1,2
Dosen Jurusan Manajemen, Informatics and Business Institute Darmajaya
Email : 2 edipranyoto@gmail.com
ABSTRAK
ABSTRACT
Stock trading in the stock market is an activity which is quite high uncertainty, thereby
potentially creating investor behavior are manifold. The investors in the capital market
692 Jurnal Ilmiah GEMA EKONOMI, Februari 2015
often exhibit irrational behavior by taking action based on the judgment that is far
away from the assumption of rationality. This aim study to explore factors determinant
investors behavior in stock exchange transaction in Lampung. Furthermore, this study
test psychological difference between male and female investor. This study used logistic
regression statistical tests and independent sample t-test.
________________________________________________________________
Keywords : behavioral finance, stock market.
terhadap risiko), dan investor yang risk kemungkinan ada unsur subjektivitas,
averter (menghindari risiko). Terkadang emosi dan faktor psikologis lain yang
investor yang risk seeker diakibatkan justru lebih dominan mempengaruhi
oleh keadaan psikologi dan pengetahuan reaksi itu. Jatuhnya harga saham di pasar,
yang investor miliki tentang investasi. misalnya, sering terjadi karena histeria
Sehingga investor tersebut manjadi over- masa yang berlebihan, yang tidak dapat
confidence, dan tanpa sadar melakukan dijelaskan dengan logika (Marwan Asri
kesalahan dalam berinvestasi. Overcon- dalam pengukuhan Guru Besar FE
fidence adalah perasaan percaya pada UGM).
dirinya sendiri secara berlebihan. Over-
confidence terkadang membuat investor Fendi Susanto, analis saham BNI Securi-
overestimate terhadap pengetahuan yang ties mengemukakan bahwa dalam
di miliki, underestimate terhadap risiko melakukan aktivitas transaksi jual beli
dan melebih-lebihkan kemampuan dalam saham, investor domestik cenderung
hal melakukan kontrol atas apa yang digerakkan oleh rumor daripada funda-
terjadi (Nofsinger, 2005:10). mental dan teknikal (Kompas, 14 Septem-
ber 2004). Sedangkan di sisi yang lain,
Ritter (2003) mengemukakan bahwa be- menurut Direktur Utama Trimegah
havioral finance terdiri dari dua bagian Sekuritas menilai investor domestik sudah
besar yakni psikologi kognitif dan batasan jauh lebih rasional dalam melakukan trad-
dalam melakukan arbitrasi. Dalam ing di pasar modal. Beberapa pihak juga
penelitiannya, Ritter (2003) menemukan menyimpulkan bahwa investor yang
bahwa investor di Jepang , Taiwan, dan bermain di saham di Bursa Efek Indone-
Amerika Serikat telah kehilangan banyak sia sudah semakin dewasa dan semakin
uang dalam trading karena prilaku inves- rasional, setidaknya hal tersebut dapat
tor yang irasional pada periode itu (1987- dilihat ketika menghadapi aksi teror
1988 dan 1999) saham pada periode peledakan bom di Kedubes Australia
tersebut mengalami overvalue. tanggal 9 September 2004 dan beberapa
teror bom di tempat lain. Para investor
Kent Daniel (1998) mengungkapkan hanya panik sesaat, namun perlahan
bahwa psikologi mempengaruhi perilaku kembali membaik.
investor dan harga saham. Lebih jauh
lagi, Daniel menjelaskan bahwa Adanya ketidak konsistenan dari hasil
pendekatan psikologi berkaitan dengan studi yang sudah dilakukan serta adanya
feeling, temperamen dan motivasi. perbedaan pendapat dari analis saham
Pendekatan tersebut mengungkapkan dan beberapa pihak lain yang berkaitan di
bahwa investor sebagai pelaku pasar Bursa Efek Indonesia, maka peneliti akan
memiliki feeling, temperamen dan melakukan pengkajian kembali terhadap
motivasi yang tiap saat dapat dirubah. faktor-faktor psikologi yang dapat
membentuk perilaku investor dalam
Pasar modal Indonesia yang masih relatif melakukan trading di bursa saham
muda, yang dikategorikan emerging mar- khususnya bagi investor yang berlokasi di
ket (pasar berkembang) beranggotakan Lampung serta menguji adanya
banyak pelaku pasar yang masih belajar, perbedaan faktor pembentuk perilaku
sehingga akan ditemukan banyak sekali antara investor pria dan wanita.
fakta yang membuktikan
ketidakrasionalan investor. Pasar modal Studi yang dilakukan Barber dan Odean
mungkin saja memberikan reaksi cepat (2001) memberikan bukti empiris bahwa
terhadap informasi, tetapi tidak tertutup pria lebih berani menanggung risiko dalam
694 Jurnal Ilmiah GEMA EKONOMI, Februari 2015
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat nilai maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan
statistik Hosmer and Lomeshow Good- berarti model mampu memprediksi nilai
ness-Of-Fit sebesar 3,501 dan signifikan observasinya.
pada 0,899 atau lebih besar dari 0,05,
Uji Independent Sample t-test sampel yang tidak berhubungan. Jika ada
Independent Sample t-test digunakan perbedaan, perilaku manakah yang
untuk mengetahui ada atau tidaknya membedakannya. Hasil uji Independent
perbedaan rata-rata antara dua kelompok Sample t-test adalah sebagai berikut:
yang lalu, maka investor akan merasa keuntungan meskipun dalam jumlah yang
nyaman dan enggan untuk beralih ke sama (Tilson, 2005). Investor juga akan
investasi yang lainnya dan investor tidak mengambil risiko jika produk investasi
mau keluar dari zona nyamannya (Roth, tersebut menguntungkan. Sedangkan jika
2007). Saat berinvestasi investor produk investasi tersebut tidak
menggunakan hasil dimasa lalu sebagai menguntungkan maka investor akan takut
faktor atau dasar untuk evaluasi dalam mengambil risiko (Roth,2005). Meskipun
pengambilan keputusan saat ini tidak semua produk investasi pada saat
(Nofsinger, 2005:33). Investor lebih yang lalu merugikan maka untuk
berani mengambil risiko setelah pada kedepannya produk investasi tersebut
investasi yang lalu mendapatkan akan selalu merugikan. Terkait dengan
keuntungan. Artinya orientasi investor rasa takut dan keserakahan maka inves-
terhadap risiko dipengaruhi oleh tor memilih untuk berinvestasi berdasakan
keuntungan atau kerugian atas transaksi informasi dari investor atau pihak lain
sebelumnya. Investor menemukan pola yang terkait dengan investasi yang
diluar random dengan membaca dan dilakukannya. Interaksi sosial dengan
meneliti data dimasa lalu (historical pelaku bursa dan investor lainnya dapat
data) dan menggunakannya sebagai alat mempengaruhi keputusan investor dalam
untuk memprediksi kejadian-kejadian melakukan investasi (Nofsinger, 2005:75).
dimasa yang akan datang (Roth, 2007). Hasil dari penelitian ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rr. Iramani
Jika dilihat pada hasil penelitian oleh Rr. dan Dhika Bagus (2008), dimana faktor
Iramani dan Dhika Bagus (2008) yang terbentuk dari butir (item) fear and
tentang faktor kenyamanan yang greed dan considering the past
terbentuk dari analisis faktor yang membentuk faktor keserakahan
dilakukan, maka tidak ada perbedaan menghadapi risiko. Sedangkan dalam
dengan faktor kenyamanan yang penelitian ini faktor keserakahan yang
terbentuk pada penelitian ini. Dimana terbentuk dari faktor fear and greed dan
faktor kenyamanan terbentuk dari loss aversion dan social interaction.
perilaku investor yang memiliki style Perbedaan tersebut diakibatkan oleh
tersendiri dan tidak mau merubahnya berbedanya sampel yang di teliti, dimana
karena investor merasa nyaman. Hanya dalam penelitian ini investor yang diteliti
saja pada penelitian ini faktor yang adalah investor yang berinvestasi di pasar
mendukung terbentuknya faktor modal dan memiliki investasi pada saham,
kenyamanan adalah faktor reksadana, dan obligasi sedangkan pada
berpengaruhnya data masa lalu terhadap penelitian Rr. Iramani dan Dhika Bagus
keputusan investasi, diantaranya faktor (2008) hanya meneliti investor yang
considering the past dan faktor data berinvestasi pada saham saja.
mining, dimana investor menggunakan
atau terpengaruh oleh data dan d. Realistis
pengalaman masa lalu. Faktor realisitis berkaitan dengan cara
berpikir investor yang realistis dalam
c. Keserakahan melakukan investasi pada pasar modal.
Faktor keserakahan berkaitan dengan investor cukup berhati-hati dengan
perasaan takut atas investasi yang tidak investasi yang dilakukannya. Investor
menguntungkan dan akan mendekat pada membaca data masa lalu produk investasi
investasi yang dianggap menguntungkan. sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
Investor merasakan perasaan kecewa Investor menemukan pola di luar random
jauh lebih dalam ketika mengalami dengan membaca dan meneliti data di
kerugian dari pada saat mengalami masa lalu (historical data) dan
700 Jurnal Ilmiah GEMA EKONOMI, Februari 2015
p<0,10 dengan nilai Odds ratio 1,355. Ghozali, M.com, Akt 2006. “ Aplikasi
Faktor realistis mempengaruhi Multivariate Lanjutan Dengan
probabilitas investor menjadi risk seeker Program SPSS”. Badan
lebih tinggi dibandingkan risk averter Penerbit Universitas
dengan nilai koefisien 0,296 dan signifikan Diponegoro.
pada p<0,10 dengan nilai Odds ratio
1,344. Hair, joseph F., Rilph F. Anderson, Ronald
L. Tahtam dan william C.
Berdasarkan hasil uji independent Black, 2006. Multivariate
sample t-test dapat diketahui bahwa nilai Data Analysis. Sixth Edition.
signifikansi untuk keenam faktor lebih dari New Jersey. Prentice-Hall inc.
0,05 sehingga Ho tidak dapat ditolak. Hal
ini dapat dijelaskan bahwa tidak ada Malhotra. 2004. Marketing Research .
perbedaan faktor pembentuk perilaku 5th Edition. Pearson Prentice
antara investor pria dan wanita dalam Hall
transaksi saham pada pasar modal di
Lampung. Dengan demikian, dapat Nofsinger, Jhon R. 2005. Psychologi of
disimpulkan bahwa hipotesis keempat Investing. Secon Edition. New
dalam penelitian ini tidak dapat diterima, Jersey. Precentice-Hall Inc.
dikarenakan faktor-faktor pembentuk
perilaku investor pria dan wanita tidak ada Ritter, Jay R. 2003. “Behavioral Finance”.
perbedaan. Pasific-Basin Finance Jour-
nal Vol 11, pp 429-437.
Saran yang dapat diberikan adalah,
perusahaan Sekuritas sebaiknya Rr. Iramani dan Dhyka Bagus Permana.
mengetahui faktor-faktor psikologi yang 2008. “Faktor-faktor Penentu
paling dominan pada investor, sehingga Perilaku Investor Dalam
dapat melakukan pendekatan yang baik Transaksi Saham di Surabaya”
pada investor dan dapat menawarkan The Journal of Economics.
produk investasi yang sesuai aspek Pasca Sarjana. STIE Perbanas
psikologi investor yang mempengaruhinya Surabaya.
dalam melakukan investasi.
Roth, Allan S. 2007. Behavioral finanace.
Article Wealth Logic, LLC
DAFTAR PUSTAKA (http://DareToBeDull.com,
diakses 13 juni 2006)
Abdul Halim. 2005. Analisis Investasi.
Edisi Kedua. Salemba Empat. Sekaran, Uma. 2003. Research Methods
Jakarta. For Bussines. Fourth edition.
New York. Jhon willey & Sons
Cooper, Donald R., dan Pamela S. Inc.
Schindler. 2006. Metode Riset
Bisnis, Vol 2, Edisi ke-9 : 8-9 Sudjana. 2005. Metode Statistika.
Bandung : Penerbit Tarsito
Eduardus Tandelilin. 2001. Analisis
Investasi dan Manajemen Tilson, Whitney. 2005. Applying Behvioral
Portfolio. Edisi Pertama. Finance to Value Investing.
BPFE. Yogyakarta. Artikel T2 Partner LLC (http://
www.T2 PartnersLLC.com,
diakses 27 april 2007)