Anda di halaman 1dari 13

PERTANIAN MODERN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosilogi Industri yang diampuh oleh Farid Th,
Musa, S.sos, MA

Disusun:

KELAS A
1. NURDIN MALAE (281418006)
2. WAWAN J. AGU (281800)
3. RISA ALKHATIMA (281418014)
4. ASTUTI POLIMENGO (28141800)
5. SERLIN INGA (281418005)

JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur panjatkan kehadiran Allah subhanahu wa ta’ala karena atas ridho
dan karunia-Nya, penulis dapat menuliskan dan menyelesaikan karya ilmiah yang
berjudul “Pertanian Modern” dengan tepat waktu. Dalam prosesnya, karya ilmiah ini
tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang selama ini telah membantu untuk
menyelesaikan karya ilmiah ini.

Penulis sangat menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini masih jauh dari kata
sempurna, banyak hal dalam karya ilmiah ini yang masih luput seperti penggunaan
bahasa maupun segi penulisan. Oleh karena itu dengan segala kekurangan dan
kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik yang diberikan oleh pembaca
maupun dari penulis selanjutnya terhadap makalah ini, agar dapat menjadikan lebih baik
lagi untuk kedepannya, dan dapat menjadi pembaharuan yang baik dalam dunia
keilmuan

Akhir kata, penulis dengan besar hati mengharapkan agar karya ilmiah ini akan
berguna bagi seluruh masyarakat yang membacanya, serta dapat menjadikan solusi atas
permasalahan yang dibahas. Penulis juga mengharapkan makalah ini dapat dijadikan
sumbangsih pada ilmu yang sosiologi.

Gorontalo, 20 Mei 2021

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian

BAB II KERANGKA TEORI

2.1

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

3.2

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Pertanian merupakan kebudayaan yang pertama kali dikembangkan manusia sebagai


respons terhadap tantangan kelangsungan hidup yang berangsur menjadi sukar karena semakin
menipisnya sumber pangan di alam bebas akibat laju pertumbuhan manusia. Selain itu pertanian
sebagai suatu sistem dalam kehidupan manusia bertujuan untuk menghasilkan bahan nabati dan
hewani termasuk biota akuatik (perairan) dengan penggunaan sumberdaya alam dan perairan
secara efektif dan efisien dalam rangka untuk mencapai kesejahteraan hidup manusia dan
kelestarian daya dukung lingkungan.

Modernisasi yang merambah dalam semua sektor kehidupan manusia juga tidak terlepas
di bidang pertanian yang juga mengalami perkembangan dengan seiring majunya perkembangan
modernisasi. Moderniasasi membantu mempercepat proses tanam menanam dan pemanenan
tanaman pertanian. Modernisasi dapat pula berarti perubahan dari masyarakat tradisional menuju
masyarakat modern. Suatu proses perubahan ketika masyarakat yang sedang memperbarui
dirinya berusaha mendapatkan ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki masyarakat modern.
Istilah modernisasi juga sering dikaitkan dengan istilah industrialisasi dan mekanisasi yang di
cirikan dengan perkembangan teknologi.

Anthony Giddens yang menyatakan bahwa modernitas adalah globalisasi, artinya


cenderung meliputi kawasan seluruh dunia. Berdasarkan teori fungsional, yaitu teori yang
menganggap bahwa perubahan itu sebagai sesuatu yang konstan atau tetap dan mengacaukan
keseimbangan masyarakat. Proses pengacuan ini akan berhenti jika perubahan yang terjadi telah
menyatu atau terintegrasi dengan kebudayaan suatu masyarakat. Peningkatan itu akan terjadi jika
perubahan yang dialami oleh suatu 2 masyarkat yang bersangkutan dianggap bermanfaat
(fungsional), sedangkan perubahan lain yang terbukti tidak berguna (disfungsional) akan ditolak.
1

Masuknya modernisasi merubah alat-alat tradisional seperti ani-ani, sabit, bajak kerbau
dan lain sebagainya, untuk melakukan aktivitas pertanian maka tidak lagi pada zaman sekarang.
Masyarakat tani menggunakan alat-alat pertanian yang lebih modern, seperti traktor, pisau
pemotong padi atau arit yang kemudian menggantikan fungsi bajak dengan kerbau dan ani-ani.

1
Sumarno, Konsep Teknologi Modern, (Jakarta : Graha Ilmu. 2007) hlm.47
Adanya perubahan penggunaan alat-alat pertanian dari tradisional menajdi modern akibat adanya
kemajuan teknologi juga merubah sosial budaya masyarakat itu sendiri. Perubahan sosial adalah
fenomena yang lumrah yang terjadi di masyarakat diakibatkan banyak faktor salah satunya
adalah globalisasi akibat dari modernisasi yang semakin berkembang dari waktu ke waktu,
perubahan senantiasa mengandung dampak negatif maupun positif.

Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan dibeberapa jurnal modernisasi alat-alat di


bidang pertanian memberikan dampak perubahan sosial di masyarakat Pertanian, mereka
menggunakan alat-alat tradisional berubah menjadi alat-alat yang modern, dengan begitu tidak
dapat dipungkiri bahwa mengakibatkan perubahan salah satunya adalah perubahan sosial. Salah
satu perubahan yang terjadi yaitu perubahan dari masyarakat tradisional menuju masyarakat
modern karena dengan adanya modernisasi pertanian ini merubah aktivitas masyarakt petani.

Contohnya dalam proses membajak sawah tidak membutuhkan waktu yang lama cukup
satu ataupun dua hari untuk menyelesaikannya berbeda dengan zaman dahulu petani di Desa
Pasirgeulis membutuhkan waktu tiga bulan untuk membajak sawah. Tidak hanya dalam
membajak sawah dalam penggilingan padi masyarakat tani sudah mendapatkan kemudahan tidak
membutuhkan tenaga yang besar untuk menyelesaikan pekerjaan menggiling padi tersebut.
Modernisasi alat-alat pertanian yang digunakan oleh para petani memberikan perubahan dalam
masyarakat baik yang disadari maupun tidak disadari, baik yang berdampak negatif maupun
berdampak positif.

Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak modernisasi alat-
alat pertanian ( pengelolahan tanah, penemuan mesin, revolusi hijau dan industri pertanian )
perubahan sosial masyarakat taninya, serta untuk mengetahui dampak modernisasi alat-alat
pertanian terhadap perubahan sosial
1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasi masalah yaitu sebagai
berikut :

1. Semakin berkembangnya teknologi yang sudah masuk ke desa, salah satunya dibidang
pertanian perlu adanya pengetahuan lebih lanjut tentang perkembangan alat-alat
pertanian yang telah digunakan oleh masyarakat tani.
2. Dengan adanya modernisasi pertanian pada masyarakat petani maka hal itu dapat
merubah sistem pertanian dari tradisional menuju modern.
3. Adanya modernisasi pertanian mempermudah para petani untuk proses penggarapan
sawahnya dan pasca panen.
1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana modernisasi alat-alat pertanian pada masyarakat Petani?


2. Bagaimana perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat pertanian?
3. Apa dampak modernisasi alat-alat pertanian pada masyarakat pertanian?
1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui modernisasi alat-alat pertanian pada masyarakat Petani


2. Untuk mengetahui perubahan sosialpada masyarakat petani
3. Untuk mengetahui dampak modernisasi alat-alat pertanian pada masyarakat petani
1.5 Manfaat Penelitian

1.4.1 ManfaatAkademis
Manfaat Akademis, setelah dilakukan penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sebuah kontribusi yang nyata bagi pengembangan pengetahuan serta
dapat mengembangkan wawasan dan disiplin ilmu baik secara teori maupun praktek.
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya
terkait penelitian selanjutnya yaitu Pertanian Modern

BAB II
KERANGKA TEORI
Modernisasi dalam bidang pertanian di Indonesia, ditandai dengan perubahan mendasar
pada pola-pola pertanian, dari cara-cara tradisional menjadi cara-cara yang lebih modern.
Perubahan-perubahan tersebut meliputi beberapa hal, antara lain 6 pengolahan tanah,
penggunaan bibit unggul, penggunaan pupuk, penggunaan saranasarana produksi pertanian
Modernisasi pertanian merubah bentuk pertanian dari cara-cara tradisional menjadi cara-
cara yang lebih modern. Perubahan-perubahan tersebut meliputi beberapa hal, antara lain dalam
pengolahan tanah, penggunaan bibit unggul, penggunaan pupuk, penggunaan sarana-sarana
produksi pertanian, dan pengaturan waktu panen.
Dalam bidang pertanian, perubahan-perubahan sosial petani akibat dari modernisasi
adalah dengan diperkenankannya teknologi baru dalam bertani. Teknologi baru dalam bertani
yang diterapkan, merupakan teknologi untuk meningkatkan produktivitas, peningkatan mutu dan
baik untuk skala kecil, menengah maupun besar. Teknologi digunakan ini, meliputi kegiatan on
farm maupun off farm. Pada kegiatan on farm, pemanfaatan teknologi meliputi teknologi
biologis untuk menghasilkan benih, varietas unggulan termasuk penggunaan teknologi untuk
pertanian organik, serta teknologi pengadaan peralatan dan mesin pertanian. Sementara pada
kegiatan off farm, teknologi yang diterapkan meliputi teknologi pengolahan, pengawetan,
pengemasan, pengepakan dan distribusi.2
Modernisasi pertanian merupakan suatu proses perubahan sosial, implementasinya tidak
hanya ditunjukkan untuk meningkatkan status dan kesejahteraan petani semata, tetapi sekaligus
juga dimaksudkan untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia, baik secara ekonomi,
sosial, politik, budaya, lingkungan, maupun melalui perbaikan (improvement), pertumbuhan
(growth), dan perubahan (change).
Tujuan utama dari modernisasi dalam bidang pertanian adalah untuk meningkatkan hasil
pertanian, peningkatan hasil pertanian tersebut dapat terwujud melalui perubahan dari berbagai
faktor dalam proses bertani, baik dalam penggunaan alat pertaniannya, maupun dalam
penggunaan cara bertaninya. Peningkatan hasil pertanian yang diperoleh petani, secara langsung
dapat mngakibatkan perubahan sosial dalam masyarakat.
Perubahan sosial merupakan segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di
dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai,

2
Yudo Siswono dan Husodo, Pertanian Mandiri, ( Jakarta : penebar Swadaya, 2004 ) hlm 93
sikap-sikap dan pola-pola perilaku diantara kelompokkelompok dalam masyarkat3 . Perubahan
sosial berarti modifikasi atau perubahan institusi sosial atau pola-pola sosial, yang ditekankan
disini adalah perubahan penting dala perilaku sosial atau perubahan dalam sistem sosial yang
lebih besar, bukan perubahan yang kecil dalam kelompok kecil. Jika perubahan merujuk kepada
perubahan dari segi hubungan sossial yang ada, seperti dalam kehidupan keluarga, ekonomi atau
agama.4
Dampak dari perubahan sosial tersebut, munculah modernisasi. Modernisasi merupakan
konsep dari perubahan sosial. Modernisasi di bidang pertanian di Indonesia ditandai dengan
perubahan yang mendasar pada pola-pola pertanian, dari cara-cara tradisional menjadi cara-cara
yang lebih maju. Dalam bidang pertanian, perubahanperubahan sosial petani akibat dari
modernisasi. Modernisasi dalam bidang pertanian membawa dampak yang positif bagi petani,
yaitu semakin majunya kesejahteraan sosial. Kesejahteraan sosial pada dasarnya merupakan
suatu bidang atau lapangan usaha praktek pekerjaan sosial, program-program dan kegiatan
sosial, program-program dan kegiatan sosial lainnya dalam bidang kehidupan manusia. Konsep
kesejahteraan sosial sebagai suatu program berhubungan dengan berbagai keterampilan ilmiah5.

BAB III

3
Soejono Soekanto, Sosioligi Suatu Pengantar, ( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007 ) hlm 261
4
Taufik Rahman, Glosari Teori Sosial, ( Bandung : Ibnu Sina Press, 2011 ) hlm. 96
5
Aldi Fahrudin, Pengantar Kesejahteraan Sosial, (Bandung : Refieka Aditama, 2012 ) hlm. 1
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai intrumen instrument kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi, analisis data bersifat hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. (Sugiyono,2019) untuk itu peneliti
melakukan pendekatan kepada informan yaitu kepada para petani yang menggunakan teknologi
modern atau yang sering disebut dengan pertanian modern.
3.2 Fokus Penelitian
Fokus penelitian yaitu batasan masalah dalam penelitian kualitatif yang berisi berisi
pokok masalah yang masih bersifat umum. Spradley Menyatakan bahwa fokus itu merupakn
domain tunggal atau beberapa domain yang terikat dari situasi sosial. Dalam penelitian kualitatif,
penentuan fokus dalam proposal lebih didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang
diperoleh dari situasi sosial (lapangan). Kebaruan informasi itu bias berupa upaya untuk
memahami secara lebih luas dan mendalam tentang situasi social, tetapi juga ada keinginan
untuk menghasilkan hipotesisi atau ilmu baru dari situasi sosial yang diteliti. Fokus yang
sebenarnya dalam penelitian kualitatif diperoleh setelah peneliti melakukan grand tour
observation dan grand tour question atau disebut dengan penjelajahan umum. (Sugiyono, 2019),
Dalam penelitian ini fokus penelitian yaitu “Pertanian Modern”.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan dua macam pengumpulan data, yaitu data primer
dan data sekunder. Data primer dan data sekunder melalui:
3.2.1 Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti ketika
penelitian berlangsung. Berikut beberapa cara pengumpulan data primer yang dilakukan
oleh peneliti:
3.3.1.1 Observasi
Observasi (pengamatan) adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. (Cholid Narbuko dan
Abu Achmadi, 2008). Observasi dapat dilakukan secara terlibat (partisipatif) atau tidak telibat
(nonpartisifatif). Observasi yang terlibat merupakan jenis pengamatan yang melibatkan peneliti
dalam kegiatan orang yang menjadi sasaran penelitian, tanpa mengakibatkan perubahan pada
kegiatan atau aktivitas yang bersangkutan dan tentu saja dalam hal ini peneliti tidak menutupi
dirinya selaku peneliti. Untuk menyempurnakan aktivitas pengamatan partisipasi ini, peneliti
harus mengkuti kegiatan keseharian yang dilakukan informan dalam waktu tertent,
memerhatikan apa yang terjadi, mendengarkan apa yang dikatakannya, mempertanyakan
informasi yang menarik, dan mempelajari dokumen yang di miliki. Sedangkan observasi
nonpartisifatif yaitu pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa
yang akan diselidiki. (Muhammad Idrus, 2009)
Pada penelitian ini peneliti mengamati keadaan sekitar yaitu Petani-petani yang
menggunakan alat modern. Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dengan mengunjungi
tempat tinggalnya untuk melihat apa realitas sosial yang dilakukan dalam pertanian modern.
Selain itu, dengan mengunjungi informan dengan intensitas yang cukup sering yang akan
terjalin kedekatan antara informan dengan peneliti.
3.3.1.2 Wawancara
Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan
yang terjadi antara dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara lansung informasi-
informasu atau keterangan-keterangan. Ada beberapa jenis wawancara yaitu: yang pertama,
menurut prosedurnya terdiri dari wawancara bebas (wawancara tidak terpimpin), wawancara
terpimpin, dan wawancara bebas terpimpin, yang kedua, menurut sasaran penjawabannya yang
terdiri dari wawancara perorangan dan wawancara kelompok. (Cholid Narbuko dan Abu
Achmadi, 2008)
3.2.2 Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti untuk mendukung yang data primer.
Data sekunder dalam penelitian ini yakni buku-buku dan jurnal online yang berkaitan
dengan pertanian modern, dan lain-lain. Selain itu, peneliti juga mendapatkan data
dukungan dari internet yang sumbernya dapat dipertanggungjawabkan. Misalnya dari Jurnal
yang berISSN dan studi pustaka.
3.4 Teknik Penentuan Informan
Dalam penelitian dengan metode kualitatif ini sumber data didapatkan dari data
primer atau data utama, yaitu diperoleh langsung dari informan penelitian melalui
wawancara dengan informan yang diteliti. informan dalam penelitian ini adalah Petani-
petani. Penentuan informan penelitian menggunakan teknik purposive Sampling. menurut
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, (2008) Teknik Purposive Sampilng ini didasarkan pada
ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang diperkirakan mempunyai sangkut pau erat dengan ciri-
ciri atau siaf-sifat yang ada dalam polulasi yang sudah diketahui sebelumnya. yang artinya
informan yang dipilih merupakan individu-individu yang dianggap memenuhi kriteria atau
ciri-ciri, sifat-sifat tertentu dan relevan dengan topik permasalahan yang diangkat dalam
penelitian ini. Kriteria dalam penelitian ini yaitu:

1. Para petani yang bertani dengan menggunakan alat-alat modern


2. Kehidupan sehari-hari para petani modern

1.6 Teknik Analisis Data


Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Analisis Data Model Miles and
Huberman. Miles and Huberman (1984) dalam Sugiyono (2019), mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai
dengan tidak diperolehnya lagi Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya
lagi data atau informasi baru. Aktivitas dalam analisis meliputi reduksi data (data reduction),
penyajian data (data display), serta penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion
drawing/verification).
3.4.1 Reduksi data
Mereduksi data berarti membuat rangkuman, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan pola, serta membuang yang
dianggap tidak perlu. Dengan demikian, data yang direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih spesisifk dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya,
serta mencari data tambahan jika diperlukan.
3.4.2 Penyajian (Display) Data
Setelah data direduksi, langkah analisis selanjutnya adalah penyajian (display) data.
Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisasikan, tersusun dalam pola
hubungan, sehingga makin mudah dipahami. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk
uraian naratif, bagan, hubungan antar kategori, diagram alur (flow chart), dan lain
sebagainya.
3.4.3 Verifikasi Data (Conclusion Drawing)
Langkah berikutnya dalam proses analisis data kualitatif adalah menarik kesimpulan
berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data. Kesimpulan awal yang dikemukan masih
bersifsat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti- bukti kuat yang mendukung
tahap pengumpulan data berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti-bukti inilah yang
disebut sebagai verifikasi data.

DAFTAR PUSTAKA
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Erlanga
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung.
Sumarno.2007. Konsep Teknologi Modern,Jakarta: Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai