Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“TEKNOLOGI TEPAT GUNA : KONSUMSI JUS NANAS (ANANAS COMOSUS


(L.)MERR) TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU
NIFAS”

Oleh:
KELOMPOK 1
1. Oktari Ambarwati 210102227P
2. Etik Kuntus Setiana 210102423P
3. Anny Suciati 210102011P
4. Agustina Tuti Marsini 210102005P
5.Arum Rinukti 210102422P
6.Agustina susianti 210102004P
7. Nunung khusnul luthfiyati 210102350P
8. Ririn Rimbawati 210102394P
9. Yunita sari 210102145P
10.Dian Safitri 210102383P
11. Siti mujtahidah 210102115P
12. Adita Widiya yulini 210102292P
13. Nurul khoiriyati 210102353P
14. Istiyanah 210102327 P
15. Heni Rianti. 210102046P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
TAHUN 2021
PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teknologi Tepat Guna Konsumsi
Jus Nanas (Ananas Comosus (L.)Merr) Terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uteri Pada
Ibu Nifas” dapat diselesaikan dengan baik.
Pembuatan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik karena bantuan dan
dukungan dari semua pihak oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
terutama kepada dosen pengampu.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu  kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk dapat
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya.

Pringsewu, Juli 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengenalan teknologi yang telah berkembang di dalam masyarakat adalah
teknologi yang telah dikembangkan secara tradisional, atau yang dikenal
dengan "teknologi tepat guna" atau teknologi sederhana dan proses pengenalannya
banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan dan mata pencaharian pokok
masyarakat tertentu.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang
ini sangat mendukung dalam kehidupan manusia di Indonesia bahkan di
dunia,penemuan yang setiap waktu terjadi dan para peneliti terus berusaha
dalam penelitiannya demi kemajuan dan kemudahan dalam beraktivitas.Ilmu
kedokteran khususnya ilmu kesehatan pun begitu cepat bekembang mulai dari
peralatan ataupun teori sehingga mendorong para pengguna serta spesialis tidak
mau ketinggalan untuk bisa memiliki dan memahami wawasan serta ilmu
pengetahuan tersebut.
Pertumbuhan dan perkembangan teknologi, ditentukan oleh kondisi dan
tingkat isolasi dan keterbukaan masyarakat serta tingkat pertumbuhan kehidupan
sosial ekonomi masyarakat tersebut.Untuk memperkenalkan teknologi tepat guna
perlu disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu kebutuhan yang berorientasi kepada
keadaan lingkungan geografis atau propesi kehidupan masyarakat yang
bersangkutan. Teknologi yang demikian itu merupakan barang baru bagi
masyarakat dan perlu dimanfaatkan dan diketahui oleh masyarakat tentang nilai dan
kegunaannya. Teknologi tersebut merupakan faktor ekstern dan diperkenalkan
dengan maksud agar masyarakat yang bersangkutan dapat merubah kebiasaan
tradisional dalam proses pembangunan atau peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Masa nifas (pueperium) adalah masa pulih kembali, setelah dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas
yaitu 6-8 minggu. Masa nifas ini dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu atau 42 hari setelah itu (Rahmawati, 2013). Setelah
kelahiran bayi dan pengeluaran plasenta, ibu mengalami suatu periode pemulihan
kembali kondisi fisik dan psikologisnya, dimana salah satunya adalah perubahan
pada uterus yang berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil
yang disebut dengan involusi uterus (Sukarni, 2013).
Involusi jika tidak berjalan dengan normal maka akan menimbulkan suatu
keadaan yang dinamakan subinvolusi uteri (Ambarwati, 2010). Subinvolusio
adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal involusi sehingga proses
pengecilan uterus terhambat, salah satu tandanya adalah terjadinya perdarahan
(Walyani, 2015).
Perdarahan postpartum primer yaitu atonia uteri dimana tidak terjadi
kontraksi pada uterus setelah kala III atau tidak adanya kontraksi setelah plasenta
lahir. Perdarahan karena atonia uteri disebabkan oleh partus lama, pembesaran
uterus yang berlebihan pada waktu hamil dan multiparitas. Dampak dari atonia uteri
dapat terjadi perdarahan pada ibu pasca persalinan dan dampak yang di timbulkan
oleh perdarahan postpartum adalah syok hemoragik, anemia dan sondrom Sheehan.
(Bobak,2010).
Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2014 Angka
Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. Hampir dua pertiga kematian
maternal disebabkan oleh penyebab langsung yaitu perdarahan (25%), infeksi /
sepsis (15%), eklamsia (12%), abortus yang tidak aman (13%), partus macet (8%),
dan penyebab langsung lain seperti kehamilan ektopik, embolisme, dan hal – hal
yang berkaitan dengan masalah anestesi (8%) (Irawan, 2015).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi involusi uteri, seperti
mobilisasi dini, menyusui, usia, paritas dan status gizi (Walyani, 2015) status gizi
yang baik dapat mempercepat involusi uteri, sehingga dalam perawatan postpartum
diit yang diberikan harus bermutu tinggi dengan cukup kalori, protein, cairan dan
buah-buahan karena ibu mengalami hemokonsentrasi (Winkjosastro, 2016).
Buah sangat baik bagi tubuh, salah satunya adalah buah nanas. Nanas adalah
buah tropis dengan daging buah berwarna kuning memiliki kandungan air 90% dan
kaya akan Kalium, Kalsium, lodium, Sulfur, dan Khlor. Selain itu juga kaya Asam,
Biotin, Vitamin B12, Vitamin E serta Enzim Bromelin yang diduga bersifat
antiinflamasi atau anti pembengkakan. Buah nanas adalah satu-satunya sumber
bromelain, enzim ini adalah enzim proteolitik eksogen golongan proteinase sistein.
Enzim bromelin menunjukkan aktivitas hidrolitik pada jaringan ikat terutama
terhadap kolagen dibandingkan terhadap protein myofibrilar yang lain. Aktivitas
kolagenase bromelin dengan menghidrolisis kolagen diduga melalui akumulasi
hidroksiprolin. Kolagen yang terhidrolisis oleh enzim bromelin membuat uterus
menjadi lunak (Rahayu, 2015) Hidrolisis kolagen oleh bromelin terutama kolagen
tipe III dapat menyebabkan otot polos uterus menjadi elastis, sehingga hal ini
memudahkan proses involusio uteri (Winda, 2017)
Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2010) dengan Hasil penelitian didaptkan
bahwa konsumsi nanas, paritas dan tanda klinis anemia memiliki pengaruh terhadap
kontraksi uterus ibu bersalin. OR konsumsi nanas adalah 5.516 dengan 95% CI
(1.109 – 27. 429) yang artinya konsumsi nanas adalah faktor resiko untuk kontraksi
adekuat. Begitupula dengan penelitian Winda (2017) menunjukkan bahwa ada
perbedaan rata-rata ketinggian fundus uterus setelah diberikan Jus nanas pada
kelompok intervensi dengan skor rata-rata 13,80 pada pretest. Ada perbedaan
signifikan rata-rata penurunan tinggi fundal antara kedua kelompok dengan nilai p-
value (0.000).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teknologi Tepat Guna


Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang
yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.Teknologi
tepat guna adalah suatu alat yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat berguna
serta sesuai dengan fungsinya. Selain itu, teknologi tepat guna atau yang 
disingkat dengan TTG adalah  teknologi yang digunakan dengan sesuai (tepat
guna). Ada yang menyebutnya teknologi tepat guna sebagai teknologi yang telah
dikembangkan secara tradisional, sederhana dan proses pengenalannya banyak
ditentukan oleh keadaan lingkungan dan mata pencaharian pokok masyarakat
tertentu.
Secara teknis TTG merupakan jembatan antara teknologi tradisional dan
teknologi maju.Oleh karena itu aspek-aspek sosio-kultural dan ekonomi juga
merupakan dimensi yang harus diperhitungkan dalam mengelola TTG.Dari tujuan
yang dikehendaki, teknologi tepat guna haruslah menerapkan metode yang hemat
sumber daya, mudah dirawat, dan berdampak polutif minimalis dibandingkan
dengan teknologi arus utama, yang pada umumnya beremisi banyak limbah dan
mencemari lingkungan.
Dengan demikian teknologi tepat guna mempunyai kriteria yang dapat dikatan
sebagai TTG, yaitu:
1. Apabila teknologi itu sebanyak mungkin mempergunakan sumber-sumber
yang tersedia banyak di suatu tempat.
2. Apabila teknologi itu sesuai dengan keadaan ekonomi dan sosial masyarakat
setempat.
3. Apabila teknologi itu membantu memecahkan persoalan/ masalah yang
sebenarnya dalam masyarakat, bukan teknologi yang hanya bersemayam
dikepala perencananya.
4.  Suatu yang harus diperhatikan bahwa, masalah-masalah pembangunan boleh
jadi memerlukan pemecahan yang unik dan khas, jadi teknologi-teknologi
tersebut tidak perlu dipindahkan ke negara-negara atau kedaerah lain dengan
masalah serupa. Apa yang sesuai disuatu tempat mungkin saja tidak cocok di
lain tempat. Maka dari itu tujuan TTG adalah melihat pemecahan-pemecahan
terhadap masalah-masalah tertentu dan menganjurkan mengapa hal itu sesuai.

B. Jenis Teknologi Kebidanan Tepat Guna


1. Tuntutan bahwa etik adalah hal penting dalam kebidanan karena :
a. Bertanggung jawab terhadap keputusan yang dibuat
b. Bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil
2. Untuk dapat menjalankan praktik kebidanan dengan baik dibutuhkan :
a. Pengetahuan klinik yang baik
b. Pengetahuan yang Up to date
c. Memahami issue etik dalam pelayanan kebidanan
3. Harapan Bidan dimasa depan :
a. Bidan dikatakan profesional, apabila menerapkan etika dalam menjalankan
praktik kebidanan (Daryl Koehn ,Ground of Profesional Ethis,1994)
b. Dengan memahami peran bidan tanggung jawab profesionalisme terhadap
patien atau klien akan meningkat
c. Bidan berada dalam posisi baik à memfasilitasi klien dan membutuhkan
peningkatan pengetahuan tentang etika untuk menerapkan dalam strategi
praktik kebidanan

C. Ciri-ciri Teknologi Tepat Guna


1. Perbaikan teknologi tradisional selama ini menjadi tulang punggung
2. pertanian, industri, pengubah energi, transportasi, kesehatandan
kesejahteraan masyarakat di suatu tempat.
3. Biaya investasi cukup rendah/ relatif murah.
4. Teknis cukup sederhana dan mampu untuk dipelihara dan didukung oleh
keterampilan setempat.
5. Masyarakat mengenal dan mampu mengatasi lingkungannya.
6. Cara pendayagunaan sumber-sumber setempat termasuk sumber alam, energi,
bahan secara lebih baik dan optimal.
7. Alat mandiri masyarakat dan mengurangi ketergantungan kepada pihak luar
(self-realiance motivated).

D. Manfaat Teknologi Tepat Guna


Penerapan Teknologi Tepat Guna adalah sebuah usaha pembaharuan.
Pembaharuan itu tidak mencolok dan masih dalam jangkauan masyarakat,
tetapi harus diserasikan dengan keadaan sosial, ekonomi dan budaya
masyarakat setempat serta alam. Usaha pembaharuan dirancang
sedemikan rupa sehingga seluruh masyarakat merasa bahwa pembaharuan
adalah prakarsa mereka sendiri. Berarti di dalam pembaharuan teknologi
itu, terdapat minat dan semangat dalam masyarakattersebut.
Sebagai mana manfaat dari teknologi tepat guna adalah:
1. Dapat memenuhi kebutuhanmasyarakat
2. Teknologi tepat guna mampu meningkatkan taraf hidup serta
kesejahteraan klien/ibu hamil.
3. Teknologitepatgunadapatmempermudahdanmempersingkatwaktupeker
jaan tenaga kesehatan dan klien.
4. Masyarakat mampu mempelajari, menerapkan, memelihara
teknologi tepat gunatersebut.
5. Masyarakat / klien bisa lebih cepat ditangani oleh tenagakesehatan.
6. Hasil diagnosa akan lebih akurat, cepat, dantepat

E. Fungsi Teknologi Tepat Guna


Sebagai mana fungsi dari teknologi tepat guna adalah:
1. Alat kesehatan yang digunakan sesuai dengan kebutuhan pada masa
kehamilan.masyarakat setempat.
2. Biaya yang digunakan cukup rendah dan relatifmurah.
3. Teknis cukup sederhana dan mampu untukdipelihara.
4. Mengurangi kesalahan dalam mendiagnosis suatupenyakit.

F. Dampak Teknologi Tepat Guna pada Kehamilan


1. Dampak positif sebagai berikut :
a. Dengan adanya teknologi tepat guna dalam kebidanan, maka masyarakat
akan mendapat kemudahan dalam menjaga kesehatan yang lebih efisien
dan efektif.
b. Teknologi yang ada, dapat membuat kegiatan khususnya di dalam
kebidanan akan lebih sederhana dan mudah.
2. Dampak negatif sebagai berikut :
a. Jika dalam penggunaan teknologi tepat guna tidak sesuai dengan lingkup
yang memerlukan maka itu akan sia-sia. Contoh penggunaan USG di
daerah pedalaman, disana tidak orang yang mengelolanya dan tidak
sesuai dengan kebudayaan masyarakat disana.
b. Dengan ketidaktepatan penggunaan alat tersebut maka akan berdampak
buruk terhadap pasien. Contoh : penggunaan USG pada pasien dengan
cara-cara yang tidak tepat.
c. Penggunaan teknologi pada daerah pedalaman pedalaman dengan tenaga
yang tidak ahli akan menimbulkan resiko terhadap pasien.

G. Sistem Penggunaan Teknologi Tepat Guna dalam Pelayanan Kehamilan


Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau terorganisir,
suatu himpunan atau perpaduan hal hal atau bagian bagian yang membentuk suatu
kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan utuh, dimana didalamnya terdapat
komponen komponen yang pada gilirannya merupakan sistem tersendiri yang
memiliki fungsi masing masing yang saling berhubungan satu dengan lainnya
menurut pola, tata atau norma tertentu dalam rangka mencapai suatu tujuan.
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.Teknologi tepat
guna adalah suatu alat yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat berguna serta
sesuai dengan fungsinya.
Sistem Teknologi Tepat Guna pada Pemeriksaan Kehamilan adalah suatu
rangkaian kegiatan pemeriksaan/pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil
dengan menggunakan suatu teknologi/alat yang dapat meningkatkan kualitas
pelayanan meliputi beberapa kegiatan, yakni input, proccess, output, dan
outcome. Yang dimanainput adalah sumber daya yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan sistem kesehatan (manusia, uang, obat-obatan, peralatan medis, dll),
proccess adalah layanan memberikan kesehatan, output adalah pelaksanaan
pembangunan kesehatan, dan outcome adalah mencapai status kesehatan
maksimal.

H. Masa Nifas
Masa nifas adalah masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari atau
beberapa jam setelah lahirnya plasenta dan mencakup 6 minggu berikutnya
(Abarwati, 2010). Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil
(Abdulbari dalam Walyani, 2015). Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah
lahirnya plasenta dan mencakup enam minggu berikutnya. Periode postnatal
dimulai segera setelah kelahiran bayi sampai enam minggu (42 hari) setelah lahir
(Astuti, 2015).

I. Involusi uteri
Involusi uteri merupakan pengecilan yang normal dari suatu organ setelah oegan
tersebut memenuhi fungsinya, misalnya pengcilan uterus setelah melahirkan.
Involusi uteri adalah mengecilnya kembali rahim setelah persalinan kembali ke
bentuk asal (Walyani, 2015).
Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke
kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera
setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus (Ambarwati, 2010).

J. Tinggi Fundus Uteri (TFU)


Ukuran uterus pada masa postpartum akan mengecil seperti sebelum hamil.
Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan
retraksi dan ketika setelah persalinan akan menjadi keras sehingga dapat menutup
pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi plasenta. Pada hari
pertama ibu nifas tinggi fundus uteri kira-kira satu jari bawah pusat (1 cm). hari
kelima nifas uterus menjadi 1/3 jarak antara symphisis ke pusat. Hari ke 10 fundus
sukar diraba di atas symphisis.Tinggi fundus uteri menurun 1 cm tiap hari.Secara
berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) hingga akhirnya kembali seperti
sebelum hamil (Ambarwati, 2010). Penurunan TFU ini terjadi secara gradual,
artinya tidak sekaligus tetapi setingkat demi setingkat. TFU ini akan berkurang 1
cm setiap harinya

K. Pengobatan Herbal
Pengobatan herbal adalah jenis pengobatan yang memiliki bentuk sediaan berupa
tanaman herbal yang diproses untuk diambil sari patinya dan agar lebih bertahan
lama maka dilakukan proses pengeringan. Menurut PERMENKES No. 007 Tahun
2012 Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral sediaan cairan dari bahan (galenik) yang secara turun
temurun digunakan untuk pengobatan. Syarat bahan yang memenuhi standar
keamanan dan mutu antara lain pada, proses pembuatan dengan menerapkan
CPOTB, memenuhi persyaratan Farmakope Herbal Indonesia, dapat berkhasiat
dan dapat dibuktikan secara turun temurun. Cara Pembuatan Obat Tradisional
yang Baik (CPOTB) agar lebih memperhatikan pada proses produksi dan
penangan bahan baku agar dapat menjamin produk yang dihasilkan telah
memenuhi syarat yang sesuai dengan mutu dan tujuan penggunaannya

L. Jus Nanas
Nanas adalah buah tropis dengan daging buah berwarna kuning memiliki kandungan
air 90% dan kaya akan kalium, kalsium, iodium, sulfur dan khlor. Selain itu juga
kaya Asam, Biotin, Vitamin B12, Vitamin E serta Enzim Bromelin. Bromelain
berkhasiat antiradang, membantu melunakkan makanan di lambung, mengganggu
pertumbuhan sel kanker, menghambat agregasi platelet, dan mempunyai aktivitas
fibrinolitik. Bromelin yang secara alami ada dalam buah nanas juga diyakini
dapat mempercepat penyembuhan luka operasi serta pembengkakan dan nyeri sendi.
(Kurniawan, 2008).
Buah nanas mengandung berbagai senyawa, salah satunya adalah enzim bromelin.
Bromelin adalah ekstrak yang terbentuk cairan yang di dapat dari batang dan buah
nanas (Ananas Comosus). Kemampuan jus nanas dalam menurunkan tinggi fundus
uteri terkait dengan kandungan enzim bromelin. Enzim ini adalah enzim preteolitik
eksogen golongan proteinase sistein yang banyak digunakan industri sebagai
pengempukan daging (digunakan bersamaan dengan enzim papain dari tanaman
pepaya), seperti diketahui tingkat keempukan daging sebagian besar disebabkan
oleh degradasi jaringan ikat (Sari, 2010)..
Enzim bromelin menunjukan aktivitas hidrolitik pada jaringan ikat terutama
terhadap kolagen. aktivitas kolagenase bromelin dengan menghidrolisis kolagen
diduga melalui akumulasi hidroksiprolin.. Kolagen merupakan protein yang
ditemukan melimpah diseluruh tubuh hewan dan manusia. Sekitar 30 persen total
protein dalam tubuh adalah kolagen, kolagen ditemukan pada semua jaringan ikat
seperti dermis tulang, tendon dan ligament, yang memberikan intergritas struktur
terhadap semua organ internal dan jaringan normal (Rahayu, 2015).
Ekstra buah nanas yang diberikan secara berulang dapat menyebabkan konsentrasi
enzim bromelain cukup tinggi dalam darah. Hidrolisisi kolagen oleh bromelain
terumata kolagen tipe III dapat menyebabkan dinding uterus menjadi lentur dan
elastis. Sehingga hal ini mempermudah proses involusi uteri. Kolagen yang
terhidrolisis oleh enzim bromelain membuat uterus menjadi sangat lentur dan
membuat otot polos uterus elastis. Degradasi kolagen oleh bromelain dapat
menurunkan bobot badan, serta pertumbuhan dan perkembangan uterus secara
keseluruhan (Rahayu, 2015).
Involusi uteri terjadi oleh karena proses autolysis dimana zat protein dinding rahim
dipecah, diserap dan kemudian dibuang bersama air kencing. Bila proses ini
dihubungkan dengan penurunan penyerapan protein pada proses penuaan maka hal
ini akan menghambat involusi uteri. Autolisysis merupakan proses penghancuran
diri yang terjadi didalam otot uterine. Enzim preteolitik akan memendekan jaringan
otot yang telah mengendur sehingga 10 kali panjangnya dari semula. Dikaitkan
dengan atrofi jaringan, dimana jaringan akan mengalami atrofi untuk berdegenerasi
menjadi endometrium yang baru (Winkjosastro, 2007).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anannya Mohapatra (2013) diketahui
bahwa 0,1 ml sari batang nanas mengandung 0,0095mg enzim bromelin dan 0,1 ml
daging buah nanas menandung 0,09mg enzim bromelin.
Tabel Kandungan Gizi Buah Nanas dalam 100 gram
Kandungan gizi Unit Nilai per 100
gram
Air G 87.24
Energy kcal 45
Energy kJ 190
Protein g 0.55
Lemak total g 0.13
Karbohidrat g 11.82
Gula g 8.29
Sucrose g 4.59
Glucose (dextrose) g 1.76
Fructosa g 1.94
Minerals
Calcium Ca mg 13
Besi, Fe mg 0.25
Magnesium, Mg mg 12
Phosphor, P mg 9
Potassium, K mg 125
Sodium, Na mg 1
Seng, Zn mg 0.08
Copper,Cu mg 0.081
Mangan, Mn mg 1.593
Vitamin
Vitamin C mg 16.9
Thiamin mg 0.078
Riboflavin mg 0.029
Niacin mg 0.470
Asam Pontothenic mg 0.193
Vitamain B-6 mg 0.106
Asam folat mcg 11
Kolin mg 5.6
Betaine mg 0.1
Vitamin A, RAE mcg_RAE 3
Beta karoten mcg 31
Alpha Karoten mcg 0
Crytoxanthin, beta mcg 0
Vitamin A, IU IU 52
Lycopen mcg 0
Lutein+ zeaxanthin mcg 0
Vitamin,K(phylloquinone) mcg 0.7
Serotonin % 15-25
Enzim Bromealin % 24-39
Sumber (Azwar Agoes, 2010)

Terjadinya kontraksi otot polos uterus disebabkan oleh enzim bromelain yang
terdapat dalam buah nanas. Enzim bromelain menstimulasi pengeluaran
prostaglandin. Meningkatnya kadar prostaglandin menyebabkan stimulasi
kontraksi uterus. Mekanisme prostaglandin dalam otot polos uterus sama seperti
pada otot polos lainnya yaitu dengan dipicunya sel miometrium untuk
berkontraksi oleh peningkatan kalsium intraseluler Ca2+. Prostaglandin
meningkatkan Ca2+ dengan meningkatkan influx Ca2+ melewati membran sel,
dengan menstimulasi pelepasan kalsium dari simpanan intraseluler dan dengan
memperkuat pembentukan gap junction miometrium. Prostaglandin yang
bekerja pada kontraksi otot polos uterus adalah PGF2α. PGF2α merupakan suatu
perangsang kuat kontraksi otot polos uterus dalam kondisi hamil atau tidak
hamil. Aktifitas dan kadar enzim bromelain dipengaruhi oleh antara lain faktor
kematangan buah nanas. Perbedaan kadar enzim bromelain pada nanas muda
dan nanas tua diduga dapat menyebabkan perbedaan pada peningkatan
kontraksi otot polos uterus.
Pembentukan prostaglandin oleh amnion semakin meningkat pada saat
kehamilan terutama menjelang akhir kehamilan.6 Pemberian ekstrak buah nanas
memberikan efek peningkatan kontraksi pada otot polos uterus tidak hamil dan
diduga dapat memberikan efek kontraksi yang lebih pada keadaan hamil.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Muzzaman (2009), nanas muda
memberikan efek siginifikan terhadap peningkatan kontraksi uterus dengan
pengaruh sebesar 85,9 %. Pada penelitian ini juga didapatkan pengaruh sebesar
87,6 % pada ekstrak nanas muda dan 79,9 % pada ekstrak buah nanas tua. Selain
itu, kandungan buah nanas yang juga diduga dapat meningkatkan kontraksi
adalah serotonin. Serotonin diduga dapat meningkatkan kontraktilitas uterus
melalui interaksi dengan reseptor serotonin (5-HT) pada uterus dan memberikan
stimulasi langsung pada otot polos uterus.
Bromelin diserap dari saluran pencernaan secara fungsional dalam bentuk utuh;
kurang lebih 40% dari bromelin yang diserap dari usus dalam bentuk molekul
besar. Bromelin dapat mempertahankan aktivitas proteolitik dalam plasma dan
juga ditemukan berikatan dengan alpha 2-macroglobulin, alpha1-
antichymotrypsin, dan two anti-proteinases di darah. Dalam sebuah studi yang
dilakukan oleh P. Rajendra menunjukkan bahwa 3.66 mg/mL bromelin akan
stabil di artificial stomach juice setelah 4 jam reaksi dan juga 2.44 mg/mL
bromelain tetap berada dalam darah setelah 4 jam reaksi.

M. Cara Pembuatan
Berikut ini pengolahan buah nanas yang dijadikan jus nanas (Winda, 2017): Nanas
yang sudah masak dikupas, dibuang ” matanya”, dipotong sesuai dengan ukuran
dapur rumah tangga (250 gram) diparut atau diblender/ Juicer, Saring atau peras.
Jus nanas (200 cc) segera diminum setiap habis makan. Diminum 1 kali sehari
selama 7 hari. Jangan didinginkan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teknologi Tepat Guna merupakan teknologi yang telah dikembangkan secara
tradisional dan proses pengenalannya banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan
dan mata pencaharian pokok masyarakat setempat.Sebelum menggunakan TTG,
terlebih dahulu kita lakukan penerapan dari TTG tersebut kepada masyarakat.
Dengan adanya penerapan ini di harapkan masyarakatnya berubah dan mengerti
tentang manfaat TTG dan mampu menggunakan TTG tersebut dengan sebaik
mungki. Sehingga penggunaa dari TTG tersebut bermanfaat bagi masyarakat, yaitu
dapat memenuhi kebutuhan individu atau masyarakat  karena kebutuhan
masyarakat semakin hari semakin meningkat.
Ekstra buah nanas yang diberikan secara berulang dapat menyebabkan
konsentrasi enzim bromelain cukup tinggi dalam darah. Hidrolisisi kolagen oleh
bromelain terumata kolagen tipe III dapat menyebabkan dinding uterus menjadi
lentur dan elastis. Sehingga hal ini mempermudah proses involusi uteri. Kolagen
yang terhidrolisis oleh enzim bromelain membuat uterus menjadi sangat lentur dan
membuat otot polos uterus elastis. Degradasi kolagen oleh bromelain dapat
menurunkan bobot badan, serta pertumbuhan dan perkembangan uterus secara
keseluruhan (Rahayu, 2015).

B. Saran
Teknologi tepat guna apabila dimanfaatkan dengan baik maka akan
memperoleh hasil yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhanmasyarakat
khususnya pada masa nifas
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E R dan Rismintari, Y S. (2010) Asuhan Kebidanan pada masa nifas.


Yogyakarta. Nuha medika.

Azwar Agoes. (2010) Tanaman Obat Indonesia. Jakarta: Salemba medika.

Bobak, Lowdermilk, Jense. (2012). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Dewi, Vivian Nanny Lia dan Tri Sunarsih (2009). Asuhan kebidanan pada ibu nifas.
Salemba Medika. Jakarta

Eka Eldha Y (2013). Pengaruh Jus nanas (Ananascomosus (L.) Merr) Terhadap Profil
Farmakologi Paracetamol pada tikus putih jantan (rattusnorvegicus) Galur
Wistar.Jurnal Farmakologi Indonesia. Vol 1. 1-8

Kurniawan (2008). Sari buah nanas kaya manfaat: alternative meningkatkan nilai
ekonomis hasil panen. Sinartani edisi 13-19 Agustus 2008

Manuaba IBG. (2010) Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungandan KB Edisi 4. Jakarta.


EGC.

Newatri, Helpi. (2013) Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini (Imd) Terhadap Involusi
UterusPada Ibu Bersalin Di Bps Kota Padang Tahun 2013. Staff pengajar jurusan
kebidanan Poltekkes Kemenkes padang

Prihartini, Sabrina Dwi, (2014). Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Penurunan Tinggi
Fundus Uteri Pada Ibu Nifas di Pavilion Melati RSUD Jombang. Jurnal Edu
Health, Vol.4 No. 2

Saleha, Sitti. (2009). Asuhan kebidanan pada masa nifas. Salemba Medika: Jakarta

Sulistyawati A, (2009) Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Yogyakarta.ANDI OFFSET.

Walyani, E.S dan Endang P. (2015) Asuhan Kebidanan masa nifas dan menyusui.
Yogyakarta: Pustaka Baru Pers

Winkjosastro. (2007) Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo:


Jakarta

Winda, dkk (2017). The impact of pineapple juice on fundal height in primigravida
mothers during postpartum period.

Yanti Puspita.S. (2010) Pengaruh komsumsi buah nanas oleh iibu hamil terhadap
kontraksi ibu bersalin. Jurnal tesis Universitas Indonesia

Zoya Manzoor, Ali Nawaz, Hamid Mukthar, IkramHaq. Bromelain. (2016). Methods of
Extraction Purification and Therapeutic Applications. Braz. Arch. Boil. Technol.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMBERIAN JUS NANAS

PEMBERIAN JUS NANAS

PENGERTIAN Melakukan pemberian jus nanas


TUJUAN Percepatan penurunan tiggi fundus uteri
KEBIJAKAN Ibu postpartum
PETUGAS Bidan
PERALATAN Juicer
A. Tahap Pra Interaksi
1. Mengecek buah nanas dengan ukuran 250 gram
2. Buah nanas di blender dengan alat juicer (diambil
bagian dagingnya)
3. Di saring
4. Mencuci tangan

B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan atau kesediaan responden

C. Tahap Kerja
1. Menjelaskan kepada responden, intervensi yang akan
PROSEDUR diberikan
PELAKSANAAN 2. Memberikan jus nanas kepada ibu postpartum
3. Memberi tahu aturan minum jus nanas yaitu
dilakukan 1 kali sehari pada sore hari setelah makan.
4. Diberikan untuk penggunaan selama 7 hari.
5. Penilaian penurunan tinggi fundus uteri dilakukan
setiap hari.
D. Tahap  terminasi
1. Melakukan evaluasi: mengulang penjelasan yang
diberikan
2. Mencuci tangan
3. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perkembangan

Anda mungkin juga menyukai