Anda di halaman 1dari 19

PAPER

EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO


DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SHARPE
Dosen Pengampu : Nur Ariyandani, S.AB., M.M.

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK VII

Nasmira (C0120040)
St. Rahmah (C0120312)
Santi Sombo Allo (C0120313)
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Atas karunia-
Nya berupa nikmat iman dan kesehatan ini sehingga kami bisa menyelesaikan paper ini. Tidak
lupa shawalat serta salam tercurahkan bagi Baginda Agung Rasulullah SAW yang syafaatnya
akan kita nantikan kelak.

Paper berjudul “Evaluasi Kinerja Portofolio Dengan Menggunakan Model Sharpe”


dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Inventasi dan Portofolio dari ibu Nur
Ariyandani, S.AB., M.M. Dimana kami akan mereview isi dari jurnal tersebut. Kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung serta membantu penyelesaian
paper. Harapannya, semoga paper ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Dengan kerendahan hati, kami memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian kalimat dan
kesalahan kata. Meskipun demikian, kami terbuka pada kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan paper.

Wassalamualaikum wr.wb

Majene, 7 Desember 2022

Kelompok 7

i
Judul Evaluasi Kinerja Portofolio Dengan Menggunakan Model Sharpe

Tahun 2012
1. Sulistya Rini

Penulis 2. Siti Ragil Handayani


3. Rustam Hidayat

Reviewer Kelompok 7

Tanggal 7 Desember 2022


Tujuan penelitian ini adalah menilai portofolio yang telah dibentuk
dengan menggunakan model perhitungan yang menghitung secara total
risiko, dan juga untuk mengetahui portofolio yang terbentuk dari
perusahaan yang terdaftar pada Indeks LQ 45 di BEI periode

Tujuan 2012.Portofolio pada penelitian ini dipilih berdasarkan hasil tingkat


pengembalian saham individu memiliki nilai yang lebih besar daripada
hasil tingkat pengembalian pasar (Ri> Rm). Perusahaan-perusahaan yang
terpilih sebagai portofolio saham sebanyak 29 perusahaan yang pada
masing-masing semesternya memiliki 19 perusahaan.
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif.“Penelitian
deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan
masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga
menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi” (Narbuko dan
Achmadi, 2003:44).Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
mendeskripsikan suatu hasil yang diperoleh dari data-data yang telah
dianalisis.Perhitungan pada penelitian ini hanya menggunakan
Metode rumusrumus yang terdapat pada variabel dan pengukurannya.Penelitian
Penelitian
ini menggunakan populasi yang berasal dari seluruh saham yang
termasuk dalam kelompok Indeks LQ45 periode 2012.Populasi tersebut
diperoleh dari sahamsaham Indeks LQ45 yang listing dalam kelompok
Indeks LQ45 periode 2012.Sampel pada penelitian ini menggunakan
teknik purposive sampling. Pengambilan sampel pada penelitian ini
ditentukan dengan kriteria memilih saham-saham yang masuk dalam LQ
45 selama periode 2012 dan memiliki tingkat pengembalian saham

1
individu yang lebih besar daripada tingkat pengembalian pasar (Ri >
Rm).
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
analisis kuantitatif, karena untuk mengetahui hasil dari penelitian ini
menggunakan perhitungan dan statistik yang merujuk pada perhitungan
model Sharpe.Hasil dari analisis tersebut kemudian dideskripsikan.

1. Evaluasi
Evaluasi merupakan hal yang sangat penting untuk menilai tingkat
keberhasilan dari suatu kegiatan yang telah dilakukan. Tanpa
melakukan evaluasi, maka tidak akan diketahui bagaimana tingkat
keberhasilan tersebut. “Evaluasi merupakan suatu proses
menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan
untuk menentukan harga” (Umar, 2002:36).
2. Kinerja
Kinerja (performance) merupakan gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang
Variabel dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi”
Penelitian (Moeheriono, 2009:60).Masing-masing perusahaan memang
memiliki perencanaan untuk menghasilkan kinerja yang baik.Kinerja
yang baik adalah jika tujuan, visi, dan misi organisasi dapat
terealisasikan sesuai harapan.
3. Investasi
“Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh
keuntungan di masa datang” (Tandelilin, 2010:2).Investasi dilakukan
oleh seseorang dengan maksud agar pada masa datang, sejumlah
dana atau sumberdaya lainnya yang telah diinvestasikan dapat
menghasilkan sejumlah keuntungan.
4. Return

2
Secara umum, return adalah tingkat pengembalian. Namun jika
membahas tentang investasi, return merupakan tingkat pengembalian
dari hasil keuntungan yang telah didapatkan dari berinvestasi. Dalam
investasi, return dibedakan menjadi dua.“Return dapat berupa return
realisasian (realized return) yang sudah terjadi atau return
ekspektarian (expected return) yang belum terjadi tetapi yang
diharapkan akan terjadi di masa mendatang” (Hartono, 2009:199).
5. Risiko
Investor seharusnya tidak saja mengetahui berapa besar return yang
akan diterima, namun juga harus mengetahui berapa besar risiko
yang akan diterima jika return yang diharapkan tidak sesuai dengan
harapan. “Risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat
pengembalian aktual” (Halim, 2005:42).
6. Portofolio
“Portofolio adalah sekumpulan proyek atau kombinasi investasi yang
dimiliki oleh perusahaan untuk mengurangi risiko” (Kamaludin,
2011:401).Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
portofolio adalah sekumpulan dari beberapa bentuk investasi yang
dilakukan oleh para investor dengan tujuan untuk meminimalkan
risiko. Portofolio dibentuk dari sekumpulan beberapa aset yang
dipilih dengan harapan akan menjadi sebuah portofolio yang optimal.
a. Return Portofolio
Setiap saham memiliki return masingmasing. Begitu juga dengan
portofolio, perlu diketahui return-nya agar investor mengetahui
berapa jumlah return yang akan diterima. “Expected return
portofolio secara sederhana adalah rata-rata tertimbang dari
expected return saham individual, faktor penimbangnya adalah
proporsi dana yang diinvestasikan pada masingmasing saham”
(Halim, 2003:32).
b. Risiko Portofolio

3
Sama halnya dengan return portofolio. Risiko tidak saja dihitung
dari saham individu, namun juga perlu dihitung dari risiko
portofolio. “Risiko portofolio adalah kemungkinan bahwa hasil
yang diharapkan dari investasi berbeda dengan hasil yang
dicapai.Markowitz menyatakan, risiko yang diharapkan
tergantung pada keanekaragaman kemungkinan hasil yang
diharapkan” (Sunariyah, 2004:198).
c. Evaluasi Kinerja Portofolio
“Evaluasi kinerja portofolio merupakan tahap akhir dari proses
manajemen investasi. Evaluasi ini juga dapat dipandang sebagai
mekanisme umpan balik dan pengendalian yang membuat proses
manajemen investasi itu lebih efektif” (Sharpe et al,
2006:333).Evaluasi kinerja portofolio merupakan tahapan yang
dilakukan oleh para investor untuk mengetahui apakah
portofolio yang dibentuk telah menghasilkan suatu kinerja yang
baik. Melakukan evaluasi kinerja portofolio sama dengan
mengukur hasil kerja dari bentukan portofolio.
d. Indeks Sharpe
Indeks Sharpe merupakan salah satu model untuk mengukur
kinerja portofolio. Salah satu yang menjadi kelebihan model ini
adalah indeks Sharpe menggunakan pembagi standar deviasi
yang berarti bahwa indeks Sharpe mengukur risiko total. Risiko
total merupakan hasil penggabungan antara risiko sistematis dan
risiko tidak sistematis. “Indeks Sharpe mendasarkan
perhitungannya pada konsep garis pasar modal (capital market
line) sebagai patok duga, yaitu dengan cara membagi premi
risiko portofolio dengan standar deviasinya. Indeks Sharpe akan
bisa dipakai untuk mengukur premi risiko untuk setiap unit
risiko pada portofolio tersebut” (Tandelilin, 2010:494).

4
1. Tingkat Pengembalian Saham Individu (Ri)
Tingkat pengembalian saham individu perusahaan perlu
diketahui untuk mengetahui perkembangan kinerja perusahaan yang
terjadi selama periode tertentu. Cara yang dilakukan untuk
mengetahui tingkat pengembalian saham individu yaitu dengan
mengurangi harga penutupan saham (closing price) periode ini
dengan periode sebelumnya dan ditambah dengan dividen setelah itu
dibagi dengan harga penutupan saham (closing price) pada periode
sebelumnya.
Secara rumus, cara menghitung tingkat pengembalian saham
individu yaitu:
(𝑃𝑡 − 𝑃𝑡−1 ) + 𝐷𝑡
𝑅𝑖 =
𝑃𝑡−1
Hasil perhitungan rata-rata tingkat pengembalian bulanan saham
individu pada semester I dan II tahun 2012 di atas menunjukkan
Hasil
bahwa masih terdapat beberapa perusahaan yang memiliki rata-rata
Penelitian
tingkat pengembalian negatif (- ). Rata-rata tingkat pengembalian
bulanan saham individu pada semester I menunjukkan bahwa
terdapat 18 perusahaan yang memiliki nilai ratarata tingkat
pengembalian negatif (-), sedangkan pada semester II terdapat 15
perusahaan yang memiliki nilai rata-rata tingkat pengembalian
negatif (-).
Semester I yang memiliki rata-rata tingkat pengembalian
bulanan saham individu tertinggi dimiliki oleh CPIN yaitu sebesar
0,075, sedangkan yang memiliki rata-rata tingkat pengembalian
bulanan saham individu terendah adalah ASII yaitu sebesar -0,213.
Semester II yang memiliki rata-rata tingkat pengembalian bulanan
saham individu tertinggi dimiliki oleh ASII yaitu sebesar 0,555,
sedangkan yang memiliki rata-rata tingkat pengembalian bulanan
saham individu terendah adalah BUMI yaitu sebesar -0,092.
2. Tingkat Risiko Individu (σi)

5
Risiko saham individu perlu diketahui untuk mengetahui
seberapa besar tingkat penyimpangan terhadap tingkat
pengembalianyang diterima oleh perusahaan pada periode tertentu.
Pada perhitungan model Sharpe, risiko yang digunakan dalam adalah
risiko tidak sistematis atau standar deviasi (σ).
Secara rumus, cara menghitung tingkat risiko atau standar
deviasi (σ) saham individu yaitu:

Hasil perhitungan tingkat risiko saham individu pada semester I


dan II tahun 2012 di atas menunjukkan bahwa seluruh perusahaan
telah memiliki tingkat risiko positif (+). Hal ini berarti bahwa
masing-masing saham perusahaan memiliki risiko.
Semester I yang memiliki tingkat risiko saham individu tertinggi
dimiliki oleh ASII yaitu sebesar 0,384, sedangkan yang memiliki
tingkat risiko saham individu terendah adalah EXCL yaitu sebesar
0,023.Semester II yang memiliki tingkat risiko saham individu
tertinggi dimiliki oleh ASII yaitu sebesar 0,549, sedangkan yang
memiliki tingkat risiko saham individu terendah adalah JSMR yaitu
sebesar 0,034.
3. Tingkat Pengembalian Pasar (Rm)
Secara rumus, cara menghitung tingkat pengembalian pasar (Rm)
yaitu:
𝐼𝑡 − 𝐼𝑡−1
𝑅𝑚 =
𝐼𝑡−1
Hasil yang diperoleh dengan menggunakan rumus tersebut,
̅ m = 0,002, sedangkan pada
maka dapat diketahui pada Semester R
Semester ̅Rm = 0,015.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada semester I memiliki ̅Rm
yang lebih kecil daripada semester II.
4. Pembentukan Portofolio

6
Portofolio pada penelitian ini dibentuk berdasarkan rata-rata
tingkat pengembalian saham individu lebih tinggi daripada rata-rata
tingkat pengembalian pasar ( ̅Rt > ̅Rm). Setelah mengetahui tingkat
pengembalian saham individu dan tingkat pengembalian pasar, maka
saham portofolio yang terpilih pada semester I dan II, sebagai
berikut: Tabel 4 Saham Portofolio Terpilih Semester I dan Semester
II.
5. Tingkat Risiko Portofolio
Sebelum menghitung tingkat risiko portofolio, terlebih dahulu
diketahui tentang seberapa besar korelasi dan kovarians antara return
sekuritasi dan j. Korelasi pada penelitian ini untuk mengetahui
korelasi antara perusahaan satu dengan lainnya. Hasil dari
perhitungan kovarians tersebut digunakan untuk menghitung tingkat
risiko portofolio.
Secara rumus, cara menghitung tingkat risiko portofolio ( ) yaitu
sebagai berikut:

Berdasarkan rumus tersebut, pada semester I menghasilkan:

Tingkat risiko portofolio pada Semester II menghasilkan:

Hasil dari tingkat risiko portofolio pada semester I dan semester

7
II di atas, dapat dilihat bahwa tingkat risiko portofolio pada semester
II memiliki nilai yang lebih tinggi daripada semester I.
6. Tingkat Pengembalian Portofolio (Rp)
Tingkat pengembalian portofolio perlu diketahui untuk
mengetahui seberapa besar tingkat pengembalian yang didapatkan
dari portofolio yang telah terpilih. Cara yang dilakukan untuk
menghitung tingkat pengembalian portofolio yaitu dengan rumus
sebagai berikut:

Perhitungan Tabel 5 di jurnal menunjukkan bahwa tingkat


pengembalian portofolio (Rp) pada semester I adalah 0,029,
sedangkan pada semester II tingkat pengembalian portofolio (Rp)
adalah 0,063. Terlihat bahwa dengan komposisi rata-rata tingkat
pengembalian saham individu yang berbeda, menunjukkan bahwa
semester II memiliki tingkat pengembalian portofolio yang lebih
besar daripada semester I.
7. Tingkat Pengembalian Bebas Risiko (Rf)
Tabel 6 akan menyajikan tentang tingkat pengembalian bebas
risiko (Rf) pada Semester I dan Semester II tahun 2012.
Berdasarkan tabel 6 di jurnal diketahui bahwa semester II
memiliki tingkat pengembalian bebas risiko lebih besar daripada
semester I.
8. Kinerja Portofolio dengan Menggunakan Model Sharpe
Secara rumus, kinerja portofolio model Sharpe yaitu sebagai
berikut:

Kinerja portofolio dengan model Sharpe pada semester I sebesar


0,471, sedangkan pada semester II kinerja portofolio sebesar 1,132.
Hal ini menunjukkan bahwa pada portofolio terpilih di semester II
memiliki kinerja yang baik daripada portofolio yang terpilih di

8
semester I. Semakin besar nilai kinerja pada suatu portofolio, maka
semakin baik pula kinerja portofolio yang terpilih pada periode
tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian evaluasi kinerja portofolio dengan
menggunakan model Sharpe, dapat ditarik kesimpulan yaitu:
1. Rata-rata tingkat pengembalian saham individu dan risiko saham
individu pada masing-masing semester memiliki nilai yang berbeda.
Pada semester I, rata-rata tingkat pengembalian saham individu
tertinggi dimiliki oleh CPIN dan terendah dimiliki oleh ASII.
Sedangkan pada semester II, rata-rata tingkat pengembalian saham
individu tertinggi dimiliki oleh ASII dan terendah dimiliki oleh
BUMI. Sementara itu, pada tingkat risiko saham individu semester I
yang tertinggi dimiliki oleh ASII dan terendah dimiliki oleh EXCL.
Semester II yang memiliki tingkat risiko saham individu tertinggi
dimiliki oleh ASII dan terendah dimiliki oleh JSMR.
Kesimpulan
2. Rasio tingkat pengembalian portofolio dengan risiko portofolio pada
semester I memiliki nilai 0,763, sedangkan rasio tingkat
pengembalian portofolio dengan risiko portofolio pada semester II
memiliki nilai 1,313. Rasio tingkat pengembalian portofolio dengan
risiko portofolio pada semester II memiliki nilai yang lebih tinggi,
sehingga portofolio pada semester II layak untuk dipilih.
3. Kinerja portofolio saham terpilih pada semester I dan II memiliki
nilai positif (+). Kinerja portofolio saham terpilih pada semester I
memiliki nilai sebesar 0,471, sedangkan kinerja portofolio terpilih
pada 8 semester II memiliki nilai sebesar 1,132. Portofolio saham
terpilih pada semester II memiliki kinerja yang baik jika dibanding
dengan semester I.

9
EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
SHARPE
(Studi Pada Perusahaan yang Listing Pada Indeks Lq 45 di BEI Periode 2012)

Sulistya Rini
Siti Ragil Handayani
Rustam Hidayat
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya

ABSTRAK
Evaluasi kinerja portofolio bertujuan untuk menilai portofolio yang telah dibentuk memiliki kinerja
yang baik dan sesuai dengan tujuan investasi.Model Sharpe merupakan perhitungan yang mengukur tingkat
total risiko. Tujuan penelitian ini adalah menilai portofolio yang telah dibentuk dengan menggunakan
model perhitungan yang menghitung secara total risiko, dan juga untuk mengetahui portofolioyang
terbentuk dari perusahaan yang terdaftar pada Indeks LQ 45 di BEI periode 2012.Portofolio pada
penelitian ini dipilih berdasarkan hasil tingkat pengembalian saham individu memiliki nilai yang lebih
besar daripada hasil tingkat pengembalian pasar (Ri> Rm). Perusahaan-perusahaan yang terpilih sebagai
portofolio saham sebanyak 29 perusahaan yang pada masing-masing semesternya memiliki 19 perusahaan.
Hasil yang diperoleh kedua semester tersebut akanberbeda. Perbedaan tersebut yang menandakan
bahwa portofolio terpilih pada semester I dan semester II memiliki kinerja yang berbeda.Portofolio terpilih
tidak selamanya menunjukkan hasil yang positif namun juga menunjukkan hasil yang negatif. Investor
sebaiknya lebih dahulu mengetahui bagaimana kinerja perusahaan yang akan dibentuk menjadi portofolio
saham agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

Kata Kunci :Kinerja Portofolio , Model Sharpe

1. PENDAHULUAN maksimal dengan risiko yang seminimal mungkin.


Investasi saat ini menjadi pilihan utama bagi Walaupun portofolio dibentuk untuk
masyarakat yang ingin meningkatkan nilai meminimalkan risiko, namun portofolio juga perlu
kekayaan yang dimiliki.Calon investor saat ini dilakukan evaluasi.
juga tidak sedikit yang memilih saham sebagai Evaluasi merupakan proses penilaian suatu
jenis investasi yang dimiliki. Para calon investor kinerja. Proses ini perlu dilakukan untuk
tersebut menganggap bahwa dengan berinvestasi mengukur seberapa efektifkah sebuah kinerja itu
pada saham, maka return yang akan diterima akan telah dicapai oleh investor. Evaluasi yang baik
maksimal jika dibanding dengan jenis investasi seharusnya dilakukan secara periodik.Memilih
lain. Namun sebenarnya dibalik return yang tingkatan periodik ini merupakan kebijakan
maksimal, juga terdapat risiko yang sama masing-masing dari investor.Investor melakukan
besarnya dengan return yang akan diterima. evaluasi agar dapat mengetahui tentang kinerja
Portofolio adalah sekumpulan dari beberapa portofolio.
investasi para investor yang dibentuk dengan Kinerja adalah hasil kerja yang dapat
tujuan untuk meminimalkan risiko.Sekumpulan dicapai dalam melakukan suatu kegiatan. Hasil
investasi ini bisa berupa saham, obligasi, tanah, kerja ini akan menjadi tolok ukur tentang baik
rumah, dan jenis investasi lainnya. Merajuk pada atau tidaknya pekerjaan itu dapat dilakukan.
judul, portofolio yang akan diteliti oleh peneliti Namun, jika membahas tentang investasi,
adalah tentang portofolio saham. pengertian kinerja bisa berarti tentang hasil yang
Portofolio saham ataupun jenis portofolio dapat dicapai dari investasi yang telah dibentuk
lainnya, ini dibentuk untuk meminimalkan risiko oleh investor.Hasil tersebut pastinya tidak selalu
yang biasa terjadi pada sebuah investasi. Semua positif, namun ada juga yang negatif.Kaitannya
investor tentunya mengharapkan return yang dengan portofolio, maka kinerja portofolio adalah

1
hasil yang telah dicapai oleh portofolio yang telah adalah jika tujuan, visi, dan misi organisasi dapat
dibentuk investor dalam rangka meminimalkan terealisasikan sesuai harapan.
risiko.Kinerja portofolio perlu juga dilakukan
evaluasi. 2.3 Investasi
Evaluasi kinerja portofolio merupakan “Investasi adalah komitmen atas sejumlah
bentuk dari proses penilaian hasil kerja portofolio. dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan
Portofolio merupakan bentukan dari sekumpulan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh
beberapa investasi yang dipilih oleh keuntungan di masa datang” (Tandelilin,
investor.Evaluasi kinerja portofolio sebenarnya 2010:2).Investasi dilakukan oleh seseorang
bertujuan untuk menilai apakah portofolio yang dengan maksud agar pada masa datang, sejumlah
telah dibentuk memiliki kinerja yang baik dan dana atau sumberdaya lainnya yang telah
sesuai dengan tujuan investasi. diinvestasikan dapat menghasilkan sejumlah
Kinerja portofolio dapat diukur dengan keuntungan.
menggunakan 3 model pengukuran, yaitu model
Sharpe, model Treynor, dan model Jensen. Model 2.4 Return
Sharpe merupakan perhitungan yang mengukur Secara umum, return adalah tingkat
tingkat total risiko. Risiko total adalah hasil pengembalian. Namun jika membahas tentang
penjumlahan dari risiko sistematis dan risiko tidak investasi, return merupakan tingkat
sistematis. Berbeda dengan model Treynor dan pengembalian dari hasil keuntungan yang telah
model Jensen, yang hanya menggunakan didapatkan dari berinvestasi. Dalam investasi,
perhitungan risiko sistematis saja untuk mengukur return dibedakan menjadi dua.“Return dapat
kinerja portofolio. berupa return realisasian (realized return) yang
Dalam melakukan evaluasi kinerja, memang sudah terjadi atau return ekspektarian (expected
seharusnya evaluasi tersebut dilakukan secara return) yang belum terjadi tetapi yang diharapkan
total. Hal ini bertujuan agar hasil kerja dari akan terjadi di masa mendatang” (Hartono,
portofolio dapat secara total diketahui oleh 2009:199).
investor. Investor dapat mengetahui secara
keseluruhan apa yang menjadi kekurangan dan 2.5 Risiko
kelebihan dari portofolio yang telah dibentuk. Jika Investor seharusnya tidak saja mengetahui
hanya mengevaluasi dari satu sisi risiko saja, hal berapa besar return yang akan diterima, namun
ini dirasa kurang begitu maksimal.Sehingga juga harus mengetahui berapa besar risiko yang
haruslah dievaluasi dari kedua sisi risiko. akan diterima jika return yang diharapkan tidak
sesuai dengan harapan. “Risiko merupakan
2. TINJAUAN PUSTAKA besarnya penyimpangan antara tingkat
2.1 Evaluasi pengembalian yang diharapkan (expected return)
Evaluasi merupakan hal yang sangat penting dengan tingkat pengembalian aktual” (Halim,
untuk menilai tingkat keberhasilan dari suatu 2005:42).
kegiatan yang telah dilakukan. Tanpa melakukan
evaluasi, maka tidak akan diketahui bagaimana 2.6 Portofolio
tingkat keberhasilan tersebut. “Evaluasi “Portofolio adalah sekumpulan proyek atau
merupakan suatu proses menyediakan informasi kombinasi investasi yang dimiliki oleh perusahaan
yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk untuk mengurangi risiko” (Kamaludin,
menentukan harga” (Umar, 2002:36). 2011:401).Dari pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa portofolio adalah sekumpulan
2.2 Kinerja dari beberapa bentuk investasi yang dilakukan
“Kinerja (performance) merupakan oleh para investor dengan tujuan untuk
gambaran mengenai tingkat pencapaian meminimalkan risiko. Portofolio dibentuk dari
pelaksanaan suatu program kegiatan atau sekumpulan beberapa aset yang dipilih dengan
kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi harapan akan menjadi sebuah portofolio yang
dan misi organisasi yang dituangkan melalui optimal.
perencanaan strategis suatu organisasi”
(Moeheriono, 2009:60).Masing-masing 2.6.1 Return Portofolio
perusahaan memang memiliki perencanaan untuk
menghasilkan kinerja yang baik.Kinerja yang baik
2
Setiap saham memiliki return masing- Penelitian ini menggunakan penelitian
masing. Begitu juga dengan portofolio, perlu deskriptif.“Penelitian deskriptif yaitu penelitian
diketahui return-nya agar investor mengetahui yang berusaha untuk menuturkan pemecahan
berapa jumlah return yang akan diterima. masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data,
“Expected return portofolio secara sederhana jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan
adalah rata-rata tertimbang dari expected return menginterpretasi” (Narbuko dan Achmadi,
saham individual, faktor penimbangnya adalah 2003:44).Penelitian deskriptif adalah penelitian
proporsi dana yang diinvestasikan pada masing- yang mendeskripsikan suatu hasil yang diperoleh
masing saham” (Halim, 2003:32). dari data-data yang telah dianalisis.Perhitungan
pada penelitian ini hanya menggunakan rumus-
2.6.2 Risiko Portofolio rumus yang terdapat pada variabel dan
Sama halnya dengan return portofolio. pengukurannya.Penelitian ini menggunakan
Risiko tidak saja dihitung dari saham individu, populasi yang berasal dari seluruh saham yang
namun juga perlu dihitung dari risiko portofolio. termasuk dalam kelompok Indeks LQ45 periode
“Risiko portofolio adalah kemungkinan bahwa 2012.Populasi tersebut diperoleh dari saham-
hasil yang diharapkan dari investasi berbeda saham Indeks LQ45 yang listing dalam kelompok
dengan hasil yang dicapai.Markowitz Indeks LQ45 periode 2012.Sampel pada
menyatakan, risiko yang diharapkan tergantung penelitian ini menggunakan teknik purposive
pada keanekaragaman kemungkinan hasil yang sampling. Pengambilan sampel pada penelitian ini
diharapkan” (Sunariyah, 2004:198). ditentukan dengan kriteria memilih saham-saham
yang masuk dalam LQ 45 selama periode 2012
2.6.3 Evaluasi Kinerja Portofolio dan memiliki tingkat pengembalian saham
“Evaluasi kinerja portofolio merupakan individu yang lebih besar daripada tingkat
tahap akhir dari proses manajemen investasi. pengembalian pasar (Ri > Rm).
Evaluasi ini juga dapat dipandang sebagai Metode analisis yang digunakan dalam
mekanisme umpan balik dan pengendalian yang penelitian ini yaitu dengan analisis kuantitatif,
membuat proses manajemen investasi itu lebih karena untuk mengetahui hasil dari penelitian ini
efektif” (Sharpe et al, 2006:333).Evaluasi kinerja menggunakan perhitungan dan statistik yang
portofolio merupakan tahapan yang dilakukan merujuk pada perhitungan model Sharpe.Hasil
oleh para investor untuk mengetahui apakah dari analisis tersebut kemudian dideskripsikan.
portofolio yang dibentuk telah menghasilkan suatu
kinerja yang baik. Melakukan evaluasi kinerja 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
portofolio sama dengan mengukur hasil kerja dari 4.1 Tingkat Pengembalian Saham Individu (Ri)
bentukan portofolio. Tingkat pengembaliansaham individu
perusahaan perlu diketahui untuk mengetahui
2.6.4 Indeks Sharpe perkembangan kinerja perusahaan yang terjadi
Indeks Sharpe merupakan salah satu model selama periode tertentu.Cara yang dilakukan
untuk mengukur kinerja portofolio. Salah satu untuk mengetahui tingkat pengembalian saham
yang menjadi kelebihan model ini adalah indeks individu yaitu dengan mengurangi harga
Sharpe menggunakan pembagi standar deviasi penutupan saham (closing price) periode ini
yang berarti bahwa indeks Sharpe mengukur dengan periode sebelumnya dan ditambah dengan
risiko total. Risiko total merupakan hasil dividen setelah itu dibagi dengan harga penutupan
penggabungan antara risiko sistematis dan risiko saham (closing price) pada periode sebelumnya.
tidak sistematis. “Indeks Sharpe mendasarkan Secara rumus, cara menghitung tingkat
perhitungannya pada konsep garis pasar modal pengembalian saham individu yaitu:
(capital market line) sebagai patok duga, yaitu ( )
Ri =
dengan cara membagi premi risiko portofolio
dengan standar deviasinya. Indeks Sharpe akan (Hartono, 2010:207)
bisa dipakai untuk mengukur premi risiko untuk Hasil yang didapatkan pada Tabel 1 terdiri
setiap unit risiko pada portofolio tersebut” dari rata-rata tingkat pengembalian 39 saham
(Tandelilin, 2010:494). perusahaan, sebagai berikut:

3. METODE PENELITIAN
3
Tabel 1 Rata-rata Tingkat Pengembalian Bulanan semester I dan II tahun 2012 di atas menunjukkan
Saham Individu pada Semester I dan II bahwa masih terdapat beberapa perusahaan yang
tahun 2012 memiliki rata-rata tingkat pengembalian negatif (-
No Kode Semester I Semester ). Rata-rata tingkat pengembalian bulanan saham
Emiten II individu pada semester I menunjukkan bahwa
1 AALI 0,003 0,003 terdapat 18 perusahaan yang memiliki nilai rata-
2 ADRO -0,041 0,020 rata tingkat pengembalian negatif (-), sedangkan
3 AKRA -0,001 0,035 pada semester II terdapat 15 perusahaan yang
4 ANTM -0,034 -0,006 memiliki nilai rata-rata tingkat pengembalian
5 ASII -0,213 0,555 negatif (-).
6 ASRI 0,008 0,040
Semester I yang memiliki rata-rata tingkat
7 BBCA -0,013 0,039 pengembalian bulanan saham individu tertinggi
8 BBNI 0,015 -0,005 dimiliki oleh CPIN yaitu sebesar 0,075,
9 BBRI -0,011 0,016 sedangkan yang memiliki rata-rata tingkat
10 BDMN 0,063 -0,008 pengembalian bulanan saham individu terendah
11 BJBR -0,009 0,025 adalah ASII yaitu sebesar -0,213. Semester II
12 BMRI 0,019 0,022 yang memiliki rata-rata tingkat pengembalian
13 BORN -0,076 -0,002 bulanan saham individu tertinggi dimiliki oleh
14 BUMI -0,145 -0,092 ASII yaitu sebesar 0,555, sedangkan yang
15 CPIN 0,075 0,016 memiliki rata-rata tingkat pengembalian bulanan
saham individu terendah adalah BUMI yaitu
16 ELTY -0,121 -0,034
sebesar -0,092.
17 ENRG -0,056 -0,081
No Kode Semester I Semester 4.2 Tingkat Risiko Individu ( )
Emiten II Risiko saham individu perlu diketahui untuk
18 EXCL 0,071 -0,003 mengetahui seberapa besar tingkat penyimpangan
19 GGRM 0,018 -0,009 terhadap tingkat pengembalianyang diterima oleh
20 HRUM -0,038 0,013 perusahaan pada periode tertentu. Pada
21 ICBP 0,025 0,059 perhitungan model Sharpe, risiko yang digunakan
22 INCO -0,074 -0,008 dalam adalah risiko tidak sistematis atau standar
23 INDF 0,003 0,038 deviasi ( ).
24 INDY -0,050 -0,034 Secara rumus, cara menghitung tingkat
25 INTP 0,008 0,048 risiko atau standar deviasi ( ) saham individu
yaitu:
26 ITMG 0,002 0,032
∑ ( )
27 JSMR 0,047 0,002 SD √
28 KIJA 0,007 0,015
(Hartono, 2012:229)
29 KLBF 0,020 -0,077
30 LPKR 0,038 0,044 Tabel 2 Tingkat Risiko Saham Individu pada
31 LSIP 0,034 -0,016 Semester I dan II tahun 2012
32 PGAS 0,019 0,047
No Kode Semester I Semester
33 PTBA -0,051 0,009 Emiten II
34 SMGR 0,002 0,066 1 AALI 0,064 0,103
35 TINS -0,044 0,025 2 ADRO 0,099 0,103
36 TLKM 0,049 0,019 3 AKRA 0,136 0,097
37 TRAM -0,018 0,053 4 ANTM 0,209 0,055
38 UNTR -0,043 -0,006 5 ASII 0,384 0,549
39 UNVR 0,033 -0,008 6 ASRI 0,120 0,092
Sumber: data diolah 7 BBCA 0,077 0,044
8 BBNI 0,049 0,045
Hasil perhitungan rata-rata tingkat 9 BBRI 0,099 0,058
pengembalian bulanan saham individu pada
4
10 BDMN 0,111 0,059 4.3 Tingkat Pengembalian Pasar (Rm)
11 BJBR 0,076 0,056 Secara rumus, cara menghitung tingkat
12 BMRI 0,060 0,074 pengembalian pasar (Rm) yaitu: Rm= .
13 BORN 0,097 0,104 Tabel 3 Tingkat Pengembalian Pasar (Rm) pada
14 BUMI 0,112 0,129 Semester I dan II tahun 2012
15 CPIN 0,144 0,106
16 ELTY 0,103 0,146 Sumber: data diolah
17 ENRG 0,111 0,127
Hasil yang diperoleh dengan menggunakan
18 EXCL 0,023 0,148 rumus tersebut, maka dapat diketahui pada
19 GGRM 0,088 0,084 Semester I ̅̅̅̅ = 0,002, sedangkan pada Semester
20 HRUM 0,122 0,103 II ̅̅̅̅ = 0,015.
21 ICBP 0,053 0,079
22 INCO 0,094 0,184 Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada
23 INDF 0,044 0,057 semester I memiliki ̅̅̅̅ yang lebih kecil daripada
24 INDY 0,096 0,101 semester II.
25 INTP 0,034 0,108 4.4 Pembentukan Portofolio
26 ITMG 0,129 0,054 Portofolio pada penelitian ini dibentuk
27 JSMR 0,051 0,034 berdasarkan rata-rata tingkat pengembalian saham
28 KIJA 0,119 0,078 individu lebih tinggi daripada rata-rata tingkat
29 KLBF 0,066 0,359 pengembalian pasar ( ̅ >̅̅̅̅ ). Setelah mengetahui
30 LPKR 0,069 0,101 tingkat pengembalian saham individu dan tingkat
No Kode Semester I Semester pengembalian pasar, maka saham portofolio yang
Emiten II terpilih pada semester I dan II, sebagai berikut:
31 LSIP 0,129 0,148 Tabel 4 Saham Portofolio Terpilih
32 PGAS 0,095 0,069 Semester I dan Semester II
33 PTBA 0,072 0,097
No Kode Emiten
34 SMGR 0,068 0,090 Semester Semester
35 TINS 0,094 0,126 I II
36 TLKM 0,112 0,062 1 AALI ADRO
37 TRAM 0,068 0,119 2 ASRI AKRA
38 UNTR 0,128 0,114 3 BBNI ASII
39 UNVR 0,052 0,111
Sumber: data diolah No Semester Semester
I II
Hasil perhitungan tingkat risiko saham 4 BDMN ASRI
individu pada semester I dan II tahun 2012 di atas 5 BMRI BBCA
menunjukkan bahwa seluruh perusahaan telah Sem IHSG IHSG
memiliki tingkat risiko positif (+). Hal ini berarti Semes
ester
bahwa masing-masing saham perusahaan ter II
I Close Rm Close Rm
memiliki risiko. Jan 3941,693 - Juli 4142,337 0,047
Semester I yang memiliki tingkat risiko Feb 3985,210 0,011 Agust 4060,331 -0,020
saham individu tertinggi dimiliki oleh ASII yaitu Mar 4121,551 0,034 Sep 4262,561 0,050
sebesar 0,384, sedangkan yang memiliki tingkat Apr 4180,732 0,014 Okt 4350,291 0,021
risiko saham individu terendah adalah EXCL Mei 3832,824 -0,083 Nov 4276,141 -0,017
yaitu sebesar 0,023.Semester II yang memiliki Juni 3955,577 0,032 Des 4316,687 0,009
tingkat risiko saham individu tertinggi dimiliki Total 0,008 Total 0,090
oleh ASII yaitu sebesar 0,549, sedangkan yang ̅̅̅̅ ̅̅̅̅
0,002 0,015
memiliki tingkat risiko saham individu terendah 6 CPIN BBRI
adalah JSMR yaitu sebesar 0,034. 7 EXCL BJBR
8 GGRM BMRI
5
9 ICBP CPIN Sumber: data diolah
10 INDF ICBP
11 INTP INDF 4.6 Tingkat Pengembalian Portofolio (Rp)
12 JSMR INTP Tingkat pengembalian portofolio perlu
13 KIJA ITMG diketahui untuk mengetahui seberapa besar tingkat
14 KLBF LPKR pengembalian yang didapatkan dari portofolio
15 LPKR PGAS yang telah terpilih. Cara yang dilakukan untuk
16 LSIP SMGR menghitung tingkat pengembalian portofolio yaitu
17 PGAS TINS dengan rumus sebagai berikut:
18 TLKM TLKM E(Rp) = ∑ E(Ri)
19 UNVR TRAM (Tandelilin, 2010:120)
Tabel 5 Tingkat Pengembalian Portofolio Semester I dan Semester II Tahun 2012
No. Kode Emiten Semester I Kode Semester II
Wi ̅̅̅ Wi̅̅̅ Emiten Wi ̅̅̅ Wi̅̅̅
1 AALI 0,053 0,003 0,000 ADRO 0,053 0,020 0,001
2 ASRI 0,053 0,008 0,000 AKRA 0,053 0,030 0,002
3 BBNI 0,053 0,015 0,001 ASII 0,053 0,555 0,029
4 BDMN 0,053 0,063 0,003 ASRI 0,053 0,040 0,002
5 BMRI 0,053 0,019 0,001 BBCA 0,053 0,039 0,002
6 CPIN 0,053 0,075 0,004 BBRI 0,053 0,016 0,001
7 EXCL 0,053 0,071 0,004 BJBR 0,053 0,025 0,001
8 GGRM 0,053 0,018 0,001 BMRI 0,053 0,022 0,001
9 ICBP 0,053 0,025 0,001 CPIN 0,053 0,016 0,001
10 INDF 0,053 0,003 0,000 ICBP 0,053 0,059 0,003
11 INTP 0,053 0,008 0,000 INDF 0,053 0,038 0,002
12 JSMR 0,053 0,047 0,002 INTP 0,053 0,048 0,003
13 KIJA 0,053 0,007 0,000 ITMG 0,053 0,032 0,002
14 KLBF 0,053 0,020 0,001 LPKR 0,053 0,044 0,002
15 LPKR 0,053 0,038 0,002 PGAS 0,053 0,047 0,002
16 LSIP 0,053 0,034 0,002 SMGR 0,053 0,066 0,003
17 PGAS 0,053 0,019 0,001 TINS 0,053 0,025 0,001
18 TLKM 0,053 0,049 0,003 TLKM 0,053 0,029 0,002
19 UNVR 0,053 0,033 0,002 TRAM 0,053 0,053 0,003
∑ ̅̅̅ 0,029 ∑ ̅̅̅ 0,063
Perhitungan
Sumber:Tabel 5 di atas tersebut menunjukkan
data diolah menghitung tingkat risiko portofolio ( ) yaitu
bahwa tingkat pengembalian portofolio (Rp) pada sebagai berikut:
p=∑ ∑ ∑
semester I adalah 0,029, sedangkan pada semester 2
i Wj i j
II tingkat pengembalian portofolio (Rp) adalah
0,063.Terlihat bahwa dengan komposisi rata-rata (Tandelilin, 2010:123)
tingkat pengembalian saham individu yang
berbeda, menunjukkan bahwa semester II Berdasarkan rumus tersebut, pada semester
memiliki tingkat pengembalian portofolio yang I menghasilkan:
lebih besar daripada semester I.
=∑ +∑
4.5 Tingkat Risiko Portofolio = 0.000384+0.001041
Sebelum menghitung tingkat risiko = 0.001425
portofolio, terlebih dahulu diketahui tentang
seberapa besar korelasi dan kovarians antara =√ = 0.037749 ; dibulatkan
return sekuritasi dan j. Korelasi pada penelitian menjadi 0.038
ini untuk mengetahui korelasi antara perusahaan
satu dengan lainnya. Hasil dari perhitungan Tingkat risiko portofolio pada Semester II
kovarians tersebut digunakan untuk menghitung menghasilkan:
tingkat risiko portofolio.Secara rumus, cara =∑ +∑
6
= 0.001208 + 0.001050 Tabel 7 Kinerja Portofolio dengan Model Sharpe
= 0.002258 pada Semester I dan II Tahun 2012
Semester ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅-̅̅̅̅
=√ = 0.047518 ; dibulatkan
menjadi 0.048 I 0,029 0,0115 0,0179 0,038 0.471
II 0,063 0,0096 0,0538 0,048 1.132
Hasil dari tingkat risiko portofolio pada Sumber: data diolah
semester I dan semester II di atas, dapat dilihat
bahwa tingkat risiko portofolio pada semester II Kinerja portofolio dengan model Sharpe
memiliki nilai yang lebih tinggi daripada semester pada semester I sebesar 0,471, sedangkan pada
I. semester II kinerja portofolio sebesar 1,132. Hal
ini menunjukkan bahwa pada portofolio terpilih di
semester II memiliki kinerja yang baik daripada
portofolio yang terpilih di semester I. Semakin
besar nilai kinerja pada suatu portofolio, maka
4.7 Tingkat Pengembalian Bebas Risiko (Rf) semakin baik pula kinerja portofolio yang terpilih
Tabel 6akan menyajikan tentang tingkat pada periode tersebut.
pengembalian bebas risiko (Rf) pada Semester I
dan Semester II tahun 2012. 5. PENUTUP
Tabel 6 Tingkat Pengembalian Bebas Risiko 5.1 Kesimpulan
Semester I dan II Tahun 2012 Berdasarkan hasil penelitian evaluasi kinerja
portofolio dengan menggunakan model Sharpe,
Semester I Semester II dapat ditarik kesimpulan yaitu:
Bulan SBI Rf Bulan SBI Rf 1. Rata-rata tingkat pengembalian saham
Februar 5,75 0,057 Juli 5,75 0,057 individu dan risiko saham individu pada
i % 5 % 5 masing-masing semester memiliki nilai yang
Maret 5,75 0,057 Agustus 5,75 0,057 berbeda. Pada semester I, rata-rata tingkat
% 5 % 5 pengembalian saham individu tertinggi
April 5,75 0,057 Septembe 5,75 0,057
dimiliki oleh CPIN dan terendah dimiliki oleh
% 5 r % 5
ASII. Sedangkan pada semester II, rata-rata
Mei 5,75 0,057 Oktober 5,75 0,057
% 5 % 5 tingkat pengembalian saham individu tertinggi
Juni 5,75 0,057 Novembe 5,75 0,057 dimiliki oleh ASII dan terendah dimiliki oleh
% 5 r % 5 BUMI. Sementara itu, pada tingkat risiko
Total 0,287 Desembe 5,75 0,057 saham individu semester I yang tertinggi
5 r % 5 dimiliki oleh ASII dan terendah dimiliki oleh
Rf 0,057 Total 0,345 EXCL. Semester II yang memiliki tingkat
5 0 risiko saham individu tertinggi dimiliki oleh
̅̅̅̅ 0,011 Rf 0,057 ASII dan terendah dimiliki oleh JSMR.
5 5 2. Rasio tingkat pengembalian portofolio dengan
̅̅̅̅ 0,009 risiko portofolio pada semester I memiliki
6 nilai 0,763, sedangkan rasio tingkat
Sumber: data diolah pengembalian portofolio dengan risiko
portofolio pada semester II memiliki nilai
4.8 Kinerja Portofolio dengan Menggunakan
1,313. Rasio tingkat pengembalian portofolio
Model Sharpe
dengan risiko portofolio pada semester II
Secara rumus, kinerja portofolio model
memiliki nilai yang lebih tinggi, sehingga
Sharpe yaitu sebagai berikut:
̅̅̅̅ ̅̅̅̅ portofolio pada semester II layak untuk
Sp = dipilih.
(Tandelilin, 2010:494) 3. Kinerja portofolio saham terpilih pada
semester I dan II memiliki nilai positif (+).
Tabel 7 dibawah ini akan menyajikan hasil Kinerja portofolio saham terpilih pada
perhitungan kinerja portofolio dengan semester I memiliki nilai sebesar 0,471,
menggunakan model Sharpe pada Semester I dan sedangkan kinerja portofolio terpilih pada
Semester II tahun 2012.
7
semester II memiliki nilai sebesar 1,132.
Portofolio saham terpilih pada semester II
memiliki kinerja yang baik jika dibanding
dengan semester I.

5.2 Saran
1. Bagi investor, perusahaan-perusahaan yang
listing dalam Indeks LQ 45 memanglah
perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi,
namun perlu diketahui bahwa kombinasi
perusahaan-perusahaan tersebut jika dibentuk
ke dalam portofolio perlulah diketahui terlebih
dahulu ̅ lebih besar daripada ̅̅̅̅ agar dapat
menghasilkan kinerja portofolio saham yang
positif.
2. Saran bagi peneliti selanjutnya yaitu agar
penelitian selanjutnya mengambil jarak waktu
periode data terbaru dan lebih baik jika
membandingkan penilaian kinerja portofolio
dengan menggunakan model lain.

DAFTAR PUSTAKA

Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Edisi


Kedua. Jakarta: Salemba Empat
Hartono, Jogiyanto. 2009. Teori Portofolio dan
Analisis Investasi. Edisi Keenam.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
___________2010.Teori Portofolio dan Analisis
Investasi. Edisi Ketujuh. Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta.
Kamarudin.2011. Manajemen Keuangan Konsep
Dasar dan Penerapannya. Bandung: CV.
Mandar Maju.
Moeheriono. 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis
Kompetensi. Bogor: Ghalia Indonesia
Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 2003.
Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sharpe, William F., Gordon J. Bailey, dan Jeffery
V. Bailey. 2006. Edisi Keenam.
Dialihbahasakan oleh Khrisna Kamil.
Jakarta: Indeks.
Sunariyah.2004. Pengantar Pengetahuan Pasar
Modal. Edisi Keempat. Yogyakarta:
AMP YKPN.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan
Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi
Pertama. Yogyakarta: Kanisius.
Umar, Husein. 2002. Evaluasi Kinerja
Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai