Anda di halaman 1dari 15

KARYA TULIS

Tentang

PENERAPAN BIOFISIKA DALAM WATER STREAMER FIX

OLEH :

NAMA : WENEFRIDA NANGGULA


NIM : 192412310032
KELAS :B
SEMESTER :I
PRODI :THP

UNIVERSITAS TRIBUANA KALABAHI


2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada
waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua
pihak.

Kalabahi, 12 Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Tujuan
1.5 Manfaat
1.6 Metode Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pentingnya Air bagi Pertumbuhan Tumbuhan
2.2 Pentingnya Menerapkan Sistem Pengairan pada Lahan Pertanian
2.3 Penerapan Disiplin Ilmu Fisika dalam Bidang Pertanian
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Alat dan Bahan Pembuatan Water Streamer
3.2 Cara Pembuatan Water Streamer
3.3 Desain Wate Streamer
3.4 Cara Penggunakan Water Streamer
3.5 Bahasan
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan segala kuasa dan rahmat-Nyalah, Tuhan menciptakan dunia ini beserta
segala isinya. Tuhan menciptakan berbagai macam hal, baik itu benda tidak hidup maupun
makhluk hidup dengan segala keunikannya dan ciri khas yang dimilikinya. Benda tak
hidup dengan makhluk hidup hasil karunia Sang Maha Pencipta tersebut kemudian akan
hidup sebagai suatu bentuk kesatuan yang akan saling membutuhkan, saling
mempengaruhi, dan juga saling ketergantungan satu sama lain. Hal ini dapat kita lihat
dengan mudah melalui hubungan antara makhluk hidup dengan air yang di mana air
berkedudukan sebagai benda yang tak hidup.
Air memiliki peranan yang sangat penting dalam setiap kehidupan yang ada, karena
setiap makhluk hidup yang mendiami tiap ruang lingkup dunia ini hidupnya sangatlah
bergantung pada ketersediaan air. Baik hewan ataupun manusia, keduanya sama-sama
membutuhkan air untuk dapat terus melangsungkan hidup, dan juga tidak terkecuali pada
makhluk hidup lain yang berupa tumbuhan. Air merupakan salah satu faktor terpenting
yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan karena dibutuhan dalam proses
fotosintesis serta respirasi, baik untuk tumbuhan yang hidup secara bebas di alam maupun
bagi tumbuhan yang memang sengaja ditanam untuk keperluan di bidang pertanian
sehingga kecukupan akan ketersediaan air menjadi hal yang sangat penting bagi
tumbuhan.
Air memainkan peranan yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan
terutama dalam bidang pertanian. Air bagi para petani adalah suatu bentuk sumber daya
pokok yang akan dapat menunjang berlangsungnya kegiatan pertanian. Tanpa pengairan
yang baik, maka hasil dari tumbuhan yang dikelola oleh petani tidak akan didapat dengan
maksimal. Air untuk pertanian mencapai 69% dari jumlah air yang digunakan untuk
semua bentuk keperluan manusia, di mana mayoritas dari para petani memanfaatkan air di
permukaan untuk keperluan pengairan atau irigasi. Kelangkaan air maka akan dapat
mempengaruhi keamanan dan ketahanan pangan nasional serta angka harapan hidup
manusia. Tetapi pada dewasa kini, kurangnya pengetahuan para petani akan pentingnya
menerapkan sistem pengairan atau irigasi yang tepat bagi tiap tumbuhan yang ditanam
sehingga kecukupan ketersediaan jumlah air bagi tumbuhan tetap dapat terus terjaga
mengakibatkan pertumbuhan tumbuhan yang ditanam tidak berjalan dengan optimal.
Pertumbuhan tumbuhan yang tidak optimal akan dapat berpengaruh pada berkurannya
kualitas hasil panen, yang di mana nantinya akan dapat mengancam tingkat ketahanan
pangan di Indonesia dan bukan tidak mungkin jika hal ini akan juga mengarah kepada
suatu bentuk bencana kelaparan nasional.
Berdasarkan kenyataan ini, maka sebagai generasi muda yang pada nantinya akan
meneruskan kehidupan bangsa Indonesia di masa depan dipandang perlu untuk
menyalurkan suatu bentuk ide berupa inovasi baru dalam bidang pertanian yang sudah
sangat ditunggu-tunggu oleh seluruh petani Indonesia, di mana inovasi teknologi ini akan
dapat meningkatkan kualitas dari hasil pertanian sehingga ancaman ketahanan pangan di
Indonesia akan dapat tereduksi dengan mudah.
Akhirnya pada karya tulis ini, penulis berharap melalui penulisan karya tulis ini
dapat memberikan suatu bentuk pengetahuan yang memang dibutuhkan oleh para
masyarakat luas khususnya para masyarakat yang berprofesi sebagai petani sehingga
nantinya akan dapat meningkatkan produktivitas dari hasil pertanian yang ada.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dikemukakan dalam karya tulis ini adalah :
1. Bagaimana cara menerapkan teknologi dalam bidang pertanian terutama pada
irigasinya?
2. Bagaimana cara memanfaatkan dan mengelola air secara efektif dan efisien?
3. Bagaimana cara memasyarakatkan inovasi teknologi baru ini kepada kelompok
petani yang pada umumnya masih awam dengan teknologi?
1.3 Batasan Masalah
Ilmu pada penulisan karya ilmiah ini berfokus pada penerapan disiplin ilmu Fisika
dalam bidang pertanian khususnya pengairan atau sistem irigasi. Penulisan karya ilmiah
ini mencoba menerapkan pemanfaatan dan pengolaha air agar lebih efektif dan efisien.
Penulisan karya ilmiah ini akan direalisasikan pada Green House Jurusan Biologi Unud,
sebelum nantinya di sosialisasikan kepada masyarakat.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan yang akan dicapai dengan pembuatan inovasi teknologi dalam
bidang pertanian khususnya pada pengairan ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana cara penerapan dalam bidang pertanian terutama pada
irigasinya.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara dari pemanfaatan dan pengelolaan air secara efektif
dan efisien.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara pemasyarakatan inovasi teknologi baru ini kepada
kelompok petani yang pada umumnya masih awam dengan teknologi.
4. Untuk dapat menghasilkan suatu inovasi teknologi dalam bidang pertanian baru yang
dapat diterapkan dalam lahan pertanian.
1.5 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat ditarik melalui pembuatan karya tulis ini adalah :
1. Bagi Mahasiswa Pelaksana
Melalui pembuatan karya tulis ini maka menjadi salah satu bentuk kesempatan bagi
mahasiswa untuk menyalurkan pikiran, kreativitas dan gagasannya serta pula dapat
menambah ilmu pengetahuan, pengalaman, dan wawasan yang luas dalam
menanggapi berbagai macam permasalahan yang terkait dengan inovasi teknologi baru
di bidang pertanian.
2. Bagi Masyarakat Luas
Melalui pembuatan karya tulis ini maka akan dapat mendatangkan keuntungan
tersendiri pada masyarakat luas khususnya bagi masyarakat yang berprofesi sebagai
petani yaitu dapat meningkatkan tingkat produktivitas dari pertanian sekaligus juga
dapat memperkenalkan diri sendiri dengan suatu bentuk inovasi terbaru dalam bidang
pertanian terutama dalam sistem pengairannya sehingga tidak akan tertinggal dengan
perkembangan teknologi yang semakin maju.
1.6 Metode Penulisan
Pada penulisan karya tulis ini, penulis menggunakan metode deskriptif dan metode
eksperimen dengan mengujikan alat hasil inovasi teknologi baru dalam bidang irigasi pada
lahan penanaman tumbuhan tepatnya pada green house kampus jurusan biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Udayana.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pentingnya Air bagi Pertumbuhan Tumbuhan


Pertumbuhan dan perkembangan suatu organisme seperti contohnya tumbuhan
tidak lepas dari beberapa faktor penting yakni temperatur, cahaya, dan tidak terkecuali air.
Air mempunyai fungsi yang sangat penting bagi tumbuhan, yang di mana salah satunya
adalah untuk mengatur suhu tubuh dari tumbuhan melalui proses transpirasi. Ketika
tumbuhan menerima cahaya matahari dari alam sekitar, maka tumbuhan akan dapat
memanfaatkannya melalui proses fotosintesis. Namun sayangnya, selain dapat
memberikan manfaat yang begitu besar terhadap tumbuhan sebagai salah satu faktor
penentu pertumbuhan tumbuhan, cahaya matahari juga dapat menyebabkan tingkatan suhu
pada tumbuhan menjadi meningkat. Agar peningkatan suhu yang terjadi pada tumbuhan
tidak sampai mencapai ke tingkatan yang membahayakan, maka tumbuhan mengatur suhu
tubuhnya melalui proses transpirasi. Pada proses transpirasi, air keluar dari tubuh
tumbuhan melalui stomata. Bersamaan dengan keluarnya air, maka akan terjadi
pembuangan energi panas dari tubuh tumbuhan. Dengan demikian, tumbuhan dapat
menjaga suhu tubuhnya pada tingkat yang aman secara fisiologis.
Apabila dilihat dari struktur tumbuhan, maka air merupakan bagian terbesar
pembentuk jaringan dari tubuh tumbuhan. Sekitar 40% sampai 60% dari berat segar
tumbuhan terdiri atas air, dan bagi tumbuhan herbaceus jumlahnya mungkin akan
mencapai 90%. Cairan yang mengisi sel akan mampu menjaga substansi itu untuk berada
dalam keadaan yang tepat untuk berfungsi dalam proses metabolisme. Tumbuhan juga
memerlukan air sebagai penunjang bagian jaringan yang tidak berkayu. Apabila sel-sel
jaringan ini memiliki cukup air maka sel-sel ini akan berada dalam keadaan kukuh. Tidak
hanya sebagai penunjang saja, namun juga sebagai alat untuk mengangkut materi yang
berada di sekitaran tubuhnya. Nutrisi berupa zat hara seperti bahan mineral, bahan organik
hasil fotosintesis, dan olahan sel masuk melalui akar dan bergerak ke bagian tumbuhan
lainnya sebagai substansi yang terlarut dalam air.
Air juga menjadi penyusun utama protoplasma yang terdapat dalam sel tubuh
tumbuhan. Molekul-molekul makro dalam protoplasma seperti protein, karbohidrat,
pektin, dan lain-lain membentuk struktur yang unik berasosiasi dengan molekul air dalam
bentuk koloid. Air dapat pula menjadi medium berlangsungnya reaksi-reaksi biokimia,
karena seperti yang telah kita ketahui sebelumnya, terkadang proses reaksi terjadi dalam
bentuk larutan dan air adalah pelarut yang sangat baik. Air juga dapat memberikan
tekanan hidrofilik pada sel sehingga menimbulkan turgor pada dinding sel tumbuhan di
mana air tersebut memberikan kekuatan mekanik pada jaringan-jaringan yang tidak
memiliki sokongan struktur (zat kayu) pada dinding selnya, misalnya pada parenkim.
Sistem hidrolik juga dapat dijumpai pada membuka dan menutupnya stomata.
Air pun dapat dimanfaatkan sebagai alat gerak pada tumbuhan, misalnya pada
pulvinus tangkai daun pada gerak nasti. Air di dalam sel berada dalam bentuk bebas dan
terikat. Keterikatan air itu dapat dengan ion atau molekul polar, terkait dengan ikatan H
pada molekul lain, terikat pada koloid atau terikat secara kapiler. Air bebas terdapat pada
vakuola sebagai cairan encer. Apabila tumbuhan kekurangan air, maka air bebaslah yang
hilang terlebih dahulu. Sebagai larutan air dalam sel mempunyai potensial lebih kecil dari
nol. Besarnya potensial air larutan cairan sel dipengaruhi oleh temperatur, adanya bahan
pelarut lain, adanya imbibiban (zat yang mampu untuk mengadakan inhibisi) dan adanya
tekanan atau tegangan (tekanan hidrostatik).
2.2 Pentingnya Menerapkan Sistem Pengairan pada Lahan Pertanian
Pengairan atau irigasi merupakan suatu bentuk hal yang terpenting dalam bidang
pertanian, terutama yaitu untuk mendukung pertumbuhan tumbuhan yang peka dengan
ketersediaan air. Dengan melakukan pengairan pada tumbuhan yang ditanam maka akan
dapat membantu menstabilkan kelembapan dari tanah serta sebagai pelarut pupuk pada
tanah. Kelembapan tanah tidak boleh kurang dari 60-70% dari kapasitas lapangan,
sehingga sebagian besar dari lahan pertanian yang ada membutuhkan suatu bentuk teknik
pengairan tambahan yang tepat agar pertumbuhan tumbuhan dapat terjadi secara optimal
(Depdiknas, 2008:281). Air yang diberikan pada kisaran tepat dengan bergantung pada
sifat-sifat fisika yang dimiliki tanah dan juga dibantu dengan teknologi pengairan yang
baik mampu menjamin pola tanam dalam setahun dan pengaturan waktu tanam, sehingga
efisiensi penggunaan air meningkat, yang pada akhirnya mampu meningkatkan
produktivitas hasil pertanian.
Selain itu, dengan melakukan teknologi pengairan secara tepat juga akan dapat
mempermudah proses pengairan pada lahan tempat tumbuhan tumbuh sekaligus
menghemat penggunaan air dalam proses pengairan. Hal tersebut merupakan hal yang
tidak kalah penting, karena air merupakan sumber dari segala kehidupan. Seluruh
makhluk hidup yang mendiami dunia ini sungguh membutuhkan air untuk menjaga
kelangsungan hidupnya. Jika ketersediaan air tidak dapat dijaga keberadaannya, maka
bukan suatu hal yang tidak mungkin apabila generasi yang akan hidup di masa yang akan
datang akan kekurangan air. Terdapat beberapa hal yang diperhatikan dalam menerapkan
sistem pengairan antara lain jumlah air yang disiram ada baiknya tidak sampai
mengakibatkan lahan tumbuhan tergenang air, sehingga perlu dilakukan secara periodik
yang disesuaikan dengan fase-fase pertumbuhan dan jenis tumbuhan apa yang ditanam.
Untuk waktu penyiraman maka paling baik jika dilakukan ketika suhu lingkungan masih
rendah tepatnya pada awal pagi atau sore hari (Depdiknas, 2008:292).
Selain itu hal-hal lain yang juga perlu diperhatikan saat mencoba menerapkan
sistem pengairan antara lain:
1) Sifat-sifat tanah yang berhubungan dengan teknik pengairan.
2) Sumber air pengairan yang tersedia layak secara sosial-ekonomis dan aman bagi
lingkungan.
3) Nilai ekonomi komoditas yang dibudidayakan.
4) Jumlah dan distribusi hujan, kebutuhan air tuimbuhan untuk setiap fase dalam
pertumbuhan, dan jumlah air yang harus disediakan.
5) Teknik pengairan yang tepat, efektif, efisien, frekuensi pemberian, biaya, dan
dampaknya terhadap produksi, serta keuntungannya.
6) Dampak negatif sistem pengairan dalam jangka panjang.
2.3 Penerapan Disiplin Ilmu Fisika dalam Bidang Pertanian
1. Azas Bernoulli
Pada makalah ini menggunakan azas Bernoulli bagian aliran tak-termampatkan. Aliran
tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak berubahnya
besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh
fluida tak-termampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak, emulsi, dll. Bentuk
Persamaan Bernoulli untuk aliran tak-termampatkan adalah sebagai berikut:

𝟏
P + ρ v2 + ρ g h = Konstan
𝟐

di mana:
v = kecepatan fluida
g = percepatan gravitasi bumi
h = ketinggian relatif terhadapa suatu referensi
p = tekanan fluida
ρ = densitas fluida
Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan asumsi-asumsi
sebagai berikut:
• Aliran bersifat tunak (steady state)
• Tidak terdapat gesekan
2. Fluida Statis
Fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan
bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa
dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam
sehingga tidak memiliki gaya geser.
Secara matematis, persamaan tekanan dituliskan sebagai berikut.

P= F/ A

dengan: F = gaya (N)


A = luas permukaan (m2)
P = tekanan (N/m2 = Pascal)
Persamaan diatas menyatakan bahwa tekanan p berbanding terbalik dengan luas
permukaan bidang tempat gaya bekerja. Jadi, untuk besar gaya yang sama, luas bidang
yang kecil akan mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada luas bidang yang
besar.
3. Fluida dinamis
Fluida yang berada dalam fase bergerak. Volume fluida tiap satuan waktu yang
mengalir dalam pipa disebut debit. Dirumuskan dengan persamaan:

𝑉
Q= atau Q = A . v
𝑡

Keterangan:
Q = Debit aliran
V = volume
t = waktu
v = kecepatan
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Alat dan Bahan Pembuatan Water Streamer


Alat yang digunakan dalam pembuatan teknologi penyiram tanaman sederhana
(water streamer) adalah sebagai berikut :
a. Gergaji besi
b. Palu
c. Bor
d. Kawat
Bahan yang digunakan dalam pembuatan teknologi penyiram tanaman sederhana
(water streamer) adalah sebagai berikut :
a. Drum (tempat penampungan air) dengan ukuran 200 Liter
b. Pipa PVC tipe C 3”
c. Pipa PVC tipe C 1”
d. Lem pipa ( lem isarplas)
e. Seal tape (selotip pipa)
f. Kran pengatur debit
g. Pipa siku-siku
h. Penutup pipa
3.2 Cara Pembuatan Water Streamer
Langkah-langkah cara membuat water streamer adalah sebagai berikut :
1) Lubangi drum pada bagian sisi dekat dengan alas seukuran dengan ukuran
diameter pipa besar dengan menggunakan bor,
2) Hubungkan drum dengan pipa besar dengan menggunakan pipa penyambung,
3) Potonglah pipa besar PVC sesuai dengan ketinggian drum. Berilah kran pengatur
debit pada pipa besar
4) Sambungkan pipa besar dan pipa kecil untuk percabangan mengunakan pipa
percabangan dan pipa siku dan rekatkan dengan selotipe pipa dan lem pipa,
5) Untuk memperbanyak percabangan lubangi pipa kecil mengunakan bor, dan
sambungkan antar pipa kecil PVC rekatkan mengunakan selotip dan lem pipa
menuju lahan yang akan diairi,
6) Lubangi pipa kecil PVC dengan bor yang digunakan untuk pengairan,dengan jarak
lubang kelubang lainya 15 cm
7) Ikat pipa pvc kecil denga kawat ke tiang agar tidak jatuh dan mengenai lahan.
3.3 Desain Wate Streamer

Gambar 3. Desain Water Streamer

3.4 Cara Penggunakan Water Streamer


Cara penggunakan teknologi water streamer adalah sebagai berikut :
1) Letakan drum air pada tempat yang lebih tinggi dan terbuka yang tidak tertutup
pada bagian atasnya.
2) Tampunglah air pada drum. Penggunaan air hujan dapat dilakukan sebagai salah
satu bentuk konvervasi air
3) Tambahkan senyawa HCO3 (zat kapur) sebagai penetralisir zat asam yang
terkandung dalam air hujan.
4) Aturlah kran pengatur debit untuk pengairan dari drum menuju ke lahan yang akan
diairi
5) Hentikan aliran air dengan menutup kran pengatur debit bila kelembaban tanah
dan tanaman sudah cukup
3.5 Bahasan
Dalam pertanian, pengarian merupakan kegiatan yang menjadi pokok dalam
memenuhi satu faktor dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pengarian
berfungsi dalam menstabilkan kelembaban tanah dan sebagai pelarut pupuk pada tanah.
Jika tanaman tidak mendapatkan pengarian, pertumbuhan dan perkembangan tanaman
tidak akan baik.
Air yang merupakan sumber kehidupan tidak bisa dipisahkan dari kebutuhan,
sementara penggunaan air semakin banyak sehingga persediaan air di alam menipis.
Water streamer merupakan teknologi alternatif yang efisien dan menghemat penggunaan
air karena sumber air utamannya adalah air hujan sehingga petani tidak perlu
menghabiskan tenaga dalam menyiram tanaman. Dari percobaan berikut ini, didapatkan
hasil sebagai berikut :
Metode Penyiraman Water streamer
Lahan 5mx1m
Volume Air 200 Liter/drum
Usaha Penyiraman 6 kali/drum
Waktu per penyiraman 3 menit
Tabel 1. Data penyiraman tanaman
Selain menghemat waktu dan biaya, Water Streamer mudah dibuat dari bahan –
bahan yang mudah didapat, dan sederhana. Selain itu, tidak membutuhkan bahan bakar
seperti premium maupun minyak tanah. Hanya memerlukan azas bernouli dengan fluida
sebagai proses pengarian, serta konservasi air hujan dengan menampung air dalam bak.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas penulis dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Salah satu hal yang paling penting dalam mendukung proses pertumbuhan tanaman
adalah pengairan, karena selain sebagai pelarut pupuk pengairan juga dapat
menstabilkan kelembaban pada tanah.
2. Air merupakan sumber kehidupan, apabila penghematan air tidak dilakukan maka
anak cucu kita kelak akan kekurangan air. Penggunaan teknologi pengairan yang tepat
guna juga sedikit banyak mempermudah proses pengairan pada lahan tempat tanaman
bisa tumbuh. Oleh sebab itu water streamer merupakan jawaban dari suatu teknologi
alternative untuk melakukan proses irigasi yang murah, mudah, efisien serta tepat
guna.
3. Water streamer dapat dibuat dengan cara yang mudah dan menggunakan bahan yang
murah serta mudah dicari. Sistem pengairan dengan menggunakan water streamer
tidak membutuhkan bahan bakar serta lebih efisien karena dapat mempercepat proses
pengairan pada saat bertani dan juga dapat melakukan konservasi air dengan
memanfaatkan air hujan dengan cara menampungnya pada wadah yang terbuka.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil yang dilakukan, maka adapun saran-saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya kita menggunakan teknologi water streamer untuk proses pengairan pada
tanaman kita karena proses ini memiliki banyak keuntungan yaitu hemat waktu,
tenaga serta melakukan konservasi air sangat berguna sebagai sumber kehidupan bagi
generasi mendatang agar anak cucu kita kelak tidak kekurangan air.
2. Untuk mempermudah masyarakat melakukan masyarakat melakukan proses
penyiraman pada tanaman yang dimilikinya maka penggunaan water streamer
patutnya disosialisasikan serta dimasyarakatkan.
DAFTAR PUSTAKA

Fishbane, Paul M, et.al. (2005). Physics for Scientist and Engineers with Modern Physics.
New
Jersey:Pearson Educational Inc.
Halliday, D., Resnick, R. (1997). Physics , Terjemahan: Patur Silaban dan Erwin Sucipto.
Jakarta: Erlangga.
Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar Fisika. Bandung : Grafindo Media Pratama
Serway, R.A & John.W. Jewett. (2004). Physics for Scientists and Engineers. Thomson
Brooks/Cole.
Tripler, P .A. (1998). Fisika untuk Sains dna Teknik. Jakarta: Erlangga.
Triatmodjo, Bambang. 1996. Hidraulika I (Edisi II). Beta Offset: Yogyakarta.
Triatmodjo, Bambang. 2008. Hidraulika II. Beta Offset: Yogyakarta.
Widoko, Cahyono.2013. APLIKASI KONSEP FLUIDA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-
HARI. cahyorealm.blogspot.com/2013/04/aplikasi-konsep-fluida-dalam-kehidupan.html.
Diakses tanggal: 11 Maret 2015

Anda mungkin juga menyukai