PENGANTAR EKONOMI 2
INTRODUCTION ECONOMIC
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen Pengantar Ekonomi 2 yaitu Pak
Aditya Pratama S.Pd., M.Pd yang telah membantu serta membimbing kami dalam pengerjaan
makalah ini.
Makalah ini ditujukan untuk membantu lebih kepada mahasiswa/I agar dapat
mempelajari materi ekonomi lebih banyak serta supaya mempermudah dalam melakukan
pembelajaran di kampus tentang
agar kami kedepannya dapat membuat makalah lebih baik lagi, karena yang sempurna
INTRODUCTION pada mata kuliah pengantar ekonomi.
Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan jadi kami sangat
mengharapkan saran serta kritik dari para pembacanya hanya milik Allah semata, sekian yang
dapat kami sampaikan, Terima kasih.
Penulis Makalah
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Makalah1
BAB II PEMBAHASAN 2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
BAB II
PEMBAHASAN
Ekonomi makro adalah studi mengenai perekonomian secara menyeluruh (agregat) yang
meliputi analisis perilaku perekonomian secara agregat, seperti perubahan pendapatan agregat;
perubahan harga secara umum; dan tingkat pengangguran, tanpa terlalu menaruh banyak
perhatian pada hal-hal yang bersifat rinci (Oktaviani & Novianti, 2016).
Selain itu Ekonomi makro bertujuan untuk menganalisa peristiwa ekonomi dan
memperbaiki kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan
pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.
2. Budiono (2001)
Budiono menjelaskan teori ekonomi makro adalah ilmu yang mempelajari tentang pokok
ekonomi, baik jangka pendek maupun jangka panjang meliputi stabilitas dan pertumbuhan
perekonomian suatu negara.
v
Tingkat dan rata-rata pertumbuhan produksi nasional.
Suku bunga.
Inflasi.
Tingkat pengangguran.
Ekonomi makro berguna untuk mempelajari segala aktivitas eknomi yang terjadi pada
suatu negara dalam skala besar agar dapat mengkaji kebijakan pemerintah untuk mengatasi
masalah ekonomi negara. Ada pun tujuannya adalah untuk dapat menerapkan konsep dasar dan
pemecahan permasalahan ekonomi secara makro, selain itu untuk memperluas cakrawala
pengetahuan (Edgar & G, 2014).
Sebuah perkembangan kegiatan perekonomian yang membuat barang dan jasa yang
diproduksikan menjadi bertambah. Masalah pertumbuhan ekonomi menjadi masalah jangka
panjang dalam ekonomi makro. Suatu negara dikatakan berkembang perekonomiannya jika
adanya pertumbuhan PDB.
Pertumbuhan ekonomi (economic growth) secara paling sederhan dapat diartikan sebagai
pertambahan output atau pertambahan pendapatan nasional agregat dalam kurun waktu tertentu,
misalkan satu tahun. Perekonomian suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan jika balas
jasa riil terhadap penggunaan faktor - faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada
tahun – tahun sebelumnya. Dengan demikian, pengertian pertumbuhan ekonomi dapat diartikan
sebagai kenaikan kapasitas produksi barang dan jasa secara fisik dalam kurun waktu tertentu
(Prasetyo, 2011).
vi
Menurut Todaro (2003 : 92) dalam jurnal (Eva, 2014), ada tiga faktor atau komponen
utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa. Ketiga faktor tersebut adalah: (1)
akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada
tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia (2) pertumbuhan penduduk, yang
pada akhirnya akan memperbanyak jumlah angkatan kerja, dan (3) kemajuan teknologi.
1. SDM
Kualitas sumber daya manusia yang baik akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
negaranya, dilihat dari ilmu keterampilan, kemampuan kreatif, pelatihan, dan pendidikan yang
dimilikinya.
2. SDA
Sumber daya alam ialah sumber daya yang telah tersedia di alam, baik di darat ataupun di
bawah laut. Negara yang memiliki banyak sumber daya alam dapat menikmati pertumbuhan
yang baik dibandingkan dengan negara-negara yang sumber daya alamnya sedikit.Pemanfaatan
sumber daya alam juga harus efesien dan efektif agar status perekonomian mengalami
pertumbuhan.
3. Akumulasi Modal.
akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan
pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia
4. Teknologi
Negara yang dapat mengembangkan teknologi canggih mampu tumbuh secara cepat
dibandingkan dengan negara yang tidak mengembangkan teknologi.
Faktor yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara:
1. Kenaikan GNP
Pertumbuhan ekonomi negara yang baik terjadi apabila GNP > PDB, karena investasi
penduduknya diluar negeri lebih besar daripada investasi WNA dinegerinya. Pertumbuhan
ekonomi biasanya diukur dari pertambahan Gross Domestic Product (GDP). Besarnya tingkat
pertumbuhan ekonomi menunjukkan besarnya pertumbuhan dalam produk dan jasa. Apabila
pertumbuhan ini terus berlangsung maka kegiatan investasi sangat diperlukan untuk menunjang
peningkatan dalam kegiatan produksi yang selanjutnya memberikan perkembangan yang baik
bagi pasar modal sebagai sumber dana bagi pengembangan dunia usaha (Prasetiono, 2010).
vii
2. Kenaikan pendapatan perkapita
Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran suatu negara,dengan
semakin besar pendapatan perkapitanya maka semakin makmur negara tersebut.
Grafik diatas menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi tidak berkembang secara teratur tetapi
mengalami kenaikan atau kemunduran yang selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Ketidakstabilan ekonomi ekonomi dipengaruhi oleh
Masalah pengguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam
angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Seseorang
yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan. Didalam pengangguran terdapat
beberapa jenis-jenis didalamya yaitu:
viii
1. Pengangguran structural
Pengangguran jenis ini terjadi ketika para tenaga kerja tidak dapat mengikuti
keterampilan yang diminta karena adanya perubahan struktur ekonomi. Karena itu
disebut dengan pengangguran struktural.
2. Pengangguran konjungtur
Pengangguran konjungtur adalah pengangguran yang terkena dampak perubahan
dalam perekonomian, utamanya adalah dampak dari permintaan-penawaran terhadap
suatu barang. Mereka adalah pekerja yang harus dikurangi pada saat produksi menurun
karena berkurangnya permintaan, hal ini dilakukan untuk mencegah kerugian yang lebih
besar.
3. Pengangguran Terdidik
Adalah seseorang yang telah lulus dari perguruan tinggi negeri atau swasta dan
ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Para penganggur terdidik
biasannya dari kelompok masyarakat menengah ke atas, yang memungkinkan adanya
jaminan kelangsungan hidup meski menganggur. Pengangguran terdidik sangat berkaitan
dengan Masalah kependidikan di negara berkembang pada umumnya, antara lain berkisar
pada masalah mutu pendidikan, kesiapan tenaga pendidik, fasilitas, dan Kurangnya
lapangan pekerjaan yang akan berimbas pada kemapanan sosial dan eksistensi pendidikan
dalam pandangan masyarakat. Pada masyarakat yang tengah berkembang, pendidikan
diposisikan sebagai sarana untuk peningkatan kesejahteraan melalui pemanfatan
kesempatan kerja yang ada.
4. Pengangguran Musiman
Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi disebabkan karena
adanya perubahan musim disuatu negara. Contoh Pengangguran Musiman : Kuli
bangunan banyak yang menganggur pada musim hujan, banyak proyek yang tertunda
ketika musim hujan dan akan dikerjakan kembali pada musim kemarau.
ix
3. Ketidaksesuaian diantara keterampilan pekerja yang sebenarnya dengan keterampilan
yang diperlukan dalam industri-industri
Pengertian Inflasi
Definisi mengenai inflasi Sejak awal 1970-an para ahli ekonomi mengartikannya sebagai
naiknya tingkat harga umum secara terus menerus. Menurut (Manuela Langi Theodores
,Masinambow Vecky, 2014) memberikan definisi bahwa inflasi sebagai suatu keadaan dimana
x
terjadi kenaikan tingkat harga umum. Dari definisi tersebut mengindikasikan keadaan
melemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil (intrinsik) mata uang
suatu negara
Dalam Ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus-menerus, berkaitan dengan mekanisme pasar yang disebabkan oleh berbagai
faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi
barang.
Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya,
tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika
proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi.
Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang sering kali
dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
Masalah Inflasi
Pengendalian inflasi sangat penting menjadi salah satu perhatian pemerintah karena
beberapa alasan Pertama, inflasi memperburuk distribusi pendapatan (menjadi tidak seimbang).
Kedua, inflasi menyebabkan berkurangnya tabungan domestik yang merupakan sumber dana
investasi bagi negara-negara berkembang. Ketiga, inflasi mengakibatkan terjadinya defisit neraca
perdagangan serta meningkatkan besarnya utang luar negeri. Keempat, inflasi dapat
menimbulkan ketidakstabilan politik (Sutawijaya & Zulfahmi, 2012).
Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam
sesuatu perekonomian. Tingkat inflasi (presentasi pertambahan kenaikan harga) berbeda dari
satu period eke periode lainnya, dan berbeda pula dari satu Negara ke Negara lain. Adakalanya
tingkat inflasi adalah rendah, yaitu mencapai di bawah 2 atau 3 persen. Tingkat inflasi yang
moderat mencapai diantara 4 – 10 persen. Inflasi yang sangat serius dapat mencapai tingkat
beberapa puluh atau beberapa ratus persen dalam setahun.
Berdasarkan teori-teori mengenai inflasi yang telah dikemukakan oleh Sukirno (2004),
ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya angka inflasi. Faktor-faktor
tersebut adalah kemiskinan, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Indeks Harga Konsumen
(IHK), Upah Minimum Kota (UMK), jumlah uang beredar, tingkat suku bunga, pertumbuhan
ekonomi dan kurs dollar (Sutinah, 2013).
Masalah kenaikan harga-harga yang terjadi di beberapa Negara diakibatkan oleh banyak
faktor. Di Negara-negara industri pada umumnya inflasi bersumber dari salah satu atau gabungan
dari dua masalah berikut :
xi
1. Tingkat pengeluaran agregat yang melbihi kemampuan perusahaan-perusahaan untuk
menghasilkan barabg-barang dan jasa-jasa. Keinginan untuk mendapatkan barang yang
mereka butuhkan akan mendorong para konsumen meminta barang itu pada harga yang
lebih tinggi. Sebaiknya para pengusaha akan mencoba menahan barangnya dan harga
menjual kepada pembeli-pembeli yang bersedia membayar pada harga yang lebih tinggi.
Kedua-dua kecenderungan ini akan menyebabkan kenaikan harga-harga.
2. Pekerja-pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah. Apabila para
pengusaha mulai menghadapi kesukaran dalam mencari tambahan pekerja untuk
menambah produksinya, pekerja-pekerja yang ada akan terdorong untuk menuntut
kenaikan upah. Apabila tuntutan kenaikan upah berlaku secara meluas, akan terjadi
kenaikan biaya produksi dari berbagai barang dan jasa yang dihasilkan dalam
perekonomian. Kenaikan biaya produksi tersebut akan mendorong perusahaan-
perusahaan menaikkan harga-harga barang mereka.
Disamping itu inflasi dapat pula nerlaku sebagai akibat dari (i) kenaikkan harga-harga
barag yang diimpor, (ii) penambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti oleh
pertambahan produksi dan penawaran barang, dan (iii) kekacauan politik dan ekonomi sebagai
akbat pemerintahan yang kurang bertanggung jawab.
Dampak Inflasi
Efek inflasi dapat mempengaruhi distribusi pendapatan, alokasi faktor produksi serta
produk nasional. Efek terhadap distribusi pendapatan disebut dengan equity effect, sedang efek
terhadap alokasi faktor produksi dan produk nasional masing-masing disebut efficiency effect
dan output effect (Nugroho, 2012).
Seperti pengangguran inflasi juga mengakibatkan beberapa akibat buruk kepada individu,
masyrakat dan kegiatan perekonomian secara keseluruhan. Oleh sebab itu masalah tersebut perlu
dihindari. Salah satu akibat penting dari inflasi adalah ia cenderung menurunkan taraf
kemakmuran segolongan besar masyarakat. Sebagian besar pelaku-pelaku kegiatan ekonomi
terdiri dari pekerja-pekerja yang bergaji tetap. Inflasi basanya berlaku lebih cepat dari kenaikan
upah para pekerja (Sabrina O. Sihombing, 2018).
Oleh sebab itu upah riil para pekerja akan merosot disebabkan oleh inflasi dan keadaan ini
berarti tingkat kemakmuran segolongan besar masyarakat mengalami kemerosotan.
Prospek pembangunan ekonomi jangka panjang akan menjadi semakin berburuk ekiranya
inflasi tidak dapat dikendalikan. Inflasi cenderung akan menjadi bertambah cepat apabila tidak
diatasi. Inflasi yang bertambah serius tersebut cenderung untuk mengurangi investasi yang
xiii
produktif, mengurangi ekspor dan menaikkan impor. Keenderungan ini akan memperlambat
pertumbuhan ekonomi.
Ada beberapa metode atau cara yang diambil pemerintah untuk mengatasi masalah inflasi
yang umumnya dituangkan dalam kebijakan. Pemerintah dapat menanggulangi inflasi dengan
mengambil kebijakan Moneter dan atau kebijakan Fiskal.
Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah melalui bank central sebagai pemegang
otoritas moneter yang berkaitan dengan pengendalian jumlah uang beredar dan pengaturan
tingkat suku Bunga dan kredit (Langkah pemerintah untuk mengatur penawaran uang dan suku
bunga). Kebijakan moneter biasanya lebih efektif untuk menatasi masalah inlasidariada untuk
mendorong ekspansi kegiatan ekonomi pada jangka pendek. Hal tersebut disebakan inflasi dapat
diatasi dengan mengendalikan permintaan total masyrakat melalui pengangguran jumlah uang
beredar. Instrumen-instrumen yang biasa digunakan dalam kebijakan moneter melalui Bank
Sentral untuk menanggulangi atau mengatasi masalah inflasi adalah sebagai berikut :
xiv
3. Kebijakan Cadangan Wajib atau Reserve Requirement Policy
Kebiajakan cadangan wajib berkaitan dengan tindakan Bank Sentral dalam
menetapkan cadangan wajib bagi bank umum di Bank Sentral. Jika cadangan wajib
yang dikenakan oleh Bank Sentral tinggi, jumlah pasokan uang akan turun,
selanjutnya jumlah uang beredar di masyarakat menjadi lebih sedikit sehingga harga-
harga pun berkurang.
Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai
transaksi perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di antara suatu negara dengan negara lain
dalam satu tahun tertentu[1]. Neraca pembayaran dapat dibedakan menjadi dua bagian utama,
yakni neraca berjalan dan neraca modal.
Neraca pembayaran yang merupakan penjumlahan dari neraca berjalan (current account)
dan neraca modal (capital account) terus mengalami perubahan pada masa sebelum dan setelah
krisis ekonomi. Perubahan tersebut terlihat dari nilai dan arah kecenderungan komposisi neraca
pembayaran yang menunjukkan fenomena yang berbeda (Machpudin, 2013).
xv
NERACA BERJALAN
Nilai Ekspor dan Impor Barang Tampak Barang tampak adalah barang yang dapat diraba
oleh pancaindra atau benda yang dapat dilihat, diraba, ataupun dirasakan, keberadaannya. Seperti
hasil – hasil pertanian/ sektor real, barang – barang produksi industri, ataupun barang – barang
sektor tambang
Artinya ekspor dan impor barang tak tampak adalah suatu kegiatan ekonomi terbuka,
dimana objeknya itu merupakan barang – barang yang tidak berwujud, tetapi dapat dirasakan.
Seperti pembayaran biaya pengangkutan dan asuransi dari barang – barang tempak yang di ekpor
atau di impor, perbelanjaan para pelancong, dan pendapatan berinvestasi (bunga, keuntungan,
maupun deviden). Kemudian neraca perdangangan tak tampak yaitu, nilai bersih dari ekspor dan
impor jasa – jasa, dinamakan neraca jasa.
Pembayaran Pindahan
Yang dimaksudkan pembayaran pindahan ini adalah aliran uang yang dilakukan oleh
pihak pemerintah dan swasta dimana penerimanya tidak perlu menukarkan dengan barang dan
jasa, contohnya seperti bantuan korban gempa di jepang, dari indonesia. Mengirimkan uang
untuk membiayai perbelanjaan anak – anak bersekolah di luar negara adalah contoh lain
NERACA MODAL
Neraca modal meliputi dua golongan transaksi, yaitu aliran modal jangka panjang dan aliran
modal keuangan swasta
Aliran modal jangka panjang meliputi dua jenis aliran, yakni aliran modal resmi dan investasi
langsung dari pihak swasta ke negara – negara lain.
xvi
Aliran modal resmi adalah pinjaman dan pembayaran di antara badan – badan pemerintah
dari suatu negara ke negara – negara lain.
Aliran investasi langsung oleh pihak swasta adalah penanaman modal langsung, yaitu
investasi berupa mendirikan perusahaaan, terutama perindustrian
Neraca modal jangka panjang bernilai positif apabila lebih banyak modal yang diterima
ke dalam negeri daripada yang dibayarkan. Dengan positifnya neraca modal jangka panjang,
aliran seperti ini dapat membantu memperkukuh neraca pembayaran karena pertumbuhan
ekonomi menjadi meningkat saat banyak modal yang masuk ke suatu perekonomian. Disamping
itu, dapat meningkatkan perbelanjaan pembangunan pemerintah dan investasi sektor swasta.
Dua akun penting lain dalam neraca pembayaran meliputi akun modal swasta dan
kesilapan atau ketinggalan. Modal swasta adalah aliran –aliran modal dalam dalam bentuk
tabungan atau investasi keuangan yang cepat ditukarkan kembali kepada valuta asal atau valuta
lainnya[6]. Aliran ini disebut sebagai hot money dikarenakan mengalir dengan mudah dan dalam
waktu yang singkat.
NERACA KESELURUHAN
Selain dari neraca berjalan dan modal, masih ada satu lagi neraca dalam neraca
pembayaran, yakni neraca keseluruhan. Neraca keseluruhan adalah aliran pembayaran dan
investasi yang masuk ke dalam suatu negara dalam suatu waktu tertentu dan aliran pembayaran
dan investasi yang keluar ke negara – negara lain. Neraca keseluruhan bernilai positif apabila
aliran pembayaran dan investasi ke dalam negeri itu lebih besar dibandingkan aliran pembayaran
dan investasi ke luar negeri.
Apabila neraca keseluruhan bernilai positif maka bank sentral mendapat pertambahan
cadangan valuta asing karena negara lain membayar dan melakukan investasi ke dalam sutu
perekonomian tersbut, begitupun sebaliknya. Dengan banyaknya cadangan valuta asing, ini
menggambarkan bahwa perekonomian di suatu ngara tersebut mengalami surplus dalam
pertumbuhannya.
xvii
KESEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN
Apabila dicermati dari uraian diatas, maka dapat dikonklusikan bahwa neraca
pembayaran yang seimbang, yakni aliran uang dan modal ke luar negeri sama dengan aliran uang
dan modal ke dalam negeri, ini tidak menjamin apakah neraca berjalan akan selalu seimbang,
dan begitu pula neraca modal. Sebab neraca pembayaran menjadi tidak seimbang dikarenakan
ketidakseimbangan dalam neraca berjalan dan neraca modal akan diseimbangkan oleh perubahan
cadangan valuta asing yang dimiliki bank sentral[7]. Berikut alasannya :
Neraca berjalan + 50
Neraca Keseluruhan + 30
Contoh di atas menggambarkan bahwa neraca berjalan mengalami surplus +50 artinya aliran
penerimaan lebih besar dibandingkan aliran pembayarn impor keluar negeri. Aliran modal
jangka panjang mangalami surplus +10, ini juga berarti modal yang ditanamkan ke dalam negeri
lebih besar dibandingkan aliran modal keluar negeri. Serta dalam aliran modal keuangan swasta
mengalami defisit -30, yang berarti modal swasta keluar negeri lebih besar alirannya
diabndingkan aliran modal swasta ke dalam negeri. Ini menyebabkan neraca keseluruhan hanya
memperoleh sebesar surplus 30. Surplus dalam neraca keseluruhan ini berarti : negara yang
bersangkutan menerima +30 dari negara – negara lain. Ini menyebabkan cadangan valuta asing
bank sentral bertambah dengan jumlah yang sama. Akibat dari pertambahan cadangan ini maka
neraca pembayaran telah menjadi seimbang. ( catatan ; tanda negatif dalam neraca pembayaran
dalam perubahan valuta asing menggambarkan pertambahan cadangan, dan begitupun
sebaliknya).
Kurs valuta asing adalah perbandingan nilai mata uang asing dengan nilai mata uang
domestik. Kestabilan kurs valuta asing merupakan salah satu ukuran untuk menilai
perkembangan suatu perekonomian. Valuta asing akan naik nilainya jika neraca keseluruhan
defisit sebalik nya valuta asing akan bertambah murah jika neraca pembayaran surplus dalam
neraca keseluruhan dan cadangan valuta asing yang dimiliki suatu negara terus bertambah
(Zreen, Aneeqa Farrukh & Nazar, Nida Khalid, 2019).
xviii
1. Inflasi
Inflasi pada umumnya berlaku menurunkan kurs valuta asing. Hal ini disebabkan karena inflasi
menyebabkan harga – harga di dalam negeri lebih mahal dibandingkan harga – harga diluar
negeri dan oleh sebab itu, inflasi cenderung menambahkan impordan dengan bertambahnya
impor maka kurs valuta asing menurun. Kemudian, inflasi menyebabkan harga – harga barang
ekspor menjadi lebih mahal, oleh karena itu inflasi berkecenderungan mengurangi ekspor,
dengan berkurangnya ekspor akan menimbulkan kekurangan penawaran valuta asing ( harga
mata uang negara yang mengalami inflasi merosot).
Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi sangat penting peranannya dalam mempengaruhi
aliran modal. Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang rendah cenderung akan
menyebabkan modal dalam negeri mengalir keluar negeri. sedangkan dengan suku bunga dan
tingakt pengembalian investasi yang tinggi akan meyebabkan modal luar negeri masuk ke negara
itu (Keisu, Abrahamsson, & Rönnblom, 2015). Apabila lebih banyak modal mengalir ke suatu
negara, permintaan akan mata uangnya menjadi bertambah, maka nilai mata uang tersebut
bertambah. Nilai mata uang suatu negara akan merosot apabila lebih banyak modal negara
dialirkan ke luar negeri karena suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang lebih tinggi
di negara – negara lain.
Apabila harga barang ekspor naik, maka valuta asing tentu banyak digunakan dalam pasar bebas,
dengan banyaknya digunakan valuta asing dalam pasar bebas maka akan menaikkan valuta
asing. Begitupun sebaliknya, dengan kenaikan harga barang impor, maka impor menjadi turun,
dan valuta asing naik. Maka dari itu, perubahan harga – harga barang ekspor dan impor akan
mempengaruhi kurs.
Dalam ekonomi terbuka masalah yang dihadapi pemerintah bertambah lebih rumit. Pada
ekonomi tertutup, pemerintah hanya melakukan kebijakan untuk mengatasi masalah inflasi dan
pengangguran. Sedangkan dalam ekonomi terbuka, tidak hanya pemerintah memikirkan
bagaimana mengatasi masalah tersebut, tetapi ditambah dengan masalah ketidakseimbangan
neraca pembayaran dan cadangan kurs valuta asing. Tetapi pada dasarnya masalah yang dihadapi
setiap negara yang menjalani perekonomian terbuka dikarenakan hal berikut :
xix
Dalam kasus (a) dan (b) masih menguntungakan karena neraca pembayaran mengalami
surplus, maka perlu dipikirkan hanyalah megatasi masalah pengagguran dan inflasi. Tetapi beda
halnya dengan masalah yang serentak seperti masalah dalam (c) dan (d). Maka untuk
menghadapi masalah yang serentak dapat dilakukan :
A. Melakukan pembatasan impor Ini dapat dilakukan dengan menaikkan pajak impor.
Disamping itu dapat pula dijalankan dengan menggunakan kuota dan melakuakan
kampanye untuk membeli barang dalam negeri.
B. Menekan (menggunakan valuta asing) Pemerintah (melaui bank sentral) mencatat
penggunaan valuta asing. Masyarakat dan para pengusaha haruslah menerengkan tujuan
mereka membeli valuta asing. Pemerintah lebih mengutamakan penggunaan valuta asing
untuk mengimpor barang keperluan pokok dan bahan mentah sektor industri dan tidak
mendorong usaha mengimpor barang – barang mewah.
C. Menurunkan nilai mata uang (devaluasi) Langkah ini menyebabkan barang impor
menjadi lebih mahal dan akan mengurangi impor. Sebaliknya barang ekspor menjadi
murah di pasaran luar negeri dan akan menambah ekspor.
Langkah menambah ekspor dan sehingga menambah penerimaan valuta asing, adalah
A. Memberikan insentif fiskal dan moneter untuk menambahkan kegiatan dalam produksi
barang ekspor Intensif – intensif ini antara lain adalah membina kawasan perusahaan dan
kawasan bebas pajak, memberikan kemudahan pinjaman atau memberi subsidi ekspor.
B. Mewujudkan kestabilan upah dan harga Pertambahan ekspor sangat tergantung kepada
kemampuan ekspor negara untuk bersaing di luar negeri. salah satu faktor yang
menentukan kapasitas bersaing adlah biaya produksi yang rendah. Untuk memastikan
agar biaya produksi tetap rendah, upah dan harga – harga barang dalam negeri perlu
distabilkan.
C. Menurunkan nilai valuta Seperti telah diterangkan diatas menurunkan nilai valuta bukan
saja dapt mengurangkan impor tetapi juga menambah ekspor.
xx
Kebijakan Pengurangan Perbelanjaan
A. Perekonomian telah mencapai kesempatan kerja penuh dan disamping itu juga inflasi
terwujud
B. Dalam perekonomian terdapat defisit yang berkepanjangan dalam neraca pembayaran.
Kebijakan Pengurangan Perbelanjaan akan menurunkan impor, akan tetapi ekspor tidak
akan dipengaruhi oleh kebijakan ini.
A. Menaikkan pajak pendapatan Pajak ini akan mengurangi pendapatan disposebel dan
pengurangan ini akan mengurangi konsumsi rumah tangga.
B. Menaikkan suku bunga dan menurunkan penawaran uang Tujuan ini dapat dicapai
dengan menjalankan kebijakan moneter, misalnya dengan menaikkan tingkat cadangan
minimum dan menaikkan suku bunga bank. Pengurangan penawaran uang dan suku
bunga akan mengurangi pengeluaran agregat.
C. Mengurangi pengeluaran pemerintah Oleh karena pengeluaran pemerintah adalah
sebagian dari pengeluaran agregat, maka pengurangan pengeluaran pemerintah akan
mengurangi pengeluaran agregat. Langkah ini digolongkan sebagai kebijakan fiskal.
xxi
BAB 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
Ekonomi makro adalah sebuah ilmu pengetahuan yang mengkaji selara luas tentang
ekonom serta meyeluruh padas ektor-sektor ekonomi di suatu negara serta mempunyai analisis
yang mendetail atau luas tidak hanya pada ekonmi yang sifatnya kecil sajai, dalam makro
ekonomi tidak bisa lepas dari masalah didalamnya karena di semua negara pasti ada suatu
masalah-masalah yang berkaitan dengan ekonomi seperti masalah pertumbuhsn ekonomi,
masalah pengganguran, masalah ketidak stabilan ekonomi, masalah inflasi, serta masalah neraca
perdagangan dan neraca pembayaran maupun lain-lainnya, ekonomi makro juga membahas
tentang cara atau solusi atau jalan keluar dari masalah-masalah yang terjadi tersebut.
xxii
3.2 Daftar Pustaka
Bhinadi, A. (1997). Analisis Sektor Unggulan Dan Pengeluaran Pemerintah Di Kabupaten Ogan
Komering Ilir Anna. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 8(2), 39–48.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1111/petr.12043
Edgar, H. S., & G, W. O. (2014). Tinjauan Mata Kuliah. Theory How Business Meet, Japanese
Challenge, 9(1), 1–54.
Eva, R. (2014). Jurnal Eva Riani (Hal 21 - 28). Faktor Penentu Kebutuhan Ekonomi Kabupaten
Bungo, 2(1), 21–28.
Keisu, B.-I., Abrahamsson, L., & Rönnblom, M. (2015). Entrepreneurship and Gender Equality
in Academia – a Complex Combination in Practice. Nordic Journal of Working Life Studies,
5(1), 69. https://doi.org/10.19154/njwls.v5i1.4766
Krisna, A. A. G. A., & Wirawati, N. G. P. (2007). Anti-inflammatory activity of the unripe fruits
of Ficus glomerata. Indian Drugs, 44(1), 48–50.
Manuela Langi Theodores ,Masinambow Vecky, S. H. (2014). Analisis Pengaruh Suku Bunga
Jml Uang Beredar Kurs Thdp Inflasi Indonesia. 14(2).
Nadia, R. (2015). Aspects of government policies in the fields of economy and entrepreneurship
from the gender viewpoint. Academicus International Scientific Journal, 11, 32–39.
https://doi.org/10.7336/academicus.2015.11.02
Oktaviani, R., & Novianti, T. (2016). Ekonomi Makro. 26 Juni, (3), https://dosenekonomi.com.
Retrieved from https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/teori-ekonomi-makro
Prasetyo, E. (2011). Analisis Pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri ( Pmdn ), Penanaman
Modal Asing ( Pma ), Tenaga Kerja , Dan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di
Jawa.
xxiii
Sutinah. (2013). Bab Ii Landasan Teori. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Vionita, M. (2016). Dampak Kebijakan Fiskal dan Moneter Terhadap Inflasi Indonesia. Bank
Indonesia. Retrieved from http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx
Zreen, Aneeqa Farrukh, M., & Nazar, Nida Khalid, R. (2019). The Role of Internship and
Business Incubation Programs in Forming Entrepreneurial Intentions: an Empirical
Analysis from Pakistan. Journal of Management and Business Administration. Central
Europe, 27(2), 97–113. https://doi.org/10.7206/jmba.ce.2450-7814.255
xxiv
Lampiran
Pilihan Ganda
A. 1, 2, dan 3
B. 2, 3, dan 5
C. 1, 2, dan 4
D. 2, 3, dan 4
E. 1, 3, dan 5
xxv
Dari pernyataan diatas, yang manakah yang termasuk kedalam dampak Pengangguran.
A. 1, 3, 4 dan 5
B. 2, 4 dan 5
C. 1, 2, dan 4
D. 1, 3 dan 4
E. 1, 4, dan 5
5. Pada saat dunia dilanda krisis moneter pada tahun 1997, cadangan devisa banyak
digunakan hanya untuk membayar utang-utang luar negeri yang sudah jatuh tempo.
Kebijakan yang dapat diambil pemerintah dalam meningkatkan devisa adalah…
A. Mengintensifkan ekspor barang dan jasa
B. Menaikkan suku bunga bank
C. Menaikkan tarif pajak ekspor
D. Menjual surat-surat berharga
E. Melarang impor barang
6. Apabila penawaran valuta asing bertambah dan permintaan valuta asing tetap maka
akan terjadi ….
A. Inflasi
B. Apresiasi
C. Kenaikan kurs valas
D. Penurunan kurs valas
E. Kestabilan permintaan
8. Banyak cara yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi inflasi seperti
dibawah ini, kecuali ….
A. Menurunkan pengeluaran pemerintah
B. Pengawasan kredit secara selektif
xxvi
C. Menurunkan suku bunga
D. Menjual surat berharga
E. Menaikkan pajak
10. Jenis inflasi yang secara ekonomis tergolong menguntungkan adalah ....
A. Demand pull inflation
B. Imported inflation
C. Creeping inflation
D. Cost push inflation
E. Galloping inflation
Essai
1. Sebutkan kondisi krisis yang dapat melanda perekonomian indonesia dan Langkah-
langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya krisis ekonomi?
2. Jika pertumbuhan ekonomi terus meningkat dan kualitas sumber daya manusia kurang
baik,maka bagaimana langkah pemerintah agar terhindar dari masalah pengangguran?
3. Bagaimana cara negara maju mengembangkan negaranya agar pengangguran sedikit,
contoh negaranya?
4. Bagaimana cara meningkatkan nilai rupiah apakah ada cara yang efektif untuk
meningkatkan nilai tukar tersebut dan apa yang harus dilakukan kita sebagai mahasiswa
untuk meningkatkan nilai tukar tersebut?
5. Jelaskan peran bank sentral dalam mengendalikan inflasi agar tingkat inflasi berada pada
tingkat yang wajar!
xxvii