Anda di halaman 1dari 18

OPTIMASI PORTOFOLIO SAHAM DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ DI ERA PANDEMI


COVID 19

BAB 1

PENDAHULUAN

Tandelilin (2010) menjelaskan investasi ini dilakukan karena akan


mendatangkan hasil yang berupa return, yang merupakan salah satu faktor yang
memotivasi investor untuk bervinvetasi dan sebagai imbalan atas keberanian
investor dalam menghadapi risiko yang ditanggungnya. Investasi dapat dilakukan
dalam berbagai jenis aset, yaitu aset riil dan aset keuangan. Investasi pada aset
keuangan memiliki keunggulan karena sifatnya lebih likuid yang berarti, tidak
membutuhkan waktu yang lama untuk membuat suatu investasi keuangan menjadi
kas. Sifat likuid ini diperoleh karena fluktuasi nilai aset keuangan cukup tajam
karena, dalam jangka waktu yang singkat nilai aset tersebut dapat berubah-ubah
yang membuat para investor tertarik dengan aset tersebut (Tandelilin, 2010).

Dalam melakukan investasi, seorang investor tidak mengetahui dengan pasti


hasil yang akan diperoleh dari investasi yang dilakukan. Tujuan investor melakukan
investasi adalah untuk memaksimalkan return yang akan didapat, namun selain
return investor juga juga akan menghadapi risiko investasi. Risiko investasi yaitu
investor yang gagal mendapatkan kembali modalnya dikarenakan emiten saham
dinyatakan pailit atau sahamnya tidak laku diperjualbelikan atau sudah dikeluarkan
dari pencatatan di Bursa Efek (Samsul, 2015). Untuk meminimalkan risiko, investor
dapat melakukan diversifikasi yakni membentuk portofolio yang optimal, hal ini
dilakukan untuk meminimalkan risiko yang tidak dapat dihilangkan. Portofolio
dapat dikatakan efisien dibandingkan portofolio lain apabila memberikan imbal
hasil terbesar yang diharapakan dengan risiko yang sama, atau memberikan risiko
terkecil dengan imbal hasil yang diharapkan sama (Halim 2015). Pada tahun 1952,
Markowitz membuat model seleksi portofolio yang memasukkan prinsip
diversifikasi. Penentuan portofolio optimal tersebut dikenal sebagai penentuan
portofolio optimal model Markowitz (Elton et al.2014). Portofolio optimal dengan
Model Markowitz yang dipilih dari berbagai alternatif dari portofolio efisien, dapat
1
memberikan return tertentu sesuai dengan risiko yang berani dihadapi oleh
investor(Ticoh, 2010). Salah satu kelebihan Model Markowitz adalah portofolio
mudah terbentuk agar disesuaikan dengan ciri-ciri investasi dan tujuan yang
diinginkan (Natalia dkk. 2012).

Di sisi lain, tidak bisa dipungkiri bahwa terdapat berbagai risiko yang tidak
terduga dalam berinvestasi, salah satunya adalah pandemi Covid 19 yang sedang
melanda dunia. Sampai dengan tanggal 12 Oktober 2020, Indonesia telah
melaporkan 370.000 kasus positif Covid19. Dampak dari COVID-19 yang melanda
berbagai belahan negara khususnya Indonesia, sangat berdampak terhadap terhadap
perekonomian, tidak terkecuali dalam investasi saham. Dewi dan Masithoh (2020)
menyebutkan bahwa hasil IHSG megalami beda signifikan, yaitu tren menurun
tajam pada waktu saat terjadinya pandemi COVID-19 dibandingkan sebelum
pandemi.

Pada penelitian-penelitian sebelumnya belum pernah dibahas tentang


pembentukan portofolio optimal pada masa pandemik Covid 19, sehingga
penelitian ini akan membahas terkait dengan optimasi investasi saham dengan
menggunakan Model Markowitz di era pandemi Covid 19.

1.1. Permasalahan
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Optimasi
Portofolio Saham Dengan Menggunakan Model Markowitz di Era Pandemi Covid
19?
.
1.2. Tujuan Khusus
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui optimasi portofolio
saham dengan menggunakan Model Markowitz di era pandemi Covid 19.

1.3. Urgensi Penelitian


Urgensi penelitian ini adalah untuk memberikan pertimbangan kepada
investor mengenai cara memilih dan menyeleksi saham yang akan dibentuk sebagai
portofolio sehingga memperoleh keuntungan sesuai harapan dengan risiko yang
akan ditanggung oleh investor.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. State of the Art

2.1.1. Teori Portofolio

Portofolio adalah kombinasi sejumlah aset yang diinvestasikan dan dimiliki


oleh perorangan maupun kelompok (Sunariyah, 2006). Menurut Sunariyah (2006),
portofolio merupakan rangkaian kombinasi aktiva yang dipegang oleh investor baik
itu perorangan maupun lembaga yang diinvestasikan. Sedangkan menurut Husnan
(2009), portofolio adalah kumpulan investasi yang dipergunakan untuk
mengidentifikasi saham yang terpilih kemudian menentukan proporsi dana yang
nantinya akan ditanamkan pada masing-masing saham tersebut. Untuk membentuk
portofolio dan mengurangi risiko dapat dilakukan dengan melakukan diversifikasi
terhadap aset-aset tersebut. Melakukan diversifikasi berarti, investor akan
membentuk portofolio melalui pemilihan kombinasi berbagai aset sedemikian rupa
hingga risiko dapat diminimalkan tanpa mengurangi expected return karena,
meminimalkan risiko tanpa mengurangi return merupakan tujuan investor dalam
berinvestasi (Tandelilin, 2010). Gurrib dan Alshahrani (2012) melakukan penelitian
pada diversifikasi portofolio dan menemukan bahwa diversifikasi portofolio
membantu dalam pengurangan risiko yang terkait yang terlibat di dalamnya namun,
mereka mengemukakan bahwa tidak mungkin untuk menyingkirkan risiko
seluruhnya dengan cara diversifikasi. Tandelilin (2010) mengemukakan konsep
pengurangan risiko sebagai akibat dari “penambahan aset ke dalam pembentukan
portofolio” merupakan konsep utama untuk memahami risiko portofolio, karena
konsep ini menjelaskan jika penambahan saham dilakukan kontinu ke dalam suatu
portofolio, maka manfaat pengurangan risiko yang akan diperoleh akan meningkat
hingga mencapai titik tertentu di mana manfaat pengurangan tersebut mulai
menurun. Portofolio optimal adalah bagian dari portofolio-portofolio efisien, tetapi
suatu portofolio yang efisien belum tentu merupakan portofolio optimal (Hartono,
2014) sedangkan, menurut Tandelilin (2010) portofolio optimal adalah suatu

3
portofolio yang paling menguntungkan bagi suatu investor, yang telah dipilih dari
berbagai portofolio efisien yang telah dibuat.

2.1.2. Teori Markowitz

Dalam dunia investasi, keuntungan (return) yang diharapkan oleh para


investor dimasa yang akan datang dalam dunia bisnis sering disebut return.
Disamping return, investasi juga memiliki konsep risiko. Risiko investasi dapat
diartikan terjadinya perbedaan antara return aktual dengan return yang diinginkan.
Risiko maupun return, bagaikan mata uang yang selalu berdampingan. Artinya,
dalam melakukan investasi, tidak hanya menghitung return yang diinginkan saja,
namun juga memperhatikan risiko yang harus ditanggungnya. Oleh sebab itu,
investor harus pandai mencari alternatif investasi yang menawarkan return tertentu
pada tingkat risiko terendah. (Tandelilin, 2010). Tandelilin (2010) juga menyatakan
bahwa investor memiliki tujuan dalam berinvestasi yakni memaksimalkan tingkat
return tanpa melupakan tingkat risiko investasi yang akan dihadapinya. Return
adalah motivasi untuk investor dalam melakukan investasi dan merupakan imbalan
bagi para investor atas keberaniannya menanggung tingkat risiko yang akan mereka
hadapi. Menurut Tandelilin (2010) menghitung risiko portofolio bukan merupakan
rata – rata tertimbang risiko msing – masing sekurittas individual dalam portofolio.
Dalam menghitung risiko portofolio, ada tiga hal yang perlu ditentukan, yaitu
varians setiap sekuritas, kovarians antara satu sekuritas dengan sekuritas yang
lainnya, bobot portofolio untuk masing – masing sekuritas. Menurut Tandelilin
(2010), diversifikasi risiko penting untuk para investor karena dapat meminimalkan
tingkat risiko tanpa mengurangi return yang akan diterimanya. Model Markowitz
dapat membantu investor mengetahui seluruh informasi yang tersedia sebagai dasar
pembentukan portofolio optimal.

4
BAB 3
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan Khusus


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui optimasi portofolio saham
dengan menggunakan Model Markowitz di era pandemi Covid 19.

3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan pertimbangan kepada


investor mengenai cara memilih dan menyeleksi saham yang akan dibentuk sebagai
portofolio sehingga memperoleh keuntungan sesuai harapan dengan risiko yang
akan ditanggung oleh investor.

5
BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1. Operasionalisasi Penelitian

Gambar 4.1 : Operasionalisasi Penelitian

AKTIVITAS OUTPUT

Diperolehnya
Kajian pustaka & ANALISIS
data tentang OUTCOME IMPACT
merumuskan indikator
indikator optimasasi optimasasi
portofolio saham portofolio Dihasilkannya
dengan menggunakan saham dengan
menggunakan rumusan kajian
metode Markowitz tentang
metode
Markowitz optimasasi
portofolio saham
dengan
Pengumpulan data menggunakan
melalui Data tentang metode
optimasasi
dokumentasi dari Terumuskan Markowitz
portofolio
data sekunder saham dengan Analisis nya portofolio
menggunakan menggu saham yang
metode nakan optimal dengan
Markowitz Model menggunakan
Marko metode
Markowitz
witz
Analisis data Penetapan data
tentang optimasasi tentang
portofolio saham optimasasi
dengan menggunakan portofolio
metode Markowitz saham dengan
menggunakan
metode
Markowitz

4.2. Obyek Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data harga saham perusahaan
yang masuk kedalam indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia selama tahun 2019-2020.

6
4.3. Pengukuran Variabel

No Keterangan Rumus
1. Return Saham Individual (Rit) 𝑃𝑖𝑡 − 𝑃𝑖 (𝑡−1)+ 𝐷𝑡
𝑅𝑖𝑡 =
𝑃𝑖(𝑡−1)
Dimana :
Rit = Tingkat Keuntungan (return) Saham
Pt = Harga saham individu akhir periode
Pt-1= Harga saham individu awal periode
Dt = Dividen saham yang diterima pada saham
i
𝑛
2. Expected Return Saham
𝑅𝑖𝑡
(E(Ri)) E(𝑅𝑖 ) = ∑
𝑁
𝑗=1
Dimana :

E(Ri) = Tingkat keuntungan (return) yang


diharapkan dari saham i
Rit = Tingkat keuntungan saham i pada periode
i
N = Banyaknya periode pengamatan
3. Risiko Saham Individual (𝜎 2 ) 𝑁
(𝑅𝑖𝑡 − 𝐸 (𝑅𝑖 )2
𝜎 2 = √∑
𝑁−1
𝑖=1

Dimana :
𝜎2 = Risiko saham
Rit0 = Tingkat keuntungan (return) saham i
pada periode t
E(Ri) = Tingkat keuntungan (return) yang
diharapkan dari saham i
N = Banyaknya periode pengamatan
4. Pembentukan Portofolio 𝑛!
𝐶(𝑟, 𝑛) =
Saham (kombinasi dari 2 𝑟! (𝑛 − 𝑟)!
saham) Dimana :
C(r,n) = Kombinasi tingkat r dari n saham
n! = Faktorial jumlah saham
r! = Faktorial jumlah saham yang
dikombinasikan

5. Expected Return Portofolio E (𝑅𝑝 ) = ∑ 𝑋𝐴 . 𝐸(𝑅𝐴 ) + ∑ 𝑋𝐵 . 𝐸(𝑅𝐵 )]


(E (𝑅𝑝 )) Dimana :

7
E(𝑅𝑃 ) = Tingkat keuntungan (return) yang
diharapkan dari portofolio
𝑋𝐴 = Bobot dana yang diinvestasikan pada
saham A
𝑋𝐵 = Bobot dana yang diinvestasikan pada
saham B
𝐸(𝑅𝐴 ) = Tingkat keuntungan (return) yang
diharapkan dari saham A
𝐸(𝑅𝐵 ) = Tingkat keuntungan (return) yang
diharapkan dari saham B
6. Koefesien Korelasi (𝜌𝐴𝐵 ) 𝑛 ∑ 𝐴𝐵 − ∑ 𝐴 . ∑ 𝐵
𝑝𝑥𝑦 =
√[𝑛 ∑ 𝐴2 − (∑ 𝐴)2 ] . [𝑛 ∑ 𝐵 2 − (∑ 𝐵)2 ]
Dimana:
𝜌𝐴𝐵 = Koefisien korelasi antara 2 return
saham
n = Jumlah observasi
A = Tingkat keuntungan (return) dari
saham A
B = Tingkat keuntungan (return) dari
saham B
7. Risiko Saham portofolio (𝜎𝜌 ) 2 .𝜎𝐴2 + 𝑋𝐵 2 .𝜎𝐵 2 + 2(𝑋𝐴.𝑋𝐵.𝜌𝐴𝐵.𝜎𝐴𝜎𝐵)
𝜎𝜌 =√𝑋𝐴
𝑛
Dimana :
σρ2 = Varian portofolio
σp = Risiko saham portofolio
σA,σB= Risiko saham A,B
ρAB = Koefisien korelasi saham A dan B
XA = Bobot dana yang diinvestasikan pada
saham A
XB = Bobot dana yang diinvestasikan pada
saham B
n = Jumlah Observasi

8
4.4. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini data populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan yang masuk
dalam Liquid-45 (LQ-45) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2019-2020.
Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode
purposive sampling, dimana sampel yang dipilih berdasarkan karakteristik tertentu atau
pertimbangan tertentu oleh peneliti. Kriteria-kriteria pemilihan sampel saham LQ-45 adalah tidak
terkena auto-reject diatas 1 (satu) kali selama periode 2019-2020

4.5. Teknik Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
metode dokumentasi dikarenakan data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder.
Metode dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang diperoleh melalui Bursa
Efek Indonesia.

4.6. Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Menghitung Return Saham Individual
2. Menghitung Expected Return Dari Masing-Masing Saham E(Ri)
3. Menghitung Risiko Dari Masing-Masing Saham (σ)
4. Memilih Saham yang Memiliki Return Positif
5. Menghitung Kovarian Saham
6. Menghitung Expected Return dan Risiko Portofolio dengan Bobot Sama
7. Menghitung Expected Return dan Risiko Portofolio dengan Bobot Optimal

9
BAB 5

HASIL YANG DICAPAI

5.1 Hasil
Berikut ini merupakan daftar perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45
pada Bursa Efek Indonesia periode 2019 – 2020 yang menjadi sampel dalam penelitian
ini:
No Kode Nama Emiten No Kode Nama Emiten
1 ADRO Adaro Energy Tbk. 21 INTP Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk.
2 AKRA AKR Corporindo Tbk. 22 ITMG Indo Tambangraya
Megah Tbk.
3 ANTM Aneka Tambang Tbk. 23 JSMR Jasa Marga (Persero)
Tbk.
4 ASII Astra Internasional Tbk. 24 KLBF Kalbe Farma Tbk.
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 25 LPPF Matahari Departement
Store Tbk.
6 BBNI Bank Negara Indonesia 26 MNCN Media Nusantara Citra
(Persero) Tbk. Tbk.
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia 27 PGAS Perusahaan Gas
(Persero) Tbk. Negara (Persero) Tbk.
8 BBTN Bank Tabungan Negara 28 PTBA Bukit Asam Tbk
(Persero) Tbk.
9 BMRI Bank Mandir (Persero) 29 PTPP PP (Persero) Tbk.
Tbk.
10 BRPT Barito Pacific Tbk. 30 PWON Pakuwon Jati Tbk.
11 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. 31 SCMA Surya Citra Media
Tbk.
12 CPIN Charoen Pokphand 32 SMGR Semen Indonesia
Indonesia Tbk. (Persero) Tbk.
13 ERAA Erajaya Swasembada Tbk. 33 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk.
14 EXCL XL Axiata Tbk. 34 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi
Kimia Tbk.

10
15 GGRM Gudang Garam Tbk. 35 TLKM Telekomunikasi
Indonesia (Persero)
Tbk.
16 HMSP H.M Sampoerna Tbk. 36 UNTR United Tractors Tbk.
17 ICBP Indofood CBP Sukses 37 UNVR Unilever Indonesia
Makmur Tbk. Tbk.
18 INCO Vale Indonesia Tbk. 38 WIKA Wijaya Karya
(Persero) Tbk.
19 INDF Indofood Sukses Makmur 39 WSKT Waskita Karya
Tbk (Persero) Tbk.
20 INKP Indah Kiat Pulp & Paper
Tbk.
Sumber: data diolah, 2020

5.2. Analisis Data


Data harga saham yang diteliti adalah harga saham awal (previous price), dan
harga saham penutup (closing price) setiap bulan dengan periode waktu mulai Januari
2019 hingga Juli 2020. Harga Saham individu berasal dari 39 perusahaan yang
termasuk dalam LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

5.2.1 Expected Return Saham


Expected return sebuah saham diperoleh setelah mencari return individual
masing-masing saham. Menurut (Tandelilin, 2010) expected return saham adalah
tingkat keuntungan yang diharapkan terjadi oleh investor di masa depan. Expected
return sebuah saham dapat bernilai positif maupun negative. Saham yang memiliki
hasil return positif memiliki peluang yang lebih besar untuk menjadi bagian dari
portofolio yang optimal. Ada 11 emiten yang memiliki expected return positif, yaitu
ADRO, ANTM, BBCA, BRPT, ERAA, EXCL, INCO, JSMR, KLBF, MNCN,
WIKA.

11
Tabel 5.1
Expected Return Masing-Masing Saham
Kode
No Kode Saham E(R) No Saham E(R)
1 ADRO 0.0010 21 INTP -0.0176
2 AKRA -0.0112 22 ITMG -0.0386
3 ANTM 0.0085 23 JSMR 0.0091
4 ASII -0.0184 24 KLBF 0.0049
5 BBCA 0.0111 25 LPPF -0.0480
6 BBNI -0.0233 26 MNCN 0.0237
7 BBRI -0.0038 27 PGAS -0.0128
8 BBTN -0.0152 28 PTBA -0.0350
9 BMRI -0.0064 29 PTPP -0.0085
10 BRPT 0.0677 30 PWON -0.0101
11 BSDE -0.0246 31 SCMA -0.0100
12 CPIN -0.0017 32 SMGR -0.0050
13 ERAA 0.0071 33 SRIL -0.0241
14 EXCL 0.0181 34 TKIM -0.0060
15 GGRM -0.0224 35 TLKM -0.0094
16 HMSP -0.0351 36 UNTR -0.0083
17 ICBP -0.0041 37 UNVR -0.0016
18 INCO 0.0123 38 WIKA 0.0011
19 INDF -0.0046 39 WSKT -0.0318
20 INKP -0.0044
Sumber: data diolah, 2020
5.2.3. Risiko Saham
Dalam melakukan investasi, seorang investor tidak mengetahui dengan pasti
hasil yang akan diperoleh dari investasi yang dilakukan. Tujuan investor melakukan
investasi adalah untuk memaksimalkan return yang akan didapat, namun selain return
investor juga juga akan menghadapi risiko investasi. Risiko investasi yaitu investor
yang gagal mendapatkan kembali modalnya dikarenakan emiten saham dinyatakan
pailit atau sahamnya tidak laku diperjualbelikan atau sudah dikeluarkan dari
pencatatan di Bursa Efek (Samsul, 2015). Risiko investasi juga dapat diartikan sebagai
perbedaan antara actual return dengan expected return. Risiko maupun return,
bagaikan mata uang yang selalu berdampingan. Artinya, dalam melakukan investasi,
tidak hanya menghitung return yang diinginkan saja, namun juga memperhatikan
risiko yang harus ditanggungnya. Oleh sebab itu, investor harus pandai mencari
alternatif investasi yang menawarkan return tertentu pada tingkat risiko terendah.
(Tandelilin, 2010). Risiko saham diproksikan dengan menggunakan standar deviasi
masing-masing saham. Saham yang digunakan adalah saham yang memiliki return
12
positif. Saham yang memiliki deviasi standart tinggi memiliki risiko yang tinggi dan
kemungkinan memperoleh keuntungan yang tinggi pula.begitu pula sebaliknya, saham
yang tidak memiliki nilai deviasi standart rendah memiliki risiko rensdah dan
kemungkinan memiliki keuntungan yang rendah pula. Pada tabel 5.2 dibawah,
diperoleh hasil nilai deviasi standart tertinggi terdapat pada saham Barito Pacific Tbk.
Sebesar 0.2901 dan hasil deviasi standart terendah terdapat pada saham Bank Central
Asia Tbk sebesar 0.0549.

Tabel 5.2
Risiko Masing-Masing Saham yang Memiliki Return Positif

No Kode Saham Erit E(R) STDEV (�) VAR (�2)


1 ADRO 0.0185 0.0010 0.1224 0.0142
2 ANTM 0.1615 0.0085 0.1517 0.0218
3 BBCA 0.2105 0.0111 0.0549 0.0029
4 BRPT 1.2864 0.0677 0.2901 0.0797
5 ERAA 0.1354 0.0071 0.2502 0.0593
6 EXCL 0.3430 0.0181 0.1096 0.0114
7 INCO 0.2340 0.0123 0.1441 0.0197
8 JSMR 0.1729 0.0091 0.1553 0.0229
9 KLBF 0.0928 0.0049 0.0849 0.0068
10 MNCN 0.4496 0.0237 0.1768 0.0296
11 WIKA 0.0204 0.0011 0.1684 0.0269
Sumber: data diolah, 2020

5.2.4. Kovarian Antar Saham


Kovarian saham mengindikasikan pergerakan bersama-sama dua buah emiten
saham. Jika hasil kovarian saham menunjukkan hasil positif, hal tersebut menandakan
bahwa kedua emiten saham tersebut bergerak searah, yang berarti apabila return
sauatu saham meningkat maka return saham lainnya juga akan ikut meningkat dan
begitu pula sebaliknya. Berdasarkan tabel di bawah diketahui bahwa salah satu hasil
kovarian antar saham yang bernilai positif adalah pasangan saham ADRO dan ANTM
sebesar 0,0066, sedangkan kovarian negatif ditunjukkan oleh pasangan saham ADRO
dan BRPT sebesar -0,0010.

13
Tabel 5.3
Kovarian Antar Saham
ADRO ANTM BBCA BRPT ERAA EXCL INCO JSMR KLBF MNCN WIKA
ADRO 0,0142 0,0066 0,0032 -0,0010 0,0143 0,0004 0,0088 0,0057 0,0018 0,0059 0,0086
ANTM 0,0066 0,0218 0,0047 0,0108 0,0204 0,0079 0,0179 0,0111 0,0087 0,0095 0,0120
BBCA 0,0032 0,0047 0,0029 -0,0027 0,0046 0,0010 0,0032 0,0037 0,0007 0,0050 0,0053
BRPT -0,0010 0,0108 -0,0027 0,0797 0,0165 0,0214 0,0100 0,0194 0,0139 0,0094 0,0142
ERAA 0,0143 0,0204 0,0046 0,0165 0,0593 0,0078 0,0208 0,0171 0,0072 0,0087 0,0193
EXCL 0,0004 0,0079 0,0010 0,0214 0,0078 0,0114 0,0055 0,0128 0,0048 0,0068 0,0116
INCO 0,0088 0,0179 0,0032 0,0100 0,0208 0,0055 0,0197 0,0067 0,0090 0,0051 0,0092
JSMR 0,0057 0,0111 0,0037 0,0194 0,0171 0,0128 0,0067 0,0229 0,0039 0,0100 0,0215
KLBF 0,0018 0,0087 0,0007 0,0139 0,0072 0,0048 0,0090 0,0039 0,0068 0,0011 0,0039
MNCN 0,0059 0,0095 0,0050 0,0094 0,0087 0,0068 0,0051 0,0100 0,0011 0,0296 0,0111
WIKA 0,0086 0,0120 0,0053 0,0142 0,0193 0,0116 0,0092 0,0215 0,0039 0,0111 0,0269
Sumber: data diolah, 2020

5.2.5. Expected Return dan Risiko Portofolio dengan Bobot Sama


Portofolio yang dibentuk dengan menggunakan bobot sama dapat
dipergunakan sebagai pembanding terhadap portofolio dengan bobot yang optimal.
Langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung proporsi bobot portofolio
dengan cara membagi 100% dengan jumlah saham yang ada dalam portofolio tersebut,
yaitu 11 saham. Sehingga ditemukan jumlah bobot yang sama per masing-masing
saham yaitu senilai 0,0909 atau 9,09 persen. Berdasarkan tabel di bawah didapatkan
gambaran bahwa portofolio yang terdiri dari 11 saham dengan bobot masing-masing
9,09 persen menghasilkan nilai expected return sebesar 1,50 persen dan standar
deviasi sebesar 10,52 persen.
Tabel 5.4
Expected Return dan Risiko Portofolio dengan Bobot Sama
No Kode Saham Bobot E(R)
1 ADRO 9,09% 0,0010
2 ANTM 9,09% 0,0085
3 BBCA 9,09% 0,0111
4 BRPT 9,09% 0,0677
5 ERAA 9,09% 0,0071
6 EXCL 9,09% 0,0181
7 INCO 9,09% 0,0123
8 JSMR 9,09% 0,0091
9 KLBF 9,09% 0,0049

14
10 MNCN 9,09% 0,0237
11 WIKA 9,09% 0,0011
TOTAL 100%
Expected Return Portofolio 1,50%
Standar Deviasi Portofolio 10,52%
Sumber: data diolah, 2020

5.2.6. Expected Return dan Risiko Portofolio dengan Bobot Optimal


Perhitungan portofolio dengan bobot yang optimal dicari untuk dibandingkan
dengan perhitungan portofolio dengan bobot sama. Perhitungan portofolio bobot
optimal menggunakan bantuan program solver yang terdapat pada aplikasi Microsoft
Excel. Penggunaan program ini adalah untuk mencari berapakah proporsi saham yang
dapat menghasilkan sebuah portofolio optimal yaitu dengan cara meminimalkan risiko
dari portofolio. Perhitungan dengan menggunakan ini menunjukkan bahwa portofolio
optimal terdiri dari 2 emiten saham yaitu BBCA dengan bobot sebesar 78,09 persen
dan BRPT dengan bobot sebesar 21,91 persen. Berdasarkan tabel di bawah didapatkan
gambaran bahwa portofolio dengan bobot optimal menghasilkan expected return
sebesar 2,35 persen dan standar deviasi sebesar 7,01 persen.
Tabel 5.5
Expected Return dan Risiko Portofolio dengan Bobot Optimal
Kode
No Saham Bobot E(R)
1 BBCA 78,09% 0,0111
2 BRPT 21,91% 0,0677
100,00%
Expected Return Portofolio 2,35%
Standar Deviasi Portofolio 7,01%
Sumber: data diolah, 2020

5.3. Pembahasan Hasil Penelitian


Dari analisis data serta perhitungan yang dilakukan di atas menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan jumlah emiten saham yang membentuk suatu portofolio.
Perhitungan pertama dengan menggunakan bobot yang sama didapatkan gambaran
bahwa portofolio yang terdiri dari 11 saham dengan bobot masing-masing 9,09 persen
menghasilkan nilai expected return sebesar 1,50 persen dan standar deviasi sebesar
10,52 persen sedangkan untuk perhitungan kedua dengan menggunakan bobot optimal
didapatkan gambaran bahwa portofolio terdiri dari 2 emiten saham yaitu BBCA
dengan bobot sebesar 78,09 persen dan BRPT dengan bobot sebesar 21,91 persen
15
serta menghasilkan expected return sebesar 2,35 persen dan standar deviasi sebesar
7,01 persen. Saham BBCA memiliki proporsi atau bobot dana tertinggi yaitu sebesar
78,09 persen, hal ini dikarenakan BBCA memiliki standar deviasi atau risiko yang
paling rendah diantara 11 emiten saham lainnya. Namun walaupun saham BBCA
memiliki risiko yang paling rendah, tidak berarti investor akan mendapatkan return
yang besar jika berinvestasi hanya pada saham BBCA saja karena expected return dari
BBCA tidak lebih besar dari expected return portofolio. Emiten saham kedua yang
terdapat pada portofolio optimal adalah BRPT dengan bobot sebesar 21,91 persen. Hal
ini dikarenakan BRPT memiliki nilai expected return tertinggi diantara seluruh emiten
saham lainnya dan memiliki kovarian yang negatif dengan BBCA. Nilai kovarian yang
negatif dapat mengurangi risiko dari portofolio. Namun walaupun saham BRPT
memiliki nilai expected return tertinggi, investor tidak disarankan untuk menaruh
seluruh dananya pada saham BRPT dikarenakan risiko saham BRPT yang cukup
besar.
Perbedaan perhitungan portofolio dengan bobot yang sama dengan
perhitungan portofolio dengan bobot optimal terlihat dari nilai expected return dan
standar deviasi. Portofolio dengan bobot yang sama menghasilkan nilai expected
return sebesar 1,50 persen sedangkan portofolio dengan bobot optimal menghasilkan
nilai expected return sebesar 2,35 persen. Expected return yang diterima oleh investor
meningkat sebesar 0,85 persen, sedangkan standar deviasi untuk portofolio dengan
bobot yang sama menghasilkan nilai 10,52 persen dan standar deviasi untuk portofolio
dengan bobot optimal menghasilkan nilai 7,01 persen. Standar deviasi atau risiko yang
ditanggung oleh investor menurun sebesar 3,51 persen. Hal ini menjelaskan bahwa
pembentukan portofolio dengan bobot optimal menggunakan metode Markowitz
memberikan nilai expected return yang lebih tinggi dengan tingkat risiko yang lebih
rendah. Selain itu, perhitungan di atas juga memberikan gambaran bahwa diversifikasi
yang dilakukan dengan metode Markowitz terbukti dapat memberikan sebuah
portofolio yang optimal dengan risiko yang dapat diminimalisir daripada jika investor
hanya menginvestasikan dananya di satu emiten saham saja. Pembentukan portofolio
optimal dengan menggunakan metode Markowitz sangat cocok diaplikasikan untuk
para investor dengan tipe risk averse, yaitu investor yang kurang suka dengan risiko
yang tinggi namun menginginkan return yang optimal.

16
BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya,


maka didapatkan kesimpulan dari penelitian ini bahwa pembentukan portofolio
optimal dengan menggunakan metode Markowitz menunjukkan bahwa terdapat 2
saham yang menjadi penyusun portofolio optimal yaitu saham BBCA dan BRPT.
Proporsi dari kedua saham tersebut adalah BBCA (78,09 %) dan BRPT (21,91%).
Evaluasi kinerja portofolio optimal dengan menggunakan parameter Markowitz
menunjukkan bahwa pembentukan portofolio optimal memberikan kinerja terbaik
dengan nilai parameter kinerja yaitu dengan nilai expected return portofolio adalah
sebesar 2,35 persen dan nilai risiko portofolio sebesar 7,01 persen. Perhitungan di atas
juga memberikan gambaran bahwa diversifikasi yang dilakukan dengan metode
Markowitz terbukti dapat memberikan sebuah portofolio yang optimal dengan risiko
yang dapat diminimalisir daripada jika investor hanya menginvestasikan dananya di
satu emiten saham saja. Pembentukan portofolio optimal dengan menggunakan
metode Markowitz sangat cocok diaplikasikan untuk para investor dengan tipe risk
averse, yaitu investor yang kurang suka dengan risiko yang tinggi namun
menginginkan return yang optimal.

6.2 Saran
Untuk penelitian selanjutnya dapat lebih fokus pada objek penelitian yang
meliputi perusahaan dengan sektor yang sama karena dapat membandingkan
perusahaan secara komprehensif di dalam satu sektor. Selain itu penelitian selanjutnya
juga diharapkan dapat menggunakan berbagai alat analisis yang menggunakan konsep
risiko dengan menggunakan rentang waktu yang lebih lama.

17
DAFTAR PUSTAKA

Dewi CK, &. M. (2020). IHSG and trading activities before after covid-19 outbreak.
Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM), 2580-3131.
Elton, E. J. (2014). Modern Portfolio Theory and Investment Analysis. New York: Jhon
Wiley Son.
Fahmi, I. (2013). Pengantar Pasar Modal. Bandung: Alfabeta.
Gurrib, I. a. (2012). Diversification in Portfolio Risk Management: The Case of UAE
Financial Market. International Journal of Trade, Economics and Finance, 445-449.
Halim, A. (2015). Analisis Investasi dan Aplikasinya: Dalam Aset Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.
Hartono, J. (2014). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.
Husnan, S. (2009). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Natalia, E. D. (2014). Penentuan Portofolio Saham yang Optimal Dengan Model Markowitz
Sebagai Dasar Penetapan Investasi Saham (Studi pada Perusahaan Food and
Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012). Jurnal Administrasi
Bisnis, 9.
Samsul, M. (2015). Pasar Modal dan Management Portofolio. Surabaya: Erlangga.
Sunariyah. (2006). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi. Yogyakarta: Kanisius.
Ticoh, J. D. (2010). Optimalisasi Portofolio Proyek Dengan Menggunakan. Jurnal
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 204-215.
Zalmi, Z. (2011). Manajemen Portofolio: Penerapannya Dalam Investasi. Jakarta: Salemba
Empat.

18

Anda mungkin juga menyukai