Anda di halaman 1dari 20

TUGAS BESAR 2

BEHAVIORAL FINANCE DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN


INVESTASI

Nama : Adella Intan Graha


NIM : 43120010079
Dosen Pengampu : Dr. Sudjono, M.Acc
Mata Kuliah : Behavioral Corporate Financ/3 sks

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan

karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Perbankan

Syariah tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang

syafa’at nya kita nantikan Kelak.

Penulisan Makalah Berjudul “Behavioral Finance Dalam Proses Pengambilan

Keputusan Inestasi” dapat diselesaikan tepat waktu. Saya berharap makalah ini dapat

menjadi referensi bagi semua pihak. Selain itu, saya juga berharap agar pembaca

mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini.

Penulis menyadari makalah “Behavioral Finance Dalam Proses Pengambilan

Keputusan Inestasi” ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Saya

menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila

terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, Saya memohon maaf.

Demikian yang dapat Saya sampaikan. Akhir kata, semoga “Behavioral Finance

Dalam Proses Pengambilan Keputusan Inestasi” ini dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh

2
DAFTAR ISI

TUGAS BESAR 2 .................................................................................................................. 1

BEHAVIORAL FINANCE DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN


INVESTASI ........................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 2

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 5

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 5

1.2 Batasan Masalah .......................................................................................................... 6

1.3 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 6

1.4 Manfaat dan Tujuan ..................................................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI................................................................................................. 8

2.1 Grand Theory, Middle Theory, dan Operational Theory ............................................ 8

2.2 Studi dan Penelitian Terdahulu .................................................................................. 10

2.3 Hipotesis ................................................................................................................... 11

BAB III PEMBAHASAN .................................................................................................... 14

3.1 Penerapan ................................................................................................................... 14

A. Hal Yang Dapat Memperngaruhi Pengambilan Keputusan Investasi ..................... 14

B. Dampak Behavioral Finance Pada Pengambian Keputusan Investasi ..................... 15

BAB IV PENUTUP .............................................................................................................. 17

4.1 KESIMPULAN ......................................................................................................... 17

3
4.2 SARAN ...................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 19

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Teori keuangan yang biasanya berpikir bahwa investor masuk akal, kompeten

mengidentifikasi dan mengatur informasi baiklah jadi kamu punya pilihan portofolio yang

bagus. Menyalakan sebenarnya, semua orang tumbuh dewasa dengan mempunyai sikap

mental mempengaruhi kita secara berbeda melakukan hal yang sama dan upacara. Praktek

ini mempengaruhi cara investor memilih informasi yang diterima setiap hari. Perilaku seperti

itu juga menyediakan berdampak pada perilaku investor gunakan dan jelaskan informasi

selama pemulihan keputusan. Sistem keuangan standar didasarkan pada dua asumsi dasar,

yaitu setiap orang membuat keputusan yang rasional dan tidak semua orang dapat

memprediksi masa depan. Kedua tantangan ini disebabkan oleh fakta bahwa individu

berperilaku tidak rasional dan membuat kesalahan sistematis dalam prediksinya [1]. Saat ini,

para ahli keuangan memahami bahwa individu dapat membuat keputusan yang tidak rasional.

Pemahaman yang buruk terhadap informasi akan mempengaruhi hasil keuangan. Emosi atau

kekuatan ketidakpedulian mental dapat menyebabkan investor mengabaikan aspek negatif

dari apa yang telah mereka ketahui dan ketahui dengan baik secara emosional. Misalnya, ada

perasaan bahwa investor benar-benar mengetahui produk atau memberikan dampak

emosional terhadap perilaku perusahaan yang tidak melakukan perubahan meskipun

perusahaan sedang kesulitan. Karena ketidakmampuan sistem keuangan tradisional untuk

menjelaskan persistensi. Di antara sekian banyak jenis pasar keuangan, banyak ide-ide baru

5
yang masih terus dikembangkan memahami tipe-tipe ini. Pemikiran-pemikiran ini

merupakan pemikiran-pemikiran yang berkaitan perspektif psikologi manusia dan, secara

umum, ide-ide ini dirangkum dalam studi tentang keuangan perilaku.

Behavioral finance adalah sebuah konsep yang berfokus pada emosi investor dalam

pengambilan keputusan keuangan dan pasar. Investor terkadang mengambil keputusan pada

saat kondisi pasar sedang penuh ketidakpastian. Konsep modal moral mempertimbangkan

berbagai aspek investor memperhitungkan risiko yang terkait dengan keputusan investasi.

Bailard, Biehl & Kaiser (perusahaan investasi di California, AS) mengatakan ada lima jenis

investor di pasar modal: dikenal sebagai sistem lima arah [2]. Kelompok-kelompok ini

terpecah dalam berbagai tipe, yaitu para pengambil risiko yang merupakan kelompok

pelancong dan selebriti; penghindaran risiko dari kelompok individu dan manajer; dan

kelompok yang tidak dapat ditugaskan ke salah satu dari empat kelompok (panah vertikal).

1.2 Batasan Masalah


Untuk penelitian ini mengambil dari beberapa referensi yang masuk ke dalam penelitian

ini ialah Behavioral Finance Dalam Pengambilan Keputusan Investasi. Pengambilan data ini

diambil dari beragam jurnal dan berita.

1.3 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada penelitian ini, sebagai berikut:

1. Hal apa saja yang dapat memperngaruhi pengambilan keputusan investasi?

2. Apakah dampak Behavioral Finance pada pengambian keputusan investasi?

6
1.4 Manfaat dan Tujuan
Behavioral finance merupakan perilaku seseorang dalam mengelola dan

menginvestasikan uang. Perubahan ini akan diukur dengan indikator-indikator seperti waktu

pembayaran tagihan (seperti listrik, pembayaran kredit, dll), realisasi pengeluaran dan

anggaran (harian, bulanan, dll), pencatatan pengeluaran dan pembelian barang (harian, dll).

, bulanan, dll), menyisihkan uang untuk pengeluaran tak terduga (uang darurat), menghemat

waktu atau selalu dan mengukur harga antar toko atau pasar supermarket sebelum Anda

memutuskan untuk membeli. Keputusan investasi merupakan suatu kebijakan yang

dilakukan untuk mengalokasikan uang dalam bentuk investasi dengan tujuan memperoleh

kekayaan sebesar-besarnya di masa yang akan datang. Perubahan ini akan diukur dengan

menggunakan indikator seperti faktor hasil, risiko dan waktu.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatahui serta menganalisis pada behavioral

finance dalam pengambilan keputusan investasi.

7
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Grand Theory, Middle Theory, dan Operational Theory


1) Grand Theory

Theory Of Credit (Commercial Loan Theory) Berbagai pendekatan dalam

manajemen dana bank telah dikembangkan dalam beberapa tahun untuk merespon

perubahan secara alami dunia perbankan dan lingkungannya. Hingga tahun 1920 -an

teori yang dominan dalam manajemen dana khususnya yang menyangkut likuiditas

adalah productive theory of credit. Dalam pendekatan ini memfokuskan pada sisi aset

dari suatu neraca yang diadaptasi dari teori abad 28 dalam perbankan Inggris yang

dinamakan Commercial Loan Theory. Productive theory of credit (Commercial Loan

Theory) menekankan bahwa likuiditas bank akan terjamin apabila aktiva produktif

(earning assets) disusun dari kredit jangka pendek yang mudah dicairkan selama

bisnis dalam kondisi normal.

Doctrine of Asset Shiftability Pada tahun 1920 dunia perbankan mengembangkan

sebuah alternatif commercial loan theory yang disebut dengan Doktrin Shiftabilitas.

Menurut teori likuiditas ini, bank-bank dapat menambah shiftable loans yaitu kredit

yang harus dibayar dengan pemberitahuan satu atau beberapa hari sebelumnya

dengan jaminan surat berharga pasar modal (stock exchange collateral). Bila bank

memerlukan tambahan likuiditas maka dapat menagih kepada peminjam. Peminjam

kemudian akan membayar kembali baik secara langsung maupun tidak langsung

8
melalui pengalihan kredit ke bankbank lain. Jika kredit tidak dapat dibayarkan

kembali, maka kredit yang diberikan bank akan dijual melalui jaminan surat berharga

pasar modal untuk mempengaruhi pembayaran kembali atau pelunasannya.

2) Middle Theory

Teori keagenan sebagai teori middle menjelaskan hubungan antara pemegang

saham (shareholders) sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen

adalah pihak yang dikontrak untuk dipekerjakan oleh pemegang saham. Karena

mereka dipilih, maka pihak manajemen harus mempertanggung jawabkan dan

menjunjung tinggi semua pekerjaannya kepada pemegang saham (Jensen,

dkk, 1976).

3) Operational Theory

Agency theory atau teori keagenan pertama kali dikemukakan oleh Michael C.

Jensen dan William H. Meckling pada tahun 1976. Teori ini membahas tentang

hubungan antara principal dengan agent. Yang dimaksud dengan principal adalah

pemilik perusahaan atau pemegang saham, sedangkan agent adalah manajer

perusahaan. Hubungan agensi terjadi ketika principal (pemegang saham)

memberikan wewenang kepada agent (manajemen) untuk mengambil keputusan

dalam menjalankan perusahaan. Hubungan antara principal dan agent ini dapat

mengarah pada terjadinya asimetri informasi. Hal ini dapat disebabkan karena agent

9
memiliki informasi lebih banyak mengenai kondisi perusahaan dibandingkan dengan

principal.

2.2 Studi dan Penelitian Terdahulu


No Nama Peneliti Tahun Judul

1 Elkunny Dovir Siratan dan Temy 2021 Pengaruh Faktor


Setiawan Demografi dan
Literasi Keuangan
dengan Behavior
Finance dalam
Pengambilan
Keputusan investasi

2 Baker, H.K., Nofsinger, J.R. dan 2020 The Savvy Investor


Spieler, A.C. Guide to Building
Wealth Through
Traditional
Investment.

3 Ahmad, M. & Shah, S.Z.A. 2020 Overconfidence


Heuristic-Driven Bias
in Investment
DecisionMaking and
Performance:
Mediating Effects of
Risk Perception and
Moderating Effects of
Financial Literacy.

10
4 Chidambaranathan, M., & Guha, S. 2020 Can behavioral Biases
Improve the Financial
Capability of
Microfinance Clients
in the Tribal State of
India?
5 Ozen, E dan Ersoy, G 2019 The Impact of
Financial Literacy on
Cognitive Biases of
Individual Investors.
Contemporary Issues
in Behavioral Finance
(Contemporary
Studies in Economic
and Financial
Analysis)

2.3 Hipotesis
Pada hipotesis penelitian dari beberapa penelitian dalam pengambilan proses invstasi ,

Hal ini menjadi dugaan sementara dari semua kegiatan ini dapat dgunakan sebagai penelaran.

Sebagai berikut:

Ozen & Ersoy (2019) bahwa individu yang memiliki latar belakang pendidikan financial

maupun kehidupan bisnis cenderung lebih mengerti dibandingkan latar belakang pendidikan

non-financial. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat latar belakang pendidikan akan

menggambarkan pengambilan keputusan investasi yang cenderung rasional karena

11
menghiraukan faktor emosi. Hal ini didukung dalam Baker dkk. (2019) serta Ahmad & Shah

(2020) mengatakan bahwa tingkat pendidikan (education) mempengaruhi kecenderungan

overconfidence menjadi positif apabila investor terdidik secara financial, serta menurunkan

disposition effect. Baker dkk. (2019) yang mengatakan bahwa occupation cenderung

melakukan perilaku (bias) terutama bagi yang tidak bekerja di bidang financial maupun

memiliki tingkat edukasi keuangan yang rendah. Hal ini didukung oleh Beatrice dkk. (2021)

bahwa occupation cenderung membentuk overconfidence maupun mental accounting

disebabkan pengetahuan dalam bidang sehingga lebih percaya diri dalam membuat

keputusan maupun pemahaman secara financial yang lebih baik.

Jensen & Jones (2020) berpendapat bahwa keberadaan dan kehadiran dari behavioral

finance sebagai kedisiplinan ilmu yang mengamati perilaku investor dalam investasinya

ditimbulkan oleh faktor psikologi baik secara kognitif yang berhubungan dengan bagaimana

cara manusia berpikir, yang menimbulkan emosi dan perilaku dari para investor sehingga

menimbulkan kenyakinan bahwa investor tidak selalu bertindak secara rasional dalam

pengambilan keputusan investasi. Hal ini sejalan dengan Ritika & Kishor (2020) bahwa

menggambarkan perilaku investor tidak mencerminkan rasionalitas atau kesalahan psikologi

dalam pengambilan keputusan investasi. Hal ini didukung oleh Chidambaranathan & Guha

(2020) bahwa faktor behavioral biases selalu ada dalam diri investor dalam pengambilan

keputusan. Dikarenakan untuk mencapai solusi memuaskan baginya dengan

menyederhanakan logika (shortcut) maupun pengalaman Sehingga perilaku yang terbentuk

12
diakibatkan atas pengambilan keputusan yang dibuat didasarkan pada rasionalitas yang

terbatas. Dengan kata lain sejalan dengan Baker & Puttonen (2017) bahwa terjadi

penyimpangan dalam pengambilan keputusan investasi antara yang seharusnya dilakukan

investor dengan kenyataan yang dilakukannya yang dituangkan dalam bentuk perilaku (bias).

13
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Penerapan
A. Hal Yang Dapat Memperngaruhi Pengambilan Keputusan Investasi
Keputusan investasi. (Martono dan Harjito, 2010) mengatakan bahwa investasi adalah

tugas menginvestasikan sebagian uang dan aset perusahaan mendapatkan keuntungan di

masa depan. Investasi seperti (Rakhimsyah dan Gunawan, 2011) adalah: “Pengorbanan harta

kini diadakan dengan harapan harta dan uang besar di masa depan. Dengan kata lain, kita

dapat menyimpulkan bahwa investasi adalah tindakan menginvestasikan sejumlah uang di

masa sekarang dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa depan maju. Korelasi

antara Likuiditasdengan Keputusan Investasi. Likuiditas merupakan kemampuan suatu

perusahaan dalam memenuhi kebutuhan jangka panjang maupun jangka pendeknya. Suatu

perusahaan dinilai dapat tidak mengalami kesulitan dalam membiayai kebutuhan

investasinya jika perusahaan itu dapat menghasilkankas yang cukup dalam membiayai

kegiatan investasinya. Korelasi antara Struktur Modal dengan Keputusan Investasi. Struktur

modal menjadi tolak ukur yang fundamental bagi perusahaan karena mempengaruhi posisi

keuangan perusahaan, dimana berfokus padakegiatan investasi perusahaan untuk

mendapatkan hasil keputusan investasi yang relevan, Korelasi antara Kebijakan Hutang

dengan Keputusan Investasi. Kebijakan hutang merupakan kebijakan yang ditetapkan

perusahaan untuk mengoptimalkan aktiva perusahaan dengan melibatkan biaya tetap

didalamnya. Penggunaan kebijakan hutang dilakukan agar dapat menghindari kemungkinan

14
terjadinya resiko-resiko yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam mengambil keputusan

investasinya.

Faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan investasi adalah mencari dan

mempelajari informasi yang lebih berguna sebelum mengambil keputusan investasi. Oleh

karena itu, manajer portofolio dan pembuat kebijakan dapat berbuat lebih banyak

Memastikan transparansi mengenai informasi dan risiko investasi kepada investor. Informasi

bagus dan mudah diakses dibutuhkan oleh investor untuk membuat keputusan keuangan,

tetapi informasi tentang pasar dan informasi tentang risiko investasi mereka melakukan.

Selain itu, pengetahuan tentang investasi di pasar masih sangat penting.

B. Dampak Behavioral Finance Pada Pengambian Keputusan Investasi


Masa resesi yang diakibatkan wabah covid-19 yang menyebar seluruh negara.

Peningkatan senilai 31,8 persen pada triwulan I tahun 2021 yang dialami oleh Indeks Harga

Saham Gabungan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai hingga ke

level 5.985,5. Kapitalisasi pasar saham juga mengalami pertumbuhan yang baik sejalan

dengan pergerakan IHSG (Putri & Isbaniah, 2020). Jumlah aset dan investasi dalam industri

dana pensiun bertumbuh tinggi pada triwulan I tahun 2021 mencapai hingga Rp303,7 triliun

yang berarti tumbuh sebesar 12,9% jika dibandingkan triwulan I pada tahun sebelumnya.

Data ini mendukung data yang dirilis oleh KSEI mengenai pertumbuhan investor di tahun

2021 yang menunjukkan kesadaran masyarakat akan pentingnya investasi di masa sekarang

ini (Bappenas, 2021) Jumlah investor di Indonesia per Desember 2021 mencapai 7.489.337

juta. Jumlah ini meningkat secara signifikan sebesar 92,99 persen dari tahun Desember 2020

15
yang didominasi oleh generasi milenial yaitu kelahiran tahun 1981 hingga 1996 dan generasi

Z dari tahun 1997 hingga 2012. Kenaikan tertinggi ada pada investor reksa dana sebesar

115,41 persen menjadi 6,840,234. Berdasarkan demografi investor, investor paling banyak

terdapat dalam rentang usia di bawah 30 tahun, terbanyak kedua di rentang usia 31-40 tahun

dengan persentase 21,46 persen (KSEI, 2021). Maraknya promosi yang diaplikasikan pada

produk investasi dan lajunya pertumbuhan pasar modal di Indonesia menunjukkan bahwa

saat ini investasi merupakan sebuah kebutuhan bagi masyarakat untuk mencapai kemapanan

finansial di masa depan sehingga dengan adanya berbagai jenis produk investasi, maka

melalui literasi keuangan yang ideal setiap individu memerlukan wawasannya supaya

kebijakan investasi yang diputuskan oleh individu jelas.

16
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Bahwa investasi adalah tugas menginvestasikan sebagian uang dan aset perusahaan

mendapatkan keuntungan di masa depan. Investasi seperti (Rakhimsyah dan Gunawan, 2011)

adalah: “Pengorbanan harta kini diadakan dengan harapan harta dan uang besar di masa

depan. Struktur modal menjadi tolak ukur yang fundamental bagi perusahaan karena

mempengaruhi posisi keuangan perusahaan, dimana berfokus padakegiatan investasi

perusahaan untuk mendapatkan hasil keputusan investasi yang relevan, Korelasi antara

Kebijakan Hutang dengan Keputusan Investasi. Penggunaan kebijakan hutang dilakukan

agar dapat menghindari kemungkinan terjadinya resiko-resiko yang dapat mempengaruhi

perusahaan dalam mengambil keputusan investasinya. Faktor yang mempengaruhi dalam

pengambilan keputusan investasi adalah mencari dan mempelajari informasi yang lebih

berguna sebelum mengambil keputusan investasi. Oleh karena itu, manajer portofolio dan

pembuat kebijakan dapat berbuat lebih banyak Memastikan transparansi mengenai informasi

dan risiko investasi kepada investor. Informasi bagus dan mudah diakses dibutuhkan oleh

investor untuk membuat keputusan keuangan, tetapi informasi tentang pasar dan informasi

tentang risiko investasi mereka melakukan. Peningkatan senilai 31,8 persen pada triwulan I

tahun 2021 yang dialami oleh Indeks Harga Saham Gabungan jika dibandingkan dengan

tahun sebelumnya yang mencapai hingga ke level 5.985,5. Jumlah aset dan investasi dalam

industri dana pensiun bertumbuh tinggi pada triwulan I tahun 2021 mencapai hingga Rp303,7

17
triliun yang berarti tumbuh sebesar 12,9% jika dibandingkan triwulan I pada tahun

sebelumnya. Data ini mendukung data yang dirilis oleh KSEI mengenai pertumbuhan

investor di tahun 2021 yang menunjukkan kesadaran masyarakat akan pentingnya investasi

di masa sekarang ini (Bappenas, 2021) Jumlah investor di Indonesia per Desember 2021

mencapai 7.489.337 juta. Jumlah ini meningkat secara signifikan sebesar 92,99 persen dari

tahun Desember 2020 yang didominasi oleh generasi milenial yaitu kelahiran tahun 1981

hingga 1996 dan generasi Z dari tahun 1997 hingga 2012. Maraknya promosi yang

diaplikasikan pada produk investasi dan lajunya pertumbuhan pasar modal di Indonesia

menunjukkan bahwa saat ini investasi merupakan sebuah kebutuhan bagi masyarakat untuk

mencapai kemapanan finansial di masa depan sehingga dengan adanya berbagai jenis produk

investasi, maka melalui literasi keuangan yang ideal setiap individu memerlukan

wawasannya supaya kebijakan investasi yang diputuskan oleh individu jelas.

4.2 SARAN
Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menambah variable yang akan di teliti.

18
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, M. & Shah, S.Z.A. (2020). Overconfidence Heuristic-Driven Bias in
Investment DecisionMaking and Performance: Mediating Effects of Risk
Perception and Moderating Effects of Financial Literacy. Journal of
Economic and Administrative Science, In-press. https://
doi.org/10.1108/JEAS-07-2020-0116

Alice, A., & Haryanto, H. (2022). Dampak behavioral finance terhadap keputusan
investasi dengan persepsi risiko sebagai variabel moderasi pada masyarakat
Kota Batam. MBIA, 21(2), 159-173.

Baker, H.K., Nofsinger, J.R. dan Spieler, A.C. (2020). The Savvy Investor Guide to
Building Wealth Through Traditional Investment. Emerald Publishing
Limited, United States. Baker, H.K., & Puttonen, V. (2017). Investment Traps
Exposed. Emerald Publishing Limited, United Kingdom.
https://doi.org/10.1108/978-1-78714-252-720171004

Beatrice, V., Murhadi, W. R., & Herlambang, A. (2021). The Effect of Demographic
Factors on Behavioral Biases. Jurnal Siasat Bisnis, 25(1), 17-29.
https://doi.org/10.20885/jsb. vol25.iss1.art2

Chidambaranathan, M., & Guha, S. (2020). Can behavioral Biases Improve the
Financial Capability of Microfinance Clients in the Tribal State of India?
Strategic Change, 29(5), 589-606. https://doi.org/10.1002/jsc.2367

Jensen, G. R., & Jones, C. P. (2020). Investment Analysis and Management


Fourteenth Edition. Wiley, United States.

19
Khalisa, A., Karismasari, C. K., Ikhsan, H. H., & Saraswati, N. (2021). Pengaruh
behavioral factors terhadap pengambilan keputusan investasi finansial
individu. Indonesian Business Review, 3(1), 15-35.

Ozen, E., & Ersoy, G. (2019). The Impact of Financial Literacy on Cognitive Biases
of Individual Investors. Contemporary Issues in Behavioral Finance
(Contemporary Studies in Economic and Financial Analysis), 101, 77-95.
https://doi.org/10.1108/S1569-375920190000101007

Priscilla, W., & Salim, S. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan


Investasi Pada Perusahaan Infrastruktur, Utilitas Dan Transportasi. Jurnal
Paradigma Akuntansi, 1(3), 580-588.

Ritika., & Kishor, N. (2020). Development and Validation of Behavioral Biases


Scale: a SEM Approach. Review of Behavioral Finance, In-press.
https://doi.org/10.1108/RBF-05- 2020-0087

Siratan, E. D., & Setiawan, T. (2021). Pengaruh Faktor Demografi dan Literasi
Keuangan dengan Behavior Finance dalam Pengambilan Keputusan
Investasi. Esensi: Jurnal Bisnis dan Manajemen, 11(2), 237-248.

Sukandani, Y., Istikhoroh, S., & Waryanto, R. B. D. (2019 ). Behavioral


Finance Pada Proses Pengambilan Keputusan Investasi. SNHRP,
150-156.

20

Anda mungkin juga menyukai