Anda di halaman 1dari 12

1 Jurnal Ilmu Manajemen & Bisnis - Vol. 04, No. 01.

Maret 2013

SINGLE INDEX MODEL SEBAGAI ALAT ANALISIS OPTIMALISASI PORTOFOLIO


INVESTASI SAHAM
(Studi Kasus pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011)

Sigit Triharjono
Mahasiswa Magister Manajemen Bisnis
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Abstrak
Penelitian ini bertujuan 1) Untuk menentukan sekelompok saham LQ-45 untuk dibentuk menjadi
portofolio yang optimal dengan menggunakan single index model. 2) Untuk membuktikan bahwa
mendiversikasikan sekelompok saham-saham dalam satu portofolio investasi saham akan
menurunkan risiko lebih kecil daripada risiko saham-saham tersebut apabila ditransaksikan secara
individual. Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan metode sampling purposive.
Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan cara dokumentasi dengan data sekunder.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Single Index Model. Hasil penelitian
menunjukkan 1) Dengan menggunakan Single Index Model diperoleh hasil portofolio optimal dan
perusahaan yang termasuk kedalam portofolio optimal adalah saham perusahaan Astra Argo
Lestari,Tbk (AALI) dan Aneka Tambang, Tbk (ANTM). 2) Terbukti bahwa dengan diversifikasi dalam
suatu portofolio saham dapat menurunkan risiko daripada risiko saham-saham pembentuk portofolio
apabila ditransaksikan secara individual.

Kata Kunci: Optimalisasi, Portofolio Saham, Single Index Model, LQ-45.

1. PENDAHULUAN

Fungsi indeks harga saham, pertama indeks ZÁ _/v l• • Z u ‰ o]vP š Œl v o Ç vP ]


harga saham dibuat agar dapat menjadi indikator BEI adalah IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan)
keuntungan bagi pemodal. Kedua, sebagai v >Yðñ ~>]‹µ] ]šÇ ðñ•_X E uµv penggunaan
fasilitas pembentukan portofolio pasif. Ketiga, IHSG sebagai proksi penghitung return pasar
sebagai alat untuk menghitung risiko sistematik, dirasakan masih memiliki kelemahan, karena
yakni risiko yang tidak dapat dimitigasi melalui IHSG menggunakan pembobotan berdasarkan
manajemen risiko, termasuk diversifikas. Risiko atas kapitalisasi seluruh saham. Sehingga IHSG
seperti ini dilihat dari seberapa besar perubahan hanya mencerminkan pergerakan saham-saham
harga sebuah efek menyimpang dari perubahan aktif dan likuid di pasar sekunder dan saham-
harga saham secara keseluruhan. Keempat, saham yang kurang aktif tidak terlihat
sebagai sarana mencari peluang investasi. pergerakannya. Sedangkan saham-saham LQ 45
Kelima, untuk melihat perkembangan ekonomi. merupakan saham likuid berkapitalisasi pasar
Keenam, sarana mengembangkan produk yang tinggi, memiliki frekuensi perdagangan
instrumen investasi derivatif. tinggi, memiliki prospek pertumbuhan serta
Indeks yang digunakan di BEI sebagai dasar kondisi keuangan yang cukup baik, tidak
pembentukan portofolio saham adalah IHSG, fluktuatif dan secara obyektif telah diseleksi oleh
indeks liquid (ILQ 45), Jakarta Islamic Index (JII), BEI dan merupakan saham yang aman dimiliki
Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan, karena fundamental kinerja saham tersebut
dan Indeks Kompas 100 pada BEI (Jogiyanto, bagus, sehingga dari sisi risiko kelompok saham
2010:101). Dikutip dari LQ 45 memiliki risiko terendah dibandingkan
www.bukumarketiva.we.id mengungkapkan saham-saham lain. Fluktuatif harga pada
Hadi Masyhur - Implementasi Sistem Administrasi Perpajakan Modern dan Kepatuhan Wajib Pajak 2

kelompok saham LQ 45 cenderung smooth yang bersama-sama membentuk suatu kerangka


menjadikan return dari capital gain tidak setinggi konseptual maupun praktis dalam menentukan
pada kelompok saham yang mengalami fluktuasi tujuan dari optimalisasi keputusan investasi.
harga siginifikan. Karakteristik saham LQ 45 ini Saham-saham biasanya bergerak searah
dapat mewakili kinerja portofolio saham, di mana dengan indeks pasar. Fenomena yang terjadi di
penilaian kinerja portofolio dilihat dari dua sisi kalangan para investor adalah biasanya investor
yaitu imbal hasil dan risiko dalam melakukan keputusan transaksinya
return pasar yang dilihat dari return ILQ 45 berdasarkan pergerakan indeks namun tetap bila
mengalami penurunan dari tahun 2009-2011, dilakukan atas dasar transaksi tunggal, maka
penurunan sebesar 0.0252 (dalam satuan rasio) risikonya tetap tinggi, maka salah satu cara untuk
di tahun 2010 dari tahun sebelumnya sebesar menekan risiko adalah dengan diversifikasi.
0.0552 (dalam satuan rasio) di tahun 2009 atau Diversifikasi risiko ini sangat penting bagi
penurunan sebesar 0.0032 (dalam satuan rasio) investor, karena dapat meminimumkan risiko
di tahun 2011 dari tahun sebelumnya sebesar tanpa harus mengurangi return yang diterima.
0.0252 (dalam satuan rasio) di tahun 2010, Investor dapat melakukan diversifikasi dengan
penurunan dari tahun ke tahun yang disebabkan beberapa cara, seperti misalnya dengan
oleh dampak dari krisis ekonomi global pada membentuk portofolio berisi banyak aktiva,
tahun 2008 ditambah lagi krisis ekonomi Eropa membentuk portofolio secara random atau
tahun 2011. Hal ini mengindikasikan bahwa diversifikasi secara metode markowitz
terdapat unsur risiko dalam investasi tersebut. (Jogiyanto, 2010:279). Diversifikasi dengan
Meskipun saham-saham LQ 45 merupakan banyak aktiva berasumsi bahwa rate of return
sekumpulan saham yang berkapitalisasi pasar untuk masing-masing sekuritas secara statistik
tinggi dan memiliki likuiditas tinggi namun tidak adalah independen tapi kenyataanya asumsi ini
lepas dari ketidakpastian akan tingkat untuk masing-masing sekuritas adalah kurang
pengembalian yang akan diterima investor realistis, karena umumnya return sekuritas
sehingga kalangan investor tetap perlu berkorelasi satu dengan yang lainnya.
mempertimbangkan berbagai ketidakpastian Diversifikasi secara random merupakan
yang mungkin terjadi dan mengantisipasinya. pembentukan portofolio secara acak tanpa
Fenomena di atas mendorong ilmuwan dan memperhatikan karakteristik investasi yang
pakar praktisi investasi untuk terus-menerus relevan seperti return sekuritas itu sendiri.
mengembangkan cara yang lebih baik agar suatu Diversifikasi secara markowitz ditunjukan dengan
harapan terhadap imbal hasil dan penghindaran mean-variance dari markowitz, sekuritas-
risiko pilihan keputusan investasi benar-benar sekuritas yang mempunyai korelasi +1 akan
optimal dalam arti pada tingkat imbal hasil menurunkan portofolio.
tertentu dapat terpilih keputusan investasi yang Sejak Harry Markowitz mengemukakan teori
memberikan risiko minimal atau pada tingkat portofolio modern pada tahun 1952, risiko
risiko tertentu terpilih keputusan investasi yang investasi dapat diperkecil melalui pembentukan
memberikan tingkat imbal hasil maksimal. portofolio yang efisien, sehingga risikonya lebih
Berbagai variasi dan kombinasi pendekatannya rendah daripada risiko masing-masing intrumen
dapat meliputi analisis yang bersifat investasi (misalnya saham) yang membentuk
fundamental-tehnikal, internal-eksternal, mikro- portofolio tersebut (Zalmi Zubir, 2011:19).
makro, risiko sistematis-tidak sistematis, Masalah yang terjadi dalam membentuk
kualitatif-kuantitatif, investasi tunggal-investasi portofolio adalah terdapat banyak sekali
majemuk (portofolio), dan prilaku rasional-tidak kemungkinan portofolio yang dapat dibentuk
rasional dari investor, dan lain sebagainya yang dari kombinasi aktiva berisiko yang tersedia di
3 Jurnal Ilmu Manajemen & Bisnis - Vol. 06, No. 01. Maret 2013

pasar. Kombinasi ini dapat mencapai jumlah yang Indonesia. Ketiga adalah tiori mengenai kaitan
tidak terbatas, maka muncul pertanyaan pergerakan harga saham dengan indeks pasar,
portofolio mana yang akan dipilih oleh investor seperti yang dikemukan oleh Jogiyanto
Jika investor adalah rasional maka mereka akan ~îìíìWïïõ• ZÁ ^u} o ]v l• šµvPP o
memilih portofolio yang optimal (Jogiyanto, didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari
2010:285). kebanyakan saham cenderung mengalami
Portofolio optimal dapat ditentukan dengan kenaikan harga jika indeks harga saham naik.
menggunakan model Markowitz atau dengan Kebalikannya juga benar, yaitu jika indeks harga
single index model.. Penelitian ini tidak terkecuali saham turun, kebanyakan saham mengalami
didasarkan pada pendekatan-pendekatan ‰ vµŒµv v Z ŒP X_ o • v l u‰ š o Z
tersebut di atas dalam memandang fenomena- adanya beberapa penelitian di Indonesia yang
fenomena di dunia investasi khususnya di telah lebih dahulu meneliti tentang penerapan
Indonesia yang menjadi alasan penulisannya. model indeks tunggal ini dalam beberapa obyek
Proses berfikirnya diawali dengan pertanyaan, penelitian.
pertama apakah tiori-tiori dasar maupun turunan Noki Rachmanto (2002) meneliti tentang
yang telah dirumuskan oleh para pakar ilmu analisis pembentukan portofolio optimal saham
investasi dalam mengkaji tujuan-tujuan menggunakan metode single index model di
keputusan investasi? Kedua, sejauh mana Bursa Efek Jakarta tahun 1998-2000. Beliau
penelitian-penelitian telah dilakukan sebelumnya menemukan bahwa saham-saham yang masuk
mengenai bidang investasi ini? Ketiga bagaimana kandidat dengan saham-saham yang tidak masuk
tiori dan hasil-hasil penelitian pada bidang kandidat menunjukkan perbedaan yang
investasi ini memberikan nilai tambah dalam signifikan, sedangkan risiko yang diukur dengan
pengembangan dunia praktisnya? Keempat varians tidak menunjukkan perbedaan yang
adalah apa hasil-hasil tersebut dapat berlaku berarti.
pula pada realita situasi, kondisi, waktu, dan Sukarno (2007) meneliti tentang analisis
obyek yang berbeda? Pertanyaan-pertanyaan pembentukan portofolio optimal saham
tersebut di atas kemudian dipersempit untuk menggunakan metode single index model di
membatasi ruang lingkup penelitian yang Bursa Efek Jakarta pada tahun 2003-2006
diarahkan pada penerapan salah satu metode dengan hasil penelitiannya yaitu terdapat
kuantitatif yang sudah sejak lama dirumuskan perbedaan yang signifikan antara return 14
oleh William Sharpe (1963) dalam menentukan saham kandidat dengan return 19 saham non
suatu keputusan investasi optimal secara kandidat portofolio. Rata-rata return saham
majemuk (portofolio) yaitu model indeks tunggal kandidat lebih tinggi (24,43) dibandingkan rata-
(singel index model). rata return saham non kandidat (11,53). Jadi
Alasan pengambilan model indeks tunggal portofolio optimal dalam penelitian ini dibentuk
sebagai kajian penelitian adalah pertama model oleh saham yang mempunyai return tertinggi
ini merupakan penyederhanaan dari model- pada tingkat risiko yang relatif sama.
model optimalisasi portofolio investasi lain Robi (2008) meneliti tentang analisis
seperti Model Markowitz dan Capital Asset portofolio optimal saham-saham LQ-45 periode
Pricing Model (CAPM). Kedua adalah makin 2005 dan 2006 dengan metode single index
meluasnya pemakaian indeks produk investasi model di Bursa Efek Jakarta. Beliau menemukan
sebagai panduan investasi yang luas digunakan bahwa return yangdi dapat antara berinvestasi
oleh investor dalam menentukan keputusan pada saham secara individual dengan
investasi mereka seperti Indeks Harga Saham berinvestasi dengan membentuk portofolio, ada
Gabungan (IHSG) dan Indeks LQ-45 yang ada di saham yang secara individual menghasilkan
Hadi Masyhur - Implementasi Sistem Administrasi Perpajakan Modern dan Kepatuhan Wajib Pajak 4

return yang lebih besar daripada return index di pasar modal dunia tahun 2008 bisa
portofolio, namun risiko yang ditanggung lebih disebabkan oleh adanya fenomena krisis
besar daripada risiko portofolio. Dalam hal ini keuangan global ataupun faktor lainnya, pada
kita dapat melihat bahwa tidak ada saham yang tahun 2008 kegiatan investasi menurun, rata-
return-nya lebih besar daripada portofolio rata index yang mencerminkan pergerakan pasar
namun risiko yang ditanggung lebih kecil modal menurun secara drastis, tetapi seiring
daripada portofolio. Oleh karena itu terbukti berjalannya waktu pergerakan pasar modal
bahwa dengan membentuk portofolio kita dapat kembali naik di tahun berikutnya tetapi menurun
melakukan diversifikasi atau pengurangan risiko. lagi di tahun 2011, penurunan ini disebabkan
Viola Claudia (2011) meneliti tentang oleh krisis ekonomi Eropa, krisis ini dipicu oleh
analisis portofolio optimal saham-saham LQ-45 adanya krisis utang Yunani yang mulai dirasakan
periode 2009-2011 di Bursa Efek Indonesia akhir 2009 semakin berkembang dan menjalar ke
dengan menggunakan model indeks tunggal. Irlandia dan Portugal, krisis utang ketiga negara
Beliau menemukan bahwa terdapat saham yang tersebut memicu pergolakan di bursa saham
secara individual menghasilkan return yang lebih Eropa dimana saham bank-bank Eropa
besar daripada return portofolio, tetapi semakin mengalami penurunan yang tajam, krisis
besar return yang di peroleh maka risiko yang ekonomi ini kemudian menjalar kembali ke Itali,
ditanggung lebih besar daripada risiko portofolio. Spanyol, Inggris, dan Perancis pada tahun 2011.
Dalam hal ini, dapat di lihat bahwa tidak ada Jadi, fenomena yang terjadi di tahun 2008 dan
saham yang return- nya lebih besar daripada tahun 2011 memberikan dampak pada
return saham yang di bentuk melalui portofolio pergerakan pasar modal dunia, dampak ini pula
tetapi yang dapat di tekankan dalam hal ini apakah dirasakan oleh perdagangan pasar saham
adalah risiko yang ditanggung lebih kecil jika di BEI
investor berinvestasi pada masing-masing Peran Bursa khususnya BEI sangat penting
sekuritas. Oleh karena itu, terbukti bahwa sekali selain dilihat dari fungsi bursa efek itu
dengan membentuk portofolio optimal kita sebagai fasilitator, mengupayakan likuiditas
dapat melakukan diversifikasi atau pengurangan instrument, transparansi dan lainnya, BEI
risiko. memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan
Arif dan Didin (2011) meneliti tentang perekonomian Indonesia. Investasi mencapai
pembentukan portofolio optimal saham dengan tingkat yang tinggi dan menjadi sangat berbeda
model indeks tunggal pada saham-saham pada saat-saat lainnya. Hal ini dapat
perbankan di Bursa Efek Indonesia tahun 2011. dimungkinkan karena besarnya tingkat investsi
Beliau menemukan bahwa risiko yang diperoleh yang sangat bergantung kepada besarnya
setelah pembentukan portofolio optimal ini lebih harapan yang akan dicapai di masa yang akan
kecil dibandingkan dengan berinvestasi dengan datang. Apabila ramalan di masa akan datang
saham individual. prospektif, maka ada kecenderungan para
investor akan melakukan lebih banyak investasi,
2. KERANGKA PEMIKIRAN dan begitu pula sebaliknya, seperti diketahui
bahwa investasi akan menciptakan pertambahan
Kegiatan investasi telah memberikan dalam pendapatan nasional. Investasi pada tahap
kontribusi yang besar dalam mendorong kinerja awal melalui mulplier effect akan menyebabkan
laju pertumbuhan ekonomi modern saat ini. permintaan produktif masyarakat meningkat, hal
Pasar modal sebagai salah satu penggerak dari ini akan mendorong tumbuhnya jenis investasi
laju pertumbuhan ekonomi modern memberi lain
peran yang sangat penting, penurunan rata-rata
5 Jurnal Ilmu Manajemen & Bisnis - Vol. 06, No. 01. Maret 2013

Saham merupakan salah satu instrumen meminimumkan risiko tanpa harus mengurangi
investasi yang paling menarik karena memiliki return yang diterima. Investor dapat melakukan
mobilitas yang tinggi. Memang risiko diversifikasi dengan beberapa cara, seperti
menanamkan uang pada pasar saham lebih misalnya dengan membentuk portofolio berisi
besar, tetapi masih dapat diminimalisir, dengan banyak aktiva, membentuk portofolio secara
cara melihat saham-saham perusahaan yang random atau diversifikasi secara metode
berkinerja baik, atau yang memiliki fundamental markowitz.
yang baik, setelah itu baru kita memilih saham- Harry Markowitz mengemukakan teori
saham yang memang memiliki peluang pada portofolio modern pada tahun 1952, risiko
situasi ekonomi saat ini, para pelaku bursa investasi dapat diperkecil melalui pembentukan
khususnya investor perlu memerlukan parameter portofolio yang efisien, sehingga risikonya lebih
dalam menginvestasikan dana yang akan rendah daripada risiko masing-masing intrumen
ditanamkannya pada saham, salah satu investasi (misalnya saham) yang membentuk
parameter untuk melihat pergerakan harga portofolio tersebut). Dalam membentuk
saham adalah indeks harga saham. portofolio adalah terdapat banyak sekali
Penggunaan IHSG sebagai proksi penghitung kemungkinan portofolio yang dapat dibentuk
return pasar dirasakan memiliki kelemahan, dari kombinasi aktiva berisiko yang tersedia di
karena IHSG menggunakan pembobotan pasar, kombinasi ini dapat mencapai jumlah yang
berdasarkan atas kapitalisasi seluruh saham. tidak terbatas, maka muncul pertanyaan
Sehingga IHSG hanya mencerminkan pergerakan portofolio mana yang akan dipilih oleh investor,
saham-saham aktif dan likuid di pasar sekunder jika investor adalah rasional maka mereka akan
dan saham-saham yang kurang aktif tidak terlihat memilih portofolio yang optimal.
pergerakannya. Sedangkan saham-saham LQ 45 Portofolio optimal dapat ditentukan dengan
merupakan saham likuid kapitalisasi pasar yang menggunakan model Markowitz atau dengan
tinggi, memiliki frekuensi perdagangan tinggi, single index model. Salah satu teknik analisa
memiliki prospek pertumbuhan serta kondisi portofolio optimal yang dilakukan oleh Elton dan
keuangan yang cukup baik, tidak fluktuatif dan Gruber (1995) adalah menggunakan single
secara obyektif telah diseleksi oleh BEI dan indeks model. Single indeks model digunakan
merupakan saham yang aman dimiliki karena untuk menyederhanakan perhitungan model
fundamental kinerja saham tersebut bagus, Markowitz dalam menganalisis portofolio
sehingga dari sisi risiko kelompok saham LQ 45 optimal, selain itu portofolio saham pada
memiliki risiko terendah dibandingkan saham- dasarnya merupakan bentuk investasi jangka
saham lain. Fluktuatif harga pada kelompok pendek bagi investor sehingga dalam
saham LQ 45 cenderung smooth menjadikan penyusunannya memerlukan analisis jangka
return dari capital gain tidak setinggi pada pendek pula.
kelompok saham yang mengalami fluktuasi harga
siginifikan. Karakteristik saham LQ 45 ini dapat 3. METODE PENELITIAN
mewakili kinerja portofolio saham, dimana
penilaian kinerja portofolio dilihat dar dua sisi Populasi dari penelitian ini adalah
yaitu hasil dan risiko, walaupun begitu masih perusahaan yang termasuk dalam kategori
terdapat ketidakpastian terhadap return yang Indeks LQ 45 pada periode 2009-2011. Sampel
diterima oleh investor yang digunakan dalam penelitian ini dengan
Salah satu cara untuk menekan risiko adalah menggunakan teknik sampling purposive.
dengan diversifikasi. Diversifikasi risiko ini sangat Menurut Sugiyono (2011:85), sampling
penting bagi investor, karena dapat purposive adalah teknik penentuan sampel
Hadi Masyhur - Implementasi Sistem Administrasi Perpajakan Modern dan Kepatuhan Wajib Pajak 6

dengan pertimbangan tertentu. Berdasarkan IHSGt IHSGt 1


Rm
kriteria yang telah ditetapkan terdapat 7 IHSGt 1
perusahaan yang dapat dijadikan sampel (Jogiyanto; 2003:232)
penelitian diantaranya : PT Astra Agro Lestari Tbk
(AALI), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Keterangan :
(ICBP), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Indomobil Rm = Return pasar
Sukses Internasional Tbk (IMAS), PT Aneka
IHSGt = Indeks harga saham gabungan
Tambang Tbk (ANTM), PT Alam Sutera Realty Tbk
periode t
(ASRI), PT Astra International Tbk (ASII).Penelitian
IHSGt 1 = Indeks harga saham gabungan
ini dilakukan dengan menggunakan metode
deskriptif. Variabel yang digunakan adalah sebelum periode t
Return aktiva bebas risiko (RBR), Expected return
saham individual E(Ri), Beta, Variance, ERB, Ci, c. Menentukan nilai dasar Beta E :
n ¦ XY ¦X ¦Y
Proporsi dana masing-masing portofolio. Teknik E n ¦X 2
¦X 2
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi yaitu dengan cara (Halim, 2005 : 85)
mencatat atau mendokumentasikan data yang
tercantum pada Indonesia Stock Exchange (IDX), d. Menentukan nilai Alpha D :
www.yahoo.finance.com. Data yang Y a EX
dipergunakan adalah data sekunder. Data a Y EX rata-rata Y atau rata-rata X
sekunder ini diperoleh dari data yang tercantum
pada Indonesia Stock Exchange (IDX), (Halim, 2005 : 85)
www.yahoo.finance.com yang berupa harga
saham individual dan harga saham LQ-45 e. Varians residual :
bulanan serta data Sertifikat Bank Indonesia
n ¦ XY ¦ X ¦Y
bulanan selama periode 2009-2011.
U
Analisis pembentukan portofolio yang A, m
^n ¦ X 2
¦X 2
`^n ¦ Y 2
¦Y 2
`
optimal dapat dilakukan dengan langkah sebagai
beikut :
(Halim, 2005 : 85)
a. Menghitung tingkat pengembalian saham
individual :
f. Koefisien korelasi :
Pt Pt 1
Rit
Pt n ¦ XY ¦ X ¦Y
1
U
(Jogiyanto; 2003:111)
A, m
^n ¦ X 2
¦X 2
`^n ¦ Y 2
¦Y 2
`
Keterangan : (Halim, 2005 : 85)
Rit = Tingkat pengembalian individual
Pt = Harga Investasi sekarang g. Excess return to beta ratio. Rasio ini adalah :
Pt 1 = Harga investasi periode lalu
E Ri RBR
ERBi Ei
b. Menghitung tingkat pengembalian pasar
(dalam penelitian ini IHSG diganti ILQ-45)
(Jogiyanto; 2003:254)
Keterangan :
7 Jurnal Ilmu Manajemen & Bisnis - Vol. 06, No. 01. Maret 2013

ERB i = excess return to beta sekuritas ke-i Ei = Beta sekuritas ke-i


E Ri = return ekspektasi berdasarkan model
V ei2 = varian dari kesalahan residu sekuritas
indeks ganda untuk sekuritas ke-i
ke-i
RBR = return aktiva bebas risiko
menggunakan sertifikat Bank ERBi = excess return to Beta sekuritas ke-i
Indonesia (SBI) C* = nilai cut off point yang merupakan
Ei = Beta sekuritas ke-i nilai Ci terbesar.
k. Menentukan return ekspektasi portofolio
h. Kemudian hitung nilai Ai dan Bi untuk
yang merupakan rata-rata tertimbang dari
masing-masing sekuritas ke-i
return-return ekspektasi masing-masing
sebagai berikut:
sekuritas tunggal di dalam portofolio :
>E Ri RBR @.E i E i2 n

¦ ^W .E R `
Ai dan Bi
V 2
V ei2 E(R p ) i i
ei
i 1

Notasi : V ei2 = varian dari kesalahan residu (Jogiyanto; 2003:148)


sekuritas ke-i yang juga merupakan risiko unik Keterangan :
atau risiko tidak sistematik.
E(Rp) = return ekspektasi dari portofolio
(Jogiyanto; 2003:254)
Wi = porsi dari sekuritas i terhadap seluruh
i. Hitung nilai Ci rumusnya sebagai berikut : sekuritas di portofolio
n
¦ Ai .RBR E(Ri) = return ekspektasi dari sekuritas ke i
i 1
Ci n
1 RBR . ¦ Bi n = jumlah dari sekuritas tunggal.
i 1
l. Risiko portofolio :
(Jogiyanto; 2003:254) 2 2
§ n · § n ·
Vp ¨ ¦Wi.Ei ¸ .V m ¨ ¦Wi.V ei ¸
2 2

j. Setelah sekuritas yang membentuk ©i1 ¹ ©i1 ¹


portofolio optimal telah dapat ditentukan (Jogiyanto; 2003:248)
dicari besarnya proporsi untuk sekuritas ke-i
Keterangan :
adalah sebesar :
Xi V p2 = risiko portofolio
Wi k
dan,
¦X j 1
i Wi = proporsi sekuritas

Ei = beta yang mengukur koefisien yang


Ei *
nilai Xi sebesar : X i ERB i C mengukur perubahan Ri
V ei2
akibat dari perbedaan Rm
(Jogiyanto; 2003:258)
Keterangan : V ei 2 = varian residu
Wi = proporsi sekuritas ke-i
V m2 = varian pasar
Xi = proporsi sekuritas ke-i
K = jumlah sekuritas di portofolio optimal
Hadi Masyhur - Implementasi Sistem Administrasi Perpajakan Modern dan Kepatuhan Wajib Pajak 8

4. HASIL DAN PEMBAHASAN tunggal di dalam portofolio sebesar 0.022903


sedangkan untuk hasil risiko sebesar 0.001405.
4.1 Hasil Penelitian Artinya apabila, return yang diharapkan sebesar
Nilai Ci sebesar -0,0304, yaitu untuk 0.022903 maka akan menghasilkan risiko
sekuritas AALI dengan nilai ERB sebesar 0.04466 0,001405
yang merupakan nilai ERB terakhir kali masih
lebih besar dari nilai Ci. nilai Ci sebesar -0.4733, 4.2 Pembahasan
yaitu untuk sekuritas ANTM dengan nilai ERB Rata-rata harga saham index LQ-45
sebesar 0.01466 yang merupakan nilai ERB mengalami peningkatan dari tahun 2009 yang
terakhir kali masih lebih besar dari nilai Ci. nilai Ci semula sebesar Rp. 498.288 naik di tahun 2010
sebesar 0.07998, yaitu untuk sekuritas ASII sebesar Rp. 585.447 kemudian naik kembali pada
dengan nilai ERB sebesar 0.04466 yang tahun 2011 menjadi sebesar Rp 663.223. Ini
merupakan nilai ERB terakhir kali masih lebih berarti bahwa rata-rata harga saham index LQ-45
kecil dari nilai Ci. nilai Ci sebesar 0.0736, yaitu cenderung meningkat dari tahun ke tahunnya.
untuk sekuritas ASRI dengan nilai ERB sebesar Rata-rata harga saham perusahaan dengan
0.01466 yang merupakan nilai ERB terakhir kali kode AALI mengalami peningkatan tahun 2010
masih lebih kecil dari nilai Ci. nilai Ci sebesar sebesar Rp. 22.429, dari tahun 2009 sebesar Rp
0.05013, yaitu untuk sekuritas BMRI dengan nilai 18.071. Kemudian terjadi sedikit penurunan
ERB sebesar 0.02579 yang merupakan nilai ERB tahun 2011 sebesar Rp. 22.196 dari tahun 2010
terakhir kali masih lebih kecil dari nilai Ci. nilai Ci sebesar Rp. 22.429. rata-rata harga saham
sebesar 0.04845, yaitu untuk sekuritas ICBP perusahaan dengan kode ANTM mengalami
dengan nilai ERB sebesar 0.04315yang peningkatan tahun 2010 sebesar Rp. 2.241, dari
merupakan nilai ERB terakhir kali masih lebih tahun 2009 sebesar Rp 1.870, sedangkan terjadi
kecil dari nilai Ci. nilai Ci sebesar 0.04817, yaitu penurunan tahun 2011 sebesar Rp. 2.241 dari
untuk sekuritas IMAS dengan nilai ERB sebesar - tahun 2010 sebesar Rp. 1.967. Rata-rata harga
0.5853yang merupakan nilai ERB terakhir kali saham perusahaan dengan kode ASII mengalami
masih lebih kecil dari nilai Ci. peningkatan dari tahun 2009 sebesar Rp . 2.422
Sekuritas-sekuritas yang mempunyai nilai ke tahun 2010 menjadi sebesar Rp. 4.760 dan
ERB lebih besar dari Ci sekuritas ini dimasukan naik kembali tahun 2011 sebesar Rp 6.255.
sebagai bagian dari portofolio optimal, oleh Rata-rata harga saham perusahaan dengan
karena itu sekuritas dengan perusahaan Astra kode ASRI mengalami peningkatan masing-
Argo Lestari,Tbk (AALI) dan Aneka Tambang, Tbk masing tahun 2009 sebesar Rp 92, tahun 2010
(ANTM) dimasukan sebagai bagian dari sebesar Rp. 200, dan tahun 2011 sebesar Rp 357.
portofolio optimal. Setelah sekuritas tersebut Rata-rata harga saham perusahaan dengan kode
membentuk portofolio yang optimal telah dapat BMRI mengalami peningkatan masing-masing
ditentukan, berapa besar porsi masing-masing tahun 2009 sebesar Rp 3,455, tahun 2010
sekuritas tersebut di dalam portofolio optimal sebesar Rp. 5,888, dan tahun 2011 sebesar Rp
Nilai Wi yang merupakan proporsi sekuritas, 6,783.
berdasarkan hasil perhitungan maka proporsi Return pasar yang dilihat dari return Index
untuk perusahaan Astra Argo Lestari,Tbk (AALI) LQ 45 mengalami penurunan dari tahun 2009-
sebesar 67,3065% dan Aneka Tambang, Tbk 2011. Penurunan sebesar 0.0252 (dalam satuan
(ANTM) sebesar 32,6935% rasio) di tahun 2010 dari tahun sebelumnya
Hasil dari ekspektasi portofolio yang sebesar 0.0552 (dalam satuan rasio) di tahun
merupakan rata-rata tertimbang dari return- 2009 atau penurunan sebesar 0.0032 (dalam
return ekspektasi masing-masing sekuritas satuan rasio) di tahun 2011 dari tahun
9 Jurnal Ilmu Manajemen & Bisnis - Vol. 06, No. 01. Maret 2013

sebelumnya sebesar 0.0252 (dalam satuan rasio) Nilai alpha hanya berhubungan dengan peristiwa
di tahun 2010. Return saham perusahaan kecuali mikro (micro event) yang mempengaruhi
perusahaan dengan kode ASRI, mengalami perusahaan tertentu saja, tetapi tidak
penurunan yang sangat signifikan di antaranya mempengaruhi semua perusahaan secara
perusahaan dengan kode AALI, ANTM, BMRI, umum, jadi dalam hal ini alpha hanya
ICBP, IMAS. menunjukan suatu variabel acak yang
Kenaikan rata-rata harga saham ataupun menunjukan komponen dari suatu sekuritas yang
return pasar serta return saham perusahaan independen terhadap kinerja pasar.
pada tahun tertentu (2009-2011) menunjukan Risiko saham yang tinggi adalah IMAS
bahwa perusahaan secara individual tidak terlalu sebesar 0,91142 sedangkan risiko saham yang
terpengaruh kondisi global seperti krisis rendah adalah AALI sebesar 0.006958. Artinya,
keuangan Eropa yang terjadi pada tahun 2011 bagi para investor risk seeker bisa menanamkan
dan transisi krisis keuangan global ataupun modalnya secara individual di saham perusahaan
pengaruh lainnya. Lain halnya dengan yang Indomobil Sukses International (IMAS)
terjadi pada return pasar indeks LQ-45 yang turut sedangkan untuk para investor risk averse dapat
mengalami penurunan. menanamkan modalnya pada perusahaan Astra
E]o ] ~t• š Œš]vPP] ]u]o]l] }o Z ‰ Œµ• Z v Argo Lestari (AALI).
dengan kode BMRI sebesar 1,5464 (dalam satuan Nilai Ci sebesar -0,0304, yaitu untuk
rasio) yang berarti return saham perusahaan ini sekuritas AALI dengan nilai ERB sebesar 0.04466
akan meningkat 1,5464 % bila return pasar naik 1 yang merupakan nilai ERB terakhir kali masih
9 š µ • o]lvÇ X ‰ µv v]o ] ~t• š Œ v Z lebih besar dari nilai Ci. Kemudian nilai Ci sebesar
dimiliki oleh perusahaan dengan kode IMAS -0.4733, yaitu untuk sekuritas ANTM dengan nilai
sebesar -0,4372 (dalam satuan rasio) yang ERB sebesar 0.01466 yang merupakan nilai ERB
berarti return saham perusahaan ini akan turun terakhir kali masih lebih besar dari nilai Ci. Nilai
sebesar 0,4372 % bila return pasar naik 1 %. Ci sebesar 0.07998, yaitu untuk sekuritas ASII
W Œµ• Z v Ç vP u u]o]l] v]o ] ~t• š]vPP] dengan nilai ERB sebesar 0.04466 yang
menunjukan bahwa sekuritas tersebut merupakan nilai ERB terakhir kali masih lebih
u u‰µvÇ ] ~t• Ç vP o ]Z • Œ ] v ]vPl v kecil dari nilai Ci. Nilai Ci sebesar 0.0736, yaitu
~t• Œ š -rata industrinya, sebaliknya perusahaan untuk sekuritas ASRI dengan nilai ERB sebesar
Ç vP u u]o]l] v]o ] ~t• Œ v Z u vµviµl v 0.01466 yang merupakan nilai ERB terakhir kali
ZÁ • lµŒ]š • š Œ• µš u u‰µvÇ ] ~t• Ç vP masih lebih kecil dari nilai Ci. Nilai Ci sebesar
o ]Z l ]o ] v ]vPl v ~t• Œ š -rata industrinya. 0.05013, yaitu untuk sekuritas BMRI dengan nilai
Nilai beta agresif terjadi pada perusahaan ERB sebesar 0.02579 yang merupakan nilai ERB
dengan kode ANTM, ASII, ASRI BMRI. Dikatakan terakhir kali masih lebih kecil dari nilai Ci. Nilai Ci
nilai beta agresif karena nilai beta lebih besar sebesar 0.04845, yaitu untuk sekuritas ICBP
dari satu artinya saham tersebut mempunyai dengan nilai ERB sebesar 0.04315 yang
kepekaan yang tinggi terhadap kondisi pasar. merupakan nilai ERB terakhir kali masih lebih
Saham-saham yang agresif sangat berisiko kecil dari nilai Ci. Nilai Ci sebesar 0.04817, yaitu
terhadap kondisi pasar yang lesu (bearish) dan untuk sekuritas IMAS dengan nilai ERB sebesar -
akan memperoleh laba atau keuntungan yang 0.5853 yang merupakan nilai ERB terakhir kali
besar pada saat pasar naik (bullish). Nilai beta masih lebih kecil dari nilai Ci.
defensif terjadi pada perusahaan dengan kode Sekuritas-sekuritas yang mempunyai nilai
IMAS. Dikatakan nilai beta defensif karena nilai ERB lebih besar dari Ci sekuritas ini dimasukan
beta lebih kecil dari satu, artinya saham tersebut sebagai bagian dari portofolio optimal. Oleh
kurang peka terhadap perubahan kondisi pasar. karena itu sekuritas dengan perusahaan Astra
Hadi Masyhur - Implementasi Sistem Administrasi Perpajakan Modern dan Kepatuhan Wajib Pajak 10

Argo Lestari,Tbk (AALI) dan Aneka Tambang, Tbk merupakan rata-rata tertimbang dari return-
(ANTM) dimasukan sebagai bagian dari return saham pembentuknya dan demikian pula
portofolio optimal. Nilai Wi yang merupakan bahwa risiko portofolio adalah rata-rata
proporsi sekuritas, berdasarkan hasil perhitungan tertimbang dari risiko-risiko saham
maka proporsi untuk perusahaan Astra Argo pembentuknya.
Lestari,Tbk (AALI) sebesar 67,3065% dan Aneka Adapun mengapa dalam model indeks
Tambang, Tbk (ANTM) sebesar 32,6935%. Hasil tunggal ini pemilihan saham yang akan
dari return ekspektasi portofolio yang dimasukkan ke dalam set portofolio didasarkan
merupakan rata-rata tertimbang dari return- pada ERB yang lebih besar dari Ci dikarenakan
return ekspektasi masing-masing sekuritas ERB menunjukkan tingkat premi risiko yang
tunggal di dalam portofolio sebesar 0.022903 paling tinggi. Artinya secara rasional, ketika
sedangkan untuk hasil risiko sebesar 0.001405. investor dihadapkan kepada suatu nilai risiko
Artinya dengan return yang diharapkan sebesar yang bersedia dia tanggung, maka akan memilih
0.022903 maka portofolio ini menimbulkan risiko imbal hasil yang paling tinggi dari pilihan sekian
0,001405. banyak portofolio. Pada model ini, premi risiko
Permasalahan dari praktek investor saham tertinggi diwakili oleh nilai ERB yang paling tinggi
kurangnya memahami akan masalah risiko dari pula.
transaksi investasi saham mereka. Konsep/model Perhitungan ERB ini sekaligus merupakan
optimasi portofolio memberikan kaidah yang keunggulan dari segi praktis lain dari metode
mana pertimbangan dalam berinvestasi dapat model indeks tunggal karena memberikan
mengurangi risiko investasi apabila investor kesempatan investor untuk membuang saham-
membeli saham tidak secara individual, namun saham yang tidak layak untuk masuk dalam
harus didiversifikasi. portofolio optimalnya sebelum dilakukan
Dengan menggunakan Single Index Model perhitungan optimalisasi dengan menentukan
diperoleh hasil portofolio optimal dan porsi dari masing-masing saham terpilih. Dalam
perusahaan yang termasuk kedalam portofolio penelitian ini, ada 5 saham yang tidak diikut
optimal adalah perusahaan Astra Argo sertakan dalam portofolio karena memberikan
Lestari,Tbk (AALI) dan Aneka Tambang, Tbk nilai ERB atau premi risiko yang rendah bagi
(ANTM). Terbukti bahwa dengan diversifikasi investor sehingga hanya saham AALI dan ANTM
dapat menurunkan risiko daripada risiko saham saja yang dipilih.
individual. Apabila kita membelanjakan uang kita Artinya, model indeks tunggal masih
100% hanya pada saham AALI, maka risiko yang konsisten dengan tujuan-tujuan diversifikasi dan
akan kita tanggung adalah 0.006958 atau 100% pembentukan portofolio investasi secara umum
dibelikan seluruhnya untuk saham ANTM, maka dan yang lebih penting adalah secara praktis
risiko yang harus ditanggung adalah sebesar model ini cukup baik digunakan untuk melakukan
0.020194. namun apabila kedua saham tersebut pembentukan portofolio di pasar Indonesia
didiversifikasikan dalam satu portofolio investasi, khususnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).
maka risikonya akan turun menjadi 0.001405. Pembentukan portofolio dengan menggunakan
Tentu saja pendiversifikasian dua saham ini, single index model dapat dijadikan dasar untuk
memberikan return ekspektasian portofolio yang menentukan investasi mana yang akan dipilih,
lebih rendah yaitu sebesar 0.022903 dari return penelitian-penelitian terdahulu seperti yang
ekspektasian saham AALI sebesar 0.02564, dilakukan oleh Noki Rachmanto (2002), Sukarno
namun tidak lebih rendah dari return (2007), Robi (2008), Viola Claudia (2011), Arif
ekspektasian saham ANTM sebesar 0.01727. Hal dan Didin (2011), dan penelitian ini ada suatu
ini terjadi karena return ekspektasian portofolio sudut pandang yang sama. Pertama,
11 Jurnal Ilmu Manajemen & Bisnis - Vol. 06, No. 01. Maret 2013

mendasarkan diri pada pemikiran bahwa tingkat 1. Bagi investor yang akan menanamkan
keuntungan suatu sekuritas dipengaruhi oleh investasinya pada perusahaan kelompok LQ-
tingkat keuntungan portofolio pasar. 45 di BEI sebaiknya harus benar-benar teliti
Dengan menggunakan model indeks tunggal dalam menganalisa saham guna
bisa direduksi jumlah variabel yang perlu ditaksir, memperoleh informasi yang akurat baik
karena tidak perlu lagi ditaksir koefisien korelasi return, risiko, dan kemungkinan lain yang
untuk menaksir deviasi standar portofolio. melekat pada saham di mana ia
Kedua, memberikan pemahaman bahwa tingkat berinvestasi, sehingga nantinya diharapkan
preferensi investor saham terhadap imbal hasil investor akan mendapatkan keuntungan
maupun risiko, investasi dilihat dari tingkat sesuai dengan yang diharapkan. Dan
optimasi dan efisiensi dari transaksi suatu menggunakan analisis yang tepat, dapat
investasi saham. Artinya untuk melihat imbal dilakukan dengan analisis Single Index
hasil maupun tingkat risiko harus kepada konsep Model, berdasarkan hasil analisis tersebut
dari trade off antara dua aspek tak terpisahkan investor dapat menanamkan modalnya pada
dari investasi tersebut. perusahaan Argo Lestari,Tbk (AALI) dan
Saham yang imbal hasilnya paling tinggi Aneka Tambang, Tbk (ANTM) dengan
pada tingkat risiko tertentu atau yang risikonya proporsi untuk perusahaan Astra Argo
paling rendah pada tingkat imbal hasil Lestari,Tbk (AALI) sebesar 67,3065% dan
tertentulah yang dapat dikatakan optimal. Jadi, perusahnaa Aneka Tambang, Tbk (ANTM)
investor untuk melakukan diversifikasi dalam sebesar 32,6935%
keputusan investasi saham mereka agar dapat 2. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini
saling menutupi antara variasi imbal hasil dan masih jauh dari sempurna, untuk itu peneliti
risiko satu saham dengan saham lainnya memberikan saran untuk penelitian
sehingga diharapkan pencapaian investasi selanjutnya, sebaiknya periode penelitian
optimal para investor dapat tercapai. yang digunakan ditambah sehingga
menghasilkan informasi yang lebih
5. KESIMPULAN mendukung, jumlah sampel yang digunakan
dapat ditambah dan dapat diperluas ke
Berdasarkan hasil analisis data dan beberapa sektor perusahaan, lalu
pembahasan yang telah dijelaskan pada Bab perbandingan dengan analisis optimalisasi
terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan dari lain., sehingga nantinya diharapkan
penelitian ini sebagai berikut : kesimpulan yang diperoleh lebih sempurna.
1. Dengan menggunakan Single Index Model Keterbatasan penelitian ini adalah tidak
diperoleh hasil portofolio optimal dan mengambil seluruh saham yang termasuk
perusahaan yang termasuk kedalam pada kelompok saham LQ-45 namun
portofolio optimal dalah perusahaan Astra dilakukan pemilihan saham terbaik dari
Argo Lestari,Tbk (AALI) dan Aneka Tambang, masing-masing sektor industri yang
Tbk (ANTM). diwakilinya.
2. Terbukti bahwa dengan diversifikasi dapat
menurunkan risiko daripada risiko saham 7. DAFTAR PUSTAKA
individual
Abdul Halim. (2005). Analisis Investasi. Edisi ke-2.
6. REKOMENDASI Jakarta : Salemba Empat.
Arif dan Didin. (2011). Pembentukan portofolio
optimal saham dengan model indeks
Hadi Masyhur - Implementasi Sistem Administrasi Perpajakan Modern dan Kepatuhan Wajib Pajak 12

tunggal pada saham-saham perbankan di


Bursa Efek Indonesia tahun 2011. Jurnal
Manajemen Universitas Gunadarma.
Volume : 1. Halaman : 22-30.
Jogiyanto. (2003). Teori Portofolio dan Analisis
Investasi; Edisi ketiga. Yogyakarta : BPFE.
Jogiyanto. (2010). Teori Portofolio dan Analisis
Investasi; Edisi ketujuh. Yogyakarta : BPFE.
Noki Rachmanto. (2002). Analisis Pembentukan
Portofolio Optimal Saham di BEJ dengan
Model Index Tunggal. Tesis Universitas
Dipenogoro. Semarang
Robi. (2008). Analisis Portofolio Optimal Saham-
saham LQ-45 pada Periode Agustus 2005 t
Juli 2006 dengan Metode Single Index
Model di Bursa Efek Jakarta. Business &
Management Journal Bunda Mulia. Vol: 4,
No.1. Halaman : 2-22.
Sukarno. (2007). Analisis Pembentukan
Portofolio Saham Menggunakan Single
Indeks di Bursa Efek Jakarta. Tesis
Universitas Dipenogoro. Semarang
Viola Claudia. (2011). Analisis Portofolio Optimal
Investasi Saham yang Tercatat Sebagai
Indeks LQ-45 pada Bursa Efek Indonesia
dengan Model Indeks Tunggal (Periode
2009-2011). Tesis Universitas Gunadarma.
Jakarta.
Zalmi Zubir. (2011). Manajemen Portofolio :
Penerapannya dalam Investasi Saham.
Jakarta : Salemba Empat.

Website :
http://yahoo.finance.com
http://bapepam.go.id
http://www.bukumarketiva.we.id

Anda mungkin juga menyukai