Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PENGANTAR EKONOMI 2
INTRODUCTION ECONOMIC

Disusun oleh Kelompok 1 :

1) Ahmad Zarkasih Nur (1701619093)


2) Edhelyn Nesya Putri Laksono (1701619112)
3) Hafsyah Renita (1701619020)
4) Muhammad Rakhmat Agisna (1701619028)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan karunianya kami dapat
membuat makalah yang berjudul “INTRODUCTION ECONOMIC” . selain itu kami sangat
bersyukur karena telah dapat menyelesaikan makalah ini walaupun masih banyak kekurangan.

Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen Pengantar Ekonomi 2 yaitu Pak
Aditya Pratama S.Pd., M.Pd yang telah membantu serta membimbing kami dalam pengerjaan
makalah ini.

Makalah ini ditujukan untuk membantu lebih kepada mahasiswa/I agar dapat
mempelajari materi ekonomi lebih banyak serta supaya mempermudah dalam melakukan
pembelajaran di kampus tentang

agar kami kedepannya dapat membuat makalah lebih baik lagi, karena yang sempurna
INTRODUCTION pada mata kuliah pengantar ekonomi.

Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan jadi kami sangat
mengharapkan saran serta kritik dari para pembacanya hanya milik Allah semata, sekian yang
dapat kami sampaikan, Terima kasih.

Jakarta, 4 Maret 2020

Penulis Makalah

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Makalah1
BAB II PEMBAHASAN 2

2.1 Pengertian Makroekonomic 2


2.2 Mengapa Kita Perlu Mempelajari Makroekonomic 3
2.3 Masalah-Masalah yang terdapat di Macroeconomic 3
2.3.1 Masalah Pertumbuhan Ekonomi 3

2.3.2 Masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi 5


2.3.3 Masalah Pengangguran 5
2.3.4 Masalah kenaikan harga-harga inflasi 7
2.3.5 Masalah neraca perdagangan dan neraca pembayaran 12
BAB III PENUTUP 19
3.1 Kesimpulan 20
3.2 Daftar Pustaka 21
3.3 Lampiran Soal 22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu ekonomi makro mempelajari secara menyeluruh berdasarkan sifatnya yang global.
Dalam makroekonomi yang diperhatikan adalah tindakan konsumen secara keseluruhan,
kegiatan-kegiatan keseluruhan pengusaha dan perubahan keseluruhan kegiatan ekonomi.
Selain itu di dalam ilmu ekonomi makro juga terdapat masalah-masalah yang sering timbul
di semua negara pasti pernah mengalaminya, seperti pada bidang pertumbuhan ekonomi,
inflasi, pengangguran, serta system neraca pembayaran dan perdagangan.
Masalah-masalah yang sering dibahas dalam permasalahan ekonomi macro terdapat dua
indicator yaitu pengguran dan inflasi, pada tingkat pengangguran tergantung pada berbagai
ciri pasar tenaga kerja, seperti peraturan upah minimum, peran upah efisiensi dan seberapa
efektifnya proses pencarian kerja. Sebaliknya pada tingkat inflasi terutama sekali bergantung
pada jumlah uang yang beredar yang dikendalikan oleh bank sentral salah satu cara yang
dapat digunakan untuk mengurangi mnguranginya yaitu dengan menggunakan kebijakan
fiscal dan moneter.
Oleh karena itu, agar dapat lebih memahami pengantar dan masalah ekonomi makro
ditulislah makalah ini sebagai saran untuk pembelajaran lebih lanjut mengenai materi
ekonomi makro ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. apakah yang dimaksud dengan macroeconomic?

2. Mengapa kita perlu belajar tentang macroeconomic?

3. Sebutkan masalah-masalah yang terdapat didalam macroeconomic?

1.3 Tujuan Makalah

1. mengetahui cara menstabilkan ekonomi

2. menghindari masalah inflasi

3. menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tangguh

4. agar mewujudkan kekukuhan Neraca pembayaran dan kurs valuta asing

5. agar menciptakan kesempatan kerja penuh tanpa inflasi

iv
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Macroeconomic

Ekonomi makro adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Makro-ekonomi


menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak masyakarakat, perusahaan, dan
pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi
target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan
pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.

Ekonomi makro adalah studi mengenai perekonomian secara menyeluruh (agregat) yang
meliputi analisis perilaku perekonomian secara agregat, seperti perubahan pendapatan agregat;
perubahan harga secara umum; dan tingkat pengangguran, tanpa terlalu menaruh banyak
perhatian pada hal-hal yang bersifat rinci (Oktaviani & Novianti, 2016).

Selain itu Ekonomi makro bertujuan untuk menganalisa peristiwa ekonomi dan
memperbaiki kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan
pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.

Menurut para ahli juga mengungkapkan pengertian makro ekonomi yaitu :

1. Sadono Sukirno (2000)


Sadono Sukirno mendefinisikan ekonomi makro (macroeconomics) adalah sebuah cabang
ilmu ekonomi yang mempelajari tentang kegiatan utama perekonomian secara
komprehensif atau menyeluruh terhadap berbagai masalah pertumbuhan ekonomi.

 Kegiatan ekonomi yang tidak stabil.


 Inflasi.
 Tingkat Pengangguran.
 Neraca perdagangan serta pembayaran.

2. Budiono (2001)
Budiono menjelaskan teori ekonomi makro adalah ilmu yang mempelajari tentang pokok
ekonomi, baik jangka pendek maupun jangka panjang meliputi stabilitas dan pertumbuhan
perekonomian suatu negara.

3. Robert S. Pindyck & Daniel L. Rubinfeld (2009).


Robert S. Pindyck & Daniel L. Rubinfeld menjabarkan bahwa ekonomi makro adalah
sebuah ilmu ekonomi yang menangani variabel agregat ekonomi, seperti:

v
 Tingkat dan rata-rata pertumbuhan produksi nasional.
 Suku bunga.
 Inflasi.
 Tingkat pengangguran.

2.2 Mengapa kita perlu mempelajari Macroeconomi

Ekonomi makro berguna untuk mempelajari segala aktivitas eknomi yang terjadi pada
suatu negara dalam skala besar agar dapat mengkaji kebijakan pemerintah untuk mengatasi
masalah ekonomi negara. Ada pun tujuannya adalah untuk dapat menerapkan konsep dasar dan
pemecahan permasalahan ekonomi secara makro, selain itu untuk memperluas cakrawala
pengetahuan (Edgar & G, 2014).

2.3 Masalah-Masalah yang terdapat di Macroeconomi

Macroeconomi juga akan membahas masalah-masalah penting yang selalu dihadapi


sesuatu peronomian. Dibagian ini secara ringkas akan menerangkan masalah macroeconomic
utama yang akan dihadapi sesuatu negara. Masalah-masalah tersebut adalah :

2.3.1 Masalah Pertumbuhan Ekonomi

Sebuah perkembangan kegiatan perekonomian yang membuat barang dan jasa yang
diproduksikan menjadi bertambah. Masalah pertumbuhan ekonomi menjadi masalah jangka
panjang dalam ekonomi makro. Suatu negara dikatakan berkembang perekonomiannya jika
adanya pertumbuhan PDB.

Pertumbuhan ekonomi (economic growth) secara paling sederhan dapat diartikan sebagai
pertambahan output atau pertambahan pendapatan nasional agregat dalam kurun waktu tertentu,
misalkan satu tahun. Perekonomian suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan jika balas
jasa riil terhadap penggunaan faktor - faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada
tahun – tahun sebelumnya. Dengan demikian, pengertian pertumbuhan ekonomi dapat diartikan
sebagai kenaikan kapasitas produksi barang dan jasa secara fisik dalam kurun waktu tertentu
(Prasetyo, 2011).

Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk


meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Dalam upaya untuk
mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakatnya harus secara bersama-sama
mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta partisipasi
masyarakatnya dan dengan menggunakan sumber daya-sumber daya yang ada harus mampu
menaksir potensi sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian
daerah (Bhinadi, 1997).

vi
Menurut Todaro (2003 : 92) dalam jurnal (Eva, 2014), ada tiga faktor atau komponen
utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa. Ketiga faktor tersebut adalah: (1)
akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada
tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia (2) pertumbuhan penduduk, yang
pada akhirnya akan memperbanyak jumlah angkatan kerja, dan (3) kemajuan teknologi.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi :

1. SDM

Kualitas sumber daya manusia yang baik akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
negaranya, dilihat dari ilmu keterampilan, kemampuan kreatif, pelatihan, dan pendidikan yang
dimilikinya.

2. SDA

Sumber daya alam ialah sumber daya yang telah tersedia di alam, baik di darat ataupun di
bawah laut. Negara yang memiliki banyak sumber daya alam dapat menikmati pertumbuhan
yang baik dibandingkan dengan negara-negara yang sumber daya alamnya sedikit.Pemanfaatan
sumber daya alam juga harus efesien dan efektif agar status perekonomian mengalami
pertumbuhan.

3. Akumulasi Modal.

akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan
pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia

4. Teknologi

Negara yang dapat mengembangkan teknologi canggih mampu tumbuh secara cepat
dibandingkan dengan negara yang tidak mengembangkan teknologi.

Faktor yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara:

1. Kenaikan GNP

Pertumbuhan ekonomi negara yang baik terjadi apabila GNP > PDB, karena investasi
penduduknya diluar negeri lebih besar daripada investasi WNA dinegerinya. Pertumbuhan
ekonomi biasanya diukur dari pertambahan Gross Domestic Product (GDP). Besarnya tingkat
pertumbuhan ekonomi menunjukkan besarnya pertumbuhan dalam produk dan jasa. Apabila
pertumbuhan ini terus berlangsung maka kegiatan investasi sangat diperlukan untuk menunjang
peningkatan dalam kegiatan produksi yang selanjutnya memberikan perkembangan yang baik
bagi pasar modal sebagai sumber dana bagi pengembangan dunia usaha (Prasetiono, 2010).

vii
2. Kenaikan pendapatan perkapita
Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran suatu negara,dengan
semakin besar pendapatan perkapitanya maka semakin makmur negara tersebut.

2.3.2 Masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi

Grafik diatas menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi tidak berkembang secara teratur tetapi
mengalami kenaikan atau kemunduran yang selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Ketidakstabilan ekonomi ekonomi dipengaruhi oleh

1. Terbatasnya alat pemuas kebutuhan


2. Pendapatan masyarakat rendah
3. Korupsi semakin meningkat
4. Banyaknya pengangguran
5. Inflasi

2.3.3 Masalah Pengangguran

Masalah pengguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam
angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Seseorang
yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan. Didalam pengangguran terdapat
beberapa jenis-jenis didalamya yaitu:

viii
1. Pengangguran structural
Pengangguran jenis ini terjadi ketika para tenaga kerja tidak dapat mengikuti
keterampilan yang diminta karena adanya perubahan struktur ekonomi. Karena itu
disebut dengan pengangguran struktural.

2. Pengangguran konjungtur
Pengangguran konjungtur adalah pengangguran yang terkena dampak perubahan
dalam perekonomian, utamanya adalah dampak dari permintaan-penawaran terhadap
suatu barang. Mereka adalah pekerja yang harus dikurangi pada saat produksi menurun
karena berkurangnya permintaan, hal ini dilakukan untuk mencegah kerugian yang lebih
besar.

3. Pengangguran Terdidik
Adalah seseorang yang telah lulus dari perguruan tinggi negeri atau swasta dan
ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Para penganggur terdidik
biasannya dari kelompok masyarakat menengah ke atas, yang memungkinkan adanya
jaminan kelangsungan hidup meski menganggur. Pengangguran terdidik sangat berkaitan
dengan Masalah kependidikan di negara berkembang pada umumnya, antara lain berkisar
pada masalah mutu pendidikan, kesiapan tenaga pendidik, fasilitas, dan Kurangnya
lapangan pekerjaan yang akan berimbas pada kemapanan sosial dan eksistensi pendidikan
dalam pandangan masyarakat. Pada masyarakat yang tengah berkembang, pendidikan
diposisikan sebagai sarana untuk peningkatan kesejahteraan melalui pemanfatan
kesempatan kerja yang ada.

4. Pengangguran Musiman
Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi disebabkan karena
adanya perubahan musim disuatu negara. Contoh Pengangguran Musiman : Kuli
bangunan banyak yang menganggur pada musim hujan, banyak proyek yang tertunda
ketika musim hujan dan akan dikerjakan kembali pada musim kemarau.

Sebab berlakunya pengangguran terdapat pada factor utama yang menimbulkan


pengangguran yaitu kekurangan pengeluaran agregat. pengeluaran agregat (aggregate
expenditures) adalah jumlah pengeluaran untuk barang dan jasa dalam sebuah
perekonomian. Kekurangan permintaan agregat adalah factor penting yang menimbulkan
pengangguran. Disamping itu faktor-faktor lain yang menimbulkan pengangguran yaitu :

1. Menganggur karena ingin mencari kerja lain yang lebih baik


2. Pengusaha menggunakan peralatan produksi modern yang mmengurangi penggunaan
tenaga kerja

ix
3. Ketidaksesuaian diantara keterampilan pekerja yang sebenarnya dengan keterampilan
yang diperlukan dalam industri-industri

Akibat buruk pengangguran bila ditinjau dari sudut individu, pengangguran


menimbulkan berbagai masalah ekonomi dan social kepada yang mengalaminya.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan para penggangur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya. Disamping itu i adapt menganggu taraf kesehatan keluarga. Pengangguran
yang berkepanjangan menimbulkan efek psikologi yang buruk keatas diri penganggur
dan keluarga.

Apabila keadaan pengangguran disesuatu negara adalah sangat buruk, kekacauan


politik, dan social selalu berlaku dan menimbulkan efek yang buruk kepada kesejahtraan
masyarakat dan prospek pembangunan ekonomi dalam jangka panjang.

Cara yang dapat dilakukan untuk mengurang pengangguran di Indonesia yaitu:

1. Melakukan Pelatihan Kerja


Pelatihan kerja juga merupakan salah satu cara mengatasi pengangguran yang
ada di Indonesia. Pelatihan kerja merupakan kegiatan yang dilakukan dengan cara melatih
berbagai orang untuk melakukan berbagai aktivitas yang ditujukkan untuk mencapai
berbagai kegiatan ekonomi.
Contoh dari pelatihan kerja yaitu pelatihan kerja komputer yang dapat melatih
sebagian besar orang untuk dapat mengaplikasikan komputer dengan baik. Dengan
demikian maka akan membuat setiap orang mampu memiliki ketrampilan sendiri yang
dapat digunakan untuk bekerja.

2. Meningkatkan Mutu Pendidikan


Cara selanjutnya untuk mengatasi pengangguran yaitu meningkatkan mutu
pendidikan. Ketahuilah semakin tinggi mutu pendidikan di Indonesia maka akan
membuat negara kita menjadi lebih maju. Tentunya dengan mutu pendidikan yang bagus
maka akan membuat sumber daya manusia yang berkualitas bagus.
Bahwa dengan mutu pendidikan maka setiap orang mampu menginovasikan
setiap produk ataupun pelayanan menjadi semakin berkualitas. dengan demikian tentunya
akan membuat jumlah pengangguran setiap tahunnya menjadi lebih berkurang.

2.3.4 Masalah kenaikan harga-harga inflasi

Pengertian Inflasi

Definisi mengenai inflasi Sejak awal 1970-an para ahli ekonomi mengartikannya sebagai
naiknya tingkat harga umum secara terus menerus. Menurut (Manuela Langi Theodores
,Masinambow Vecky, 2014) memberikan definisi bahwa inflasi sebagai suatu keadaan dimana

x
terjadi kenaikan tingkat harga umum. Dari definisi tersebut mengindikasikan keadaan
melemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil (intrinsik) mata uang
suatu negara

Dalam Ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus-menerus, berkaitan dengan mekanisme pasar yang disebabkan oleh berbagai
faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi
barang.

Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya,
tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika
proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi.
Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang sering kali
dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.

Masalah Inflasi

Pengendalian inflasi sangat penting menjadi salah satu perhatian pemerintah karena
beberapa alasan Pertama, inflasi memperburuk distribusi pendapatan (menjadi tidak seimbang).
Kedua, inflasi menyebabkan berkurangnya tabungan domestik yang merupakan sumber dana
investasi bagi negara-negara berkembang. Ketiga, inflasi mengakibatkan terjadinya defisit neraca
perdagangan serta meningkatkan besarnya utang luar negeri. Keempat, inflasi dapat
menimbulkan ketidakstabilan politik (Sutawijaya & Zulfahmi, 2012).

Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam
sesuatu perekonomian. Tingkat inflasi (presentasi pertambahan kenaikan harga) berbeda dari
satu period eke periode lainnya, dan berbeda pula dari satu Negara ke Negara lain. Adakalanya
tingkat inflasi adalah rendah, yaitu mencapai di bawah 2 atau 3 persen. Tingkat inflasi yang
moderat mencapai diantara 4 – 10 persen. Inflasi yang sangat serius dapat mencapai tingkat
beberapa puluh atau beberapa ratus persen dalam setahun.

Faktor – faktor Penyebab Inflasi

Berdasarkan teori-teori mengenai inflasi yang telah dikemukakan oleh Sukirno (2004),
ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya angka inflasi. Faktor-faktor
tersebut adalah kemiskinan, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Indeks Harga Konsumen
(IHK), Upah Minimum Kota (UMK), jumlah uang beredar, tingkat suku bunga, pertumbuhan
ekonomi dan kurs dollar (Sutinah, 2013).

Masalah kenaikan harga-harga yang terjadi di beberapa Negara diakibatkan oleh banyak
faktor. Di Negara-negara industri pada umumnya inflasi bersumber dari salah satu atau gabungan
dari dua masalah berikut :

xi
1. Tingkat pengeluaran agregat yang melbihi kemampuan perusahaan-perusahaan untuk
menghasilkan barabg-barang dan jasa-jasa. Keinginan untuk mendapatkan barang yang
mereka butuhkan akan mendorong para konsumen meminta barang itu pada harga yang
lebih tinggi. Sebaiknya para pengusaha akan mencoba menahan barangnya dan harga
menjual kepada pembeli-pembeli yang bersedia membayar pada harga yang lebih tinggi.
Kedua-dua kecenderungan ini akan menyebabkan kenaikan harga-harga.
2. Pekerja-pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah. Apabila para
pengusaha mulai menghadapi kesukaran dalam mencari tambahan pekerja untuk
menambah produksinya, pekerja-pekerja yang ada akan terdorong untuk menuntut
kenaikan upah. Apabila tuntutan kenaikan upah berlaku secara meluas, akan terjadi
kenaikan biaya produksi dari berbagai barang dan jasa yang dihasilkan dalam
perekonomian. Kenaikan biaya produksi tersebut akan mendorong perusahaan-
perusahaan menaikkan harga-harga barang mereka.

Kedua masalah yangditerangkan diatas biasanya berlaku apabila perekonomian sudah


mendekati tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Dengan perkataan lain di dalam
perekonomian yang sudah sangat maju, masalah inflasi sangat erat kaitan nya dengan tingkat
penggunan tenaga kerja (Krisna & Wirawati, 2007).

Disamping itu inflasi dapat pula nerlaku sebagai akibat dari (i) kenaikkan harga-harga
barag yang diimpor, (ii) penambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti oleh
pertambahan produksi dan penawaran barang, dan (iii) kekacauan politik dan ekonomi sebagai
akbat pemerintahan yang kurang bertanggung jawab.

Dampak Inflasi

Efek inflasi dapat mempengaruhi distribusi pendapatan, alokasi faktor produksi serta
produk nasional. Efek terhadap distribusi pendapatan disebut dengan equity effect, sedang efek
terhadap alokasi faktor produksi dan produk nasional masing-masing disebut efficiency effect
dan output effect (Nugroho, 2012).

1. Efek terhadap pendapatan (Equity Effect)


Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan tetapi ada pula yang
diuntungkan dengan adanya inflasi. Pihak-pihak yang dirugikan adalah masyarakat yang
mendapatkan pendapatan tetap, orang yang menumpuk kekayaan dalam bentuk uang kas,
demikian juga pihak yang memberikan pinjaman dengan bunga yang lebih rendah dari laju
inflasi. Sedangkan pihak yang mendapat keuntungan dengan adanya inflasi adalah mereka yang
memperoleh kenaikan pendapatan dengan persentase yang lebih besar dari laju inflasi, atau
mereka yang mempunyai kekayaan bukan uang dimana nilainya naik dengan persentase lebih
besar dari laju inflasi. Dengan demikian inflasi dapat menyebabkan terjadinya perubahan dalam
pola pembagian pendapatan dan kekayaan masyarakat. Inflasi seolah-olah merupakan pajak bagi
seseorang dan merupakan subsidi bagi orang lain (Nugroho, 2012).
xii
2. Efek terhadap efisiensi (Efficiency Effects)
Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Perubahan ini dapat
terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang kemudian dapat
mendorong terjadinya perubahan dalam produksi beberapa 32 barang tertentu. Dengan adanya
inflasi, permintaan akan barang tertentu mengalami kenaikan yang lebih besar dari barang lain,
yang kemudian mendorong kenaikan produksi barang tersebut. Kenaikan produksi barang ini
pada gilirannya akan mengubah pola alokasi faktor produksi yang sudah ada. Memang tidak ada
jaminan bahwa alokasi faktor produksi itu lebih efisien dalam keadaan tidak ada inflasi. Namun
kebanyakan ahli ekonomi berpendapat bahwa inflasi dapat mengakibatkan alokasi faktor
produksi menjadi tidak efisien (Nugroho, 2012).

3. Efek terhadap output (Output Effect)


Inflasi dapat mengakibatkan terjadinya kenaikan produksi, alasannya dalam keadaan
inflasi biasanya kenaikan harga barang mendahului kenaikan upah sehingga keuntungan
pengusaha naik. Kenaikan keuntungan ini akan mendorong kenaikan produksi. Namun apabila
laju inflasi cukup tinggi (hyper inflation) dapat mengakibatkan sebaliknya, yakni penurunan
output. Dalam keadaan inflasi yang tinggi, nilai uang riil turun secara drastis, masyarakat
cenderung tidak menyukai uang kas, yang biasanya diikuti dengan turunya produksi barang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan langsung antara inflasi dengan
output. Inflasi bisa dibarengi dengan kenaikan output, tetapi bisa juga dibarengi dengan
penurunan output (Nugroho, 2012).

Akibat Buruk Inflasi

Seperti pengangguran inflasi juga mengakibatkan beberapa akibat buruk kepada individu,
masyrakat dan kegiatan perekonomian secara keseluruhan. Oleh sebab itu masalah tersebut perlu
dihindari. Salah satu akibat penting dari inflasi adalah ia cenderung menurunkan taraf
kemakmuran segolongan besar masyarakat. Sebagian besar pelaku-pelaku kegiatan ekonomi
terdiri dari pekerja-pekerja yang bergaji tetap. Inflasi basanya berlaku lebih cepat dari kenaikan
upah para pekerja (Sabrina O. Sihombing, 2018).

Oleh sebab itu upah riil para pekerja akan merosot disebabkan oleh inflasi dan keadaan ini
berarti tingkat kemakmuran segolongan besar masyarakat mengalami kemerosotan.

Prospek pembangunan ekonomi jangka panjang akan menjadi semakin berburuk ekiranya
inflasi tidak dapat dikendalikan. Inflasi cenderung akan menjadi bertambah cepat apabila tidak
diatasi. Inflasi yang bertambah serius tersebut cenderung untuk mengurangi investasi yang

xiii
produktif, mengurangi ekspor dan menaikkan impor. Keenderungan ini akan memperlambat
pertumbuhan ekonomi.

Kebijakan Pemerintah Mengatasi – Menanggulangi Inflasi

Ada beberapa metode atau cara yang diambil pemerintah untuk mengatasi masalah inflasi
yang umumnya dituangkan dalam kebijakan. Pemerintah dapat menanggulangi inflasi dengan
mengambil kebijakan Moneter dan atau kebijakan Fiskal.

Upaya pemerintah dalam menjaga kestabilan perekonomian diwujudkan melalui kebijakan


yang digunakan pemerintah untuk menangani ancaman krisis ekonomi yakni kebijakan fiskal
dan kebijakan moneter. Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan penting dalam suatu
negara karena berguna untuk mengendalikan kestabilan perekonomian dengan mengatur
penerimaan (dalam bentuk pajak) dan pengeluaran negara. Meski memiliki tujuan yang sama
dengan kebijakan fiskal, kebijakan moneter berguna untuk mengendalikan jumlah uang yang
beredar melalaui bidang perbankan seperti penetapan tingkat suku bunga (Vionita, 2016).

Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah melalui bank central sebagai pemegang
otoritas moneter yang berkaitan dengan pengendalian jumlah uang beredar dan pengaturan
tingkat suku Bunga dan kredit (Langkah pemerintah untuk mengatur penawaran uang dan suku
bunga). Kebijakan moneter biasanya lebih efektif untuk menatasi masalah inlasidariada untuk
mendorong ekspansi kegiatan ekonomi pada jangka pendek. Hal tersebut disebakan inflasi dapat
diatasi dengan mengendalikan permintaan total masyrakat melalui pengangguran jumlah uang
beredar. Instrumen-instrumen yang biasa digunakan dalam kebijakan moneter melalui Bank
Sentral untuk menanggulangi atau mengatasi masalah inflasi adalah sebagai berikut :

1. Operasi Pasar Terbuka atau Open Market Operation


Operasi Pasar Terbuka adalah usaha atau tindakan-tindakan untuk memberikan
kesempatan kepada masyarakat untuk membeli atau menjual surat-surat berharga
milik Negara. Kegiatan penjualan surat berharga ini akan menguragi cadangan wajib
bank umum. Dengan demikian,jumlah uang beredar di masyarakat akan berkurang
dan kenaikan harga-harga pun dapat ditekan.
2. Kebijakan Tingkat Suku Bunga Diskonto atau Discount Rate Policy
Kebijakan Tingkat Suku Bunga Diskonto adalah tindakan Bank Sentral dengan
mengubah suku bunga diskonto yang harus dibayar oleh bank umum atas dana
pinjaman dari Bank Sentral. Kenaikan suku bunga diskonto akan menyebabkan naik
suku bunga kredit kepada masyarakat. Sehingga kredit investasi yang diberikan akan
turun. Turunnya kredit investasi berakibat pula pada menurunnya pendapatan
nasional, dan berengaruh terhadap turunnya permintaan agregat yang pada akhirnya
harga-harga barang pun akan turun.

xiv
3. Kebijakan Cadangan Wajib atau Reserve Requirement Policy
Kebiajakan cadangan wajib berkaitan dengan tindakan Bank Sentral dalam
menetapkan cadangan wajib bagi bank umum di Bank Sentral. Jika cadangan wajib
yang dikenakan oleh Bank Sentral tinggi, jumlah pasokan uang akan turun,
selanjutnya jumlah uang beredar di masyarakat menjadi lebih sedikit sehingga harga-
harga pun berkurang.

4. Kebijakan Kredit Selektif


Kebijakan kredit selektif berkaitan dengan kebijakan bank umum dalam menyalurkan
kredit kepada nasabah atau masyarakat dengan memperhatikan unsur character,
collateral, capital, capacity dan condition of economy.

Kebijakan Fiskal menyangkut pengaturan pengeluaran pemerintah dan perpajakan yang


secara langsung memengaruhi permintaan total dan memengaruhi harga (Langkah pemerintah
dibidang perpajakan dan pengeluaran nya). Inflasi dapat dicegah melalui penurunan dan
permintaan total. Kebijakan fiskal seperti pengurangan pengeluaran pemerintah dan kenaikan
pajak akan dapat mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan. Kenijakan fiskal
dapat ditempuh melalui tiga cara, yaitu sebagi berikut :

1. Meningkatkan penerimaan pajak, dengan memberlakukan tingkat pajak yang tinggi


bagi unit usaha yang tidak memproduksi kebutuhan pokok masyarakat atau dengan
mengenakan jenis-jenis pajak baru.
2. Mengurangi pengeluaran pemerintah, dengan jalan menunda atau menghapuskan
pengeluaran yang bukan prioritas.
3. Mengadakan pinjaman pemerintah, yaitu megurangi pembayaran yang dilakukan
pada masyarakat dan mengembalikannya di kemudian hari, misalnya dalam bentuk
pensiun.

2.3.5 Masalah neraca perdagangan dan neraca pembayaran

Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai
transaksi perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di antara suatu negara dengan negara lain
dalam satu tahun tertentu[1]. Neraca pembayaran dapat dibedakan menjadi dua bagian utama,
yakni neraca berjalan dan neraca modal.

Neraca pembayaran yang merupakan penjumlahan dari neraca berjalan (current account)
dan neraca modal (capital account) terus mengalami perubahan pada masa sebelum dan setelah
krisis ekonomi. Perubahan tersebut terlihat dari nilai dan arah kecenderungan komposisi neraca
pembayaran yang menunjukkan fenomena yang berbeda (Machpudin, 2013).

xv
NERACA BERJALAN

Neraca berjalan mencatat transaksi, seperti :

A. Ekspor dan impor barang tampak :

Nilai Ekspor dan Impor Barang Tampak Barang tampak adalah barang yang dapat diraba
oleh pancaindra atau benda yang dapat dilihat, diraba, ataupun dirasakan, keberadaannya. Seperti
hasil – hasil pertanian/ sektor real, barang – barang produksi industri, ataupun barang – barang
sektor tambang

B. Ekspor dan impor jasa (atau barang tak tampak) :

Artinya ekspor dan impor barang tak tampak adalah suatu kegiatan ekonomi terbuka,
dimana objeknya itu merupakan barang – barang yang tidak berwujud, tetapi dapat dirasakan.
Seperti pembayaran biaya pengangkutan dan asuransi dari barang – barang tempak yang di ekpor
atau di impor, perbelanjaan para pelancong, dan pendapatan berinvestasi (bunga, keuntungan,
maupun deviden). Kemudian neraca perdangangan tak tampak yaitu, nilai bersih dari ekspor dan
impor jasa – jasa, dinamakan neraca jasa.

C. Pembayaran pindahan neto ke luar negeri

Pembayaran Pindahan

Yang dimaksudkan pembayaran pindahan ini adalah aliran uang yang dilakukan oleh
pihak pemerintah dan swasta dimana penerimanya tidak perlu menukarkan dengan barang dan
jasa, contohnya seperti bantuan korban gempa di jepang, dari indonesia. Mengirimkan uang
untuk membiayai perbelanjaan anak – anak bersekolah di luar negara adalah contoh lain

NERACA MODAL

Neraca modal meliputi dua golongan transaksi, yaitu aliran modal jangka panjang dan aliran
modal keuangan swasta

1. Aliran Modal Jangka Panjang

Aliran modal jangka panjang meliputi dua jenis aliran, yakni aliran modal resmi dan investasi
langsung dari pihak swasta ke negara – negara lain.

xvi
 Aliran modal resmi adalah pinjaman dan pembayaran di antara badan – badan pemerintah
dari suatu negara ke negara – negara lain.
 Aliran investasi langsung oleh pihak swasta adalah penanaman modal langsung, yaitu
investasi berupa mendirikan perusahaaan, terutama perindustrian

Neraca modal jangka panjang bernilai positif apabila lebih banyak modal yang diterima
ke dalam negeri daripada yang dibayarkan. Dengan positifnya neraca modal jangka panjang,
aliran seperti ini dapat membantu memperkukuh neraca pembayaran karena pertumbuhan
ekonomi menjadi meningkat saat banyak modal yang masuk ke suatu perekonomian. Disamping
itu, dapat meningkatkan perbelanjaan pembangunan pemerintah dan investasi sektor swasta.

2. Aliran Modal Swasta dan Kesilapan-Ketinggalan

Dua akun penting lain dalam neraca pembayaran meliputi akun modal swasta dan
kesilapan atau ketinggalan. Modal swasta adalah aliran –aliran modal dalam dalam bentuk
tabungan atau investasi keuangan yang cepat ditukarkan kembali kepada valuta asal atau valuta
lainnya[6]. Aliran ini disebut sebagai hot money dikarenakan mengalir dengan mudah dan dalam
waktu yang singkat.

Kemudian yang dimaksudkan dengan akun kesilapan-ketinggalan merupakan akun yang


menaksir besarnya aliran uang yang tidak dapat dicatat. Dalam setiap neraca harus ada akun
kesilapan-ketinggalan karena mungkin saja keliru dalam mengakui pembayaran ataupun
penerimaan dalam transaksi ekonomi terbuka. Misalnya anggaran telah disiapkan sebesar Rp
100.000 kemudian setelah bertansaksi sisa anggaran sebesar Rp 20.000, artinya uang yang
dibenajakan sebesar Rp 80.000, tetapi fraktur yang didapat hanya berjumlah Rp 75.000, maka
dari itu, untuk mencatat jumlah sebesar Rp 5.000 akan dimasukkan ke akun kesilapan-
ketinggalan.

NERACA KESELURUHAN

Selain dari neraca berjalan dan modal, masih ada satu lagi neraca dalam neraca
pembayaran, yakni neraca keseluruhan. Neraca keseluruhan adalah aliran pembayaran dan
investasi yang masuk ke dalam suatu negara dalam suatu waktu tertentu dan aliran pembayaran
dan investasi yang keluar ke negara – negara lain. Neraca keseluruhan bernilai positif apabila
aliran pembayaran dan investasi ke dalam negeri itu lebih besar dibandingkan aliran pembayaran
dan investasi ke luar negeri.

Apabila neraca keseluruhan bernilai positif maka bank sentral mendapat pertambahan
cadangan valuta asing karena negara lain membayar dan melakukan investasi ke dalam sutu
perekonomian tersbut, begitupun sebaliknya. Dengan banyaknya cadangan valuta asing, ini
menggambarkan bahwa perekonomian di suatu ngara tersebut mengalami surplus dalam
pertumbuhannya.

xvii
KESEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN

Apabila dicermati dari uraian diatas, maka dapat dikonklusikan bahwa neraca
pembayaran yang seimbang, yakni aliran uang dan modal ke luar negeri sama dengan aliran uang
dan modal ke dalam negeri, ini tidak menjamin apakah neraca berjalan akan selalu seimbang,
dan begitu pula neraca modal. Sebab neraca pembayaran menjadi tidak seimbang dikarenakan
ketidakseimbangan dalam neraca berjalan dan neraca modal akan diseimbangkan oleh perubahan
cadangan valuta asing yang dimiliki bank sentral[7]. Berikut alasannya :

Neraca berjalan + 50

Neraca modal jangak panjang + 10

Modal keuangan swasta - 30

Neraca Keseluruhan + 30

Perubahan cadangan mata

uang asing bank sentral - 30

Contoh di atas menggambarkan bahwa neraca berjalan mengalami surplus +50 artinya aliran
penerimaan lebih besar dibandingkan aliran pembayarn impor keluar negeri. Aliran modal
jangka panjang mangalami surplus +10, ini juga berarti modal yang ditanamkan ke dalam negeri
lebih besar dibandingkan aliran modal keluar negeri. Serta dalam aliran modal keuangan swasta
mengalami defisit -30, yang berarti modal swasta keluar negeri lebih besar alirannya
diabndingkan aliran modal swasta ke dalam negeri. Ini menyebabkan neraca keseluruhan hanya
memperoleh sebesar surplus 30. Surplus dalam neraca keseluruhan ini berarti : negara yang
bersangkutan menerima +30 dari negara – negara lain. Ini menyebabkan cadangan valuta asing
bank sentral bertambah dengan jumlah yang sama. Akibat dari pertambahan cadangan ini maka
neraca pembayaran telah menjadi seimbang. ( catatan ; tanda negatif dalam neraca pembayaran
dalam perubahan valuta asing menggambarkan pertambahan cadangan, dan begitupun
sebaliknya).

Kestabilan kurs valuta asing

Kurs valuta asing adalah perbandingan nilai mata uang asing dengan nilai mata uang
domestik. Kestabilan kurs valuta asing merupakan salah satu ukuran untuk menilai
perkembangan suatu perekonomian. Valuta asing akan naik nilainya jika neraca keseluruhan
defisit sebalik nya valuta asing akan bertambah murah jika neraca pembayaran surplus dalam
neraca keseluruhan dan cadangan valuta asing yang dimiliki suatu negara terus bertambah
(Zreen, Aneeqa Farrukh & Nazar, Nida Khalid, 2019).

Faktor –faktor yang memengaruhi kurs

xviii
1. Inflasi

Inflasi pada umumnya berlaku menurunkan kurs valuta asing. Hal ini disebabkan karena inflasi
menyebabkan harga – harga di dalam negeri lebih mahal dibandingkan harga – harga diluar
negeri dan oleh sebab itu, inflasi cenderung menambahkan impordan dengan bertambahnya
impor maka kurs valuta asing menurun. Kemudian, inflasi menyebabkan harga – harga barang
ekspor menjadi lebih mahal, oleh karena itu inflasi berkecenderungan mengurangi ekspor,
dengan berkurangnya ekspor akan menimbulkan kekurangan penawaran valuta asing ( harga
mata uang negara yang mengalami inflasi merosot).

2. Perubahan Suku Bunga dan Tingkat Pengembalian Investasi

Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi sangat penting peranannya dalam mempengaruhi
aliran modal. Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang rendah cenderung akan
menyebabkan modal dalam negeri mengalir keluar negeri. sedangkan dengan suku bunga dan
tingakt pengembalian investasi yang tinggi akan meyebabkan modal luar negeri masuk ke negara
itu (Keisu, Abrahamsson, & Rönnblom, 2015). Apabila lebih banyak modal mengalir ke suatu
negara, permintaan akan mata uangnya menjadi bertambah, maka nilai mata uang tersebut
bertambah. Nilai mata uang suatu negara akan merosot apabila lebih banyak modal negara
dialirkan ke luar negeri karena suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang lebih tinggi
di negara – negara lain.

3. Perubahan Harga Barang Ekspor dan Impor

Apabila harga barang ekspor naik, maka valuta asing tentu banyak digunakan dalam pasar bebas,
dengan banyaknya digunakan valuta asing dalam pasar bebas maka akan menaikkan valuta
asing. Begitupun sebaliknya, dengan kenaikan harga barang impor, maka impor menjadi turun,
dan valuta asing naik. Maka dari itu, perubahan harga – harga barang ekspor dan impor akan
mempengaruhi kurs.

Kebijakan Pemerintah dalam Ekonomi Terbuka

Dalam ekonomi terbuka masalah yang dihadapi pemerintah bertambah lebih rumit. Pada
ekonomi tertutup, pemerintah hanya melakukan kebijakan untuk mengatasi masalah inflasi dan
pengangguran. Sedangkan dalam ekonomi terbuka, tidak hanya pemerintah memikirkan
bagaimana mengatasi masalah tersebut, tetapi ditambah dengan masalah ketidakseimbangan
neraca pembayaran dan cadangan kurs valuta asing. Tetapi pada dasarnya masalah yang dihadapi
setiap negara yang menjalani perekonomian terbuka dikarenakan hal berikut :

A. Perekonomian mengalami pengangguran tetapi surplus neraca pembayaran


B. Perekonomian mengalami inflasi tetapi surplus neraca pembayaran
C. Perekonomian mengalami pengangguran disamping itu defisit neraca pembayaran
D. Perekonomian mengalami inflasi disamping itu defisit neraca pembayaran

xix
Dalam kasus (a) dan (b) masih menguntungakan karena neraca pembayaran mengalami
surplus, maka perlu dipikirkan hanyalah megatasi masalah pengagguran dan inflasi. Tetapi beda
halnya dengan masalah yang serentak seperti masalah dalam (c) dan (d). Maka untuk
menghadapi masalah yang serentak dapat dilakukan :

A. Kebijakan memindahkan perbelanjaan untuk masalah (c)


B. Kebijakan mengurangkan perbelanjaan untuk masalah (d)

Kebijakan Memindahkan Perbelanjaan

Yang dimaksudkan Kebijakan Memindahkan Perbelanjaan adalah langkah – langkah


pemerintah untuk mengatasi masalah defisit dalam neraca pembayaran yang akan mengakibatkan
pertambahan ekspor dan pengurangan impor. Kebijakan memindahkan perbelanjaan dijalankan
apabila ; defisit neraca pembayaran wujud ketika perekonomian juga mneghadapi masalah
pengangguran. Kebijakan memindahkan impor dan mendorong konsumsi barang dalam negeri
adalah seperti yang dinyatakan dibawah ini :

A. Melakukan pembatasan impor Ini dapat dilakukan dengan menaikkan pajak impor.
Disamping itu dapat pula dijalankan dengan menggunakan kuota dan melakuakan
kampanye untuk membeli barang dalam negeri.
B. Menekan (menggunakan valuta asing) Pemerintah (melaui bank sentral) mencatat
penggunaan valuta asing. Masyarakat dan para pengusaha haruslah menerengkan tujuan
mereka membeli valuta asing. Pemerintah lebih mengutamakan penggunaan valuta asing
untuk mengimpor barang keperluan pokok dan bahan mentah sektor industri dan tidak
mendorong usaha mengimpor barang – barang mewah.
C. Menurunkan nilai mata uang (devaluasi) Langkah ini menyebabkan barang impor
menjadi lebih mahal dan akan mengurangi impor. Sebaliknya barang ekspor menjadi
murah di pasaran luar negeri dan akan menambah ekspor.

Langkah menambah ekspor dan sehingga menambah penerimaan valuta asing, adalah

A. Memberikan insentif fiskal dan moneter untuk menambahkan kegiatan dalam produksi
barang ekspor Intensif – intensif ini antara lain adalah membina kawasan perusahaan dan
kawasan bebas pajak, memberikan kemudahan pinjaman atau memberi subsidi ekspor.
B. Mewujudkan kestabilan upah dan harga Pertambahan ekspor sangat tergantung kepada
kemampuan ekspor negara untuk bersaing di luar negeri. salah satu faktor yang
menentukan kapasitas bersaing adlah biaya produksi yang rendah. Untuk memastikan
agar biaya produksi tetap rendah, upah dan harga – harga barang dalam negeri perlu
distabilkan.
C. Menurunkan nilai valuta Seperti telah diterangkan diatas menurunkan nilai valuta bukan
saja dapt mengurangkan impor tetapi juga menambah ekspor.

xx
Kebijakan Pengurangan Perbelanjaan

Yang dimaksudkan Kebijakan Pengurangan Perbelanjaan adalah langakh – langkah


pemerintah untuk mengatasi masalah kurangan dalam neraca pembayaran dengan mengurangi
perbelanjaan agregat dan tingkat kegiatan ekonomi Negara (Nadia, 2015).

Kebijakan Pengurangan Perbelanjaan dilakukan apabila :

A. Perekonomian telah mencapai kesempatan kerja penuh dan disamping itu juga inflasi
terwujud
B. Dalam perekonomian terdapat defisit yang berkepanjangan dalam neraca pembayaran.
Kebijakan Pengurangan Perbelanjaan akan menurunkan impor, akan tetapi ekspor tidak
akan dipengaruhi oleh kebijakan ini.

Langkah – langkah Kebijakan Pengurangan Perbelanjaan :

A. Menaikkan pajak pendapatan Pajak ini akan mengurangi pendapatan disposebel dan
pengurangan ini akan mengurangi konsumsi rumah tangga.
B. Menaikkan suku bunga dan menurunkan penawaran uang Tujuan ini dapat dicapai
dengan menjalankan kebijakan moneter, misalnya dengan menaikkan tingkat cadangan
minimum dan menaikkan suku bunga bank. Pengurangan penawaran uang dan suku
bunga akan mengurangi pengeluaran agregat.
C. Mengurangi pengeluaran pemerintah Oleh karena pengeluaran pemerintah adalah
sebagian dari pengeluaran agregat, maka pengurangan pengeluaran pemerintah akan
mengurangi pengeluaran agregat. Langkah ini digolongkan sebagai kebijakan fiskal.

xxi
BAB 3

Penutup

3.1 Kesimpulan

Ekonomi makro adalah sebuah ilmu pengetahuan yang mengkaji selara luas tentang
ekonom serta meyeluruh padas ektor-sektor ekonomi di suatu negara serta mempunyai analisis
yang mendetail atau luas tidak hanya pada ekonmi yang sifatnya kecil sajai, dalam makro
ekonomi tidak bisa lepas dari masalah didalamnya karena di semua negara pasti ada suatu
masalah-masalah yang berkaitan dengan ekonomi seperti masalah pertumbuhsn ekonomi,
masalah pengganguran, masalah ketidak stabilan ekonomi, masalah inflasi, serta masalah neraca
perdagangan dan neraca pembayaran maupun lain-lainnya, ekonomi makro juga membahas
tentang cara atau solusi atau jalan keluar dari masalah-masalah yang terjadi tersebut.

xxii
3.2 Daftar Pustaka

Bhinadi, A. (1997). Analisis Sektor Unggulan Dan Pengeluaran Pemerintah Di Kabupaten Ogan
Komering Ilir Anna. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 8(2), 39–48.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1111/petr.12043

Edgar, H. S., & G, W. O. (2014). Tinjauan Mata Kuliah. Theory How Business Meet, Japanese
Challenge, 9(1), 1–54.

Eva, R. (2014). Jurnal Eva Riani (Hal 21 - 28). Faktor Penentu Kebutuhan Ekonomi Kabupaten
Bungo, 2(1), 21–28.

Keisu, B.-I., Abrahamsson, L., & Rönnblom, M. (2015). Entrepreneurship and Gender Equality
in Academia – a Complex Combination in Practice. Nordic Journal of Working Life Studies,
5(1), 69. https://doi.org/10.19154/njwls.v5i1.4766

Krisna, A. A. G. A., & Wirawati, N. G. P. (2007). Anti-inflammatory activity of the unripe fruits
of Ficus glomerata. Indian Drugs, 44(1), 48–50.

Machpudin, A. (2013). Irwns 2013. ANALISIS PENGARUH NERACA PEMBAYARAN


TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH, 44–51.

Manuela Langi Theodores ,Masinambow Vecky, S. H. (2014). Analisis Pengaruh Suku Bunga
Jml Uang Beredar Kurs Thdp Inflasi Indonesia. 14(2).

Nadia, R. (2015). Aspects of government policies in the fields of economy and entrepreneurship
from the gender viewpoint. Academicus International Scientific Journal, 11, 32–39.
https://doi.org/10.7336/academicus.2015.11.02

Nugroho, P. W. (2012). Yang Mempengaruhi Inflasi. Skripsi, 83.

Oktaviani, R., & Novianti, T. (2016). Ekonomi Makro. 26 Juni, (3), https://dosenekonomi.com.
Retrieved from https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/teori-ekonomi-makro

Prasetiono, D. W. (2010). Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Ekonomi. Journal of


Indonesian Applied Economics, 4(1 Mei 2010), 11–25.

Prasetyo, E. (2011). Analisis Pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri ( Pmdn ), Penanaman
Modal Asing ( Pma ), Tenaga Kerja , Dan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di
Jawa.

Sabrina O. Sihombing, E. N. (2018). The RelationshipBetween Entrepreneurship Education And


Mentoring Toward Entrepreneurship Intention. Jurnal Manajemen, 22(3), 340.
https://doi.org/10.24912/jm.v22i3.426

Sutawijaya, A., & Zulfahmi. (2012). Inflasi Di Indonesia : 1(1), 54–67.

xxiii
Sutinah. (2013). Bab Ii Landasan Teori. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Vionita, M. (2016). Dampak Kebijakan Fiskal dan Moneter Terhadap Inflasi Indonesia. Bank
Indonesia. Retrieved from http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx

Zreen, Aneeqa Farrukh, M., & Nazar, Nida Khalid, R. (2019). The Role of Internship and
Business Incubation Programs in Forming Entrepreneurial Intentions: an Empirical
Analysis from Pakistan. Journal of Management and Business Administration. Central
Europe, 27(2), 97–113. https://doi.org/10.7206/jmba.ce.2450-7814.255

[1] Sadono Sukirno, Makroekonomi,(Jakarta: PT RajaGrafindo, 2010), hlm. 390.

[2] Sadono Sukirno, Makroekonomi,(Jakarta: PT RajaGrafindo, 2010), hlm. 391

[3] Sadono Sukirno, Makroekonomi,(Jakarta: PT RajaGrafindo, 2010), hlm. 391.

[4] Sadono Sukirno, Makroekonomi,(Jakarta: PT RajaGrafindo, 2010), hlm. 392.

[5] Sadono Sukirno, Makroekonomi,(Jakarta: PT RajaGrafindo, 2010), hlm. 393.

[6] Sadono Sukirno, Makroekonomi,(Jakarta: PT RajaGrafindo, 2010), hlm. 13.

[7] Sadono Sukirno, Makroekonomi,(Jakarta: PT RajaGtafindo, 2010), hlm. 14.

xxiv
Lampiran
Pilihan Ganda

1. Pertumbuhan ekonomi artinya …


A. Naiknya produk nasional per kapita dari periode ke periode dalam waktu jangka panjang.
B. Upaya peningkatan pendapatan nasional yang berdampak pada menaiknya kesejahteraan
rakyat.
C. Upaya untuk menaikkan pendapatan suatu Negara.
D. Proses perubahan yang menghasilkan perbaikan dalam bidang ekonomi.
E. Merubah berbagai kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi rill.

2. Perhatikan uraian di bawah ini!


1) Terjadinya peningkatan GNP dan pendapatan per kapita dari tahun ke tahun.
2) Peningkatan GNP dan pendapatan per kapita disertai pemerataan.
3) Mengalami perubahan struktur ekonomi.
4) Ditemukan berbagai sumber produktif serta dapat dioptimalkan dengan baik.
5) Adanya inovasi serta penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dari uraian di atas, yang termasuk ciri-ciri pertumbuhan ekonomi yaitu ….

A. 1, 2, dan 3
B. 2, 3, dan 5
C. 1, 2, dan 4
D. 2, 3, dan 4
E. 1, 3, dan 5

3. Berikut ini cara-cara untuk mengatasi pengangguran, kecuali ….


A. Memberikan pendidikan keterampilan kepada tenaga kerja
B. Mendorong pertumbuhan industri rumah tangga
C. Memindahkan tenaga kerja ke pulau yang masih jarang penduduknya
D. Meningkatkan mobilitas tenaga kerja
E. Mengusahakan informasi yang lengkap tentang permintaan dan penawaran tenaga kerja

4. Penurunkan Aktifitas Perekonomian


1) Menurunkan Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Perkapita
2) Meningkatkan Suku Buka Ekonomi
3) Menurunkan Penerimaan Negara
4) Menurunkan Penduduk Miskin

xxv
Dari pernyataan diatas, yang manakah yang termasuk kedalam dampak Pengangguran.

A. 1, 3, 4 dan 5
B. 2, 4 dan 5
C. 1, 2, dan 4
D. 1, 3 dan 4
E. 1, 4, dan 5

5. Pada saat dunia dilanda krisis moneter pada tahun 1997, cadangan devisa banyak
digunakan hanya untuk membayar utang-utang luar negeri yang sudah jatuh tempo.
Kebijakan yang dapat diambil pemerintah dalam meningkatkan devisa adalah…
A. Mengintensifkan ekspor barang dan jasa
B. Menaikkan suku bunga bank
C. Menaikkan tarif pajak ekspor
D. Menjual surat-surat berharga
E. Melarang impor barang

6. Apabila penawaran valuta asing bertambah dan permintaan valuta asing tetap maka
akan terjadi ….
A. Inflasi
B. Apresiasi
C. Kenaikan kurs valas
D. Penurunan kurs valas
E. Kestabilan permintaan

7. Inflasi adalah suatu keadaan di mana tingkat harga secara umum (price


level) cenderung naik. Suatu keadaan yang menunjukan terjadinya inflai adalah …
A. Jumlah penawaran agregat berlebih
B. Kenaikan penawaran agregat terlalu cepat
C. Kenaikan jumlah uang beredar lebih cepat dari pada kenaikan output
D. Jumlah penawaran agregat lebih besar dari pada permintaan agregat
E. Kenaikan jumlah uang beredar lebih lambat dari pada kenaikan output

8. Banyak cara yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi inflasi seperti
dibawah ini, kecuali ….
A. Menurunkan pengeluaran pemerintah
B. Pengawasan kredit secara selektif

xxvi
C. Menurunkan suku bunga
D. Menjual surat berharga
E. Menaikkan pajak

9. Berikut ini yang bukan merupakan dampak inflasi adalah ....


A. Daya beli menurun
B. Dunia usaha menjadi lesu
C. Merosotnya tingkat kehidupan
D. Makin banyak pengangguran
E. Jumlah uang yang beredar banyak

10. Jenis inflasi yang secara ekonomis tergolong menguntungkan adalah ....
A. Demand pull inflation
B. Imported inflation
C. Creeping inflation
D. Cost push inflation
E. Galloping inflation

Essai

1. Sebutkan kondisi krisis yang dapat melanda perekonomian indonesia dan Langkah-
langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya krisis ekonomi?
2. Jika pertumbuhan ekonomi terus meningkat dan kualitas sumber daya manusia kurang
baik,maka bagaimana langkah pemerintah agar terhindar dari masalah pengangguran?
3. Bagaimana cara negara maju mengembangkan negaranya agar pengangguran sedikit,
contoh negaranya?
4. Bagaimana cara meningkatkan nilai rupiah apakah ada cara yang efektif untuk
meningkatkan nilai tukar tersebut dan apa yang harus dilakukan kita sebagai mahasiswa
untuk meningkatkan nilai tukar tersebut?
5. Jelaskan peran bank sentral dalam mengendalikan inflasi agar tingkat inflasi berada pada
tingkat yang wajar!

xxvii

Anda mungkin juga menyukai