Anda di halaman 1dari 3

Transkripsi:

BAB VIII MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DALAM SUPPLY CHAIN DENGAN SAFETY INVENTORY Menurut
(Pujawan, 2010) dalam tantangan mengelola supply chain, terdapat dua hal yang perlu diperhatikan,
yaitu : 1. Kompleksitas Struktur Supply Chain Suatu Supply Chain biasanya sangat kompleks, melibatkan
banyak pihak di dalam maupun di luar perusahaan. Pihak-pihak tersebut sering kali memiliki
kepentingan yang berbeda-beda, bahkan tidak jarang bertentangan (conflicting) antara satu dengan
yang lainnya. 2. Ketidakpastian Ketidak pastian merupakan sumber kesulitan pengelolahan suatu supply
chain. Ketidakpastian menimbulkan ketidak percayaan diri terhadap rencana yang sudah dibuat. Sebagai
akibatnya, perusahaan sering menciptakan pengaman di sepanjang supply chain. Pengaman ini bisa
berupa persediaan (safety stock), waktu (safety time), ataupun kapasitas produksi tidak bisa terpenuhi.
Dengan kata lain, customer service level akan lebih rendah pada situasi dimana ketidak pastian cukup
tinggi. Berdasarkan sumbernya, ada tiga klasifikasi utama ketidak pastian pada supply chain. Pertama
adalah ketidak pastian permintaan. Sebuah toko atau supermarket tidak akan pernah bisa memiliki
informasi yang pasti berapa suatu produk x akan terjual pada minggu atau hari tertentu. Mereka hanya
bisa meramalkan dan kita semua sadar bahwa ramalan hampir selalu tidak benar. Pesanan dari sebuah
supermarket ke distributor juga tidak pernah pasti karena berbagai faktor, termasuk adanya kesalahan
admintrasi persediaan, adanya syarat jumlah pengiriman minimum dari pabrik, dan keharusan
supermarket untuk mengakomodasikan ketidak pastian pelanggan mereka. Demikian juga halnya
dengan distributor karena berbagai sebab-sebab tadi. Bahkan semakin ke hulu ketidak pastian
permintaan ini biasanya semakin meningkat. Peningkatan

Peningkatan

ketidak pastian atau variasi permintaan dari hilir ke hulu pada suatu supply chain dinamakan bullwhip
effect. Kedua berasal dari arah supplier. Ini bisa berupa ketidak pastian pada lead time pengiriman,
harga bahan baku atau komponen, ketidakpastian kualitas, serta kuantitas material yang dikirim Ketiga
adalah ketidak pastian internal yang bisa diakibatkan oleh kerusakan mesin, kinerja mesin yang tidak
sempurna, ketidak hadiran tenaga kerja, serta ketidak pastian waktu maupun kualitas produksi.
Besarnya ketidakpastian yang dihadapi tiap-tiap supply chain berbeda-beda. Pada kebanyakan kasus,
permintaan pelanggan dianggap mendominasi ketidak pastian supply chain, namun tentu banyak juga
kasus dimana ketidak pastian pasokan bahan baku atau komponen menjadi isu yang lebih dominan WIP
Ketidakpastian pasokan Bahan baku Ketidakpastian internal Produk akhir Ketidakpastian permintaan
Gambar 1. Ketidak pastian pada supply chain menimbulkan persediaan pengaman (safety inventory)
dimana-mana. The Role of Safety Inventory in a Supply Chain (Peran persediaan pengamanan dalam
rantai pasokan) Persediaan penyimpanan adalah persediaan dilakukan untuk memenuhi permintaan

yang melebihi jumlah yang diperkirakan untuk suatu periode tertentu, persediaan pengaman dilakukan
karena permintaan tidak pasti dan kekurangan produk. Hal ini dapat terjadi jika permintaan aktual
melebihi perkiraan permintaan. Terjadinya kekurangan barang disebabkan antara lain karena kebutuhan
barang selama pemesanan melebihi rata-rata kebutuhan barang. Kekurangan barang dapat terjadi
karena kebutuhan setiap hari terlalu banyak atau karena jangka waktu pemesanan terlalu panjang/lama
dibanding dengan biasanya. Kalau kita memiliki safety stock terlalu banyak akibatnya perusahaan akan
menanggung biaya penyimpanan yang terlalu mahal, tetapi kalau safety stock-nya terlalu sedikit maka
perusahaan akan menangung biaya atau kerugian karena kekurangan barang. Oleh karena itu
perusahaan harus dapat menentukan besarnya safety stock ini secara tepat. Rata-rata persediaan
adalah siklus persediaan ditambah persediaan pengaman. Terdapat tradeoff mendasar dalam
persediaan pengaman, yaitu : Meningkatkan tingkat persediaan pengaman memberikan tingkat
ketersediaan produk dan layanan pelanggan level yang lebih tinggi; Meningkatkan tingkat persediaan
pengaman juga menaikkan tingkat persediaan rata-rata dan karena itu meningkatkan biaya
penyimpanan Sangat penting dalam industri teknologi tinggi atau industri lainnya di mana keusangan
adalah risiko yang signifikan (dimana nilai persediaan, seperti PC, bisa jatuh nilainya) Compaq dan Dell
pada produk PC Dalam perencanaan persediaan pengaman,terdapat dua pertanyaan mendasar, yaitu :
Berapa tingkat persediaan pengaman yang tepat? Untuk mengukur level persediaan pengaman yang
tepat, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu : - Mengukur ketidakpastian permintaan -
Mengukur ketersediaan produk - Kebijakan pemesanan kembali (replenishment) - Mengevaluasi cycle
service level dan fill rate

Mengevaluasi cycle service level dan fill rate

- Mengevaluasi tingkat pengaman pada cycle service level atau fill rate yang diinginkan - Dampak
ketersediaan produk yang dibutuhkan dan ketidakpastian persediaan pengaman Tindakan apa yang
dapat diambil untuk meningkatkan ketersediaan produk sekaligus mengurangi persediaan pengaman?
Penentuan tingkat ketidakpastian permintaan yang tepat Tingkat persediaan pengaman yang tepat
ditentukan oleh: - Ketidakpastian pasokan atau permintaan - Tingkat ketersediaan produk yang
diinginkan Tingkat ketidakpastian yang lebih tinggi membutuhkan tingkat persediaan pengaman yang
lebih tinggi pada level ketersediaan produk yang diinginkan. Tingkat ketersediaan produk yang lebih
tinggi membutuhkan persediaan pengaman yang lebih tinggi pada level ketidakpastian tertentu.
Mengukur Ketidakpastian Permintaan Permintaan memiliki komponen sistematis dan komponen acak
Estimasi dari komponen acak adalah ukuran dari ketidakpastian permintaan Komponen acak biasanya
diperkirakan oleh standar deviasi dari permintaan notasi: D = Rata-rata permintaan per periode σd =
standar deviasi permintaan per periode L = lead time = waktu antara saat pesanan ditempatkan dan
ketika diterima Ketidakpastian permintaan selama lead time adalah hal yang penting

Mengukur ketidakpastian permintaan P = permintaan selama periode k = kd σ= std dev permintaan


selama periode k= σr.sqrt(k) Koefisien variasi= cv = µ/ σ = rata2/(std dev) = ukuran ketidakpastian relatif
terhadap permintaan Mengukur ketersediaan produk - Ketersediaan produk: kemampuan perusahaan
untuk memenuhi pesanan pelanggan dari persediaan yang tersedia - Stockout: pesanan pelanggan
datang pada saat produk tidak tersedia - Tingkat pemenuhan produk/fill rate (fr): sebagian permintaan
yang dipenuhi dari produk dalam persediaan - Tingkat pemenuhan pesanan: sebagian pesanan yang
dipenuhi dari persediaan yang tersedia - Cycle service level (CSL): bagian dari siklus replenishment yang
berakhir dengan terpenuhinya semua permintaan pelanggan Kebijakan Replenishment - Kebijakan
replenishment: keputusan mengenai kapan harus memesan kembali dan berapa banyak jumlah
pemesanan kembali - Continuous review: persediaan terus dipantau dan pesanan dengan ukuran Q
ditempatkan ketika tingkat persediaan mencapai titik pemesanan kembali ROP(reorder point) - Periodic
review: persediaan diperiksa pada interval reguler (periodik) dan pesanan ditempatkan untuk
meningkatkan persediaan pada ambang batas yang ditentukan (tingkat "order-up-to")

Continuous Review Policy : persediaan pengaman dan CSL L: Waktu tunggu untuk replenishment D:
Rata-rata permintaan per satuan waktu D: Standar deviasi dari permintaan per periode DL: Rata-rata
permintaan selama lead time L : Standar deviasi dari permintaan selama lead time CSL: tingkat
pelayanan ss: persediaan pengaman ROP: titik pemesanan kembali Notes: Pesediaan rata-rata= Q/2 + ss
Contoh Soal : 1. D = 2,500/minggu; D = 500 L = 2 minggu; Q = 10,000; ROP = 6,000 DL = DL = (2500)(2) =
5000 ss = ROP - RL =6000-5000 = 1000 Cycle inventory = Q/2 = 10000/2 = 5000

Persediaan rata-rata = Cycle inventory + ss = 5000 + 1000 = 6000 Rata-rata waktu aliran = persediaan
rata2/throughput = 6000/2500 = 2.4 minggu Notes: 2. D = 2,500/minggu; D = 500 L = 2 minggu; Q =
10,000; ROP = 6,000 Tingkat pelayanan, CSL = F(DL + ss, DL, L) = = NORMDIST (DL + ss, DL, L) =
NORMDIST(6000,5000,707,1) = 0.92 (nilai ini juga dapat ditentukan dari tabel distribusi probabilitas
normal) TUGAS 1. Jelaskan mengapa kondisi Uncertainty menjadi permasalahan dalam pengelolaan
supply chain! 2. Apa saja yang harus dilakukan untuk menentukan level persediaan pengaman yang
tepat?

Anda mungkin juga menyukai