Anda di halaman 1dari 6

Kata Pengantar

Puji syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan kekuatan
dan rahmatNya kepada kita sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang
berjudul Penerapan Teknologi Pertanian yang telah kami kerjakan. Kami berharap kepada dosen
pembimbing bisa menerima makalah yang kami buat.

saya ucapkan terima kasih kepada orang tua wali kami yang telah mendukung dalam penyelesaian makalah
ini. Kami juga ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan materi sebagai
proses pembelajaran dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Pertanian.

Makalah yang kami buat ini jauh dari kata sempurna, sehingga kami menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk proses menuju sempurna pada penugasan makalah berikutnya.

DAFTAR ISI

A.Penerapan teknologi pertanian……………………………………………………....


     1.Sejarah Pendidikan Teknologi   Pertanian……………………………………………
     2.Teknik Pertanian……………………………………………………………………..
     3.Teknologi Hasil Pertanian/Teknologi   pangan……………………………………….
     4.Teknologi Industri Pertanian…………………………………………………………..
B.pengertian teknologi pertanian…………………………………………

C.Kesimpulan……………………………………………………………….

BAB I

PENERAPAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Pengertian Teknologi Pertanian adalah merupakan penerapan dari ilmu-ilmu terapan dan teknik pada


kegiatan pertanian. Definisi lain tentang Teknologi pertanian menurut para ahli adalah merupakan
penerapan prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam rangka pendayagunaan
secara ekonomis sumberdaya pertanian dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan manusia Falsafahnya
teknologi pertanian merupakan praktik-empirik yang bersifat pragmatik finalistik, dilandasi paham
mekanistik-vitalistik dengan penekanan pada objek formal kerekayasaan dalam pembuatan dan penerapan
peralatan, bangunan,lingkungan, sistem produksi serta pengolahan 
danpengamanan hasil produksi. Objek formal dalam ilmu pertanian budidaya reproduksi berada dalam
fokus budidaya, pemeliharaan, pemungutan hasil dari flora dan fauna, peningkatan mutu hasil panen yang
diperoleh, penanganan, pengolahan dan pengamanan serta pemasaran hasil. Oleh sebab itu, secara luas
cakupan teknologi pertanian meliputi berbagai penerapan ilmu teknik pada cakupan objek formal dari
budidaya sampai pemasaran.
1.Sejarah Pendidikan Teknologi Pertanian

Bidang teknologi pertanian secara keilmuan merupakan hibrida dari ilmu teknik dan


ilmu pertanian.Sejarah lahirnya ilmu-ilmu dalam lingkup teknologi pertanian dipicu oleh kebutuhan untuk
pemenuhan pembukaan dan pengerjaan lahan pertanian secara luas di Amerika Serikat maupun eropa pada
pertengahan abad 

ke-18. Perkembangan pendidikan tinggi teknologi pertanian diIndonesia yang dimulai awal tahun 1960-an


tidak terlepas dari perkembangan pendidikan tinggi teknik dan dan pertanian sejak zaman
pendudukan Belanda yang memang secara historis meletakkan dasarnya di Indonesia. Perang dunia I yang
terjadi di Eropa telah menyebabkan gangguan hubungan internasional antara lain, armada sulit untuk
masuk ke Samudra Hindia sehingga tenaga-tenaga ahli yang sebelumnya banyak didatangkan dari Eropa
mengalami kesulitanPencetakan tenaga ahli teknik menengah dan tinggi (baik untuk bidang teknik dan
pertanian) menjadi kebutuhan oleh pemerintah Hindia Belanda pada waktu pendudukan di
Indonesia.Untuk mencukupi kebutuhan tenaga

terampil bidang pertanian, peternakan dan perkebunan yang secara intensif dilakukan oleh Pemerintah


Hindia Belanda di Jawa dan Sumatra dalam program cultur stelseels pada awal abad ke-19.Untuk
pemenuhan kebutuhan tersebut, maka di Bogor(Buitenzorg) didirikan beberapa lembaga pendidikan
menengah untuk bidang pertanian dan kedokteran hewan, yakni Middlebare Landbouw Schooll,
Middlebare Bosbouw Schooll dan Nederlandssch Indische Veerleeen School.

Lingkup Teknologi Pertanian

2.Teknik Pertanian
Teknik pertanian merupakan pendekatan teknik (engineering) secara luas dalam bidang pertanian yang
sangat dibutuhkan untuk melakukan transformasi sumberdaya alam secara efisien dan efektif untuk
pemanfaatannya oleh manusia.Dengan demikian dalam sistematika keilmuan, bidang teknik pertanian tetap
bertumpu pada bidang ilmu teknik untuk memcahkan berbagai permasalahan di bidang
pertanian.Terminologi teknik pertanian sebagai padanan Agricultural Engineering diperkenalkan di
Indonesia pada paruh 1990-an.Sebelumnya terminologi yang digunakan lebih sempit,
yaitu mekanisasi pertanian yang diadopsi dari Agricultural Mechanization, sejak awal 1990-an bersamaan
dengan pengenalan dan penggunaan traktor untuk program intensifikasi pertanian.

Bidang cakupan teknik pertanian antara lain adalah sebagai berikut .Alat dan mesin budidaya pertanian,
mempelajari penggunaan, pemeliharaan dan pengembangan alat dan mesin budidaya pertanian.
Pertanian, mencakup prinsip-prinsip teknologi energi dan daya serta penerapannya dalam kegiatan
pertanian. Lingkugan dan bangunan pertanian, mencakup masalah yang berkaitan dengan perencanaan dan
konstruksi bangunan khusus untuk keperluan pertanian, termasuk unit penyimpanan 

tanaman dan peralatan, pusatpengolahan dan sistem pengendalian iklim serta sesuai keadaan lingkungan.


Teknik pengolahan pangan dan hasil pertanian, penggunaan mesin untuk menyiapkan hasil pertanian, baik
untuk disimpan atau digunakan sebagai bahan pangan atau penggunan lainnya.

Perkembangan ilmu sistem pada tahun 1980-an memberikan imbas pada bidang teknik pertanian, dengan
berkembangnya ranah sistem dan manajemen mekanisasi pertanian, yang merupakan penerapan
manajamen dan analisis sistem untuk penerapan mekanisasi pertanian.Perkembangan berikutnya, pada
abad ke-20 menuju abad ke-21 berkaitan denga ilmu komputasi, teknologi pembantu otak dan otot lewat
sistem kontrol, sistem pakar, kecerdasan buatan berupa penerapan robot pada sistem pertanian, menjadikan
teknik pertanian berkembang menjadi sistem teknik pertanian (Agricultural System Engineering).Objek
formal yang berupa kegiatan reproduksi flora dan fauna serta biota akuatik didekati lebih luas lagi sebagai
sistem hayati/biologis dengan orientasi pemecahan masalah pertanian secara holistik.Dalam pendekatan ini
sumberdaya hayati berupa mikroba/mikroorganisme turut dijadikan objek formal dalam produksi dan
peningkatan biomassa.Di beberapa perguruan tinggi di Amerika dan Jepang, program studi atau
departemen yang dulu bernama Teknik Pertanian, kini berganti dengan nama Teknik Sistem Biologis
(Biological System Engineering)

3.Teknologi Hasil Pertanian/ Teknologi Pangan


Bahan pangan sebagai salah satu kebutuhan primer manusia, sangat intensif dijadikan kajian sebagai objek
formal ilmu teknik dan ditopang dengan tuntutan industri, terutama di negara maju. Kondisi ini melahirkan
cabang bidang ilmu teknologi pangan yang merupakan penerapan ilmu-ilmu dasar
(kimia, fisika dan mikrobiologi) serta prinsip-prinsip teknik (engineering), ekonomi dan manajemen pada
seluruh mata rantai penggarapan bahan pangan dari sejak pemanenan sampai menjadi hidangan.
Teknologi pangan merupakan penerapan ilmu dan teknik pada penelitian, produksi, pengolahan,distribusi,
penyimpanan pangan berikut pemanfaatannya. Ilmu terapan yang menjadi landasan pengembangan
teknologi pangan meliputi ilmu pangan,kimia pangan, mikrobiologi pangan, fisika pangan dan teknik
proses Ilmu pangan merupakan penerapan dasar-dasar biologi, kimia, fisika dan teknik dalam mempelajari
sifat-sifat bahan pangan, penyebab kerusakan pangan dan prinsip-prinsip yang mendasari pegolahan
pangan.

4.Teknologi Industri Pertanian

Industri berbasis pertanian (agroindustri) dapat meningkatkan nilai tambah produk pertanian

Teknologi Industri Pertanian didefinisikan sebagai disiplin ilmu terapan yang menitikberatkan pada


perencanaan, perancangan, pengembangan, evaluasi suatu sistem terpadu (meliputi manusia,
bahan, informasi, peralatan dan energi) pada kegiatan agroindustri untuk mencapai kinerja (efisiensi dan
efektivitas) yang optimal. Disiplin ini menerapkan matematika, fisika, kimia/biokimia, ilmu-ilmu sosial
ekonomi, prinsip-prinsip dan metodologi dalam menganalisis dan merancang agar mampu memperkirakan
dan mengevaluasi hasil yang diperoleh dari sistem terpadu agroindustri.Sebagai paduan dari dua disiplin,
teknik proses dan teknik industri dengan objek formalnya adalah pendayagunaan hasil pertanian

Teknologi Industri Pertanian memiliki bidang kajian sebagai berikut :

·   Sistem teknologi proses industri pertanian, kegiatan pertanian yang berkaitan dengan perencanaan, instalasi
dan perbaikan suatu sistem terpadu yang terdiri atas bahan, sumberdaya, peraltan dan energi pada pabrik
agroindustri.
·  Manajemen industri, kajian yang berkaitan dengan perencanaan, pengoperasian dan perbaikan suatu sistem
terpadu pada permasalahan sistem usaha agroindustri.
· Teknoekonomi agroindustri, kajian yang berkaitan dengan perencanaan, analisis dan perumusan kebijakan
suatu sistem terpadu pada permasalahan sektor agroindustri.
·  Manajemen mutu, penerapan prinsip-prinsip manajemen (perencanaan, penerapan dan perbaikan) pada bahan
(dasar, baku), sistem proses, produk, dan lingkungan untuk mencapai taraf mutu yang ditetapkan.
Kegiatan hilir dari pertanian berupa penanganan, pengolahan, distribusi dan pemasaran yang semula secara
sederhana dan tercakup dalam teknologi hasil pertanian, berkembang menjadi lebih luas dengan
pendekatan dari sistem Industri.

B.pengertian teknologi pertanian

Teknologi pertanian adalah penerapan prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam
rangka pendayagunaan secara ekonomis sumberdaya pertanian dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan
manusia.

Tehnologi pertanian adalah alat, cara atau metode yang digunakan dalam mengolah/memproses input
pertanian sehingga menghasilkan otuput/hasil pertanian sehingga berdayaguna dan berhasilguna baik
berupa produk bahan mentah, setengah jadi maupun siap pakai.

Teknologi diartikan sebagai ilmu terapan dari rekayasa yang diwujudkan dalam bentuk karya cipta
manusia yang didasarkan pada prinsip ilmu pengetahuan. Menurut Prayitno dalam Ilyas (2001), teknologi
adalah seluruh perangkat ide, metode, teknik benda-benda material yang digunakan dalam waktu dan
tempat tertentu maupun untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan menurut Mardikanto (1993),
teknologi adalah suatu perilaku produk, informasi dan praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui,
diterima dan digunakan atau diterapkan oleh sebagian warga masyarakat dalam suatu lokasi tertentu dalam
rangka mendorong terjadinya perubahan individu dan atau seluruh warga masyarakat yang bersangkutan.
Soeharjo dan Patong (1984) dalam Wasono (2008) menguraikan makna teknologi dalam tiga wujud yaitu
cara lebih baik, pemakai peralatan baru dan penambahan input pada usahatani. Lebih lanjut dikatakan
bahwa teknologi hendaknya memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
 (1) teknologi baru hendaknya lebih unggul dari sebelumnya
 (2) mudah digunakan; dan
 (3) tidak memberikan resiko yang besar jika diterapkan.

Mosher (1985), teknologi merupakan salah satu syarat mutlak pembangunan pertanian. Sedangkan untuk
mengintroduksi suatu teknologi baru pada suatu usahatani menurut Fadholi (1991), ada empat faktor yang
perlu diperhatikan yaitu
 (1) secara teknis dapat dilaksanakan
 (2) secara ekonomi menguntungkan
 (3) secara sosial dapat diterima dan
 (4) sesuai dengan peraturan pemerintah.

     Suatu teknologi atau ide baru akan diterima oleh petani jika
         1.      memberi keuntungan ekonomi bila teknologi tersebut diterapkan (profitability);

         2. teknologi tersebut sesuai dengan lingkungan budaya setempat


          3.      kesesuai dengan lingkungan fisik (physical compatibility);
          4.      teknologi tersebut memiliki kemudahan jika diterapkan;
          5.      penghematan tenaga kerja dan waktu dan
          6.      tidak memerlukan biaya yang besar jika teknologi tersebut diterapkan
(Mardikanto,1993).

Dari beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa teknologi adalah hal-hal yang baru yang
belum diketahui, diterima dan digunakan banyak orang dalam suatu lokasi tertentu baik berupa ide maupun
berupa benda atau barang. Suatu teknologi dapat diterima oleh masyarakat khususnya petani jika teknologi
tersebut memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

(1) segi teknis mudah digunakan,


 (2) segi ekonomi dapat memberi keuntungan, dan
(3) segi sosial budaya dapat diterima serta tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada/berlaku. 

Teknologi memegang peranan penting dalam pengembangan potensi sumberdaya tanaman pangan,
sumberdaya peternakan dan sumberdaya perikanan. Teknologi yang dihasilkan dari penelitian dan
pengkajian (litkaji) akan menjadi sia-sia jika tidak diaplikasikan di lapangan, terutama dalam upaya
pemberdayaan masyarakat tani. Kondisi di lapangan menunjukkan masih rendahnya/terbatasnya informasi
teknologi yang diterima oleh petani/pengguna baik dari Balai Penelitian, Balai Pengkajian maupun
Perguruan Tinggi. Keberhasilan diseminasi teknologi pertanian sangat tergantung pada kesesuaian antara
informasi teknologi pertanian yang didiseminasikan dengan yang dibutuhkan serta memperhatikan
kebutuhan pengguna. Hasil penelitian/pengkajian akan kurang bermanfaat apabila tidak diikuti dengan
usaha penyebarluasan informasi baik melalui media cetak, elektronik dan pertemuan, salah satunya Temu
Aplikasi Paket Teknologi Pertanian. Menginggat pentingnya informasi teknologi dari hasil litkaji yang
dilakukan Balit dan Balai pengkajian dirasa perlu untuk dibahas dalam Temu Aplikasi Paket Teknologi
Pertanian sebelum disebarluaskan. Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian merupakan forum pertemuan
antara peneliti dan penyuluh BPTP dengan Dinas Lingkup Pertanian, Pemda, Penyuluh/petugas pertanian,
pelatih dan pengajar bidang pertanian, widyaiswara, kontaktani/nelayan. Tujuan pelaksanaan Temu
Aplikasi Paket Teknologi Pertanian adalah sebagai wadah untuk membahas kelayakan suatu teknologi
pertanian, tukar menukar pengalaman dan pemikiran/pendapat tentang kesesuaian suatu teknologi
pertanian guna meningkatkan produktivitas serta menjalin kerjasama antara peneliti/penyuluh BPTP
Nanggroe Aceh Darussalam dengan penyuluh/petugas pertanian, pengambil kebijakan, pelatih, pengajar,
widyaiswara,petani-nelayan/KTNA dan pihak lain yang terkait dengan pembangunan pertanian. Temu
Aplikasi Paket Teknologi Pertanian pertama telah dilaksanakan pada tanggal 19 September 2003 di Aula
BPTP Nanggroe Aceh Darussalam dengan tema “ Pengembangan Pengelolaan Padi Terpadu di Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam” dan tanggal 10 Desember 2003 di Aula BAPPEDA Kabupaten Aceh Barat
dengan tema “ Teknologi Tepat Guna untuk mendukung Ketahanan Pangan di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam”.

Rumusan hasil pertemuan Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian I yaitu :


1) Penentuan komoditas unggulan Nasional dan Daerah merupakan langkah awal menuju pembangunan
pertanian yang berpijak pada konsep efisiensi untuk meraih keunggulan komparatif dan kompetitif.
Langkah menuju efisiensi dalam penetapan komoditas unggulan dapat dilakukan dengan berbagai
pendekatan salah satunya metode Location Quotien (LQ);

2) BPTP Nanggroe Aceh Darussalam dalam melaksanakan program kegiatan pengkajian berdasarkan
prosedur yang erat kaitannya satu dengan yang lain yaitu : a. karakteristik wilayah (PRA dan AEZ), b.
rancangan pengkajian dan diseminasi, c. pembahasan komisi pengkajian teknologi, d. pelaksanaan
kegiatan ;

3) Peta pewilayahan komoditas pertanian berdasarkan pendekatan AEZ dapat dijadikan acuan dalam
perencanaan penelitian/pengkajian dan pembangunan wilayah untuk tingkat Kabupaten dan Kawasan
Pembangunan Terpadu (KAPET);

4) Sasaran/target dari pengembangan PTT yang utama yaitu meningkatkan produksi gabah kering giling
dan pendapatan petani padi sawah, dengan didukung oleh sumberdaya manusia/petani dan sumberdaya
alam yang responsif terhadap inovasi teknologi.

Sedangkan rumusan Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian II adalah :

1) Teknologi PTT pada Padi Sawah telah diperkenalkan petani di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten
dengan menerapkan beberapa komponen teknologi yaitu penggunaan varietas unggul baru dengan
penanaman bibit umur 14 hari, Legowo 2 : 1 ; 4 : 1, penggunaan pupuk organik, penggunaan BWD dan
Pengendalian Hama Terpadu ;

2) Teknologi Bokashi dengan menggunakan Effective Mikroorganisme (EM-4) untuk mempercepat proses
dekomposissi bahan organik menjadi pupuk organik yang siap digunakan ;

3) Sistem Intergrasi Tanaman-Ternak (CLS) merupakan teknologi yang tepat untuk dikembangkan oleh
petani maupun peternak karena berdampak positif dan saling menguntungkan antara kedua sub sektor;

4) Upaya untuk mendapatkan teknologi terapan dalam penyediaan pakan hijauan sepanjang tahun yaitu
pemanfaatan jerami padi dengan menggunakan probiotik sebagai pakan ternak ruminansia

limbah jerami padi 6-8 ton setiap musim tanam, jumlah ini dapat digunakan untuk pakan ternak sapi
dewasa 21-3 ekor untuk 1 kali panen, dan untuk panen 2 kali setahun dapat digunakan untuk pakan 4-6
ekor sapi sepanjang tahun.

AC.KESIMPULAN

      Pengertian Teknologi Pertanian adalah prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam
rangka pendayagunaan  secara ekonomis sumberdaya pertanian dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan
manusia.Teknologi di artikan sebagai ilmu terapan dari rekayasa yang di wujudkan dalam bentuk karya
cipta manusia yang didasarkan pada prinsip ilmu pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai