Anda di halaman 1dari 12

JURNAL ILMIAH GEMA EKONOMI

Vol. 5, No. 1 Februari 2015 691


Winda Rika Lestari dan Edi Pranyotol
Hal. 691 - 702

FAKTOR PSIKOLOGI YANG MEMBENTUK PERILAKU


KEUANGAN (BEHAVIORAL FINANCE) INVESTOR
DALAM TRANSAKSI SAHAM PADA PASAR MODAL DI
LAMPUNG

PSYCHOLOGICAL FACTORS SHAPING THE BEHAVIOR


OF FINANCE (BEHAVIORAL FINANCE) INVESTOR
SHARES IN THE CAPITAL MARKET TRANSACTIONS IN
LAMPUNG

Winda Rika Lestari 1 dan Edi Pranyoto 2

1,2
Dosen Jurusan Manajemen, Informatics and Business Institute Darmajaya
Email : 2 edipranyoto@gmail.com

ABSTRAK

Perdagangan saham di pasar modal merupakan kegiatan yang mengandung ketidakpastian


cukup tinggi, sehingga berpotensi menciptakan perilaku investor yang bermacam-macam.
Para investor di pasar modal sering menunjukkan perilaku irasional dengan melakukan
tindakan berdasarkan judgement yang jauh menyimpang dari asumsi rasionalitas. Dalam
teori psikologis mengatakan bahwa seseorang akan selalu didorong oleh kebutuhan-
kebutuhan dasarnya, yang mana terbentuk dari pengaruh lingkungan di mana seseorang
berada atau bertempat tinggal. Faktor-faktor psikologi dapat membentuk perilaku
keuangan (behavioral finance) investor dalam melakukan transaksi jual beli saham di
bursa. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor psikologi yang membentuk prilaku
investor di pasar modal. Kemudian setelah terbentuk perilaku investor di pasar modal
akan diprediksi perilaku investor terhadap risiko investasi (risk seeker, risk averter). Selain
itu, penelitian ini juga untuk mengetahui perbedaan signifikan faktor-faktor pembentuk
perilaku antara investor pria dan wanita. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis faktor, yaitu untuk mengetahui faktor psikologi yang membentuk prilaku
investor di pasar modal. Selain itu digunakan juga uji statistik logistic regression, yaitu
untuk mengetahui memprediksi perilaku investor terhadap risiko investasi. Kemudian
digunakan uji independent sample t-test, yaitu untuk mengetahui perbedaan signifikan
faktor-faktor pembentuk perilaku antara investor pria dan wanita.
_________________________________________________________________
Kata Kunci : perilaku keuangan, pasar modal

ABSTRACT

Stock trading in the stock market is an activity which is quite high uncertainty, thereby
potentially creating investor behavior are manifold. The investors in the capital market
692 Jurnal Ilmiah GEMA EKONOMI, Februari 2015

often exhibit irrational behavior by taking action based on the judgment that is far
away from the assumption of rationality. This aim study to explore factors determinant
investors behavior in stock exchange transaction in Lampung. Furthermore, this study
test psychological difference between male and female investor. This study used logistic
regression statistical tests and independent sample t-test.
________________________________________________________________
Keywords : behavioral finance, stock market.

PENDAHULUAN atau peraturan maupun perubahan yang


terjadi dalam industri dan perusahaan
Pasar modal merupakan tempat kegiatan yang mengeluarkan saham (emiten) itu
perusahaan mencari dana untuk sendiri.
membiayai kegiatan usahanya. Selain itu,
pasar modal juga merupakan suatu usaha Perdagangan saham di pasar modal
penghimpunan dana masyarakat secara merupakan kegiatan yang mengandung
langsung dengan cara menanamkan dana ketidakpastian cukup tinggi, sehingga
ke dalam perusahaan yang sehat dan baik berpotensi menciptakan perilaku investor
pengelolaannya. Fungsi utama pasar yang bermacam-macam. Para investor di
modal adalah sebagai sarana pasar modal sering menunjukkan perilaku
pembentukan modal dan akumulasi dana irasional dengan melakukan tindakan
bagi pembiayaan suatu perusahaan/ berdasarkan judgement yang jauh
emiten. Dengan demikian pasar modal menyimpang dari asumsi rasionalitas.
merupakan salah satu sumber dana bagi
pembiayaan pembangunan nasional pada Pada prinsipnya, investor yang rasional
umumnya dan emiten pada khususnya di ialah investor yang mengharapkan
luar sumber-sumber yang umum dikenal, keuntungan semaksimal mungkin dengan
seperti tabungan pemerintah, tabungan risiko tertentu atau keuntungan tertentu
masyarakat, kredit perbankan dan dengan risiko seminimal mungkin.
bantuan luar negeri. Toleransi investor terhadap risiko
berbeda-beda, seperti pada beberapa
Sementara itu, bagi kalangan masyarakat penelitian yang telah di lakukan
yang memiliki kelebihan dana dan diantaranya penelitian mengenai faktor
berminat untuk melakukan investasi, psikologi juga mempengaruhi dimana pria
hadirnya lembaga pasar modal di Indone- cenderung overconfidence di
sia menambah deretan alternatif untuk bandingkan dengan investor wanita
menanamkan dananya. Banyak jenis surat (Nofsinger, John R. 2005: 53). Bahkan
berharga (securities) dijual dipasar dalam penelitian yang dilakukan oleh Bar-
tersebut, salah satu yang diperdagangkan ber dan Odean (2001) dibursa Amerika
adalah saham. Saham perusahaan go Serikat juga memberikan bukti empiris
public sebagai komoditi investasi bahwa pria lebih berani menanggung
tergolong berisiko tinggi, karena sifatnya risiko dibandingkan wanita. Jika dilihat
yang peka terhadap perubahan- dari preferensi investor terhadap risiko,
perubahan yang terjadi baik oleh pengaruh maka prilaku investor dapat di
yang bersumber dari luar ataupun dari kelompokan menjadi investor yang risk
dalam negeri seperti perubahan dibidang seeker (menyukai risiko), investor yang
politik, ekonomi, moneter, undang-undang risk nuetrality (investor yang netral
Winda Rika Lestari dan Edi Pranyotol 693

terhadap risiko), dan investor yang risk kemungkinan ada unsur subjektivitas,
averter (menghindari risiko). Terkadang emosi dan faktor psikologis lain yang
investor yang risk seeker diakibatkan justru lebih dominan mempengaruhi
oleh keadaan psikologi dan pengetahuan reaksi itu. Jatuhnya harga saham di pasar,
yang investor miliki tentang investasi. misalnya, sering terjadi karena histeria
Sehingga investor tersebut manjadi over- masa yang berlebihan, yang tidak dapat
confidence, dan tanpa sadar melakukan dijelaskan dengan logika (Marwan Asri
kesalahan dalam berinvestasi. Overcon- dalam pengukuhan Guru Besar FE
fidence adalah perasaan percaya pada UGM).
dirinya sendiri secara berlebihan. Over-
confidence terkadang membuat investor Fendi Susanto, analis saham BNI Securi-
overestimate terhadap pengetahuan yang ties mengemukakan bahwa dalam
di miliki, underestimate terhadap risiko melakukan aktivitas transaksi jual beli
dan melebih-lebihkan kemampuan dalam saham, investor domestik cenderung
hal melakukan kontrol atas apa yang digerakkan oleh rumor daripada funda-
terjadi (Nofsinger, 2005:10). mental dan teknikal (Kompas, 14 Septem-
ber 2004). Sedangkan di sisi yang lain,
Ritter (2003) mengemukakan bahwa be- menurut Direktur Utama Trimegah
havioral finance terdiri dari dua bagian Sekuritas menilai investor domestik sudah
besar yakni psikologi kognitif dan batasan jauh lebih rasional dalam melakukan trad-
dalam melakukan arbitrasi. Dalam ing di pasar modal. Beberapa pihak juga
penelitiannya, Ritter (2003) menemukan menyimpulkan bahwa investor yang
bahwa investor di Jepang , Taiwan, dan bermain di saham di Bursa Efek Indone-
Amerika Serikat telah kehilangan banyak sia sudah semakin dewasa dan semakin
uang dalam trading karena prilaku inves- rasional, setidaknya hal tersebut dapat
tor yang irasional pada periode itu (1987- dilihat ketika menghadapi aksi teror
1988 dan 1999) saham pada periode peledakan bom di Kedubes Australia
tersebut mengalami overvalue. tanggal 9 September 2004 dan beberapa
teror bom di tempat lain. Para investor
Kent Daniel (1998) mengungkapkan hanya panik sesaat, namun perlahan
bahwa psikologi mempengaruhi perilaku kembali membaik.
investor dan harga saham. Lebih jauh
lagi, Daniel menjelaskan bahwa Adanya ketidak konsistenan dari hasil
pendekatan psikologi berkaitan dengan studi yang sudah dilakukan serta adanya
feeling, temperamen dan motivasi. perbedaan pendapat dari analis saham
Pendekatan tersebut mengungkapkan dan beberapa pihak lain yang berkaitan di
bahwa investor sebagai pelaku pasar Bursa Efek Indonesia, maka peneliti akan
memiliki feeling, temperamen dan melakukan pengkajian kembali terhadap
motivasi yang tiap saat dapat dirubah. faktor-faktor psikologi yang dapat
membentuk perilaku investor dalam
Pasar modal Indonesia yang masih relatif melakukan trading di bursa saham
muda, yang dikategorikan emerging mar- khususnya bagi investor yang berlokasi di
ket (pasar berkembang) beranggotakan Lampung serta menguji adanya
banyak pelaku pasar yang masih belajar, perbedaan faktor pembentuk perilaku
sehingga akan ditemukan banyak sekali antara investor pria dan wanita.
fakta yang membuktikan
ketidakrasionalan investor. Pasar modal Studi yang dilakukan Barber dan Odean
mungkin saja memberikan reaksi cepat (2001) memberikan bukti empiris bahwa
terhadap informasi, tetapi tidak tertutup pria lebih berani menanggung risiko dalam
694 Jurnal Ilmiah GEMA EKONOMI, Februari 2015

melakukan investasi disbanding wanita. mengamati variasi antar sampel.


Hal ini disebabkan oleh faktor psikologis Sedangkan jika ditinjau berdasarkan jenis
dimana pria lebih percaya diri disbanding data yang akan digunakan dalam
wanita (Lundeberg, Fox and Puncochar: penelitian ini maka, penelitian ini
1994). merupakan primary research, yaitu
penelitian yang menggunakan data primer
Dalam teori psikologis mengatakan atau data dikumpulkan secara langsung
bahwa seseorang akan selalu didorong oleh peneliti dari sumber data yang
oleh kebutuhan-kebutuhan dasarnya, dibutuhkan yakni dari investor pasar
yang mana terbentuk dari pengaruh modal di Lampung yang terpilih sebagai
lingkungan di mana seseorang berada responden.
atau bertempat tinggal. Faktor-faktor
psikologi dapat membentuk perilaku Peneliti melakukan proses instrumentasi
keuangan (behavioral finance) investor yaitu penyebaran kuesioner agar
dalam melakukan transaksi jual beli diperoleh instrumen yang benar-benar
saham di bursa. bisa valid dan memiliki kehandalan tinggi
(reliabel). Kuesioner adalah daftar
Berdasarkan latar belakang diatas, maka pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebelumnya yang akan responden jawab
faktor psikologi yang membentuk prilaku dalam alternatif yang didefinisikan dengan
investor di pasar modal. Kemudian jelas (Sekaran, 2006 : 82).
setelah terbentuk perilaku investor di
pasar modal akan diprediksi perilaku in- Data utama dalam penelitian ini
vestor terhadap risiko investasi (risk merupakan data primer, dimana data
seeker, risk averter). Selain itu, dikumpulkan secara langsung oleh peneliti
penelitian ini juga untuk mengetahui dari sumber data (Sudjana, 2005). Sumber
perbedaan signifikan faktor-faktor data dalam penelitian ini adalah
pembentuk perilaku antara investor pria responden, yaitu orang yang merespon
dan wanita. atau menjawab setiap pertanyaan
penelitian, baik dilakukan secara tertulis
ataupun lisan.
METODE PENELITIAN
Metode pengumpulan data yang
Penelitian ini merupakan penelitian digunakan yaitu metode survei. Metode
eksploratif (explorative research) survei adalah cara pengambilan sampel
karena berusaha mengungkapkan faktor- dengan menggunakan kuisioner sebagai
faktor penentu perilaku investor, alat pengumpulan data (Cooper&
penelitian ini juga merupakan penelitian Schindler, 2006 : 194).
penjelasan (explanatory research)
karena tujuannya adalah untuk Analisis statistik digunakan untuk
menjelaskan hubungan kausal antara menjawab permasalahan yang ada.
variabel melalui pengujian hipotesis Dalam penelitian ini alat statistik yang
(Malhotra, 2004). digunakan adalah analisis faktor, logistic
regression, dan uji independent sample
Dilihat berdasarkan dimensi waktunya, t-test. Adapun uji hipotesis yang dilakukan
penelitian ini merupakan cross sectional oleh penyusun adalah uji beda rata-rata
research (Cooper & Emory, 1996), dengan hipotesis yang diuji adalah :
karena data tentang perilaku pemodal
diambil pada saat tertentu, dimana H0 : =0 Diduga faktor psikologi
pelaksanaan penelitian dilakukan untuk
Winda Rika Lestari dan Edi Pranyotol 695

tidak membentuk prilaku investor di variabel familiarity adalah faktor


pasar modal. pembentuk yang paling dominan dalam
H1 : 0 Diduga faktor psikologi faktor kedekatan dan pengalaman,
membentuk prilaku investor di pasar dimana kedua butir (item) variabel famil-
modal. iarity membentuk faktor kedekatan dan
pengalaman. Faktor kedekatan adalah
H0 : =0 Diduga faktor psikologi faktor yang mencerminkan perilaku in-
investor tidak dapat digunakan untuk vestor yang selalu memilih tempat atau
memprediksi perilaku investor jenis investasi yang sudah dikenal.
terhadap risiko investasi (risk Sedangkan faktor pengalaman adalah
seeker, risk averter). faktor yang mencerminkan bahwa inves-
H2 : 0 Diduga faktor psikologi tor selalu menggunakan pengalaman dan
investor dapat digunakan untuk memori atas kejadian masa lalu yang
memprediksi perilaku investor dapat digunakan sebagai dasar untuk
terhadap risiko investasi (risk investasi yang lebih baik.
seeker, risk averter).
2. Faktor kedua
H0 : =0 Diduga tidak ada Faktor kedua terdiri dari tiga komponen
perbedaan signifikan faktor-faktor pembentuk faktor. Faktor yang kedua di
pembentuk perilaku antara investor beri nama faktor kenyamanan.
pria dan wanita. Pemberian nama faktor yang kedua
H3 : 0 Diduga ada perbedaan dengan nama faktor kenyamanan adalah
signifikan faktor-faktor pembentuk karena adanya keterkaitan antara
perilaku antara investor pria dan variabel-variabel yang mengelompok
wanita. dalam faktor yang kedua yaitu faktor
yang dominan dari faktor yang terbentuk
adalah faktor status quo dimana status
HASIL DAN PEMBAHASAN quo adalah perilaku investor yang tidak
mau beranjak dari posisinya karena dia
Faktor Pembentuk Perilaku Investor merasa nyaman. Hal tersebut juga
didukung dengan adanya faktor consid-
Faktor yang terbentuk dan penamaan ering the past dalam komponen pada
faktor faktor yang terbentuk. Considering the
Berdasarkan hasil pengujian dapat dilihat past adalah perilaku investor yang lebih
tujuh komponen faktor yang terbentuk mengingat kejadian yang mengakibatkan
dari 23 butir (item). Berikut ini adalah investor tersebut mendapat keuntungan
penjelasan dari masing-masing faktor atau kerugian dalam berinvestasi.
yang sudah terbentuk serta penamaan Sehingga ketika investor tersebut sudah
dari masing-masing faktor tersebut. mendapatkan keuntungan dari investasi
yang lalu maka investor akan mengingat
1. Faktor pertama hal tersebut dan tidak mau pindah atau
Faktor pertama terdiri dari 3 komponen beralih ke investasi yang lain.
pembentuk faktor. Faktor yang pertama
diberi nama faktor kedekatan dan Komponen yang membentuk faktor
pengalaman. Pemberian nama faktor kenyamanan yang lain adalah variabel
yang pertama didasari karena adanya data mining, data mining adalah
keterkaitan dari variabel-variabel yang perilaku investor yang dapat memprediksi
mengelompok dalam faktor yang pertama kejadian dimasa yang akan datang dengan
yaitu faktor kedekatan dan pengalaman, meneliti produk investasi tersebut dari
data masa lalu. Sehingga investor yang
696 Jurnal Ilmiah GEMA EKONOMI, Februari 2015

meneliti data masa lalu dan investor dalam menginvestasikan


menggunakannya sebagai pertimbangan dananya saat ini menunjukkan bahwa in-
keputusan investasi, dan ketika investasi vestor bersifat realistis dalam
yang lalu investor tersebut mendapatkan menginvestasikan dana.
keuntungan investor tersebut akan selalu
mengingat hal itu dan selanjutnya investor 5. Faktor kelima
merasa nyaman dan tidak mau beralih ke Faktor kelima terdiri dari tiga komponen
investasi yang lain. pembentuk faktor. Faktor yang kelima
diberi nama faktor kepercayaan diri dan
3. Faktor ketiga keamanan. Faktor kepercayaan diri dan
Faktor ketiga terdiri dari empat komponen keamanan adalah faktor yang terbentuk
pembentuk faktor. Faktor yang ketiga dari komponen dua butir (item) overcon-
diberi nama faktor keserakahan. fidence dan satu butir (item) mental ac-
Pemberian nama faktor yang ketiga counting. Faktor overconfidence adalah
dengan nama faktor keserakahan sikap melebih-lebihkan kemampuan dan
didasari oleh adanya keterkaitan dari pengetahuan yang dimiliki secara
variabel-variabel yang mengelompok berlebihan. Sedangkan mental account-
dalam faktor yang ketiga, yaitu meliputi ing adalah perilaku investor yang selalu
ketakutan akan investasi yang tidak menghitung keuntungan dan biaya atas
menguntungkan dan keserakahan atas investasinya. Jika dikaitkan maka dapat
investasi yang dianggap memiliki prospek ditarik kesimpulan bahwa faktor
menguntungkan. Investor akan kepercayaan diri dan keamanan adalah
menghindar atau tidak mau memilih sikap yang percaya akan kemampuan dan
investasi yang dianggapnya tidak pengetahuannya tetapi juga berhati-hati
menguntungkan, dan investor akan dalam berinvestasi dengan
mendekat atau memilih investasi yang memperhitungkan biaya dan keuntungan
dianggapnya memiliki prospek yang atas investasi yang dilakukan.
bagus.
6. Faktor keenam
4. Faktor keempat Faktor keenam terdiri dari dua komponen
Faktor keempat terdiri dari tiga komponen pembentuk faktor. Faktor yang keenam
pembentuk faktor. Faktor yang keempat diberi nama faktor orientasi laba.
diberi nama faktor realistis. Penamaan Pemberian nama faktor yang keenam
faktor keempat didasari karena adanya dengan nama faktor orientasi laba,
keterkaitan dari variabel-variabel yang didasari karena adanya keterkaitan dari
mengelompok dalam faktor yang keempat variabel-variabel yang mengelompok
yaitu faktor realistis, keterkaitan- dalam faktor yang keenam yaitu, meliputi
keterkaitan tersebut meliputi pemikiran investor cenderung menginvestasikan
investor yang realistis dimana investor dananya ke perusahaan yang memiliki
menggunakan data masa lalu produk kinerja yang bagus. Artinya investor
investasi yang akan dipilihnya sebelum berorientasi pada laba dari setiap
memutuskan untuk berinvestasi pada investasinya, selain itu risiko juga menjadi
produk investasi tersebut. Dalam tidak berarti bagi investor karena orientasi
berinvestasi investor juga dapat investor adalah laba atas investasinya.
mengendalikan diri dalam berinvestasi 7. Faktor ketujuh
dengan cara mempertimbangkan risiko Faktor ketujuh terdiri dari tiga komponen
dan keuntungan yang akan dihadapi. pembentuk faktor. Faktor yang ketujuh
Selain itu investor dalam kondisi seperti diberi nama faktor emosional. Pemberian
saat ini lebih berhati-hati dalam nama faktor ketujuh dengan nama faktor
menginvestasikan dananya. Kehati-hatian emosional didasari karena adanya
Winda Rika Lestari dan Edi Pranyotol 697

keterkaitan dari variabel-variabel yang untuk menguji apakah probabilitas


mengelompok dalam faktor ketujuh yaitu, terjadinya variabel terikat dapat di prediksi
dalam berinvestasi, keputusan investor dengan variabel bebasnya. Binary logis-
dipengaruhi oleh keadaan emosional in- tic adalah logistic regression yang
vestor. Ketika emosi investor sedang baik dependen variabelnya terdiri dari 2
maka keputusan yang diambil investor kelompok atau dua klasifikasi. dependen
menjadi benar. Sedangkan ketika emosi variabel yang dimaksud adalah perilaku
investor sedang tidak baik (badmood) investor terhadap risiko. Dalam penelitian
maka keputusan investor bisa menjadi ini, perilaku investor terhadap risiko
salah. diklasifikasikan menjadi dua yaitu inves-
Perilaku Investor terhadap Risiko tor risk seeker (menyukai risiko) dan in-
Analisis logistic regression digunakan vestor risk averter (tidak suka risiko).

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat nilai maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan
statistik Hosmer and Lomeshow Good- berarti model mampu memprediksi nilai
ness-Of-Fit sebesar 3,501 dan signifikan observasinya.
pada 0,899 atau lebih besar dari 0,05,

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat berikutnya (block 1) nilai -2LogL yaitu


penururnan -2LogL pada block 0 ke block sebesar 73,336. Dengan penurunan nilai -
1. Dimana pada block 0 nilai -2LogL yaitu 2LogL maka dapat bahwa disimpulkan
sebesar 79,498, sedangkan pada langkah model yang dihipotesiskan fit dengan
data.

Intregresi logistik diatas adalah 2. Faktor realistis mempengaruhi


1. Faktor kepercayaan diri dan probabilitas investor menjadi risk
keamanan mempengaruhi seeker lebih tinggi dibandingkan
probabilitas investor menjadi risk risk averter dengan nilai koefisien
seeker lebih tinggi dibandingkan 0,296 dan signifikan pada p<0,10
risk averter dengan nilai koefisien dengan nilai Odds ratio 1,344.
0,304 dan signifikan pada p<0,10
dengan nilai Odds ratio 1,355.
698 Jurnal Ilmiah GEMA EKONOMI, Februari 2015

Uji Independent Sample t-test sampel yang tidak berhubungan. Jika ada
Independent Sample t-test digunakan perbedaan, perilaku manakah yang
untuk mengetahui ada atau tidaknya membedakannya. Hasil uji Independent
perbedaan rata-rata antara dua kelompok Sample t-test adalah sebagai berikut:

Berdasarkan tabel 4 diatas dapat diketahui berinvestasi maupun dengan jenis


bahwa nilai signifikansi untuk keenam investasi yang dipilihnya. Rasa percaya
faktor lebih dari 0,05 sehingga Ho tidak tersebut membuat investor merasa lebih
dapat ditolak. Hal ini dapat dijelaskan tenang karena sudah berinvestasi dengan
bahwa tidak ada perbedaan keenam aman. Jadi investor akan menilai sesuatu
faktor pembentuk perilaku antara inves- berdasarkan familiarity atau sudah di
tor pria dan wanita dalam investasi pada kenal (Nofsinger, 2005:68). Penarikan
pasar modal di Lampung. Hanya ada satu kesimpulan bahwa si investor merasa
faktor yang memiliki nilai signifikansi kenal atau tidaknya dengan investasi atau
<0,05 yaitu faktor emosional. Hal ini tempat investasi yang sebelumnya yaitu
berarti bahwa emosional antara investor dengan pengalaman masa lalu. investor
pria dan wanita berbeda. Dengan menggunakan pengalaman dan memori
demikian, dapat disimpulkan bahwa atas kejadian masa lalu dapat digunakan
hipotesis keempat dalam penelitian ini investor sebagai dasar untuk berinvestasi
tidak dapat diterima, dikarenakan yang lebih baik (Nofsinger, 2005:33).
sebagian besar faktor-faktor pembentuk Hasil dari penelitian ini berbeda dengan
perilaku investor pria dan wanita tidak ada penelitian yang dilakukan oleh Rr. Iramani
perbedaan. dan Dhika Bagus (2008), dimana famil-
iarity dinilai oleh Rr. Iramani dan Dhika
Pembahasan Bagus (2008) sebagai suatu bias
Pada pembahasan akan dijelaskan penilian. Pada penelitian yang dilakukan
tentang nama faktor dan variabel oleh Dyka Bagus P. (2007) penamaan
pembentuknya dari hasil analisis faktor faktor yang terbentuk dari faktor famil-
yang telah dilakukan dan dihubungkan iarity diberi nama faktor bias penilaian.
dengan teori yang ada dari penelitian Selain itu faktor bias penilaian terbentuk
terdahulu. dari familiarity dan representative. Hal
ini mungkin dikarenakan dalam penelitian
Faktor pembentuk perilaku investor Dhika Bagus P. (2007) hanya meneliti
a. Faktor kedekatan dan pengalaman perilaku investor yang melakukan
Faktor kedekatan berkaitan dengan rasa perdagangan saham dipasar modal saja.
percaya terhadap jenis investasi ataupun
tempat berinvestasi karena investor b. Kenyamanan
merasa kenal dan tidak merasa asing Dalam berinvestasi, investor yang sudah
dengan perushaan atau tempat mendapatkan keuntungan pada investasi
Winda Rika Lestari dan Edi Pranyotol 699

yang lalu, maka investor akan merasa keuntungan meskipun dalam jumlah yang
nyaman dan enggan untuk beralih ke sama (Tilson, 2005). Investor juga akan
investasi yang lainnya dan investor tidak mengambil risiko jika produk investasi
mau keluar dari zona nyamannya (Roth, tersebut menguntungkan. Sedangkan jika
2007). Saat berinvestasi investor produk investasi tersebut tidak
menggunakan hasil dimasa lalu sebagai menguntungkan maka investor akan takut
faktor atau dasar untuk evaluasi dalam mengambil risiko (Roth,2005). Meskipun
pengambilan keputusan saat ini tidak semua produk investasi pada saat
(Nofsinger, 2005:33). Investor lebih yang lalu merugikan maka untuk
berani mengambil risiko setelah pada kedepannya produk investasi tersebut
investasi yang lalu mendapatkan akan selalu merugikan. Terkait dengan
keuntungan. Artinya orientasi investor rasa takut dan keserakahan maka inves-
terhadap risiko dipengaruhi oleh tor memilih untuk berinvestasi berdasakan
keuntungan atau kerugian atas transaksi informasi dari investor atau pihak lain
sebelumnya. Investor menemukan pola yang terkait dengan investasi yang
diluar random dengan membaca dan dilakukannya. Interaksi sosial dengan
meneliti data dimasa lalu (historical pelaku bursa dan investor lainnya dapat
data) dan menggunakannya sebagai alat mempengaruhi keputusan investor dalam
untuk memprediksi kejadian-kejadian melakukan investasi (Nofsinger, 2005:75).
dimasa yang akan datang (Roth, 2007). Hasil dari penelitian ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rr. Iramani
Jika dilihat pada hasil penelitian oleh Rr. dan Dhika Bagus (2008), dimana faktor
Iramani dan Dhika Bagus (2008) yang terbentuk dari butir (item) fear and
tentang faktor kenyamanan yang greed dan considering the past
terbentuk dari analisis faktor yang membentuk faktor keserakahan
dilakukan, maka tidak ada perbedaan menghadapi risiko. Sedangkan dalam
dengan faktor kenyamanan yang penelitian ini faktor keserakahan yang
terbentuk pada penelitian ini. Dimana terbentuk dari faktor fear and greed dan
faktor kenyamanan terbentuk dari loss aversion dan social interaction.
perilaku investor yang memiliki style Perbedaan tersebut diakibatkan oleh
tersendiri dan tidak mau merubahnya berbedanya sampel yang di teliti, dimana
karena investor merasa nyaman. Hanya dalam penelitian ini investor yang diteliti
saja pada penelitian ini faktor yang adalah investor yang berinvestasi di pasar
mendukung terbentuknya faktor modal dan memiliki investasi pada saham,
kenyamanan adalah faktor reksadana, dan obligasi sedangkan pada
berpengaruhnya data masa lalu terhadap penelitian Rr. Iramani dan Dhika Bagus
keputusan investasi, diantaranya faktor (2008) hanya meneliti investor yang
considering the past dan faktor data berinvestasi pada saham saja.
mining, dimana investor menggunakan
atau terpengaruh oleh data dan d. Realistis
pengalaman masa lalu. Faktor realisitis berkaitan dengan cara
berpikir investor yang realistis dalam
c. Keserakahan melakukan investasi pada pasar modal.
Faktor keserakahan berkaitan dengan investor cukup berhati-hati dengan
perasaan takut atas investasi yang tidak investasi yang dilakukannya. Investor
menguntungkan dan akan mendekat pada membaca data masa lalu produk investasi
investasi yang dianggap menguntungkan. sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
Investor merasakan perasaan kecewa Investor menemukan pola di luar random
jauh lebih dalam ketika mengalami dengan membaca dan meneliti data di
kerugian dari pada saat mengalami masa lalu (historical data) dan
700 Jurnal Ilmiah GEMA EKONOMI, Februari 2015

menggunakannya sebagai alat untuk berhati-hati dengan keputusan


memprediksi kejadian di masa yang akan investasinya. Terdapat kesamaan dalam
datang (Roth, 2007). Selain itu dalam penelitian yang sudah dilakukan oleh Rr.
berinvestasi investor juga dapat Iramani dan Dhika Bagus (2008) dengan
mengendalikan diri dengan cara penelitian ini, yang mana dalam faktor
mempertimbangkan risiko dan kenyaman variabel pembentuknya adalah
keuntungan yang akan dihadapi faktor overconfidence. Namun dalam
(Nofsinger 2005:97). Hasil dari penelitian penelitian Rr. Iramani dan Dhika Bagus
berbeda dengan penelitian yang dilakukan (2008) faktor kepercayaan diri hanya
oleh Rr. Iramani dan Dhika Bagus (2008). dibentuk dari variabel faktor kepercayaan
Penelitian yang dilakukan oleh Rr. diri saja. Sedangkan dalam penelitian ini
Iramani dan Dhika Bagus (2008) tidak faktor kenyamanan terbentuk selain
menggunakan self control dalam analisis faktor overconfidence namun juga dari
faktor, sedangkan dalam penelitian ini self faktor mental accounting.
control juga digunakan dalam analisis
faktor. f. Orientasi Laba
Investor menginginkan keuntungan atas
e. Kepercayaan Diri dan Keamanan investasi yang dilakukannya. Perusahaan
Faktor kepercayaan diri berkaitan dengan atau tempat dia berinvestasi kurang lebih
rasa percaya diri yang berlebihan yang juga ikut menentukan apakah investasi
ditunjukkan oleh investor dalam yang dimiliki investor akan menghasilkan
keputusan investasi. Percaya diri yang keuntungan atau tidak. Investor pada
berlebihan dapat menyebabkan investor jenis ini memiliki keyakinan bahwa
menjadi overestmate terhadap investasi yang baik adalah berinvestasi
pengetahuan dan kemampuan yang pada perusahaan yang bagus. penilaian
dimiliki, dan underestimate terhadap berdasarkan stereotypes yakni dua hal
risiko dan melebih-lebihkan kemampuan yang memiliki kualitas yang sama pasti
investor dalam melakukan kontrol atas sama (Nofsinger, 2005 : 64). Faktor
apa yang terjadi (Nofsinger, 2005:10). In- orientasi laba mengutamakan keuntungan
vestor juga mempunyai mental account- diatas segalanya. Sehingga dia harus
ing dalam pengambilan keputusan saat memilih perusahaan yang benar-benar
bertransaksi ialah investor yang memiliki kinerja yang bagus agar investasi
mempertimbangkan cost dan benefit dari yang dilakukannya menghasilkan
keputusan yang diambil (Nofsinger, keuntungan. Investor merasa risiko tidak
2005:45). Dengan seperti itu investor menjadi berarti jika sudah berinvestasi di
merasa aman dalam melakukan transaksi perusahaan yang memiliki kinerja yang
sehingga bisa meminimalkan risiko karena bagus. Berbeda dengan penelitian yang
adanya pertimbangan cost dan benefit sudah dilakukan oleh Rr. Iramani dan
yang akan diperoleh dengan keputusan Dhika Bagus (2008), faktor representa-
yang diambil misalnya risiko terjadinya tive dalam penelitian tersebut membentuk
loss dalam jumlah yang besar. faktor bias pemikiran, sedangkan dalam
Terbentuknya faktor kepercayaan diri dan penelitian ini faktor representative
keamanan pada penelitian ini membentuk faktor orientasi laba.
menunjukkan bahwa investor yang over- Perbedaan dengan penelitian yang sudah
confidence dan memiliki mental ac- dilakukan Rr. Iramani dan Dhika Bagus
counting mempunyai sikap yang berhati- (2008) karena dalam penelitian tersebut
hati dalam pengambilan keputusan hanya meneliti investor yang
investasi. Investor merasa sangat yakin menginvestasikan dananya pada saham
dengan kemampuan dan sedangkan dalam penelitian ini investor
pengetahuannya, disisi lain dia juga yang diteliti adalah investor yang memiliki
Winda Rika Lestari dan Edi Pranyotol 701

investasi saham, reksadana, obligasi. koefisien 0,296 dan signifikan pada


p<0,10 dengan nilai Odds ratio 1,344.
g. Emosional
Faktor emosional berkaitan dengan
emosional investor dalam melakukan KESIMPULAN
investasi di pasar modal. Pada saat
melakukan investasi, investor akan Berdasarkan penelitian yang telah
mengendalikan emosi dirinya. Faktor dilakukan dan dari hasil pengujian
emosi berkaitan dengan adanya emosi hipotesis yang telah dilakukan dapat
baik (goodmood) dan emosi buruk disimpulkan bahwa setelah dilakukan
(badmood) yang mempengaruhi analisis faktor dari dua puluh tiga konstruk
keputusan investor dalam melakukan awal dapat direduksi menjadi tujuh faktor
investasi dipasar modal. Emosi yang memiliki nilai kumulatif variance
merupakan bagian yang penting dalam sebesar 69,952 persen yang artinya dari
proses pengambilan keputusan- ketujuh faktor tersebut mampu
keputusan yang memiliki tingkat menjelaskan prilaku investor pasar modal
ketidakpastian yang tinggi (Nofsinger, dalam berinvestasi sebesar 69,952
2005 : 86). Apabila emosinya sedang baik persen. Faktor-faktor tersebut terdiri dari,
maka investor dapat menginvestsikan faktor kedekatan dan pengalaman, faktor
dananya dengan tepat dan baik. Investor kenyamanan, faktor keserakahan, faktor
yang awalnya tidak terpengaruh oleh in- realistis, faktor kepercayaan diri dan
vestor atau pihak lain yang terkait dengan keamanan, faktor orientasi laba, dan
investasi yang dilakukannya dapat faktor emosional.
terpengaruh ketika emosinya sedang
buruk. Untuk faktor emosional dalam Secara simultan, faktor psikologi (faktor
penelitian ini sesuai dengan penelitian Rr. pembentuk perilaku investor pasar
Iramani dan Dhika Bagus (2008). modal) dapat digunakan untuk
memprediksi jenis perilaku investor
Faktor psikologi sebagai prediktor terhadap risiko. Dalam penelitian ini,
perilaku investor terhadap risiko perilaku investor terhadap risiko
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diklasifikasikan menjadi dua yaitu inves-
yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa tor risk seeker (menyukai risiko) dan in-
faktor pembentuk perilaku investor dapat vestor risk averter (tidak suka risiko).
digunakan untuk memprediksi toleransi Berdasarkan analisis binary logistic
investor dalam menghadapi risiko. pada level signifikansi Hosmer And
Lemeshow’s Goodness Of Fit Test
Dari hasil analisis menggunakan binary sebesar 5%, maka diperoleh hasil bahwa
logistic didapatkan bahwa dari ketujuh Ho diterima atau faktor psikologi (faktor
faktor pembentuk perilaku yang memiliki pembentuk perilaku investor) dapat
pengaruh signifikan sebagai prediktor digunakan untuk memprediksi
perilaku investor terhadapa risiko adalah probabilitas perilaku investor menghadapi
faktor kepercayaan diri dan keamanan risiko dengan tingkat signifikan 0,899
mempengaruhi probabilitas investor (>0,05). Dari ketujuh faktor tersebut
menjadi risk seeker lebih tinggi ternyata yang memiliki pengaruh dan
dibandingkan risk averter dengan nilai signifikan pada p p<0,10 adalah faktor
koefisien 0,304 dan signifikan pada p<0,10 kepercayaan diri dan keamanan,
dengan nilai Odds ratio 1,355. Selain itu mempengaruhi probabilitas investor
faktor realistis mempengaruhi probabilitas menjadi risk seeker lebih tinggi
investor menjadi risk seeker lebih tinggi dibandingkan risk averter dengan nilai
dibandingkan risk averter dengan nilai koefisien 0,304 dan signifikan pada
702 Jurnal Ilmiah GEMA EKONOMI, Februari 2015

p<0,10 dengan nilai Odds ratio 1,355. Ghozali, M.com, Akt 2006. “ Aplikasi
Faktor realistis mempengaruhi Multivariate Lanjutan Dengan
probabilitas investor menjadi risk seeker Program SPSS”. Badan
lebih tinggi dibandingkan risk averter Penerbit Universitas
dengan nilai koefisien 0,296 dan signifikan Diponegoro.
pada p<0,10 dengan nilai Odds ratio
1,344. Hair, joseph F., Rilph F. Anderson, Ronald
L. Tahtam dan william C.
Berdasarkan hasil uji independent Black, 2006. Multivariate
sample t-test dapat diketahui bahwa nilai Data Analysis. Sixth Edition.
signifikansi untuk keenam faktor lebih dari New Jersey. Prentice-Hall inc.
0,05 sehingga Ho tidak dapat ditolak. Hal
ini dapat dijelaskan bahwa tidak ada Malhotra. 2004. Marketing Research .
perbedaan faktor pembentuk perilaku 5th Edition. Pearson Prentice
antara investor pria dan wanita dalam Hall
transaksi saham pada pasar modal di
Lampung. Dengan demikian, dapat Nofsinger, Jhon R. 2005. Psychologi of
disimpulkan bahwa hipotesis keempat Investing. Secon Edition. New
dalam penelitian ini tidak dapat diterima, Jersey. Precentice-Hall Inc.
dikarenakan faktor-faktor pembentuk
perilaku investor pria dan wanita tidak ada Ritter, Jay R. 2003. “Behavioral Finance”.
perbedaan. Pasific-Basin Finance Jour-
nal Vol 11, pp 429-437.
Saran yang dapat diberikan adalah,
perusahaan Sekuritas sebaiknya Rr. Iramani dan Dhyka Bagus Permana.
mengetahui faktor-faktor psikologi yang 2008. “Faktor-faktor Penentu
paling dominan pada investor, sehingga Perilaku Investor Dalam
dapat melakukan pendekatan yang baik Transaksi Saham di Surabaya”
pada investor dan dapat menawarkan The Journal of Economics.
produk investasi yang sesuai aspek Pasca Sarjana. STIE Perbanas
psikologi investor yang mempengaruhinya Surabaya.
dalam melakukan investasi.
Roth, Allan S. 2007. Behavioral finanace.
Article Wealth Logic, LLC
DAFTAR PUSTAKA (http://DareToBeDull.com,
diakses 13 juni 2006)
Abdul Halim. 2005. Analisis Investasi.
Edisi Kedua. Salemba Empat. Sekaran, Uma. 2003. Research Methods
Jakarta. For Bussines. Fourth edition.
New York. Jhon willey & Sons
Cooper, Donald R., dan Pamela S. Inc.
Schindler. 2006. Metode Riset
Bisnis, Vol 2, Edisi ke-9 : 8-9 Sudjana. 2005. Metode Statistika.
Bandung : Penerbit Tarsito
Eduardus Tandelilin. 2001. Analisis
Investasi dan Manajemen Tilson, Whitney. 2005. Applying Behvioral
Portfolio. Edisi Pertama. Finance to Value Investing.
BPFE. Yogyakarta. Artikel T2 Partner LLC (http://
www.T2 PartnersLLC.com,
diakses 27 april 2007)

Anda mungkin juga menyukai