Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS

INVESTASI
“Perilaku Keuangan Dan Analisis Teknis”

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas

Mata Kuliah Teori Portofolio dan Analisis Investasi

Dosen Pengampu : Dr. Anggita Langgeng W, S.E., M.Si, Ak., C.A.,

DISUSUN OLEH

SITI WAFIROH (1703101024)

DWI INDAH SETIOWATI (1703101034)

ALVIAN DWI PRIYAMA ( 1703101124)


INGGAR DWI HERLINAWATI (1703101044P)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PGRI MADIUN


2018/2019KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan petunjukNya dalam penyelesaian makalah tugas Teori Portofolio dan Analisis
Investasi dengan judul “Perilaku Keuangan Dan Analisis Teknis”.

Makalah “Perilaku Keuangan Dan Analisis Teknis”.ini adalah salah satu tugas Mata
Kuliah Teori Portofolio dan Analisis Investasi sebagai pengetahuan dan nilai untuk
mahasiswa. Terselesaikannya makalah ini adalah berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh
karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Dr. Anggita Langgeng W , S.E.,M.Si, Ak.,C.A, Cselaku Dosen Mata Kuliah Akuntansi
Keuangan Menengah I.
2. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari kemungkinan adanya kekurangan ataupun kesalahan dalam
penyusunan makalah ini untuk itu penulis harapkan saran dan kritik dalam rangka
penyempurnaannya.

Madiun, 05 Januari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Kritik Perilaku................................................................................. 3
B. Analisis Teknis dan Perilaku Keuanagan........................................ 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................... 11

B. Saran ................................................................................................ 11

Daftar Pustaka ............................................................................................ 12


ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. Perilaku keuangan atau yang kita kenal dengan
personal financial management behavior merupakan bidang ilmu yang relatif baru
dibandingkan bidang ilmu yang lainnya. Hal ini berkaitan langsung dengan
dengan perilaku konsumsi masyarakat Indonesia. Tidak sedikit sebagian dari
mereka yang berpikir jangka pendek, sehingga individu yang berpendapatan
cukup pun masih mengalami masalah keuangan karena perilaku. Naila Al
Kholilah (2013) menyatakan personal financial management behavior adalah
kemampuan seseorang dalam mengatur (perencanaan, penganggaran,
pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian, dan penyimpanan) dana
keuangan sehari-hari. Artinya perilakuan keuangan ini mengkombinasikan teori
keuangan dan hukum ekonomi serta psikologi. Personal financial management
behaviorakan dipengaruhi oleh faktor-faktor penentu sebagai acuan yaitu adanya
pengenalan ilmu pengetahuan yang memadai, sikap keuangan dalam
membelanjakannya, serta kontrol pendapatan sebagai pengendali dari sikap dan
kecerdasan. Ketiga faktor tersebut sudah berkesinambungan yang satu dengan
yang lain. Edukasi keuangan kurang berkembang dan jarang ditemui baik
dilembaga akademik maupun non akademik.Dalam mewujudkan misi dan visi
instansi, maka sudah sepantasnya selaku individu yang terlibat untuk
meningkatkan diri yaitu dengan pengetahuan dan sikap. 3 Bahkan pendapatan atau
Income sesorang juga ikut mempengaruhi bagaimana Personal financial
Management Behavior.
C. Untuk menunjukan personal financial
management behavior, individu juga harus merasa bahwa informasi yang
pentingdan relevan bagi mereka adalah memungkinkan mereka untuk membuat
perbedaan dalam hasil yang akan dicapai. Individu tidak dapat mengendalikan
sumber pengetahuan mereka atau sumber keuangan (income). Kecuali mereka
merasa bahwa mereka yang mengendalikan sendiri nasib keuangan
mereka.Menurut John J. Wild (2003) Income disini adalah nilai maksimum yang
1
dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam periode dengan mengharapkan keadaan
yang sama.
D. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui
seberapa besarnya pengaruh dari financial literacy, financial attitude, dan Income
pada anggota Pensiun BRI Padangterhadap personalfinancial management
behavior. Terlihat dari faktanya, seluruh anggota koperasi mendapat porsi
pengetahuan tentang keuangan sebagai alumni perbankan, dan memiliki sikap
keuangan yang terkendali dengan didorong 7 pengalaman diusia sangat matang
serta melihat bagaimana pengendalian diri setiap anggota ataupun bagaimana
seorang anggota itu mengelola dan mendapatkan pendapatan baik itu dari
membuka usaha kecil menengah, berinvestasi, valuta asing, pendapatan bunga
ataupun keuntungan lainnya yang buah dari kejelian anggota melihat peluang.
Dari ketiga variabel tersebut, penulis meneliti variabel mana yang paling
berpengaruh terhadap perilaku mengatur keuangan anggota koperasi. Oleh karena
itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Financial
literacy, Financial Attitude, dan Income terhadap Personal Financial Management
Behavior”
E.
F. RUMUSAN MASALAH

a. Jelaskan pengertian kritik perilaku?


b. Jelaskan analis teknis dan perilaku keuangan ?

G. TUJUAN

a. Untuk mengetahui pengertian kritik perilaku.

b. Untuk mengetahui analisis teknis dan perilaku keuangan

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Kritik Perilaku

Istilah perilaku keuangan (behavioral finance) merupakan teori keuang,


mengabaikan bagaimana orang-orang di dunia nyata mengambil keputusan di
perbedaan. Bertambahnya jumlah ekonom telah mulai menafisrkan literatur
sejalan dengan beberapa "ketidakrasionalan yang terlihat menggolongkan sese
mengambil keputusan yang rumit. Ketidakrasionalan ini terbagi menjadi dua
besar: pertama, investor yang tidak selalu mengolah informasi dengan benar dan
menyimpulkan distribusi probabilitas yang salah mengenai tingkat imbal hasil di
mad dan kedua, bahkan dengan distribusi probabilitas imbal hasil, mereka sering
keputusan yang tidak konsisten atau secara sistematis kurang optimal.

Tentu, adanya investor yang tak rasional dengan sendirinya tidak akan
cukup mengubah pasar modal yang tidak efisien. Jika ketidakrasionalan tersebut
meme harga, maka pelaku arbitrase bermata tajam yang mengambil keuntungan
dari kesen untung diduga akan mendorong harga kembali ke nilainya yang pas.
Sehingga, taraf kedu dari kritik perilaku adalah bahwa pada praktiknya tindakan
pelaku arbitrase tersebut terhad dan sehingga tidak cukup untuk mendorong harga
menyesuaikan nilai intrinsiknya.

Taraf dari pendapat ini penting. Hampir setiap orang sepakat bahwa jika
harganya tena (yakni, harga = nilai intrinsik), maka tidak ada kesempatan untung
yang mudah. Namun kebalikannya belum tentu benar. Jika ahli perilaku benar
mengenai keterbatasan aktivitas arbitrase, maka tidak adanya kesempatan untung
tidak serta-merta menyatakan bahwa pasar efisien. Kami telah menekankan bahwa
kebanyakan uji mengenai hipotesis pasar efisien telah befokus pada adanya
kesempatan untung, yang seringkali tercermin di dalam kinerja manajer uang.
Namun kegagalannya atas strategi investasi pasif yang dijalankan secara
sistematis tidak perlu menyatakan bahwa pasar dalam kenyataannya efisien.

3
Kami akan memulai rangkuman kami mengenai kritik perilaku beserta
taraf pertama pendapat, yang mensurvei sampel berupa kesalahan pengolahan
informasi yang dibongkar oleh psikolog di bidang lain. Kemudian kami
membahas beberapa ketidakrasionalan perilaku yang terlihat menggolongkan
pengambil kebijakan. Terakhir, kami mengamati keterbatasan aktivitas arbitrase,
dan menyimpulkan dengan penilaian sementara mengenai masukan dari
perdebatan perilaku.

a. Proses informasi

Kesalahan pemrosesan informasi dapat membawa investor pada kekeliruan


akan probabilitas sebenarnya dari kemungkinan kejadian atau tingkat imbal hasil
yang berkaitan. Beberapa penyimpangan tersebut telah diungkap. Berikut
merupakan empat di antaranya yang lebih penting.

Kesalahan Peramalan Serangkaian percobaan oleh Kahneman dan Tversky


menyatakan bahwa orang-orang memberi terlalu banyak bobot pada pengalaman
saat ini dibandingkan kepercayaan sebelumnya ketika melakukan peramalan
(terkadang disebut kekeliruan iriga dan cenderung melakukan peramalan yang
terlalu ekstrim dengan ketidakpastian yang malekat.

Kepercayaan Berlebih Orang-orang cenderung menilai lebih ketepatan dari


keyakinan atau peramalannya, dan mereka cenderung menilai lebih
kemampuannya. Pada suatu survei yang terkenal, 90% sopir di Swedia
memeringkat diri mereka sendri sebagai sopir yang lebih baik dari rata-rata.
Kepercayaan berlebih seperti itu barangkali bertanggung jawab atas manajemen
investasi aktif terhadap pasif-kejanggalan terhadap pengikut hipotesis pasar
efisien. Di samping bertambahnya kepopuleran pengindeksan, hanya sekitar 10%-
15% dari ekuitas di industri reksa dana yang dipegang dalam perhitungan indeks.
Dominansi manajemen aktif dalam menghadapi rendahnya kinerja strategi
tersebut (perhatikan kinerja yang umumnya mengecewakan dari reksa dana yang
dikelola secara aktif yang diulas pada Bab 4 beserta bab sebelumnya) sejalan
dengan kecenderungan untuk menilai lebih kemampuan.

b. Perilaku Menyimpang

4
Bahkan jika proses informasinya sempurna, banyak studi menyimpulkan
bahwa seseorangal cenderung mengambil keputusan yang kurang rasional melalui
informasi tersebut, Perill menyimpang ini sangat memengaruhi bagaimana
investor menyusun pertanyaan mengena risiko terhadap imbal hasil, dan
kemudian membuat pertukaran risiko-imbal hasil.

Penyusunan Keputusan terlihat dipengaruhi oleh bagaimana pilihan disusun


(framedi Sebagai contoh, seseorang akan menolak tawaran ketika diajukan dalam
bentuk risik.. yang menyelimuti keuntungan yang mungkin tetapu menerima
tawaran yang sama ketika digambarkan dalam bentuk risiko yang menyelimuti
potensi kerugian. Dengan kata lain seseorang akan bertindak enggan risiko dalam
hal keuntungan tetapi mencari risiko dalam hal kerugian. Namun dalam banyak
kasus, pilihan mengenai bagaimana menyusun spekulasi yang berisiko---yang
melibatkan keuntungan maupun kerugian-bisa berubah-ubah.

Mental Hitung Mental hitung (mental accounting) merupakan bentuk khusus


dari susunan di mana orang-orang memisahkan keputusan pasti. Sebagai contoh,
investor akan mengambil banyak risiko dengan transaksi investasi, namun
membangun posisi yang sangat konservatif dengan transaksi lain yang
didekasikan untuk pendidikan anaknya. Secara rasional, akan lebih baik untuk
melihat kedua transaksi sebagai bagian dari seluruh portofolio investor dengan
profil risiko-imbal hasil dari masing-masing yang terintegrasi dalam kerangka
yang bersatu. Statman berpendapat bahwa mental hitung sejalan dengan beberapa
preferensi tidak rasional investor untuk saham dengan tingginya dividen tunai
(mereka merasa bebas untuk membelanjakan pendapatan dividen, namun tidak
akan memasukkannya ke dalam modal" dengan menjual beberapa andil dari
saham lain dengan total tingkat imbal hasil yang sama) dan dengan
kecenderungan untuk kehilangan posisi saham yang terlalu lama.

c. Keterbatasan Arbitrase

Penyimpangan perilaku tidaklah masalah dalam menentukan harga saham jika


pelaku arbitrase rasional dapat seutuhnya memanfaatkan kesalahan perilaku
investor. Perdagangan investor yang mencari keuntungan akan memperbaiki
kesalahan harga. Akan tetapi, penganjuran perilaku berpendapat bahwa pada

5
praktiknya, beberapa faktor membatasi kemampuan mengambil untung dari
kesalahan harga.

Risiko pokok anggaplah bahwa saham IMB terlalu murah. Membelinya


memberikan kesempetan untung, tetapi jarang bebas risiko, karena pasar yang
dikira terlalu murah makin memburuh. Biaya implementasi memanfaatkan harga
yang terlalu mahal bisa jadi menyulitkan. Penjualan singkat sekuritas memerlukan
biaya penjual singkat harus kembali meminjamkan sekuritas dengan sedikit
pemberitahuan, membawa ketidakpastian penjual singkat di masa datang investor
lain semisal manajer reksa dana atau banyak pensiunan menghadapi batasan ketat
atas kebijaksanaan.

Risiko model seseorang harus selaluk kwatir bahwa kesempatan keuntungan


yang ada lebih nyata dari kenyataan. Tentunya anda sedang menggunakan model
yang cacat untuk menilai sekuritas dan harga sesungguhnya benar. Kesalahan
harga akan membuat posisi tawar yang baik namun masih berisiko yang
membatasi tingkat di mana hal akan dikejar.

d. Keterbatasan Arbitrase dan Hukum Satu Harga

Ketika sesorang memperdebatkan implikasi dari banyaknya kejanggalan


literatur tentunya Hukum Satu Harga (mengusulkan bahwa aset yang efektif mirip
seharusnya memiliki harga yang sama) seharusnya dipenuhi di pasar nasonal.
Namun terdapat beberapa contoh dimana hukum tampaknya telah dilanggar. Lee
Shleifer dan Thaler berpandapatan bahwa pola diskonto dan premi pada dana
ujung akhir didorong oleh perubahan sentimen investor.

Mereka menekankan bahwa diskonto di berbagai dana bergerak bersama dan


berkolerasi dengan imbal hasil saham kecil, yang menunjukkan bahwa seluruhnya
dipengaruhi oleh variasi biasa di dalam sentimen. Sesorang akan
mempertimbangakan membeli dana yang dijual pada diskonto nilai aset neto dan
menjual dagangan tersebut dengan premi.

e. Menilai Kriteria pelaku

6
Sesorang investor, kami perduli dengan munculnya kesempatan yang
menguntungkan. Penjelasan perilaku dan kejanggalan pasar efesien tidak
memberikan pentunjuk mengenai bagaimana memanfaatkan ketidakrasionalan.
Bagi investor, pertanyaanya masih mengenai apakah terdapat uang yang
dihasilkan dari kesalahan harga dan literatur begitu bergeming pada poin ini.

Akan tetapi seperti yang kami tekanan di atas, salah satu implikasi penting
dari hipotesis pada pasar efisien adalah harga sekuritas yang berperan sebagai
pentunjuk yang dapat dipercaya terhadap alokasi modal riil. Jika harganya kacau
maka pasar modal akan memberi sinyal yang keliru berupa perekonomian yang
mengalokasikan sumber daya terbaik. Pada dimensi krusial ini, kritik perilaku dari
hipotesis pada efisien tertentu tidak bergantung pada implikasi akan strategi
investasi.

Secara lebih mendasar, yang lain tidak menyakinkan bahwa literatur


janggal secara keseluruhan merupakan tuduhan yang meyakinkan mengenai
hipotesis pasar efisien. Fama menekankan bahwa kejanggalan ini tidak sejalan
dalam hal dukungannya terhadap salah satu jenis ketidakrasionalan terhadap
lainnya.

Perilaku keuangan masih relatif baru. Kritiknya akan rasionalitas penuh


dalam pengambilan keputusan investasi diterima baik, namun tingkatan di mana
keterbatasan rasionalitas memengaruhi harga aset masih konvensional. Investor
yang tanggap akan potensi perangkap dalam pengolahan informasi dan
pengambilan keputusan yang terlihat menggolongkan pandangan sebaiknya
mampu menghindari kesalahan tersebut.

B. Analisis Teknis dan Perilaku Keuangan

Analisis teknis bermaksud untuk memanfaatkan pola harga saham yang


berulang dan dapat diramalkan demi membentuk kinerja investasi yang lebih
besar. Para teknisi tidak menyangkal nilai dari informasi pokok, tetapi menyakini
bahwa harga dengan bertahap hanya mendekati nilai instriksinya. Sewaktu
pokoknya bergeser, pedagang yang cerdik dapat memanfaatkan penyesuaiannya
pada keseimbangan baru.

7
Sebagai contoh, salah satu kecenderungan perilaku yang terbukti paling
baik adalah pengaruh disposisi (disposition effect), yang mengacu pada
kecenderungan investor untuk tetap kehilangan investasi. Perilaku investor terlihat
enggan untuk menyadari kerugian. Pengaruh disposisi ini dapat mendorong pada
pergerakan harga saham bahkan jika nilai pokoknya mengikuti jalur acak. Fakta
bahwa permintaan dari “investor disposisi” akan saham perusahaan bergantung
pada riwayat harga dari saham tersebut berarti bahwa harga mendekati nilai
pokokya saja antar waktu, sejalan dengan motivasi inti dari analisis teknis.

Penyimpangan perilaku mungkin juga sejalan dengan penggunaan data


volum oleh analisis teknis. Ciri perilaku penting yang tertera diatas adalah
kepercayaan berlebih, kecenderungan sistematis untuk menilai lebih kemampuan
seseorang. Terakhir, para teknisi menyakini bahwa asas pasar dapat digelisahkan
oleh faktor perilaku atau ketidakrasional, yang terkadang disebut variabel
sentimen. Sedikit banyaknya fluktuasi harga acak akan mengiringi tren harga
pokok, yang menciptakan kesempatan untuk memanfaatkan perbaikan sewaktu
fluktuasi tersebut menghilang. Kotak terdekat menjelajahi hubungan diantara
analisis teknis dengan perilaku keuangan.

Tren dan Pembenahan

Banyak analisis teknis yang mencoba mengungkap tren harga pasar. Hal
ini dalam hakekatnya merupakan pencarian akan momentum. Momentum bias
jadi mutlak, dalam kasus pencarian akan tren harga yang menaik, maupun
relative, dalam kasus analisis berinvestasi pada satu sector terhadap lainnya (atau
bahkan mengambil posisi lama-singkat di dua sector).

Teori Dow kakek dari analisis adalah teori Dow (Dow Theory), dinamai
setelah penciptanya Charles Dow (yang membuat The Wall Strett Journal).
Kebanyakan metode yang lebih canggih secara teknis saat ini merupakan varian
yang sangat utama dari pendekatan Dow.

Teori Dow mengemukakan tiga kekuatan yang secara serempak


memengaruhi harga saham :

8
1. Tren Primer , merupakan pergerakan harga jangka panjang, yang
berlangsung dari beberapa bulan hingga beberapa tahun.

2. Tren menengah atau sekunder diakibatkan oleh simpangan harga jangka


pendek dari garis tren dasarnya. Simpangan ini dihilangan melalui
pembenahan ketika harga kembali nilai trennya.

3. Tren minor atau tertier merupakan fluktuasi harian yang pengaruhnya


kecil.

Rata-rata bergerak Rata-rata bergerak dari indeks saham merupakan


rata-rata tingkat indeks terhadap rentang waktu tertentu.

Lebar pasar merupkan ukuran dari tingkatan di mana pergerakan di pasar


indeks dicerminkan secara luas di dialam pergerakan hrga seluruh saham di pasar.
Ukuran paling umum dari luas adalah sebaran antara jumlah saham yang naik dan
turun harganya. Jika kenaikan angka menurun dengan marjin yang lebar, maka
pasar dipandang lebih kuat karena tersebar. Angka – angka ini dilaporkan di dalam
The Wall Street Journal .

Kemudian untuk mengumpulkan data yang lebar setiap hari,Lebar


Gabungan diperoleh dengan menambahkan kenaikan (atau penurunan) bersih
dengan total hari sebelumnya. Arah dari runtut gabungan ini kemudian
digabungkan untuk membedakan tren pasar besar.

Indikator Sentimen

Volume pasar terkadang digunakan untuk mengukur kekuatan naik


turunnya pasar. Para teknisi mempertimbangkan kemajuan pasar sebagai pertanda
yang lebih baik berupa berlanjutnya kenaikan harga ketika dikaitkan dengan
naiknya volume perdagangan. Trin merupakan rasio rata-rata volume yang
menurun dengan rata-rata volume yang naik. Rasio diatas 1 dianggap geram
karena penurunan saham kemudian akan memiliki rata-rata volum yang lebih
tinggi daripada saham yang naik, yang menandai tekanan penjualan bersih.

9
Trin = Volume penrunan/angka penurunan
Volume peningkatan / angka peningkatan

Indeks Keyakinan merupakan rasio dari imbal hasil rata-rata pada 10


teratas obligasi perusahaan dibagi dengan imbal hasil rata-rata pada 10 obligasi
perusahaan yang bernilai sedang. Rasionya selalu dibawah 100% karena makin
tinggi nilai obligasi akan menawarkan makin rendahnya imbal hasil yang
dijanjikan aset jatuh tempo. Semakin tinggi indes keyaknan, merupakan sinyal
peningkatan.

Rasio put/call merupakan rasio dari put yang beredar terhadap call option
yang beredar. Call option memberikan investor hak untuk membeli saham dengan
harga “tawaran” yang tetap dan menjadi sarana untuk bertaruh pada kenaikan
harga saham. Put option merupakan memberi hak untuk menjual saham dengan
harga tetap sehingga menjadi sarana untuk bertaruh ada penurunan harga saham.
Investor yang bertentangan meyakini bahwa aktu baik untuk emmbeli adalah
ketika seluruh pasar geram karena harga saham kemudian terlalu tertekan. Merek
menggunakan kenaikan rasio put /call sebagai sinyal kesempatan membeli.

Peringatan

Ketika indeks harga “menembus bahu kanan”-tiknik pemicu teknis-


diyakini menjadi makin rendah , dan inilah waktunya untuk menjual saham.
Selain itu kita juga harus bisa menilai aturan dagang, misalnya seperti terlihat
masuk akal belum sebelum mengamati data.

10
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adanya investor yang tak rasional dengan sendirinya tidak akan cukup
mengubah pasar modal yang tidak efisien. Jika ketidakrasionalan tersebut meme
harga, maka pelaku arbitrase bermata tajam yang mengambil keuntungan dari
kesen untung diduga akan mendorong harga kembali ke nilainya yang pas.
Kesalahan pemrosesan informasi dapat membawa investor pada kekeliruan akan
probabilitas sebenarnya dari kemungkinan kejadian atau tingkat imbal hasil yang
berkaitan. Bahkan jika proses informasinya sempurna, banyak studi
menyimpulkan bahwa seseorangal cenderung mengambil keputusan yang kurang
rasional. Perdagangan investor yang mencari keuntungan akan memperbaiki
kesalahan harga. Secara lebih mendasar, yang lain tidak menyakinkan bahwa
literatur janggal secara keseluruhan merupakan tuduhan yang meyakinkan
mengenai hipotesis pasar efisien. Ketika indeks harga “menembus bahu kanan”-
tiknik pemicu teknis- diyakini menjadi makin rendah , dan inilah waktunya untuk

11
menjual saham. Selain itu kita juga harus bisa menilai aturan dagang, misalnya
seperti terlihat masuk akal belum sebelum mengamati data.

B. SARAN

Ketika indeks harga “menembus bahu kanan”-tiknik pemicu teknis- diyakini


menjadi makin rendah , dan inilah waktunya untuk menjual saham. Selain itu kita
juga harus bisa menilai aturan dagang, misalnya seperti terlihat masuk akal belum
sebelum mengamati data.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bodie, Kane ,Marcus. 2014. AkunManajemen Portofolio dan Investasi.


Jakarta : Salemba Empat.

13
14

Anda mungkin juga menyukai