PROTEIN
Kelompok 1:
Ade Irma
Delviana Putri Shanti
Fatimah Assyahdiah
Peni Agustiani
Siti Marfuah
GANGGUAN METABOLISME
Adalah kondisi yang menyebabkan masalah dengan proses metabolisme
dalam tubuh
2. Hypoproteinemi
Biasanya akibat ekskresi protein serum darah berupa albumin yang
berlebihan melalui air kemih. Selain itu juga pembentukan albumin yang
terganggu, misalnya penyakit hati, atau absorbs albumin kurang akibat
kelaparan atau karena penyakit usus. Akibat hypoproteinemi dalam klinik
sering ditemukan penyakit ginjal.
3. Pirai (Gouty Arthritis)
Pirai adalah gangguan metabolisme purin yang dikarakteristikan
oleh peningkatan kadar asam urat dengan endapan kristal urat dalam
sendi dan jaringan lain. Penyakit ini termasuk gangguan metabolisme
protein pada purin. Pada kelainan ini terdapat gangguan metabolisme
asam urat, sehingga asam urat serum meninggi dan terjadi pengendapan
urat pada berbagai jaringan, disebut thopus biasanya terdapat disekitar
sendi, sering juga ditemukan pada tulang rawan daun telinga.
Pengendapan juga terdapat pada ginjal dan jantung. Asam urat
merupakan hasil akhir dari metabolisme purin.
Proses terjadinya pirai adalah sebagai berikut:
a. Konsumsi zat yang mengandung purin secara
berlebihan.
b. Zat purin dalam jumlah banyak masuk dalam
tubuh, kemudian melalui metabolisme berubah
menjadi asam urat.
c. Kadar asam urat dalam tubuh meningkat,
sehingga ginjal tidak mampu membuang
kelebihan asam urat.
d. Kristal asam urat yang berlebih menumpuk di
persendian.
e. Akibatnya sendi kita terasa nyeri,
membengkak, meradang, panas dan kaku.
4. KEP (Kekurangan Energi Protein)
Penyakit KEP dibedakan menjadi gizi kurang, marasmus,
kwashiorkor, atau campuran marasmus-kwshiorkor. Marasmus
dapat terjadi pada segala umur, akan tetapi lebih sering dijumpai
pada bayi yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi
makanan pengganti atau sering terkena diare. Pada anak dengan
marasmus, didapatkan berat badannya < 60% berat badan anak
normal seusianya. Penampilannya seperti orang tua yang keriput
dan terlihat sangat kurus. Kwashiorkor terjadi apabila anak
kekurangan masukan protein. Pada anak dengan kwashiorkor,
berat badan anak 60-80% berat badan anak normal seusianya.
Kwashiorkor: Kekurangan Protein
Secara spesifik kwashiorkor diartikan sebagai kondisi kekurangan
atau bahkan ketiadaan asupan protein. Padahal protein dibutuhkan
tubuh untuk memperbaiki dan membuat sel-sel baru. Kondisi ini
ditandai dengan pembengkakan di bagian bawah kulit (edema)
akibat terlalu banyaknya cairan dalam jaringan tubuh.