Anda di halaman 1dari 42

Kelompok 4

Ervina Setia Ningsih


Yeni Tri Wahyuni
Rika Safetyka
Cikal Septefin
Aziyah Awwalia Rachmawati
Asuhan
Keperawatan
dalam Nutrisi
Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah substansi organik dan non
organik yang ditemukan dalam makanan dan
dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi
dengan baik (Kozier 2008:26)
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan
pengolahan zat makanan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energi dan
digunakan dalam aktivitas tubuh (Alimul
2006:52).
Anatomi dan Fisiologi
Ada enam langkah proses pencernaan yaitu :
 Ingesti
Proses masuknya makanan kedalam rongga mulut
 Propulsion
Proses pergerakan makanan dalam rongga mulut
 Mechanical digestion
Proses pemecahan makanan.
 Chemical digestion
Proses Katabolisme (Pemecahan makanan menjadi
molekul)
 Absorbsion
Proses penyerapan nutrisi makanan
 Defecation
Proses eliminasi pembuangan sisa pencernaan dr tubuh.
MULUT

ANUS FARING

RECTUM ESOFAGUS

USUS BESAR / GASTER /


INTESTINUM LAMBUNG
MAYOR
USUS HALUS /
INTESTINUM
MINOR
Nilai Normal Pengkajian Nutrisi
 BMI (orang Asia) : 18,5 – 25

 Lipatan Trisep (orang kulit putih)

Pria : 11,3 mm

Wanita :14,9 mm

 Lingkar Lengan Atas (orang kulit putih)

Pria : 26,3 cm

Wanita : 25,7 cm

 Albumin (g/dl) : 3,5-5

 Transferin (mg/dl) :230-400

  Jumlah limfosit total (jumlah/mm3) : 1500-4000


Nilai Normal Kebutuhan Kalori menurut
Umur
Gangguan
1. Marasmus adalah penyakit yang disebabkan karena
tubuh kekurangan protein dan kalori.
2. Kwashiorkor merupakan penyakit akibat kekurangan
gizi pada bayi dan yang disebabkan kekurangan protein
akut
3. Anemia adalah jenis penyakit akibat kekurangan gizi
pada bayi dan balita. Anemia juga bisa disebabkan
karena kekurangan vitamin B12.
4. Gondok adalah penyakit yang disebabkan karena
kekurangan yodium. Gejala gondok menyebabkan ciri
yang sangat khas sehingga bisa menyebabkan
pembengkakan pada kelenjar tiroid
5. Beri-beri adalah jenis penyakit akibat kekurangan gizi
pada bayi yakni vitamin B1. Penyakit ini akan
menyerang saraf dan bisa menyebabkan berbagai
6. Pellagra adalah penyakit yang disebabkan karena
kekurangan vitamin B3 atau niacin
7. Penyakit rakhitis disebabkan karena tubuh
mengalami kekurangan vitamin D.
8. Diabetes Militus merupakan gangguan kebutuhan
nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan
metabolisme karbohidrat akibat kekurangan
insulin atau penggunaan karbohidrat secara
berlebihan.
9. Obesitas merupakan masalah peningkatan berat
badan yang mencapai lebih dari 20% berat badan
normal. Status nutrisinya adalah melebihi
kebutuhan metabolisme karena kelebihan asupan
kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
Patofisiologi
 Patofisiologi marasmus
Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk
mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi.
Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan
lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan
kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan
tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk
menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah
dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah
beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah
jadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selama puasa jaringan lemak
dipecah menjadi asam lemak, gliseroldanketon bodies. Otot dapat
mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi
kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan
mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi setelah kira-
kira kehilangan separuh dari tubuh. (NuuhchsanLubis an ArlinaMursada,
2002:11).
 Patofisiologi kwashiorkor
Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan
sel yang menyebabkan edema dan perlemakan hati. Karena kekurangan
protein dalam diet, akan terjadi kekurangan berbagai asam amino
esensial dalam serum yang diperlukan untuk sintesis dan metabolisme.
Bila diet cukup mengandung karbohidrat, maka produksi insulin akan
meningkat dan sebagian asam amino dalam serum yang jumlahnya sudah
kurang tersebut akan disalurkan kejaringan otot. Makin berkurangnya
asam amino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi
albumin oleh hepar, yang kemudian berakibat timbulnya edema.
Perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan beta- lipoprotein,
sehingga transport lemak dari hati terganggu, dengan akibat adanya
penimbunan lemak dalam hati.
 Patofisiologi Gondok

 Gangguan pada jalur TRH-TSH hormon tiroid ini menyebabkan


perubahan dalam struktur dan fungsi kelenjar tiroid gondok. Rangsangan
TSH reseptor tiroid oleh TSH, TSH-Resepor Antibodi atau TSH reseptor
agonis, seperti chorionic gonadotropin, akan menyebabkan struma
diffusa. Jika suatu kelompok kecil sel tiroid, sel inflamasi, atau sel maligna
metastase ke kelenjar tiroid, akan menyebabkan struma nodusa (Mulinda,
2005)
 Patofisiologi beri-beri basah
Tiamin dirubah menjadi bentuk aktif di dalam tubuh setelah
beraksi dengan ATP menjadi tiamin pirofosfat.
Tiamin pirofosfat adalah kofaktor  tiga enzim dalam
metabolisme karbohidrat:
a. Piruvat dehidrogenase
b. α-ketoglutarat dehidrogenase
c. transketolase
 Patofisiologi beri-beri kering
Apabila terjadi defisiensi Tamin  akan terjadi defisiensi Tamin
pirofosfat  akan mengganggu kerja 3 enzim penting dalam
metabolisme karbohidrat. Tiga enzim tersebut adalah:
a. Piruvat dehidrogenase
b. Alfa-ketoglutarat dehidrogenase
c. Transketolase
Beri-beri kering (polyneuropathy beriberi) akan menunjukkan
banyak gejala pada sistem neuromuscular dengan karakteristik
peripheral neuropathy yang berdampak pada saraf sensorik, motorik,
dan fungsi refleks yang sebagian besar menyerang saraf bagian distal.
 Patofisiologi Rakhitis

Tidak cukupnya mineralisasi tulang sehingga terdapat osteoid yang


tidak mengapur melebihi jumlah biasanya. Umumnya osteoid akan
mengalami pengkapuran dalam 6-10 hari ,namun pada osteomalacia
memanjang sampai berbulan-bulan, karena kurangnya mineral tulang
menjadi lunak dan melengkung (menahan beban badan) dan mudah
patah
 Patofisiologi diabetes militus

Karbohidrat utama dalam makanan (kanji,laktosa dan sakarosa) dicerna


untuk menghasilkan monosakarida (glukosa,fruktosa, dan galaktosa) masuk
ke dalam aliran darah dan berpindah ke jaringan tempat zat tersebut
dimetabolisme. Semua jenis sel manusia menggunakan glukosa untuk
memproleh energi. Setelah dibawa ke sel glukosa mengalami fosforilasi oleh
suatu heksokinase menjadi glukosa-6-fosfat. Glukosa-6-fosfat kemudian
dapat masuk ke sejumlah jalur metabolik. Tiga jalur yang biasa terdapat
pada semua jenis sel adalah glikolisis, jalur pentose fosfat, sintesis glikogen
(Marks, 2000:381)
 Patofisiologi obesitas
 Makanan yang adekuat, yang di sertai dengan ketidak seimbangan
antara intake dan out put yang keluar – masuk dalam tubuh akan
menyebabkan akumulasi timbunan lemak pada jaringan adiposa
khususnya jaringan subkutan. Apabila hal ini terjadi akan timbul berbagai
masalah, diantaranya timbunan lemak pada area abdomen yang
menyebabkan tekanan pada otot-otot diagfragma meningkat sehingga
menggagu jalan nafas , BB yang berlebihan menyebabkan aktifitas yang
terganggu sehingga mobilitas gerak terbatasi dan timbul perasaan tidak
nyaman, obat-obatan golongan steroid yang memicu nafsu makan tidak
terkontrol mengakibatkan perubahan nutrisi yang berlebih, dan krisis
kepercayaan diri karena timbunan lemak pada tubuh telah mengubah
bentuk badannya.
 Patofisiologi pellagra

Kurangnya diet niacin. Kedua, akibat dari kekurangan triptofan, sebuah


asam amino esensial yang ditemukan dalam daging, unggas, ikan, telur, dan
kacang tanah bahwa tubuh mengkonversi menjadi niacin. Ketiga,
disebabkan oleh kelebihan leusin karena menghambat quinolinate
phosphoribosyl transferase (QPRT) dan menghambat pembentukan Niacin
atau nikotinat asam untuk Nicotinamide mononukleotida (NMN)
menyebabkan pellegra.
 Patofisiolofi anemia
a. Anemia akibat penurunan kualitas sel darah merah
Anemia yang terjadi akibat gangguan dalam kualitas pembentukan
sel darah merah timbul apabila sel darah merah berukuran terlalu kecil
(mikrositik) atau terlalu besar (makrositik). Anemia yang berkaitan
dengan kualitas sel darah merah juga terjadi apabila terjadi gangguan
pembentukan hemoglobin. Hal ini akan menyebabkan konsentrasi
hemoglobin yang tinggi berlebihan (hiperkromik) atau rendah
berlebihan (hipokromik).
b. Anemia akibat lisis atau perdarahan mendadak
Anemia akibat lisis atau perdarahan mendadak berkaitan dengan
penurunan jumlah total sel-sel darah merah dalam sirkulasi. Sel-sel
darah merah secara normal hidup sekitar 120 hari. Destruksi atau
hilangnya sel darah merah yang terjadi sebelum 100 hari bersifat
abnormal.
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik kwasiorkor
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Yang dapat dijumpai pada
pemeriksaan fisik antara lain : penunjang
* Perubahan mental sampai apatis
* Edema (terutama pada muka,
Darah lengkap ,urin
punggung kaki dan perut)
* Atrofi otot
lengkap, feses
* Ganguan sistem gastrointestinal lengkap, protein
* Perubahan rambut (warna serum (albumin,
menjadi kemerahan dan mudah globulin), elektrolit
dicabut) serum, transferin,
* Perubahan kulit (perubahan
feritin, profil lemak,
pigmentasi kulit)
* Pembesaran hati Foto thorak, dan EKG
* Tanda-tanda anemia
Pemeriksaan diagnostik maramus
 Pemeriksaan Fisik
 Mengukur TB dan BB Pemeriksaan
 Menghitung indeks massa tubuh, yaitu BB laboratorium
(dalam kilogram) dibagi dengan TB albumin
(dalam meter)
 Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan kreatinin
atas sebelah belakang (lipatan trisep)
nitrogen
ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan
lemak dibawah kulitnya dapat diukur, elektrolit
biasanya dangan menggunakan jangka
lengkung (kaliper). Lemak dibawah kulit Hb
banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh. Ht
Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm
pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada Transferin
wanita.
 Status gizi juga dapat diperoleh dengan
mengukur LILA untuk memperkirakan
jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body
Pemeriksaan diagnostik anemia
 Pada pemeriksaan laboratorium :
1.    Kadar Hb.
2.    Indeks eritrosit
3.    jumlah leukosit dan trombosit
4.    hitung retikulosit
5.    sediaan apus darah
6.    pameriksaan sumsum tulang
7.    Kelainan laborat sederhana untuk masing-masing tipe anemia :
 a.    Anemia defisiensi asam folat : makro/megalositosis
 b.    Anemia hemolitik : retikulosit meninggi, bilirubin indirek dan  total
naik, urobilinuria.
 c.    Anemia aplastik : trombositopeni, granulositopeni, pansitopenia, sel
patologik darah tepi ditemukan pada anemia aplastik karena keganasan.
Pemeriksaan diagnostik pellagra

Pemeriksaan diagnosis
Untuk menentukan diagnosa penyakit pellagra di perlukan
suatu pemeriksaan penunjang laboratorium berupa
pemeriksaan darah untuk mendeteksi kadar niacin di
dalam darah.

Diagnosis banding
Penyakit pellagra harus didiagnosis dengan dermatitis
kronis karana perjalanan penyakit ini yang sifatnya
kronik. Yang membedakan penyakit dermatitis dengan
pellagra adalah predileksinya di tengkuk, ekstrimitas dan
lipat lutut.
Pemeriksaan diagnostik diabetess melitus

Pemeriksaan Fisik
 Pada penderita diabetes tipe I dilakukan pengkajian untuk
memeriksa tanda-tanda ketoasidosis diabetik, yang mencakup
pernapasan kussmaul, hipotensi ortostatik, dan latergi. Pasien
ditanya tentang gejala ketoasidosis diabetik, seperti mual,
muntah dan nyeri abdomen. Hasil-hasil laboratorium dipantau
untuk mengenali tanda-tanda asidosis metabolik, seperti
penurunan nilai pH serta kadar bikarbonat dan untuk
mendeteksi tanda-tanda gangguan keseimbangan elektrolit.
 Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan penyaring perlu dilakukan pada kelompok dengan
resiko tinggi DM. Yaitu kelompok usia dewasa tua (>40 tahun),
obesitas, tekanan darah tinggi, riwayat keluarga DM, riwayat
kehamilan dengan berat badan lahir bayi >4.000 g, riwaya DM pada
kehamilan, dan dislipidemia. Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan
dengan pemeriksaan glukosa darah sewaktu kemudian dapat diikuti
dengan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) standar. Untuk kelompok
resiko tinggi yang hasil penyaringannya negatif, perlu pemeriksaan
penyaring ulang tiap tahun. Bagi pasien berusia 45 tahun tanpa
faktor resiko, pemeriksaan penyaring dapat dilakukan setiap 3 tahun.
Pemeriksaan diagnostik obesitas

 Pemeriksaan metabolik atau endorin


 Dapat menyatakan ketidaknormalan misalnya hipotiroidisme,
hipogonadisme, peningkatan pada insulin, hiperglikemi.Dapat juga
menyebabkan gangguan neuroendokrin dalam hipotalamus yang
mengakibatkan berbagai gangguan kimia.
 Pemeriksaan antropometrik
 Dapat memperkirakan rasio lemak dan otot.
Pemeriksaan diagnostik rakhitis
 Radiologis: pada foto rontgen terlihat deformitas yang luas pada
rangka tulang (penekanan verterba ,distorsi pelvis, pembengkokan
tulang panjang) dan penipisan seluruh tulang, pada sindrom
milkman terlihat pesoudo fraktur pada tulang iga, pelvis, dan
pangkal femur, pemeriksaan verterbra adanya patah tulang
kompresi tanpa batas verterbra yang jelas.
Gambaran mikroskopis yang dapat ditemukan adalah pelebaran
daerah osteosit disekitar tulang yang mengalami klasifikasi, pada
osteomalaisia yang berat, dapat ditemukan peseoudofraktur yang
dikenal sebagai sindrom milkman.
 Pemeriksaan Laboratorium : pemeriksaan laboratorium pada
osteomalaisia menenjukan peningkatan fofatse alkali darah,
penurunan fosfat darah, kalsium urine dan ekskresi kreatinin
rendah.
 biopsi tulang menunjukan peningkatan jumlah osteoid.
Pemeriksaan diagnostik beri-beri
 Pemeriksaan Laboratorium Ada banyak tes biokimia yang didasarkan
pada metabolisme thiamin atau fungsi TPP yang dapat mendeteksi
kekurangan tiamin. Kadar tiamin dapat diukur dalam darah dan urin.
Urin dapat dikumpulkan selama 24 jam untuk mengukur tingkat tiamin
yang diekskresikan. Tes lain yang dapat diandalkan yaitu mengukur
pengaruh TPP pada aktivitas sel darah merah karena semua bentuk
beri-beri mempengaruhi metabolisme sel darah merah. Sebuah
electroencephalogram (EEG), yang mengukur aktivitas listrik di otak,
dapat dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain dari perubahan
neurologis. Mengamati perbaikan dalam pasien setelah memberikan
suplemen tiamin juga akan mengkonfirmasikan diagnosis.
Pemeriksaan diagnostik gondok

Pemeriksaan Penunjang menurut Arief Manjoer ( 1999 : 599 )


 Pemeriksaan sidik tiroid. Hasil pemeriksaan dengan radioisotop adalah
teraan ukuran, bentuk lokasi, dan yang utama adalah fungsi bagian –
bagian tiroid.
 Pemeriksaan Ultrasonografi ( USG ). Dengan pemeriksaan USG dapat
dibedakan antara yang padat, cair dan beberapa bentuk kalainan,
tetapi belum dapat membedakan dengan pasti apakan suatu nodul
ganas atau jinak
 Biopsis aspirasi jarum halus. Biopsi ini dilakukan khusus pada keadaan
yang mencurigakan suatu keganasan. 
 Termografi adalah metode pemeriksaan berdasarkan pengukuran suhu
kulit pada suatu tempat dengan memakai Dynamic Telethermographi.
 Petanda Tumor. Pada pemeriksaan ini yang diukur adalah peninggian
tiroglobin ( TG ) serum.
KEPERAWATAN
Asuhan Keperawatan
1. Anthropolometric measurement
Tujuan pengukuran ini adalah mengevaluasi
pertumbuhan dan mengkaji status nutrisi
serta ketersediaan energi tubuh.
Pengukuran anthopometrik terdiri atas:
a. Tinggi badan
b. Berat badan
c. Lingkar Tubuh
d. Tebal lipatan kulit
2. Biochemical data
Pengkajian status nutrisi klien ditunjang dengan
pemeriksaan laboratorium.

a. Hemoglobin normal
 Pria            : 13-16 g/dl
 Wanita       : 12-14 g/dl

b. Hematokrit normal
 Pria            : 40-48 vol %
 Wanita       : 37-43 vol%

c. Albumin normal
 Pria dan wanita: 4-5,2 g/dl
3. Clinical sign of nutrional status
Organ / sistem tubuh Tanda normal Tanda abnormal
Rambut Licin, berkilau, baik kering atau berminyak Kusam, rontok, tumbuh tidak
sempurna
Kulit Halus, sedikit basah, tugor baik Kering, pecah-pecah, bersisik

Mata Bersih an bersinar, konjuntiva tidak pucat Tidak bercahaya, konjungtiva pucat

Cardiovaskuler HR, tensi, nadi, irama jantung teratur HR, tensi tidak normal, irama
jantung tidak teratur
Otot-otot Kuat dan berkembang biak Lembek dan berkembang tidak baik

Gastrointestinal Nafsu makan baik, BAB/BAK teratur dan Nafsu makan kurang, diare, sulit
normal menelan, konstipasi
Aktifitas Bersemangat, giat dan tidur normal Energi kurang, lemah, susah tidur

Neurologi Refleks normal, emosi dan perhatian baik Refleks kurang, iritable, perhatian
kurang, dan emosi labil
4. Dietery history
Pola diet/makan Vegetarian, tidak makan ikan laut, dll

Pengetahuan tentang nutrisi Penentuan tingkat pengetahuan klien mengenai kebutuhan


nutrisi
Kebiasaan Makanan MI melihat bersama-sama, makan sambil mendengarkan
musik, makan sambil melihat televisi

Makanan kesukaan Suka makan lalap, suka sambel, suka coklat, suka roti

Pemasukan cairan Jumlah cairan tiap hari yang diminum, jenis minuman, jarang
minum
Problem diet Sukar menelan, kesulitan mengunyah

Tingkat aktivitas Jenis pekerjaan, waktu bekerja siang/malam, perlu makanan


tambahan atau tidak
Riwayat kesehatan/ pengkomsumsian obat Adanya riwayat penyakit diabetus melitus, adanya alergi
kebutuhan nutrisi adalah :
nutrisi, keseimbangan : kurang dari kebutuhan tubuh
definisi : asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan metabolik
a. Batasan karakteristik : b. Subjektif :
 Berat badan kurang dari 20%  Kram abdomen
atau lebih dibawah berat badan  Nyeri abdomen (dengan atau tanpa
ideal untuk tinggi badan dan penyakit )
rangka tubuh  Menolak makan
 Asupan makanan kurang dari
 Indigesti
kebutuhan metabolik , baik
kalori total maupun zat gizi  Persepsi ketidakmampuan untuk
tertentu mencerna makanan
 Kehilangan berat badan dengan  Melaporkan perubahan sensasi rasa
asupan makanan yang adekuat  (melaporkan ) kurangnya makanan
 Melaporkan asupan makanan  Merasa cepat kenyang setelah
yang tidak adekuat kurang dari mengonsumsi makanan
recommended daily allowance
c. Objektif :
 Pembuluh kapiler rapuh
 Diare atau steatore
 (adanya bukti) kekurangan makanan
 Kehilangan rambut yang berlebihan
 Bibing usus hiperaktif
 Kurang informasi, informasi yang salah
 Kurangnya minat terhadap makanan
 Salah paham
 Membran mukosa pucat
 Tonus otot buruk
 Menolak untuk makan
 Rongga mulut terluka (inflamasi )
 Kelemahan otot yang berfungsi untuk menelan atau mengunyah
d. Faktor yang berhubungan

 Ketidakmampuan untuk menelan atau mencerna makanan atau


menyerap nutrien akibat faktor biologis, psikologis, atau ekonomi :
 Ketergantungan zat kimia (sebutkan)
 Penyakit kronis (sebutkan)
 Kesulitan mengunyah atau menelan
 Ekonomi
 Intoleransi makanan
 Kebutuhan metabolik tinggi
 Refleks mengisap pada bayi yang tidak adekuat
 Kurang pengetahuan dasar tentang nutrisi
 Akses terhadap makanan terbatas
 Hilang nafsu makan
 Mual dan muntah
 Pengobatan oleh orang tua
 Gangguan psikologis
Nutrisi, ketidakseimbangan : lebih dari kebutuhan tubuh
Definisi : asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan
metabolik
 
a. Batasan karakteristik b. Objektif
 Lipatan kulit trisep lebih  Konsentrasi asupan makanan
dimalam hari
dari 15 mm pada pria dan
 Pola makan disfungsional
25 mm pada wanita
(misalnya : makan sambil
 Berat badan 20% diatas melakukan aktivitas lainnya )
berat badan dan kerangka  Makan sebagai respons terhadap
ideal pengaruh eksternal , seperti waktu
siang atau situasi sosial
 Makan sebagai respons terhaadap
pengaruh internal selain rasa lapar
(misalnya : ansietas, marah ,
depresi, bosan, setres , kesepian )
 Tingkat aktivitas kurang gerak
e. Faktor lain yang berhubungan
c. Batasan karakteristik lain  Ketergantungan pada bahan kimia
 Transisi yang cepat melebihi  Penurunan kebutuhan metabolik
persentil pertumbuhan pada bayi ( misalnya, sekunder akibat program
atau anak tirah balik )
 Melaporkan atau menunjukkan  Norma adat dan budaya
badan dasar yang lebih tinggi  Peningkatan selera makan
pada setiap awal kehamilan
 Kurang pengetahuan dasar tentang
nutrisi
d. Faktor yang berhubungan  Obat-obatan yang merangsang selera
 Asupan yang berlebihan terhadap makan
kebutuhan metabolik  Penggunaan makanan sebagai
penghargaan diri atau tindakan
kenyamanan
 Obesitas pada salah satu atau kedua
orang tua
 Penggunaan makanan padat sebagai
sumber makanan utama sebelum usia
lima bulan
 Pemilihan makanan yang tidak
INTERVENSI
 
1. nutrisi, keseimbangan :
2. Nutrisi, ketidakseimbangan :
kurang dari kebutuhan
tubuh lebih dari kebutuhan tubuh
 

 Bantuan pemberian ASI


 Modifikasi perilaku
 Manajemen ganggguan
 Manajemen gangguan makan
makanan  Manajemen nutrisi
 Manajemen elektrolit  Konseling nutrisi
 Pemantaun elektrolit  Pemantauan nutrisi
 Pemantauan cairan  Bantuan menurunkan berat
 Manajemen cairan/elektrolit badan
 Konseling laktasi
 Manajemen nutrisi
 Terapi nutrisi
 Pemantauan nutrisi
 Bantuan menaikkan berat
badan
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai