Anda di halaman 1dari 10

GANGGUAN METABOLISME

PROTEIN

Kelompok 1:
Ade Irma
Delviana Putri Shanti
Fatimah Assyahdiah
Peni Agustiani
Siti Marfuah
GANGGUAN METABOLISME
Adalah kondisi yang menyebabkan masalah dengan proses metabolisme
dalam tubuh

Gangguan metabolisme ada 3 golongan:


1. Gangguan metabolisme karbohidrat
2. Gangguan metabolisme lemak
3. Gangguan metabolisme protein

Gangguan dapat disebabkan karena kelebihan atau kekurangan zat


bersangkutan.
GANGGUAN METABOLISME PROTEIN
1. Defisiensi protein (kekurangan protein)
Terjadi karna pemasukan protein yang kurang kekurangan kalori &
asam amino
Akibat :
a. Gangguan pertumbuhan tubuh
b. Hilangnya masa otot
c. Pembentukkan zat kekebalan tubuh dan protein serum akan
terganggu.

2. Hypoproteinemi
Biasanya akibat ekskresi protein serum darah berupa albumin yang
berlebihan melalui air kemih. Selain itu juga pembentukan albumin yang
terganggu, misalnya penyakit hati, atau absorbs albumin kurang akibat
kelaparan atau karena penyakit usus. Akibat hypoproteinemi dalam klinik
sering ditemukan penyakit ginjal.
3. Pirai (Gouty Arthritis)
Pirai adalah gangguan metabolisme purin yang dikarakteristikan
oleh peningkatan kadar asam urat dengan endapan kristal urat dalam
sendi dan jaringan lain. Penyakit ini termasuk gangguan metabolisme
protein pada purin. Pada kelainan ini terdapat gangguan metabolisme
asam urat, sehingga asam urat serum meninggi dan terjadi pengendapan
urat pada berbagai jaringan, disebut thopus biasanya terdapat disekitar
sendi, sering juga ditemukan pada tulang rawan daun telinga.
Pengendapan juga terdapat pada ginjal dan jantung. Asam urat
merupakan hasil akhir dari metabolisme purin.
Proses terjadinya pirai adalah sebagai berikut:
a. Konsumsi zat yang mengandung purin secara
berlebihan.
b. Zat purin dalam jumlah banyak masuk dalam
tubuh, kemudian melalui metabolisme berubah
menjadi asam urat.
c. Kadar asam urat dalam tubuh meningkat,
sehingga ginjal tidak mampu membuang
kelebihan asam urat.
d. Kristal asam urat yang berlebih menumpuk di
persendian.
e. Akibatnya sendi kita terasa nyeri,
membengkak, meradang, panas dan kaku.
4. KEP (Kekurangan Energi Protein)
Penyakit KEP dibedakan menjadi gizi kurang, marasmus,
kwashiorkor, atau campuran marasmus-kwshiorkor. Marasmus
dapat terjadi pada segala umur, akan tetapi lebih sering dijumpai
pada bayi yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi
makanan pengganti atau sering terkena diare. Pada anak dengan
marasmus, didapatkan berat badannya < 60% berat badan anak
normal seusianya. Penampilannya seperti orang tua yang keriput
dan terlihat sangat kurus. Kwashiorkor terjadi apabila anak
kekurangan masukan protein. Pada anak dengan kwashiorkor,
berat badan anak 60-80% berat badan anak normal seusianya.
Kwashiorkor: Kekurangan Protein
Secara spesifik kwashiorkor diartikan sebagai kondisi kekurangan
atau bahkan ketiadaan asupan protein. Padahal protein dibutuhkan
tubuh untuk memperbaiki dan membuat sel-sel baru. Kondisi ini
ditandai dengan pembengkakan di bagian bawah kulit (edema)
akibat terlalu banyaknya cairan dalam jaringan tubuh.

Gejala ini biasanya diiringi sejumlah kondisi berikut:


Rambut yang kering, jarang, dan rapuh, bahkan dapat berubah
warna menjadi putih atau kuning kemerahan.
Bercak merah pada kulit yang berubah gelap atau mengelupas.
Kelelahan dan mengantuk.
Tubuh tidak berkembang.
Perut membesar.
Infeksi yang terjadi terus menerus akibat rusaknya kekebalan
tubuh.
Berubahnya pigmen kulit.
Diare.
Berat dan tinggi badan tidak bertambah.
Ruam atau dermatitis.
Marasmus: Kekurangan Asupan Energi dan Protein
Jika kwashiorkor adalah malanutrisi karena kekurangan protein
namun dengan asupan energi yang cukup, maka marasmus adalah
kekurangan asupan energi dalam semua bentuk, termasuk
protein. Jika kemungkinan terjadinya kwashiorkor adalah setelah
anak berusia 18 bulan, maka marasmus biasanya terjadi setelah usia
12 bulan.
Ciri-ciri fisik pengidap marasmus:
Tubuh yang menyusut di bawah 60 persen dari rata-rata normal
anak seusianya
Bokong dan kelompok otot pada tungkai bagian atas biasanya
lebih terpengaruh daripada yang lain. Penampakan pantat seperti
baggy pants (seperti memakai celana longgar)
Suhu tubuh yang tidak normal seperti hipotermia (di bawah
normal).
Dehidrasi yang dicirikan dengan kehausan terus menerus dan
mata cekung.
Terdapat darah pada tinja.
Hati dapat membesar atau mengecil.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai