Dosen Pembimbing:
Drs. AGUNG SATMOKO, ME.
Oleh:
KELOMPOK 5 / EM-D
GIAN EKA ALLESANDRO / 141160365
MAHARDIKA ROMADHONA /141160369
KRESNO SULISTIYO /141160388
DODY FIRMANSYAH /141160390
ANDINI IRMAWATI /141160409
DESRIA MAHARANI BR. SURBAKTI / 141160431
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
Tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Investasi, yaitu pembuatan makalah mingguan mengenai: EVALUATION
OF INVESTMENT PERFORMANCE (Chapter 22). Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik serta saran yang
membangun guna menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi acuan dalam
menyusun makalah-makalah atau tugas-tugas selanjutnya.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para
pembacanya.
Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kinerja berfikir untuk kinerja portofolio?
2. Bagaimana mengukur tingkar return portofolio?
3. Bagaimana mengukur kinerja portofolio?
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam mengevaluasi kinerja suatu portofolio ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan, sebagai berikut.
3
4
Besarnya tingkat return yang ditawarkan oleh portofolio yang dimiliki investor
bisa diukur dengan metode time-weighted rate of return (TWR). Besarnya TWR ini
tidak dipengaruhi oleh penambahan atau penarikan dana yang dilakukan oleh investor
selama periode perhitungan return portofolio.
Return yang benar-benar diterima oleh investor disebut sebagai dollar weighted
rate of return (DWR). Berbeda dengan TWR, besarnya DWR ini ditentukan oleh
besarnya arus kas masuk dan keluar dalam investasi portofolio akibat tambahan dan
penarikan dana yang dilakukan oleh investor selama periode perhitungan return
portofolio tersebut. Dengan demikian, setiap terjadi aliran kas masuk dan keluar selama
periode pengukuran akan dihitung tingkat return portofolionya dan kemudian
perhitungan tersebut digunakan untuk menentukan compound rate of return untuk
keseluruhan periode pengukuran.
Persamaan antara time weighted rate of return dan dollar weighted rate of
return adalah bahwa kedua metode tersebut sama-sama bisa digunakan untuk
menghitung return portofolio, dan sama-sama merupakan metode perhitungan yang
valid. Perbedaanya terletak pada “pihak manakah yang paling sesuai menggunakan
metode yang mana, dan apa yang akan dinilai?”. Seperti yang diketahui dalam
menghitung return portofolio, ada dua pihak yang biasanya paling berkepentingan,
yaitu investor dan manajer investasi. Metode DWR lebih sesuai digunakan oleh para
investor, karena metode ini akan bisa menjawab pertanyaan “berapa besarkah return
yang akan diterima investor?”. Sedangkan metode TWR, lebih cocok untuk digunakan
oleh para manajer investasi, karena bisa menjawab pertanyaan “berapa besarkah return
yang ditawarkan portofolio?”.
Dalam hal ini, S dalam persamaan di atas melambangkan return yang diperoleh dalam
setiap subperiode perhitungan.
Sebagai contoh, misalnya suatu portofolio yang diamati selama 5 tahun terdiri
dari 3 subperiode aliran kas yang masing-masing memberikan return berturut-turut
sebesar 5%; 8%; dan 10%. Dari data tersebut maka kita dapat menghitung return
portofolio berdasarkan metode TWR, sebagai berikut.
Metode perhitungan yang lainnya yaitu DWR, bisa dihitung dengan mencari
tingkat suku bunga yang bisa menyamakan nilai awal portofolio dengan semua aliran
kas yang terjadi ditambah nilai akhir portofolio. Perhitungan dengan metode ini sudah
memperhatikan aliran kas yang masuk dan keluar selama periode perhitungan return
portofolio. Rumus untuk menghitung TWR adalah sebagai berikut :
n m
Dt Wt NilaiAkhirPortofolio
Nilai Awal Portofolio = 1 r
r 1
t
r 1 1 r
t
1 r t
Dalam hal ini:
r = tingkat bunga yang menyamakan nilai awal portofolio dengan semua aliran
7
kas (masuk atau keluar ) ditambah nilai akhir portofolio. Besarnya r ini
sekaligus merupakan tingkat return portofolio yang dihitung dengan metode
TWR
D. Risk-Adjusted Permomance
Untuk melihat kinerja sebuah portofolio tidak bisa hanya melihat tingkat return
yang dihasilkan portofolio tersebut, tetapi harus memperhatikan faktor-faktor lain
seperti tingkat risiko portofolio tersebut. Dengan berdasarkan pada teori pasar modal,
beberapa ukuran kinerja portofolio sudah memasukkan faktor return dan risiko dalam
perhitungannya. Beberapa ukuran kinerja portofolio yang sudah memasukkan factor
risiko adalah indeks Sharpe, indeks Treynor, dan indeks Jensen.
1. Indeks Sharpe
^ R p RF
S
p
TR
S p
= indeks sharpe portofolio
Contoh kinerja portofolio selama empat periode 2002-2006 dengan empat jenis
portofolio A,B,C dan D.
Pada tabel 2 terlihat bahwa dua jenis portofolio, yaitu portofolio B dan D
mempunyai indeks Sharpe yang lebih besar daripada Indeks Sharpe pasar yang
hanya sebesar 0,42. Sedangkan untuk portofolio B dan C yang mempunyai return
sebesar 12,3% dan 12,5% ternyata mempunyai kinerja yang berbeda. Hal ini
dikarenakan kedua portofolio tersebut mempunyai standar deviasi yang jauh
berbeda, yaitu 9,50% dan 13,75%. Data tersebut menunjukkan bahwa portofolio C
relatif lebih berisiko dibandingkan portofolio B, karena dengan rata-rata return yang
hampir sama dengan B, ternyata C mempunyai risiko (dilihat standar deviasi) yang
lebih besar.
Kinerja keempat
portofolio menurut
indeks Sharpe (A=A,
B=B, C=C, dan D=D).
Gambar 1
Dari gambar diatas terlihat bahwa nilai indeks sharpe besarnya sama dengan
nilai slope garis yang menghubungkan titik return bebas risiko (RF) dengan posisi
portofolio yang sedang dievaluasi (tanpa panah). Semakin besar slope (semakin
tegak) garis maka semakin baik kinerja portofolio tersebut. Seperti terlihat pada
tabel 2 bahwa dua portofolio yaitu C dan A mempunyai indeks sharpe yang lebih
10
kecil dibanding pasar, sehingga kedua portofolio tersebut berada di bawah garis
pasar modal. Ketiga portofolio lainnya berada di atas garis pasar modal dengan
portofolio D (D) sebagai portofolio dengan kinerjanya paling baik.
2. Indeks Treynor
𝑅̅𝑃 − ̅̅̅̅
𝑅𝐹
𝑇̂𝑝 =
𝛽̂𝑃
Kinerja keempat
portofolio menurut
indeks Treynor (A=A,
B=B, C=C, dan D=D).
Gambar 2
12
Seperti halnya Gambar 1., maka indeks treynor besarnya sama dengan
slope garis yang menghubungkan posisi return portofolio dengan return bebas
resiko. Sesuai dengan Tabel 3, portofolio yang mempunyai indeks treynor yang
lebih kecil indeks treynor pasar akan terletak dibawah garis pasar sekuritas, dan
hal ini menunjukkan bahwa kinerja portofolio tersebut berada dibawah kinerja
pasar. Sebaliknya portofolio yang terletak diatas garis pasar sekuritas mempunyai
kinerja diatas kinerja pasar. Semakin besar slope garis atau semakin besar indeks
treynor yang dimiliki sebuah portofolio, berarti kinerja portofolio tersenbut akan
menjadi relatif lebih baik daripada portofolio yang mempunyai indeks treynor
kecil.
portofolio maka nilai R2 portofolio tersebut akan semaki mendekati 1,0. Nilai R2
sebesar 1 menunjukkan bahwa return portofolio tersebut sepenuhnya dapat
dijelaskan oleh return pasar.
3. Indeks Jensen
Jˆ p R p RF RM RF ̂ p
̂ p = beta portofolio p
Indeks Jensen adalah kelebihan return diatas atau dibawah garis pasar
sekuritas (security market line). Indeks Jensen secara mudahya dapat
diintepretasikan sebagai pengukur berapa banyak portofoio “mengalahkan pasar”.
Indeks bernilai positif berarti portofolio memberikan return harapannya (berada
diatas garis sekuritas) sehingga merupaka hal yang bagus karena portofolio
mempunyai return yang relatif tinggi untuk tingkat resiko sistematisnya. Demikian
juga sebaliknya, indeks yang bernilai negatif menunjukan bahwa portofolio
mempunyai return yang realtif rendah untuk tingkat resiko sistematisnya
return bebas resiko, sedangkan indeks jensen merupaka selisih antara return
portofolio dengan return portofoilo yang tidak dikelola dengan cara khusus (hanya
mengikuti return pasar). Seperti yang ditujukan pada gambar 3 (diutunjukan oleh
garis panah)
Kinerja keempat
portofolio menurut
indeks Jensen (A=A,
B=B, C=C, dan D=D).
Gambar 3
Hal ini juga terliha jelas pada persamaan gambar tersebut persamaan,
berikut ini yang juga merupakan modifikasi dari persamaan diatas.
Jˆ p ( R p RF ) ̂ p RM RF
Persamaan menunjukan bahwa indeks jansen merupakan selisih retur
abnormal p selama satu periode dengan premi resiko portofolio yang seharusnya
ditrima dengan menggunakan tingkat resiko sistematis tertentu dan model CAPM.
Oleh karena itu nilai indeks Jensen bisa aja lebuh besar(positif), lebih keci negatif,
atau sama nol (0). Tetapi dalam penggunaan indeks jensen untuk mengevauasi
kinerja portofoilo, kita perlu melakukan pengujian. Apakah perbedaan kedua
15
return tersebut signifikan. Bisa saja suatu protofolio mempunyai indeks jansen
tertentu, tetapi setelah dilakukan pengujian ternyta angka tersebut idak significant
A. Kesimpulan
Istilah portofolio dalam bidang keuangan digunakan untuk menyebutkan
kumpulan investasi yang dimiliki oleh institusi ataupun perorangan. Dalam
mengevaluasi kinerja suatu portofolio ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan,
yaitu: (1) Tingkat risiko, (2) Periode waktu, (3) Penggunaan patok duga (benchmark)
yang sesuai. (4) Tujuan investasi.
Besarnya tingkat return yang ditawarkan oleh portofolio yang dimiliki investor
bisa diukur dengan metode time-weighted rate of return (TWR). Sedangkan Return
yang benar-benar diterima oleh investor disebut sebagai dollar weighted rate of return
(DWR).
Dengan berdasarkan pada teori pasar modal, beberapa ukuran kinerja portofolio
sudah memasukkan faktor return dan risiko dalam perhitungannya. Beberapa ukuran
kinerja portofolio yang sudah memasukkan factor risiko adalah indeks Sharpe, indeks
Treynor, dan indeks Jensen.
B. Saran
16
17