INVESTASI
“Perilaku Keuangan Dan Analisis Teknis”
DISUSUN OLEH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan petunjukNya dalam penyelesaian makalah tugas Teori Portofolio dan Analisis
Investasi dengan judul “Perilaku Keuangan Dan Analisis Teknis”.
Makalah “Perilaku Keuangan Dan Analisis Teknis”.ini adalah salah satu tugas Mata
Kuliah Teori Portofolio dan Analisis Investasi sebagai pengetahuan dan nilai untuk
mahasiswa. Terselesaikannya makalah ini adalah berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh
karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Dr. Anggita Langgeng W , S.E.,M.Si, Ak.,C.A, Cselaku Dosen Mata Kuliah Akuntansi
Keuangan Menengah I.
2. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari kemungkinan adanya kekurangan ataupun kesalahan dalam
penyusunan makalah ini untuk itu penulis harapkan saran dan kritik dalam rangka
penyempurnaannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kritik Perilaku................................................................................. 3
B. Analisis Teknis dan Perilaku Keuanagan........................................ 7
A. Kesimpulan ..................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................ 11
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. Perilaku keuangan atau yang kita kenal dengan
personal financial management behavior merupakan bidang ilmu yang relatif baru
dibandingkan bidang ilmu yang lainnya. Hal ini berkaitan langsung dengan
dengan perilaku konsumsi masyarakat Indonesia. Tidak sedikit sebagian dari
mereka yang berpikir jangka pendek, sehingga individu yang berpendapatan
cukup pun masih mengalami masalah keuangan karena perilaku. Naila Al
Kholilah (2013) menyatakan personal financial management behavior adalah
kemampuan seseorang dalam mengatur (perencanaan, penganggaran,
pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian, dan penyimpanan) dana
keuangan sehari-hari. Artinya perilakuan keuangan ini mengkombinasikan teori
keuangan dan hukum ekonomi serta psikologi. Personal financial management
behaviorakan dipengaruhi oleh faktor-faktor penentu sebagai acuan yaitu adanya
pengenalan ilmu pengetahuan yang memadai, sikap keuangan dalam
membelanjakannya, serta kontrol pendapatan sebagai pengendali dari sikap dan
kecerdasan. Ketiga faktor tersebut sudah berkesinambungan yang satu dengan
yang lain. Edukasi keuangan kurang berkembang dan jarang ditemui baik
dilembaga akademik maupun non akademik.Dalam mewujudkan misi dan visi
instansi, maka sudah sepantasnya selaku individu yang terlibat untuk
meningkatkan diri yaitu dengan pengetahuan dan sikap. 3 Bahkan pendapatan atau
Income sesorang juga ikut mempengaruhi bagaimana Personal financial
Management Behavior.
C. Untuk menunjukan personal financial
management behavior, individu juga harus merasa bahwa informasi yang
pentingdan relevan bagi mereka adalah memungkinkan mereka untuk membuat
perbedaan dalam hasil yang akan dicapai. Individu tidak dapat mengendalikan
sumber pengetahuan mereka atau sumber keuangan (income). Kecuali mereka
merasa bahwa mereka yang mengendalikan sendiri nasib keuangan
mereka.Menurut John J. Wild (2003) Income disini adalah nilai maksimum yang
1
dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam periode dengan mengharapkan keadaan
yang sama.
D. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui
seberapa besarnya pengaruh dari financial literacy, financial attitude, dan Income
pada anggota Pensiun BRI Padangterhadap personalfinancial management
behavior. Terlihat dari faktanya, seluruh anggota koperasi mendapat porsi
pengetahuan tentang keuangan sebagai alumni perbankan, dan memiliki sikap
keuangan yang terkendali dengan didorong 7 pengalaman diusia sangat matang
serta melihat bagaimana pengendalian diri setiap anggota ataupun bagaimana
seorang anggota itu mengelola dan mendapatkan pendapatan baik itu dari
membuka usaha kecil menengah, berinvestasi, valuta asing, pendapatan bunga
ataupun keuntungan lainnya yang buah dari kejelian anggota melihat peluang.
Dari ketiga variabel tersebut, penulis meneliti variabel mana yang paling
berpengaruh terhadap perilaku mengatur keuangan anggota koperasi. Oleh karena
itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Financial
literacy, Financial Attitude, dan Income terhadap Personal Financial Management
Behavior”
E.
F. RUMUSAN MASALAH
G. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kritik Perilaku
Tentu, adanya investor yang tak rasional dengan sendirinya tidak akan
cukup mengubah pasar modal yang tidak efisien. Jika ketidakrasionalan tersebut
meme harga, maka pelaku arbitrase bermata tajam yang mengambil keuntungan
dari kesen untung diduga akan mendorong harga kembali ke nilainya yang pas.
Sehingga, taraf kedu dari kritik perilaku adalah bahwa pada praktiknya tindakan
pelaku arbitrase tersebut terhad dan sehingga tidak cukup untuk mendorong harga
menyesuaikan nilai intrinsiknya.
Taraf dari pendapat ini penting. Hampir setiap orang sepakat bahwa jika
harganya tena (yakni, harga = nilai intrinsik), maka tidak ada kesempatan untung
yang mudah. Namun kebalikannya belum tentu benar. Jika ahli perilaku benar
mengenai keterbatasan aktivitas arbitrase, maka tidak adanya kesempatan untung
tidak serta-merta menyatakan bahwa pasar efisien. Kami telah menekankan bahwa
kebanyakan uji mengenai hipotesis pasar efisien telah befokus pada adanya
kesempatan untung, yang seringkali tercermin di dalam kinerja manajer uang.
Namun kegagalannya atas strategi investasi pasif yang dijalankan secara
sistematis tidak perlu menyatakan bahwa pasar dalam kenyataannya efisien.
3
Kami akan memulai rangkuman kami mengenai kritik perilaku beserta
taraf pertama pendapat, yang mensurvei sampel berupa kesalahan pengolahan
informasi yang dibongkar oleh psikolog di bidang lain. Kemudian kami
membahas beberapa ketidakrasionalan perilaku yang terlihat menggolongkan
pengambil kebijakan. Terakhir, kami mengamati keterbatasan aktivitas arbitrase,
dan menyimpulkan dengan penilaian sementara mengenai masukan dari
perdebatan perilaku.
a. Proses informasi
b. Perilaku Menyimpang
4
Bahkan jika proses informasinya sempurna, banyak studi menyimpulkan
bahwa seseorangal cenderung mengambil keputusan yang kurang rasional melalui
informasi tersebut, Perill menyimpang ini sangat memengaruhi bagaimana
investor menyusun pertanyaan mengena risiko terhadap imbal hasil, dan
kemudian membuat pertukaran risiko-imbal hasil.
c. Keterbatasan Arbitrase
5
praktiknya, beberapa faktor membatasi kemampuan mengambil untung dari
kesalahan harga.
6
Sesorang investor, kami perduli dengan munculnya kesempatan yang
menguntungkan. Penjelasan perilaku dan kejanggalan pasar efesien tidak
memberikan pentunjuk mengenai bagaimana memanfaatkan ketidakrasionalan.
Bagi investor, pertanyaanya masih mengenai apakah terdapat uang yang
dihasilkan dari kesalahan harga dan literatur begitu bergeming pada poin ini.
Akan tetapi seperti yang kami tekanan di atas, salah satu implikasi penting
dari hipotesis pada pasar efisien adalah harga sekuritas yang berperan sebagai
pentunjuk yang dapat dipercaya terhadap alokasi modal riil. Jika harganya kacau
maka pasar modal akan memberi sinyal yang keliru berupa perekonomian yang
mengalokasikan sumber daya terbaik. Pada dimensi krusial ini, kritik perilaku dari
hipotesis pada efisien tertentu tidak bergantung pada implikasi akan strategi
investasi.
7
Sebagai contoh, salah satu kecenderungan perilaku yang terbukti paling
baik adalah pengaruh disposisi (disposition effect), yang mengacu pada
kecenderungan investor untuk tetap kehilangan investasi. Perilaku investor terlihat
enggan untuk menyadari kerugian. Pengaruh disposisi ini dapat mendorong pada
pergerakan harga saham bahkan jika nilai pokoknya mengikuti jalur acak. Fakta
bahwa permintaan dari “investor disposisi” akan saham perusahaan bergantung
pada riwayat harga dari saham tersebut berarti bahwa harga mendekati nilai
pokokya saja antar waktu, sejalan dengan motivasi inti dari analisis teknis.
Banyak analisis teknis yang mencoba mengungkap tren harga pasar. Hal
ini dalam hakekatnya merupakan pencarian akan momentum. Momentum bias
jadi mutlak, dalam kasus pencarian akan tren harga yang menaik, maupun
relative, dalam kasus analisis berinvestasi pada satu sector terhadap lainnya (atau
bahkan mengambil posisi lama-singkat di dua sector).
Teori Dow kakek dari analisis adalah teori Dow (Dow Theory), dinamai
setelah penciptanya Charles Dow (yang membuat The Wall Strett Journal).
Kebanyakan metode yang lebih canggih secara teknis saat ini merupakan varian
yang sangat utama dari pendekatan Dow.
8
1. Tren Primer , merupakan pergerakan harga jangka panjang, yang
berlangsung dari beberapa bulan hingga beberapa tahun.
Indikator Sentimen
9
Trin = Volume penrunan/angka penurunan
Volume peningkatan / angka peningkatan
Rasio put/call merupakan rasio dari put yang beredar terhadap call option
yang beredar. Call option memberikan investor hak untuk membeli saham dengan
harga “tawaran” yang tetap dan menjadi sarana untuk bertaruh pada kenaikan
harga saham. Put option merupakan memberi hak untuk menjual saham dengan
harga tetap sehingga menjadi sarana untuk bertaruh ada penurunan harga saham.
Investor yang bertentangan meyakini bahwa aktu baik untuk emmbeli adalah
ketika seluruh pasar geram karena harga saham kemudian terlalu tertekan. Merek
menggunakan kenaikan rasio put /call sebagai sinyal kesempatan membeli.
Peringatan
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adanya investor yang tak rasional dengan sendirinya tidak akan cukup
mengubah pasar modal yang tidak efisien. Jika ketidakrasionalan tersebut meme
harga, maka pelaku arbitrase bermata tajam yang mengambil keuntungan dari
kesen untung diduga akan mendorong harga kembali ke nilainya yang pas.
Kesalahan pemrosesan informasi dapat membawa investor pada kekeliruan akan
probabilitas sebenarnya dari kemungkinan kejadian atau tingkat imbal hasil yang
berkaitan. Bahkan jika proses informasinya sempurna, banyak studi
menyimpulkan bahwa seseorangal cenderung mengambil keputusan yang kurang
rasional. Perdagangan investor yang mencari keuntungan akan memperbaiki
kesalahan harga. Secara lebih mendasar, yang lain tidak menyakinkan bahwa
literatur janggal secara keseluruhan merupakan tuduhan yang meyakinkan
mengenai hipotesis pasar efisien. Ketika indeks harga “menembus bahu kanan”-
tiknik pemicu teknis- diyakini menjadi makin rendah , dan inilah waktunya untuk
11
menjual saham. Selain itu kita juga harus bisa menilai aturan dagang, misalnya
seperti terlihat masuk akal belum sebelum mengamati data.
B. SARAN
12
DAFTAR PUSTAKA
13
14