburuk. Tetapi pada titik tertentu seiring peningkatan GDP perkapita yang
semakin tinggi, ketimpangan pendapatan semakin menurun (Todaro dan Smith, 2009).

Kurva kuznet terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian pertama dimana kurva ber slope
naik dan bagian kedua kurva menurun. pertumbuhan ekonomi diukur dengan GDP
perkapita dan GDP per kapita kuadratik. GDP perkapita kuadratik digunakan untuk
mengukur GDP perkapita di negara berkembang dalam kondisi pendapatan nasional yang
lebih tinggi atau diasumsikan bahwa negara tersebut memiliki GDP yang besar dan telah
menjadi negara maju.

 Pengaruh Globalisasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Hasil estimasi menunjukkan bahwa tingkat globalisasi ekonomi berpengaruh positif


dan signifikan terhadap pertumbuhan GDP perkapita dengan nilai koefisien
0.0192.Artinya peningkatan tingkat globalisasi ekonomi sebesar 1 satuan akan
meningkatkan pertumbuhan GDP per kapita sebesar 1.92 persen. Hal ini sesuai dengan
hipotesis bahwa peningkatan tingkat globalisasi akan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi negara di ASEAN. Indeks globaliasi ekonomi memiliki komponen meliputi nilai
ekspor-impor, nilai FDI (foreign direct investemnet), dan investasi portofolio.
Peningkatan perdagangan internasional akan meningkatkan produksi sehingga akan
terjadi peningkatan pendapatan. Hasil ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh
Dreher (2006) dan Vogiatzoglou (2014) bahwa globalisasi ekonomi berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini bahwa negara akan berdagang dengan negara
lain sesuai dengan keunggulan komparatif negara tersebut selaras dengan teori
keunggulan komparatif. Menurut Salvatore (2014) Pergerakan sumber daya seperti aliran

70
FDI dan investasi portofolio dari negara berkelimpahan sumber daya nantinya akan
meningkatkan kesejahteraan negara tersebut.

Variabel tingkat globalisasi sosial ditemukan berpengaruh positif dan signifikan


terhadap pertumbuhan GDP perkapita dengan nilai koefisien sebesar 0.0239. Artinya,
peningkatan tingkat globalisasi sosial sebssar 1 satuan akan meningkatkan pertumbuhan
GDP per kapita sebesar 2.39 persen. Hal ini sesuai dengan hipotesis bahwa peningkatan
globalisasi sosial akan mendorong pertumbuhan GDP per kapita. Komponen dari
globalisasi sosial meliputi migrasi, pariwisata internasional, jumlah restoran asing di
dalam negeri, dan perdagangan barang budaya. Peningkatan pertumbuhan GDP perkapita
di 6 negara ASEAN salah satunya didukung dari sektor pariwisata internasional. Hal ini
sesuai dengan teori pergerakan sumber daya internasional bahwa migrasi (tenaga kerja)
akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi negara. Salvatore (2014) pergerakan
sumber daya produktif negara berkelimpahan ke negara yang kelangkaan cenderung
berdampak pada kesejahteraan Pariwisata internasional mendorong turis asing untuk
datang dan membelanjakan uangnya sehingga akan meningkatkan pendapatan
masyarakat. Peningkatan konsumsi masyarakat akibat adanya perusahaan franchise luar
negeri juga menstimulus perekonomian. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian dari
Olatunbosun (2018) bahwa globalisasi sosial berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
GDP per kapita di 18 negara Asia tahun 2011-2015. Hasil estimasi menunjukkan bahwa
tingkat globalisasi politik berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan GDP per kapita
dengan nilai koefisien 0.0092. Artinya, peningkatan tingkat globalisasi politik sebesar 1
satuan akan meningkatkan pertumbuhan GDP sebesar 0.92 persen. Komponen dari
globalisasi politik meliputi jumlah kedutaan besar luar negeri organisasi internasonal. Hal
ini sesuai dengan penelitian dari Suci (2015) bahwa globalisasi politik berpengeruh
terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini menguatkan konsep custom unions dari Viner
bahwa dengan partisipasi dalam organisasi internasional akan berdampak pada
pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan perdagangan antar negara anggotanya.
Salvatore (2014) menyatakan bahwa custom unions memudahkan negara dalam
perdagangan, mengurangi hambatan perdagangan dan menyelaraskan kebijakan
perdagangan, mendaya-gunakan seluruh sumber daya di negara-negara anggotanya.

71
 Pengaruh Kualitas Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Variabel kualitas infrastruktur ditemukan berpengaruh positif dan signifikan terhadap


pertumbuhan ekonomi. Koefisien kualitas infrastruktur bernilai 0.229, artinya
peningkatan infrastruktur 1 satuan akan meningkatan pertumbuhan gdp per kapita sebesar
22.9 persen, cateris paribus. Hasil ini sesuai dengan hipotesis penelitian bahwa kualitas
infrastruktur berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini sesuai dengan
asumsi teori endogen bahwa kualitas infrastruktur berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi. Mankiw (2007) menyatakan bahwa Infrastruktur adalah modal fisik yang
berpengaruh secara langsung terhadap output agregat melalui kontribusinya terhadap
peningkatan GDP dan input produksi pada sektor lain. Kualitas Infrastruktur juga
berpengaruh terhadap biaya transportasi dan biaya lainnya. Semakin baik kualitas
infrastruktur maka biaya transport dan biaya produksi semakin kecil. jumlah modal
infrastruktur akan mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Kualitas
Infrastruktur yang lebih baik juga ditemukan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan
akses terhadap kesehatan.

 Pengaruh Kualitas Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Dari hasil regresi ditemukan bahwa variabel kualitas pendidikan berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan ekonomi. Nilai koefisien regresinya sebesar 0.364, artinya
peningkatan 1 satuan pada kualitas pendidikan akan meningkatkan GDP per kapita
sebesar 36.4 persen. Hasil ini sesuai dengan hipotesis bahwa kualitas pendidikan
berpengaruh positif terhadap GDP per kapita. Kualitas pendidikan diukur melalui indeks
pendidikan dari World Economic Forum yang memiliki komponen pendidikan menengah
dan pelatihan. Hasil ini seusai dengan asumsi teori endogen Romer bahwa pendidikan
merupakan faktor endogen yang berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Pendidikan merupakan faktor komplementer dari pertumbuhan ekonomi terutama di
negara-negara berkembang. Bila dilihat hasil statistik menujukkan bahwa pendidikan
memiliki skala paling tinggi yang menunjukkan bahwa pendidikan menegah dan
pelatihan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Todaro (2011) bahwa potensi pengembalian atas investasi yang tinggi di
negara–negara berkembang yang memiliki rasio modal-output yang rendah akan
72
meningkat bila investasi komplementer (pendidikan, infrastruktur, dan RnD)
ditingkatkan. Melalui pendidikan dan pelatihan dapat mengembangkan teknologi yang
nantinya digunakan dalam proses produksi. Peningkatan produktivitas negara akan
mempengaruhi daya saing negara sehingga negara akan siap untuk menghadapi
persaingan dalam rangka keterbukaan ekonomi.

 Pengaruh RnD terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Dari hasil regresi ditemukan bahwa kesiapan teknologi melalui RnD berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan ekonomi. Nilai koefisien regresinya sebesar 0.325 artinya
peningkatan satu satuan pada RnD akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar
32.5 persen. Hasil ini sesuai dengan hipotesis bahwa kesiapan teknologi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Rasio RnD banding GDP
menunjukkan jumlah pengeluaran untuk riset dan pengembangan teknologi yang
dilakukan oleh negara/swasta dibanding dengan nilai GDP (pendapatan nasional negara
tersebut). Hasil ini menguatkan teori model pertumbuhan endogen Romer bahwa adanya
imbas teknologi secara positif mempengaruhi output pada tingkat industri, sehingga
memungkinkan hasil yang semakin meningkat pada tingkat perekonoman secara luas.
Melaui anggaran riset dan teknologi akan berdampak pada peningkatan kualitas teknologi
dalam proses produksi, di berbagai sektor seperti pertanian, manufaktur, pertambangan.
Modernisasi alat-alat produksi yang nantinya akan menngkatkan efisiensi dalam proses
produksi. Hal ini secara langsung dapat meningkatkan output produksi dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kesejahteraan akan memberikan efek terhadap
pertumbuhan GDP negara-negara berkembang di ASEAN. Kemajuan teknologi dapat
terjadi dengan meningkatkan anggaran untuk research and technology (RnD). Kemajuan
teknologi menyebabkan peningkatan produksi yang nantinya akan terjadi pertumbuhan
output produksi.

73
 Pengaruh Globalisasi Terhadap Ketimpangan Pendapatan

Globalisasi ekonomi ditemukan berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap ketimpangan
pendapatan. Koefisien variabel globalisasi ekonomi sebesar -0.239 artinya peningkatan 1 satuan
pada variabel globalisasi ekonomi akan menurunkan ketimpangan pendapatan sebebesar 23.9
persen. Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian bahwa globalisasi ekonomi berdampak negatif
terhadap ketimpangan pendapatan. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian dari Dreher (2006)
bahwa globalisasi ekonomi cenderung mengurangi ketimpangan pendapatan di negara-negara
berkembang. Hasil ini sesuai dengan teori Keunggulan Komparatif bahwa suatu negara akan
cenderung mengekspor barang dengan faktor produksi yang melimpah dan mengimpor barang
dengan faktor produksi langka. Pergerakan sumber daya internasional seperti investasi portofolio
dan FDI juga berperan mengurangi ketimpangan pendapatan. Salvatore (2014) menyatakan
bahwa pergerakan sumberdaya produktif dari negara dengan kelimpahan sumber daya memiliki
kecenderungan menyamakan imbal hasil faktor dan meningkatkan kesejahteraan. Globalisasi
sosial ditemukan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ketimpangan pendapatan.
Koefisien variabel globalisasi sosial sebesar -0.288 Artinya peningkatan globalisasi sosial 1
satuan akan menurunkan ketimpangan pendapatan sebesar 28.8 persen. Komponen globalisasi
sosial yang diduga berpengaruh kuat terhadap pemerataan pendapatn di negara-negara ASEAN
adalah migrasi, pariwisata, franchise dari luar negeri. Migrasi berkaitan erat dengan teori
pergerakan sumber daya. Dimana adanya imbal balik (manfaat) migrasi tenaga kerja yang akan
mengurangi ketimpangan pendapatan di negara-negara berkembang. Salvatore (2014)
menyatakan pergerakan faktor cenderung menyamakan pendapatan dan berimbas ke pemerataan
pendapatan. Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian bahwa globalisasi sosial mengurangi
ketimpangan pendapatan. Pariwisata berimbas pada peningkatan kesejahteraan masyarakat di
sekitar kawasan wisata tersebut. Peningkatan konsumsi akibat adanya perusahaan franchise dari
luar negeri juga berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi. Salvatore (2014)
menyatakan bahwa perusahaan multinasional berdampak pada kesejahteraan ekonomi melalui
penyerapan tenaga kerja lokal/domestik. Hasil ini juga mendukung penelitian dari Suci (2015)
bahwa globalisasi sosial mengurangi ketimpangan pendapatan di negara berkembang.
Globalisasi politik ditemukan tidak berpengaruh terhadap ketimpangan pendapatan dikarenakan
probabilitasnya lebih dari taraf nyata 5%. Koefisien globalisasi ekonomi

74
sebesar -0.076. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis peneltian bahwa globalisasi politik
berpengaruh terhadap ketimpangan pendapatan. Globalisasi politik yang dicirikan dengan jumlah
duta besar dan partisipasi negara dalam organisasi maupun kegiatan internasional diketahui tidak
berpengaruh mengurangi ketimpangan pendapatan di 6 negara berkembang di ASEAN. Hal ini
menolak konsep custom unions dari Viner bahwa dengan berpartisipasi dalam organisasi
internasional akan mendorong pemerataan pendapatan di dalam negara tersebut melalui
kemudahan dalam perdagangan (menurangi hambatan perdagangan). Bila melihat pengaruh
globalisasi politik terhadap pertumbuhan ekonomi juga kecil. Hasil pengujian pengaruh
globalisasi politik terhadap pertumbuhan ekonomi pun hanya sekitar 0.9%. Hal ini menunjukkan
bahwa hubungan diplomasi yang dilakukan duta besar tidak berdampak terhadap penurunan
ketimpangan pendapatan yang terjadi di negaranya

 Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Pendapatan

Variabel GDP per kapita ditemukan berpengaruh secara positif terhadap ketimpangan
pendapatan dengan nilai koefisien 0.002. Artinya peningkatan GDP per kapita 1 dollar akan
meningkatkan ketimpangan pendapatan sebesar 0.2 persen. Variabel GDP per kapita kuadrat
ditemukan berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap ketimpangan pendapatan dengan
koefisien -1,55. Hasil ini sesuai dengan hipotesis dan sesuai dengan teori kuznet bahwa pada
awal pembangunan ekonomi, distribusi pendapatan cenderung memburuk dan pada tahap
selanjutnya distribusi pendapatan akan membaik. Menurut Todaro (2011), penjelasan mengenai
mengapa ketimpangan semakin memburuk selama awal pertumbuhan ekonomi sebelum
akhirnya meningkat, hal ini berkaitan dengan hakikat perubahan struktural yang mana seperti
dijelaskan dalam model Lewis bahwa pembangunan awal dikonsentrasikan pada sektor industri
modern yang kesempatan kerjanya terbatas tetapi tingkat upah dan produktivitasnya tinggi.
Kurva Kuznets dapat dihasilkan oleh proses pertumbuhan berkesinambungan yang memperluas
sektor modern ketika suatu negara bergerak dari perekonomian tradisional ke perekonomian
modern. Selain itu, hasil dari investasi pada sektor pendidikan akan meningkat ketika sektor
modern sedang tumbuh membutuhkan ketrampilan dan kemudian penawaran pekerja terdidik
meningkat sedangkan penawaran pekerja tidak terampil menurun. Pada negara-negara
berkembang biasanya tenaga kerja tidak terdidik lebih banyak ketimbang tenaga kerja terdidik

75
5.7 contoh soal
Berikut adalah contoh soal :
Berikut ini GNP negara Y:
GNP tahun 2008 Rp12.500 milliar
GNP tahun 2009 Rp13.250 miliar
GNP tahun 2010 Rp14.850.
Berapa besar pertumbuhan ekonomi negara Y tahun 2009?
Jawaban :
 Pertumbuhan ekonomi tahun t =
ΔGNP/GNPto x 100%
Pertumbuhan ekonomi tahun 2009 = GNP2009 – GNP2008/GNP2008 x 100%
Pertumbuhan ekonomi tahun 2009 = 13.250 – 12.500/12.500 x 100%
Pertumbuhan ekonomi tahun 2009 = 750/12.500 x 100% = 6%
Jadi besar pertumbuhan ekonomi sebesar 6%

6.Neraca Pembayaran
6.1 Neraca Pembayaran
Neraca Pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai transaksi
perdagangan dan aliran dana yang dilakukan diantara suatu negara dengan negara lain dalam
suatu tahun tertentu. Suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh transaksi
ekonomi yang meliputi perdagangan barang/jasa, transfer keuangan dan moneter antara penduduk
(resident) suatu negara dan penduduk luar negeri (rest of the world) untuk suatu periode waktu
tertentu, biasanya satu tahun.
Tujuan :
a. Mengetahui peranan sektor eksternal dalam perekonomian suatu negara.
b. Mengetahui aliran sumber daya antara negara.
c. Mengetahui struktur ekonomi dan perdagangan suatu negara.
d. Mengetahui permasalahan utang luar negeri suatu negara.
e. Mengetahui perubahan posisi cadangan devisa suatu negara.
f. Dipergunakan sebagai sumber data dan informasi dalam penyusunan anggaran devisa
(foreign exchange budget).
g. Dipergunakan sebagai sumber data penyusunan statistik pendapatan nasional (national
account).

76
Neraca Terbagi atas dua, yaitu Neraca Berjalan dan Neraca Modal.

a. Neraca berjalan
Mencatat semua transaksi ekspor dan impor barang, perbandingan nilai ekspor dan impor
barang, pendapatan investasi, pembayaran cicilan pokok utang luar negeri, serta saldo
kiriman dan transfer uang dari dan ke luar negeri oleh pemerintah maupun swasta. Mencatat
transaksi sbb:
 Ekspor dan impor barang
 Ekspor dan impor jasa
 Pembayaran pindahan neto ke luar negeri

Melalui pos transaksi ini akan terlihat jelas apakah neraca perdagangan suatu negara surplus
atau bahkan defisit.

b. Neraca Modal Neraca modal mencatat:

 Nilai investasi langsung pihak swasta asing (foreign direct investment)


 Pinjaman luar negeri dari perbankan swasta internasional
 Pinjaman dan hibah dari negara lain atau lembaga-lembaga donor seperti IMF dan Bank
Dunia

6.2 Kurs Valuta Asing dan Kegiatan Perekonomian


Kurs valuta asing (kurs forex) merujuk pada nilai tukar antara dua mata uang. Perubahan
dalam kurs valuta asing dapat memiliki dampak signifikan pada kegiatan perekonomian suatu
negara. Ini dapat memengaruhi sektor ekspor, impor, inflasi, dan investasi

1. Ekspor dan Impor:


Kurs valuta asing yang rendah dapat membuat produk ekspor lebih terjangkau bagi
pasar internasional, meningkatkan daya saing negara tersebut. Sebaliknya, kurs yang
tinggi dapat membuat impor lebih murah, namun juga bisa meningkatkan biaya impor
2. Inflasi:
Fluktuasi kurs valuta asing dapat mempengaruhi tingkat inflasi. Depresiasi mata uang
nasional dapat meningkatkan harga impor, yang pada gilirannya dapat menyebabkan
inflasi. Sebaliknya, apresiasi mata uang dapat membantu mengendalikan inflasi
dengan membuat impor lebih murah.
3. Investasi Asing
Kurs valuta asing yang stabil dapat menciptakan iklim yang menarik bagi investor
asing. Kondisi ini dapat mendukung aliran investasi langsung asing (FDI) ke suatu
negara, yang dapat memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
4. Utang Luar Negeri:
Negara dengan utang luar negeri yang signifikan mungkin terpengaruh oleh perubahan
kurs valuta asing. Depresiasi mata uang lokal dapat meningkatkan beban utang luar
negeri dalam mata uang asing.

77
5. Cadangan Devisa:
Kurs valuta asing yang stabil penting untuk memelihara cadangan devisa suatu negara.
Cadangan devisa berperan sebagai penyangga terhadap tekanan ekonomi eksternal dan
membantu menjaga stabilitas keuangan.

Penting untuk dicatat bahwa intervensi pemerintah dan bank sentral dapat memainkan
peran dalam mengelola kurs valuta asing untuk mencapai tujuan ekonomi tertentu. Kejadian
global, peristiwa politik, dan faktor-faktor pasar juga dapat memengaruhi pergerakan kurs
valuta asing. Sehingga, pemantauan dan analisis yang cermat terhadap kondisi pasar valuta
asing sangat penting bagi kebijakan ekonomi suatu negara.

6.3 Kebijakan pemerintah dalam ekonomi terbuka


Kebijakan pemerintah dalam ekonomi terbuka mencakup serangkaian langkah dan keputusan
yang diambil oleh pemerintah suatu negara ketika berhadapan dengan tantangan dan peluang
dalam perdagangan internasional. Ekonomi terbuka merujuk pada situasi di mana suatu negara
terlibat dalam perdagangan internasional, baik ekspor maupun impor barang dan jasa.

1. Kebijakan Perdagangan:

 Tarif dan Bea Masuk: Pemerintah dapat menggunakan tarif dan bea masuk untuk
melindungi industri dalam negeri atau merangsang ekspor dengan mengenakan pajak
atau bea pada impor tertentu.
 Perjanjian Perdagangan: Pemerintah dapat bernegosiasi perjanjian perdagangan untuk
mempromosikan akses pasar yang lebih baik bagi ekspor nasional dan menciptakan
lingkungan perdagangan yang lebih bebas.
2. Kebijakan Valuta Asing:
 Intervensi Mata Uang: Pemerintah dapat terlibat dalam intervensi pasar valuta asing
untuk memengaruhi nilai tukar mata uang nasional, mencegah depresiasi atau
apresiasi yang ekstrem.
 Sistem Nilai Tukar: Pemerintah bisa memilih sistem nilai tukar yang sesuai dengan
tujuan ekonomi, seperti nilai tukar tetap, mengambang terkendali, atau mengambang
bebas.
3. Kebijakan Fiskal dan Moneter:
 Pajak dan Pengeluaran: Pemerintah dapat menggunakan kebijakan fiskal untuk
mengatur tingkat pajak dan pengeluaran untuk memengaruhi tingkat konsumsi dan
investasi dalam negeri.
 Suku Bunga:Kebijakan moneter, seperti pengaturan suku bunga, dapat digunakan
untuk mengendalikan inflasi dan merangsang atau menahan pertumbuhan ekonomi.
4. Perlindungan Konsumen dan Lingkungan:
 Standar Kualitas: Pemerintah dapat menetapkan standar kualitas dan keamanan untuk
barang dan jasa untuk melindungi konsumen domestik.
 Regulasi Lingkungan: Untuk mengatasi isu-isu lingkungan, pemerintah dapat
menerapkan regulasi terkait, yang dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi tertentu.

78
5. Pelatihan Tenaga Kerja dan Pendidikan:

 Investasi dalam SDM: Pemerintah dapat mengambil langkah-langkah untuk


meningkatkan keterampilan dan kualifikasi tenaga kerja agar lebih kompetitif di
pasar internasional.
 Pendidikan dan Riset: Investasi dalam sektor pendidikan dan riset dapat
meningkatkan inovasi dan daya saing ekonomi nasional.

Dalam ekonomi terbuka, kebijakan pemerintah harus seimbang untuk mendukung


pertumbuhan ekonomi, menjaga stabilitas, dan melindungi kepentingan nasional, sekaligus
memahami dampak global dari keputusan-keputusan tersebut. Keseluruhan, integrasi ekonomi
internasional memerlukan keseimbangan yang hati-hati antara kepentingan domestik dan
kebijakan yang mendukung kerja sama global.

6.4 Contoh Soal-Jawab/kasus Materi


Kasus: Mengatasi Defisit Perdagangan Background:

Negara X mengalami defisit perdagangan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Pemerintah dihadapkan pada keputusan untuk mengatasi masalah ini.

1. Apa yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengurangi defisit perdagangan negara X?
Jelaskan dua kebijakan perdagangan yang dapat diimplementasikan.
Jawaban:
• Kebijakan Tarif:Pemerintah dapat mengenakan tarif pada impor tertentu untuk merangsang
produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada barang impor. Ini dapat
melindungi industri dalam negeri dan meningkatkan ekspor produk lokal.
• Perjanjian Perdagangan:Negosiasi perjanjian perdagangan dengan mitra-mitra strategis
dapat membuka akses pasar baru untuk ekspor nasional. Mengurangi hambatan
perdagangan dapat meningkatkan daya saing produk domestik di pasar internasional.

2. Bagaimana kebijakan valuta asing dapat membantu negara X mengelola nilai tukar mata
uangnya untuk mendukung upaya mengurangi defisit perdagangan?
Jawaban:
Intervensi Mata Uang, Pemerintah dapat terlibat dalam intervensi pasar valuta asing untuk
mempertahankan atau meningkatkan nilai tukar mata uang nasional. Hal ini dapat membuat
barang impor lebih mahal dan mendorong masyarakat untuk lebih memilih produk
domestik, mengurangi defisit perdagangan.

3. Jelaskan bagaimana kebijakan fiskal dan moneter dapat digunakan untuk mengatasi defisit
perdagangan. Berikan contoh tindakan yang dapat diambil dalam kedua bidang tersebut.
Jawaban:
Kebijakan Fiskal, Pemerintah dapat mengatur tingkat pajak untuk mengurangi konsumsi
barang impor dan merangsang konsumsi produk dalam negeri. Contohnya, peningkatan
pajak pada barang-barang impor tertentu.

79
Kebijakan Moneter, Bank sentral dapat menggunakan kebijakan suku bunga untuk
mengatur tingkat investasi dan konsumsi. Menaikkan suku bunga dapat mengurangi
pengeluaran konsumen dan investasi, yang dapat membantu mengurangi defisit
perdagangan.

7.Pertumbuhan Perkembangan Ekonomi


7.1 Pengertian pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merujuk pada peningkatan secara kuantitatif dari output ekonomi
suatu negara atau wilayah dalam suatu periode waktu tertentu. Pertumbuhan ini umumnya diukur
dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), yang mencakup nilai total barang dan jasa
yang dihasilkan oleh suatu negara. Pertumbuhan ekonomi sering dinyatakan sebagai persentase,
yang mengindikasikan tingkat peningkatan relatif dari tahun ke tahun.

Pengembangan Ekonomi:

Pengembangan ekonomi melibatkan perubahan yang lebih luas dan berkelanjutan dalam
struktur ekonomi suatu negara. Ini tidak hanya mencakup pertumbuhan output, tetapi juga
perbaikan kualitas hidup, distribusi pendapatan, dan pembangunan manusia. Pengembangan
ekonomi lebih bersifat holistik, menekankan aspek-aspek seperti pendidikan, kesehatan,
keberlanjutan lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat.

Perbedaan Utama:
 Pertumbuhan ekonomi lebih menitikberatkan pada peningkatan produksi dan output.
 Pengembangan ekonomi mencakup aspek-aspek kualitatif seperti pendidikan, kesehatan,
dan pemerataan pendapatan.

7.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi adalah studi tentang bagaimana ekonomi suatu negara atau wilayah
dapat berkembang dan meningkatkan produksi dan pendapatan per kapita. Beberapa teori
mendasar menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi, dan pendekatan
utama termasuk teori klasik, neoklasik, solow, dan teori pertumbuhan endogen.
a. Teori Klasik:
 Pendekatan Klasik: Dipelopori oleh ekonom klasik seperti Adam Smith dan David
Ricardo, teori klasik menekankan peran pasar bebas dalam memotivasi produksi dan
alokasi sumber daya.
 Hukum Penurunan Hasil Marginal: Teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi
dapat terhambat oleh hukum penurunan hasil marginal, yang menyiratkan bahwa
keuntungan tambahan dari penambahan faktor produksi akan menurun seiring waktu.

80
b. Teori Neoklasik:
 Teori Produksi dan Distribusi: Neoklasik mengembangkan model produksi dan distribusi
untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi. Mereka menekankan pentingnya modal,
tenaga kerja, dan teknologi.
 Teorema Batas Sempurna: Menurut teorema ini, pertumbuhan ekonomi jangka panjang
tergantung pada tingkat tabungan dan tingkat pertumbuhan populasi.
c. Model Solow:
 Model Pertumbuhan Solow: Dikembangkan oleh Robert Solow, model ini
mengeksplorasi peran modal, tenaga kerja, dan teknologi dalam pertumbuhan ekonomi.
 Konvergensi: Model ini mencakup konsep konvergensi, yaitu gagasan bahwa negara-
negara dengan pendapatan rendah cenderung tumbuh lebih cepat daripada negara-negara
dengan pendapatan tinggi, dan akan mencapai tingkat pendapatan yang seragam seiring
waktu.
d. Teori Pertumbuhan Endogen:
 Penekanan pada Faktor Internal: Teori pertumbuhan endogen, seperti yang diusulkan oleh
Paul Romer dan Robert Lucas, menekankan bahwa faktor internal seperti inovasi,
pendidikan, dan kebijakan ekonomi dapat menjadi motor utama pertumbuhan.
 Daya Dorong Inovasi: Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi tergantung pada tingkat
inovasi dalam masyarakat, dan upaya untuk merangsang inovasi dapat memacu
pertumbuhan jangka panjang.
e. Teori Konvergensi dan Divergensi:
 Konsep Konvergensi: Beberapa teori pertumbuhan menyarankan bahwa negara-negara
dengan pendapatan rendah cenderung tumbuh lebih cepat dan akan mencapai tingkat
pendapatan yang setara dengan negara-negara yang lebih maju seiring waktu
(konvergensi).
 Divergensi: Namun, ada juga teori yang mendukung gagasan divergensi, yaitu bahwa
ketidaksetaraan antar negara dapat memperluas selama waktu.

7.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi


Faktor-faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Ekonomi:

 Investasi: Tingkat investasi dalam infrastruktur, penelitian, dan pengembangan dapat


mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
 Inovasi dan Teknologi: Kemajuan teknologi dan inovasi mendorong efisiensi produksi dan
pertumbuhan sektor-sektor baru.
 Ketenagakerjaan: Tenaga kerja yang terampil dan produktif dapat meningkatkan daya saing
dan produktivitas ekonomi.
 Kebijakan Moneter dan Fiskal: Kebijakan pemerintah dan bank sentral dalam mengatur suku
bunga, pajak, dan pengeluaran dapat memengaruhi tingkat pertumbuhan.

81
7.4 Indikator Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi tercermin melalui berbagai indikator yang memberikan gambaran
tentang kesehatan ekonomi suatu negara. Ini mencakup sejumlah parameter makroekonomi yang
memberikan wawasan tentang tingkat produksi, pendapatan, dan kegiatan ekonomi secara
keseluruhan.

1. Produk Domestik Bruto (PDB):


PDB adalah nilai total barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam batas
wilayahnya, biasanya diukur dalam satuan mata uang tertentu.PDB mencerminkan ukuran
keseluruhan output ekonomi dan menjadi indikator utama pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan PDB yang positif menunjukkan peningkatan aktivitas ekonomi.
2. Pendapatan Nasional:
Ini mencakup total pendapatan yang diterima oleh warga negara suatu negara, termasuk
gaji, keuntungan, dan pajak dikurangi subsidi. Pertumbuhan pendapatan nasional
mencerminkan kesejahteraan masyarakat.Peningkatan pendapatan nasional dapat
mengindikasikan pertumbuhan ekonomi yang merata.
3. Pendapatan per Kapita:
Pendapatan per kapita diperoleh dengan membagi PDB atau pendapatan nasional dengan
jumlah penduduk.Indikator ini membantu melihat sejauh mana pertumbuhan ekonomi
berkontribusi pada peningkatan taraf hidup rata-rata penduduk. Pertumbuhan pendapatan
per kapita dapat menunjukkan peningkatan kesejahteraan.
4. Investasi Bruto Domestik (IBD):
IBD adalah total investasi dalam bentuk modal fisik baru seperti pabrik, peralatan, dan
inventaris.Tingkat investasi mencerminkan tingkat pertumbuhan jangka panjang karena
investasi yang kuat dapat meningkatkan kapasitas produksi dan produktivitas.
5. Angka Pengangguran:
Persentase angkatan kerja yang tidak bekerja dan mencari pekerjaan aktif.Pengurangan
tingkat pengangguran adalah tanda positif pertumbuhan ekonomi yang sehat, karena
menunjukkan peningkatan peluang kerja.
6. Ekspor dan Impor:
Jumlah barang dan jasa yang dijual (ekspor) dan dibeli (impor) oleh suatu negara.
Pertumbuhan ekspor dapat meningkatkan pendapatan dan mengindikasikan daya saing
ekonomi, sementara pertumbuhan impor dapat mencerminkan permintaan domestik yang
meningkat.
7. Indeks Harga Konsumen (IHK):
Mengukur perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah
tangga.Pertumbuhan ekonomi yang stabil diikuti oleh inflasi yang terkendali. IHK yang
rendah dapat mencerminkan pertumbuhan yang berkelanjutan.
8. Tingkat Kesejahteraan dan Kemiskinan:
Parameter seperti tingkat kesejahteraan, distribusi pendapatan, dan tingkat kemiskinan
memberikan pandangan lebih menyeluruh tentang dampak pertumbuhan ekonomi pada
kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang inklusif memastikan manfaatnya
dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

82
Bab III
Penutup
1. Kesimpulan
Dalam Teori Ekonomi Makro diatas kita membahas tentang dasar ekonomimakro
secara keseluruhan, yaitu : kebijakan ekonomimakro, keseimbangan ekonomi, kebijakan
fiskal dan moneter, tenaga kerja, pengangguran inflasi dan deflasi, perdagangan luar
negeri, neraca pembayaran, pertumbuhan pembangunan ekonomi.

Sehingga dari beberapa uraian diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
mempelajari hal ini mengajarkan kita tentang perekonomian suatu kesatuan studi tentang
perilaku perekonomian secara keseluruhan.

2. Saran
kami sebagai penyusun makalah ini berharap bagi pembaca apabila menemukan
kekeliruan atau kata yang mempunyai makna menyinggung ataupun salah dalam
penerapan dalam kehidupan pembaca/ bertentangan maka kami meminta maaf yang
sebesar-besarnya.

3. Kesan dan Pesan


Kepada Ibu Bida Sari,SP.,M.SI yang terhormat, Izinkan kami menyampaikan kesan dan
pesan selama pembelajaran mata kuliah teori ekonomi.

Kesan kami selama pembelajaran mata kuliah teori ekonomi, penyampaian materi yang
diberikan mudah untuk dipahami dan dimengerti. Namun terkadang di beberapa materi
penjelasannya terlalu cepat sehingga sulit untuk kami mengerti

Pesan kami kepada ibu, untuk pengiriman materi presentasi mungkin bisa dikirim dua hari
sebelum presentasi dimulai dikarenakan materi yang ibu berikan bisa kami pelajari terlebih
dahulu dan sebagai persiapan kami yang ingin maju presentasi.

83
Daftar Pustaka

(n.d.). In s. sukirno, makroekonomi modern . PT Raja Grafindo.

(2009, januari ). Retrieved from


https://www.researchgate.net/profile/Herispon-Herispon-2/publication/
326344580_B_U_K_U_A_J_A_R_E_K_O_N_O_M_I_M_A_K_R_O_buku_II/links/
5b46f27f0f7e9b4637cde3bd/B-U-K-U-A-J-A-R-E-K-O-N-O-M-I-M-A-K-R-O-buku-
II.pdf

Akbar, Z. I. (2020, november 02). Mengenal Ekonomi Makro. Retrieved from


https://sis.binus.ac.id/2020/11/02/mengenal-ekonomi-makro/#:~:text=Sadono
%20Sukirno%20mendefinisikan%20ekonomi%20makro,terhadap%20berbagai
%20masalah%20pertumbuhan%20ekonomi

Fitri, A. S. (2023, mei 23). Ini Alasan Munculnya Perdagangan Internasional, Manfaat, dan
Faktor Pendukungnya. Retrieved from https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-
6734302/ini-alasan-munculnya-perdagangan-internasional-manfaat-dan-faktor-
pendukungnya

hasyim, A. i. (2017). Ekonomi Makro.

Isnanto, B. A. (2023, agustus 31). Ekonomi Makro: Pengertian, Teori, dan Contoh Kebijakan.
Retrieved from https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6906186/ekonomi-
makro-pengertian-teori-dan-contoh-kebijakan

Keseimbangan ekonomi 3 sektor - BAB 5 KESEIMBANGAN EKONOMI. (n.d.). Retrieved from


https://www.coursehero.com/file/28372018/Keseimbangan-ekonomi-3-sektor/

Keseimbangan Ekonomi Tertutup. (2023, oktober 9). Retrieved from


https://www.kompasiana.com/desykurnia0022/65234a81edff76598f5f3912/
keseimbangan-ekonomi-3-sektor

Marwanto, T. A. (2022, maret 26). Perdagangan Internasional dan Manfaatnya. Retrieved from
https://www.daya.id/usaha/artikel-daya/pengembangan-diri/ini-hambatan-dan-solusi-
perdagangan-internasional-untuk-pemula

Mulachela, H. (2021, september 30). Masalah Ekonomi Mikro dan Makro Beserta Pemicunya.
Retrieved from https://katadata.co.id/safrezi/berita/61556ef24c63b/masalah-ekonomi-
mikro-dan-makro-beserta-pemicunya?page=all

84
Pengertian, Fungsi, dan Macam-Macam Sistem Ekonomi. (2023, mei 15). Retrieved from
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230511154739-569-948364/pengertian-fungsi-
dan-macam-macam-sistem-ekonomi

Shaid, N. J. (2022, oktober 12). Pelaku Ekonomi: Pengertian, Jenis, dan Perannya. Retrieved
from https://money.kompas.com/read/2022/01/06/110500726/pelaku-ekonomi-
pengertian-jenis-dan-perannya?page=all

Sistem Perekonomian Terbuka: Pengertian, Kategori, Fungsi dan Penyebab Terjadinya. (n.d.).
Retrieved from https://www.gramedia.com/literasi/sistem-perekonomian-terbuka/

sukirno, s. (n.d.). makroekonomi modern .

Tenaga kerja. (2023, oktober 07). Retrieved from https://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_kerja

TUOVILA, A. (n.d.). Real Income, Inflation, and the Real Wages Formula. Retrieved from
https://www.investopedia.com/terms/r/realincome.asp

85

Anda mungkin juga menyukai