DISUSUN OLEH :
NPM : 2320402044
1.PENDAHULUAN
Fakultas pertama yang ada di Universitas Tidar adalah Fakultas Pertanian , Fakultas Pertanian
Membuka Prodi pertama yakni Agroteknologi, awal mulanya bernama Pendidikan Ahli Farming
untuk jenjang Pendidikan Diploma. Nama dan jenjang Pendidikan tersebut diubah pada tahun
1992. Pada tahun 2017, Fakultas Pertanian Untidar mengembangkan penyelenggaraan
pendidikan dengan membuka jurusan baru, yakni Peternakan dan Akuakultur. Dan pada tahun
2023 Universitas Tidar Membuka 3 Prodi baru, yakni Teknologi Pangan, Gizi dan Agribisnis.
ISI
Secara umum, jenis-jenis makanan fungsional terbagi menjadi dua kelompok, yaitu
berdasarkan sumber makanan dan cara pengolahannya. Berikut penjelasan dari masing-masing
jenis makanan fungsional beserta contohnya, sebagaimana dikutip di buku Dasar-Dasar Ilmu
Gizi oleh Wardawati
Makanan fungsional yang bersumber dari bahan tumbuhan Contohnya: buah-buahan, sayur-
sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, legume (seperti kacang hitam, buncis, dan lentil), bij-ban
Merupakan makanan fungsional yang bersumber dari bahan hewan Contonnya ikan daging
sapi, daging ayam, serta susu dan produk-produk olahannya
Merupakan pangan fungsional yang sudah tersedia di alam tanpa perlu pengolahan sama sekal
Contohnya, sayur-sayuran dan buah-buahan
Makanan fungsional yang diolah secara tradisional mengikuti cara pengolahan yang diturunkan
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Beberapa contoh makanan tradisional yang
memenuhi persyaratan makanan fungsional adalah minuman beras kencur, dadih (fermentasi
susu khas Sumatra Barat), dal (fermentasi susu kerbau khas Sumatra Utara), sekoteng atau
bandrek tempe, tape, dan jamu
Makanan fungsional modern adalah makanan yang telah diolah dan diperkaya dengan nutrisi
tambahan untuk menambah manfaat makanan tersebut bagi kesehatan
Berikut beberapa manfaat dan mengonsumsi makanan fungsional, seperti dikutip di buku Gizi
1.Yogurt Probiotik
Manfaat: Yogurt yang mengandung probiotik seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium
membantu menjaga keseimbangan bakteri baik di saluran pencernaan. Ini dapat meningkatkan
pencernaan, memperkuat sistem kekebalan, dan membantu mengurangi risiko gangguan
pencernaan seperti diare dan sembelit.
2.Oatmeal
Manfaat: Oatmeal adalah sumber serat larut tinggi yang dapat membantu mengendalikan
kadar gula darah. Ini juga dapat mengurangi risiko penyakit jantung karena dapat menurunkan
kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah.
3.Brokoli
Manfaat: Brokoli mengandung senyawa sulfurafan yang dapat melindungi tubuh dari
kerusakan sel dan peradangan. Senyawa ini juga dapat membantu mengurangi risiko penyakit
kanker, terutama kanker payudara, prostat, dan usus.
4.Ikan Salmon
Manfaat: Salmon adalah sumber asam lemak omega-3, seperti DHA dan EPA, yang sangat
penting untuk perkembangan otak, fungsi jantung yang sehat, dan mengurangi peradangan
dalam tubuh. Omega-3 juga dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke.
1. Cuka Salak
Salak digunakan sebagai bahan baku utama cuka salak ini. Salak mengandung berbagai
senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan yaitu fenol, tannin, serat pangan dan kalium.
Kandungan senyawa lainnya berperan menetralkan radikal bebas (antioksidan), mengurangi
resiko penyakit diabetes, antibakteri, antidiare dan lain sebagainya,
Manfaat :
4. Antioksidan
5. Antibakteri
Beras ini berbahan baku umbi kimpul, gadung, gembili, ubi kelapa dan garut. Proses
pengolahan bahan baku dilakukan dengan cara modern dan higenis sehingga kandungan nutrisi
dari Beras Sehat Multikhasiat ini dapat dipertahankan, Umbi-umbian yang digunakan memiliki
kandungan senyawa bioaktif seperti serat pangan, diosgenin, dioscorin, water soluble
polysaccharide (WSP), fenol, dil yang bermanfaat bagi kesehatan. Proses pemasakan Beras
Sehat Multikhasiat ini sangat mudah. sama seperti proses pemasakan beras biasa (Oryza
sativa).
Manfaat :
2. Tinggi serat
3. Menurunkan kolesterol
• Sumber Daya Alam Lokal: Agrokompleks lokal mengandalkan sumber daya alam yang
tersedia di suatu daerah atau wilayah tertentu. Ini mencakup tanah, iklim, air, dan flora
lokal.
• Kepemilikan dan Partisipasi Lokal: Konsep ini mendorong partisipasi aktif masyarakat
lokal dalam proses pertanian dan produksi pangan. Masyarakat lokal memiliki
pemahaman mendalam tentang lingkungan mereka dan dapat memberikan kontribusi
berharga dalam mengembangkan sistem pertanian yang berkelanjutan.
• Pengembangan Pasar Lokal: Produk pangan dari agrokompleks lokal sering kali dijual di
pasar lokal atau regional. Ini mendukung ekonomi lokal dan mengurangi
ketergantungan pada impor makanan dari luar daerah.
1. Sumber Daya Alam Lokal: Agrokompleks lokal menggunakan sumber daya alam yang
tersedia di suatu daerah atau wilayah tertentu untuk produksi pangan. Ini mencakup
tanah, iklim, air, dan flora lokal. Sumber daya alam ini memainkan peran penting dalam
menentukan jenis tanaman yang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, dan
kandungan nutrisi dalam tanaman tersebut.
2. Keanekaragaman Tanaman: Agrokompleks lokal sering kali mencakup berbagai jenis
tanaman yang ditanam secara bersamaan atau secara bergiliran. Keanekaragaman ini
mendukung pengembangan pangan fungsional karena berbagai jenis tanaman dapat
memberikan berbagai jenis nutrisi dan komponen bioaktif.
3. Pengetahuan Lokal: Pengetahuan lokal tentang jenis tanaman, teknik pertanian
tradisional, dan penggunaan tanaman tertentu dalam pengobatan tradisional dapat
digunakan untuk mengidentifikasi dan mengembangkan tanaman dengan potensi
nutrisi dan kesehatan yang tinggi. Pengetahuan ini juga dapat digunakan dalam
pengolahan dan pemrosesan pangan.
4. Produk Pangan Fungsional: Tanaman yang ditanam dalam agrokompleks lokal dapat
digunakan sebagai bahan baku untuk mengembangkan produk pangan fungsional.
Misalnya, sayuran lokal kaya akan serat dan antioksidan dapat digunakan dalam produk
makanan yang meningkatkan kesehatan pencernaan atau mengurangi risiko penyakit
kronis.
Pengembangan jagung dan sorgum sebagai sumber pangan fungsional memiliki potensi yang
signifikan karena keduanya adalah tanaman yang umum dikonsumsi dan dapat diubah menjadi
produk pangan dengan manfaat tambahan bagi kesehatan. Berikut adalah beberapa potensi
pengembangan jagung dan sorgum sebagai sumber pangan fungsional:
1. Kaya Serat:
Jagung: Jagung mengandung serat pangan yang tinggi, terutama serat larut seperti
pektin. Serat ini dapat membantu mengendalikan kadar gula darah, menjaga
kesehatan pencernaan, dan mengurangi risiko penyakit jantung.
Sorgum: Sorgum juga mengandung serat yang bermanfaat, terutama serat tidak larut
yang membantu mengurangi risiko sembelit dan menjaga kesehatan usus.
2. Gluten-Free:
Jagung: Jagung adalah tanaman bebas gluten, sehingga produk yang dibuat dari jagung
seperti tepung jagung atau produk jagung lainnya bisa menjadi alternatif yang baik
bagi individu yang menderita penyakit celiac atau memiliki intoleransi gluten.
3. Antioksidan:
Jagung: Meskipun jagung tidak mengandung protein sebanyak sumber protein nabati
lainnya seperti kacang-kacangan, tetapi dengan pengolahan yang tepat, jagung dapat
digunakan sebagai sumber protein dalam diet vegetarian dan vegan.
Sorgum: Sorgum mengandung lebih banyak protein daripada jagung dan dapat
digunakan sebagai alternatif sumber protein nabati.
1. Inovasi Produk Pangan Fungsional: Pengembangan produk pangan fungsional yang lebih
bervariasi dan inovatif akan menjadi fokus utama. Ini melibatkan pencarian dan pemahaman
lebih mendalam mengenai kandungan nutrisi dan komponen bioaktif dalam tanaman dan
bahan pangan lokal yang belum dimanfaatkan sepenuhnya.
2. Peningkatan Kualitas Nutrisi: Pangan fungsional akan semakin diformulasikan untuk
memenuhi kebutuhan gizi yang spesifik. Produk-produk ini akan dirancang untuk memberikan
manfaat kesehatan yang lebih tepat sasaran, seperti mengendalikan kadar gula darah atau
meningkatkan kesehatan sistem pencernaan.
3. Penggunaan Teknologi Modern: Teknologi modern seperti bioteknologi, analisis data, dan
pemrosesan makanan canggih akan digunakan untuk mengoptimalkan produksi, penyimpanan,
dan distribusi pangan fungsional. Hal ini akan membantu dalam meningkatkan kualitas produk
dan memperpanjang umur simpannya.
4. Peningkatan Aksesibilitas: Upaya akan difokuskan pada menjadikan pangan fungsional lebih
terjangkau dan tersedia bagi masyarakat yang lebih luas, Ini bisa mencakup program- program
subsidi atau inisiatif yang mendukung produksi lokal.
5. Kemitraan dengan Petani Lokal: Pengembangan pangan fungsional akan lebih terintegrasi
dengan petani lokal. Kerja sama erat dengan petani untuk mengidentifikasi, mengembangkan,
dan memasarkan produk-produk fungsional akan menjadi kunci.
6. Sertifikasi dan Labeling: Standar sertifikasi dan labeling yang lebih ketat akan membantu
konsumen untuk mengidentifikasi produk fungsional yang sebenarnya dan mendukung
pertumbuhan pasar.
8. Peran Pemerintah dan Regulasi: Pemerintah akan berperan penting dalam mengatur industri
pangan fungsional dan memastikan bahwa produk yang dijual di pasaran aman dan
bermanfaat. Inisiatif kebijakan yang mendukung produksi dan konsumsi pangan fungsional
dapat mendorong pertumbuhan sektor ini.
3. Cari tahu lebih lanjut tentang komposisi nutrisi dan komponen bioaktif dari
tanaman atau produk yang Anda pilih.
1. Ciptakan resep atau proses pengolahan yang dapat meningkatkan nilai nutrisi
dan nilai tambah produk Anda.
2. Uji coba berbagai produk dan proses untuk mendapatkan hasil terbaik.
5. Pendampingan Teknis:
1. Ajak petani lokal untuk ikut serta dalam pelatihan teknis terkait pengembangan
produk dan praktik pertanian yang lebih baik.
2. Libatkan ahli pertanian dan ahli gizi untuk memberikan bimbingan teknis.
6.Pengembangan Pasar:
1. Identifikasi pasar potensial untuk produk Anda, baik di tingkat lokal, regional,
maupun nasional.
2. Pastikan produk Anda memenuhi standar keamanan dan kualitas yang berlaku
8. Pendidikan Masyarakat:
• Mereka dapat melakukan studi pangan fungsional dan uji klinis untuk memahami
manfaat kesehatan produk tersebut.
• Perguruan tinggi dapat berperan sebagai pusat inovasi untuk mengembangkan produk
pangan fungsional baru dan meningkatkan kualitas produk yang sudah ada.
4-Pengembangan Produk:
1. Perguruan tinggi dapat menjalin kemitraan yang kuat dengan komunitas lokal,
termasuk petani, kelompok petani, dan organisasi masyarakat setempat.
Beberapa tren dan perkembangan yang mungkin terjadi di masa depan adalah sebagai berikut:
Pasar Global: Produk pangan fungsional berbasis agrokompleks lokal akan semakin
mengakses pasar global. Permintaan akan makanan sehat dan alami terus tumbuh di
seluruh dunia, dan produk-produk lokal dengan manfaat kesehatan unik akan
mendapatkan popularitas.
fungsional. Mereka akan menjadi pusat inovasi dalam pengembangan produk dan
teknologi baru.
12. Penutup
4. Perguruan tinggi dan lembaga penelitian akan terus berperan dalam penelitian,
pengembangan, dan pendidikan terkait pangan fungsional. Mereka akan menjadi pusat inovasi
dalam pengembangan produk dan teknologi baru.
5. Ahli Teknologi Pangan dan Gizi sangat dibutuhkan dalam dalam pengembangan Produk
Pangan Fungsional