Anda di halaman 1dari 9

Makalah Kimia Dalam Pertanian

Disusun Oleh :

1. Tegar Bagas Kara (71210713084)

2. Rangga Perdana Pandya (71210713047)

Dosen Pengampu : Ir. Ratna Mauli Lubis, MP.

FAKULTAS PERTANIAN UISU


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian sebagai mata pencaharian utama dalam kehidupan manusia di


beberapa bagian dunia telah mengalami proses perkembangan yang cukup panjang dalam sejara
kebudayaan manusia. Teknologi pertanian pada dasarnya adalah penerapan dari ilmu-ilmuteknik
pada kegiatan pertanian atau dalam pengertian lain dan lebih luas yaitu suatu penerapan prinsip-
prinsip matematika dan sains dalam rangka pendayagunaan sumber daya pertanian dan sumber
daya alam secara ekonomis untuk kesejahteraan manusia.

Perkembangan penggunaan teknologi pertanian sangat pesat dalam upayameningkatkan


kualitas dan kuantitas produksi seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuandan teknologi untuk
memenuhi bahan pangan sebagai salah satu kebutuhan pokok hidupmanusia yang terus
bertambah. Penerapan teknologi pertanian baik dalam kegiatan prapanenmaupun pasca panen,
menjadi penentu dalam mencapai kecukupan pangan baik kuantitasmaupun kualitas produksi.

Teknologi pertanian telah berperan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitasusahatani


komoditas pangan di negara-negara maju dan negara-negara berkembang termasukIndonesia.
Ilmu pertanian dan perkembangan teknologi sangatlah tidak dapat dipisahkanuntuk zaman
sekarang ini. Keduanya jalan bersamaan dalam proses pemenuhan kebutuhanhidup dan
peningkatan kesejahtareaan manusia melalui ketahanan pangan dan produk-produksandang dan
papan. Ilmu dan teknologi pertanian secara luas mencakup berbagai penerapanilmu yang
terfokus pada budidaya, pemeliharaan, pemanenan, peningkatan mutu hasil
panen, penanganan, pengelolaan dan pengamanan hasil, dan pemasaran hasil sebagai objek form
alilmu pertanian tersebut. Dari latar belakang tersebut, dalam makalah ini akan dibahasmengenai
ruang lingkup dari teknologi pertanian.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari pertanian?

2. Apa pengertian dari teknologi pertanian?

3. Apa saja ruang lingkup dari teknologi pertanian?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari pertanian

2. Mengetahui pengertian teknologi pertanian

3. Mengetahui ruang lingkup dari teknologi pertanian


BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pertanian

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk
menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola
lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian
biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop
cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising ), meskipun cakupannya dapat pula berupa
pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti
pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau
eksploitasi hutan.

Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu


pendukungnya. Inti dari ilmu-ilmu pertanian adalah biologi dan ekonomi. Karena pertanian
selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu tanah, meteorologi,
permesinan pertanian, biokimia, dan statistika, juga dipelajari dalam pertanian. Usaha tani
(farming ) adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang
dilakukan dalam budidaya. Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha
tani, sebagai contoh “petani tembakau” atau “petani ikan”. Pelaku budidaya hewan ternak (
livestock ) secara khusus disebut sebagai peternak.

2.2 Pengertian Teknologi Pertanian

Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin dan proses yang menolong
manusia menyelesaikan masalahnya, sedangkan teknologi pertanian adalah semua teknologi
yang berhubungan dengan pertanian. Teknologi Pertanian adalah merupakan penerapan dari
ilmu-ilmu teknik kepada kegiatan pertanian. Selain itu teknologi pertanian merupakan
penerapan prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam rangka pendayagunaan
secara ekonomis sumberdaya pertanian dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan manusia.
Falsafahnya teknologi pertanian merupakan praktik-empirik yang bersifat pragmatik finalistik,
dilandasi paham mekanistik-vitalistik dengan penekanan pada objek formal kerekayasaan dalam
pembuatan dan penerapan peralatan, bangunan, lingkungan, sistem produksi serta pengolahan
dan pengamanan hasil produksi.

Menurut Mangunwijaya dan Sailah (2005), pertanian sebagai suatu subsistem dalam kehidupan
manusia bertujuan untuk menghasilkan bahan nabati dan hewani dengan penggunaan sumber
daya alam secara maksimal dalam rangka untuk mencapai kesejahteraan hidup manusia dan
kelestarian daya dukung lingkungan. Objek formal dari ilmu pertanian budidaya reproduksi
dalam fokus :
Pengolahan tanah

Budidaya

Pemeliharaan

Pemungutan hasil dari budidaya

Peningkatan mutu hasil panen

Penanganan (pasca panen)

Pemasaran hasil

Oleh karena itu, secara luas cakupan teknologi pertanian meliputi berbagai penerapan ilmu
teknik pada cakupan objek formal dari budidaya sampai pemasaran hasil panen.

2.3 Ruang Lingkup Teknologi Pertanian

2.3.1 Teknik Pertanian

Teknik pertanian merupakan pendekatan teknik ( engineering ) secara luas dalam bidang
pertanian yang sangat dibutuhkan untuk melakukan transformasi sumberdaya alam secara efisien
dan efektif untuk pemanfaatannya oleh manusia. Dengan demikian dalam sistematika keilmuan,
bidang teknik pertanian tetap bertumpu pada bidang ilmu teknik untuk memcahkan berbagai
permasalahan di bidang pertanian. Teknik pertanian adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan keteknikan yang mendukung suatu proses pertanian, mulai dari benih atau bibit sampai
dengan hasil dari pertanian tersebut (panen atau limbah). Misalnya traktor, irigasi, alat panen,
alat proses untuk hasil panen, pengelolaan limbah, energi dsb.

Terminologi teknik pertanian sebagai padanan Agricultural Engineering diperkenalkan di


Indonesia pada paruh 1990-an. Sebelumnya terminologi yang digunakan lebih sempit, yaitu
mekanisasi pertanian yang diadopsi dari Agricultural Mechanization , sejak awal 1990-an
bersamaan dengan pengenalan dan penggunaan traktor untuk program intensifikasi pertanian.

Bidang cakupan teknik pertanian antara lain sebagai berikut,

1. Alat dan mesin budidaya pertanian, mempelajari dan bergiat dalam penggunaan ,
pemeliharaan, dan pengembangan alat dan mesin budidaya pertanian.

2. Teknik tanah dan air, menelaah persoalan yang berhubungan dengan irigasi, pengawetan dan
pelestarian sumber tanah dan sumberdaya air.

3. Energi dan elektrifikasi pertanian, mencakup prinsip-prinsip teknologi energi dan daya seta
penerapannya untuk kegiatan pertanian.
4. Lingkungan dan bangunan pertanian, mencakup masalah yang berkaitan dengan perancangan
dan konstruksi bangunan khusus untuk keperluan pertanian, termasuk unit penyimpanan
tanaman dan peralatan, pusat pengolahan dan sistem pengendalian iklim serta sesuai keadaan
lingkungan.

5. Teknik pengolahan pangan dan hasil pertanian, penggunaan mesin untuk menyiapkan hasil
pertanian, baik untuk disimpan atau digunakan sebagai bahan pangan atau penggunaan lain.

Perkembangan ilmu sistem pada tahun 1980-an memberikan imbas pada bidang teknik
pertanian, dengan berkembangnya ranah sistem dan manajemen mekanisasi pertanian, yang
merupakan penerapan manajamen dan analisis sistem untuk penerapan mekanisasi pertanian.
Perkembangan berikutnya, pada abad ke-20 menuju abad ke-21 berkaitan denga ilmu komputasi,
teknologi pembantu otak dan otot lewat sistem kontrol, sistem pakar, kecerdasan buatan berupa
penerapan robot pada sistem pertanian, menjadikan teknik pertanian berkembang menjadi
sistem teknik pertanian (Agricultural System Engineering ). Objek formal yang berupa kegiatan
reproduksi flora dan fauna serta biota akuatik didekati lebih luas lagi sebagai sistem
hayati/biologis dengan orientasi pemecahan masalah pertanian secara holistik. Dalam pendekatan
ini sumberdaya hayati berupa mikroba/mikroorganisme turut dijadikan objek formal dalam
produksi dan peningkatan biomassa. Di beberapa perguruan tinggi di Amerika dan Jepang,
program studi atau departemen yang dulu bernama Teknik Pertanian, kini berganti dengan nama
Teknik Sistem Biologis ( Biological System Engineering ).

2.3.2 Teknologi Hasil Pertanian/ Teknologi Pangan

Bahan pangan sebagai salah satu kebutuhan primer manusia, sangat intensif dijadikan kajian
sebagai objek formal ilmu terapan dan ditopang dengan tuntutan industri, terutama di negara
maju. Kondisi ini melahirkan cabang bidang ilmu teknologi pangan yang merupakan penerapan
ilmu-ilmu dasar (kimia, fisika dan mikrobiologi) serta prinsip-prinsip teknik (engineering),
ekonomi dan manajemen pada seluruh mata rantai penggarapan bahan pangan dari sejak
pemanenan sampai menjadi hidangan.

Teknologi pangan merupakan penerapan ilmu dan teknik pada penelitian, produksi,
pengolahan, distribusi, penyimpanan pangan berikut pemanfaatannya. Contoh teknologi pangan
adalah teknologi pembuatan tempe, tahu, kecap, yogurt, mentega, minyak goreng, es krim. Ilmu
terapan yang menjadi landasan pengembangan teknologi pangan meliputi ilmu pangan, kimia
pangan, mikrobiologi pangan, fisika pangan dan teknik proses.

Ilmu pangan merupakan penerapan dasar-dasar biologi, kimia, fisika dan teknik dalam
mempelajari sifat-sifat bahan pangan, penyebab kerusakan pangan, dan prinsip-prinsip yang
mendasari pengolahan Pangan. Powrie (1977) mendefinisikan ilmu pangan sebagai pengetahuan
tentang sifat-sifat kimia, fisika, structural, nutrisional, toksikologik, mikrobiologis, dan
organoleptik dari bahan pangan serta perubahan-perubahan yang terjadi selama penanganan
bahan mentah, pengolahan, pengawetan, dan penyimpanan.
Kimia pangan mencakup aspek dasar, penerapan, dan pengembangan dalam penentuan
komposisi kimiawi secara kualitatif dan kuantitatif dan telaahan reaksi kimia/biokimia yang
terjadi sejak bahan dipanen sampai siap dikonsumsi.

Mikrobiologi pangan mencakup penelaahan mikroba yang berperan dalam kerusakan,


penanganan dan pengawetan bahan pangan, sanitasi, penerapan mikrobiologi di industri serta
aspek keamanan pangan (food safety). Perkembangan bioteknologi yang pesat di tahun 1980-an
menjadi wahana yang sangat tepat bagi penerapannya di pangan dan dikenal sebagai
bioteknologi pangan yang memfokuskan pada penerapan bioproses untuk produksi, pengawetan,
atau peningkatan nilai tambah pangan.

Penelaahan tentang nutrisi pangan dan metabolisme yang terjadi pada bahan pangan yang
dikonsumsi oleh manusia menjadi cakupan gizi pangan. Bidang ini juga mempelajari dan
mengembangkan teknik evaluasi gizi pangan secara in vivo maupun in vitro, evaluasi toksisitas,
zat anti gizi alami, seta bahan pangan dan upaya penanganannya.

2.3.3 Teknologi Industri Pertanian

Teknologi Industri Pertanian didefinisikan sebagai disiplin ilmu terapan yang menitikberatkan
pada perencanaan, perancangan, pengembangan, evaluasi suatu sistem terpadu (meliputi
manusia, bahan, informasi, peralatan dan energi) pada kegiatan agroindustri untuk mencapai
kinerja (efisiensi dan efektivitas) yang optimal. Disiplin ini menerapkan matematika, fisika,
kimia/biokimia, ilmu-ilmu sosial ekonomi, prinsip-prinsip dan metodologi dalam menganalisis
dan merancang agar mampu memperkirakan dan mengevaluasi hasil yang diperoleh dari sistem
terpadu agroindustri. Sebagai paduan dari dua disiplin, teknik proses dan teknik industri dengan
objek formalnya adalah pendayagunaan hasil pertanian. Teknologi Industri Pertanian memiliki
bidang kajian sebagai berikut :

1.Sistem teknologi proses industri pertanian, kegiatan pertanian yang berkaitan dengan
perencanaan, instalasi dan perbaikan suatu sistem terpadu yang terdiri atas bahan, sumberdaya,
peraltan dan energi pada pabrik agroindustri.

2.Manajemen industri, kajian yang berkaitan dengan perencanaan, pengoperasian dan perbaikan
suatu sistem terpadu pada permasalahan sistem usaha agroindustri.

3.Teknoekonomi agroindustri, kajian yang berkaitan dengan perencanaan, analisis dan


perumusan kebijakan suatu sistem terpadu pada permasalahan sektor agroindustri.

4. Manajemen mutu, penerapan prinsip-prinsip manajemen (perencanaan, penerapan dan


perbaikan) pada bahan (dasar, baku), sistem proses, produk, dan lingkungan untuk mencapai
taraf mutu yang ditetapkan.
Kegiatan hilir dari pertanian berupa penanganan, pengolahan, distribusi dan pemasaran yang
semula secara sederhana dan tercakup dalam teknologi hasil pertanian, berkembang menjadi
lebih luas dengan pendekatan dari sistem Industri.

Kegiatan penanganan, pengolahan, distribusi, dan pemasaran hasil pertanian dengan konsep
peningkatan nilai tambah selanjutnya kita kenal sebagai agroindustri. Dengan demikian,
teknologi industri pertanian didefinisikan sebagai disiplin ilmu terapan yang menitikberatkan
kepada perencanaan , perancangan, pengembangan, evaluasi suatu sistem terpadu (meliputi
manusia, bahan, informasi, peralatan dan energi) pada kegiatatan agroindustri untuk mencapai
kinerja (efisiensi dan efektivitas) yang optimal.

Sebagai sub-spesies baru pada teknologi pertanian, teknologi industri pertanian terus
berkembang dengan tanpa lepas dari kemajuan ilmu lain, terutama ilmu sistem, komputer, serta
ilmu dasar, terutama biokimia yang melandasi transformasi hasil pertanian menfadi produk
bernilai tambah tinggi. Demikian pula tuntutan pengembangan industri yang ramah lingkungan
serta produksi bersih (cleaner production) termasuk dalam kegiatan agroindustri sebagai obyek
formalnya dan meniscayakan perlunya aspek lingkungan dijadikan gatra pada teknologi industri
pertanian.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan untuk menghasilkan
bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan
hidupnya. Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin dan proses yang
menolong manusia menyelesaikan masalahnya, sedangkan teknologi pertanian adalah semua
teknologi yang berhubungan dengan pertanian. Teknologi Pertanian adalah merupakan
penerapan dari ilmu-ilmu teknik pada kegiatan pertanian. Ruang lingkup teknologi pertanian
terbagi menjadi 3 bagian yaitu:

1.Teknik pertanian adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keteknikan yang mendukung
suatu proses pertanian, mulai dari benih atau bibit sampai dengan hasil dari pertanian tersebut
(panen atau limbah). Misalnya traktor, irigasi, alat panen, alat proses untuk hasil panen,
pengelolaan limbah dsb.

2.Teknologi pangan merupakan penerapan ilmu dan teknik pada penelitian, produksi,
pengolahan, distribusi, penyimpanan pangan berikut pemanfaatannya. Contoh teknologi pangan
adalah teknologi pembuatan tempe, tahu, kecap, yogurt, mentega, minyak goreng, es krim.

3.Teknologi Industri pertanian didefinisikan sebagai disiplin ilmu terapan yang menitikberatkan
pada perencanaan, perancangan, pengembangan, evaluasi suatu sistem terpadu (meliputi
manusia, bahan, informasi, peralatan dan energi) pada kegiatan agroindustri untuk mencapai
kinerja (efisiensi dan efektivitas) yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2017, Mei 10).Teknologi Pertanian. Dipetik Agustus 23, 2017, dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_pertanian

Choiru Nastiti, K. (2014).Pengantar Teknologi Pertanian.Dipetik Agustus 24, 2017, dari


https://www.academia.edu/15661691/Pengantar_Teknologi_Pertanian

Mutmainnah, L. (t.thn.).Definisi Dan Ruang Lingkup Teknologi Inovasi Produksi Pertanian.


Dipetik Agustus 24, 2017, dari https://id.scribd.com/doc/109838542/1-1-Definisi-Dan-Ruang-
Lingkup-Teknologi-Inovasi-Produksi-Pertanian

Muylaningsih, S. (2016). Kajian Penerapan Teknologi Pertanian. Dipetik Agustus 2017, 24, dari
http://repository.ump.ac.id/3133/3/SARI%20-%20BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai