A) GLOBAL PERSPECTIVE
Investor melewati batas negara dalam berinvestasi,mencari perusahaan yang baik untuk di
investasikan,seperti perusahaan besar, pemimpin pasar, yang memiliki pencatatan yang
jelas,dan sebagainya. Semua pasar luar negri tidak sama, emerging market lebih beresiko
sehingga investor berinvestasi dengan proporsi presentase yang lebih kecil.
Buy and hold strategy berarti bahwa investor membeli saham dan memiliki saham tersebut
sampai waktu tertentu untuk tujuan tertentu.
Index Funds
Peningkatan jumlah dari mutual funds dan aset sana pensiun dapat dijelaskan sebagai
investasi equity passive. Index fund merupakan reksa dana yang portofolio nya mengacu
pada index tertentu, seperti index saham atau obligasi.
EIF dapat memenuhi tujuan yang sama seperti index fund. Expense pada umumnya lebih
rendah dari index fund dan saham dapat dibeli dan dijual ketika pasar dibuka.
Keuntungan utama dari index fund adalah adanya tax efficiency. Index fund terkait membeli
dan memiliki, penjualan saham hanya dilakukan jika dibutuhkan. Dengan demikian, jika
tidak melakukan penjualan secara sering tidak akan menghasilkan penagihan pajak dalam
jumlah yang besar dan keuntungan jangka pendek juga dapat dibebankan pajak.
Investor juga dapat membeli enhanced index funds, dimana index tersebut merupakan index
yg dirubah oleh manager menjadi sedikit lebih berbeda.
Menurut Malkiel, terdapat 4 alasan yang menyebabkan index dapat bekerja dengan baik:
1) Kalau pasar sekuritas efisien maka pencernaan informasi akan sangat cepat.
2) Dengan melakukan peng-indexan, dapat melakukan penghematan biaya daripada
mengelola dana aktif sendiri.
3) Reksa dana sendiri menimbulkan biaya perdagangan yang cukup besar.
4) Dengan melakukan peng-indexan, kita mendapatkan tax advantage dengan cara menunda
realisasi dari capital gain sehingga dapat mengurangi laba bersih secara signifikan.
Menurut John Bogle, pendiri grup Vanguard dan pendukung utama dari reksa dana index,
index dari S&P akan lebih unggul 70% dibandingkan semua reksa dana yang dikelola secara
aktif dari waktu ke waktu. Menurut S&P, 75% dari reksa dana yang dikelola secara aktif
gagal dalam pasar
Tabel “Percentage of Actively Managed Funds Underperforming Their
Benchmark for the 15-Year Period Ending in 2010”
Value stock dikategorikan saham murah dengan PER dan PBV yang rendah. Harga sahamnya
jauh dibawah nilai intrinsik perusahaannya. Lalu kenapa harganya bisa rendah seperti itu?
Hal ini bisa dikarenakan perusahaannya tidak terkenal, dimata investor perusahaannya tidak
berprospek, sahamnya tidak likuid, adanya berita negatif makro ataupun mikro dan masih
banyak lagi. Investor yang mencari saham undervalue ini adalah tipe yang sabar dan
konservatif.
Investor yang menanamkan modalnya di saham growth stock adalah tipe investor yang
agresif. Disebut agresif karena investor tersebut berani membeli saham growth tersebut
dengan harga premium dan biasanya saham growth memanglah mahal tercermin dari nilai
PER dan PBV-nya. Selain itu saham growth adalah perusahaan yang masih kecil sehingga
manajemen perusahaannya pun masih belum bisa terbukti dan dipercaya.
2) Buy-Side Analysis
Analisis ini dilakukan oleh perusahaan pengelola uang ( seperti dana pensiun, reksa dana, dan
penasihat investasi ). Analisis ini mencari ekuitas untuk dibeli dan diharapkan mendapatkan
keuntungan dari ekuitas tersebut. Penelitian yang dilakukan perusahaan biasanya hanya
tersedia untuk atasan perusahaan saja
Fokus utama dari pekerjaan analisis adalah memperkirakan harga perusahaan secara spesifik,
dan tingkat pertumbuhan atau return perusahaan. Sumber-sumber informasi yang dipakai
analis dalam mengevaluasi saham biasa adalah laporan keuangan tahunan, dan Form10-K
yang harus dimiliki perusahaan yang terdaftar oleh SEC. Analisis menghabiskan banyak
waktu mereka hanya untuk memperkirakan penghasilan perusahaan di masa yang akan
datang.
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
Sell/Underperform Hold Buy/Outperform
Column1
Investor harus memperhatikan output yang diberikan oleh analis, berupa informasi mengenai
perkiraan dan rekomendasi pembelian. Informasi ini dapat mempermudah investor dalam
mengambil keputusan karena analis cukup memiliki wawasan mengenai prospek masa depan.
Analis dapat meganalisis industri, tren dalam ekonomi dan berbagai industri maupun
perusahaan. Akan tetapi, investor juga harus memiliki sifat skeptis terhadap perkiraan analis
karena analis biasanya terlalu optimis terhadap perkiraannya.
Beberapa perusahaan mempekerjakan analis independent untuk mempelajari mengenai
perusahaan dan informasi mengenai perusahaan tersebut tersedia untuk investor. Informasi
ini dapat diperoleh dengan membayar sejumlah biaya berlangganan dan diperoleh secara
gratis di perpustakaan ataupun di internet. Ada 3 sumber informasi independent, yaitu
1. The Value Line Investment Survey
Memiliki peringkat saham dalam lima kategori
2. Standard and Poor’s Outlook
Tersedia secara berlangganan maupun di perpustakaan
3. Morningstar
Terkenal untuk reksadana, tetapi saat ini juga menganalisa saham
2) Sector Rotation
Sector rotation adalah strategi aktif yang serupa dengan pemilihan saham. Strategi ini
mengubah bobot sektor portofolio untuk menggunakan sektor yang relatif lebih
menguntungkan dan menghindari sektor yang diperkirakan akan memburuk.
Salah satu pendekatan standar dalam analisis sektor adalah membagi saham biasa menjadi
empat sektor besar: saham sensitif-bunga, stock durable consumer, saham barang modal, dan
saham defensif. Saham defensif patut diperhatika oleh investor karena saham ini tidak
mengalami penurunan yang cukup parah selama terjadi penurunan siklus bisnis. Contohnya
adalah perusahaan makanan dan obat-obatan. Konsumen akan tetap membelinya meskipun
kondisi ekonomi sedang memburuk
Investor dapat melihat industri sebagai sektor dan bertindak sesuai aturan. Strategi yang
melibatkan rotasi sektor sangat bergantung pada akurasi penilaian kondisi ekonomi,
pemahaman tentang lingkungan politik,hubungan nasional antara ekonomi, dan kondisi kredit
domestik dan internasional.Investor juga harus mencari indikator yang berhasil
mengidentifikasi kapan harus mengubah portofolio ke posisi lebih agresif atau defensif.
Investor dapat mengikuti pendekatan investasi sektor menggunakan reksadana sektor. Real
estate, utilitas, dan perawatan kesehatan adalah tiga sektor utama untuk reksadana sektor.
Peningkatan dramatis dalam jumlah dan jenis ETFS membuat strategi rotasi sektor / industri
jauh lebih mudah untuk diterapkan dan dikelola. Dimungkinkan juga untuk membangun
portofolio seimbang yang hanya terdiri dari dana sektor atau ETFS. Sebagai contoh, seorang
investor dapat memasukkan blue-chip, saham teknologi, saham real estate, saham keuangan,
sumber daya alam, dan utilitas dengan enam dana sektor atau ETFS.
3) Market Timing
Market Timer berupaya untuk menghasilkan pengembalian berlebih dengan memvariasikan
persentase aset portofolio dalam sekuritas. Kita hanya perlu mengamati sejumlah besar harga
saham dari waktu ke waktu untuk mengapresiasi potensi keuntungan berada di pasar saham
pada waktu yang tepat dan keluar dari pasar saham pada saat-saat yang buruk.
Ketika ekuitas diharapkan untuk melakukan yang baik, timer bergeser dari setara kas seperti
dana pasar uang ke saham biasa. Ketika ekuitas diharapkan untuk melakukan yang buruk,
terjadi sebaliknya. Timer dapat meningkatkan beta portofolio ketika pasar diperkirakan akan
naik dan membawa sebagian besar saham naik, atau mengurangi beta portofolio ketika pasar
diperkirakan akan turun.
Salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan strategi penetapan waktu pasar
adalah komisi broker dan pajak yang dibayarkan dengan suatu strategi yang bertentangan
dengan strategi buy and hold.
Jika pasar sangat naik, waktu pasar jatuh ke dalam kehancuran, maka strategi yang popular
adalah strategi buy and hold. Namun, setelah penurunan pasar yang parah, timing pasar
menjadi populer, sehiingga strategi buy and hold menjadi tidak populer.
Banyak bukti empiris mengenai penentuan waktu pasar berasal dari studi tentang reksa dana.
Masalah mendasarnya adalah apakah manajer dana meningkatkan beta portofolio mereka
ketika mereka mengantisipasi pasar yang meningkat dan mengurangi beta ketika
mengantisipasi pasar yang menurun.
Chang dan Lewellen memeriksa kinerja reksadana dan menemukan sedikit bukti dari setiap
kemampuan waktu pasar. Rata-rata estimasi beta bawah ternyata sedikit lebih tinggi dari rata-
rata estimasi beta pasar atas. Secara keseluruhan, penelitian ini mendukung kesimpulan
bahwa reksa dana tidak mengungguli strategi investasi pasif.
Henriksson menemukan bahwa manajer reksadana tidak dapat berhasil melibatkan waktu
pasar. Selain itu, para manajer ini tidak berhasil dengan penentuan waktu pasar yang hanya
melibatkan perubahan besar di pasar.
Investor yang melewatkan beberapa bulan kunci untuk berinvestasi di pasar akan mengalami
kehilangan pengembalian yang cukup besar. Misalnya, selama periode 40 tahun terakhir,
investor yang melewatkan 34 bulan terbaik untuk saham akan melihat investasi awal $ 1.000
tumbuh menjadi hanya $ 4.492 padahal investasi awal ini dapat tumbuh menjadi $ 86.650.
Bahkan tagihan Treasury akan menjadi alternatif yang lebih baik dalam situasi ini. Menurut
perkiraan lain, untuk periode 1980-2000 nilai $ 1,00 yang diinvestasikan dalam S&P 500
akan tumbuh menjadi $ 18,41. Namun, dengan mengambil kinerja 15 bulan terbaik dari
kinerja S&P, $ 1,00 akan tumbuh menjadi hanya $ 4,73, setara dengan pengembalian yang
bisa diperoleh dari obligasi yang menghasilkan 8% setahun.