Anda di halaman 1dari 49

PORTOFOLIO SEBAGAI ALTERNATIF KEPUTUSAN INVESTASI DI PASAR MODAL (Studi Penelitian pada Saham Bursa Efek Indonesia)

Oleh: RIZAL PAHLEVI 0110213034

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2008

DAFTAR ISI

Halaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................... 1.2 Rumusan Masalah ............................................ 1.3 Tujuan Penelitian ............................................... 1.4 Manfaat Penelitian ............................................. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Saham, Jenis Saham dan Keuntungannya .................................................. 2.1.1 Pengertia n Saham .......................... 2.1.2 Jenis Saham .................................... 2.1.3 Keuntungan Memegang Saham .. 2.2 Pengertian Investasi, Resiko dan Pertimbangan Melaksanakan Investasi ......... 2.2.1 Pengertian Investasi ...................... 2.2.2 Resiko Investasi .............................. 2.2.3 Proses Pertimbangan dalam Melaksanakan Investasi Sekuritas 2.3 Teori Portofolio..................................................... 2.3.1 Pengertian Portofolio ..................... 2.3.2 Karakteristik Portofolio ................... 2.3.3 Resiko Portofolio ............................ 2.3.4 Pengukuran Resiko Dalam Portofolio .......................................... 2.3.5 Evaluasi Kinerja Portofolio ............ METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian ...................................... 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ......................... 3.3 Identifikasi Variabel ........................................... 3.3.1 Harga Pasar Saham ...................... 3.3.2 Nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) .......................... 3.3.3 Tingkat Suku Bunga ....................... 3.4 Populasi dan Sampel ........................................ 3.5 Metode Pengumpulan Data ............................. 3.5.1 Jenis Data ........................................ 3.5.2 Sumber Data ................................... 3.5.3 Teknik Pengumpulan Data ...........

1 5 5 6

BAB II

7 7 8 9 10 10 11 15 19 19 20 21 22 26

BAB III

31 31 32 32 32 33 33 34 34 34 34

3.6 BAB IV

Metode Analisis ...................................................

35

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif .............................................. 4.2 Resiko Portofolio ............................................... 4.3 Pemilihan Saham Portofolio ............................ KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan .......................................................... 5.2 Saran . ...........................................................

39 39 42

BAB V

47 47

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

ABSTRAKSI Rizal Pahlevi. NIM 0110213034. Portofolio Sebagai alternatif Keputusan Investasi di Pasar Modal (Studi Penelitian Pada Saham Bursa Efek Indonesia). Komisi Pembimbing : DR. Gozali Maski Analisis portofolio adalah merupakan salah satu alat alternatif pilihan di dalam mengambil keputusan investasi dalam saham. Dalam melakukan investasi bilamana hanya tergantung pada salah satu jenis saham saja kemungkinan investor akan banyak menanggung resiko. Keputusan investasi adalah keputusan yang diambil investor untuk mengalokasikan dana yang dimilikinya dalam bentuk aktiva tertentu (financial assets) dengan harapan akan mendapat keuntungan ekonomis di masa yang akan datang. Bila keputusan yang diambil adalah untuk membeli sejumlah saham tertentu, maka yang diharapkan akan mendapatkan deviden dan capital gain jika saham tersebut dijual kembali. Data penelitian dilakukan terhadap saham LQ-45 selama periode Maret Juni 2008. Variabel penelitian ini adalah harga saham, return, standard deviasi return. Metode statistik yang digunakan adalah uji-F untuk homogenitas varian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya ada 16 saham memiliki portofoio optimal. Portofio optimal memiliki ciri nilai return tinggi dan risiko rendah. Kata kunci : portofolio, return, standard deviasi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pasar modal Indonesia dalam perkembangannya telah

menunjukkan sebagai bagian dari instrumen perekonomian, dimana indikasi yang dihasilkannya banyak dipicu oleh para peneliti maupun praktisi dalam melihat gambaran perekonomian Indonesia. Oleh karena itu komitmen pemerintah Indonesia terhadap peran pasar modal tercermin di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dimana dinyatakan bahwa pasar modal mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan nasional, sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi masyarakat. Sebagai salah satu instrument perekonomian, maka pasar modal tidak terlepas dari pengaruh yang berkembang di lingkungannya, baik yang terjadi di lingkungan ekonomi mikro yaitu peristiwa atau keadaan para emiten, seperti laporan kinerja, pembagian deviden, perubahan strategi perusahaan atau keputusan strategis dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) akan menjadi informasi yang menarik bagi para investor di pasar modal. Disamping lingkungan ekonomi mikro, perubahan lingkungan yang dimotori oleh kebijakan-kebijakan makro ekonomi seperti kebijakan moneter, kebijakan fiskal maupun regulasi pemerintah dalam sektor riil dan keuangan, akan pula mempengaru hi gejolak di pasar modal.
1

Tingkat kepekaan dinamika pasar modal akan berkembang sensitivitasnya, tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi mikro dan makro ekonomi saja, akan tetapi faktor-faktor non ekonomi, seperti penegakan hukum, hak asasi manusia, kepedulian pada lingkungan hidup serta peristiwa-peristiwa ketatanegaraan yang syarat dengan nuansa politik dan tingkat keamanan suatu negara telah pula mempengaruhi gejolak atau dinamika saham-saham yang ada di pasar modal. Berdampak positif atau negatif terhadap harga-harga saham di pasar modal tergantung dari setiap peristiwa yang mempengaruhinya. Dalam dunia usaha yang sebenarnya hampir sama, semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau resiko. Demikian pula dengan investasi saham di pasar modal. Pemodal pada umumnya tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi usaha yang dilakukannya. Dalam keadaan semacam ini dikatakan bahwa pemodal tersebut menghadapi resiko dalam investasi yang dilakukannya. Yang hanya dapat mereka lakukan adalah memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan dari investasi dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan. Masalah ini menunjukkan kepada investor atau calon investor perlu senantiasa berhati-hati baik pada kondisi bursa bullish maupun sedang bearish dan tetap harus berdasarkan keputusan pada hasil analisis atau informasi yang dikumpulkan. Pada kenyataan tidak semua anggota masyarakat terutama investor perorangan mampu dengan baik menganalisa informasi yang

disajikan

emiten

atau apakah

calon

emiten.

Analisis

ini

penting pemodal

untuk atau

mengidentifikasi

investor

bersikap

sebagai

spekulan. Bila investor bersikap sebagai pemodal, berarti deviden yang diharapkan. Sedangkan bila investor bersikap sebagai spekulan, berarti capital gain yang diharapkan. Secara normatif, sebelum seseorang investor atau calon investor mengambil keputusan untuk membeli saham tertentu, tentunya terlebih dahulu akan menganalisis terhadap saham tersebut. Hal ini bertujuan untuk menentukan kualitas, prospek, dan tingkat resiko terhadap saham saham. Untuk itu diperlukan suatu informasi yang relevan dan realibel terhadap saham atau sekuritas yang diperjual belikan. Analisis portofolio adalah merupakan salah satu alat alternatif pilihan di dalam mengambil keputusan investasi dalam saham. Dalam melakukan investasi bilamana hanya tergantung pada salah satu jenis saham saja kemungkinan investor akan banyak menanggung resiko. Keputusan investasi adalah keputusan yang diambil investor untuk mengalokasikan dana yang dimilikinya dalam bentuk aktiva tertentu (financial assets) dengan harapan akan mendapat keuntungan ekonomis di masa yang akan datang. Bila keputusan yang diambil adalah untuk membeli sejumlah saham tertentu, maka yang diharapkan akan

mendapatkan deviden dan capital gain jika saham tersebut dijual kembali. Tapi disisi lain, investor akan mendapat resiko kegagalan yang tinggi pula, namun demikian investor dapat melakukan diversifikasi saham, dengan membentuk suatu portofolio untuk mengurangi resiko tersebut.

Diversifikasi saham dimaksudkan untuk mengurangi fluktuasi tingkat keuntungan yang diperoleh investor dengan cara memiliki saham bukan hanya satu jenis melainkan beberapa jenis saham. Hal ini disebabkan karena tingkat keuntungan yang diperoleh investor dengan cara memiliki saham bukan hanya masing-masing jenis saham yang dipilih cenderung saling mengkompensasi, dimana kerugian yang diderita suatu jenis saham akan tertutupi oleh keuntungan dari saham-saham yang dimiliki tidak terlalu besar dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang diperoleh. Berdasarkan pada latar belakang pemikiran di atas, menarik perhatian peneliti untuk mengupas permasalahan portofolio. Mengingat portofolio merupakan salah satu alat yang dapat berfungsi membantu investor di dalam memberikan informasi yang lebih akurat di dalam pengambilan keputusan investasi saham di pasar modal terutama dalam meminimalkan resiko yang muncul dengan tingkat pengambilan tertentu dari investasi pada sekuritas saham di pasar modal. Informasi ini sangat diperlukan bagi seorang investor atau calon investor sebagai

pertimbangan dalam berinvestasi. Bagi investor atau calon investor informasi dapat merupakan sebagai bahan dalam melakukan analisis saham dan memprediksi prospek earning saham di masa yang akan datang. Resiko dan keuntungan perlu diestimasikan sebelum menentukan pilihan investasi, sehingga dapat memperkecil kekeliruan dalam memilih saham dan terjadinya kerugian yang akan diderita oleh investor. Dari hasil pemikiran tersebut, maka di dalam penelitian ini mengambil tema skripsi dengan judul : PORTOFOLIO SEBAGAI

ALTERNATIF KEPUTUSAN INVESTASI DI PASAR MODAL (Studi Penelitian pada Saham Bursa Efek Indonesia).

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang yang diuraikan di atas, yang menjadi pokok permasalahan di dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1.2.1. Bagaimana cara melakukan analisis terhadap saham-saham yang ada di pasar modal agar dapat dipilih beberapa alternatif saham yang tepat untuk dijadikan kandidat portofolio investasi ?. 1.2.2. Saham apa saja yang terpilih dalam membentuk portofolio invetasi yang dapat memberikan tingkat keuntungan yang optimal dan tingkat resiko yang minimal bagi investor dalam menetapkan keputusan investasi di pasar modal ?.

1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan di dalam penelitian ini adalah : 1.3.1. Untuk menganalisis terhadap saham-saham yang ada di pasar modal agar dapat dipilih beberapa alternatif saham yang tepat untuk dijadikan kandidat portofolio investasi. 1.3.2. Untuk menetapkan pilihan saham yang dapat memberikan tingkat keuntungan yang optimal dan tingkat resiko yang minimal

bagi investor dalam menetapkan keputusan investasi di pasar modal. 1.4. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain : 1.4.1. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan peneliti tentang pasar modal terutama tentang masalah portofolio saham. 1.4.2. Bagi investor : a. Memberikan portofolio masukan kepada investor keputusan tentang manfaat dan

dalam

menentukan

investasi,

merangsang investor untuk tidak terpacu pada pembelian satu jenis saham saja. b. Membantu para investor dalam menentukan dan menetapkan pilihan alternative keputusan investasi yang tepat atau yang lebih sesuai, sehingga dapat menghindarkan atau memperkecil terhadap resiko kerugian investasi. Yang disebabkan karena bersifat spekulatif tanpa memperhitungkan secara matang dalam berinvestasi. 1.4.3. Bagi pihak lain, dapat dijadikan sebagai bahan informasi terutama bagi para mahasiswa yang akan mengadakan penelitian serta pihak-pihak lain yang berkepentingan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Saham, Jenis Saham dan Keuntungannya 2.1.1. Pengertian Saham Investasi pada sekuritas (surat berharga) merupakan salah satu bentuk investasi dari beberapa jenis investasi yang dapat dilakukan. Sekuritas (istilah resmi dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah Efek), merupakan selembar kertas yang menunjukkan hak pemegang surat tersebut untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan lembaga yang menerbitkan sekuritas tersebut (Suad Husnan, 2001:3). Jenis -jenis sekuritas yang diperdagangkan di pasar finansial sangat beraneka ragam, diantaranya yaitu saham, obigasi dan instrumen jangka pendek. Saham menurut L. Thian Hin (2001:13), saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Menurut Bambang Riyanto (1995:240), saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu PT (Perseroan Terbatas). Bagi perusahaan yang bersangkutan, yang diterima dari hasil penjualan sahamnya akan tetap tertanam di dalam perusahaan tersebut selama hidupnya, meskipun bagi pemegang saham sendiri itu bukanlah merupakan penanaman yang permanen, karena setiap waktu pemegang saham dapat menjual sahamnya. 7

2.1.2. Jenis Saham Menurut jenisnya saham terdiri dari dua jenis, yaitu saham preferen dan saham biasa. Saham preferen (Preferred Stock) adalah saham yang disertai dengan preferensi tertentu di atas saham biasa dalam hal pembagian deviden dan pembagian kekayaan dalam pembubaran perusahaan. Saham preferen ini biasanya memberikan deviden yang tetap setiap tahunnya seperti halnya obligasi. Pada umumnya saham preferen ini tidak mempunyai hari jatuh (perpetuity) dan pemiliknya tidak mempunyai hak atas RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Menurut Donald E. Kieso dan Jerry J. Weygandt (1995:299) mereka dijamin mendapat deviden biasanya dalam jumlah yang tetap sebelum ada jumlah tertentu yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa. Sebagai pengganti prioritas ini pemegang saham preferen akan mengorbankan haknya atas suara di manajemen perusahaan dan hak atas pembagian laba diluar tingkat yang telah ditetapkan. Sedangkan untuk saham biasa, pemiliknya mempunyai hak memilih (vote) dalam RUPS untuk keputusan-keputusan yang memerlukan pemungutan suara, seperti pembagian deviden, pengangkatan direksi dan sebagainya. Nilai investasi dari selembar saham biasa tergantung pada jumlah pendapatan dalam rupiah yang diharapkan akan diterima oleh seorang investor kalau dia membeli saham tersebut. Dengan demikian maka nilai dari suatu saham ditentukan oleh besarnya deviden yang diterima oleh investor selama dia mempertahankan saham tersebut plus penerimaan hasil penjualan kalau dia menjual saham tersebut. Jadi harga

akhir (ending price) dari saham biasa adalah sama dengan harga permulaan ditambah dengan capital gains atau dikurangi dengan capital losses. Capital gain akan diperoleh kalau harga pada waktu dia menjual saham lebih tinggi daripada harga pada waktu dia membelinya dan menderita capital losses kalau harga pada waktu menjual sahamnya lebih rendah daripada harga pada waktu dia membelinya (Bambang Riyanto, 1995:180-181).

2.1.3. Keuntungan Memegang Saham Dalam investasi saham ada beberapa keuntungan bagi investor, yaitu : a. Kemungkinan memperoleh capital gain , yaitu selisih positif antara harga beli dan harga jual saham. b. Kemungkinan memperoleh pembagian deviden bila perusahaan beroperasi baik. c . Memiliki prioritas untuk mendapatkan option right yang dikeluarkan emiten. d. Kemungkinan memperoleh hak atas saham bonus. e. Memiliki hak suara dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). f. Waktu kepemilikannya tidak terbatas. Menurut Suad Husnan (2001:36) tingkat keuntungan atas saham yang diterima oleh pemodal bias dinyatakan dalam rumus sebagai berikut : W t+1 - W t Tingkat Keuntungan = Wt

10

Dalam hal ini W t+1 adalah kekayaan pada akhir periode, W t adalah kekayaan pada awal periode. Untuk saham kekayaan pada akhir periode adalah harga saham tersebut ditambah dengan pembayaran deviden (kalau ada), sedangkan kekayaan pada awal periode tidak lain merupakan harga saham tersebut pada waktu dibeli.

2.2. Pengertian Investasi, Resiko dan Pertimbangan Melaksanakan Investasi 2.2.1. Pengertian Investasi Mulyadi (1991:85) mendefinisikan investasi (penanaman modal) atau sering disebut pula dengan capital expenditure atau dengan capital investment adalah merupakan pengikat sumber-sumber jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa datang. Orang/perusahaan mengadakan investasi berharapan bahwa akan dapat memperoleh kembali dana yang telah diinvestasikan tersebut. Menurut E.A. Koetin (1993:58), investasi pada dasarnya adalah uang yang dipakai untuk menghasilkan uang. Secara sederhana investasi adalah suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih dari satu aset selama periode tertentu dengan harapan memperoleh tambahan nilai dari investasi. Memegang kas atau uang tunai bukan merupakan investasi karena kas tidak memberikan penghasilan dan nilainya akan turun jika terjadi inflasi. Sebaliknya menempatkan kas tabungan memberikan penghasilan (return) dalam bentuk bunga. Sedangkan penanaman uang dalam bentuk saham akan

11

memberikan penghasilan dalam bentuk deviden, serta nilainya dapat diharapkan meningkat di masa mendatang. Jadi investasi dapat diartika n sebagai suatu kegiatan menambah modal, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan pada waktunya nanti si pemilik modal akan mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut.

2.2.2. Resiko Investasi Pada hakikatnya, setiap aspek kehidupan ekonomi termasuk kegiatan investasi seperti bentuk investasi dalam sekuritas atau saham atau investasi dalam bentuk lainnya tidak ada yang terlepas dari kemungkinan adanya ketidakpastian atau resiko. Resiko menurut Suad Husnan (2001:52) dapat diartikan sebagai kemungkinan tingkat

keuntungan yang diperoleh menyimpang dari tingkat keuntungan yang diharapkan. Pada umumnya, makin lebar variabel atau range kemungkinan nilai hasil dari suatu investasi, makin besar resiko dan sebaliknya. Hasil yang diharapkan dari pemilikan saham yang mungkin saja tidak bias direalisasikan. Penyimpangan dari hasil yang diharapkan dari sebuah sekuritas atau efek merupakan resiko dari pemilikan sekuritas/efek. Menurut Aminul Amin (1994:10), perbedaan antara hasil yang

s esungguhnya dengan hasil yang diharapkan mencerminkan resiko dari investasi.

12

Menurut Agus Sartono (1995:39), resiko berarti probabilitas tidak tercapainya tingkat keuntungan yang diharapkan atau kemungkinan return yang diterima menyimpang dari return yang diharapkan, maka akan semakin besar pula tingkat resikonya. Terjadinya resiko ini dapat disebabkan antara lain : a. Resesi yang akan menyebabkan kelesuan ekonomi pada umumnya. b. Adanya persaingan yang mengancam kelangsungan usaha. c . Menurunnya daya beli karena inflasi. d. Naik turunnya tingkat bunga. e. Naik turunnya mata uang kita terhadap valuta asing. f. Resiko karena perubahan kebijakan pemerintah. Menurut Francis Jack Clark (1976:318) terdapat dua macam resiko, yaitu resiko sistematik dan resiko tidak sistematik. Resiko sistematik disebabkan oleh faktor-faktor yang berada diluar perusahaan (faktor eksternal), sehingga tidak dapat dikendalikan. Sedangkan resiko tidak sistematik disebabkan oleh faktor-faktor internal suatu perusahaan sehingga masih dapat dikendalikan. Menurut L. Thian Hin (2001:18-19) resiko sistematik (systematic risk) dan resiko tidak sistematik (unsystematic risk) dapat diartikan sebagai berikut : a. Resiko sistematik (systematic risk) Adalah resiko yang mengacu pada resiko pasar, yaitu ketidak pastian hasil perolehan investasi yang dipengaruhi oleh faktor inflasi, pertumbuhan ekonomi, perubahan tingkat suku bunga, dan kondisi

13

politik. Resiko sistematik ini mempengaruhi perusahaan-perusahaan secara keseluruhan. Sebagai contoh, resiko sistematik terjadi pada saat kondisi perekonomian terkena resesi atau faktor keamanan suatu negara terganggu. Pada keadaan seperti ini bias saja terjadi sejumlah saham yang secara fundamental kondisinya baik, namun harga-harga turun drastis. b. Resiko tidak sistematik (unsys tematic risk) Adalah resiko yang mengacu pada faktor resiko yang unik pada setiap perusahaan. Contohnya, mogok kerja yang terjadi pada suatu perusahaan selama jangka waktu tertentu akan mengurangi atau menghentikan proses produksi perusahaan tersebut. Hal ini akan menyebabkan berkurangnya pendapatan dan laba perusahaan. Resiko tidak sistematik ini dapat dikurangi dengan melakukan diversifikasi investasi di sejumlah perusahaan yang tidak berasal dari sektor yang sejenis. Kedua jenis resiko yaitu resiko sistematik dan tidak sistematik di atas dapat menimbulkan kerugian investasi yang biasanya disebut capital loss. Capital loss ini terjadi bilamana jika harga beli suatu saham lebih tinggi dari harga jual saham tersebut. Penjumlahan resiko sistematik dan resiko tidak sistematik di atas disebut dengan resiko total. Resiko tidak sistematik merupakan resiko yang dapat diversifikasi dengan cara mempelajari pola tingkat keuntungan (return) berbagai surat berharga. Artinya jika suatu porsi saham

14

mengalami kerugian maka keuntungan porsi portofolio lainnya dapat menutupi. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi resiko ini yaitu antara lain : a. Struktur modal. b. Operating leverage, timbul karena perusahaan di dalam operasinya mempergunakan aktiva dengan beban tetap. c. Ukuran perusahaan, perusahaan kecil mempunyai kemungkinan kegagalan atau kebangkrutan yang besar dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan besar. d. Tingkat likuiditas, mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansiil yang bersifat jangka pendek. Menurut Sarwidji Widiatmojo (1996:35) faktor-faktor yang

mempengaruhi resiko investasi antara lain : a. Resiko kegagalan terjadi akibat perubahan kondisi keuangan dari perusahaan. b. Resiko tingkat bunga, yang timbul akibat meningkatnya tingkat bunga. c . Resiko daya beli, timbul karena melemahnya mata uang. d. Resiko pasar, timbul karena adanya kecenderungan penurunan harga pasar saham secara terus menerus. e. Resiko manajemen, timbul ketika orang yang mengelola asset investasi membuat kesalahan yang menyebabkan penurunan nilai asset. f. Resiko konversi, timbul karena kemungkinan adanya penukaran surat berharga yang satu dengan jenis yang lainnya .

15

2.2.3. Proses Pertimbangan dalam Melaksanakan Investasi Sekuritas Untuk menghindari resiko -resiko tersebut di atas, seorang investor memerlukan kecakapan, pengalaman dan kejelian untuk melakukan tindakan dengan cermat dan tepat sehingga dapat terhindar dari adanya resiko kerugian investasi. Untuk itu guna menghindari atau memperkecil dari resiko dalam melakukan investasi sekuritas/efek perlu dilakukan beberapa tahapan proses, yaitu dimulai dari perumusan kebijakan sampai dengan evaluasi kinerja investasi. Proses investasi menunjukkan bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi tersebut dan kapan investasi tersebut akan dilakukan, agar dapat menghindarkan dari adanya resiko dalam investasi. Menurut Suad Husnan (2001:47-49) untuk melakukan investasi dalam sekuritas/efek adanya beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut, dan kapan investasi tersebut akan dilakukan. Untuk mengambil keputusan tersebut diperlukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Menentukan kebijakan investasi Pada tahap awal ini investor perlu menentukan tujuan investasi. Disini pemodal menentukan apa tujuan investasinya dan berapa banyak investasi tersebut akan dilakukan, karena ada hubungan yang positif antara resiko dan keuntungan investasi. Pada langkah ini investor disarankan untuk menemukan wawasan (horison) atas tujuan investasinya. Ada tiga hal yang harus dimasukkan dalam menentukan

16

langkah pertama ini yaitu penghasilan yang diharapkan, resiko dan ketersediaan dana. b. Analisis sekuritas Tahap ini menyangkut kegiatan para investor untuk melakukan analisa terhadap sekuritas individual atau kelompok. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendeteksi sekaligus menyeleksi sekuritas. Pemilihan sekuritas bukan didasarkan atas faktor mispriced (harga salah, mungkin terlalu tinggi, mungkin terlalu rendah) tetapi didasarkan atas preferensi resiko para pemodal, pola kebutuhan kas dan sebagainya. Keuntungan yang diperoleh oleh pemodal adalah sesuai dengan resiko yang ditanggung. Yang termasuk dalam langkah ini sebenarnya mencakup semua prinsip analisis yang harus dilakukan oleh seorang investor, yaitu : 1. Pertama analisis ekonomi, yakni analisis terhadap kondisi makro, mulai dari laju pertumbuhan ekonomi, inflasi, neraca pembayaran, sampai kebijakan fiscal dan moneter. 2. Kedua analisis industry, yaitu mengenai potensi emiten dalam industrinya. 3. Ketiga analisis set, analisis ini dimaksudkan untuk menyaring langkah-langkah yang akan dilakukan. 4. Keempat future prediction, yaitu kemampuan investor untuk meramalkan kemungkinan di masa yang akan datang atas dasar variabel yang selama ini dikumpulkan.

17

c . Pembentukan sekuritas Tahap ini meliputi identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Ada dua langkah dalam melakukan seleksi sekuritas, yaitu : 1. Mayor Mix Decision , adalah melakukan seleksi terhadap seluruh alat investasi yang memungkinkan untuk diinvestasikan sesuai dengan tujuan investasi. 2. Asset Mix Decision , adalah pemilihan sekuritas yang sudah disesuaikan dengan asset yang dimiliki oleh investor. d. Melakukan revisi sekuritas Pada tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya, dengan maksud kalau perlu melakukan perubahan atau revisi terhadap sekuritas yang telah dimiliki. Ada tiga pilihan yang dapat dilakukan dalam tahap ini, yaitu : 1. Revisi total (complete revision), dilakukan apabila setelah diadakan evaluasi menunjukkan bahwa komposisi sekuritas yang telah diambil tidak sesuai dengan tujuan investasi. 2. Revisi terbatas (perform a controlled revision). 3. Tidak melakukan apa-apa (do nothing). e. Evaluasi kinerja sekuritas Dalam tahap ini pemodal melakukan penilaian terhadap performance (kinerja) sekuritas, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun resiko yang ditanggung. Untuk melakukan

18

evaluasi agar yang dipilih sesuai dengan keinginan, sebagai tolak ukur keberhasilan, langkah evaluasi dapat menggunakan dua cara yaitu pengukuran (measurement), adalah penilaian atas kerja sekuritas, atas dasar asset yang telah ditanamkan dalam sekuritas tersebut dan perbandingan (comparison), adalah penilaian atas dasar perbandingan atas dua asset sekuritas yang memiliki resiko yang sama. Keputusan investasi yang sehat membutuhkan rangkaian kegiatan yang sistematis mulai dari mengidentifikasikan yang relevan untuk memprediksi trend suatu variabel, sampai dengan menghitung ekspektasi, mengkalkulasi resiko dan seterusnya. Hal ini dilakukan sebelum memutuskan pilihan yang dianggap paling sesuai dengan sasaran yang diinginkan. Setiap keputusan investasi melibatkan beberapa unsur pokok, antara lain : a. Kondisi investor Pengeta huan tentang kondisi finansial dan tujuan investasi merupakan hal pokok bagi setiap keputusan investasi. b. Motif investasi Dikaitkan dengan karakteristik instrumen di pasar modal. Pada dasarnya ada 5 (lima) sasaran yang ingin dicapai pemodal dalam motif investasi ini, yaitu terdiri antara lain : keamanan, pendapatan, pertumbuhan, fasilitas pajak dan spekulasi.

19

c . Media investasi Dalam media investasi yang digunakan dalam investasi dapat dilakukan dengan cara investasi dalam real asset atau financial asset. d. Teknik dan model analisis Ada dua cara teknik dan model analisis untuk mendapatkan potensi keuntungan dalam berinvestasi, yaitu : (1) membeli efek dalam jangka panjang, dengan menunjukkan performance lebih baik dari ratarata pasar, dan (2) membeli efek pada saat harganya murah dan menjual setelah harganya naik. e. Strategi investasi Strategi ini tidak untuk diterima secara harfiah tetapi dengan pengamatan oleh para ahli, misalnya tingkah laku pasar.

2.3. Teori Portofolio 2.3.1. Pengertian Portofolio Dalam melakukan investasi pada saham investor dapat memilih investasi dengan cara portofolio. Pilihan pada portofolio ini merupakan strategi investor dalam rangka penyebaran resiko. Menurut J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland (1992:515) teori portofolio merupakan teori modern mengenai pengambilan keputusan dalam situasi

ketidakpastian, tujuannya adalah untuk memilih kombinasi yang optimal dari saham-saham yang dimiliki (portofolio efisien), dalam arti memberikan hasil tertinggi yang mungkin diharapkan bagi setiap tingkat resiko, atau tingkat resiko terendah yang mungkin bagi setiap hasil yang diharapkan.

20

Pilihan portofolio dalam investasi dilakukan oleh sebagian besar investor termasuk risk averter. Portofolio menurut Suad Husnan (2001:54) adalah sekumpulan kesempatan investasi. Tujuan dengan melakukan diversifikasi ini adalah untuk mengurangi resiko. Teori ini didasarkan pada dua asumsi yaitu : (a) hasil pengembalian efek berpola distribusi normal, (b) investor bersifat risk averter atau bersikap menghindari resiko. Hal ini muncul didasarkan atas prinsip psikologis tentang nilai guna utility yang menyatakan keuntungan. 2.3.2. Karakteristik Portofolio Tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu portofolio tidak lain merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan yang diharapkan oleh masing-masing saham yang membentuk portofolio tersebut. Menurut Suad Husnan (2001:60) dinyatakan dalam rumus :
N

bahwa

manusia

menghindari

kerugian

dan

mencari

E(Rp) = ? Xi E(R i)
j=1

E (Rp) adalah tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio, Xi adalah proporsi dana yang diinvestasikan pada saham i (i = 1, .. N), dan E Ri adalah tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i. Karakteristik bersama dari portofolio dibangun atas dasar

karakteristik masing-masing saham yang dipadukan komposisi jumlah saham-saham. Putusan komposisi ditentukan secara subyektif oleh investor yang didasarkan atas tingkat keuntungan yang diharapkan dari resiko-resiko saham. Penentuan ini tergantung pada investor dalam

21

penguasaan informasi dan fakta yang dapat dicapai oleh investor. Hasil akhir dari analisis ini tidak lain ialah alokasi dana investasi pada masingmasing jenis saham. 2.3.3. Resiko Portofolio Bagi investor yang menginginkan keuntungan dari investasi yang berupa capital gain ditentukan oleh fluktuasi harga saham. Baik perusahaan dalam menghasilkan laba maupun fluktuasi harga saham yang sangat dipengaruhi oleh (a) tingkat bunga, (b) kondisi ekonomi, (c) tingkat inflasi, (d) kurs valuta asing, (e) struktur modal, (f) likuiditas perusahaan. Karena saham mempunyai tingkat penghasilan yang tidak

terhingga maka resikonyapun makin tinggi, ini sesuai dengan dasar investasi bahwa semakin tinggi tingkat pengembalian yang ditawarkan oleh suatu obyek investasi semakin tinggi pula resiko kerugian yang akan diterima oleh investor. Asumsi penting dalam pembicaraan resiko yang ditanggung oleh investor dalam berinvestasi yaitu bahwa setiap individu adalah rasional dan tidak menyukai resiko atau risk averter. Sikap tidak menyukai ini tercermin dari sikap bahwa setiap individu akan meminta tambahan keuntungan yang lebih besar untuk setiap kenaikan tingkat resiko. Dalam hubungan dengan asumsi tersebut, Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (1994:115) mengelompokkan individu menjadi tiga kelompok, yaitu : (a) individu yang menyukai resiko atau risk seeker, (b) individu yang

22

tidak menyukai atau menghidari resiko atau risk averter, dan (c) individu yang bersikap netral terhadap resiko atau risk neutrality . 2.3.4. Pengukuran Resiko dalam Portofolio Menganalisa resiko adalah penting, karena kunci masalah disini adalah penentuan dampak portofolio pada tingkat resiko keseluruhan investor. Jika investor memiliki banyak aset lain, maka resiko pasar portofolio merupakan ukuran resiko yang relevan dari dampak portofolio terhadap tingkat resiko keseluruhan investor. Jika portofolio adalah satusatunya aset investor maka resiko total adalah ukuran resiko yang relevan. Evaluasi kinerja yang disesuaikan dengan resiko biasanya didasarkan pada salah satu sudut pandang ini, memperhitungkan resiko pasar atau resiko total. Resiko dalam investasi selalu dikaitkan dengan tingkat variabilitas return yang dapat diperoleh dari surat berharga, resiko finansial yang digunakan diukur dari distribusi probabilitas tingkat return investasi yang bersangkutan. Dalam manajemen keuangan modern, resiko diartikan sebagai suatu penyimpangan return riil dari return yang diharapkan, dengan demikian kemungkinan bahwa tingkat pengembalian tidak sebesar uang yang diharapkan. Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (1994:53) resiko portofolio sering ditunjukkan oleh besar kecilnya penyimpangan tingkat keuntungan yang diharapkan atau sering disebut sebagai standar deviasi ( . Selanjutnya dikatakan, bahwa tingkat resiko suatu portofolio diukur

dengan standar deviasi terhadap tingkat keuntungan yang diharapkan

23

atau expected rates of return . Dimana resiko suatu portofolio tergantung pada : a. Resiko saham-saham yang tergabung dalam portofolio, b. Imbangan atau proporsi masing-masing saham dalam portofolio, c . Hubungan diantara saham -saham atau covariance antara

keuntungan-keuntungan dari investasi pada saham -saham yang membentuk portofolio, dan d. Jumlah saham dalam portofolio. Dengan memilih saham-saham yang sedikit mempunyai hubungan antara sesamanya, investor dapat mengurangi resiko relatif. Deviasi standar dari portofolio menjadi lebih kecil dari rata-rata tertimbang masingmasing deviasi standar, yang melemahkan karena faktor covarians antara hasil saham, hal ini disebut sebagai manfaat diversifikasi. Perhitungan yang diperlukan untuk mengurangi atau mengeliminasi resiko adalah : a. Memperkirakan expected return saham individual. b. Menghitung resiko yaitu varian dan standar deviasi saham individual. c . Kombinasi saham yang mempunyai koefisien korelasi yang rendah atau negatif. Menurut Suad Husnan (1996:361) pengukuran resiko yang relevan bagi pemodal mungkin dinyatakan dalam bentuk deviasi standar tingkat keuntungan portofoilo disebut sebagai resiko total, atau beta portofolio (disebut resiko sistematis). Masalah yang dihadapi adalah kapan kita akan

24

menggunakan ukuran yang pertama dan kapan kita akan menggunakan ukuran yang kedua. Jadi, dua jenis resiko yang dapat diestimasi disini yaitu : resiko estimasi pasar (resiko sistematik), diukur oleh nilai beta, dan resiko total portofolio (resiko sistematik dan tidak sistematik) , diukur dengan standar deviasi. Sebelum menghitung resiko, return rata-rata portofolio harus diketahui lebih dahulu, jika Rit menotasikan return portofolio periode t, maka return rata -rata portofolio dinotasikan sebagai berikut : ? Ri E (Ri ) = N Dimana E (Ri ) adalah dinotasikan expected return portofolio saham i, ? Ri adalah jumlah total return yang diperoleh selama periode t, dan N adalah jumlah data pada periode yang d iteliti. Setelah menghitung E (Ri ), pengukuran resiko dapat dilakukan, yaitu dengan menggunakan standar deviasi ex post (setelah kejadian atau masa lalu). Estimasi standar deviasi portofolio ini dapat digunakan sebagai indikasi resiko total sepanjang interval. Nilai ini dapat dibandingkan secara langsung dengan standar deviasi portofolio yang lain. Selain standar deviasi dapat dilakukan menggunakan beta. Beta adalah alat yang digunakan untuk mengukur resiko sistematik dari suatu saham atau portofolio relative terhadap resiko pasar. Untuk menentukan beta ex post portofolio sepanjang interval dilakukan cara yaitu

menotasikan kelebihan return portofolio untuk periode t dengan kelebihan

25

return pasar untuk periode t. Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (1994:98) merumuskan sebagai berikut : s iM i = s 2M

i adalah koefisien beta saham i, s iM adalah covarians antara hasil saham i dan hasil portofolio pasar, dan s 2M adalah varians hasil portofolio pasar. Untuk menentukan covarians antara hasil saham i dan hasil portofolio pasar (s iM) menurut Jogianto (1999:301) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : s iM =? (Rit R it)2
t=1 n

dimana s iM adalah covarians return saham ke i dengan return pasar, Rit adalah return saham i periode t, dan Rit adalah expected return saham i. Sedangkan untuk mengetahui nilai dari varians return pasar (s 2M) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : s 2M = ? (RMt - RMt)2
t=1 n

dimana s 2M adalah varians return pasar, RM t adalah return pasar periode t, dan RM t adalah rata-rata return pasar. Sedangkan untuk mengukur resiko tidak sistematik dari suatu saham menurut Jogianto (1999:302) dapat ditentukan menggunakan perhitungan varians return saham. Varians return saham ini adalah merupakan bagian dari resiko saham yang tidak dipengaruhi oleh pergerakan pasar. Untuk mengetahui varians return saham i dapat

26

dihitung berdasarkan varian dari kesalahan residu (s ei 2) pada masingmasing saham yang menunjukkan besarnya resiko non sistematik. Untuk menghitung varians dari kesalahan residu pada saham i adalah dapat dihitung dengan rumus : s ei 2 = 1/n ? [(Rit (a i + i. RM t)]2
t=1 n

s ei 2 adalah varians dari kesalahan residu saham i, Rit adalah return saham i, a i adalah alpha saham i, i adalah beta saham i, dan RMt adalah return pasar. 2.3.5. Evaluasi Kinerja Portofolio Menurut Suad Husnan (1996:321) penilaian kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah pilihan investasi kita memberikan hasil yang baik (sesuai dengan resikonya) ataukah tidak. Portofolio yang sering dinilai adalah portofolio yang dikelola oleh perusahaan-perusahaan pengelola dana, terutama mutual funds . Penilaian kinerja portofolio tersebut dapat dilakukan sebelum (ex-ante) atau sesudah (ex-post) keputusan investasi diambil. Periode yang dibutuhkan dalam menilai kinerja suatu portofolio menurut William F. Sharpe (1997:474) adalah minimum 4 periode. Kinerja portofolio sering diukur secara periodik dengan interval 4 periode, dengan ukuran return untuk sejumlah periode dalam interval biasanya bulanan atau kuartalan. Hal ini memberikan jumlah sampel yang cukup untuk evaluasi statistik.

27

a. Perbandingan langsung Menurut Suad Husnan (1996:314) salah satu cara untuk membandingkan kinerja suatu portofolio (biasanya diwakili oleh mutual funds) adalah dengan membandingkan portofolio lain yang mempunyai resiko kurang lebih sama. Seperti diketahui bahwa suatu portofolio yang memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi belum tentu lebih baik jika ternyata juga mempunyai resiko yang lebih tinggi. Resiko bias diukur berdasarkan atas deviasi standar, bias pula beta. Hasil penelitian umumnya menunjukkan bahwa pemilihan portofolio secara acak bias menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih baik daripada mutual funds. b. Menggunakan kinerja tertentu Menurut Charles P. Jones (1996:723), ada 3 (tiga) parameter yang bias digunakan sebagai ukuran kinerja portofolio. parameterparameter tersebut dikaitkan dengan resiko, baik resiko total maupun resiko sistematik. Parameter-parameter tersebut adalah : 1. Reward to Variability Ratio (RVAR), atau disebut juga Sharpe Measure. Ukuran ini menggunakan acuan Capital Market Line (CML) ex -post. Artinya rasio ini mengukur return relatif terhadap resiko total portofolio, dimana resiko total adalah standar deviasi return portofolio. RVAR dapat digunakan untuk memeringkat portofolio yang dievaluasi atas dasar kinerja mereka. Semakin tinggi RVAR suatu portofolio maka semakin baik kinerjanya.

28

2. Reward to Volatility Ratio (RVOL) atau juga disebut Treynor Measure. Ukuran ini menggunakan SML ex -post untuk membentuk acuan evaluasi kinerja. Perhitungan rasio reward to volatility portofolio meliputi pembagian rata-rata kelebihan return dengan resiko pasarnya (resiko sistematik). Dalam interval waktu, Security Market Line (SML) ex -post dapat diestimasikan dengan

menentukan tingkat bebas resiko rata-rata dan return pasar. 3. Differential Return Measure atau Alpha atau disebut juga sebagai Jenssen Measure. Alpha (1996:730), jika dapat ditentukan nilai menurut positif Jones maka

alpha mempunyai

yang

mengidentifikasikan kinerja portofolio yang mengungguli pasar atau superior, jika nilai alpha negatif mengidentifikasikan kinerja portofolio ya ng tidak mengungguli pasar atau inferior. Menurut Jogianto (1999:304) cara untuk memilih suatu saham terbaik, dapat diketahui dengan menggunakan model perhitungan Indeks Tunggal (Single Index Modes). Dalam metode ini menyeleksi terhadap saham yang akan dipilih dihitung berdasarkan pada peringkat rasio ERB (Excess Return to Beta) dari masing-masing saham. Saham yang memiliki ERB terbesar merupakan saham yang terpilih yang merupakan saham paling optimal. ERB (Excess Return to Beta) ini adalah merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kelebihan return relatif terhadap satu unit resiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan beta. Rasio ERB merupakan hubungan antara dua faktor penentu investasi, yaitu return dengan resiko.

29

Untuk menghitung ERB (Excess Return to Beta) rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : E(Ri ) - RBR ERBi = i dimana ERBi adalah(Excess Return to Beta) saham i, E(Ri ) adalah return ekspektasi saham i, RBR adalah return aktiva bebas resiko, i adalah beta saham ke i. Adapun langkah-langkah untuk menyeleksi terhadap sekuritas yang akan dipilih untuk dimasukkan ke dalam portofolio efisien adalah : a. Merangking sekuritas Mula-mula harus ditentukan rasio excess return to beta untuk tiap sekuritas yang akan diseleksi. Excess return adalah selisih antara expected return saham terhadap return aset bebas resiko. Rasio excess return to beta mengukur tambahan return suatu saham (melebihi return yang ditawarkan aset bebas resiko) per u nit resiko nondiversifiable -nya. Numerator dari indeks ini adalah extra return di atas aset bebas resiko yang diperoleh dari pemilikan saham i. denominatornya adalah resiko nondiversifiable saham i. Berdasarkan indeks ini saham-saham akan dirangking mulai dari yang tertinggi hingga terendah. b. Menentukan) Cutt-off Rate (C*) Setelah seluruh saham di rangking menurut rasio excess return to beta -nya, maka selanjutnya masing-masing saham diseleksi berdasarkan unique cut-off rate-nya (C i). Perhitungan Ci dimulai dari

30

saham dengan rasio tertinggi hingga ditemukkannya Cutt-off Point (C*). Nilai Cutt-off Point merupakan nilai C i yang paling optimum. Cuttoff Rate C* dipakai untuk menyeleksi saham-saham yang akan dimasukkan ke dalam portofolio efisien. Seluruh sekuritas yang memiliki rasio excess return to beta di atas cut-off point (C*) akan dimasukkan ke dalam portofolio efisien. Nilai C* dihitung dari karakteristik seluruh sekuritas yang tersedia karena nilai Ci dihitung dengan asumsi terdapat i sekuritas dalam portofolio efisien. c . Menyusun portofolio efisien Setelah memilih sekuritas-sekuritas komponen portofolio, maka langkah selanjutnya adalah menentukan proporsi dana yang akan diinvestasikan pada masing-masing sekuritas tersebut. Prosentase investasi tiap sekuritas dapat dihitung dengan rumus : Xi Wi = k ? Xj
j=1

Untuk mengetahui Xi dapat dihitung menggunakan rumus : i Xi = s ei


2

(ERBi C*)

Dimana Wi adalah proporsi saham i, k adalah jumlah saham di portofolio optimal, i adalah beta saham i, s ei 2 varian dari kesalahan residu saham i, ERBi adalah Excess Return to Beta saham i, dan C* adalah nilai cut-off point yang merupakan nilai Ci terbesar.

31

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Peneltian Di dalam penyusunan skripsi sesuai rencana pendekatan penelitian yang akan digunakan adalah melalui penelitian kuantitatif. Dengan melalui penelitian kuantitatif ini peneliti dapat mendiskripsikan terhadap

permasalahan yang akan diteliti melalui angka-angka perhitungan berdasarkan rumus-rumus yang digunakan.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Sebagai bahan untuk membahas permasalahan portofolio sesuai dengan judul skripsi, data-data yang akan digunakan dalam penelitian adalah saham -saham perusahaan go public yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BE I).

3.3. Identifikasi Variabel Di dalam membahas permasalahan ada beberapa variabel yang akan diteliti, yaitu antara lain : 1. Harga pasar saham 2. Nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 3. Tingkat Suku Bunga

31

32

3.4 Populasi dan Sampel Sesuai dengan yang akan diteliti, di dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah saham -saham perusahaan yang telah go public di Bursa Efek Jakarta. Sedangkan sebagai sampelnya adalah saham-saham perusahaan go public yang tergolong ke dalam kelompok saham LQ-45. Jumlah saham kelompok LQ-45 ini adalah berjumlah 45 perusahaan. Dari jumlah tersebut seluruhnya akan dijadikan sampel untuk penelitian.

3.5 Metode Analisis Untuk menganalisis terhadap data-data guna menyeleksi saham mana yang paling menguntungkan bagi investor untuk dipilih sebagai kandidat dalam pembentukan portofolio yang paling optimal, serta tingkat resiko yang minimal bagi investor dalam menetapkan keputusan investasi di pasar modal, dalam penelitian ini menggunakan alat analisis persamaan matematis melalui model perhitungan antara lain sebagai berikut : a. ERB (Excess Return to Beta) ERB (Excess Return to Beta) ini adalah merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengukur kelebihan return relatif terhadap suatu unit resiko yang tidak dapat diversifikasikan yang diukur dengan beta.

33

Adapun rumus untuk menghitung ERB menggunakan rumus model perhitungan Indeks Tunggal dalam Jogianto (2000:225) yaitu sebagai berikut : E(Ri ) - RBR ERBi = i dimana : ERBi = Excess return to beta sekuritas/saham ke-i E(Ri ) = Expected return (return ekspektasi) saham ke -i RBR = Return aktiva bebas resiko i = Beta saham ke-i Untuk mengetahui E(Ri ) dapat dihitung dengan rumus : ? Ri E(Ri ) = n dimana : E(Ri ) = Expected return (return ekspektasi) saham ke -i ? R i = Jumlah return saham i n = Jumlah data

a. Risk Premium Risk Premium (premi resiko) digunakan untuk mengukur tingkat resiko dari saham. Rumus untuk mengetahui tersebut menggunakan rumus CAPM (Mishkin, page 101), yaitu : Risk Premium = RET e RETf = ( RET em RET f) Dimana : RETe = Return ekspektasi (pengembalian/tingkat keuntungan yang diharapkan dari asset)

34

RETf = Tingkat bunga (return aktiva) bebas resiko = Beta dari asset

RETem= Return ekspektasi dari portofolio pasar Untuk mengetahui RET e di atas, dapat diketahui dengan menggunakan rumus (Mishkin, page 96) : RETe = pi x RET i dimana : RETe = Return ekspektasi pi = Probabilitas dari realisasi RETi

RETi = Return realisasi saham i b. Uji Variance Uji Variance ini adalah alat yang digunakan untuk menguji terhadap portofolio investasi. Rumus perhitungan yang digunakan adalah rumus Karl Pearson (Anto Dajan, 2000:177) : S2 = 1 n (Xi X)2 n i=1

dimana : S2 = Variance n = Jumlah data Xi = Return realisasi saham i X = Return rata-rata saham i. Pengujian kesamaan varian dilakukan dengan uji-F. Pengambilan keputusan didasarkan pada rasio varian individu terhadap varian

35

portofolio. Hipotesis statistik yang bersesuaian dengan uji ini adalah: H0 H1 : 12 = 22 melawan : 12 > 22

Rumus yang digunakan adalah : Fhitung = S 12/ S 22 berdistribusi Ftabel = F( ;n1;n 2) Nilai S1 adalah nilai standard deviasi maksimum diantara standard deviasi individu atau portofolio. Sedangkan Nilai S 2 adalah nilai standard deviasi minimum diantara standard deviasi individu atau portofolio. Keputusan uji statistik ini adalah : Jika Fhitung Ftabel berarti H0 ditolak yaitu ada perbedaan yang signifikan varian individu dengan varian portofolio Jika Fhitung < Ftabel berarti H0 diterima yaitu ada perbedaan yang tidak signifikan varian individu dengan varian portofolio

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Statistik Deskriptif Data-data penelitian yang diobservasi adalah data harga saham LQ-45, indeks harga saham gabungan pada periode Maret hingga Juni 2008. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Harga Saham LQ-45 Bulan Maret April Mei Juni Minimal 136 107 124 115 Maksimal 28.950 32.450 35.950 37.450 Rerata 4.486,69 4.316,02 4.687,09 4.676,73 Stdev 6.861,870 6.743,060 7.333,596 7.722,428

Fluktuasi harga-harga saham LQ -45 yang diperdagangkan pada periode Maret hingga Juni 2008 adalah tinggi. Harga saham minimal selama periode ini adalah Rp 107,- hingga Rp 136,- yang berasal dari saham KIJA dan FREN. Sedangkan harga saham maksimal selama periode ini adalah Rp 28.950,- hingga Rp 37.450,- yang berasal dari saham TINS.

4.2 Resiko Portofolio Pemilihan saham -saham yang tepat untuk mendatangkan

keuntungan dapat dilakukan diantaranya dengan cara portofolio. Pilihan pada portofolio ini menitikberatkan pada besaran penyebaran resiko. Hampir seluruh saham-saham yang diperdagangkan berada dalam situasi ketidakpastian, tujuannya adalah untuk memilih kombinasi yang optimal
39

40

dari saham-saham yang dimiliki (portofolio efisien), dalam arti memberikan hasil tertinggi yang mungkin diharapkan bagi setiap tingkat resiko, atau tingkat resiko terendah yang mungkin bagi setiap hasil yang diharapkan. Hasil penelitian terhadap return harga saham LQ-45 pada periode Maret Juni 2008 diterangkan pada Tabel 4.2 berikut ini. Tabel 4.2. Rerata Return Saham Pada Saham LQ-45 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. Saham LQ -45 AALI ADHI ANTM ASII BBCA BBNI BBRI BDMN BHIT BKSL BLTA BMRI BMTR BNBR BNGA BNII BRPT BTEL BUMI CPIN CPRO CTRA ELTY ENRG FREN INCO INDF INKP ISAT KIJA KLBF MEDC PGAS Mean .0487 -.0764 -.0165 -.0708 -.0863 -.0400 -.0648 -.0591 -.0133 .0018 -.0200 -.0609 -.1464 .0131 .1011 .0000 .1175 -.0777 .0990 .0360 -.0453 -.1006 -.1126 -.0333 -.0756 -.0474 .0257 .5279 -.0072 .0082 -.0463 .1295 -.0209

41

Tabel 4.2. (Lanjutan) No 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. Saham LQ -45 PNLF PTBA SMCB SULI TBLA TINS TLKM TOTL TRUB UNSP UNTR UNVR Total Mean .1386 .1813 -.0080 -.0835 .2659 .0902 -.0886 -.0430 .0081 .0229 -.0064 -.0072 .0079

Pada periode Maret Juni 2008 rerata return saham-saham LQ-45 sebesar 0,0079 adalah menguntungkan. Secara keseluruhan return saham berkisar antara -0,146 hingga 0,528. Reaksi negatif di kelompok saham LQ -45 terjadi pada 27 buah saham (60%), sedangkan sisanya sebanyak 40% bereaksi positif. Periode yang dibutuhkan dalam menilai kinerja suatu portofolio menurut William F. Sharpe (1997) adalah minimum 4 periode. Kinerja portofolio sering diukur secara periodik dengan interval 4 periode, dengan ukuran return untuk sejumlah periode dalam interval biasanya bulanan atau kuartalan. Hal ini memberikan jumlah sampel yang cukup untuk evaluasi statistik. Analisis terhadap pemilihan harga saham yang menguntungkan tidak hanya didasarkan pada rata-rata besaran return di saham tersebut, tetapi perlu pula mempertimbangkan besaran risiko yang ada dalam setiap saham. Besaran risiko return digambarkan dari nilai standard deviasi

42

masing-masing return. Standard deviasi yang pendek menerangkan bahwa sebaran perubahan return adalah relatif kecil, sedangkan jika standard deviasi besar menerangkan bahwa sebaran data perubahan harga saham adalah lebar. Saham-saham yang menguntungkan adalah saham dengan return tinggi dan standard deviasi return yang kecil. Karakteristik bersama dari portofolio dibangun atas dasar

karakteristik masing-masing saham yang dipadukan komposisi jumlah saham-saham. Putusan komposisi ditentukan secara subyektif oleh investor yang didasarkan atas tingkat keuntungan yang diharapkan dari resiko -resiko saham. Penentuan ini tergantung pada investor dalam penguasaan informasi dan fakta yang dapat dicapai oleh investor. Hasil akhir dari analisis ini tidak lain ialah alokasi dana investasi pada masingmasing jenis saham.

4.3 Pemilihan Saham Portofolio Penentuan keputusan berinvestasi di pasar modal dilakukan secara hati-hati. Saham mempunyai tingkat penghasilan yang tidak terhingga maka resikonyapun makin tinggi, ini sesuai dengan dasar investasi bahwa semakin tinggi tingkat pengembalian yang ditawarkan oleh suatu obyek investasi semakin tinggi pula resiko kerugian yang akan diterima oleh investor. Pemilihan saham portofolio yang optimal dilakukan dengan cara melakukan uji perbedaan nilai standard deviasi (S i) masing-masing return terhadap standard deviasi portofolio (Sp). Hasil uji dihadapkan pada 3

43

kemungkinan yaitu (1) Si tidak berbeda signifikan dengan dengan Sp, (2) Si berbeda signifikan dengan dengan Sp dengan Si lebih besar daripada Sp, dan (3) Si berbeda signifikan dengan dengan Sp dengan Si lebih kecil daripada Sp. Keputusan investasi yang menguntungkan adalah pada hasil keputusan yang pertama, karena saham memiliki karakteristik yang tidak banyak berbeda dengan fluktuasi yang terjadi di pasar. Hasil uji dilakukan dengan uji-F yang berhubungan dengan homogenitas ragam. Tabel 4.X. menjelaskan hasil standard deviasi masing-masing saham dan hasil uji-F homogenitas ragam terhadap standard deviasi portofolio. Perbandingan dilakukan antara nilai standard deviasi yang lebih besar terhadap yang kecil. Tabel 4.3. Hasil Uji-F Si Terhadap Sp
Saham LQ-45 AALI ADHI ANTM ASII BBCA BBNI BBRI BDMN BHIT BKSL BLTA BMRI BMTR BNBR BNGA BNII BRPT BTEL BUMI CPIN CPRO CTRA Rerata Return .0487 -.0764 -.0165 -.0708 -.0863 -.0400 -.0648 -.0591 -.0133 .0018 -.0200 -.0609 -.1464 .0131 .1011 .0000 .1175 -.0777 .0990 .0360 -.0453 -.1006 Std. Deviation .09791 .14176 .05984 .09519 .03855 .12415 .09578 .12564 .14885 .07492 .06796 .05407 .02198 .02264 .22694 .01081 .40135 .07277 .06477 .15078 .04945 .10136 Fhitung 2.073 1.432 3.391 2.132 5.265 1.635 2.119 1.615 1.364 2.709 2.986 3.754 9.233 8.964 1.118 18.773 1.977 2.789 3.134 1.346 4.104 2.002 Ftabel 19.490 19.490 19.490 19.490 19.490 19.490 19.490 19.490 19.490 19.490 19.490 19.490 19.490 19.490 3.046 19.490 3.046 19.490 19.490 19.490 19.490 19.490 Hasil Uji Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan

44

Tabel 4.3. (Lanjutan)


Saham LQ-45 ELTY ENRG FREN INCO INDF INKP ISAT KIJA KLBF MEDC PGAS PNLF PTBA SMCB SULI TBLA TINS TLKM TOTL TRUB UNSP UNTR UNVR Portofolio Rerata Return -.1126 -.0333 -.0756 -.0474 .0257 .5279 -.0072 .0082 -.0463 .1295 -.0209 .1386 .1813 -.0080 -.0835 .2659 .0902 -.0886 -.0430 .0081 .0229 -.0064 -.0072 .0079 Std. Deviation .13696 .14098 .17452 .01023 .21833 .82003 .17175 .30425 .01435 .13092 .14493 .24557 .11781 .20516 .11028 .63669 .04245 .02493 .05808 .02966 .12007 .11639 .01925 .20296 Fhitung 1.482 1.440 1.163 19.832 1.076 4.040 1.182 1.499 14.141 1.550 1.400 1.210 1.723 1.011 1.840 3.137 4.781 8.142 3.494 6.843 1.690 1.744 10.541 Ftabel 19.490 19.490 19.490 19.490 3.046 3.046 19.490 3.046 19.490 19.490 19.490 3.046 19.490 3.046 19.490 3.046 19.490 19.490 19.490 19.490 19.490 19.490 19.490 Hasil Uji Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan

Hasil uji-F menunjukkan bahwa hanya ada 3 saham yang memiliki standard deviasi return (S i ) yang berbeda signifikan dengan standard deviasi portofolio (Sp) yaitu INCO (Si = 0,01023), INKP (Si = 0,82003) dan TBLA (Si = 0,63669). Sedangkan 42 saham lainnya adalah tidak berbeda signifikan dengan standard deviasi portofolio. Saham-saham dengan return positif dan standard deviasi berbeda tidak signifikan dengan standard deviasi portofolio dijelaskan pada Tabel 4.4. berikut.

45

Tabel 4.4. Hasil Saham-saham Terpilih


Saham LQ-45 BNII BKSL TRUB KIJA BNBR UNSP INDF CPIN AALI TINS BUMI BNGA BRPT MEDC PNLF PTBA Rerata Return .0000 .0018 .0081 .0082 .0131 .0229 .0257 .0360 .0487 .0902 .0990 .1011 .1175 .1295 .1386 .1813 Std. Deviation .01081 .07492 .02966 .30425 .02264 .12007 .21833 .15078 .09791 .04245 .06477 .22694 .40135 .13092 .24557 .11781 Fhitung 18.773 2.709 6.843 1.499 8.964 1.690 1.076 1.346 2.073 4.781 3.134 1.118 1.977 1.550 1.210 1.723 Ftabel 19.490 19.490 19.490 3.046 19.490 19.490 3.046 19.490 19.490 19.490 19.490 3.046 3.046 19.490 3.046 19.490 Hasil Uji Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan

Dari hasil analisis yang ada dalam Tabel 4.4 menerangkan bahwa saham PTBA memiliki return positif terbesar dan standard deviasi tidak berbeda dengan standard deviasi portofolio. Tabel 4.5. Hasil Analisis Regresi Rm Terhadap Ri Saham PTBA
Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) Rm .155 1.709 Std. Error .038 .698 .926 Standardized Coefficients Beta t 4.097 2.448 Sig. .152 .247

a Dependent Variable: Ri b Selecting only cases for which Saham LQ - 45 = PTBA

Analisis regresi linier sederhana pengaruh return pasar (Rm) terhadap return saham PTBA (Ri) dilakukan untuk menghitung nilai beta saham. Diperoleh nilai beta sebesar 1,709 dan alfa sebesar 0,155. Menurut Suad Husnan (1996:361) pengukuran resiko yang relevan bagi pemodal mungkin dinyatakan dalam bentuk deviasi standar tingkat keuntungan portofolio disebut sebagai resiko total, atau beta portofolio

46

(disebut resiko sistematis). Jadi, dua jenis resiko yang dapat diestimasi disini yaitu : resiko estimasi pasar (resiko sistematik), diukur oleh nilai beta, dan resiko total portofolio (resiko sistematik dan tidak sistematik), diukur dengan standar deviasi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Hasil-hasil analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya dan keterkaitannya dengan tujuan penelitian ini, maka dapat diberikan beberapa kesimpulan antara lain : 1. Pemilihan saham portofolio yang tepat adalah didasarkan pada nilai ekspektasi return yang tinggi dan standard deviasi saham yang tidak berbeda dengan standard deviasi portofolio. 2. Saham portofolio terpilih dengan tingkat keuntungan yang

keuntungan optimal dan resiki minimal adalah saham PTBA dengan nilai return sebesar 0,1813, standard deviasi sebesar 0,1178 dan beta saham sebesar 1,709.

5.2 Saran Pada berbagai metode pemilihan saham portofolio dapat pula dilakukan dengan cara-cara lain yang lebih efektif. Pertimbangan

pemilihan saham ditentukan pada seku rang-kurangnya 4 periode data. Penentuan lain untuk mengevaluasi saham portofolio dapat dilakukan dengan reward to variability ratio (RVAR), reward to volatility ratio (RVOL), differential return measure dan model perhitungan indeks tunggal ( single index m odes ) yang didasarkan pada excess return to beta (ERB) terbesar.

47

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktis). Ed. Rev . Jakarta : Rineka Cipta. Dajan, Anto. 2000. Pengantar Metode Statisktik Jilid I. Cet. 20. Jakarta : LP3ES. Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Ed. 3. Cet. 2. Yogyakarta : UPP AMP-YKPN. Husnan, Suad, dan Astuti, Enny, Pudji. 1994. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan . Yogyakarta : UPP AMP-YKPN. Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Ed. 2. Cet. 1. Yogya karta: BPFE. Kieso, Donald E, & Weygandt, Jerry L. 1995. Akuntansi Intermediate. Ed. 7. (Herman Wibowo). Jakarta : Bina Rupa Aksara. Koetin, E.A. 1993. Pasar Modal Retropeksi 5 th Swastanisasi BEJ . Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. L. Thian, Hin. 2001. Panduan Berinvestasi Saham . Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Mulyadi. 1991. Akuntansi Biaya : Peranan Biaya dalam Pengambilan Keputusan. Yogyakarta : BPFE UGM. Riyanto, Bambang. 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Ed. 4. Cet. 1. Yogyakarta : BPFE UGM. Sharpe, William F, Alexander, Gordon J. & Bailey, Jeffry V. 1997. Investasi. Jilid 2. (Henry Njooliangtik & Agustiono). Jakarta : PT. Prehallindo. Smalen, B.de. 1977. Pasar Modal & Uang . Cet. 1. (diterjemahkan & diterbitkan PT. Pradnya Paramita Jakarta). Weston, J. Fred, & Copeland, Thomas E. 1992. Manajemen Keuangan. (Jaka Wasana dan Kibrandoko). Jakarta : Binarupa Aksara.

Anda mungkin juga menyukai