Anda di halaman 1dari 27

JOURNAL CRITICAL REVIEW

MATA KULIAH BEHAVIOR CORPORATE FINANCE

DOSEN: Dr. Asep Risman, SE, MM

WISELY ARDIANDI

43117110249

Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Mercu Buana

Jakarta

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan berkat
dan perlindungan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan tepat waktu.

Makalah Critical Journal Review bertujuan untuk memperluas wawasan


penulis tentang Behavioural Finance dari penelitian yang telah dilakukan oleh
banyak pihak sebelumnya, hal ini juga membiasakan penulis dalam mengkritisi
penelitian-penelitian dalam dunia akademisi. Selain itu pembuatan makalah ini juga
bertujuan untuk memenuhi tugas besar III dari mata kuliah Behavioral Corporate
Finance yang diikuti penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Asep Risman, SE, MM


selaku dosen mata kuliah Behavioral Corporate Finance yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk belajar dan tumbuh dari proses pengerjaan tugas
ini. Behavioral Corporate Finance merupakan bidang yang cukup baru dalam ilmu
perekonomian utamanya dalam manajemen keuangan sehingga pembelajaran
mengenai studi ini akan sangat berharga bagi penulis.

Penulis menyadari bahwa critical review ini jauh dari kata sempurna dan
banyak kekurangan baik dalam kualitas review maupun penulisan makalah ini, oleh
karena itu saran dari berbagai pihak sangat dinantikan dengan tangan terbuka.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 2
IDENTIFIKASI JURNAL........................................................................................................3
RESUME JURNAL 1............................................................................................................. 4
Pendahuluan..................................................................................................................... 4
Tinjauan Literatur dan Hipotesis.....................................................................................4
Metodologi........................................................................................................................ 7
Pembahasan data........................................................................................................... 11
Kesimpulan..................................................................................................................... 12
PEMBAHASAN JURNAL 1.................................................................................................13
RESUME JURNAL 2........................................................................................................... 14
Pendahuluan................................................................................................................... 14
Tipe-Tipe Bias................................................................................................................. 15
Tinjauan literatur............................................................................................................. 16
Hipotesis......................................................................................................................... 18
Metodologi....................................................................................................................... 18
Pembahasan data........................................................................................................... 19
Uji Hipotesis.................................................................................................................... 23
Kesimpulan..................................................................................................................... 24
PEMBAHASAN JURNAL 2.................................................................................................25
Daftar Pustaka.................................................................................................................... 26

2
IDENTIFIKASI JURNAL

1. Judul: Financial behaviour and financial wellbeing of MSMEs actors: The role
of financial literacy and cognitive factors
Penulis: Abdur Rafik*, Aghnia Setyaning Rahayu
Judul dan Volume Jurnal: Jurnal siasat Bisnis Vol. 24, No.1, 2020, 72-86
Penerbit: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta

2. Judul: Impact of Behavioral Finance on Equity Selection Pattern by Retail


Investor - An Analytical study of Varanasi and Prayag Raj
Penulis: Anjali, Dr Akshat Dubey
Judul dan Volume Jurnal: International Journal of Science and Research
(IJSR), Vol. 9, Issue 1, Januari 2020
Penerbit: Sam Higginbottom University of Agriculture, Technology and
Sciences

3
RESUME JURNAL 1

Judul: Financial behaviour and financial wellbeing of MSMEs actors: The role of
financial literacy and cognitive factors

Abstrak: Dalam literatur dinyatakan bahwa literasi keuangan dan karakter psikologis
merupakan penentu penting dari keputusan keuangan individu. Maka dari itu,
penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana perilaku keuangan dan
kesejahteraan keuangan (yang terdiri dari keamanan dan kecemasan keuangan)
dapat dijelaskan oleh literasi keuangan dan faktor kognitif seperti pengendalian diri,
optimisme, dan pemikiran terarah. Penelitian ini berfokus pada para pelaku UMKM
dengan menggunakan berbagai faktor demografi sebagai variabel kontrolnya.

Pendahuluan

Seperti yang diketahui secara luas bahwa UMKM memegang peranan


penting terhadap perkembangan perekonomian, maka dari itu peranan UMKM tidak
dapat dianggap enteng dan advokasi serta pembangunannya harus dimanfaatkan
secara terus menerus. Di dalam literatur ekonomi dinyatakan bahwa performa dan
perkembangan suatu perusahaan merupakan cerminan dari karakteristik, kebiasaan,
dan keterampilan pengelolanya (pemilik/manajer), maka dari itu mereka yang
memiliki disiplin yang tinggi dalam mengelola keuangannya, akan memiliki disiplin
yang tinggi pula dalam mengelola bisnis tersebut, diharapkan dengan mempelajari
perilaku keuangan dan persepsi kesejahteraan finansial para pelaku UMKM (yang
utamanya pemilik) dapat menjelaskan bagaimana UMKM dapat berkembang di
masa depan. Dalam literatur, diidentifikasikan bahwa perilaku keuangan dan
kesejahteraan finansial dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk literasi keuangan
dan kemampuan kognitif individu.

Tinjauan Literatur dan Hipotesis

 Hubungan antara literasi keuangan, perilaku keuangan, dan


kesejahteraan keuangan:
Chu et al. (2017), Durodola et al. (2017), Gerrans et al. (2014), Kamakia et al.
(2017), and Taft et al. (2013) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif

4
antara literasi keuangan, perilaku keuangan dan kesejahteraan keuangan.
Semakin tinggi literasi keuangan, maka semakin baik perilaku keuangan,
semakin rendah kecemasan keuangan, dan semakin baik keamanan
keuangan. Hal ini dikarenakan orang dengan literasi keuangan yang tinggi
akan lebih berhati-hati dalam mengalokasikan dan menggunakan keuangan
mereka. Maka dari itu peneliti membuat hipotesis sebagai berikut:
o H1a: semakin tinggi literasi keuangan, semakin baik perilaku
keuangan.
o H1b: semakin tinggi literasi keuangan, semakin besar keamanan
keuangan yang dirasakan.
o H1c: semakin tinggi literasi keuangan, semakin kecil kecemasan
keuangan yang dirasakan.

 Hubungan antara pengendalian diri, perilaku keuangan, dan


kesejahteraan keuangan:
Strömbäck et al. (2017) menyatakan bahwa orang dengan pengendalian diri
yang tinggi dapat mengelola keuangan mereka dengan lebih bijak daripada
orang dengan pengendalian diri yang rendah. Para peneliti seperti
Gathergood (2012), Liu et al. (2019), Rha et al. (2006), and Strömbäck et al.
(2017b, 2020) membuktikan bahwa pengendalian diri merupakan faktor
penentu penting dari perilaku keuangan dan kesejahteraan keuangan. Maka
dari itu, peneliti membuat hipotesis sebagai berikut:
o H2a: semakin baik pengendalian diri, semakin baik perilaku keuangan.
o H2b: semakin baik pengendalian diri, semakin besar keamanan
keuangan yang dirasakan.
o H2c: semakin baik pengendalian diri, semakin kecil kecemasan
keuangan yang dirasakan.

 Hubungan antara optimisme, perilaku keuangan, dan kesejahteraan


keuangan:
Strömbäck et al. (2017, 2020), Angelini dan Cavapozzi (2017), Hyytinen dan
Putkuri (2018) menyatakan bahwa optimisme mempengaruhi perilaku
keuangan dan persepsi tentang kesejahteraan keuangan pada level personal.

5
Individu dengan optimisme yang lebih tinggi menunjukkan perilaku keuangan
yang lebih baik, tidak terlalu cemas terhadap berbagai masalah dan
ketidakpastian keuangan, dan lebih percaya diri terhadap keamanan
keuangan mereka di masa depan. Secara umum, mereka membuktikan
bahwa tingkat optimisme adalah prediktor yang relevan dari keputusan dan
perilaku keuangan. Maka dari itu, peneliti membuat hipotesis sebagai berikut:
o H3a: optimisme memiliki pengaruh positif terhadap perilaku keuangan.
o H3b: optimisme memiliki pengaruh positif terhadap keamanan finansial
yang dirasakan.
o H3c: optimisme memiliki pengaruh negatif terhadap kecemasan
finansial yang dirasakan.

 Hubungan antara pemikiran terarah, perilaku keuangan, dan


kesejahteraan keuangan:
Menurut Borghans et al. (2012), kemampuan kognitif dapat membantu
seseorang mengolah informasi sebelum mengambil keputusan, maka dari itu
banyak ekonom yang meneliti hubungan faktor kognitif seperti pemikiran
terarah terhadap pengambilan keputusan keuangan dan hasil keuangan
(Moxley et al., 2012; Pachur & Spaar, 2015; Strömbäck et al., 2017, 2020).
Dengan menggunakan pemikiran terarah sebagai prediktor dalam penelitian
mereka, Strömbäck et al. (2017) menemukan hubungan positif antara
pemikiran terarah terhadap perilaku keuangan dan keamanan keuangan yang
dirasakan, yaitu mereka yang cenderung berpikir secara terarah menunjukkan
perilaku keuangan yang lebih positif dan memiliki rasa keamanan finansial
yang lebih tinggi dibanding mereka yang berpikir secara tidak terarah.
Berdasarkan temuan ini, peneliti membuat hipotesis sebagai berikut:
o H4a: semakin terarah pemikiran seseorang, semakin baik perilaku
keuangan-nya.
o H4b: semakin terarah pemikiran seseorang, semakin besar keamanan
keuangan yang dirasakan.
o H4c: semakin terarah pemikiran seseorang, semakin kecil kecemasan
keuangan yang dirasakan.

6
 Hubungan antara perilaku keuangan dan kesejahteraan keuangan:
Banyak studi yang menghubungkan beberapa konsep penting keuangan
secara langsung seperti literasi keuangan terhadap perilaku keuangan dan
kesejahteraan keuangan (Durodola et al., 2017; Gathergood, 2012; Kamakia
et al., 2017; Taft et al., 2013), tetapi Strömbäck et al. (2017) menyarankan
bahwa penilitian mengenai perilaku keuangan sebagai perantara hubungan
antara literasi keuangan dan kesejahteraan keuangan harus dilakukan.
Secara teori literasi keuangan berhubungan dengan perilaku keuangan dan
perilaku keuangan akan mempengaruhi kesejahteraan keuangan.
Berdasarkan pemikiran diatas, peneliti membuat hipotesis sebagai berikut:
o H5a: semakin baik perilaku keuangan, semakin besar keamanan
keuangan yang dirasakan.
o H5b: semakin baik perilaku keuangan, semakin kecil kecemasan
keuangan yang dirasakan.

Metodologi

Data penelitian dikumpulkan melalui kuesioner menggunakan purposive


sampling. Kriteria yang digunakan: 1) bekerja di UMKM apapun jabatannya, 2) lama
bekerja minimal 1 tahun. Dari 176 kuesioner yang disebarkan, 155 responden
memenuhi kriteria dan digunakan sebagai sampel akhir untuk proses penelitian.
Model penelitian dan pengukuran untuk setiap variabel dapat dilihat di bagan di
bawah ini. Data dianalisis dengan PLS SEM, dan model persamaan struktural
didasarkan pada pengukuran reflektif untuk semua variabel. Validitas dan reliabilitas
dievaluasi dengan reliabilitas komposit, reliabillitas indikator, validitas konvergen dan
validitas diskriminan, sedangkan evaluasi model struktur dievaluasi dengan
menggunakan kolinearitas konstruk, koefisien determinasi (R2), ukuran efek (f2),
dan signifikansi koefisien jalur.

7
Data penelitian:

Model penelitian (grafik 1)

Data responden (tabel 1):

8
Pengukuran validitas dan reliabilitas (tabel 2)

9
Validitas Diskriminan (tabel 3):

10
Hasil hipotesis (tabel 4):

Pembahasan data

Dari data yang didapat tentang demografis responden diketahui bahwa


mayoritas responden wanita (69,7%), berumur dibawah 18 tahun (56,8%),
kebanyakan responden menempuh pendidikan terakhir tidak lebih dari SMP
(63,2%), keterlibatan dalam UMKM sekitar 1-3 tahun (72,3%), sebagian besar
berposisi sebagai karyawan (44,5%) diikuti dengan pemilik (27,7%). Industri UMKM
kebanyakan pakaian (51,6%) dan pendapatan bulanan terbanyak kurang dari 5 juta
rupiah (34,2%).

Dari beberapa variabel kuesioner yang awalnya digunakan, beberapa


dihilangkan dan beberapa lainnya dipertahankan dengan alasan untuk keabsahan isi
penelitian dan masih memenuhi standar berdasarkan disiplin teori tertentu.

Hasil dari uji hipotesis menyatakan bahwa:

11
 Literasi keuangan memiliki pengaruh positif terhadap perilaku
keuangan (0.077) dan keamanan keuangan (0.296), serta memiliki
efek negatif terhadap kecemasan keuangan (-0,082), tetapi pengaruh
signifikan hanya ditemukan pada keamanan keuangan, literasi
keuangan yang tinggi tidak bisa mejelaskan kondisi perilaku
keuangan, dan kecemasan keuangan.
 Pengendalian diri memiliki pengaruh negatif (-0,402) signifikan (P-
value = 0,000) terhadap kecemasan keuangan, namun pengaruh
antara pengendalian diri dan perilaku keuangan serta keamanan
keuangan tidak signifikan. Menurut penulis tidak signifikannya
pengendalian diri terhadap perilaku keuangan mungkin dikarenakan
mayoritas responden yang berumur muda (dibawah 18 tahun)
sehingga pengendalian diri-nya belum mempengaruhi perilaku
keuangan responden.
 Optimisme memiliki pengaruh positif (0.225) dan signifikan (P-value =
0.03) terhadap keamanan keuangan, namun pengaruh optimisme
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku keuangan
dan kecemasan keuangan.
 Pemikiran terarah memiliki pengaruh positif (0,295) dan signifikan (P-
value = 0,003) terhadap perilaku keuangan, namun tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan keuangan
(keamanan dan kecemasan keuangan).
 Pengaruh perilaku keuangan sebagai variabel perantara antara literasi
keuangan, optimisme, pengendalian diri, dan pemikiran terarah
terhadap kesejahteraan keuangan tidak terbukti karena signifikansi
yang rendah antara faktor-faktor tersebut terhadap perilaku keuangan.
 Perilaku keuangan memiliki pengaruh positif signfikan (0,306)(P-
value=0,001) terhadap keamanan keuangan dan negatif signifikan (-
0,175)(P-value=0,021)terhadap kecemasan keuangan.

Kesimpulan

Penelitian ini membuktikan bahwa:

12
 Kesejahteraan keuangan dari pelaku UMKM yang diwakilkan oleh
keamanan dan kecemasan finansial dipengaruhi oleh perilaku
keuangan.
 Perilaku keuangan tidak bisa dijelaskan oleh optimisme, pengendalian
diri, dan literasi keuangan dan hanya bisa dijelaskan oleh pemikiran
terarah dimana semakin terarah pemikiran individu, maka semakin
baik perilaku keuangan-nya.
 Keamanan keuangan dapat dijelaskan secara positif oleh literasi
keuangan dan optimisme yang mana berarti semakin optimis dan baik
literasi keuangan individu, maka semakin tinggi perasaan keamanan
keuangan-nya terhadap keadaan keuangan mereka di masa sekarang
dan nanti.
 Kecemasan keuangan dipengaruhi secara negatif oleh pengendalian
diri, berarti semakin tinggi pengendalian diri individu, semakin kecil
kecemasan yang dirasakan terhadap ketidakpastian keuangan.

PEMBAHASAN JURNAL 1

Dari Jurnal berjudul Financial behaviour and financial wellbeing of MSMEs actors:
The role of financial literacy and cognitive factors ini, kita disadarkan bahwa UMKM memiliki
peranan yang penting terhadap perekonomian negara, namun terdapat banyak faktor yang
belum diketahui untuk menentukan faktor kesejahteraan keuangan dari UMKM yang ada,
sehingga sampai saat ini belum ada penjelasan yang pasti tentang bagaimana setiap UMKM
mengelola keuangan-nya dan apa saja faktor yang mempengaruhi perilaku mereka terhadap
keuangan tersebut.
Menurut penulis, jurnal ini sudah ditulis dengan baik meliputi penulisan yang jelas
dan mudah dipahami serta lengkapnya referensi studi empiris terdahulu untuk setiap hasil,
namun bila diharuskan mengkritisi, penelitian ini seharusnya difokuskan kepada tingkatan
tertentu dikarenakan bertujuan untuk meneliti kesejahteraan keuangan dalam pengelolaan
UMKM sehingga penggunaan karyawan sebagai responden dirasakan kurang tepat karena
sangat jarang karyawan dapat membuat keputusan untuk mempengaruhi pengelolaan suatu
UMKM.

13
RESUME JURNAL 2

Judul: Impact of Behavioral Finance on Equity Selection Pattern by Retail


Investor - An Analytical study of Varanasi and Prayag Raj

Abstrak: Makalah ini berupaya untuk mempelajari pola perilaku investor ritel dalam
investasi ekuitas dan bagaimana bias kognitif dan emosional dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan individu.

Pendahuluan

Teori keuangan konvensional berpusat pada asumsi bahwa investor adalah


makhluk yang rasional dalam melakukan keputusan keuangan jangka panjang yang
disertai dengan risiko tertentu untuk mendapatkan keuntungan maksimal, namun
pada kenyataan-nya tidak selalu demikian. Pengambilan keputusan seseorang
dipengaruhi oleh kebiasaan dan psikologi kognitif mereka yang terkadang
dipengaruhi oleh bias yang terjadi. Studi yang ada mendukung fakta bahwa
keputusan manusia bergantung pada sifat, naluri, gaya, dan bias kognitif atau
emosional mereka. Setelah pengumpulan informasi lebih lanjut mengenai hal
tersebut muncul-lah bidang ilmu pengetahuan baru yaitu Behaviour Finance.
Behaviour finance merupakan campuran dari prinsip sosiologi, psikologi,
dan keuangan yang dikombinasikan dengan teori ekonomi konvensional. Dalam
bidang ilmu ini dipercaya bahwa pengambilan keputusan investor tidak berdasarkan
fakta dan analisis data tetapi keputusan tersebut dibuat berdasarkan sifat yang
bertentangan dan mudah terpengaruh oleh kesalahpahaman kognitif (bias).
Olsen (1998): Behaviour Finance berusaha untuk memahami dan
memprediksi implikasi pasar keuangan yang sistematis dari proses keputusan
psikologis.
Shefrin (2001): Behaviour Finance adalah studi tentang bagaimana
fenomena psikologi mempengaruhi perilaku keuangan.
Thaler (2005): investor yang rasional adalah mereka yang selalu
memperbaharui keyakinan-nya secara tepat dan tepat waktu dalam menerima
informasi baru dan membuat pilihan yang secara normatif dapat diterima.
Pompian (2012) menemukan bahwa dalam bidang keuangan dan ekonomi,
bias perilaku mengacu pada kecenderungan pengambilan keputusan yang

14
menghasilkan keputusan keuangan yang irasional yang disebabkan oleh penalaran
kognitif yang salah atau dipengaruhi emosi.

Tipe-Tipe Bias

Investor baik yang kecil (individu) maupun besar (institusi) secara


komprehensif membuat kesalahan ketika berinvestasi dan alasan terbesar penyebab
kesalahan tersebut adalah berbagai macam bias dalam membuat keputusan.
Beberapa bias umum yang sering dijumpai investor antara lain:
 Bias atribusi diri (Self-Attribution): kecenderungan dimana seseorang
terlalu meninggikan kemampuannya sendiri terhadap kesuksesan yang
diperolehnya sehingga menyebabkan kepercayaan diri yang berlebihan.
 Bias menghindari penyesalan (Regret Aversion): kecenderungan untuk
menghindari membuat keputusan karena takut membuat kesalahan.
 Perwakilan heuristis (Representativeness Heuristic): bias kepercayaan
dimana seseorang mengklasifikasikan informasi baru berdasarkan
pengalaman masa lalu dan menaruh bobot yang berlebihan terhadap
pengalaman tersebut.
 Bias disonansi kognitif (Cognitive Dissonance): kecenderungan dimana
individu berjuang untuk menyelaraskan kognisi dan meredakan
ketidaknyamanan mereka (Athur, 2013), contoh: investor menahan saham
yang rugi yang seharusnya mereka jual karena ingin menghindari rasa sakit
dari mengakui bahwa mereka membuat keputusan yang salah.
 Bias terlalu optimis (Over optimism): keadaan dimana individu melebih-
lebihkan kemungkinan dari mendapatkan hasil yang diinginkan dan
merendahkan kemungkinan terjadinya hal yang tidak diinginkan.
 Bias menjangkar (Anchoring): kecenderungan yang umum pada individu
untuk terlalu bergantung pada suatu informasi ketika membuat keputusan.
Ketika diberikan informasi baru, mereka lambat dalam berubah sehingga
terlambat untuk mengikuti tren yang ada.
 Bias naluri berkelompok (Herd Instinct): kecenderungan investor mengikuti
keputusan khalayak ramai (kerumunan)
 Bias tinjau balik (Hindsight): hal ini terjadi ketika individu melihat peristiwa
masa lalu sebagai hal yang wajar dan terprediksi sehingga mereka

15
menganggap prediksi mereka tentang masa depan sebagai akurat karena
mereka mengalami bias terhadap apa yang sebenarnya terjadi.
 Bias ilusi kendali (Illusion of Control): bias dimana individu mempunyai
kecenderungan untuk percaya bahwa mereka dapat mengendalikan hasil
walaupun sebenarnya tidak.

Tinjauan literatur

Mirji, Amit B(2017) dalam studinya mengamati bahwa komposisi usia investor
yang mereka teliti (usia matang) menunjukkan pengetahuan yang lebih memadai
tentang kondisi pasar saham dibanding investor berusia muda, status pekerjaan
mereka termasuk dalam kelompok berpenghasilan cukup tinggi dengan likuiditas
yang baik sehingga memungkinkan mereka untuk berpartisipasi secara aktif dalam
perdagangan saham, selain itu mereka juga memiliki literasi keuangan yang cukup
tinggi tentang disiplin perilaku berinvestasi.
Sachan, Abhishek (2017) mengamati bahwa jenis kelamin dan demografis
merupakan faktor utama yang menunjukkan hubungan dengan berbagai bias.
Investor di pedesaan memiliki optimisme tinggi dan memiliki bias ketersediaan,
sementara investor di perkotaan memiliki bias untuk menghindari penyesalan dan
bias konservatif. Selain itu, dinyatakan bahwa pria lebih optimis sementara wanita
memiliki tingkat bias kepercayaan diri yang tinggi. Hubungan bias perilaku dan ciri-
ciri kepribadian menunjukkan bahwa kesadaran, keramahan, ekstraversi dan
keterbukaan terhadap pengalaman adalah ciri-ciri yang paling penting dari seorang
investor.
Manuel, Dr.Joychen, Mathew, George(2017) mempelajari berbagai bias
perilaku yang mempengaruhi investor rasional dan sejauh mana hal tersebut
mempengaruhi keputusan investasi mereka. Ditemukan bahwa terdapat pengaruh
yang sangat tinggi dari bias kognitif dan emosional terhadap investor perorangan,
selain itu diamati juga bahwa pergerakan ekstrim pada indeks global dan harga
saham dikarenakan antisipasi dan rasa takut membuat investor rasional sulit
mengambil keputusan investasi.
Bodhgire Nandkumar Baburao (2016) mengamati bahwa kebiasaan
menabung dan berinvestasi dari investor yang merupakan pekerja dan
wirausahawan bergantung pada sikap mereka terhadap risiko, beberapa faktor

16
sosial, psikologis, demografis, dan faktor pribadi dimana faktor mengikuti kelompok,
imitasi, heuristis, dan perwakilan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
mereka. Studi ini juga menemukan beberapa hal antara lain: buta finansial masih
terjadi pada investor berpendidikan, tidak ada yang ingin berinvestasi pada pasar
komoditas kecuali investor komersil, dan generasi muda lebih menyukai investasi
yang berisiko daripada investasi tradisional.
Prosad,Jaya Mamta (2015) mengamati bahwa terdapat kehadiran dan
dampak bias perilaku pada berbagai indikator pasar ekuitas di India seperti dispersi
pengembalian, volatilitas, dan volume transaksi. Studi ini juga menemukan beberapa
fakta antara lain: perilaku kawanan (berkerumun) tidak terlihat secara keseluruhan,
volatilitas masa lalu merupakan faktor di balik rasa pesimis investor, selain itu rasa
terlalu percaya diri dan efek disposisi juga berlaku di pasar modal india dimana
faktor terlalu percaya diri memainkan peran yang besar.
Athur, Abdulahi Dakane (2013) mempelajari bahwa keputusan investor
individual tidak rasional dan dipengaruhi oleh berbagai bias perilaku antara lain bias
perwakilan (dimana masa lalu investor mempengaruhi keputusan investasi mereka
saat ini), bias disonansi kognitif, bias naluri kelompok (berkerumun) dan bias tinjau
balik dengan bias perwakilan sebagai bias yang paling umum. Studi ini juga
menemukan bahwa investor individu tidak rentan terhadap bias atribusi diri, bias
penghindaran penyesalan, optimisme berlebihan, dan bias penghindaran kerugian.
Wang, Alex (2011) mengamati bahwa pengetahuan, pengalaman, dan gaji
merupakan faktor penting yang mempengaruhi praktik investasi generasi muda.
Penelitian ini menemukan bahwa wanita dalam usia muda secara umum
menunjukkan kontribusi praktik yang lebih kecil daripada pasangan laki-laki mereka,
maka dari itu penasehat keuangan harus membantu manajemen keuangan mereka
dengan memberikan informasi moneter yang penting sebelum mereka berinvestasi.
Seppala, Antti (2009) mengamati bahwa secara umum individu terpapar pada
bias perilaku yang sudah dipelajari, namun tingkat dan dampaknya berbeda-beda
tergantung dari pengalaman dan karakteristik individu tersebut. Penasehat investasi
biasanya tidak terlalu terpengaruh terhadap bias tinjau balik daripada kebanyakan
orang, profesional biasanya memiliki performa yang lebih baik daripada mereka
yang kurang percaya diri, hal ini menyatakan bahwa profesional terekspos pada bias
atribusi diri.

17
Tujuan dari studi ini:

 Menganalisa perilaku dari investor retail pada umumnya.


 Menentukan bias emosional dan kognitif yang mempengaruhi keputusan
investor.
 Mengindentifikasi hubungan antara faktor demografis dan bias pada investor
individual.

Hipotesis

 H0 – terdapat hubungan yang signifikan antara usia dan bias pada investor
individual.
H1 – tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia dan bias pada
investor individual.
 H0 – terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan bias pada
investor individual.
H1 – tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan bias
pada investor individual.

Metodologi

Data penelitian dikumpulkan melalui kuesioner (skala likert) menggunakan


purposive sampling yang disebarkan kepada 60 responden yang merupakan
investor saham ekuitas di wilayah Varanasi dan PrayagRaj di India selama periode
waktu 01 – 30 Juni 2019. Analisis dilakukan dengan tingkat kepercayaan 99%,
dimana dari 60 sampel yang diberikan, 50 sampel memenuhi kriteria untuk diproses
lebih lanjut. Kuesioner di desain dalam bentuk 14 pertanyaan yang berhubungan
dengan perilaku investor individual tentang investasi di pasar modal yang mana
berhubungan dengan tipe-tipe bias yang berbeda. Kuesioner sudah dikonsultasikan
bersama dengan ahli dan dianalisa dengan alat statistika Cronbach’s Alpha dengan
nilai (0,916) yang menyatakan tingkat reliabilitas yang tinggi. Data yang diperoleh
diolah dengan aplikasi statistik SPSS, seperti persentase, tabulasi silang, tes
reliabilitas, tes chi-square agar hipotesis yang digunakan sampai pada kesimpulan
logis sehubungan dengan sampel yang ada.

Pembahasan data

18
Reliabilitas: dalam uji reliabilitas, skala koefisien Cronbach’s Alpha ditemukan 0,916 dari 14
objek (pertanyaan) yang dipertimbangkan untuk studi ini. Hal ini berarti skala reliabilitas
tinggi.

Analisis H0  terdapat hubungan yang signifikan antara usia dan bias pada investor
individual.

Skala yang digunakan terdiri dari 11 objek untuk bias kognitif. Score tertinggi yang mungkin
didapat oleh seorang responden adalah 55 (5*11), dan minimum nilai yang didapat adalah
11. Interval antara 55 dan 11, dibagi kedalam 5 kelas untuk menunjukkan lima tingkatan
berbeda dari bias kognitif dalam investasi modal. Pembagian kelas dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.

Kategori:

Berdasarkan nilai pada exhibit 1, nilai kognitif terhadap investasi modal sehubungan dengan
usia pada 51 responden dikategorikan dalam 5 kelas dengan hasil sebagai berikut:

19
Tabel 1:

Dengan menggunakan tabulasi silang pada SPSS, ditemukan bahwa tidak


ada responden yang berada dalam kategori sangat tidak setuju terhadap bias
kognitif. Jumlah responden terbanyak ada pada level setuju dengan total 69,2%
pada usia 25-30 dan 40% pada usia 30-35%, hanya terdapat 19,2% dan 24%
responden yang berada pada level tidak setuju. Maka dari itu, hasil menyatakan
bahwa kebanyakan responden setuju dengan bias kognitif pada keputusan investasi
mereka.

Tes yang sama dilakukan pada bias emosional dengan klasifikasi tingkatan
dan hasil sebagai berikut:

20
Pada tabulasi silang, kita menemukan bahwa pada rentang 25-30 memiliki
jumlah responden yang sama besar pada tingkat netral dan setuju yaitu sebesar
30,8% sementara pada rentang 30-35, mayoritas responden 44% berada pada
klasifikasi setuju. Dari kedua kategori, keduanya tidak menyetujui pernyataan bahwa
bias emosional tidak mempengaruhi mereka.

Analisis H0  terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan bias pada
investor individual.

Dengan menggunakan metode yang sama diperoleh klasifikasi dan data


sebagai berikut:

21
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa mayoritas pria (47,1%) dan wanita
(70,6%) setuju bahwa bias kognitif mempengaruhi mereka, sementara untuk bias

22
emosional sebagian besar responden pria (47,1%) merasa netral dan sebagian
besar responden wanita (47,1%) setuju bahwa bias emosional mempengaruhi
mereka.

Uji Hipotesis

 H0  terdapat hubungan yang signifikan antara usia dan bias pada investor
individual.
Untuk menguji apakah terdapat hubungan yang signifikan antara usia dan
bias pada investor individual diadakan uji Chi-square pada berbagai variasi
bias dan hasilnya ditunjukkan pada tabel berikut:

Pada setiap kasus ditemukan bahwa P-value dari chi-square test lebih besar
dari 0,05 yang mana menyatakan bahwa H0 diterima dalam setiap kasus,
maka dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
umur dan bias pada investor individual.

 H0  terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan bias pada
investor individual.
Untuk menguji apakah terdapat hubungan antara jenis kelamin dan bias pada
investor individual dilakukan uji Chi-Square dan didapatkan hasil sebagai
berikut:

23
Pada setiap kasus ditemukan bahwa P-value dari chi-square test lebih besar dari
0,05 yang mana menyatakan bahwa H0 diterima dalam setiap kasus dengan
pengaruh yang sangat signifikan ditunjukkan pada jenis kelamin terhadap bias
atribusi diri.

Kesimpulan

Penelitian ini membuktikan bahwa:


 Pada penelitian mengenai hubungan umur dan bias kognitif ditemukan bahwa
tidak ada responden yang berada di kategori sangat tidak setuju terhadap
pengaruh bias kognitif kepada mereka. Mayoritas responden berada pada
tingkat setuju pada rentang umur 25-30 tahun dengan persentase sebesar
69,2% dan pada kategori 30-35 tahun dengan persentase sebesar 40%.
 Pada kasus pengaruh hubungan umur dengan bias emosional, ditemukan
bahwa pada rentang umur 25-30 tahun, responden terbanyak berada pada
level netral dan setuju sebesar 30,8%, sementara pada rentang umur 30-35%
sebesar 44% responden menyatakan setuju. Dari kedua kategori ini,
ditemukan bahwa keduanya tidak menyetujui pernyataan bahwa bias
emosional tidak mempengaruhi mereka.
 Pada penelitian mengenai hubungan jenis kelamin terhadap bias individu,
ditemukan bahwa mayoritas responden baik pria maupun wanita setuju
dengan kecenderungan responden wanita lebih terpengaruh terhadap bias
kognitif dan emosional individu.

24
PEMBAHASAN JURNAL 2

Dari jurnal ini, kita mengetahui bahwa perilaku investor tidak selalu rasional
dan terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi keputusan investor dalam
berinvestasi antara lain dikarenakan bias yang terjadi dalam membuat keputusan
investasi. Bias ini sendiri dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin sehingga para
investor terutama yang wanita harus lebih meningkatkan literasi keuangan mereka
dan mengurangi bias dalam membuat keputusan untuk mendapatkan hasil yang
maksimal.
Menurut penulis, jurnal ini hanya mempunyai sedikit pembahasan hasil
terhadap literatur bila dibandingkan dengan jurnal pertama, dan pada pengambilan
keputusan, peneliti sedikit membuat kesalahan dengan terbaliknya kesimpulan untuk
gender wanita dan pria yang sudah diubah oleh penulis dalam makalah ini untuk
menyampaikan maksud peneliti yang sebenarnya. Ada baiknya, penelitian lebih
lanjut dilakukan dengan klasifikasi tertentu pada responden yang lebih terperinci
dengan demografis yang lebih sempit untuk menilai apakah hipotesis yang dibuat ini
bersifat paten atau justru hanya berlaku di wilayah tertentu dengan keadaan tertentu
saja, selain itu penelitian selanjutnya harus dilakukan dengan rentang waktu yang
lebih panjang dan jumlah responden yang lebih banyak untuk mewakili populasi
investor di India secara keseluruhan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Rafik Abdur, Aghnia Setyaning Rahayu. 2020. Financial behaviour and financial
wellbeing of MSMEs actors: The role of financial literacy and cognitive factors. Jurnal
Siasat Bisnis Vol.24, No.1, page 72-86. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.

Anjali, Dr Akshat Dubey, "Impact of Behavioral Finance on Equity Selection Pattern


by Retail Investor - An Analytical study of Varanasi and Prayag Raj", International
Journal of Science and Research (IJSR),
https://www.ijsr.net/search_index_results_paperid.php?id=ART20204354, Volume 9
Issue 1, January 2020, 1560 – 1566. Diakses pada 22 September 2020.

26

Anda mungkin juga menyukai