Anda di halaman 1dari 30

Gangguan Metabolisme Protein

KELOMPOK 3
Metabolisme protein merupakan proses kimia dan fisik yang mencakup pada
perubahan anabolisme protein menjadi asam amino dan penguraian katabolisme
asam amino pada protein.Dalam tubuh kita terdapat kurang-lebih protein 15%
dari berat badan. Protein dari luar atau dari makanan diperlukan oleh tubuh
untuk berbagai fungsi. Protein terbentuk dari asam amino yang membentuk
struktur tiga atau empat dimensi. Asam amino digunakan sebagai bahan dasar
untuk enzim, hormon, dan protein struktural. Sejumlah protein spesifik dapat
disintesis oleh tiap sel tubuh. Sintesis ini memerlukan semua asam amino yang
ada.
Tubuh tidak menyimpan cadangan untuk asam amino bebas.Yang tidak
ikut dalam sintesis protein maka akan dimetabolisme.Namun,terdapat
sumber metabolik asam amino pada protein seluler yang dapat digunakan
kapan saja bila diperlukan.Turnover konstan protein pada orang dewasa
biasanya penting untuk mempertahankan sumber asam amino ini dan
kemampuan untuk memenuhi permintaan asam amino oleh sel dan
jaringan ketika distimulasi untuk membuat protein yang penting
Ketiadaan suplementasi atau asupan asam amino esensial yang
kurang adekuat akan menyebabkan imbang nitrogen negatif, berat
badan turun, gangguan pertumbuhan pada bayi dan anak, dan
berbagai gejala klinis lainnya seperti penurunan fungsi imunitas.
Arginin bisa menjadi tidak tergantikan pada pasien yang kurang
nutrisi, sepsis, atau sedang dalam masa pemulihan dari trauma
atau pembedahanarginin terkait dengan peningkatan
penyembuhan luka, yang mungkin akibat peran arginin dalam
meningkatkan sintesis kolagen.
Dua penyakit yang berhubungan dengan metabolisme protein ialah: pirai
(gout arthritis) dan infark asam urat pada ginjal. Pada kedua kelainan ini
terdapat gangguan metabolisme asam urat sehingga serum meninggi dan
terjadi pengendapan urat pada berbagai jaringan. Asam urat ini merupakan
hasil akhir dari pada metabolisme purin. Berasal dari reruntuhan asam nukleat
menjadi purin dan akhirnya asam urat. Protein ini berasal dari tubuh sendiri
dan dari makanan. Sebagian asam urat ini dioksidasi menjadi ureum dan
diekskresi.
1.Gout dan Hiperuricemia
Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat
serum di atas normal. Pada sebagian besar penelitian epidemiologi, disebut
sebagai hiperurisemia jika kadar asam urat serum orang dewasa lebih dari 7,0
mg/dl dan lebih dari 6,0 mg/dl pada perempuan. Hiperurisemia yang lama
dapat merusak sendi, jaringan lunak dan ginjal. Hiperurisemia bisa juga tidak
menampakkan gejala klinis/ asimptomatis.
Sedangkan gout (pirai) adalah penyakit yang sering ditemukan,
merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat
deposisi kristal monosodium urat pada jaringan, akibat
gangguan metabolisme berupa hiperurisemia. Manifestasi
klinik deposisi urat meliputi artritis gout, akumulasi kristal di
jaringan yang merusak tulang (tofus), batu urat, dan nefropati
gout. Artritis gout merupakan salah satu penyakit inflamasi
sendi yang paling sering ditemukan, yang ditandai dengan
penumpukan kristal monosodium urat di dalam ataupun di
sekitar persendian
Monosodium urat ini berasal dari metabolisme purin. Hal penting yang
mempengaruhi penumpukan kristal adalah hiperurisemia dan saturasi jaringan
tubuh terhadap urat. Apabila kadar asam urat di dalam darah terus meningkat
dan melebihi batas ambang saturasi jaringan tubuh, penyakit artritis gout ini
akan memiliki manifestasi berupa penumpukan kristal monosodium urat secara
mikroskopis maupun makroskopis berupa tophi.
Hiperurisemia disebabkan oleh dua faktor utama yaitu meningkatnya
produksi asam urat dalam tubuh, hal ini di sebabkan karena sintesis
atau pembentukan asam urat yang berlebihan. Produksi asam urat
yang berlebihan dapat di sebabkan karena leukimia atau kanker
darah yang mendapat terapi sitostatika. Faktor yang kedua adalah
pengeluaran asam urat melalui ginjal kurang (gout renal), gout renal
primer di sebabkan karena ekskresi asam urat di tubuli distal ginjal
yang sehat, dan gout renal sekunder di sebabkan ginjal yang rusak,
misalnya pada glomerulonefritis kronis, kerusakan ginjal kronis
(chronic renal failure).
Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin yang terdiri dari komponen
karbon, nitrogen, oksigen dan hidrogen dengan rumus molekul C5H4N4O3. Pada pH
alkali kuat, asam urat membentuk ion urat dua kali lebih banyak daripada pH asam.
Purin yang berasal dari katabolisme asam nukleat dalam diet diubah menjadi asam urat
secara lansung. Pemecahan nukleotida purin terjadi di semua sel, tetapi asam urat
hanya dihasilkan oleh jaringan yang mengandung xhantine oxidaseterutama di hepar
dan usus kecil. Rerata sintesis asam urat endogen setiap harinya adalah 300-600mg per
hari, dari diet 600 mg per hari lalu dieksresikan ke urin rerata 600 mg per hari dan ke
usus sekitar 200 mg per hari.
Tanda dan Gejala Artritis Gout meliputi:
•Akut
Serangan awal gout berupa nyeri yang berat, bengkak dan berlangsung cepat, lebih
sering di jumpai pada ibu jari kaki. Ada kalanya serangannyeri di sertai kelelahan, sakit
kepala dan demam.
•Interkritikal
Stadium ini merupakan kelanjutan stadium akut dimana terjadi periode interkritikal
asimtomatik. Secara klinik tidak dapat ditemukan tanda-tanda radang akut.
•Kronis
Pada gout kronis terjadi penumpukan tofi (monosodium urat) dalam jaringan yaitu
di telinga, pangkal jari dan ibu jari kaki.
1.Endapan Urat Pada Ginjal
Pada ujung-unjung piramide ginjal pada bayi dan pada penderita leukemia
dan polisitemia terdapat endapan-endapan urat. Pada ginjal bisa terjadi infark
asam urat. Endapan terdapat pada tubulus kontortus kemudian epitel peritubuler.
Syndrom Nefrotik.adalah keluarnya protein lebih dari 3,5 gram melalui urine
perhari. Dalam keadaan normal hampir tidak ada protein yang keluar melalui
urine.
Syndrome nefrotik mengisyaratkan cedera glomerulus yang berat.
Hilangnya protein-protein plasma menyebabkan hipoalbuminemia dan
hipoimmunglobulinemia. Manifestasi klinik antara lain adalah mudah
infeksi (akibat hipoimmunoglobulin) dan edema anasarka, hiperlipidemia
peningkatan lemak-lemak plasma berkaitan dengan hypoalbuminemia.
Penatalaksanaan diet: protein normal, rendah lemak. Garam dibatasi. Bisa
diberi diuretik untuk pengeluaran cairan. Bisa diberi tambahan protein
kecuali apabila dicurigai adanya gagal ginjal (protein memperburuk gagal
ginjal)
•Phenylketonuria (PKU)
PKU adalah suatu kondisi pada seseorang yang disebabkan oleh kelainan genetik dan
ditandai retardasi (kemunduran) mental. PKU karena adanya gangguan metabolisme
phenylalanin (biasanya terdapat pada daging). Secara normal phenylalanin
digunakan untuk sintesis protein, sedangkan kelebihannya diubah oleh hati menjadi
tirosin atau penilpiruvat. Pada bayi penderita PKU yang baru lahir dijumpai
kekurangan (tidak memiliki) enzim untuk mengubah phenylalanin menjadi tirosin
(Kaufman, 1975), walaupun masih mampu mengubah menjadi phenylpiruvat.
. Sebagai akibatnya akan terjadi akumulasi phenylalanin dan
phenylpiruvat yang dapat menyebabkan malformasi struktur otak
sehingga terjadi retardasi mental. Gejala penderita PKU yang tampak
antara lain: hiperaktifitas, distracbility, dan kelainan perilaku karena
mental retardasi. Tirosin juga akan diubah menjadi melatonin sehingga
kulit kelihatan agak pucat (light), rambutnya pirang, karena melatonin
bertanggung jawab terhadap pigmentasi. Kelainan (kekurangan) satu
enzim saja dapat menyebabkan perubahan perilaku dan abnormalitas
fisik. PKU terutama terjadi pada orang kulit putih (Amerika). PKU dapat
diketahui dari kadar fenilalanin dan fenilpiruvat dari serum atau urine.
1.Sickle Cell Anemia
Pada penderita thalasemia, asam amino valine bergabung dengan asam
glutamat pada hemoglobin sehingga sel darah merah berbentuk seperti
bulan sabit akibatnya mudah mengalami hemolisis dan mengakibatkan
munculnya anemia.[1]
•Aminoasiduria
Ekskresi asam amino dalam urina 24 jam pada orang dewasa sehat adalah
4-20 mmol nitrogen asam amino bebas dan normalnya bisa dideteksi
glutamin/asam glutamat, glisin, serin dan alanin
Kelebihan asam-asam amino urin dapat diklasifikasi sebagai:
Aminoasiduria luapan tanpa penyakit ginjal primer. Kadar asam amino
plasma bisa tinggi atau normal, tergantung atas ambangnya. Aminoasiduria
luapan terdiri dari keadaan-keadaan:
•Didapat sekunder terhadap penyakit lain. Aminoasiduria generalisata
selalu terlihat dalam tingkatan ringan, pada sirosis dan penyakit hepar kronis
lainnya dan dalam jumlah nyata pada nekrosis hepatik akuta. Aminoasiduria
ringan terlihat pada penyakit-penyakit atrofi, eklamsia dan bila ada
kerusakan jaringan; dan juga setelah infus asam amino.

• Hidroksiprolin merupakan asam amino yang khusus bagi kolagen: dan normalnya
diekskresikan dalam jumlah kecil-80-250

mol/24 jam. Hidroksiprolinuria merupakan ukuran peningkatan pergantian


(turn over) kolagen dan penyakit keganasan pada tulang. Pengukuran ini lebih
sensitif sebagai rasio hidroksiprolin/kreatinin.
• Disebabkan oleh kesalahan metabolisme bawaan. Terdapat sejumlah besar kelainan
kongenital karena cacat enzim pada mana satu atau lebih asam-asam amino
didegradasi secara tak lengkap, bisa mereka sendiri atau sebagai metabolit yang
meningkat konsentrasinya di dalam plasma dan diekskresikan secara berlebihan di
dalam urina. Contoh yang diberikan merupakan kelainan-kelainan yang mempunyai
gejala-gejala khusus dan melibatkan berbagai jenis asam amino.
1. Fenilketonurina, kelompok kelainan asam-asam amino aromatik
yang berhubungan, merupakan jenis utama aminoasiduria yang
terlazim dan menyebabkan reterdasi mental: fenilalanin yang
tinggi juga menghambat tirosinase dan mengurangi
pembentukan melanin. Karena defisiensi hidroksilase fenilalanin
(4-monooksigenase fenilalanin), maka konversi normal
fenilalanin ke tirosin hampir tak tejadi secara fenilalanin dan
derivatnya terutama assam fenilpiruvat dan asam fenillaktat
terdapat berlebihan.
2. Alkaptonuria melibatkan metabolisme tirosin lebih lanjut dan relatif benigna.
Karena defisiensi homogentisat 1,2 dioksigenase, asam homogentisat tak dapat
dioksidasi lebih lanjut. Ia dideposit dalam kartilago, menyebabkan artritis dan
dieksresikan ke dalam urina, yang akan menjadi warna coklat tua bila dijadikan
alkali atau oksidasi.
3. Homosistinuria melibatkan asam-asam aminoyang mengandung sulfur. Pada
satu jenis, Karena definisi sistionin β-sintase maka mentionin, homosistein dan
homosistin (yang diekskresikan ke dalam urina) terdapat berlebihan. Bermacam-
macam gambaran klinik termasuk defisiensi mental, abnormalitas rangka dan
dislokasi lensa mata.
Penyakit urina sirup mapel, melibatkan rantai cabang asam
amino. Karena defisiensi ‘dekarboksilasi rantai cabang asam
keto,’ terdapat hambatan dalam metabolism valin, leusin dan
isoleusin. Ia dan derivatnya terkumpul didalam darah dan
urina (yang berbau seperti sirup mapel). Kerusakan mental
berat: keuntungan khususnya bahwa pengobatan dengan diet
buatan mungkin dilakukan
Pada kelainan lain (kadang-kadang sementara) misalnya tirosinema dan
histidemia bisa tak ada gejala atau memang tak dapat dihubungkan dengan
kesalahan metabolisme
Aminoasiduria Renalis karena berkurangnya reabsopsi tubulus. Ia terdiri
dari sindroma tubulus ginjal dengan asam amino plasma yang normal atau
rendah, dan dapat di bagi ke dalam
a. Aminoasiduria Karena kelainan bawaan khusus pada mekanisme
reabsobsi tubulus misalnya sistinuria. Pada beberapa sindroma,
cacattranspor yang sama terdapat dalam usus halus.
1. Penyakit Hartnup melibatkan transport asam amino netral pada
usus dan ginjal terutama triptofan. Pasien menderita defisisensi
asam nikotinat, dengan efek pellagra pada kulit dan mental serta
gejala-gejala serebeler. Indol urina juga meningkat, berasal dari
triptofan usus.
Aminoasiduria tak spesifik, yang sekunder terhadap kerusakan
tubulus ginjal akuiisita. Kadang-kadang ini dapat timbul pada
sindroma nefrotik, tetapi lazim. Karena toksik-toksis eksogen
(misalnya keracunan logam berat hal. 153) atau karena metabolit
abnormal (misalnya galaktosa 1-fosfat hal. 83) pada sistinosis yang
jarang, cacat primer pada metabolism sistin, dengan deposit
berlebihan sistin dan intraseluler pada berbagai jaringan termasuk
hepar dan ginjal: yang terakhir menyebabkan sindroma Fanconi
sekunder dan aminoasiduria. Sindroma Fanconi: ini meliputi penyakit
tubulus proksiimalis ginjal kongenital atau akuisita, dengan
aminoasiduria generalisata dan cacat reabsobsi lainnya
B. Hipoalbuminemia
Albumin merupakan protein plasma yang paling banyak dalam tubuh manusia,
yaitu sekitar 55-60% dan total kadar protein serum normal adalah 3,8-5,0 g/dl.
Kadar albumin serum ditentukan oleh fungsi laju sintesis, laju degradasi, dan
distribusi antara kompartemen intravaskular dan ekstravaskular.

Hipoalbuminemia dapat terjadi akibat produksi albumin yang tidak


adekuat (malnutrisi, luka bakar, infeksi dan pada bedah mayor), katabolisme
yang berlebihan (luka bakar, bedah mayor, dan pankreatitis), kehilangan
albumin dari tubuh, hemoragik, eksresi ginjal yang berlebihan, redistribusi
dalam tubuh (bedah mayor dan kondisi inflamasi).
C. Hiperglobulinemia
Hiperglobulinemia merupakan konsentrasi globulin yang tinggi dalam sirkulasi
plasma darah. Darah terdiri dari beberapa komponen, termasuk sel darah
merah dan putih, trombosit dan plasma. Plasma, yang menyumbang lebih
dari setengah volume darah, adalah komponen air dan mengandung
elektrolit dan protein larut. Banyak protein plasma disintesis di hati dan
masing-masing memiliki fungsi yang berbeda
•Perubahan Fisiologik
Pada waktu lahir, albumin plasma rendah dibandingkan dengan
nilai pada orang dewasa, dan globulin menigkat-tetapi ia turun di
bawah nilai dewasa setelah sekitar bulan pertama kehidupan karena
hilangnya immunoglobulin meternal dan sintesa infantile belum
berkembang penuh. Hipgamaglobulinemia mungkin jelas terjadi pada
bayi premature. Nilai dewasa untuk semua fraksi dicapai sekitar dua
bulan. Pada usia tua terdapat kecenderungan penurunan kadar
albumin dan kadar globulin total meningkat. Selama kehamilan, kadar
rotein plasma total menurun terutama karena setensi ar. Kadar
albumin bisa turun sebanyak 20 persen dengan dicapainya kehamilan
8 bulan: tetapi dan globulin serta fraksi fibrinogen bisa meningkat.
•Perubahan pada Penyakit
Malnutrisi
Pada malnutrisi diet kronika, albumin sangat rendah tetapi mungkin
terdapat peningkatan globulin sekunder terhadap infeksi yang umumnya
menyertai, terutama di daerah tropis: pada keadaan defisiensi asam amino
ini, sistem yang menghasilkan globulin terlihat mempunyai prioritas bagi
asam amino yang tersedia. Pada sindroma malabsorbsi dan enteropati yang
menghilangkan protein, penurangan albumin dan penurunan globulin
mengikuti perkembangan defisiensi protein, mungkin terdapat peningkatan
dan globulin.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai