1
2
4
5
periode waktu yang akan datang. Investasi dapat diartikan juga sebagai
pengeluaran sejumlah uang atau dana atau menyimpan sejumlah uang
dengan suatu harapan akan mendapat penghasilan secaraa finansial
dimasa yang akan datang. Tujuan berinvestasi pada umumnya adalah
untuk mendapatkan keuntungan. Menurut Hermuningsih (2012:218),
beberapa pilihan investasi untuk meningatkan penghasilan yakni
tabungan, deposito berjangka, polis asuransi, membeli valuta asing,
mendirikan usaha baru, membeli emas, membeli tanah atau rumah,
membeli surat berharga di pasar uang, membeli surat berharga di pasar
uang. Tahap-tahap keputusan investasi pada pasar modal adalah sebagai
berikut:
a. Penentuan Tujuan Investasi
Tujuan investasi masing-masing investor bisa berbeda-beda
tergantung pada investor yang membuat keputusan tersebut. Tujuan
investasi harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun risiko.
b. Penentuan Kebijakan Investasi
Tahap ini dimulai dengan penentuan keputusan alokasi aset (asset
allocation decision). Keputusan ini menyangkut pendistribusian
dana yang dimiliki pada berbagai kelas-kelas aset yang tersedia
(saham, obligasi, real estate ataupun sekuritas luar negeri). Investor
juga harus memperhatikan berbagai batasan yang mempengaruhi
kebijakan investasi seperti seberapa besar dana yang dimiliki dan
porsi pendistribusian dana tersebut serta beban pajak dan pelaporan
yang harus ditangggung.
c. Pemilihan Strategi Portofolio
Strategi portofolio yang dipilih harus konsisten dengan dua tahap
sebelumnya, ada dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu
strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi
yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk
mencari kombinasi portofolio yang lebih baik. Strategi portofolio
pasif meliputi aktivitas investasi pada portofolio yang seiring
10
dengan kinerja indeks pasar. Asumsi strategi pasif ini adalah bahwa
semua informasi yang tersedia akan diserap pasar dan direfleksikan
pada harga saham.
4.2.4. Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal
seseorang atau pihak (badan usaha) didalam suatu perusahaan atau
perseroan terbatas, dengan menyertakan odal tersebut, maka pihak
tersebut memiliki klaim atas aset pendapatan perusahaan, dan berhak
hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Saham merupakan tanda bukti memiliki perusahaan dimana
pemiliknya disebut sebagai pemegang saham. Saham merupakan surat
bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham
tersebut (Tandelilin, 2007:18).
a. Jenis-jenis Saham
Secara umum saham yang dikenal sehari-hari merupakan saham
biasa (common stock). Ada beberapa sudut pandang untuk
membedakan saham, yaitu :
1) Saham biasa (common stock)
Saham biasa adalah jenis saham yang menempatkan pemiliknya
pada posisi paling akhir dalam pembagian dividen dan hak atas
harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut
dilikuidasi. Pemegang saham biasa akan mendapatkan
keuntungan (dividen) apabila perusahaan memperoleh laba.
2) Saham preferen (preffered stock).
Saham preferen yaitu saham yang memberikan hak istimewa
kepada pemiliknya, saham preferen memiliki sifat gabungan
antara obligasi dan saham biasa. Dibanding saham biasa, saham
preferen memiliki kelebihan yaitu hak atas dividen tetap dan hak
pembayaran lebih dahulu jika terjadi likuidasi, oleh karena itu
saham preferen dianggap memiliki karakteristik.
b. Pengertian Harga Saham
11
Saham LQ-45 dihitung setiap enam bulan oleh devisi riset Bursa
Efek Indonesia.
4.2.6. Keuntungan (return) dan Risiko (Risk) Saham
a. Keuntungan
Investasi dalam bentuk saham mempunyai potensi keuntungan
dan risiko yang sesuai dengan prinsip investasi yaitu high risk high
return, low risk low return. Semakin tinggi potensi keuntungan dari
suatu instrumen investasi, semakin tinggi pula kemungkinan risiko
yang akan diderita investor, demikian pula sebaliknya.
Potensi keuntungan dari investasi dalam bentuk saham relatif lebih
besar dari investasi dalam bentuk financial assets lainnya seperti
instrumen pasar uang, obligasi, dan reksa dana, oleh karena itu
risiko investasi dalam bentuk saham lebih besar dari pada investasi
dalam bentuk financial assets selain saham.
b. Risiko
Risiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi
dari outcome yang diterima dengan yang diekspektasi. Untuk
menghitung risiko, metode yang ban yak digunakan adalah deviasi
standar (standard deviation) yang mengukur absolut penyimpangan
nilai-nilai yang sudah terjadi dengan nilai ekspektasinya (Hartono,
2013:257).
Risiko didefinisikan sebagai perbedaan antara hasil yang
diharapkan (expected return) dan realisasinya (Zubir, 2011:19)
4.2.7. Diversifikasi
Dalam upaya meminimumkan risiko investasi adalah dengan
melakukan diversifikasi. Dalam melakukan diversifikasi, persoalan
yang sering muncul adalah strategi apa yang harus dilakukan dalam
investasi. Dengan melakukan diversifikasi, akan banyak peluang
kauntungan yang dapat diraih. Akan tetapi, saat kondisi pasar dalam
keadaan melemah atau dalam kondisi tidak baik, melakukan
13
divesifikasi tidak akan efektif dan tidak akan mendapatkan hasil yang
optimal apabila tidak dilakukan secara efektif (Habib, 2008 : 142).
4.2.8. Portofolio
Portofolio diartikan sebagai seerangkaian kombinasi beberapa
aktiva yang diinvestasi dan dipegang pemodal, baik perorangan
maupun lembaga (Sunariyah, 2006:194)
Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan dari sejumlah
real asset maupun financial asset. Portofolio akan selalu
mengungguli saham individual karena melalui diversifikasi akan
terjadi pengurangan resiko. Masalah yang sering terjadi adalah
investor berhadapan dengan ketidakpastian ketika harus memilih
saham-saham yang dibentuk menjadi portofolio pilihannya. Para
investor berhadapan dengan banyaknya kombinasi saham dalam
portofolio yang pada akhirnya harus mengambil keputusan potofolio
mana yang akan dipilih oleh investor. Portofolio yang efisien tidak
dapat dikatakan portofolio yang optimal. Seorang investor yang
rasional, tentu akan memilih portofolio yang optimal (Hartono,
2013:309).
4.2.9. Model Indeks Tunggal
Model Indeks Tunggal merupakan metode yang digunakan dalam
pengukuran nilai return dan risiko portofolio dengan asumsi apabila
pergerakan return saham hanya berhubungan terhadap return pasar
(Jogiyanto, 2013:369).
Konsep model indeks tunggal berasal dari keinginan William
Sharpe untuk menyederhanakan perhitungan Markowitz. Perhitungan
return sekuritas dalam model indeks tuggal melibatkan dua komponen
utama yaitu, komponen return yang terkait dengan keunikan
perusahaan. Dan komponen return yang terkait dengan pasar.
Tujuan dari model indeks tunggal adalah untuk menyederhanakan
model Markowitz. Kerumitan model Markowitz disebabkan karena
melibatkan banyak varian dan kovarian didalam menghitung risiko
14
Pasar Modal
Portofolio Optimal
Proporsi Dana
Hasil Analisis
15
16
Keterangan:
Pt = harga penutupan saham periode t
Pt-1 = harga penutupan saham periode sebelumnya
IHSGt = harga penutupan IHSG periode t
IHSGt-1= harga penutupan IHSG periode sebelumnya
Ri = return yang sudah terjadi dari saham (realized return)
Rm = return yang sudah terjadi dari pasar (realized market)
b. Tingkat keuntungan yang diharapkan atau expected return berasal dari
expected return saham dan pasar dengan rumus persentase rata-rata
realized return i dibagi jumlah realized return i. Rumus yang digunakan
adalah:
Ri
expected return saham (E(Ri)) = n
Rm
expected return pasar (E(Rm)) = n
17
Keterangan:
Ri = return yang sudah terjadi dari saham (realized return)
Rm = return yang sudah terjadi dari pasar (realized market)
E(Ri) = return yang diharapkan dari saham (expected return)
E(Rm) = return yang diharapkan dari pasar (expected return market)
n = jumlah periode realized return saham/pasar
c. Menghitung varians dari saham dan pasar
Varians digunakan untuk menghitung risiko yang mengukur absolut
penyimpangan nilai-nilai yang sudah terjadi dengan nilai ekspektasinya.
Varians dapat berasal dari risiko saham dan pasar.
(Ri-E(Ri))2
Varians Return Saham = σi 2 = √∑ni= n-
(Rm-E(Rm))2
Varians Return Pasar = σ 2m = √∑ni= n-
Keterangan:
σi 2 = varians return saham
σ 2m = varians return pasar
E(Ri) = return yang diharapkan dari saham (expected return)
E(Rm) = return yang diharapkan dari pasar (expected return market)
Ri = return yang sudah terjadi dari saham (realized return)
Rm = return yang sudah terjadi dari pasar (realized market)
n = jumlah periode realized return saham/pasar
Keterangan:
βi = beta saham i
= kovarian antara sekuritas i dan pasar
= varian return pasar
g. Alpha (αi) merupakan nilai ekspektasi dari return sekuritas yang
independen terhadap return pasar. Alpha hanya berhubungan dengan
19
Keterangan :
σei2 = variance error residual saham
αi = alpha saham i
βi = beta saham i
Ri = return yang sudah terjadi dari saham (realized return)
Rm = return yang sudah terjadi dari pasar (realized market)
i. Menentukan excess return to beta (ERB) masing-masing saham
Excess return to beta berarti mengukur kelebihan return relative
terhadap suatu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur
dengan beta. Rasio ERB menunjukkan hubungan antara dua factor
penentu investasi yaitu return dan risiko. Rumus yang digunakan adalah :
E(Ri)-Rbr
ERBi = βi
Keterangan:
ERBi = excess return to beta saham i
E(Ri) = return yang diharapkan dari saham (expected return)
Rbr = return bebas risiko
βi = beta saham ke-i
20
βi 2
Bi =
σei 2
Keterangan:
E(Ri) = return yang diharapkan dari saham (expected return)
Rbr = return bebas risiko
βi = beta saham i
σei2 = variance error residual saham
l. Menentukan cut-off rate (Ci)
Titik pembatas (Ci) adalah nilai C untuk sekuritas ke-i yang dihitung
dari kumulasi nilai-nilai A1 sampai dengan Ai dan nilai-nilai B1 sampai
dengan Bi. Rumus yang digunakan adalah:
(E(Ri)-Rbr)βi
σm 2 ∑ni=
σei 2
Ci = βi 2
2
σm ∑j=i
σei 2
Keterangan:
Ci = cut-off rate
E(Ri) = return yang diharapkan dari saham (expected return)
Rbr = return bebas risiko
σei2= variance error residual saham
σ 2m = varians return pasar
βi2 = kuadrat dari beta saham
m. Menentukan portofolio optimal
1. Bila rasio ERB ≥ Ci, maka saham-saham masuk kedalam portofolio
optimal.
2. Bila rasio ERB < Ci, maka saham-saham tersebut keluar dari
portofolio optimal.
n. Menentukan unique-cut-off point (C*):
21
Keterangan:
Wi = porsi sekuritas ke-i
βi = beta sekuritas ke-i
σei 2 =variance error residual saham
ERBi = excess return to beta sekuritas ke-i
C* = nilai unique cut-off point yang merupakan nilai Ci terbesar
Zi = skala pembobotan tiap-tiap saham
p. Menghitung Beta dari portofolio (βp) dan Alpha dari portofolio (αp)
βp = ∑ni= i βi
αp = ∑ni= i . αi
Keterangan :
βp= Beta dari portofolio
αp= Alpha dari portofolio
Wi = porsi sekuritas ke-i
βi = beta saham i
αi = alpha saham i
q. Menghitung expected return portofoilio
E(RP) = αp + βp . E(RM)
Keterangan :
E(RP) = expected return portofolio
βp = Beta dari portofolio
αp = Alpha dari portofolio
E(Rm) = return yang diharapkan dari pasar (expected return market)
22
4.1.4. Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) Periode Agustus 2019-Juli 2021
Suku bunga Bank Indonesia digunakan untuk menghitung tingkat
pengembalian bebas resiko atau risk free rate. Data ini diambil dari
23
24
= 0,0424621158
Kode
Wi Wi .
Saham
CPIN 6,247580 0,003269 0,008384 0,081424 0,000683
BMRI 6,247580 0,003269 0,023808 0,136266 0,003244
ADRO 6,247580 0,003269 0,009465 0,122522 0,001160
ERAA 6,247580 0,003269 0,024724 0,295936 0,007317
ANTM 6,247580 0,003269 0,023869 0,363852 0,008685
(Wi . 0,021088
( Wi . ) 0,000445
0,020423
0,020868
Sumber : Lampiran 11
Dari Tabel 4.11. diatas dapat dilihat pembentukan portofolio dari
kelima saham yang telah masuk kategori saham optimal yaitu CPIN,
BMRI, ADRO, ERAA, dan ANTM didapat risiko portofolio sebesar
0,020868. BMRI, ERAA, dan ANTM memiliki risiko saham
individual lebih besar dibandingkan risiko portofolio, sedangkan
CPIN dan ADRO memiliki risiko saham individual lebih keccil
dibandingkan risiko portofolio.
4.2 Pembahasaan
4.2.1. Analisis Pembentukan Portofolio Optimal
Analisis pembentukan portofolio optimal yang daftar Indeks
Saham LQ-45 periode Agustus 2019-Juli 2021 ini menggunakan 37
sampel saham dari 45 saham yang masuk dalam daftar setiap
periodenya. Saham yang masuk dalam sampel penelitian adalah
saham yang masuk dalam Indeks Saham LQ-45 secara terus menerus
selama periode penelitian.
Langkah awal dilakukan penentuan expected return untuk memilih
saham peerusahaan yang akan dimasukan pada perhitungan
selanjutnya dan masuk dalam pembentukan portfolio optimal. Apabila
36
Kode
E(Ri) i i
Saham
CPIN 0,0133456180 0,4230089069 0,0133890788 0,0096410250
BMRI 0,0275213550 1,1870117384 0,0276433110 0,0276991750
ADRO 0,0193444380 1,0456418298 0,0194518693 0,0127471891
ERAA 0,0496530200 3,0057032365 0,0499618320 0,0333236870
ANTM 0,0565092990 3,5336211973 0,0568723503 0,0477431320
E(Rp) 0,0424621158
p 2,499516047
p 0,042718921
0,020868185
Sumber : Lampiran 11
Saham-saham setelah dibentuk portofolio akan saling menutupi
kekurangan satu sama lain, apabila salah satu saham memiliki tingkat
nilai pengembalian yang menurun, maka saham lainnya akan menutupi
dengan tingkat pengembalian yang berthan ataupun meningkat.
BAB 5 SIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis dengan perhitungan menggukan metode model indeks
tunggal pada saham-saham yang tergabung dalam indeks LQ-45 di bursa
efek Indonesia (BEI) pada periode Agustus 2019-Juli 2021 dan hasil dari
pembahasaan dapat ditarik kesimpulan :
a. Didapatkan 5 saham yang memenuhi kriteria dalam pembentukan
portofolio optimal saham yaitu pada CPIN (Charoen Pokphand
Indonesia Tbk.), BMRI (Bank Mandiri (Persero) Tbk.), ADRO (Adaro
Energy Tbk.), ERAA (Era Jaya Swasembada Tbk.), ANTM (Aneka
Tambang (Persero) Tbk.).
b. Besarnya proporsi dana yang layak diinvestasikan pada kelima saham
tersebut adalah saham sebagai berikut :
a. 8,14% (0,0814243749) pada saham CPIN
b. 13,63% (0,1362661297) pada saham BMRI
c. 12,25% (0,1225220208) pada saham ADRO
d. 29,59% (0,2959358340) pada saham ERAA
e. 36,38% ( 0,3638516406) pada saham ANTM
c. Expected return portofolio yang dibentuk oleh kelima saham
diharapkan memiliki nilai pengembalian optimal sebesar
0,0424621158.
d. Risiko portofolio yang dibentuk oleh kelima saham, pada saham BMRI,
ERAA, dan ANTM memiliki risiko saham individual lebih besar
dibandingkan risiko portofolio, sedangkan CPIN dan ADRO memiliki
risiko saham individual lebih kecil dibandingkan risiko portofolio,
5.2 Rekomendasi
Bagi Investor
Investor disarankan memilih saham portofolio sebagai pilihan investasi pada
saham-saham perusahaan yang tergabung didalam indeks LQ-45, karena
38
39