DOSEN PENGAMPU
Dedi Kusbiantoro,SP.MM.
Agroteknologi
FALKUTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATRA UTARA MEDAN
2021-2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjat kehadiran ALLAH SWT, Tuhan yang maha esa yang
telah memberikan rahmat hidayah-nya sehingga penyususan tugas ini dapat di
selesaikan
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Agroteknologi
“Agribisnis Sayuran”. UISU di falkutas Pertanian.
Terima kasih disampaikan kepada bapak dedi. Selaku dosen kuliah
Agroteknologi yang telah membimbing.
Demikian tugas ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas
mata kuliah. Menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, kami mengharapkan
saran dan kritik
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I..................................................................................................................
PENDAHULUAN..............................................................................................
Latar Belakang..................................................................................................
BAB II.................................................................................................................
PEMBAHASAN.................................................................................................
1. Pengertian Agribisnis................................................................................
2. Arti Pentingnya Sayuran...........................................................................
3. Macam-macam Sayuran............................................................................
4. Konsep Agribisnis Sayuran.......................................................................
BAB III...............................................................................................................
PENUTUP..........................................................................................................
KESIMPULAN..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada awal pemenuhan kebutuhannya, manusia hanya mengambil
dari alam sekitar tanpa kegiatan budidaya (farming), dengan demikian
belum memerlukan sarana produksi pertanian. Seiring dengan
meningkatnya kebutuhan manusia, alam tidak dapat menyediakan semua
kebutuhan itu sehingga manusia mulai membudidayakan (farming)
secara ekstensif berbagai tanaman, hewan dan ikan untuk memenuhi
kebutuhannya. Pada tahap ini kegiatan budidaya mulai menggunakan
sarana produksi, dilakukan dalarn pertanian itu sendiri (on farm) dan hanya
untuk memenuhi kebutuhan keluarga sendiri (home consumption).
Tahap selanjutnya, ditandai dengan adanya spesialisasi dalam
kegiatan budidaya sebagai akibat pengaruh perkembangan diluar sektor
pertanian dan adanya perbedaan potensi sumberdaya alam (natural
endowment) antar daerah, perbedaan ketrampilan (skill) dalam
masyarakat serta terbukanya hubungan lalulintas antar daerah. Pada
tahap ini, selain dikonsumsi sendiri, hasil-hasil pertanian mulai
dipasarkan dan diolah secara sederhana sebelum dijual.
Perkembangan sektor pertanian selanjutnya dipacu oleh kemajuan
teknologi yang sangat pesat di sektor industri (kimia dan mekanik) dan
transportasi. Pertanian menjadi semakin maju dan kompleks dengan ciri
produktivitas per hektar yang semakin tinggi berkat penggunaan sarana
produksi pertanian yang dihasilkan oleh industri (pupuk dan pestisida).
Kegiatan pertanian semakin terspesialisasi menurut komoditi dan
kegiatannya. Namun, petani hanya melakukan kegiatan budidaya saja,
sementara pengadaan sarana produksi pertanian didominasi oleh sektor
industri.
Dipihak lain karena proses pengolahan hasil-hasil pertanian untuk
berbagai keperluan membutuhkan teknologi yang semakin canggih dan
skala yang besar agar ekonomis, maka kegiatan ini pun didominasi
oleh sektor industri pengolahan. Melalui proses pengolahan, produk-
produk pertanian menjadi lebih beragam penggunaan dan pemasarannyapun
menjadi
lebih mudah (storable and transportable) sehingga dapat diekspor. Pada
tahap ini pembagian kerja di dalam kegiatan pertanian menjadi semakin
jelas, yaitu:kegiatan budidaya (farming) sebagai kegiatan pertanian dalam
arti sempit, kegiatan produksi sarana pertanian (farm supplies) sebagai
industri hulu dan kegiatan pengolahan komoditi pertanian sebagai
industri hilir. Spesialisasi fungsional dalam kegiatan pertanian seperti yang
telah dikemukakan diatas meliputi seluruh kegiatan usaha yang
berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan pertanian dan
keseluruhannya disebut sistem "Agribisnis”.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Agribisnis
Pengertian agribisnis dapat dilakukan dengan menelusuri asal kata
agribisnis itu sendiri.Soekartawi mengemukakan bahwa agribisnis
berasal dari kata agri dan bisrtis.Agri berasal dari bahasa inggris,
agricultural (pertanian). Bisnis berarti usaha komersiai dalam dunia
perdagangan. Jadi "agribisnis" adalah usaha dalam bidang pertanian
baik mulai dari produksL pengolahan, pemasaran atau kegiatan lain
yang berkaitan.
Berdasarkan kedua kata yang membentuknya, dapat dikemukakan
bahwa agribisnis merupakan pertanian yang dikelola berdasarkan
prinsip-prinsip komersiai atau ekonomi.Dalam arti ini pertanian
bukan lagi menjadi way of live, tetapi usaha yang harus memberikan
keuntungan.
3. Macam-macam Sayuran
Sayuran apat digolongkan atas beberapa macam berdasarkan bagian
yang dipergunakan dan dikonsumsi.
a. Sayuran tangkai/daun
Sayuran jenis ini ditanam untuk diambil tangkai/daunnya.Seperti
bayam, sawi, kobis, selada, dan sebagainya.
b. Sayuran buah
Sayuran jenis ini ditanam untuk dikonsumsi buahnya.Kacang-
kacangan juga termasuk di dalamnya. Contoh sayuran buah:
tomat,terong, bucis dan lain-lain.
c. Sayuran akar/umbi
Sayuran jenis ini ditanam untuk diambil akar/umbinya, misalnya:
wortel, kentang, dan lain sebagainya.
d. Sayuran bunga
Sayuran jenis ini ditanam untuk diambil bunganya, misalnya: Kobis
bunga.
2) Pengolahan hasil
Hasil tanaman, baik yang berupa daun, buah, maupun umbi
harus dipungut tepat waktu, jangan tergesa-gesa atau terlambat.
Bila pemungutan hasil terlalu lama maka sayur akan cepat
rusak, banyak bagian-bagian yang hilang atau terbuang dan
rasanya tidak seenak yang diharapkan.
Pemungutan yang terlalu cepat juga tidak baik karena
dapat menurunkan kualitas maupun kuantitas hasil. Harus diingat
bahwa produksi sayuran harus daiam bentuk segar. Dan agar
sayur tetap segar sebaiknya sayur didinginkan dengan suhu
yang rendah.
3) Pemasaran
Konsumen selalu menghendaki sayuran dalam keadaan segar.
Oleh karena itu, disamping pengawetan hasil sayur juga
diperlukan pemasaran. Pada dasarnya pasar holtikultura,
khususnya sayuran, dikenal ada beberapa macam seperti;
a) Pasar lokal/ pasar petani
Penjuaian sayuran dilakukan oleh petani di kebun tempat
bertanam.
b) Pasar pengumpul/pasar pemborong
Penjulan dilakukan oleh petani/pemborong di tempat
pengumpulan hasil kepada tengkulak.
c) Pasar pusat atau terminal
Transaksi di pasar pusat dilakukan di kota-kota besar seperti
Jakarta atau Surabaya.Umumnya sayur yang dijual dalam
jumlah besar.
d) Pasar pengencer
Penjuaian sayur oleh pengencer dengan meneruskan tawaran
langsung pada konsumen.
KESIMPULAN
Maka dapat disimpulkan bahwa Agribisnis sebagai suatu sistem,
bukan sebagai sektor karena jika tidak ada salah satu sub sistemnya maka
agribisnis tidak akan berjalan. Susbsistem agribisnis itu sendiri ialah
Hulu, Usahatani, Hilir dan Kelembagaan. Dan disimpulkan pula bahwa
dalam perekonomian Indonesia, agribisnis berperan penting sehingga
mempunyai nilai strategis. Peran strategis agribisnis itu adalah sebagai
berikut.
Sektor agribisnis merupakan penghasil makanan pokok penduduk.
Peran ini tidak dapat disubstitusi secara sempurna oleh sektor ekonomi
lainnya, kecuali apabila impor pangan menjadi pilihan. Peranan agribisnis
dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Sampai saat ini non-
migas menyumbang sekitar 90 persen PDB, dan agribisnis merupakan
penyumbang terbesar dalam PDB non-migas. Peranan agribisnis dalam
penyerapan tenaga kerja. Karakteristik teknologi yang digunakan dalam
agribisnis bersifat akomodatif terhadap keragaman kualitas tenaga kerja
sehingga tidak mengherankan agribisnis menjadi penyerap tenaga kerja
nasional yang terbesar.
Peranan agribisnis dalam perolehan devisa.selama ini selain
ekspor migas, hanya agribisnis yang mampu memberikan net-ekspor secara
konsisten. Peranan agribisnis dalam penyediaan bahan pangan. Ketersediaan
berbagai ragam dan kualitas pangan dalam jumlah pada waktu dan tempat
yang terjangkau.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. ir. Made Astawan, Sehat dengan Sayur, (Jakarta;PT. Dian
Rakyat,2008)
Neni Suhaini, Petunjuk Praktis Bercocok Tanam Sayuran Daun, (Majalengka;
Binamuda Ciptakreasi,2008)
https://pdfcoffee.com/makalah-sistem-agribisnis-di-indonesia-pdf-free.html