Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID dan SEMISOLID


Saturasi Vitamin C

Penyusun :

Nama : Siti Marfuah

NIM : P2.06.30.1.15.034

JURUSAN FARMASI

POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA


2016

BAB I
PENDAHULUAN
I. Tujuan : Melakukan compounding resep saturasi Vitamin C

II. Dasar Teori :


Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat
kimia yang terlarut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut
yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Karena
molekul-molekul dalam larutan terdispersi secara merata, maka
penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan
jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika larutan
diencerkan atau dicampur. (FI IV hal. 15).
Saturasi adalah obat minum yang dibuat dengan mereaksikan
Asam dengan Basa tetapi gas yang terbentuk ditahan dalam wadah
sehingga larutan jenuh dengan gas. (Ilmu Resep : 105). Saturasi
mengandung CO2 jenuh, biasanya diperoleh juga dari reaksi asam dan
garam karbonat. Saturasi tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama
karena akan memperlambat CO2 hilang sehingga tidak memenuhi syarat
saturasi lagi (Nanizar, 2000).
Tujuan pemberian obat saturasi :
1. Untuk menutupi rasa garam yang tidak enak.
2. CO2 mempercepat absorbsi
3. Merangsang keluarnya getah pencernaan yang banyak
4. Sebagai carminativum atau laxans
5. Untuk antioxydant
6. Memberi efek psiokologi bahwa obat tersebut kuat
Vitamin-C ( Asam Askorbat) mengandung tidak kurang dari 99,0%
C6H8O6. (FIII hal 47). Tingkat keasaman dan kandungan gula pada
minuman ini akan memicu terjadinya kerusakan gigi.
III. Formula Lengkap

Nama Jumlah Kegunaan dalam sediaan


(150ml)
Vit.C 1000 mg Antiskorbut

Natrii Bikarbonat 3,6 g Komponen Basa

Acidum Citricum 3g Komponen Asam

Sukrosa 12 g Pemanis dan peningkatan viskositas

Natri Benzoat 0,075 g Pengawet

Esen Jeruk q.s Corrigent odoris

Madu 1g Corrigent saporis

Aquadest Ad 150 ml Pelarut

IV. Monografi
Asam sitrat (FIII : 50)
a. Struktur kimia :

b. Nama Resmi : Acidum Citricum


c. Rumus Molekul : C6H8O. 7H2O
d. Berat Molekul : 210,14
e. Pemerian : Hablur tak berwarna atau serbuk putih, rasa
asam kuat, agak higroskopis merapuh dalam
udara kering dan panas.
f. Kelarutan : Larut dalam kurang dari 1 bagian air dan dalam
1,5 bagian etanol (95%) P, sukar larut dalam eter P.
g. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Natrium Bicarbonat (FIII : 424)


a. Struktur kimia :

b. Nama Resmi : Natrii Subcarbonas


c. Rumus kimia : NaHCO3
d. Berat molekul : 84.01
e. Pemerian : Serbuk putih atau hablur monoklin kecil, buram,
tidak berbau, rasa asin
f. Kelarutan : Larut dalam 11 bagian air, praktis tdak larut dalam
etanol (95%) P
g. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Vitamin C (Asam Askorbat) (FI III:47)


a. Struktur kimia

b. Nama resmi : Acidum Ascorbicum


c. Rumus kimia : C6H8O6
d. Pemerian : Serbuk atau hablur, putih atau agak kuning, tak
berbau, rasa asam, oleh cahaya lambat laun menjadi gelap. Dalam
keadaan kering, mantap di udara, dalam larutan cepat teroksidasi
e. Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut etanol
f. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
g. Suhu lebur : Lebih kurang 1900
Natrium Benzoat (FI III:395)
a. Struktur Kimia :

b. Nama resmi : Natrii Benzoas


c. Rumus kimia : C7H5NaO2.
d. Berat molekul : 144,11
e. Pemerian : Butiran atau serbuk hablur, putih, tidak berbau
atau hampir tidak berbau
f. Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian
etanol (95%) P.
g. Suhu pengeringan : Tidak lebih dari 1,5%
h. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Sukrosa (FI V :762)


a. Struktur kimia :

b. Nama resmi : Saccharum album


c. Rumus kimia : C11H22O11
d. Berat Molekul : 342,30
e. Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna; masa hablur atau
berbentuk kubus, atau serbuk hablur putih; tidak berbau, rasa manis,
stabil di udara
f. Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut
dalam air mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam
klorofor dan dalam eter
g. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
h. Titik leleh : Tidak lebih dari 0,05% , lakukan penetapan
menggunakan 5,0 g
i. Inkompatibilitas : Bubuk sukrosa mungkin terkontaminasi dengan
jejak berat logam, yang dapat menyebabkan ketidakcocokan dengan
bahan aktif, misalnya asam askorbat. Sukrosa juga dapat
terkontaminasi dengan sulfit dari proses pemurnian.

Air suling
a. Nama resmi : Aqua destilata
b. Pemerian : Jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
c. Kelarutan : Bercampur dengan hampir semua pelarut polar
d. Penyimpanan : Pada wadah tertutup rapat
e. Titik leleh dan titik didih : 0o 100o C
f. Stabilitas : Stabil dalam semua keadaan fisik (padat, cair, gas)
g. Inkompatibilitas : Dalam formulasi farmasetik, air dapat bereaksi
dengan obat dan bahan lain yang dapat mengalami hidrolisis. Air
dapat bereaksi kuat dengan logam alkali dan dengan cepat dengan
logam alkali tanah dan oksidanya seperti kalsium oksida atau
magnesium oksida. Air juga bereaksi dengan garam anhidrat
membentuk garam hidrat, dengan beberapa bahan organik dan
kalsium karbida.

V. Permasalahan dan Penyelesaian


A. Permasalahan farmasetika
1. Harus mengetahui bagian asam dan basa
2. Sediaan ini mudah teroksidasi
3. Sediaan multiple dose sehingga akan mengurangi kadar CO2
B. Penyelesaian masalah
1. Acid citrum sebagai asam dan natrium bikarbonat sebagai basa
2. Penambahan pemanis untuk menutup rasa garam yang tidak enak
3. Spirtus citri sebagai flavouring

Anda mungkin juga menyukai