Oleh Kelompok 2 :
BUSMAN : A022221007
MUHTYANINGSIH HARUM ODE HALIDU : A022221003
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
dan rahmatnya sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan dengan baik.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, segenap keluarga, para sahabat dan kita umatnya.
Makalah ini Berjudul “Single Index Model”. Tujuan makalah ini dibuat
dalam rangka memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Manajemen
Investasi Dan Portofolio. Makalah ini dapat diselesaikan baik berkat
dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Cepi Pahlevi, SE., M.Si selaku pengampu mata kuliah
manajenen investasi dan portofolio yang telah memberikan bimbingan
dan arahan selama berjalannya proses perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
terdapat kekurangan. Oleh karena itu masukan dari berbagai pihak
sangat penulis harapkan, dan semoga makalah ini dapat bermamfaat
bagi pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Penilaian Return Saham Menggunakan Model Indeks Tunggal
pada Perusahaan Manufaktur di sektor pertanian yang Go Public
Di Bursa Efek Indonesia”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka oleh sebab itu penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa Bagaimana komposisi portofolio optimal dari masing-masing
saham menurut model Markowitz dan model Indeks Tunggal?
2. Berapa proporsi yang harus diinvestasikan pada masing-masing
saham menurut model Markowitz dan model Indeks Tunggal?
3. Bagaimana menganalisis portofolio optimal dari masing-masing
saham antara model Markowitz dan model Indeks Tunggal?
1.3. Maksud Dan Tujuan
3.3.1. Maksud
Maksud penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah manajemen investasi dan portofolio topik khusus dan
memahami dan memperjelas materi tentang Model Index Tunggal.
3.3.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui komposisi portofolio optimal dari masing-
masing saham menurut model Markowitz dan model Indeks
Tunggal.
2. Untuk Mengetahui besarnya proposisi dana yang harus
diinvestasikan pada masing-masing saham menurut model
Markowitz dan model Indeks Tunggal.
3. Untuk Menganalisis portofolio optimal antara model
Markowitz dan model Indeks Tunggal.
2
BAB Il
PEMBAHASAN
3
tidak sistematis merupakan risiko yang tidak terkait dengan
perubahan pasar secara keseluruhan (Tandelilin, 2010 : 104).
Berbeda dengan risiko sistematis, risiko tidak sistematis adalah risiko
yang dapat didiversifikasi. Diversifikasi adalah strategi yang dilakukan
investor untuk membagi proporsi investasinya tidak hanya di satu
sekuritas saja melainkan di beberapa sekuritas.
Dalam membentuk portofolio optimal terdapat dua Model yang
dapat digunakan, yaitu Model Markowitz dan Model Indeks Tunggal.
Perbandingan antara kedua model tersebut dapat dilihat dalam Tabel
1 berikut:
4
yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2015-2019
dengan menggunakan Model Indeks Tunggal. Dalam pembentukan
portofolio terdapat beberapa hal yang diukur dan dideskripsikan yaitu
risiko dan return saham. Selain itu juga mendeksripsikan proporsi dari
masing-masing saham yang terbentuk dalam portofolio serta tingkat
return ekspektasi dan risiko dalam portofolio tersebut.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif,
karena dalam penelitian ini menggunakan data utama yang berbentuk
angka. Data kuantitatif lebih mudah dimengerti bila dibandingkan
dengan jenis data kualitatif. Data kuantitatif biasanya dapat
dijelaskan dengan angka-angka (Bungin, 2009:120). Dalam
penelitian ini, data yang diperoleh yaitu berupa daftar harga saham
bulanan, IHSG, dan suku bunga BI yang diolah menggunakan rumus-
rumus yang telah didapatkan dari beberapa teori kemudian dianalisis
dan dideskripsikan sehingga dapat diambil suatu kesimpulan.
Dalam penelitian ini adalah cara untuk membentuk
komposisi portofolio optimal dengan menggunakan Model Indeks
Tunggal. Model Indeks Tunggal adalah model untuk mencari
portofolio optimal dengan mengkaitkan return sekuritas terhadap
return pasar. Dalam penelitian ini mendapatkan data dari :
1. Harga penutupan (close price) saham-saham selama tahun
2015-2019
2. Harga Penutupan (close price) IHSG selama tahun 2015-2019
5
7. Cut off point yaitu suatu titik tertentu yang membatasi sebuah
saham apakah termasuk dalam portofolio optimal atau tidak.
8. Besarnya proporsi masing-masing saham.
Ri =
E (Ri) =
6
3. Menghitung return pasar (RM) periode 2015-2019 dengan rumus:
RM,t = Indeks Pasar t 1 Indeks Pasar t-1
Sumber: Mohamad, 2006:308
βi =
ERBi =
7
Ai =
Dan
Bi =
C =
i
Wi =
8
Sumber: Hartono, 2013: 357
9
Saham-saham yang membentuk komposisi portofolio
optimal.
Saham-saham yang termasuk dalam komposisi portofolio
optimal adalah saham-saham dengan nilai ERB (excess return to
beta) lebih tinggi dari nilai C* (Cut off point).
Berdasarkan perhitungan pada tabel 4 dapat diketahui bahwa
nilai Ci terbesar adalah milik Sampoerna Argo Tbk. sebesar 0.100386.
Nilai C* ini adalah nilai yang digunakan sebagai pembatas saham-
saham yang masuk ke dalam portofolio optimal. Saham yang
memiliki nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai C* akan
masuk ke dalam portofolio optimal. Berdasarkan perhitungan
tersebut, terdapat 6 saham yang masuk dalam portofolio optimal.
Saham-saham tersebut adalah:
10
Setelah saham-saham yang membentuk komposisi portofolio
optimal diketahui, Langkah berikutnya adalah menentukan
besarnya proporsi masing-masing saham terpilih.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil data penghitungan dan pembahasan diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Return ekspektasi dari 10 sampel saham disektor pertanian
menunjukkan terdapat beberapa return yang bernilai negative,
sehingga tidak bisa dimasukkan kedalam portofolio optimal, yakni
BWPT, GZCO, JAWA, dan SIMP. Hal ini dikarena tidak adanya
pengembalian yang layak.
2. Dari 10 sampel saham disektor pertanian berdasarkan nilai return
ekspektasi hanya 6 saham yang layak untuk masuk ke dalam
portofolio optimal dala sektor Pertanian (Agriculture). Dan
berdasarkan besarnya ERB terdapat 6 saham yang layak
untuk masuk ke dalam portofolio. Dari hasil perhitungan
selanjutnya diperoleh 6 saham yang membentuk komposisi
portofolio optimal. Saham-saham tersebut adalah: AALI (Astra
Argo Lestari Tbk.), ANJT (Austindo Nusantara Jaya Tbk.),
BISI (Bisi Internasional Tbk.), DSFI (Dharma Samudera
Fishing Indust), SGRO (Sampoerna Argo Tbk.), danLSIP (PP
London Sumatra Indonesia Tbk.)
3. Saham-saham pembentuk portofolio optimal adalah AALI (Astra
Argo Lestari Tbk.) 8%, ANJT (Austindo Nusantara Jaya Tbk.)
1%, BISI (Bisi Internasional Tbk.) 1%, DSFI (Dharma Samudera
Fishing Indust) 1%, SGRO (Sampoerna Argo Tbk.) 75%, dan
LSIP (PP London Sumatra Indonesia Tbk.) 14%. Proporsi dana
terbesar dimiliki oleh SGRO yaitu 75% sedangkan proporsi
dana terendah dimiliki oleh ANJT, BISI, dan DSFI yaitu 1%.
3.2. Saran
Dari hasil penyusunan makalah ini, berikut beberapa saran yang di
anjurkan:
12
1. Investor yang ingin menginvestasikan sahamnya, sebaiknya
menginvestasikan dananya ke beberapa saham (portofolio). Hal ini
dilakukan untuk meminimalisir risiko yang ungkin terjadi apabila
investor menginvestasikan dananya hanya pada satu asset saja.
2. Investor dapat menggunakan model indeks tunggal untuk
mendapatkan return ekspektasi tertentu dengan risiko terendah
dalam menentukan komposisi portofolio optimal.
3. Investor apabila ingin menentukan investasi dananya pada suatu
saham (emiten) sebaiknya terlebih dahulu harus menghitung besar
return dan risikonya. Karena dari portofolio yang terbentuk dapat
menghasilkan nilai return ekspektasi dan risiko yang mungkin
terjadi. Karena apabila dari penghitungan nilai risiko portofolio
lebih kecil dari pada nilai risiko saham sebelum portofolio, maka
hal ini menujukkan bahwa portofolio dapat meminimalisir risiko.
13
DAFTAR PUSTAKA
14