Anda di halaman 1dari 35

“TUGAS BESAR 1 MANAJEMEN INVESTASI PORTOFOLIO”

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham


Menggunakan Model Indeks Tunggal Pada Perusahan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta
Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Memperoleh Keuntungan Maksimal Saat Wabah Virus Covid-19
Periode Maret 2020 - Agustus 2020

Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada


Mata Kuliah Manajemen Investasi Portofolio
Dosen pengampu: Taufik Akbar, S.E, M.Si, Ak, CA

Disusun Oleh:
LIANA SRI AYU WULANDARI
43217120097

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kekuatan dan petunjuknya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyusun makalah penelitian ini dengan sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul
“Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham Menggunakan Model Indeks
Tunggal Pada Perusahan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta (Studi Kasus Pada
Perusahaan Yang Memperoleh Keuntungan Maksimal Saat Wabah Virus Covid-
19
Periode Maret 2020 - Agustus 2020)” ini disusun dalam rangka memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Manajemen Investasi Portofolio yang diampu oleh Bapak
Taufik Akbar, S.E, M.Si, Ak, CA.

Makalah ini berisi tentang bagaimana penulis sebagai Investor dalam


menentukan pengambilan keputusan investasi terhadap perusahan perusahaan
yang cukup bertahan dikondisi Unsistematis yakni adanya wabah Virus Covid-19.
Dalam penyusunan makalah penelitian ini, melibatkan banyak pihak dalam proses
penyusunannya sehingga makalah penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik
oleh penulis. Oleh sebab itu, penulis menghaturkan banyak terimakasih atas
segala kontribusi yang telah diberikan dalam membantu penyusunan makalah ini
hingga selesai.

Meskipun telah disusun secara maksimal, namun penulis hanyalah sebagai


manusia biasa, yang menyadari bahwa dalam tersusunnya makalah penelitian ini
masih jauh dari kata yang sempurna. Karenanya, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca makalah penelitian ini untuk
kedepannya.

Besar harapan penulis makalah ini dapat menjadi sarana yang membantu
masyarakat dalam mencari sumber referensi mengenai informasi dalam
menentukan pengambilan keputusan investasi terhadap perusahan perusahaan

2
yang bertahan dikondisi yang berisiko unsistematis yakni adanya wabah Virus
Covid-19. Semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari makalah ini yang
sangat jauh dari sempurna. Atas segala perhatiannya, tim penyusun mengucapkan
terimakasih.

Tangerang Selatan, Oktober 2020


Penulis
Liana Sri Ayu Wulandari

3
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................2
Daftar Isi ..........................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................6
B. Perumusan Masalah...................................................................................7
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................7
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................8

BAB II LANDASAN TEORI


A. Teori Portofolio.........................................................................................9
B. Return Portofolio.......................................................................................10
C. Risk Portofolio...........................................................................................11
D. Konsep Return dan Risiko.........................................................................13
E. Portofolio Efisien.......................................................................................14
F. Model Indeks Tunggal Dalam Pembentukan Portofolio...........................15

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian.......................................................................................17
B. Populasi dan Sampel..................................................................................17
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel........................................18
D. Jenis dan Sumber Data..............................................................................18
E. Teknik Pengumpulan data.........................................................................19
F. Teknik Analisis Data.................................................................................19

4
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA
A. Pembahasan
- Deskripsi Data....................................................................................25
B. Analisis Data
- Analisis data penelitian.......................................................................27
- Hasil Analisis......................................................................................30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan................................................................................................33
B. Saran..........................................................................................................33

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi perhatian
banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh kegiatan
pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan
masyarakat bisnis untuk mencari alternattif sumber pembiayaan usaha selain
bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di Bursa
Efek untuk mendapatkan dana yang diperlukan, tanpa harus membayar beban
bunga tetap seperti ketika meminjam ke bank.
Setiap investasi pasti memiliki tingkat risiko yang berbeda. Saham
merupakan salah satu instrument investasi di pasar modal yang memiliki
return dan juga risiko yang cukup tinggi. Investor yang rasional akan memilih
investasi yang memberikan return maksimal dengan risiko tertentu atau
sebaliknya, return tertentu dengan risiko minimal tergantung dari preferensi
masing-masing investor. Adapun masalah yang sering terjadi adalah adanya
kebingungan investor dalam menentukan investasi saham dan besarnya
proporsi dana yang akan diinvestasikan ke saham tersebut, sehingga
kebanyakan investor memilih saham untuk portofolionya dibentuk secara
acak tanpa teknis analisis dan mekanisme yang tepat untuk mendasari
pembentukan portofolionya.
Seorang investor harus menentukan portofolio yang efisien terlebih dahulu
sebelum membentuk portofolio optimal. Portofolio yang efisien adalah
portofolio yang memberikan tingkat keuntungan yang terbesar dengan risiko
yang sama atau risiko terkecil dengan tingkat keuntungan yang sama
(Husnan,2005). Penggunaan metode analisis kelayakan investasi melalui
pembentukan portofolio optimal akan membantu investor dalam mengambil
keputusan untuk memilih portofolio mana yang layak diambil, sehingga
memberi tingkat return yang diharapkan terbesar dengan tertentu, atau yang

6
mempunyai risiko terkecil dengan tingkat keuntungan yang diharapkan
tertentu dari portofolio yang dibentuk.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah (research problem) yang telah
dikemukan sebelumnya, investor rasional akan menginvestasikan dananya
dengan memilih saham yang efisien, yang memberikan return maksimal
dengan risiko tertentu, atau sebaliknya. Untuk menghindari atau memperkecil
risiko, investor melakukan strategi diversifikasi atas investasinya dengan
membentuk portofolio optimal saham yang terdiri atas sama yang efisien.
Dari permasalahan yang muncul, maka akan dirumuskan pertanyaan
penelitian (research question) sebagai berikut:
1. Bagaimana komposisi portofolio optimal saham yang dibentuk dengan
model indeks tunggal?
2. Apakah terdapat perbedaan antara return saham yang masuk kandidat
portofolio dengan return saham yang tidak masuk kandidat portofolio?
3. Apakah terdapat perbedaan antara risiko saham yang masuk kandidat
portofolio dengan risiko saham yang tidak masuk kandidat portofolio?

C. Tujuan penelitian
Sesuai dengan permasalahan dan pertanyaan penelitian yang diajukan, maka
tujuan penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut:
1. Menentukan komposisi portofolio yang optimal dengan model indeks
tunggal
2. Mengetahui perbedaan antara return saham yang masuk kandidat
portofolio dengan return saham yang tidak masuk kandidat portofolio.
3. Mengetahui perbedaan antara risiko saham yang masuk kandidat
portofolio dengan risiko saham yang tidak masuk kandidat portofolio.
4. Mengetahui bagaimana investor dalam melakukan prosedur analisis
pemilihan saham dan penentuan portofolio optimal dengan model
indeks tunggal.

7
D. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang


berkepentingan terutama bagi investor dalam pengambilan keputusan
investasi di pasar modal. Secara terperinci manfaat penelitian ini dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagi investor, penelitian ini dapat menjadi pedoman dalam melakukan
analisis saham yang akan diperjualbelikan dipasar modal dan
menentukan portofolio optimal dengan menggunakan model indeks
tunggal yang tercermin dalam realisasi frekuensi transaksi perdagangan
saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau kebijakan investasi yang akan
diambil oleh investor.
2. Bagi manajemen perusahaan, dapat dijadikan pertimbangan dalam
pengelolaan investasi saham di Indonesia.

8
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Teori Portofolio
Harry M. Markowitz mengembangkan suatu teori pada dekade 1950-an
yang disebut dengan Teori Portofolio Markowitz. Teori Markowitz
menggunakan beberapa pengukuran statistik dasar untuk mengembangkan
suatu rencana portofolio, diantaranya expected return, standar deviasi baik
sekuritas maupun portofolio, dan korelasi antar return. Teori ini
memformulasikan keberadaan unsur return dan risiko dalam suatu investasi,
dimana unsur risiko dapat diminimalisir melalui diversifikasi dan
mengkombinasikan berbagai instrumen investasi kedalam portofolio. Pada
tahun 1952 teori tersebut dipublikasi secara luas pada Journal of Finance.
Teori Portofolio Markowitz didasarkan atas pendekatan mean (rata- rata)
dan variance (varian), dimana mean merupakan pengukuran tingkat return
dan varian merupakan pengukuran tingkat risiko. Teori Portofolio Markowitz
ini disebut juga sebagai mean-Varian Model, yang menekankan pada usaha
memaksimalkan ekspektasi return (mean) dan meminimumkan
ketidakpastian/risiko (varian) untuk memilih dan menyusun portofolio
optimal.
Markowitz mengembangkan Index Model sebagai penyederhanaan dari
Mean-Varian Model, yang berusaha untuk menjawab berbagai permasalahan
dalam penyusunan portofolio, yaitu terdapatnya begitu banyak kombinasi
aktiva berisiko yang dapat dipilih dan disusun menjadi suatu portofolio. Dari
sekian banyak kombinasi yang mungkin dipilih, investor rasional pasti akan
memilih portofolio optimal (efficient set). Untuk menentukan penyusunan
portofolio optimal dengan menggunakan Index Model, yang terutama
dibutuhkan adalah penentuan portofolio optimal.yang efisien, sebab pada
dasarnya semua portofolio yang efisien adalah portofolio yang optimal.
Pada perkembangan berikutnya pada tahun 1963 William F. Sharpe
mengembangkan Single Index Model (Model Indeks Tunggal) yang

9
merupakan penyederhanaan Index model yang sebelumnya telah
dikembangkan oleh Markowitz. Model Indeks Tunggal menjelaskan
hubungan antara return dari setiap sekuritas individual dengan return indeks
pasar. Model ini memberikan metode alternatif untuk menghitung varian dari
suatu portofolio, yang lebih sederhana dan lebih mudah dihitung jika
dibandingkan dengan metode perhitungan markowitz. Pendekatan alternatif
ini dapat digunakan untuk dasar menyelesaikan permasalahan dalam
penyusunan portofolio. Sebagaimana telah dirumuskan oleh markowitz, yaitu
menentukan efficient set dari suatu portofolio, maka dalam Model indeks
Tunggal ini membutuhkan perhitungan yang lebih sedikit.
Bukti empiris menunjukkan bahwa semakin banyak jenis saham yang
dikumpulkan dalam keranjang portofolio, maka risiko kerugian saham yang
satu dapat dinetralisir dengan keuntungan saham yang lain. Teori portofolio
menggunakan asumsi bahwa pasar modal adalah efisien (efficient market
hypothesis). Pasar modal efisien artinya bahwa harga-harga saham
merefleksikan secara menyeluruh semua informasi yang ada di bursa (Reilly
and Brown, 2003).

B. Return Portofolio
Return merupakan pengembalian pendapatan yang diterima dari investasi
ditambah perubahan harga pasar, biasanya dinyatakan sebagai persentase dari
harga pasar investasi awal (Van Horne, 1997). Return yang diharapkan
investor dari investasi yang dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya
kesempatan (opportunity cost) dan return yang terjadi (realized return).
Return yang diharapkan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor
di masa yang akan datang. Sedangkan return yang terjadi (actual return)
merupakan tingkat return yang telah diperoleh investor pada masa yang telah
lalu. Ketika investor menginvestasikan dananya, investor tersebut akan
mensyaratkan tingkat return tertentu, dan jika periode investasi berlalu,
investor tersebut akan dihadapkan pada tingkat return yang sesungguhnya
diterima. Antara tingkat return yang diharapkan dan tingkat return aktual

10
yang diperoleh investor dari investasi yang dilakukan mungkin saja berbeda.
Perbedaan antara return yang diharapkan dengan return yang benar-benar
terjadi merupakan resiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam proses
kegiatan investasi.
Return sebagai hasil dari investasi dapat berupa return realisasi (realized
return) maupun return yang diharapkan (expected return). Realized return
merupakan return yang telah terjadi, dihitung berdasarkan data historis.
Return ini penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja
suatu perusahaan. Sedangkan expected return adalah return yang diharapkan
diperoleh investor di masa yang akan datang.
Pengukuran realized return dapat dilakukan dengan menggunakan return
total, return relatif, return kumulatif atau return yang disesuaikan. Expected
return dihitung berdasarkan rata-rata yang berasal dari suatu distribusi return,
merupakan pengukuran rata-rata atau central tendency dari suatu distribusi
return (Elton and Gruber, 1995). Penelitian ini menggunakan total return dan
expected return.
Return Portofolio saham merupakan hasil atau keuntungan yang
diperoleh investor dari setiap alternatif investasi, dan dapat berasal dari:
1. Yield adalah return yang merupakan komponen dasar dari suatu
investasi, berupa cash flow yang diterima secara periodik dan biasanya
disebut dividen. Besarnya yield bisa positif, nol atau negatif.
2. Capital Gain atau capital loss, adalah return yang diperoleh investor
yang berasal dari perubahan harga aset-aset yang dipegangnya. Apabila
perubahan harga tersebut positif maka disebut capital gain, sedangkan
bila perubahan harga tersebut negatif disebut capital loss.

C. Risk Portofolio (Risiko Portofolio)


Risiko adalah kerugian yang dihadapi oleh para investor (Fabozzi, 1995).
Risiko merupakan kemungkinan terjadinya peristiwa yang tidak
menguntungkan (Brigham and Weston, 1990). Risiko juga didefinisikan

11
sebagai kemungkinan penyimpangan atau variabilitas actual return suatu
investasi dengan expected return (Elton dan Gruber, 1995).
Besarnya risiko dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Interest Rate Risk, adalah variabilitas return yang disebabkan oleh
perubahan tingkat suku bunga.
2. Market Risk, adalah variabilitas return yang disebabkan oleh fluktuasi
pasar secara keseluruhan.
3. Inflation Risk, adalah risiko yang mempengruhi seluruh saham yang
diquote dalam mata uang tertentu.
4. Business Risk, adalah risiko yang ditimbulkan karena melakukan
investasi pada industri atau lingkungan tertentu.
5. Financial Risk, adalah risiko yang timbul karena perusahaan
menggunakan instrumen uang.
6. Liquidity Risk, adalah risiko yang berhubungan dengan pasar sekunder
dimana instrumen investasi tersebut diperdagangkan.
7. Exchange Rate Risk, adalah risiko yang ditimbulkan karena perubahan
nilai tukar mata uang suatu negara terhadap negara lain apabila investor
melakukan investasi ke berbagai negara (diversifikasi internasional).
8. Country Risk, adalah risiko yang terkait dengan risiko atau keadaan
politik suatu negara tempat berinvestasi.

Pada teori investasi modern berbagai risiko tersebut digolongkan menjadi


dua, yaitu risiko sistematis (systematic risk/nondiversiable risk/market risk)
dan risiko tidak sistematis (unsystematic risk/diversiable risk). Systematic
risk adalah risiko yang dipengaruhi oleh kondisi diluar perusahaan seperti
ekonomi, politik dan faktor makro lain yang tidak dapat dihilangkan melalui
diversifikasi. Unsystematic risk adalah risiko yang dipengaruhi oleh kondisi
perusahaan atau industri tertentu dan dapat diturunkan dengan melakukan
diversifikasi (Brigham and Daves, 2004). Semakin banyak saham yang
dimasukkan dalam portofolio berarti semakin tersebar risikonya. Dan apabila

12
jumlah aset ditambah, maka variance akan semakin kecil dan nilainya akan
menjadi nol bila jumlah aset pembentuk portofolio berjumlah tak terhingga.
Risiko portofolio dipengaruhi oleh rata-rata tertimbang atas masing-
masing risiko aset individual dan covariance antar aset yang membentuk
portofolio tersebut. Jika jumlah aset ditambah, maka variance akan semakin
kecil dan nilainya akan menjadi nol bila jumlah aset pembentuk portofolio
berjumlah tak terhingga.
Risiko yang diartikan sebagai kemungkinan penyimpangan actual return
terhadap expected return, bisa menyimpang lebih kecil atau lebih besar.
Risiko diukur berdasarkan penyebaran di sekitar rata-rata atau yang biasa
disebut dengan standar deviasi (deviation standard), mengukur
penyimpangan nilai-nilai actual return dengan nilai mean atau expected
return. Standar deviasi digunakan untuk mengukur risiko dari realized return,
sedangkan risiko dari expected return diukur dengan variance.

D. Konsep Return dan Risiko


Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa
melupakan faktor resiko investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan
salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan merupakan
imbalan atas keberanian investor menanggunnng resiko investasi yang
dilakukan. Hubungan tingkat resiko dan return yang diharapkan merupakan
hubungan yang bersifat searah dan linier. Artinya semakin besar resiko suatu
aset, semakin besar pula return yang diharapkan atas aset tersebut, demikian
sebaliknya. Gambar dibawah ini menunjukkan hubungan antara return yang
diharapkan dan resiko pada berbagai jenis aset yang mungkin bisa dijadikan
alternatif investasi.

13
Hubungan risiko dan return yang diharapkan
Return Return
Return

Risiko
Risiko
Risiko

Sumber : www.e- bursa.com

Garis vertikal dalam gambar di atas menunjukkan besarnya tingkat return


yang diharapkan dari masing-masing jenis aset, sedangkan garis horisontal
memperlihatkan resiko yang ditanggung investor. Titik RF (risk free) pada
gambar di atas menunjukkan tingkat return bebas resiko (risk free rate) yang
berarti satu pilihan investasi yang menawarkan tingkat return yang
diharapkan sebesar RF dengan resiko sebesar nol. Kesimpulan yang ditarik
dari pola hubungan antara resiko dan return yang diharapkan adalah bahwa
resiko dan return yang diharapkan mempunyai hubungan yang searah dan
linier. Artinya semakin tinggi resiko suatu aset, semakin tinggi pula tingkat
return yang diharapkan, demikian juga sebaliknya.

E. Portofolio efisien
Portofolio efisien adalah kombinasi investasi yang memberikan nilai
return yang sama dengan tingkat risiko yang minimal atau dengan tingkat
risiko yang sama akan memberikan return yang maksimal (Brigham and
Daves, 2004). Pembentukan portofolio optimal dilakukan dengan memilih
saham-saham berdasarkan return dan risiko yang sesuai dengan profil
investor.
Menurut Sharpe, Alexander dan Bailey (1995), portofolio dikategorikan
efisien apabila memiliki tingkat risiko yang sama, mampu memberikan
tingkat keuntungan yang lebih tinggi, atau mampu menghasilkan tingkat

14
keuntungan yang sama, tetapi dengan risiko yang lebih rendah. Sedangkan
Elton dan Gruber (1995) mengukur portofolio efisien dengan ukuran theta
(θ).
Dalam membentuk portofolio efisien harus diperhatikan koefisien
korelasi return dari masing-masing aset yang membentuk portofolio.
Koefisien korelasi tersebut mencerminkan keeratan hubungan antar return
dari aset-aset yang membentuk portofolio. Apabila koefisien korelasi -1
(negatif sempurna) artinya return kedua aset mempunyai kecenderungan
perubahan berlawanan arah pada satu periode waktu. Sedangkan koefisien
korelasi sebesar +1 (positif sempurna) maka return kedua aset mempunyai
kecenderungan perubahan searah pada satu periode waktu sehingga
pembentukan portofolio atau diversifikasi tidak akan mempengaruhi
(Brigham and Daves, 2004; Markowitz, 1959). Jadi faktor penting dalam
diversifikasi portofolio adalah korelasi yang rendah antar return aset
pembentuk portofolio. Makin rendah koefisien korelasi maka semakin besar
pula potensi manfaat dari diversifikasi tersebut. Ukuran portofolio efisien
tidak terlepas dari unsur return dan risiko, maka perhitungan secara matematis
diperlukan untuk mengukurnya. (Van Horne, 1992)

F. Model Indeks Tunggal Dalam Pembentukan Portofolio


Salah satu metode pengukuran kinerja portofolio menurut Elton dan
Gruber (1995) adalah pegukuran dengan suatu parameter yang dikaitkan
dengan tingkat risiko (one parameter performance measure) seperti The
Treynor Ratio, The Jensen Ratio dan The Sharpe Ratio. Model indeks tunggal
memiliki kesamaan dengan The Treynor Ratio yang mengukur kinerja
portofolio berdasarkan besarnya return premium yang dihasilkan oleh tiap
unit risiko sistematis yang diukur dengan beta.
Salah satu prosedur penentuan portofolio optimal adalah metode indeks
tunggal. Metode indeks tunggal menjelaskan hubungan antara return dari
setiap sekuritas individual dengan return pasar. Bawasir dan Sitanggang
(1994), metode indeks tunggal dapat digunakan dalam penentuan portofolio

15
optimal dengan cara membandingkan excess return to beta (ERB) dengan
cut-off-rate (Ci). Excess return to beta (ERB) merupakan kelebihan return
saham atas return aset bebas risiko (risk free rate) yang disebut dengan
return premium per unit risiko yang diukur dengan beta. Cut-off-rate (Ci)
merupakan hasil bagi varian pasar dan return premium terhadap variance
error saham dengan varian pasar pada sensitivitas saham individual terhadap
variance error saham.
Konsep penghitungannya didasarkan pada model perhitungan Elton dan
Gruber (1995) yaitu dengan cara menentukan ranking (urutan) saham- saham
yang memiliki ERB tertinggi ke ERB yang lebih rendah. Pemeringkatan
bertujuan untuk mengetahui kelebihan return saham terhadap return bebas
risiko per unit risiko. Saham-saham yang mempunyai excess return to beta
(ERB) sama dengan atau lebih besar dari cut-off-point (C*) merupakan
kandidat dalam pembentukan portofolio optimal.

16
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dekrisptif kuantitatif, yang didasarkan
adatas survey objek penelitian. Penelitian deksriptif kuantitatif adalah
penelitian yang bertujuan menjelaskan fenomena yang ada dengan
menggunakan angka-angka untuk mencandarkan karakteristik individu atau
kelompok (Syamsudin & Damiyanti: 2011). Penelitian dilakukan di Bursa
Efek Indonesia dengan cara mengakses melalu situs resmi BEI yakni
www.idx.co.id dengan periode pengamatan Maret 2020 - Agustus 2020.

B. Populasi dan Sampel


- Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang memiliki
keuntungan yang maksimal di kondisi yang berisiko unsistematis di
Bursa Efek Indonesia periode Maret 2020 – Agustus 2020.
- Sampel
Sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan metode Purposive
Sampling. metode Purposive Sampling adalah suatu teknik pengambilan
sampel non random sampling dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus
yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat
menjawab permasalahan penelitian. Adapun kriteria dan pertimbangan
yang ditetapkan, yaitu:
a. Saham perusahaan yang terdaftar dan aktif diperdagangkan di Bursa
Efek Jakarta selama Maret 2020 – Agustus 2020.
b. Perusahaan yang memperoleh keuntungan maksimal dikondisi yang
berisiko unsistematis yakni wabah virus Covid-19.
Penelitian ini dibatasi untuk perusahaan-perusahaan yang
memperoleh keuntungan maksimal atau perusahaan yang tahan

17
dengan kondisi unsistematis yang sedang terjadi yakni wabah virus
Covid-19.
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Instrumen investasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah saham, IHSG dan
suku bunga SBI selama periode Maret 2020 – Agustus 2020.
1. Data Harga Saham
Data harga saham yang akan diteliti adalah harga saham penutupan
(closing price) pada setiap akhir bulan selama periode Maret 2020 –
Agustus 2020, yang diperoleh dari JSX Monthly Statistic terutama dari
data Table Trading. Nilai return risiko saham diambil dari perubahaan
harga saham bulanan, baik secara individual maupun portofolio dalam
model indeks tunggal.
2. Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Data IHSG diambil dari penutupan bulanana indeks selama periode
Maret 2020 – Agustus 2020. Data IHSG mewakili data pasar, diperlukan
untuk menghitung tingkat return (Rm) dan risiko pasar.
3. Data Suku Bunga Indonesia (SBI)
Data tingkat suku bunga SBI-I bulan diperoleh dari laporan bulanan
BI selama periode periode Maret 2020 – Agustus 2020. Data SBI ini
digunakan sebagai proxy return aktiva bebas risiko (risk free rate of
return). Dipilihnya SBI-1 bulan didasarkan pada pertimbangan bahwa
return dan risiko saham juga dihitung secara bulanan.

D. Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan
baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain (umar,2000).
Data penelitian yang digunakan merupakan data historis. Perolehan data
dalam penelitian dilakukan dengan meneliti melalu media internet mengenai
harga penutupan saham perusahaan sampel selama periode Maret 2020 –
Agustus 2018 yang bersumber dari data Bursa Efek Indonesia tahun 2020.

18
Data tersebut diakses melalui www.idx.co.id dan serta berbagai website
penyedia data dan informasi saham lainnya, seperti www.finance.yahoo.com.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal hal atau variable yang berupa
catatan, buku, surat kabar, majalah, atau data yang berkaitan dengan objek
penelitian (Arikunto, 2003). Data yang diperoleh melalu teknik dokumentasi
dokumentasi dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data 8
perusahaan yang cukup bertahan dalam kondisi unsistematis seperti sekarang,
selama periode Maret 2020 – April 2020 yang diakses melalui
www.idx.co.id, data closing price saham yang diperoleh pada daily
transaction Bursa Efek Indonesia yang diakses melalui
www.finance.yahoo.com, data IHSG diperoleh dari trading recapitulation
yang diakses melalui www.finance.yahoo.com, data BI-7 days repo rate yang
diperoleh melalu www.bi.go.id, dan data lain penunjang yang dapat diakses
melalu website tersebut.

F. Teknik Analisis Data


Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Single
Index Model, metode ini untuk menentukan set portofolio yang optimal,
untuk perhitungannya dilakukan menggunakan program Microsoft Excel.
Tahapan pembentukan portofolio optimal menggunakan Single Index Model
dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menghitung realized return (Ri) dan expected return (E(Ri)) masing-
masing saham. Rumus yang digunakan untuk menghitung realized return
dan expected return adalah (Husnan, 2005):
a. Formula untuk Realized return
P t−Pt −1
R i=
Pt −1

Keterangan:

19
𝑅𝑖 = tingkat return saham

𝑃𝑡 = harga saham pada periode t

𝑃𝑡−1 = harga saham sebelum periode t

b. Formula untuk Expected return

E(R i)=
∑ Ri
n

Keterangan:
𝐸(R i) = rata-rata Expected return saham i
Ri = tingkat Return saham pada periode i
𝑛 = Jumlah data

2. Menghitung return pasar (RM), expected return (E(RM)), serta risiko


pasar. Rumus yang digunakan adalah :
a. Rumus untuk menghitung Return pasar
IHSGt −IHSG t−1
R m=
IHSG t−1

Keterangan:
𝑅m = tingkat keuntungan pasar

IHSG𝑡 = indeks harga saham gabungan waktu ke-t

IHSG𝑡−1 = indeks harga saham gabungan waktu ke-t-1

b. Menghitung tingkat rata-rata return pasar (Rm)


N

∑ Rm
E( R m)= i=1
N

Keterangan:
𝐸(R m) = rata-rata tingkat keuntungan pasar
Rm = tingkat keuntungan pasar
N = Jumlah data

20
c. Menghitung risiko saham (σi2) dan risiko pasar (σm2) (Hartono,
2010)
N
σi 2=∑ ¿ ¿ ¿
i=1

N
σm 2=∑ ¿ ¿ ¿
i=1

Keterangan :
σi2 = varians return saham
Ri = Return yang sudah terjadi dari saham (realized return)

𝐸(𝑅𝑖) = Return yang diharapkan dari saham (Expected return)

𝜎𝑚2 = Varians return pasar


𝑅𝑚 = Return yang sudah terjadi dari pasar (Realized market)
𝐸(𝑅𝑚) = Return yang diharapkan dari pasar (Expected Return
Market)
𝑁 = Jumlah periode realized return saham/pasar

3. Menghitung kovarian saham dengan pasar yang mencerminkan hubungan


antara return saham dengan return pasar. Rumus yang digunakan adalah:
σim=¿
Keterangan
𝜎im = kovarian antara sekuritas I dan pasar
Ri = return saham
E(Ri) = expected return
Rm = market return
E(Rm) = expected market return

4. Menghitung beta dan alpha masing-masing saham. Rumus untuk


menghitung beta dan alpha adalah :

21
σim
β i=
σm 2
N

∑ ( Ri −Ŕ i ) x ( Rm − Ŕm )
β i= i=1 N

∑ ( Rm − Ŕm )
i=1

Keterangan
𝛽𝑖 = beta sekuritas ke-i

𝜎𝑖𝑚 = kovarian antara return sekurtitas dan return pasar


𝜎𝑚2 = varian pasar

Untuk Alpha saham rumusnya adalah


αi = E(Ri − β.E(Rm)

5. Mencari variance atau residual error

σi 2=σi 2−βi 2 x σm 2
Keterangan:
𝜎𝑖2 = varian saham i
𝛽𝑖2 = Beta saham i yang dikuadratkan
𝜎𝑚2 = varian pasar
𝜎𝑒𝑖2 = varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i

6. Menghitung Excess Return to Beta (ERB). Rumus yang digunakan :


E( R ¿¿i )−R f
ERB i= ¿
βi
Keterangan:
ERBi = Excess Return to Beta i
E(Ri) = rata-rata expected return saham i
Rf = return aktiva bebas risiko
βi = Parameter yang mengukur perubahan yang diharapkan pada Ri

22
kalau terjadi perubahan Rm

7. Menghitung nilai Ai dan Bi


E( R¿¿ i)−Rf . βi
A i= ¿
σe i 2
βi 2
Bi=
σe i2
Keterangan:
E(Ri) = return yang diharapkan dari saham (expected return)
Rf = return bebas risiko
Βi = beta saham i
σei2 = variance error residual saham

8. Menentukan portofolio yang optimal


i
E ( R¿¿ i)−R f . β i
∑ σe i 2
Ci=σm 2 j=1
i
¿
βi 2
2
1+ σm ∑ ( 2
)
j =1 σe i

i
σm2 ∑ Ai
j =1
Ci= i
2
1+ σm ∑ Bi
j =1

Keterangan :
Ci = cut-off rate
E(Ri) = return yang diharapkan dari saham (expected return)
Rf = return bebas risiko
σei2 = variance error residual saham

9. Menghitung besarnya proporsi dana masing-masing saham

10. Menghitung tingkat keuntungan yang diharapkan dan risiko dari


portofolio optimal (Hartono, 2010).

23
Xi
Wi= N

∑ Xj
i=1

βi
Xi= 2
( ERB−C ¿ )
σe i

Keterangan:
Wi = Persentase dana yang diinvestasikan pada tiap-tiap saham
Xi = Skala dari timbangan atas tiap-tiap saham
Xj = Total skala dari timbangan atas tiaptiap saham

11. Menghitung tingkat keuntungan yang diharapkan dan risiko dari


portofolio optimal (Hartono, 2010).
a. Beta Portofolio
N
βp=∑ Wi . βi
t=1

b. Alpha portofolio
N
αp=∑ Wi. αi
t =1

12. Menghitung expected return portofolio, rumus yang digunakan adalah


E ( R p )=α p + β p E ( R m )

13. Menghitung risiko portofolio. Rumus yang digunakan adalah


σp 2=βp2 .αM 2+ ¿

24
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

A. Pembahasan
Deskripsi data
- Sampel Penelitian
Sampel perusahaan yang digunakan dalam peneilitian ini adalah
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama
periode pengamatan yakni Maret 2020-Agustus 2020 yang dimana
memperoleh keuntungan maksimal di kondisi yang beresiko unsistematis
seperti saat ini. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah
purposive sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria atau
pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun kriteria
atau pertimbangan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah saham
perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia selama Maret
2020-Agustus 2020 dan memperoleh keuntungan yang maksimal
dikondisi yang berisiko unsistematis.
Tabel 4.1. Perusahaan yang memperoleh keuntungan yang maksimal
dikondisi berisiko unsistematis yang dijadikan sampel penelitian periode
Maret 2020-Agustus 2020.
No Kode Perusahaan Nama Emiten
1 TLKM PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
2 KBLF Kalbe Farma Tbk
3 BBCA PT Bank Central Asia Tbk
4 SIDO PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
5 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
6 MYOR Mayora Indah Tbk
7 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry Tbk
8 KBLV First Media Tbk
Sumber data: Bursa Efek Jakarta

25
Indeks Harga Saham Gabungan
Harga penutupan bulanan Indeks Harga Saham gabungan digunakan
untuk menunjukkan return pasar dan risiko pasar. Data IHSG diperoleh
dari laporan Bursa Efek Indonesia melalui situs www.yahoofinance.co.id.
Tabel 4.2 adalah daftar closing price bulanan IHSG periode Maret 2020-
Agustus 2020.
Date Close
Mar-20 4.538,93
Apr-20 4.716,40
Mei-20 4.753,61
Jun-20 4.905,39
Jul-20 5.149,63
Agu-20 5.238,49
Sumber data: JKSE Monthly Statistic Periode Maret 2020 – Agustus 2020

Sertifikat Bank Indonesia


Sertifikat Bank Indonesia digunakan untuk menghitung suku bunga
bebas risiko atau risk free rate. Data SBI diambil dari situs resmi Bank
Indonesia yang bisa diakses melalui www.bi.go.id. Tabel 4.3 adalah
hasik perhitungan risk freerdate. Tabel 4.3 adalah hasil perhitungan risk
free rate.

Periode BI Repo Rate


Mar-20 4,50% 0,0038 Perbulan
Apr-20 4,50% 0,0038 Perbulan
Mei-20 4,50% 0,0038 Perbulan
Jun-20 4,25% 0,0035 Perbulan
Jul-20 4,00% 0,0033 Perbulan
Agu-20 4,00% 0,0033 Perbulan
Sumber data: SBI Bank Indonesia Periode Maret 2020 – Agustus 2020

26
B. Analisis Data
- Analisis Data Penelitian
Pembentukan portofolio optimal saham menggunakan Single Index
Model dilakukan dengan membandingan Excess Retun to Beta dengan
Cut off rate (Ci). Saham saham yang masuk kandidat portofolio adalah
saham yang memiliki Excess Return to Beta (ERB) lebih besar dari(Ci).
Dalam menentukan komposisi tersebut, harus dilakukan beberapa
langkah analisis sebagai berikut:
a. Menghitung Realized Return, Expected Return, Variance, dan
Standar deviasi dari masing masing saham. Tabel 4.4 adalah hasil
perhitungan Expected Return, Variance, dan standar deviasi masing
masing saham sampel penelitian.
No Kode Saham E (Ri) Variance
1 TLKM -0,0339 0,0030
2 KBLF 0,0231 0,0091
3 BBCA -0,0038 0,0059
4 SIDO 0,0222 0,0031
5 INDF -0,0251 0,0076
6 MYOR 0,0353 0,0055
7 ULTJ -0,0040 0,0052
8 KBLV -0,0333 0,0158
Sumber : Data diolah
Berdasarkan perhitungan 8 saham diatas, tingakat expected return
terbesar adalah saham MYOR (Mayora Indah Tbk.) yakni sebesar
0,0353 (3,53%) yang berarti saham MYOR mempunyai
kemungkinan untuk memberikan keuntungan bagi investor.
b. Menghitung Alpha, Beta. Dan variance error masing masing saham.
Perhitungan Alpha adalah selisih dari expected return saham dengan
perkalian beta dan expected return pasar. Beta adalah suatu
pengukuran volatilitas return saham terhadap return pasar. Jadi beta
adalah pengukur risiko sistematik saham terhadap risiko pasar. Table
4.5 adalah hasil perhitungan alpha, beta dan variance error masing
masing saham individual

27
No Kode Saham Alpha (a i) Beta (b i) Variance (ei)
1 TLKM -0,0331 0,2207 0,0033
2 KBLF 0,0262 0,8391 0,0130
3 BBCA -0,0032 0,1837 0,0061
4 SIDO 0,0208 -0,3813 0,0039
5 INDF -0,0224 0,7508 0,0107
6 MYOR 0,0372 0,5032 0,0069
7 ULTJ -0,0026 0,3857 0,0060
8 KBLV 0,0361 0,7719 0,0191
Sumber : Data diolah
c. Menghitung nilai excess return to beta (ERB) dan nilai Ci masing
masing saham
Berdasarkan hasil pertitungan diatas kemudian dihitung nilai excess
return to beta (ERB) dan nilai Ci masing masing saham. Nilai ERB
yang diperoleh diurutkan atau diranking dari nilai ERB terbesar ke
nilai ERB yang terkecil. Nilai Ci merupakan hasil bagi varian pasar
dan return premium terhadap variance residual error saham dengan
varian pasar pada sensitivitas saham individual terhadap variance
residual error saham. Table 4.6 adalah hasil perhitungan nilai ERB
dan nilai Ci saham.

No Kode Saham ERB Ci


1 MYOR 0,0632 0,0107
2 KBLV 0,0385 0,0107
3 KBLF 0,0233 0,0107
4 ULTJ -0,0195 0,0107
5 INDF -0,0382 0,0107
6 BBCA -0,0402 0,0107
7 SIDO -0,0487 0,0107
8 TLKM -0,1699 0,0107
Sumber: Data diolah
d. Menentukan cut-off-point (C*)
Nilai cut-off-point (C*) adalah nilai Ci adalah nilai Ci maksimum dari
sederetan nilai Ci saham. Nilai cut-off-point digunakan sebagai titik
pembatas untuk menentukan saham yang masuk kandidat dengan

28
yang tidak masuk kandidat portofolio. Hasil perhitungan nilai cut-
off-point pada penelitian ini adalah sebesar 0,0107.
e. Menetukan saham kandidat portofolio
Saham yang menjadi kandidat portofolio adalah saham yang
mempunyai nilai excess return to beta lebih besar atau sama dengan
nilai cut-off-point. Berdasarkan hasil perhitungan C* dan ERB
diperoleh 3 saham yang menjadi kandidat portofolio. Table 4.7
berikut ini memperlihatkan daftar 3 saham kandidat portofolio dan 5
saham yang non kandidat portofolio.

No Kode Saham ERB Ci Keputusan


1 MYOR 0,0632 0,0107 Optimal
2 KBLV 0,0385 0,0107 Optimal
3 KBLF 0,0233 0,0107 Optimal
4 ULTJ -0,0195 0,0107 Tidak Optimal
5 INDF -0,0382 0,0107 Tidak Optimal
6 BBCA -0,0402 0,0107 Tidak Optimal
7 SIDO -0,0487 0,0107 Tidak Optimal
8 TLKM -0,1699 0,0107 Tidak Optimal
Sumber: Data diolah
f. Menentukan portofolio optimal dan proporsi dana masing-masing
saham pembentuk portofolio
Dari ke-8 saham kandidat portofolio tersebut kemudian dipilih
saham-saham yang akan dibentuk menjadi portofolio optimal.
Kriteria pemilihan berdasarkan besarnya nilai excess return to beta
masing masing saham kandidat portofolio. Portofolio efisien adalah
portofolio yang dibentuk oleh saham saham yang mempunyai nilai
excess return to beta tinggi. Nilai excess return to beta
mencerminkan besarnya return premium yang dapat dihasilkan oleh
suatu saham relative terhadap satu unit risiko yang tidak dapat
didiversifikasikan yang diukur dengan beta. Beta mencerminkan
volatilitas return suatu saham terhadap return pasar, mengukur risiko
sistematik dari suatu saham relative terhadap risiko pasar. Penelitian

29
ini membentuk potofolio optimal dengan memilih saham saham
yang mempunyai nilai excess return to beta terbesar.
Dengan kriteria pemilihan tersebut didapatkan 3 saham yang
mempunya nilai excess return to beta terbesar, yaitu saham MYOR,
KBLV dan KBLF. Nilai ERB masing masing saham adalah
ERBMYOR = 0,0632%, ERBKBLV = 0,0385, dan ERBKBLF = 0,0233.
Kemudian dari ketiga saham tersebut dilakukan perhitungan proporsi
dana yang akan diinvestasikan pada masing masing saham dalam
portofolio optimal. Hasil perhitungan ditunjukkan pada table 4.8
berikut ini:
No Kode Saham Xi Wi
1 MYOR 3,8279 66,4%
2 KBLV 1,1212 19,5%
3 KBLF 0,8130 14,1%
Sumber: Data diolah
g. Menghitung Expected return dan excess return to beta portofolio
optimal
Hasil perhitungan expected return, dan varian portofolio optimal
terdiri dari saham MYOR, KBLV, KBLF ditunjukkan pada table 4.9
sebagai berikut:
No Kode Saham E(Ri) Wi b ERB
1 MYOR 0,0353 66,4% 0,5032 0,0632
2 KBLV -0,0333 19,5% 0,7719 0,0385
3 KBLF 0,0231 14,1% 0,8391 0,0233
Sumber: Data diolah

- Hasil Analisis
a. Analisis Pembentukan portofolio optimal saham
Metode yang digunakan dalam pembentukan portofolio optimal
adalah Single Index Model. Penentuan portofollio Single Index Model
yaitu dihitung berdasarkan besarnya nilai ERB dan Cut Off Rate.
Apabila nilai ERB lebih besar atau sama dengan cut-off-rate, maka

30
saham tersebut dimasukkan kedalam kandidat portofolio optimal.
Apabila ERB lebih besar atau sama dengan cut-off-rate, maka saham
tersebut dimasukkan kedalam kandidat portofolio optimal. Apabila
nilai ERB lebih kecil dari nilai cut-off-rate, maka saham tidak
dimasukkan kedalam kandidat portofolio optimal saham.
Analisis pembentukan portofolio saham dalam penelitian ini
menggunakan sampel perusahaan yang secara konsisten tercatat terus
menerus dalam Bursa Efek Indonesia dan meraih keuntungan yang
maksimal dikondisi yang memiliki risiko unsistematis selama periode
Maret 2020 – Agustus 2020. Dari sampel nilai tersebut dipih 8 saham
yang secara secara konsisten tercatat terus menerus dalam Bursa Efek
Indonesia dan meraih keuntungan yang maksimal dikondisi yang
memiliki risiko unsistematis selama periode Maret 2020 – Agustus
2020. Selanjutnya, setelah melalui beberapa tahap seleksi saham
dalam pembentukan portofolio saham optimal hasil perhitungan dari
8 sampel didapatkan 3 sampel yang menjadi pilihan dalam portofolio
maksimal yaitu saham perusahaan Mayora Indah, Tbk (MYOR), First
Media, Tbk (KBLV) dan Kalbe Farma, Tbk (KBLF).
b. Proporsi Dana Portofolio Saham Optimal
Besarnya proporsi dana dihitung dengan perhitungan matematis
sesuai dengan tahapan dalam metode Single Index Model. Proporsi
dana diperoleh dengan melakukan perhitungan skala tertimbang
terlebih dahulu dengan tujuan agar memperoleh proporsi dana yang
tepat. Analisis skala tertimbang ini menggunakan hasil perhitungan
beta, variance error residual, excess return to beta dan penentuan
cut off point. Setelah diperoleh skala tertimbang masing masing
saham kemudian membagi proporsi saham dapat dihitung dengan
membangi skal tertimbang masing-masing saham dengan jumlah
keseluruhan skala tertimbang.
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan untuk pembentukan
portofolio saham optimal dalam penelitian didapatkan hasil proporsi

31
dana untuk saham yang masuk kedalam kandidat portofolio optimal
adalah MYOR (Mayora Indah, Tbk) sebesar 0,6643 (66,43%), KBLV
(First Media, Tbk) sebesar 0,1946 (19,46%), KBLF (Kalbe Farma
Tbk) sebesar 0,1411 (14,11%).
c. Return dan risiko portofolio optimal saham
Saham yang menjadi kandidat portofolio optimal terdiri dari 3 saham
yang secara konsisten tercatat terus menerus dalam Bursa Efek
Indonesia dan meraih keuntungan yang maksimal dikondisi yang
memiliki risiko unsistematis selama periode Maret 2020 – Agustus
2020 dimana saham saham saham tersebut menghasilkan expected
return dan risiko terbaik. Portofolio optimal saham perusahan
perusahaan yang secara konsisten tercatat terus menerus dalam Bursa
Efek Indonesia dan meraih keuntungan yang maksimal dikondisi
yang memiliki risiko unsistematis selama periode Maret 2020 –
Agustus 2020 memiliki expected return sebesar 0,0100 (1%),
sedangkan risiko yang harus ditanggung dari portofolio optimal
tersebut sesuai dengan hasil perhitungan adalah sebesar 0,0090
(0,9%).

32
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari penentuan portofolio saham
optimal dengan metode Single Index Model pada saham saham perusahaan
yang terus konsisten tercatat di Bursa Efek Indonesia dan memiliki
penghasilan yang maksimal di kondisi yang memilki risiko unsistematis
seperti saat ini selama periode Maret 2020-Agustus 2020 diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat 3 saham dari total 8 saham yang terpilih dan memenuhi kriteria
dalam pembentukan portofolio saham optimal yang komposisinya sesuai
dengan Single Index Model. Tiga saham tersbut adalah saham perusahaan
Mayora Indah, Tbk (MYOR), First Media, Tbk (KBLV) dan Kalbe
Farma, Tbk (KBLF).
2. Besarnya proporsi dana yang dapat diinvestasikan pada 3 saham adalah
sebagai berikut MYOR (Mayora Indah, Tbk) sebesar 0,6643 (66,43%),
KBLV (First Media, Tbk) sebesar 0,1946 (19,46%), KBLF (Kalbe Farma
Tbk) sebesar 0,1411 (14,11%).
3. Portofolio optimal dari saham saham perusahaan yang mampu
memperoleh keuntungan di kondisi yang memiliki risiko unsistematis
diharapkan mempunyai expected return sebesar 0,0100 (1%), dan besar
risiko yang harus ditanggung dari portofolio optimal tersebut adalah
sebesar 0,0090 (0,9%).

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan diatas, terdapat beberapa
saran yang dapat diperimbangkan, antara lain:
1. Bagi investor
Investor dapat berivestasi pada ketiga saham yang menjadi komposisi
portofolio saham optimal sesuai dengan proporsi perhitungan menurut

33
metode Single Index Model pada periode setelah dilakukannya penelitian,
karena mampu memberikan return yang lebih tinggi dibandingkan
dengan return saham mengingat tidak banyak perusahaan yang mampu
mempertahankan kondisi operasional perusahaan disituasi seperti
sekarang.
2. Bagi Perusahaan
Perusahaan yang sahamnya belum memenuhi syarat untuk masuk dalam
portofolio optimal, diharapkan melakukan evaluasi kinerja saham.
Evaluasi ini bertujuan agar kinerja saham perusahaan lebih baik pada
periode yang akan datang sehingga dapat secara konsisten bertahan dan
meraih keuntungan dikondisi sekarang dan layak dijadikan alternatif
dalam pembentikan portofolio saham optimal, sedangkan bagi
perusahaan yang sahamnya masuk dalam portofolio diharapkan dapat
mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar saham perusahaan
tersebut dapat secara konsisten menjadi saham yang memiliki kinerja
saham yang baik dan masuk kedalam portofolio saham optimal.

34
DAFTAR PUSTAKA

Sukarno, M. 2007. Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham


Menggunakan Metode Single Indeks di Bursa Efek Jakarta [Tesis]. Semarang
(ID): Universitas Diponegoro

Pratama, Lutfi Adi. 2018. Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham


Menggunakan Metode Single Indeks Model (Studi Empiris pada Saham Indeks
LQ 45 di Bursa Efek Indonesia) [Jurnal Imu Manajemen]. Yogyakarta (ID):
Universitas Negeri Yogyakarta

https://www.bi.go.id/id/moneter/bi-7day-RR/data/Contents/Default.aspx

https://finance.yahoo.com/

https://www.youtube.com/watch?v=RIQos1DwosY&t=218s

https://www.youtube.com/watch?v=n-SMyvQGJzM&t=13s

https://finance.yahoo.com/quote/%5EJKSE/history?
period1=1578096000&period2=1601769600&interval=1mo&filter=history&freq
uency=1mo&guccounter=1

35

Anda mungkin juga menyukai