Anda di halaman 1dari 13

MENENTUKAN KEPUTUSAN

SOURCHING DALAM SCM


Nama : Rosmiati (C0120407)
Riska S (C0120406)
Muspira (C0120404)
Mairani (C0120538)
Rande Toding(C0120403)
Muh Asrul (C0120405)

Kelas : Manajemen C
Kelompok 8 Manajemen Operasional
KEPUTUSAN SOURCING DALAM RANTAI PASOKAN

 Procurement adalah proses dimana


perusahaan memperoleh komponen bahan
baku, produk, pelayanan atau sumber daya
lainnya dari supplier untuk melaksanankan
operasi mereka.
 Sourcing adalah keseluruhan sekumpulan
proses bisnis yang diperlukan untuk membeli
barang dan jasa.
Untuk fungsi rantai pasokan, keputusan yang paling
penting adalah apakah outsource atau in-house. Sebuah
perusahaan outsource jika perusahaan menyewa
perusahaan luar untuk melaksanakan operasi dalam
suatu perusahaan. Aktifitas outsourcing rantai pasokan
berdasarkan dua pertanyaan:
• Akankah pihak ketiga meningkatkan surplus rantai
pasokan untuk meningkatkan aktivitas in-house?
• Sampai seberapa tingkat resiko tumbuh dari
outsourcing?
Walaupun keputusan untuk outsource dibuat, proses
sourcing meliputi seleksi supplier, mendesain kontrak
supplier, kolaborasi desain produk, pengadaan material
atau pelayanan dan evaluasi performa supplier.
In-house atau outsource
Perusahaan harus mempertimbangkan outsourcing jika pertumbuhan surplus
besar dengan risiko yang kecil. Fungsi bentuk in-house lebih baik jika
pertumbuhan surplus kecil atau peningkatan resiko besar.
• Bagaimana pihak ketiga meningkatkan surplus rantai pasokan : pihak ketiga
akan meningkatkan surplus rantai pasokan jika mereka meningkatkan nilai untuk
konsumen atau mengurangi biaya rantai pasokan untuk perusahaan melakukan
tugas in-house. Pihak ketiga dapat meningkatkan efektif surplus rantai pasokan
jika mereka dapat mengumpulkan aset atau mengalir untuk tingkat yang lebih
tinggi dari pada perusahaan itu sendiri. Berbagai jenis mekanisme pihak ketiga
yang dapat digunakan untuk meningkatkan surplus, yaitu: jumlah kapasitas,
jumlah inventory, jumlah transportasi dengan perantara transportasi, jumlah
transportasi dengan perantara penyimpanan, jumlah gudang, jumlah pengadaan,
jumlah informasi, jumlah piutang, jumlah relationship, biaya rendah dan kualitas
tinggi.
• Resiko menggunakan pihak ketiga : perusahaan harus mengevaluasi risiko :
proses rusak, menaksir biaya koordinasi, mengurangi kontrak
konsumen/supplier, hilangnya kemampuan internal dan pertumbuhan dalam
kekuatan pihak ketiga, kebocoran informasi dan data sensitif, kontrak tidak efektif
Third and Fourth-Party Logistic Providers
Supplier scoring and assessment
Ketika membandingkan perusahaan, banyak perusahaan
membuat kekeliruan pokok hanya fokus pada kuota
harga, mengabaikan fakta bahwa penyalur berbeda pada
dimensi yang penting yang mempengaruhi biaya total
yang digunakan supplier. Ketika menskor dan menakasir
supplier, ada faktor lain daripada kuota harga yang harus
dipertimbangkan: pemenuhan lead time, performa on-
time, fleksibelitas pasokan, frekuensi
pengiriman/minimum lot size, kualitas pasokan, biaya
transportasi inbound, pricing term, kapabilitas koordinasi
informasi, kapabilitas kalaborasi desain, tingkat bunga,
pajak dan tugas, kelangsungan hidup supplier.
Supplier selection – auctions and negotiations

Sebelum menyeleksi supplier, perusahaan harus memutuskan


apakah menggunakan single sourcing atau multiple supplier. Seleksi
supplier adalah setelah menggunakan mekanisme yang variasi,
meliputi offline competitive bid, reverse auction atau negosiasi
langsung. Apapun juga mekasisme yang digunaka, seleksi supplier
harus berdasarkan pada biaya total yang digunakan supplier dan
tidak hanya harga pembeliaan. Mekanisme lelang yang sering
digunakan dalam praktek dan menyoroti semua kekayaan mereka.
Lelang dalam rantai pasokan : pembeli perlu struktur lelang untuk
meminimalkan biaya mereka dan mendapatkan supplier yang
menang dengan biaya yang rendah dengan tawaran mereka. Lelang
dibuka seperti lelang bahasa inggris mungkin untuk mencapai
outcome. Prinsip dasar negosiasi : kuncy sukses negosiasi, untuk
membuat outcome yang sama-sama untung.
Contracts and supply chain performance
Kontrak untuk ketersediaan produk dan profit rantai pasokan : untuk memperbaiki
profit secara keseluruhan, supplier harus mendesain kontrak untuk mendukung
pembeli untuk membeli lebih dan meningkatkan level ketersediaan produk.
Memerlukan supplier untuk berbagi (ikut serta) dalam sebagian dari ketidak-pastian
permintaan pembeli.
3 kontrak yang meningkatkan profit secara keseluruhan :
1. Buyback contract : manufaktur dapat menggunakan buyback kontrak untuk
meningkatkan profit. Buyback mendorong retailier untuk meningkatkan level
ketersediaan produk. Buyback kontrak mendorong kearah usaha retailer yang lebih
rendah dan meningkatkan penyimpangan informasi dalam rantai pasokan.
2. Revenue – sharing contract : double marginalisasi dengan mengurangi biya per unit
yang dikenakan untuk retailier, jadi secara efektig mengurangi biaya overstocking.
Revenue – sharing contract meningkatkan penyimpangan informasi dan mendorong
kearah usaha retailer yang lebih rendah dalam kasus overstocking, hanya hal nya yang
dilakukan buy-back kontrak.
3. Quantity flexibelity contract : double marginalisasi dengan memberikan retailer
kemampuan untuk memodifikasi pesanan berdasarkan perbaikan pendekatan forecast
untuk point sale. Hasil kontrak ini dalam rendahnya penyimpangan informasi daripada
buy-back atau revenue sharing contract ketika supplier menjual untuk pembeli yang
multiple atau kelebihan supplier, kapasitas fleksibel.
Design collaboration
Kolaborasi desain dengan supplier dapat
membantu perusahaan mengurangi biaya,
memperbaiki kualitas dan mengurangi waktu
untuk pasar. secara tanggung jawab desain
menggerakkan untuk supplier, penting untuk
menjamin desain untuk kogistik dan desain
untuk prinsip manufaktur untuk diikuti. Untuk
sukses, manufaktur harus menjadi koordinator
desain efektif dalam rantai pasokan.
The procurement process
Proses pengadaan untuk material langsung harus
fokus pada memperbaiki koordinasi dan jarak
pandang dengan supplier. Proses pengadaan
untuk material tidak langsung harus fokus pada
mengurangi biaya transaksi untuk setiap
pesanan. Proses pengadaan dalam dua kasus
harus konsolidasi pesanan untuk mendapatkan
keuntungan skala ekonomis dan kuantitas
diskon.
Sourcing planning and analysis
Pengeluraan pengadaan harus di analisis penyalur
dan bagian untuk memastikan kecocokan skala
ekonomi. Analisis performa supplier harus
digunakan untuk membangun portfolio supplier
dengan kekuatan komplementer. Murah, tetapi
perform yang rendah, supplier harus
menggunakan untuk persediaan berdasarkan
permintaan sedangkan perform yang tinggi tapi
lebih mahal, supplier harus menggunakan untuk
menahan melawan variasi dalam permintaan dan
persediaan dari sumber daya lain.
Risk management in sourcing

Resiko sourcing dapat juga dalam


ketidakmampuan untuk memenuhi permintaan
tepat waktu, meningkatkan dalam biaya
pengadaan atau hilangnya properti intelektual.
Penting untuk mengembangkan strategi
peringanan yang membantu mengurangi bagian
dari resiko Ketidakmampuan dalam memenuhi
permintaan tepat waktu timbul karena gangguan
atau penundaan dari sumber daya yang tersedia.
Making sourcing decisions in practice:

1. Menggunakan tim multifungsional


2. Memastikan koordinasi yang sesuai ke lintas
daerah dan bisnis unit
3. Selalu mengevaluasi biaya total dari
kepemilikan
4. Membangun hubungan jangka panjang dengan
kunci supplier
KESIMPULAN
Adanya Supply Chain Management dalam perusahaan dimungkinkan
peningkatan efektifitas dan efisiensi . Penerapan supply chain management di
masa seperti ini cocok di terapkan, karena system ini memiliki kelebihan dimana
mampu me-manage aliran barang atau produk dalam suatu rantai supply.
supplay chain juga sangat berpengaruh terhadap
 Implementasi strategi SCM dalam perusahaan yang akan bersaing.

 Berkualitasnya suatu produk untuk memenuhi kepuasan

pelanggan/konsumen
 Peneraan dari strategi postponemen ini dapat memperkecil jumlah bahan yang

terbuang atau tidak terpakai, waktu pengerjaan, jahitan yang rapi, dan
mengurangi biaya produksi. Jadi, postponement strategy merupakan “win-
win solution” yang dapat menguntungkan konsumen dalam hal kepuasan dan
juga produsen dalam hal peningkatan profit atau laba perusahaan
 Selalu mempunyai perkembangan terhadap produk dengan rancangan produk

dalam SCM untuk menarik para konsumen/memenangkan persaingan


dipasar

Anda mungkin juga menyukai