1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Perbankan
Syariah tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang
Keputusan Inestasi” dapat diselesaikan tepat waktu. Saya berharap makalah ini dapat
menjadi referensi bagi semua pihak. Selain itu, saya juga berharap agar pembaca
Keputusan Inestasi” ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Saya
menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila
Demikian yang dapat Saya sampaikan. Akhir kata, semoga “Behavioral Finance
Wassalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh
2
DAFTAR ISI
3
4.2 SARAN ...................................................................................................................... 18
4
BAB I
PENDAHULUAN
mengidentifikasi dan mengatur informasi baiklah jadi kamu punya pilihan portofolio yang
bagus. Menyalakan sebenarnya, semua orang tumbuh dewasa dengan mempunyai sikap
mental mempengaruhi kita secara berbeda melakukan hal yang sama dan upacara. Praktek
ini mempengaruhi cara investor memilih informasi yang diterima setiap hari. Perilaku seperti
itu juga menyediakan berdampak pada perilaku investor gunakan dan jelaskan informasi
selama pemulihan keputusan. Sistem keuangan standar didasarkan pada dua asumsi dasar,
yaitu setiap orang membuat keputusan yang rasional dan tidak semua orang dapat
memprediksi masa depan. Kedua tantangan ini disebabkan oleh fakta bahwa individu
berperilaku tidak rasional dan membuat kesalahan sistematis dalam prediksinya [1]. Saat ini,
para ahli keuangan memahami bahwa individu dapat membuat keputusan yang tidak rasional.
Pemahaman yang buruk terhadap informasi akan mempengaruhi hasil keuangan. Emosi atau
dari apa yang telah mereka ketahui dan ketahui dengan baik secara emosional. Misalnya, ada
menjelaskan persistensi. Di antara sekian banyak jenis pasar keuangan, banyak ide-ide baru
5
yang masih terus dikembangkan memahami tipe-tipe ini. Pemikiran-pemikiran ini
Behavioral finance adalah sebuah konsep yang berfokus pada emosi investor dalam
pengambilan keputusan keuangan dan pasar. Investor terkadang mengambil keputusan pada
saat kondisi pasar sedang penuh ketidakpastian. Konsep modal moral mempertimbangkan
berbagai aspek investor memperhitungkan risiko yang terkait dengan keputusan investasi.
Bailard, Biehl & Kaiser (perusahaan investasi di California, AS) mengatakan ada lima jenis
investor di pasar modal: dikenal sebagai sistem lima arah [2]. Kelompok-kelompok ini
terpecah dalam berbagai tipe, yaitu para pengambil risiko yang merupakan kelompok
pelancong dan selebriti; penghindaran risiko dari kelompok individu dan manajer; dan
kelompok yang tidak dapat ditugaskan ke salah satu dari empat kelompok (panah vertikal).
ini ialah Behavioral Finance Dalam Pengambilan Keputusan Investasi. Pengambilan data ini
6
1.4 Manfaat dan Tujuan
Behavioral finance merupakan perilaku seseorang dalam mengelola dan
menginvestasikan uang. Perubahan ini akan diukur dengan indikator-indikator seperti waktu
pembayaran tagihan (seperti listrik, pembayaran kredit, dll), realisasi pengeluaran dan
anggaran (harian, bulanan, dll), pencatatan pengeluaran dan pembelian barang (harian, dll).
, bulanan, dll), menyisihkan uang untuk pengeluaran tak terduga (uang darurat), menghemat
waktu atau selalu dan mengukur harga antar toko atau pasar supermarket sebelum Anda
dilakukan untuk mengalokasikan uang dalam bentuk investasi dengan tujuan memperoleh
kekayaan sebesar-besarnya di masa yang akan datang. Perubahan ini akan diukur dengan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatahui serta menganalisis pada behavioral
7
BAB II
LANDASAN TEORI
manajemen dana bank telah dikembangkan dalam beberapa tahun untuk merespon
perubahan secara alami dunia perbankan dan lingkungannya. Hingga tahun 1920 -an
teori yang dominan dalam manajemen dana khususnya yang menyangkut likuiditas
adalah productive theory of credit. Dalam pendekatan ini memfokuskan pada sisi aset
dari suatu neraca yang diadaptasi dari teori abad 28 dalam perbankan Inggris yang
Theory) menekankan bahwa likuiditas bank akan terjamin apabila aktiva produktif
(earning assets) disusun dari kredit jangka pendek yang mudah dicairkan selama
sebuah alternatif commercial loan theory yang disebut dengan Doktrin Shiftabilitas.
Menurut teori likuiditas ini, bank-bank dapat menambah shiftable loans yaitu kredit
yang harus dibayar dengan pemberitahuan satu atau beberapa hari sebelumnya
dengan jaminan surat berharga pasar modal (stock exchange collateral). Bila bank
kemudian akan membayar kembali baik secara langsung maupun tidak langsung
8
melalui pengalihan kredit ke bankbank lain. Jika kredit tidak dapat dibayarkan
kembali, maka kredit yang diberikan bank akan dijual melalui jaminan surat berharga
2) Middle Theory
adalah pihak yang dikontrak untuk dipekerjakan oleh pemegang saham. Karena
dkk, 1976).
3) Operational Theory
Agency theory atau teori keagenan pertama kali dikemukakan oleh Michael C.
Jensen dan William H. Meckling pada tahun 1976. Teori ini membahas tentang
hubungan antara principal dengan agent. Yang dimaksud dengan principal adalah
dalam menjalankan perusahaan. Hubungan antara principal dan agent ini dapat
mengarah pada terjadinya asimetri informasi. Hal ini dapat disebabkan karena agent
9
memiliki informasi lebih banyak mengenai kondisi perusahaan dibandingkan dengan
principal.
10
4 Chidambaranathan, M., & Guha, S. 2020 Can behavioral Biases
Improve the Financial
Capability of
Microfinance Clients
in the Tribal State of
India?
5 Ozen, E dan Ersoy, G 2019 The Impact of
Financial Literacy on
Cognitive Biases of
Individual Investors.
Contemporary Issues
in Behavioral Finance
(Contemporary
Studies in Economic
and Financial
Analysis)
2.3 Hipotesis
Pada hipotesis penelitian dari beberapa penelitian dalam pengambilan proses invstasi ,
Hal ini menjadi dugaan sementara dari semua kegiatan ini dapat dgunakan sebagai penelaran.
Sebagai berikut:
Ozen & Ersoy (2019) bahwa individu yang memiliki latar belakang pendidikan financial
maupun kehidupan bisnis cenderung lebih mengerti dibandingkan latar belakang pendidikan
non-financial. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat latar belakang pendidikan akan
11
menghiraukan faktor emosi. Hal ini didukung dalam Baker dkk. (2019) serta Ahmad & Shah
overconfidence menjadi positif apabila investor terdidik secara financial, serta menurunkan
disposition effect. Baker dkk. (2019) yang mengatakan bahwa occupation cenderung
melakukan perilaku (bias) terutama bagi yang tidak bekerja di bidang financial maupun
memiliki tingkat edukasi keuangan yang rendah. Hal ini didukung oleh Beatrice dkk. (2021)
disebabkan pengetahuan dalam bidang sehingga lebih percaya diri dalam membuat
Jensen & Jones (2020) berpendapat bahwa keberadaan dan kehadiran dari behavioral
finance sebagai kedisiplinan ilmu yang mengamati perilaku investor dalam investasinya
ditimbulkan oleh faktor psikologi baik secara kognitif yang berhubungan dengan bagaimana
cara manusia berpikir, yang menimbulkan emosi dan perilaku dari para investor sehingga
menimbulkan kenyakinan bahwa investor tidak selalu bertindak secara rasional dalam
pengambilan keputusan investasi. Hal ini sejalan dengan Ritika & Kishor (2020) bahwa
dalam pengambilan keputusan investasi. Hal ini didukung oleh Chidambaranathan & Guha
(2020) bahwa faktor behavioral biases selalu ada dalam diri investor dalam pengambilan
12
diakibatkan atas pengambilan keputusan yang dibuat didasarkan pada rasionalitas yang
terbatas. Dengan kata lain sejalan dengan Baker & Puttonen (2017) bahwa terjadi
investor dengan kenyataan yang dilakukannya yang dituangkan dalam bentuk perilaku (bias).
13
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Penerapan
A. Hal Yang Dapat Memperngaruhi Pengambilan Keputusan Investasi
Keputusan investasi. (Martono dan Harjito, 2010) mengatakan bahwa investasi adalah
masa depan. Investasi seperti (Rakhimsyah dan Gunawan, 2011) adalah: “Pengorbanan harta
kini diadakan dengan harapan harta dan uang besar di masa depan. Dengan kata lain, kita
masa sekarang dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa depan maju. Korelasi
perusahaan dalam memenuhi kebutuhan jangka panjang maupun jangka pendeknya. Suatu
investasinya jika perusahaan itu dapat menghasilkankas yang cukup dalam membiayai
kegiatan investasinya. Korelasi antara Struktur Modal dengan Keputusan Investasi. Struktur
modal menjadi tolak ukur yang fundamental bagi perusahaan karena mempengaruhi posisi
mendapatkan hasil keputusan investasi yang relevan, Korelasi antara Kebijakan Hutang
14
terjadinya resiko-resiko yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam mengambil keputusan
investasinya.
Faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan investasi adalah mencari dan
mempelajari informasi yang lebih berguna sebelum mengambil keputusan investasi. Oleh
karena itu, manajer portofolio dan pembuat kebijakan dapat berbuat lebih banyak
Memastikan transparansi mengenai informasi dan risiko investasi kepada investor. Informasi
bagus dan mudah diakses dibutuhkan oleh investor untuk membuat keputusan keuangan,
tetapi informasi tentang pasar dan informasi tentang risiko investasi mereka melakukan.
Peningkatan senilai 31,8 persen pada triwulan I tahun 2021 yang dialami oleh Indeks Harga
Saham Gabungan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai hingga ke
level 5.985,5. Kapitalisasi pasar saham juga mengalami pertumbuhan yang baik sejalan
dengan pergerakan IHSG (Putri & Isbaniah, 2020). Jumlah aset dan investasi dalam industri
dana pensiun bertumbuh tinggi pada triwulan I tahun 2021 mencapai hingga Rp303,7 triliun
yang berarti tumbuh sebesar 12,9% jika dibandingkan triwulan I pada tahun sebelumnya.
Data ini mendukung data yang dirilis oleh KSEI mengenai pertumbuhan investor di tahun
2021 yang menunjukkan kesadaran masyarakat akan pentingnya investasi di masa sekarang
ini (Bappenas, 2021) Jumlah investor di Indonesia per Desember 2021 mencapai 7.489.337
juta. Jumlah ini meningkat secara signifikan sebesar 92,99 persen dari tahun Desember 2020
15
yang didominasi oleh generasi milenial yaitu kelahiran tahun 1981 hingga 1996 dan generasi
Z dari tahun 1997 hingga 2012. Kenaikan tertinggi ada pada investor reksa dana sebesar
115,41 persen menjadi 6,840,234. Berdasarkan demografi investor, investor paling banyak
terdapat dalam rentang usia di bawah 30 tahun, terbanyak kedua di rentang usia 31-40 tahun
dengan persentase 21,46 persen (KSEI, 2021). Maraknya promosi yang diaplikasikan pada
produk investasi dan lajunya pertumbuhan pasar modal di Indonesia menunjukkan bahwa
saat ini investasi merupakan sebuah kebutuhan bagi masyarakat untuk mencapai kemapanan
finansial di masa depan sehingga dengan adanya berbagai jenis produk investasi, maka
melalui literasi keuangan yang ideal setiap individu memerlukan wawasannya supaya
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Bahwa investasi adalah tugas menginvestasikan sebagian uang dan aset perusahaan
mendapatkan keuntungan di masa depan. Investasi seperti (Rakhimsyah dan Gunawan, 2011)
adalah: “Pengorbanan harta kini diadakan dengan harapan harta dan uang besar di masa
depan. Struktur modal menjadi tolak ukur yang fundamental bagi perusahaan karena
perusahaan untuk mendapatkan hasil keputusan investasi yang relevan, Korelasi antara
pengambilan keputusan investasi adalah mencari dan mempelajari informasi yang lebih
berguna sebelum mengambil keputusan investasi. Oleh karena itu, manajer portofolio dan
pembuat kebijakan dapat berbuat lebih banyak Memastikan transparansi mengenai informasi
dan risiko investasi kepada investor. Informasi bagus dan mudah diakses dibutuhkan oleh
investor untuk membuat keputusan keuangan, tetapi informasi tentang pasar dan informasi
tentang risiko investasi mereka melakukan. Peningkatan senilai 31,8 persen pada triwulan I
tahun 2021 yang dialami oleh Indeks Harga Saham Gabungan jika dibandingkan dengan
tahun sebelumnya yang mencapai hingga ke level 5.985,5. Jumlah aset dan investasi dalam
industri dana pensiun bertumbuh tinggi pada triwulan I tahun 2021 mencapai hingga Rp303,7
17
triliun yang berarti tumbuh sebesar 12,9% jika dibandingkan triwulan I pada tahun
sebelumnya. Data ini mendukung data yang dirilis oleh KSEI mengenai pertumbuhan
investor di tahun 2021 yang menunjukkan kesadaran masyarakat akan pentingnya investasi
di masa sekarang ini (Bappenas, 2021) Jumlah investor di Indonesia per Desember 2021
mencapai 7.489.337 juta. Jumlah ini meningkat secara signifikan sebesar 92,99 persen dari
tahun Desember 2020 yang didominasi oleh generasi milenial yaitu kelahiran tahun 1981
hingga 1996 dan generasi Z dari tahun 1997 hingga 2012. Maraknya promosi yang
diaplikasikan pada produk investasi dan lajunya pertumbuhan pasar modal di Indonesia
menunjukkan bahwa saat ini investasi merupakan sebuah kebutuhan bagi masyarakat untuk
mencapai kemapanan finansial di masa depan sehingga dengan adanya berbagai jenis produk
investasi, maka melalui literasi keuangan yang ideal setiap individu memerlukan
4.2 SARAN
Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menambah variable yang akan di teliti.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, M. & Shah, S.Z.A. (2020). Overconfidence Heuristic-Driven Bias in
Investment DecisionMaking and Performance: Mediating Effects of Risk
Perception and Moderating Effects of Financial Literacy. Journal of
Economic and Administrative Science, In-press. https://
doi.org/10.1108/JEAS-07-2020-0116
Alice, A., & Haryanto, H. (2022). Dampak behavioral finance terhadap keputusan
investasi dengan persepsi risiko sebagai variabel moderasi pada masyarakat
Kota Batam. MBIA, 21(2), 159-173.
Baker, H.K., Nofsinger, J.R. dan Spieler, A.C. (2020). The Savvy Investor Guide to
Building Wealth Through Traditional Investment. Emerald Publishing
Limited, United States. Baker, H.K., & Puttonen, V. (2017). Investment Traps
Exposed. Emerald Publishing Limited, United Kingdom.
https://doi.org/10.1108/978-1-78714-252-720171004
Beatrice, V., Murhadi, W. R., & Herlambang, A. (2021). The Effect of Demographic
Factors on Behavioral Biases. Jurnal Siasat Bisnis, 25(1), 17-29.
https://doi.org/10.20885/jsb. vol25.iss1.art2
Chidambaranathan, M., & Guha, S. (2020). Can behavioral Biases Improve the
Financial Capability of Microfinance Clients in the Tribal State of India?
Strategic Change, 29(5), 589-606. https://doi.org/10.1002/jsc.2367
19
Khalisa, A., Karismasari, C. K., Ikhsan, H. H., & Saraswati, N. (2021). Pengaruh
behavioral factors terhadap pengambilan keputusan investasi finansial
individu. Indonesian Business Review, 3(1), 15-35.
Ozen, E., & Ersoy, G. (2019). The Impact of Financial Literacy on Cognitive Biases
of Individual Investors. Contemporary Issues in Behavioral Finance
(Contemporary Studies in Economic and Financial Analysis), 101, 77-95.
https://doi.org/10.1108/S1569-375920190000101007
Siratan, E. D., & Setiawan, T. (2021). Pengaruh Faktor Demografi dan Literasi
Keuangan dengan Behavior Finance dalam Pengambilan Keputusan
Investasi. Esensi: Jurnal Bisnis dan Manajemen, 11(2), 237-248.
20