Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SINGLE INDEX MODEL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Investasi & Portofolio


Dosen Pengampuh: Prof. Dr. Cepi Pahlevi, SE., M.Si

Oleh Kelompok 2 :

BUSMAN : A022221007
MUHTYANINGSIH HARUM ODE HALIDU : A022221003

PROGRAM STUDI MAGISTER SAINS MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
dan rahmatnya sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan dengan baik.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, segenap keluarga, para sahabat dan kita umatnya.
Makalah ini Berjudul “Single Index Model”. Tujuan makalah ini dibuat
dalam rangka memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Manajemen
Investasi Dan Portofolio. Makalah ini dapat diselesaikan baik berkat
dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Cepi Pahlevi, SE., M.Si selaku pengampu mata kuliah
manajenen investasi dan portofolio yang telah memberikan bimbingan
dan arahan selama berjalannya proses perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
terdapat kekurangan. Oleh karena itu masukan dari berbagai pihak
sangat penulis harapkan, dan semoga makalah ini dapat bermamfaat
bagi pembaca.

Makassar, 21 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN ...................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................ii

DAFTAR ISI .............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1

1.1. Latar Belakang .............................................................................1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................2

1.3. Maksud Dan Tujuan ......................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................3

2.1. Kajian Teori ..................................................................................3

2.2. Metode Penelitian .........................................................................4

2.3. Hasil Dan Pembahasan ................................................................9

BAB III PENUTUP ...................................................................................12

3.1. Kesimpulan .................................................................................12

3.2. Saran ..........................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Investasi merupakan kegiatan untuk mendapatkan return
(tingkat pengembalian keuntungan dengan cara menanamkan modal
berupa sekuritas pada suatu perusahaan. Ada 2 cara untuk
berinvestasi, yaitu aktiva tunggal dan portofolio. Aktiva tunggal
merupakan cara menanamkan modal hanya pada satu perusahaan
saja. Sedangkan, potofolio merupakan cara menanamkan modal di
beberapa perusahaan yang lebih dari satu. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisir risiko dari suatu sekuritas. Karena pada hukumnya,
apabila kita menginginkan return yang tinggi, maka resiko yang kita
dapatkan juga tinggi. Sehingga seorang investor harus memikirkan
cara untuk meminimalisir resiko dari investasinya.
Investasi di pasar modal atau Bursa Efek Indonesia (BEI) harus
dapat menganalisis dengan baik secara teknikal, fundamental,
maupun faktor-faktor lan yang mungkin saja dapat mempengaruhi
pasar modal seperti faktor psikologis pasar. Karena kondisi pasar saat
ini mempunyai pengaruh yang besar, maka alat analisis yang dipilih
perlu mempertimbangkan faktor pasar. Dalam hal ini alat analisis yang
sesuai adalah Model Indeks Tunggal.
William Sharpe (1963) mengembangkan model indeks tunggal
(sigle-index model) yang dapat digunakan untuk menyederhanakan
penghitungan di model Markowitz dan digunakan untuk menghitung
return ekspektasian dan risiko portofolio. Karena Model Indeks
Tunggal dapat melakukan penilaian saham dalam suatu investasi,
yang diasumsikan bahwa pengembalian antara dua jenis saham akan
berkorelasi yaitu akan bergerak bersama dan mempunyai reaksi yang
sama terhadap satu faktor yaitu Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG).
Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas, maka kita
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis

1
Penilaian Return Saham Menggunakan Model Indeks Tunggal
pada Perusahaan Manufaktur di sektor pertanian yang Go Public
Di Bursa Efek Indonesia”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka oleh sebab itu penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa Bagaimana komposisi portofolio optimal dari masing-masing
saham menurut model Markowitz dan model Indeks Tunggal?
2. Berapa proporsi yang harus diinvestasikan pada masing-masing
saham menurut model Markowitz dan model Indeks Tunggal?
3. Bagaimana menganalisis portofolio optimal dari masing-masing
saham antara model Markowitz dan model Indeks Tunggal?
1.3. Maksud Dan Tujuan
3.3.1. Maksud
Maksud penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah manajemen investasi dan portofolio topik khusus dan
memahami dan memperjelas materi tentang Model Index Tunggal.
3.3.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui komposisi portofolio optimal dari masing-
masing saham menurut model Markowitz dan model Indeks
Tunggal.
2. Untuk Mengetahui besarnya proposisi dana yang harus
diinvestasikan pada masing-masing saham menurut model
Markowitz dan model Indeks Tunggal.
3. Untuk Menganalisis portofolio optimal antara model
Markowitz dan model Indeks Tunggal.

2
BAB Il
PEMBAHASAN

2.1. Kajian Teori


Salah satu langkah terpenting dalam sebuah proses investasi
dalam memilih aset berupa saham dengan membentuk portofolio.
Bila seorang investor salah memilih dalam menginvestasikan
sahamnya, maka investor tersebut dapat mengalami kerugian.
Seorang investor dituntut untuk mampu menentukan aset yang akan
dijadikan investasi, besarnya dana yang diinvestasikan serta
penentuan waktu yang tepat dalam berinvestasi.
Tujuan utama seorang investor dalam berinvestasi adalah untuk
mendapatkan return. Return adalah pengembalian atas investasi yang
dilakukan investor. Return terdiri dari yield dan capital gain (loss).
Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas
atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi
(Tandelilin, 2010:102). Yield berasal dari perusahaan, jika perusahaan
mendapatkan keuntungan, maka investor berhak untuk mendapatkan
bagian laba yang dibagikan sesuai dengan proporsi kepemilikan
sahamnya. Sedangkan capital gain (loss) sebagai komponen kedua
dari return merupakan kenaikan (penurunan) harga surat berharga
yang bisa memberikan keuntungan atau kerugian bagi investor
(Tandelilin, 2010:102). Berdasarkan penjelasan tersebut dapat
diketahui bahwa besarnya capital gain (loss) berasal dari besarya
perubahan harga suatu saham.
Dalam investasi, kerugian yang dialami investor disebut risiko.
Risiko didefinisikan sebagai perbedaan antara hasil yang diharapkan
(expected return) dengan realisasinya (Zubir, 2011: 19). Semakin
besar perbedaan yang ada antara hasil dengan realisasinya semakin
besar pula risiko yang ditanggung oleh investor. Terdapat dua jenis
risiko yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko
sistematis merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang
terjadi di pasar secara keseluruhan (Tandelilin, 2010 : 104). Risiko

3
tidak sistematis merupakan risiko yang tidak terkait dengan
perubahan pasar secara keseluruhan (Tandelilin, 2010 : 104).
Berbeda dengan risiko sistematis, risiko tidak sistematis adalah risiko
yang dapat didiversifikasi. Diversifikasi adalah strategi yang dilakukan
investor untuk membagi proporsi investasinya tidak hanya di satu
sekuritas saja melainkan di beberapa sekuritas.
Dalam membentuk portofolio optimal terdapat dua Model yang
dapat digunakan, yaitu Model Markowitz dan Model Indeks Tunggal.
Perbandingan antara kedua model tersebut dapat dilihat dalam Tabel
1 berikut:

(Tandelilin, 2010: 132-162)


Berdasarkan tabel 1 tersebut diketahui bahwa dibandingkan
dengan Model Markowitz, Model Indeks Tunggal lebih sederhana
serta mempertimbangkan aspek pasar dan aspek keunikan
perusahaan, oleh sebab itu peneliti memilih Model Indeks Tunggal.
2.2. Metode Penelitian
Dalam metode penelitian ini digunakan metode penelitian
deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memberi gambaran
yang dianalisis dan diinterpretasikan dalam data yang berkaitan
dengan pembentukan portofolio saham- saham pada sektor pertanian

4
yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2015-2019
dengan menggunakan Model Indeks Tunggal. Dalam pembentukan
portofolio terdapat beberapa hal yang diukur dan dideskripsikan yaitu
risiko dan return saham. Selain itu juga mendeksripsikan proporsi dari
masing-masing saham yang terbentuk dalam portofolio serta tingkat
return ekspektasi dan risiko dalam portofolio tersebut.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif,
karena dalam penelitian ini menggunakan data utama yang berbentuk
angka. Data kuantitatif lebih mudah dimengerti bila dibandingkan
dengan jenis data kualitatif. Data kuantitatif biasanya dapat
dijelaskan dengan angka-angka (Bungin, 2009:120). Dalam
penelitian ini, data yang diperoleh yaitu berupa daftar harga saham
bulanan, IHSG, dan suku bunga BI yang diolah menggunakan rumus-
rumus yang telah didapatkan dari beberapa teori kemudian dianalisis
dan dideskripsikan sehingga dapat diambil suatu kesimpulan.
Dalam penelitian ini adalah cara untuk membentuk
komposisi portofolio optimal dengan menggunakan Model Indeks
Tunggal. Model Indeks Tunggal adalah model untuk mencari
portofolio optimal dengan mengkaitkan return sekuritas terhadap
return pasar. Dalam penelitian ini mendapatkan data dari :
1. Harga penutupan (close price) saham-saham selama tahun
2015-2019
2. Harga Penutupan (close price) IHSG selama tahun 2015-2019

3. Suku Bunga SBI tahun 2015-2019

4. Return dan Risiko masing-masing sekuritas. Return terdiri dari

return realisasi dan return ekpektasi. Sedangkan risiko terdiri


dari risiko unik dan risiko sekuritas.
5. Return pasar dan risiko pasar. Return pasar terdiri dari return

realisasi pasar dan return ekpektasi pasar.


6. Rasio excess to return beta, yaitu rasio yang merupakan

selisih dari return ekspektasi dan return pasar.

5
7. Cut off point yaitu suatu titik tertentu yang membatasi sebuah
saham apakah termasuk dalam portofolio optimal atau tidak.
8. Besarnya proporsi masing-masing saham.

9. Return ekspektasi portofolio dan risiko portofolio

Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis penelitian


adalah sebagai berikut:
1. Menghitung nilai return realisasi (Ri) masing-masing saham
setiap bulannya dengan rumus:

Ri =

Sumber: Hartono, 2013: 211

2. Menghitung return ekspektasi (E(R)) masing-masing saham


dengan rumus:

E (Ri) =

Sumber: Husnan, 2001:51

6
3. Menghitung return pasar (RM) periode 2015-2019 dengan rumus:
RM,t = Indeks Pasar t 1 Indeks Pasar t-1
Sumber: Mohamad, 2006:308

4. Menghitung return ekspektasi pasar (E(RM)) dengan rumus:


E(RM) =
5. Menghitung beta dan alpha dengan rumus:

βi =

Sumber: Tandelilin, 2010:132

6. Menghitung risiko investasi:

a. Menghitung risiko unik (σei²)


σei² =

Sumber: Tandelilin, 2010:178

b. Menghitung risiko sekuritas (σi²)

σi² = βi² . σM² + σei²


Sumber: Hartono, 2013: 346
7. Menentukan tingkat pengembalian bebas risiko (RBR) yang
akan menggunakan rata-rata suku bunga SBI periode 2015-
2019.
8. Menghitung excess return to beta (ERBi) dengan rumus:

ERBi =

Sumber: Hartono, 2013: 362

9. Hitung nilai Ai dan Bi untuk masing- masing sekuritas ke-i


dengan rumus:

7
Ai =

Sumber: Hartono, 2013: 363

Dan

Bi =

Sumber: Hartono, 2013: 363

10. Hitung nilai Ci, yaitu nilai C untuk sekuritas ke-i


yang dihitung dari kumulasi nilai-nilai A1 sampai Ai dan nilai-
nilai B1 sampai Bi.

C =
i

Sumber: Hartono, 2013: 363

11. Menghitung proporsi dari masing- masing sekuritas


dengan rumus berikut:

Wi =

Sumber: Hartono, 2013: 366


12. Menghitung nilai return portofolio dari kombinasi
portofolio yang telah terpilih dengan rumus:
E(Rp) = αp + β p . E(RM)

Sumber: Hartono, 2013: 356

Dengan perhitungan αp dan βp sebagai berikut:

8
Sumber: Hartono, 2013: 357

13. Menghitung risiko portofolio dari kombinasi portofolio


yang telah terpilih dengan rumus:
σp² = βp² . σM²

Sumber: Hartono, 2013: 361

2.3. Hasil Dan Pembahasan


Kinerja saham berdasarkan return dan risiko
Pada Tabel 3 menunjukkan perbandingan antara return dan
risiko masing-masing saham. Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa
saham yang memiliki return tertinggi adalah Astra Argo Lestari Tbk.
sebesar 0.085323 dan risiko tertinggi adalah Jaya Agra Wattie Tbk.
sebesar 0.130911. Return dan risiko terendah dimiliki oleh Bisi
Internasional Tbk. masing-masing sebesar 0.018294 dan 0.040161.

9
Saham-saham yang membentuk komposisi portofolio
optimal.
Saham-saham yang termasuk dalam komposisi portofolio
optimal adalah saham-saham dengan nilai ERB (excess return to
beta) lebih tinggi dari nilai C* (Cut off point).
Berdasarkan perhitungan pada tabel 4 dapat diketahui bahwa
nilai Ci terbesar adalah milik Sampoerna Argo Tbk. sebesar 0.100386.
Nilai C* ini adalah nilai yang digunakan sebagai pembatas saham-
saham yang masuk ke dalam portofolio optimal. Saham yang
memiliki nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai C* akan
masuk ke dalam portofolio optimal. Berdasarkan perhitungan
tersebut, terdapat 6 saham yang masuk dalam portofolio optimal.
Saham-saham tersebut adalah:

a) AALI (Astra Argo Lestari Tbk.)


b) ANJT (Austindo Nusantara Jaya Tbk.)
c) BISI (Bisi Internasional Tbk.)
d) DSFI (Dharma Samudera Fishing Indust)
e) SGRO (Sampoerna Argo Tbk.)
f) LSIP (PP London Sumatra Indonesia Tbk.)
Proporsi masing-masing saham terpilih

10
Setelah saham-saham yang membentuk komposisi portofolio
optimal diketahui, Langkah berikutnya adalah menentukan
besarnya proporsi masing-masing saham terpilih.

11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil data penghitungan dan pembahasan diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Return ekspektasi dari 10 sampel saham disektor pertanian
menunjukkan terdapat beberapa return yang bernilai negative,
sehingga tidak bisa dimasukkan kedalam portofolio optimal, yakni
BWPT, GZCO, JAWA, dan SIMP. Hal ini dikarena tidak adanya
pengembalian yang layak.
2. Dari 10 sampel saham disektor pertanian berdasarkan nilai return
ekspektasi hanya 6 saham yang layak untuk masuk ke dalam
portofolio optimal dala sektor Pertanian (Agriculture). Dan
berdasarkan besarnya ERB terdapat 6 saham yang layak
untuk masuk ke dalam portofolio. Dari hasil perhitungan
selanjutnya diperoleh 6 saham yang membentuk komposisi
portofolio optimal. Saham-saham tersebut adalah: AALI (Astra
Argo Lestari Tbk.), ANJT (Austindo Nusantara Jaya Tbk.),
BISI (Bisi Internasional Tbk.), DSFI (Dharma Samudera
Fishing Indust), SGRO (Sampoerna Argo Tbk.), danLSIP (PP
London Sumatra Indonesia Tbk.)
3. Saham-saham pembentuk portofolio optimal adalah AALI (Astra
Argo Lestari Tbk.) 8%, ANJT (Austindo Nusantara Jaya Tbk.)
1%, BISI (Bisi Internasional Tbk.) 1%, DSFI (Dharma Samudera
Fishing Indust) 1%, SGRO (Sampoerna Argo Tbk.) 75%, dan
LSIP (PP London Sumatra Indonesia Tbk.) 14%. Proporsi dana
terbesar dimiliki oleh SGRO yaitu 75% sedangkan proporsi
dana terendah dimiliki oleh ANJT, BISI, dan DSFI yaitu 1%.
3.2. Saran
Dari hasil penyusunan makalah ini, berikut beberapa saran yang di
anjurkan:

12
1. Investor yang ingin menginvestasikan sahamnya, sebaiknya
menginvestasikan dananya ke beberapa saham (portofolio). Hal ini
dilakukan untuk meminimalisir risiko yang ungkin terjadi apabila
investor menginvestasikan dananya hanya pada satu asset saja.
2. Investor dapat menggunakan model indeks tunggal untuk
mendapatkan return ekspektasi tertentu dengan risiko terendah
dalam menentukan komposisi portofolio optimal.
3. Investor apabila ingin menentukan investasi dananya pada suatu
saham (emiten) sebaiknya terlebih dahulu harus menghitung besar
return dan risikonya. Karena dari portofolio yang terbentuk dapat
menghasilkan nilai return ekspektasi dan risiko yang mungkin
terjadi. Karena apabila dari penghitungan nilai risiko portofolio
lebih kecil dari pada nilai risiko saham sebelum portofolio, maka
hal ini menujukkan bahwa portofolio dapat meminimalisir risiko.

13
DAFTAR PUSTAKA

Agus Sartono, 2001, “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi


Empat, BPFE; Yogyakarta.
Prof. Dr. Hartono Jogiyanto, M.B.A., Ak. TeoriPortofolio
Dan AnalisisInvestasi.
Yogyakarta: BPFE. https://www.google.com/earch?client=firefox-b-
d&q=IHSG.
http://nila.lecture.ub.ac.id/files/2015/03/12nd_Single-Index-Model.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai