Anda di halaman 1dari 12

BAB 12

KONSEP DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN

A. Pengertian dan Hakikat Pengambilan Keputusan

1. Pengertian Pengambilan Keputusan

Setiap pemimpin pasti bertanggug jawab terhadap masa depan organisasinya. Dengan demikian, Salah
satu yang harus dilakukan pemimpin dalam rangka mencapai tujuan organisasi adalah pengambilan
keputusan. Beberapa pengertian tentang pengambilan keputusan menurut beberapa buku aadalah
sebagai berikut:

a. Pengambilan keputusan adalah sesuatu yang dilakukan oleh ketua dalam organisasi untuk
mengambil tindakan atau pilihan untuk kebaikan bersama (Stephen P. Robbins: Manajemen).
b. Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode
yang efisien sesuai dengar situasi. Proses itu untuk menemukan dan menyelesaikan masalah
dalam organisasi (J. Salusu, 1966: 47)
c. Pengambilan keputusan adalah tindakan pemilihan alternati Hal ini berkaitan dengan fungsi
manajemen. Pengertian i mencakup pembuatan pilihan dan pemecahan masalah.

2. Hakikat Pengambilan Keputusan.

Pengambilan keputusan adalah tindakan pemilihan alternatif. Hal ini berkaitan dengan fungsi
manajemen. Menurut Herbert A. Simon, ahli teori keputusan dan organisasi mengonseptualisasikan tiga
proses utama dalam pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut.

a. Aktivitas inteligensi, berasal dari pengertian militer "intelijen". Simon mendeskripsikan tahap
awal ini sebagai penelusuran kondisi lingkungan yang memerlukan pengambilan keputusan
b. Aktivitas desain, selama tahap kedua, mungkin terjadi tindakan penemuan, pengembangan, dan
analisis masalah
c. Aktivitas milihan, tahap ketiga dan terakhir ini merupakan pilihan yang sebenarnya memilih
tindakan tertentu dari yang tersedia

3. Tipe Pengambilan Keputusan

Ivancevic dan Matteson (1978) menyatakan dua jenis tipe keputusan, yaitu sebagai berikut.

a. keputusan Terprogram
Keputusan terprogram, yaitu jika ada masalah tertentu ada prosedur rutin yang bisa
diselesaikan dengan baik. Keputusan terprogram untuk meningkatkan kemampuan organisasi
dalam memecahkan masalah dengan adanya informasi yang mencukupi. Keputusan terprogram
dapat dilakukan dengan mudah, tindakan menjatuhkan pilihan yang dilakukan berulang-ulang.
dan diambil secara rutin dalam organisasi. Keputusan terprogram untuk menyelesaikan masalah
yang lebih teknis.

b. Keputusan Tidak Terprogram


Keputusan tidak terprogram diambil dalam upaya memecahkan masalah baru yang tidak pernah
dilakukan sebelumnya, tidak repetitif, tidak terstruktur, dan sukarela membentuk hakikat, dan
mempengaruhinya. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan tidak terprogram.
Berharap, tidak boleh hal-hal yang berdampak operasional.

4. Jenis-jenis Pengambilan Keputusan

Berdasarkan Program dan Regularitas


Pengambilan keputusan terprogram atau terstruktur, yaitu pengambilan keputusan yang
melakukan rutinitas, berulang- ulang, dan cara menanganinya telah ditentukan. Pengambilan
keputusan terprogram ini digunakan untuk menyelesaikan masalah terstruktur melalui
 prosedur, yaitu menyelesaikan langkah yang berkaitan dan berurutan yang harus diikuti
oleh pengambilan keputusan
 aturan, yaitu ketentuan yang mengatur apa yang harus dan apa yang tidak boleh
dilakukan oleh pengambil keputusan
 kebijakan, yaitu pedoman yang menentukan parameter untuk membuat keputusan

B. Dasar, Fungsi, dan Tujuan Pengambilan Keputusan


Dasar-dasar Pengambilan Keputusan.
George R. Terry (2001) menyatakan lima dasar dalam mengambil keputusan, yaitu sebagai
berikut
Intuisi. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah pengambilan keputusan yang
berdasarkan pada keputusan yang menentukan tanggapan atas pengambilan keputusan
berdasarkan intuisi ini, sementara waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif
pendek yang dihasilkan relatif lebih baik dibandingkan dengan yang digunakan pada saat ini.

C. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan


1. Fungsi Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan sebagai cara untuk memperbaiki masalah menurut Lutfan F. (2006:
66), memiliki fungsi berikut
a. Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah, baik individu
maupun kelompok, baik institusional maupun secara organisasional.
b. Sesuatu yang bersifat futuristik, yang berarti dengàn hari depan / masa yang akan
datang, yang efek atau pengaruhnya berlangsung cukup lama

D. Paradigma Teori dan Faktor Pengambilan Keputusan


Menurut Ralp C. Davis, Mary Follet, dan James A.F. Stone (1989), mengambil keputusan adalah
hasil penyelesaian masalal yang didasari atas pertimbangan dan pertimbangan, penetapan
alternatif, dan harus sesuai dengan tujuan yang disetujui. Ada empat paradigma dalam teori
pengambilan keputusan, yaitu sebaga berikut
1. Teori model rasional
2. Teori model organisasional
3. Teori model politik dan kekuasaan
4. Teori model garbage can

E. Faktor-faktor yang memengaruhi Pengambilan Keputusan


Faktor-faktor yang memengaruhi pengambilan keputu sebagai berikut.
1. Kondisi/Kedudukan
Dalam mengambil keputusan, posisi / keduduka seseorang dapat dilihat dalam hal berikut.
a. Letak posisi; apakah ia sebagai pembuat keputusan (pembuat keputusan), penentu
keputusan (pengambil keputusan), ataukah staf (staf)
b. Tingkatan posisi; apakah sebagai strategi, kebijakan, peraturar organisasional,
operasional, atau teknis.
2. Masalah
Masalah atau masalah adalah apa yang menjadi penghalang untuk tujuan tercapainya, yang
merupakan penyimpangan dar apa yang diharapkan, ditangani, atau dikehendaki dan haru
selesaikan.
3. Situasi
Situasi adalah keseluruhan factor dalam keadaan yang berkaitan satu sama lain, dan secara
bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap organisasi

BAB 13

TEKNIK, ANALISIS, DAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN


A. Teknik Pengambilan Keputusan
Quade (1998) mengatur teknik pengambilan keputusan dalam dua tipe, sebagai beriku
1. Teknik Kuantitatif
Model kuantitatif (dalam hal ini adalah model matematika) adalah persetujuan yangg tepat,
yang disetujui dalam perbandingan matematis yang pasti. Ini dapat berupa persamaan, atau
analisis lain, atau merupakan koordinasi untuk komputer, merupakan program-program
untuk komputer. Sebagai ciri-ciri utama dari teknik ini dibuat oleh asumsi, dan kesimpulan
dari logis dari asumsi- menggunakan tanpa pertimbangan atau intuisi tentang proses dunia
nyata (praktik) atau pemikiran yang dibuat model untuk pemecahannya
2. Teknik Kualitatif
Model kualitatif didasarkan pada asumsi-asumsi yang ketepatannya lebih rendah
dibandingkan dengan model kuantitatif dan ciri-cirinya digambarkan melalui kombinasi dari
deduksi.

B. Analisis Keputusan
1. Hakikat analisis keputusan
Analisis keputusan akan bermanfaat dalam penyelesaian masalah. Dengan kata lain,
masalah perlu analisis karena masalah memiliki sifat unik, tidak pasti, jangka panjang, dan
kompleks.
Urutan pengambilan keputusan secara sistematik adalah sebagai berikut:
a. melihat lingkungan yang melingkupi keputusan pengambilan yang dibuat manusia;
b. bagaimana kemampuan manusia untuk menyelesaikan masalah;
c. intuisi;
d. penlaian keputusan;
e. lingkungan;

2. Formalisasi Analisis Keputusan


Analisis keputusan mengenai prosedur yang mujarab, dalam pengertian dapat mengubah
keadaan Lingkungan. Dalam memecahkan masalah, manusia memerlukan "alat" yang
melekat pada dirinya, yaitu kecerdasan, persepsi, dan falsafah
Berkaitan dengan hal tersebut, dalam memecahkan masalah dibutuhkan informasi yang
dapat di kategorikan dalam dua bentuk yaitu
a. Penetapan nilai kemungkinan
b. Penyususnan model penetapan niilai kemungkinan

3. Penyusun Model
Penyusun model keputusan merupakan cara untuk menggambarkan hubungan logis yang
mendasari persoalan keputusan dalam suatu model metamatis yang mencerminkan
hubungan yang terjadi diantara factor yang terlihat
Analisis keputusan terdiri dari teori, proses, metode analitik, untuk mengambil keputusan
yang menyebabkan ketidak pastian.

4. Diagram Pohon Keputusan


Dalam banyak masalah, peluang atau peluang memainkan peran penting. Analisis
keputusan merupakan istian untuk teknik dalam menganalisis masalah yang melibatkan
masalah, keputusan, atau peluang. Pohon keputusan merupakan teknik khusus dalam
analisis keputusan
Dengan menggunakan diagram pohon keputusan, keputusan logis dan proses pengambilan
keputusan dapat ditelusuri. Terkait, dijelaskan yang diberikan dalam diagram, keputusan
tersebut mudah dipahami, dapat dikaji ulang, proses dan logis pembuatan keputusan dapat
diterima dengan saksama.
Komponen utama dalam diagram pohon keputusan mencakup lingkaran dan cabang-
cabang. Simpul dibedakan menjadi tiga, yaitu simpul keputusan (kotak), simpul peluang
atau peluang (lingkaran), dan terminal simpul (bulat).
impul keputusan mencerminkan alternatif atau pilihan keputusan yang dapat diambil oleh
perusahaan. Simpul peluang melambangkan keadaan yang mungkin terjadi dari alternatif
keputusan tersebut.

C. Mekanisme Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan, yaitu pembahasan kegiatan yang akan dilakukan penyelesaian suatu
masalah. Pengambilan keputusan merupakan bagian terpenting yang dilakukan dalam
perencanaan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan, yaitu
sebagai berikut.
1. Pemahaman dan perumusan masalah
Dalam mengambil keputusan, kita harus menemukan masalah yang harus terjadi dan cara
memecahkan masalah tersebut
2. Pengumpulan analisis data yang relevan
Setelah menemukan masalah yang terjadi, kemudian tentukan rumusan yang tepat untuk
diselesaikannya berdasarkan data yang relevan
3. Pemilihan alternatif terbaik
Dari data yang diperoleh kita dapat memutuskan, memilih alternatif yang paling baik untuk
menyelesaikan suatu masalah
4. Implementasi keputusan
Melaksanakan keputusan yang diambil dan dimintai pertanggungjawaban, dengan
memerhatikan risiko dan keputusan terhadap yang diambil

BAB 14

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI

Setiap tindakan manusia dalam kehidupan sehari-hari, sungguh didasari oleh keputusan yang diambil.
Mulai dari aktivitas individu hingga aktivitas dalam organisasi, semuanya didasari pada keputusan yang
diambil. Akan tetapi, karena keputusan tersebut harus diambil, biasanya seseorang atau kelompok
organisasi tidak lagi lama-lama berpikir untuk diselesaikankar keputusan tersebut. Setiap tindakan
sebagai-dilakukan dilakukan begitu saja tanpa perlu pertimbangan. Padahal, sungguh sangat lengkap
seperti itu

Di luar tindakan rutin tersebut, dalam kehidupan sehari-hari sering seseorang dan organisasinya
dihadapkan oleh permasalahar yang perlu diperbaiki lebih lama sebelum diambil keputusan.

Keputusan pada dasarnya merupakan proses memilih satu dari beberapa alternatif yang ada. Keputusan
ini harus mendukung berbagai faktor yang akan memberikan keputusan tersebut. Keputusan yang tepat
pada kenyataan, sesuai dengan nurani, dan didukung oleh fakta- fakta yang akurat sehingga dapat
dipertanggungjawabkan

A. Hakikat Keputusan dalam Organisasi


1. Definisi Keputusan dalam Organisasi
Keputusan adalah proses pengambilan keputusan tentang masalah untuk menjawab
pertanyaan apa yang harus diperbuat untuk mengatasi masalah tersebut, dengan membuat
pilihan pada salah satu alternatif tertentu (Atmosudirsjo S. Prajudi, 1982 : 87).
2. Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
Pengambilan keputusan, sebagai bagian dari kunci kegiatan manajer, merupakan proses
pemilihan yang mencerminkan pemilihan tindakan terbaik untuk memecahkan masalah.
Proses Mengambil Keputusan. Beberapa langkah berikut (Herbert A. Simon, 1960).
a. Kegiatan inteligen, diminta mencari seluruh lingkungan yang diperlukan untuk
keputusan.
b. Kegiatan desain, meliputi pembuatan, pengembangan, dan penganalisisan berbagai
rangkaian kegiatan yang mungkin dilakukan
c. Kegiatan pemilihan, yaitu pemilihan kegiatan kombinasi dari alternatif-alternatif yang
tersedia.

B. Teknik, Metode, dan Prosedur Pengambilan Keputusan dalam Organisasi


1. Memahami Teknik Pengamilan Keputusan dalam Organisasi
Seorang pemimpin organisasi harus mampu mengambil keputusan terkait berbagai faktor
lain yang dapat memengaruhi keputusan yang diambilnya. Karena sebagian besar dari para
pemimpin adalah sebagai yang mengambil keputusan, keputusan yang diambil oleh para
pemimpin sangat menentukan apa yang perlu dilakukan, siapa yang melakukan apa saja, di
mana, dan kapan-kapan kapan tindakan itu dilaksanakan.

2. Kondisi yang Memengaruhi Keputusan


Selain informasi yang sangat terkait dengan hasil keputusan, ada juga hal lain yang
memengaruhi kondisi tersebut, yaitu sebagai berikut.
Kondisi Kepastian Kondisi kepastian merupakan kondisi yang menunjukkan. Karena
mengambil keputusan yang memiliki informasi yang lengkap tentang masalah yang terjadi,
alternatif pemecahan masalah, hasil yang mungkin diperoleh, dapat mengambil keputusan
yang pasti, jika memungkinkan dapat diatur dan disampaikan kepada peserta yang akan
muncul

3. Metode Pengambilan Keputusan dalam Organisasi


Ada empat metode yang dapat digunakan organisasi dalam mengambil keputusan, yaitu
sebagai berikut.
a. Kewenangan Tanpa Diskusi
Metode pengambilan keputusan ini sering digunakan oleh para pemimpin otokratik atau
pemimpin militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti
kompilasi organisasi tidak memiliki waktu yang cukup untuk memutuskan hal-hal yang
harus dilakukan. Selain itu, metode ini cukup sempurna untuk dapat diterima jika
mengambil keputusan yang diminta dengan rutin yang tidak perlu diminta untuk
mendapatkan persetujuan para anggotanya
b. Pendapat Ahli
kadang-kadang dari anggota organisasi oleh anggota lain yang diberi predikat sebagai
ahli yang memiliki kekuatan dan pembuat keputusan untuk membuat keputusan.
Metode Mengambil Keputusan ini akan bekerja dengan baik menyetujui anggot

C. Gaya Pengambilan Keputusan


Gaya kepemimpinan dan gaya hidup adalah dua contoh gaya yang mempengaruhi dalam
mengambil keputusan
Carl Jung (1923) mengidentifikasikan empat fungsi dalam pengambilannya dengan mengambil
keputusan, yaitu sebagai berikut.
1. Sensing (pengindraan)
Sensing (pengindraan): mencari dengan kecenderungan untuk mencari fakta, menantang,
dan melihat sesuatu dalam perspektif vang objektif. Oleh karena itu, fungsi ini
menempatkan nilai yang tinggi pada fakta yang dapat diverivikasi oleh penggunaan
pancaindra, kesenangan rutinitas dan presisi.
2. Intuiting (intuisi)
Intuiting (intuisi), yaitu berkaitan dengan kecenderungan untuk mencoba menyingkap,
mencoba untuk mengubah cara memperbaiki sesuatu. Dengan fungsi ini, pemimpin
menyukai: percakapan yang baru dan unik, tidak menyukai hal-hal yang menantang, detail,
dan presisi.
3. Thinking (berpikir)
Thinking (berpikir), yaitu kecenderungan untuk mencari hubungan sebab yang sistematik
untuk dianalisis, membedakan dengan yang dipertegas antara yang benar dan yang salah,
dan berpikirnya bertumpu pada proses pemikiran.
4. Feeling (perasaan)
Feeling (perasaan), yaitu kecenderungan untuk mempertimbangkan perasaan diri sendiri
dan orang lain sebagai hasil dari keputusan-keputusan yang dibuat. Dalam hal ini ada
perbedaan antara yang baik dan buruk, bernilai dan tidak berharga

BAGIAN SATU

ILMU DAN SENI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan keputusan merupakan kajian utama yang telah, sedang dan akan selalu
menjadi kajian penting dalam organisasi. Mengapa penting mendiskusikan tema ini? .
Pengambilan Keputusan Sebagai Sebuah Ilmu dan Seni Manusia adalah makhluk pembuat
keputusan (decision-making man), pengam- bil keputusan, penentu atas sebuah pilihan dari
sejumlah pilihan. Pengambilan keputusan terjadi etiap saat sepanjang hidup manusia.,
Kehidupan manusia idalah kehidupan yang selalu disi oleh peristiwa pengambilan
keputusan. Kita dapat mengatakan: "Tiada saat tanpa pengambilan keputusan".
Pengambilan keputusan merupakan prasyarat penentu tindakan.

keputusan yang baik keputusan merupakan pendekatan terhadap metode penyelesaian


masalah dan pencapaian tujuan: Pengambilan keputusan menupakan bakat bawaan
manusia yang dalam perkembangannya, bakat tersebut harus terus diasah-melalui
pendalaman atas mu dan seninya Sebagai makfiluk pembuat keputusan, kegagalan delan
menguasaiilmu dan stni tersebut akan mengakibatkan sylinya 4a menyeimbangkan
antara.pencapaian tujuan yang dinginkan, denghiperbaikan dan peningkatan kualitas
kehidupan dan lingkungan.
Masalah tentang penyeimbangan dua tujuan ini merupakan pekerjaan rumah terberat bagi
kejian pengambilan keputusan. Relasi Antara Pengambilan Keputusan Dengan Pencapaian
Tujuan Setiap manusia memiliki tujuan yang hendak diraih. Tujuan tersebut dapat diraih
secara "sendiri", atau dicapai melalui kelompok. Orgainisasi merupakan wadah atau alat
yang digunakan oleh manusia untuk mengkoordinasikan seluruh tindakan mereka dengan
tujuan saling berinteraksi untuk mencapai sejumlah tujuan yang sama. Pada saat ini,
lingkungan eksternal organisasi bisnis Ilmu dan Senií Pengambilan Kenutusan

Sejumlah kategorisasi keputusan dengan demikian akan diajukan, dimana setiap tipe"
merupakan pandangan terhadap tipe keputusan atas dasar pandangan multidimensi Tipe
Keputusan Terprogram dan Tidak Terprogram Keputusan terprogram/ terstruktur
merupakan keputusan yang bersifat rutin, terjadi berulang-ulang. Karakteristik dari jenis
keputusan ini sangat akurat, karena keputusan jenis ini merupakan perwujudan kumulatif
dari langkah- langkah penyelesaian masalah yang terjadi secara berulang. Keputusan ini-
memperlihatkan dengan jelas hubungan antara variabel penyebab dengan. variabel akibat
hasil. Alat pengambilan keputusan yang digunakan adalah kebiasaan, tradisi, rutinitas,
kaidah rutinitas, atau pedoman petunjuk pelaksana Sebuah standard operational procedure
(SOP) yang dikeluarkan organisasi merupakan contoh dari "kodifikasi" langkan-sitematis
pengambilan keputusan berdasarkan atas kategori ini. Karakteristik-dari jenis keputusan nt
dengan demikian menghadirkan tingkat risiko dan bahaya yang rendah, atau bahkan tidak
ada.
Hal tersebut didukung. oleh asumsi tentang kondisi lingkungan kegiatan bişnis yang
dianggap relatif stabil dan bersifat "pasti", sehingga variabel perlstwa dapat diprediksi
dengan sempurna. Contoh dari keputusan ini adalah: pembayaran gaji pegawai, listrik dan
air, serta pembayaran bulanan belanja bahan mentah ke pemasok.- eputusan tidak
terprogram merupakan kategori keputusan yang berkaitan erat dengan kondisi lingkungan
kegiatsan bisnis yang tidak pasti dan sangat dinamis. rengambil keputusan selalu
dihadapkán.pąda sejumlah masaiah baru yang sulit diramalkan. Keputusan yang diambil
pada, umumnya tidak didasarkan atas SOP ang sudah ada, atau teknik-teknik pengambilan
keputusan yang tersedia gambilan keputusan atas dasar kebiasaan, tradisi, atau rutinitas
tidak masuk alam kamus.
Tipe Keputusan Atas Dorongan Pencapaian dan Tarikan Lingkungan Perbedaan utama antara
manajer yang buruk. dengan manajer yang berkualitas adalah cara pandang tentang laba.
Manajer yang buruk masih berpikir pada tahap bagaimana perusahaan akan meraih (how to
obtain/ achieve) laba yang tinggi. Sedang manajer yang berkualitas sudah melampaui tahap
tersebut dan berpindah ke tahap bagaimana perusahaan dapat menciptakan (how to create)
laba yang tinggi. Antara cara pandang meraih dan menciptakan laba terdapat kesenjangan
yang sangat besar.

Cara pandang yang lebih cenderuag "dibentak" oleh lingkungan menghasilkan tipe
pengambilan keputusan yang diistilahkan sebagai "pengam- bilan keputusan yang ditarik
kekuatan lingkungan (environmental pulled decision-making)". Untuk tipe pertama ini,
pertanyaan. yang diajukan kala hendak melakukan proses pengambilan keputusan adalah:
mengapa timbul masalah (why), bagaimana masalah akan diselesaikan (how) dan siapa yang
akan menyelesaikan (who) Bila pada masa lalu kebanyakan manajer masih merasa tenang
tentang "hanys SUyas rw eqr 4au, uep uawnsuoy qreau resed es3aed urua mereka harus
proaktif menciptakan itu semua. Pengambilan keputusan yang dilakukan dengan demikian
lebih bermuansa inovatif, visioner, sekaligus menciptakan nilai Penciptaan nila dengan
demikian merupakin konsep Keputusan yang: diambil oleh Bill Gates sebagai-pendiri
Microsoft sebagai contoh, merupakan- çontoh dari keputusan yang merubah lingkungan

BAGIAN DUA

PENGAMBILAN KEPUTUSAN: NAGIAN DARI TIGA KAJIAN UTAMA DALAM TEORI DAN PRILAKU
ORGANISASI

Terdapat tiga masalah atau kajian induk yang perlu menjadi parhatian mendalam dari setiap pengambil
keputusan/ manajer, yaitu: masalah tentang perwakilan (problem of trusteeship), masalah komunikasi
.(problem of communication) dan masalah pengambilan keputusan (problem of docision- berputar pada
poros pencapaian visi dan misi organisasi dan ketiganya memiliki.

hubungan saling terkait. Untuk ketiganya, terdapat beragam "varian" disiplin studi yang dikembangkan.
Setiap disiplin tidak akan beranjak jauh dari tiga kajian induk tersebut. Kegagalan manajer dalam
menangani dengan aik masalah atau kajian tersebut akan menghantarkan organisasi pada kehancura
Pengambilan Keputusan Dalam Tigs Kijian Utama Untuk mencapai tujuan manusia membentuk
organisasi: Organisasi dengan demikian menjadi wadah relasi sosíal untuk mencapai tujuan secara
kolelktif melalui kerja sama. Kerja sama akan. inenghasilkan hubungan antara paling sedikit dua orahg,
dimana satu pihak dapat menjadi pemberi tugas, petmirapin

Masalah perwakilan muncul segera begitu penerima tugas, wakil pengelola organisasi melakukan
penyimpangan tindakan karena dorongan conflict of interest. Semakin besar tingkat konflik keinginan
tersebut dalam organisasi, maka akan semakin besar kerugian yang ditimbulkan bagi organisasi dan
pemilik. Organisasi yang efektif dinilai dari Feherbasilannya meminimalkan masalah perwakitan dan
mewujudkan serta memaksimalkan mekanisme perwakilan yang ideal. Upaya untuk meminimalkan
masalah perwakilan adalah dengan membentuk sistem dan mekanisme komunikasi yang baik.

Komunikasi yang baik terbangun melalui penerapan sebuah sistem informasi yang canggih. Bangun
sistem informasi dan komunikasi yang canggih hanya dapat muncul bila desi,, struktur dan budaya
organisasi terbentuk dengan baik pula. Bila arus komunikasi berjalan dengan mulus dalam bangun
struktur organisasi yang terancang dengan baik, maka sistem tersebut akan mengalirlancarkan informasi
ke dalm dan ke luar organicaci (a concept of transparency) Kondisi yang demikian akan meminimalkan
peluang munculnya masalah perwakilan dan peluang mewujudkan sistem perwakilan yang idea! akan
besar.
Bila masalah perwakilan dan komunikasi dapat ditangani dengan baik, maka proses pengambilan
keputusan dalam organisasi akan berlangsurg dengan baik. Sebagaimana organisasi dikenal sebagai
sebuah mesin pembuat keputusan, maka seluruh anggota organisasi adalah merupakan "bagian dari
mesin" selalu dan hanyá selalu, membuat keputusan setiap saat. Pengambilan keputusan utama yang
selalu dilakykan oleh para manajer ditujukan untuk menjawab tantangan tentang: bagaimana arus
perputaran sumber daya dalam organisasi harus dilakukan? Bagaimana nfencapai nilai kebermanfaatan
yang tinggi atas alokasi seluruh sumber daya? Bagaimans organisasi dapat meayeimbangkan keinginan
untuk meraih tujuan dengan kelangkaan samber daya untuk mencapai tujuan? Dan sejumlah
pertanyaan lain yang menginduk pada tiga pertanyaan: apa, mengapa dan bagaimana tujuan harus
diraih Tantangan-tantangan tersebut dapat ditelusuri kembali pada sejumlah konsep sar yang
dikembangkan dalam ilmu ekonomi, dimana salah satu konsepaya opportunity cost. Kepatusan yang
baik dapat dinilai dari seberapa besar enfit bagi organisasi dan meningkatkan nilai bagi pemilik
organisasi. Rnjak manusia adalah makhluk pembuat keputusan setiap saat, maka secara

BAGIAN TIGA

FAKTOR-FAKTOR PENENTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Masalah proses pengambilan keputusan terletak dari pengaturan tentang bagaimana tujuan yang
hendak kita capai itu terwujud, dengan meialui dukungan informasi, data yang terolah secara akurat.
Pengambilan keputusan menandakan kondisi dimana terdapat tujuan (visi misi) yang hendak dicapai,
tindakan manusią untuk mencapainya, sejumlah hambatan, kelangkaan, ketidakpastian dan risiko, serta
terdapatnya sejumlah peristiwa lain hasil tindakan pelaku lainya dalam jalur kegiatan yang sama dan
sejumnlah peristiwa ekstermal lainnya, seperti; konjungsi kegiatan ekonoI

Sedang faktor lainnya dikategorikan sebagai "faktor eksternal". Adapun pengkategorian dilakukan untuk
mempermudah pema haman tentang pengambilan keputusan melalui landasan filosofis. Pengertian
tentang jalur kegiatan yang sama adalah tindakan dari sescorang angditujukan untuk sama-sama
mencapai tujuan sebagaimana yang kita ginkan. Sebagai contoh, para manajer yang mengelola
perusahaan akan menghadapi sejumlah persaingan dari para mianajer lain perusahain yang berbeda
dengan bidang bisnis yang diasumsikan sama.

Perubaban Lingkungan dan Penentuan Keputusan- Sesungguhnya, kesulitan mendasar apakah yang
dihadapi manajer kala engambi keputusan? Dilemma perientuan keputusan..apa yang dihadapi
manajer? Apakah definisi yang tepat tentang keputusan? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, kita
harus memberikan definisi tepat atas keputusan itu sendiri. Definisi yang dikemukakan harus mencakup
secara ringkas sejumlah pandangan filosofis. Mengapa demikian? Selama kurang lebih dua dekade, kita
telah menyaksikan perubahan dramatis dalam lingkungan bisnis. Oleh perubahan pesat yang terjadi,
para pelaku bisnis dihadapkan pada pilihan yang. sulit kala hendak, menentukan keputusan. Masalah
dan tantangan tidak lagi dapat dihadapi hanya dengan memakai pendekatan yang serba instan, potong
kompas atau tradisional. Mungkin ada beberapa pelaku bisnis yang berhasil menerapkan pendekatan
semacam itu mamun dalam jangka menengah dan panjang mereka tidak dapat bertahan hidup
BAGIAN EMPAT

INFORMASI: BAHAN BAKU UTAMA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Proses pengambilan keputusan tidak mungkin terlaksana tanpa ketersediaan informasi. Informasi dapat
dikatakan sebagai bahan mentahnya (raw material) proses pengambilan keputusan. Tanpa kehadiran
informasi, sulit untuk menghasilkan keputusan yang baik, atau bahkan mungkin sulit untuk
melaksanakan proses pengambilan keputusan. Relasi antara Sistem Informasi dan Pengambilan
Keputusan Perkembangan mutakhir teknologi dan teknologi informasi telah menghasilkan satu bentuk
aktivitas ekonomi dan bisnis baru, yang didasarkan atas pengetahuan; knowledge or information-based
economy, atau lebih sering dikenal dengan istilah post industrial system. Pilar utama dari bentuk baru
tersebut adalah pengetahuan dan informasi merupakan salah satu sumber utama, aset utama setiap
individu dan organisasi dalam meraih tujuan

Kemahiran dalarm mendapatkan, mengolah dan menyajikan informasi dan pengetahuan menjadi "alat
produksi yang canggih" merupakan prasyarat utama untuk memih kemakmuran. Kemakmuran bahkan
dikaitkan dengan aset tersebut, dan tidak lagi dikaitkan dengan aset lainnya. Hal ini hanya dapat
terwujud bila organisasi telah mengembangkan sebuah sistem informasi yang canggih, yang dapat
membantu organisasi dalam melakukan pengambilan keputusan secara baik.

Sistem infermasi merupakan "interrelated components workingtogeher Collect, process, store and
disseminate information to support de5sion making coordination, control, analysis and visualization in
an organization(C Laudon dan J. P Laudon 2000), Sistem tersebut berisi informasi penting tentang eaga
variabel lingkungan organisasi, baik internal maupun ekstemal Karakteristik utama dari sistem ini adalah
perierapan perangkat elektronik yang canggih, komputer; perangkat keras dan lunaknya, serta sistem
informasi lain yang terhubung luas. Seperti: Intermet, LANS dan intranets. Seluruh perangkat keras dan
lunak dipakai untuk menemukan informasi yang bernilai tinggi bagi proses pengambilan keputusan.
Selain itu, tujuan lain dari sistem ini bagil pengambilan keputusan adalah untuk mengolah secara
ekonomis data menjadi informasi atau perngetahuan. Dengan demikian, sebelum manajer mengolah
informasi atau pengetahuan, maka terlebih dahulu mereka harus mencari dan mengolah data. Tiga
konsep ini sering saling dipergantikan dalam pengguna- annya. Seluruhnya menjadi rangkalan sistem
"balhan baku informasi" bagi pengambilan keputusan Data merupakan deskripsi mendasar tentang
sesuatu, peristiwa, aktivitas dan transaksi yang direkam, diklasifikasikan dan disimpan, namun tidak
diorganisir untuk membawa satu makna yang khusus.

Data ini diolah menjadi informasi yang merupakan data yang telah diorganisir sehingga data tersebut
memiliki arti dan nilai bagi penerima. Pengetahuan terdiri dari data atau informasi yang telah diorganisir
dan diproses untuk menyampaikan understanding experience, accumulated learning dan expertise (E.
Turban, E. McLean., dan J. Wetherbe 2001) seketika pengambil keputusan menerapkan hal tersebut
pada penyelesaian masalah atau aktivitas pencapaian tujuan. Semerijak organisasi merupakar
afatwatama yang digumian orang untuk meraih tujuan secara kelekti, dan organisasijuga merupakan,
sebúah "mesin pencipta keputusan" yang mengakumulasikan seluruh daya kreasi setiap individu dalam
mencipta keputusan terbaiknya, maka sistem informasi berfungsi sebagai "mesin penyuplai oksigen"
bagi proses penciptaan keputusan. Sistem ini mengalir dari level tertinggi organisasi sampai level
terbawah. Sistem ini juga membantu organisasi dalam menciptakan arus komunikasi yang baik ke dalam
dan ke luar organisasi
BAB 2

KONSEP EKUIVALENSI

2.1 NILAI WAKTU DARI UANG (TIME VALUE OF MONEY)

Pengambilan keputusan pada analisis ekonomi teknik banyak melibatkan an menentukan apa yang
ekonomis dalam jangka panjang. Dalam hal ini, dikenal istilah nilai waktu dari uang (time value of
money); Rpl.000,- saat ebih berharga bila dibandingkan dengan Rp1.000, pada satu atau dua tahun yang
akan datang. Hal itu disebabkan adanya bunga. Bunga didefinisikarí sebagai uang yang dibayarkan untuk
penggunaan uang yang dipinjam. Bunga dapat juga diartikan sebagai pengembalian yang bisa diperoleh
dari investasi modal yang produktif

Tingkat suku bunga adalan rasio antara total bunga yang dibebankan atau dibayarkan di akhir periode
tertentu, dengan uang yang dipinjam pada awal periode tersebut. Jadi, jika bunga sebesar Rp100,-
dibayarkan di akhir tahun pertama untuk pinjaman di awal tahun tersebut sebesar. Rp1.000,, tingkat
suku bunganya adalah 10 % per tahun. Pengembalian modal dalam bentuk bunga dan laba merupakan
bahan esensial dalam analisis ekonomi teknik karena: 1. Bunga dan laba terus-menerus memberikan
penghasilan kepada para pemberi modal selama modal digunakan. 2. Bunga dan laba merupakan
penghasilan yang dibenkan sebagai ganti dari rsiko yang diambil oleh para pemberi modal saat
mengizinkan orang lain atau suatu organisasi menggunakan modalnya.

2.2 BUNGA SEDERHANA (SIMPLE INTEREST)

Apabila total bunga yang diperoleh berbanding linear dengan besamya pinjaman awal/pokok pinjaman,
tingkat suku bunga, dan lama periode pinjaman yang disepakati, maka tingkat suku bunga tersebut
dinamakn TINGKAT SUKU bunga

2.6 PENERAPAN EKUIVALENSI DALAM ANALISIS EKONOMI TEKNIK Apalisis ekonomi teknik digunakan
untuk menentukan pilihan terbaik dari seiumlah altematif yang ada. Agar dapat menentukan pilihan
terbaik, harus dibandingkan nilai (dalam hal ini uang) dari masing-masing altenatif. Nilai uang itu baru
dapat dibandingkan bila berada pada waktu yang sama. an dibandingkan berada pada waktu yang
Apabila nilai uang yang berbeda-beda, harus dibawa terlebih dahulu ke waktu yang sama. Waktu yang
sama tersebut bisa waktu sekarang, waktu yang akan datang, atau kapan saja Penerapan ekuivalensi
dalam analisis ekonomí teknik adalah merijadikan nilai uang dari masing-masing alternatif yang akan
dibandingkan nicnjadi nilai-nilai yang dapat dibandingkan, dengan mengonversi nilai-nilai dari waktu
yang berbeda-beda ke suatu waktu yang sama.

Anda mungkin juga menyukai