BAB I
PENDAHULUAN
bertindak rasional maka pada saat harga saham menurun, saham tersebut
akan dibeli. Demikian pula sebaliknya, jika harga suatu saham meningkat,
maka saham tersebut akan dijual. Namun pada saat adanya krisis, para
ketika harga saham turun, maka saham tersebut akan dijual karena melihat
institusi baik asing maupun lokal seringkali meniru institusi lain dalam
harga saham jauh di atas tingkat wajarnya. Apalagi bila para pelaku tidak
dan bahkan crash di kemudian hari oleh karena akibat dari perbuatan
harga naik dan turun terlalu cepat karena transaksi berkelompok, akan
2. Apakah terdapat perilaku herding pada pasar saham global Asean dilihat
saham LQ45.
pihak terkait:
2. Bagi investor
Bisa lebih memahami apa itu perilaku herding sebagai cara pandang
3. Bagi Penulis
melakukan penelitian, penulisan penelitian ini dibagi menjadi lima bab yang
Bab I : Pendahuluan
yang meliputi, hasil penelitian terdahulu, dan landasan teori. Inti ketiga
Bab ini berisi tentang pengujian hipotesis atas hipotesis yang dibuat
dan hasil dari pengujian tersebut, serta pembahasan dan hasil analisis yang
Bab ini berisi suatu kesimpulan dari seluruh hasil penelitian yang
telah dilakukan, serta berisi saran-saran yang diberikan oleh peneliti untuk
penelitian berikutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
modal, dapat berupa penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal
menjadi beberapa tipe investor yaitu investor asing dan investor domestik,
dana (bank dan lembaga simpan pinjam), lembaga dana pensiun, reksadana,
hubungan antara pemilik dana dalam hal ini disebut sebagai pemodal
(investor) dengan peminjam dana dalam hal ini disebut dengan nama emiten
perusahaan swasta seperti saham dan obligasi. Pasar modal adalah suatu
banyak pihak.
berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya
publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
adalah suatu pasar yang mana dana-dana jangka panjang baik hutang
tempo lebih dari satu tahun dan ada yang tidak memiliki jatuh tempo. Dana
sendiri berupa saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred
stock). Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat (dalam pengertian
kemudian disebut bursa efek (stock exchange). Pasar modal terdiri dari
ketiga (third market), dan pasar keempat (fourth market). Surat berharga
pembeli dan penjual pada saat pasar sekunder tutup. Pasar keempat
yaitu:
dimilikinya.
harga yang terjadi, biasanya untuk jangka pendek atau bahkan one day
trading.
terjadi atau dapat timbul karena adanya perbedaan tempat, waktu dan
lebih besar. Investor jenis ini biasanya bersifat agresif dan spekulatif
sama untuk setiap kenaikan risiko. Investor jenis ini umunya cukup
investasi.
risiko yang lebih kecil. Investor jenis ini biasanya cenderung selalu
(confidence) dan harapan (expectation) atas return dan risk dari kegiatan
Ritter (2003), behavioral finance terdiri dari dua bagian, cognitive (cara
berinvestasi.
Fuller (2000) menjelaskan tiga poin penting dalam behavioral
"mentalmistakes".
finance sehingga sangat sulit untuk diajarkan secara baku pada kurikulum
universitas dalam sistem pendidikan yang formal atau baku. Tetapi jika
psikologis manusia terhadap pergerakan harga saham. Oleh karena itu, kata
pendek.
bahwa investor tidak selalu dapat memproses data dengan cara yang benar
imbal balik masa depan. Kedua, jika distribusi dalam keadaan sebenarnya,
1. Heuristics
2. Overconfidence
3. Framing
$50 pada tails dan hadiah sebesar $50 yang di-bundling dengan
kekalahan $50 jika yang keluar heads. Walaupun kedua hal diatas
4. Representativeness
pemikiran bahwa imbal balik atas saham yang tinggi adalah "normal"
berkelompok yang terjadi di pasar modal atau bursa. Herding tidak semata-
arah yang sama, seolah-olah terjadi herding (Bikchandani & Sharma, 2001).
tanpa memperhitungkan resiko atau imbal hasil yang akan mereka dapatkan.
Beberapa dampak negatif dari perilaku herding ini adalah investor mungkin
saja melakukan jenis investasi yang sebenarnya tidak mereka pahami dan
yang dilakukan dengan sadar dan yang tidak terencana. Dalam peristiwa
herding” dan bukan herding yang dipengaruhi oleh keputusan investor lain.
investasi yang dilakukan oleh institusi lain. Dalam fenomena ini, institusi-
Proposisi dari diagram adalah “cascade terjadi jika dan hanya jika
keputusan tidak invest/reject para pendahulunya yang lain.” Hal ini juga
manajer lain yang telah lebih dahulu melakukan keputusan investasi. Para
lain yang telah beraksi. Manajer yang tidak mengetahui keputusan yang
manajer investasi lain karena bila manajer lain berhasil dan dirinya sendiri
keputusannya.
dan kerajinan manajer investasi tidak dapat terukur dan distribusi risiko
1. Investor mengolah informasi yang sama, seperti yang terjadi pada pasar
sama dapat menyebabkan efek yang berbeda pada harga saham. Jika
informasi yang lebih baik, maka herding dapat menggerakan harga saham
harga saham ke arah menjauh dari intrinsic value kalau mereka herding
Kelley, 2009).
memakai emosi dan dapat membawa pasar modal ke arah net present value
dari cash flow masa depan. Dan seperti yang kita ketahui, model seperti ini
2007). Perilaku herding dapat memberikan risiko harga saham menjauh dari
Baker dan Wurgler (2007), terdapat dua jenis investor, yaitu rasional
investor yang tidak terpengaruh dengan sentimen pasar, dan irasional
investor yang terpengaruh dengan sentimen pasar. Menurut mereka ada dua
batasan arbitrage adalah waktu yang tidak cukup, tingginya biaya dan risiko
Pasar Saham Inonesia dan Asean” seperti penelitian yang dilakukan oleh
pasar saham Indonesia terlihat pada kondisi market stress. Sedangkan pada
kondisi normal dan imbal hasil yang sangat tinggi, tidak terdapat indikasi
perilaku herding. Hal ini didasarkan pada saham LQ45 maupun indeks
sektoral. Pada pasar saham Asia pasifik, perilaku investor pada kondisi
dan pasar saham global Asia Pasifik secara umum memiliki perilaku yang
sama.
penurunan, tergantung pada herding pada posisi beli atau posisi jual.
yang besar. Pada pasar saham Indonesia, indikasi perilaku herding terlihat
pada kondisi market stress. Sedangkan pada kondisi normal dan imbal
hasil yang sangat tinggi, tidak terdapat indikasi perilaku herding. Hal ini
adalah ketika harga saham turun, maka saham tersebut akan dijual karena
Korea Selatan, Finlandia, Italia, Yunani dan Portugal dan lain-lain. Pada
pasar saham Asia pasifik, perilaku investor pada kondisi normal maupun
Indonesia dan pasar saham global Asia Pasifik secara umum memiliki
pada tahun 2015 sudah terlihat di pasar keuangan. Hipotesis yang diajukan
adalah:
METODE PENELITIAN
populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada subyek atau obyek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh
subyek atau obyek itu (Sugiyono, 2007). Sampel pada penelitian ini diambil
1. Perusahaan yang tercatat sebagai saham LQ-45 dari bulan Januari 2010
Data sekunder adalah merupakan sumber data yang diperoleh secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dicatat oleh pihak lain). Data
sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan histories yang telah
http://www.bloomberg.com.
independen dalam penelitian ini adalah |Rm,t| dan R2m,t. Rm,t merupakan
dan Khorana (2000) dengan data return saham dalam pengukuran. Model
keterangan:
N
1
=
N
| R
i 1
i ,t R m ,t |
sensitivitas imbal hasil saham ke-i terhadap imbal hasil portofolio pasar
dari sebuah imbal hasil saham ke-i pada waktu ke-t terhadap imbal hasil
N
1
E(CSADt) =
N
AVD
i 1
i ,t
N
1
=
N
ˆ
i 1
i m Et (rm ,t r f ,t ) ........................... (3)
E (CSADt ) 1 N
Et ( Rm )
=
N
| ˆ
i 1
i m | 0
E (CSADt )
= 0 ..................................................................... (4)
Et ( Rm )
(5)
N
1
CSADt =
N
ˆ
i 1
i m Et (rm ,t r f ,t ) t .................. (5)
N
1
CSADt =
N
ˆ
i 1
i 1 Et (rm ,t r f ,t ) t ...................... (6)
berikut :
c Membuat keputusan.
dependen.
a. Merumuskan hipotesis.
c. Membuat keputusan.
dan 1 (satu), dimana nilai R2 yang kecil atau mendekati 0 (nol) berarti
dari imbal hasil (CSAD) akan meningkat lebih rendah jika dibandingkan
dengan proporsi kenaikan imbal hasil portofolio pasar atau bahkan tingkat
penyebaran imbal hasilnya akan menurun. Hal ini dapat dilihat dari model
pada persamaan (1), jika nilai dari parameter bernilai negatif dan
Baker, M., & Wurgler, J. 2007. Investor Sentiment in The Stock Market. Journal
of Economuc Perspectives Vol. 21, No. 2, Spring 2007. 129-151.
Bikchandani, S., & Sharma, S. 2001. Herd Behavior in Financial Markets. IMF
Staff Papers Vol. 47, No. 3 , 279-310.
Bodie, Z., Kane, A., & Marcus, A. J. 2009. Investments (8th ed.). Singapore:
McGraw-Hill.
Guiterrez, R., C., & Kelley, E., K. (2009). Institutional Herding and Future Stock
Returns. Working Paper University of Oregon, University of Arizona.
Hadi, Nor. 2013. Pasar Modal: Acuan Teoritis dan Praktis Investasi di Instrumen
Keuangan Pasar Modal. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Lakonishok, J., Shleifer, A., & Vishny, R. W. (1992). The impact of institutional
trading on stock price. Journal of Financial Economics 31 , 23.