Jenner memulai pengamatannya dengan mengambil nanah dari lesi cacar sapi (cowpox) pada
tangan seorang pemerah sapi. Setelah itu, cairan tersebut ia suntikkan pada anak laki-laki
berusia delapan tahun bernama James Phipps pada dua luka kecil di kulit tangannya.
Edward Jenner dalam penelitiannya menjelaskan bahwa Phipps sempat mengalami keluhan
berupa rasa tidak nyaman pada ketiak dan kehilangan nafsu makan. Namun, pada hari
berikutnya, Phips merasa tubuhnya tidak sakit dan baik-baik saja. Enam minggu kemudian,
Jenner kembali melakukan variolasi dengan virus variola penyebab cacar yang sedang
mewaban di tangan Phips.
Setelah itu, Phips tidak terinfeksi virus dan tetap sehat meski prosedur variolasi diulang
dalam beberapa kali. Adanya metode ini, Jenner berhasil membuktikan kekebalan terjadi
setelah prosedur variolasi. Hal ini yang kemudian membuat perkembangan vaksin sampai
sekarang.