negara lain.
3. Meningkatkan perekonomian Indonesia.
4. Semua kalangan memperoleh ilmu pengetahuan yang rata
Inovasi Dalam Bidang Gizi Pangan (Pangan Fungsional) 15 Februari 2014 19:40:29 Diperbarui:
24 Juni 2015 01:47:57 Dibaca : 597 Komentar : 0 Nilai : 0 Makanan merupakan kebutuhan
pokok makhluk hidup, tanpa makanan makhluk hidup tidak dapat bertahan untuk melakukan
segala aktifitasnya sehari-hari. Kebutuhan akan makanan mengalami perubahan dari waktu ke
waktu, berawal dari istilah kebutuhan empat sehat lima sempurna, yang dimana setiap orang
disarankan untuk memenuhi kebutuhan gizi karbohidrat (beras, ubi, gandum), lauk sebagai
protein (tempe, tahu, daging, ikan, dsb), sayur sebagai sumber vitamin, serat dan mineral, buah
sebagai sumber vitamin dan susu. Hingga kini dengan kemajuannya ilmu pengetahuan dan
teknologi, terutama dalam bidang gizi yang telah menjadi dasar dalam suatu inovasi dan
pengembangan pangan yang berpeluang untuk memberikan hasil pangan yang lebih dari sifat
awalnya, guna memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh, salah satu inovasi ini dapat dibuat
suatu pangan fungsional. Apa pangan fungsional itu? Pangan fungsional adalah makanan
maupun bahan pangan yang dapat memberikan manfaat tambahan disamping fungsi gizi dasar
pangan. Pangan fungsional memiliki tiga fungsi, yaitu fungsi primer, artinya makanan tersebut
dapat memenuhi kebutuhan gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral), fungsi
sekunder artinya makanan tersebut dapat diterima oleh konsumen secara sensoris dan fungsi
tersier artinya makanan tersebut memiliki fungsi untuk menjaga kesehatan, mengurangi
terjadinya suatu penyakit dan menjaga metabolisme tubuh. Makanan fungsional dikonsumsi
bukan berupa obat (serbuk) melainkan dikonsumsi dalam bentuk makanan. Menurut para
ilmuwan jepang, beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu produk agar dapat
dikatakan sebagai pangan fungsional, meliputi: a. harus merupakan produk pangan (bukan
berbentuk kapsul, tablet, atau bubuk) yang berasal dari bahan (ungredien) alami, b. dapat dan
layak dikonsumsi sebagian dari diet atau menu sehari-hari, c. mempunyai fungsi tertentu pada
saat dicerna, serta dapat memberikan peran dalam proses tubuh tertentu, seperti : memperkuat
mekanisme pertahan tubuh, mencegah penyakit tertentu, membantu mengembalikan kondisi
tubuh setelah sakit tertentu, menjaga kondisi fisik dan mental, serta memperlambat proses
penuaan. Beberapa contoh makanan fungsional: makanan yang mengandung bakteri yang
berguna untuk tubuh: yoghurt, yakult. Makanan yang mengandung serat, misalkan bekatul,
tempe, gandum utuh. Makanan yang mengandung senyawa bioaktif seperti (polifenol) untuk
mencegah kanker, komponen sulfur (bawang) untuk menurunkan kolesetrol, daidzein pada
tempe untuk mencegah kanker, serat pangan (sayuran, buah, kacang-kacangan) untuk mencegah
penyakit yang berkaitan dengan pencernaan dan lain sebagainya yang dapat sangat bermanfaat
bagi tubuh manusia sesuai kebutuhan yang dibutuhkan. Maka dengan adanya pangan fungsional
kini makanan yang diperlukan kita bukan saja dapat memenuhi kebutuhan gizi, namun juga
dapat memberikan manfaat kesehatan dan beberapa pangan dapat berperan menyembuhkan
penyakit.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/qqrizafr/inovasi-dalam-bidang-gizi-pangan-panganfungsional_54f85ff4a33311855e8b4b96
Selain itu, tambah Annisa, konsumsi pangan hewani yang berlebihan tanpa diimbangi dengan
konsumsi pangan nabati dan gaya hidup yang baik akan mendukung berkembangnya penyakit
degeneratif.
Penyakit degeneratif adalah istilah medis untuk menjelaskan suatu penyakit yang muncul akibat
proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan normal menjadi lebih buruk. Penyakit
yang masuk dalam kelompok ini antara lain diabetes melitus, stroke, jantung koroner,
kardiovaskular, obesitas, dislipidemia dan sebagainya.
Karena itu, kata Annisa, produksi nugget kacang hijau dengan merek Mung Nugget ini
diharapkan dapat menambah pangan alternatif yang berbahan dasar kacang hijau dan
menciptakan pangan yang bergizi tinggi dengan harga yang terjangkau.
Kacang hijau atau Vigna radiata L, lanjut Annis, berasal dari famili Leguminoceae atau polongpolongan. Selama ini, tanaman kacang hijau masih kurang mendapat perhatian petani. Meskipun
hasil tanaman ini mempunyai nilai gizi yang tinggi dan harga yang baik dibanding dengan
tanaman kacang-kacangan lain.
Kacang hijau memiliki kelebihan yang dapat ditinjau dari segi agronomi maupun ekonomis,
seperti lebih tahan kekeringan, serangan hama penyakit sedikit, dapat dipanen pada umur 55-60
hari dan dapat ditanam pada tanah yang kurang subur. Dengan demikian, kacang hijau
merupakan tanaman yang dapat dijadikan berbagai jenis produk makanan.
Proses pembuatan nugget kacang hijau ini dilakukan di Laboratorium Percobaan Makanan,
Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB. Ukuran nugget berdiameter 2 Cm dengan berat 15,2
gram per buahnya. Untuk memenuhi 1/5 kecukupan protein anak usia 4-6 tahun, maka dipenuhi
dengan mengkonsumsi sebanyak sepuluh buah nugget kacang hijau.
Hasil uji organoleptik menunjukkan konsumen dapat menerima warna, aroma, rasa, dan tekstur
nugget kacang hijau. Peningkatan nilai tambah kacang hijau menjadi nugget kacang hijau
menjadikan nugget ini sebagai produk yang menjanjikan serta mampu bersaing dengan produk
nugget lainnya, papar Annisa optimistis.