b. PVP (Povidone)
1. Rumus molekul : (C3H4O2)n
2. Struktur kimia :
3. Pemerian : Serbuk putih, agak putih atau tidak berbau, serbuk higroskopis.
4. Kelarutan : Mudah larut dalam suasana asam, sukar larut dalam etanol
95%, metanol dan asam asetat.
5. Berat Jenis : 0,29-0,39 g/ml
6. pH : 3,0 7,0
7. Kegunaan : bahan pengikat
8. Konsentrasi : 0,5 - 5%
9. Stabilitasi : Stabil pada pemanasan 110 1800C
10. OTT : Tidak bercampur dalam larutan garam anorganik, resin alam
dan sintetis, sulfatiazole, sodium salisilat, asam salisilat, fenobarbital;,
tannin
11. Wadah dan Penyimpanan: Di wadah yang tertutup rapat dan disimpan
di tempat yang sejuk dan kering.
d. Natrium Bikarbonat
1. Rumus Molekul : C7H5NaO2
2. Struktur kimia :
3. Berat Molekul : 144,11
4. Pemerian : Granul atau serbuk hablur putih, tidak berbau, atau
praktis tidak berbau, stabil di udara.
5. Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam
etanol dan lebih mudah larut dalam etanol 90%.
6. Berat Jenis : 1,497-1,527 g/ml
7. pH : 8,0
8. Kegunaan : pengawet
9. Konsentrasi : 0,02 0,5%
10. Stabilitas : Larutan dapat disterilisasi dengan autoklaf dan filtrasi.
11. OTT : Incompatibel dengan senyawa kuartener, gelatin, garam feri,
garam kalsium. Aktifitas pengawet biasanya berkurang karena interaksi
dengan kaolin atau surfaktan nonionik.
12. Wadah & Penyimpanan : Dalam wadah yang tertutup baik dan di
tempat sejuk dan kering.
e. Vanilin
1. Nama kimia : 4 hidroksi 3 metoksi benzaldehid
2. Rumus Empiris : C8H8O3
3. Berat Molekul : 152,15
4. Khasiat: sebagai agen perasa
5. Pemerian : putih atau krims, serbuk dengan karakteristik berbau vanila dan
rasa yang manis.
6. Sifat spesifik: titik lebur 284-2850C
7. Keasaman atau kebasaan : larutan bersifat asam untuk litmus
8. Kelarutan : vanilin pada suhu 200C larut dalam aseton, dalam larutan
hidroksi alkali, dalamkloroform, larut dalam metanol, dalam eter dan
dalam minyak. Larut dalam 2 bagian etanol 95%, dalam 3 bagian etanol
70%, dalam 20 bagian gliserin, dalam 100 bagian air dan dalam16 bagian
air pada suhu 800C
9. Stabilitas : vanilin tidak stabil dengan aseton dan komponen yang
berwarna terang.
f. Sakarosa
1. Struktur
g. Pelarut (Aquadest)
1. Rumus Kimia : H2O
2. Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai
rasa.
3. Kelarutan : Bercampur dengan hampir semua pelarut polar
4. Inkompatibilitas : Dalam formulasi farmasetik, air dapat bereaksi dengan
obat dan bahan lain yang dapat mengalami hidrolisis. Air dapat bereaksi
kuat dengan logam alkali dan dengan cepat dengan logam alkali tanah dan
oksidanya seperti kalsium oksida atau magnesium oksida. Air juga
bereaksi dengan garam anhidrat membentuk garam hidrat, dengan
beberapa bahan organik dan kalsium karbida.
5. Stabilitas : Stabil dalam semua keadaan fisik (padat, cair, gas)
6. Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
V. Formulasi
R/ Amoxicillin 125mg/5ml
PVP 2%
CMC-Na 1%
Sukrosa 20%
Vanilin 0,015%
Na. Benzoat 0,25%
M aquadest ad 200 ml
m. f suspensi kering
VI. Permasalahan
1. Amoxicillin merupakan antibiotik yang mempunyai stabilitas terbatas dalam
sediaan cair
2. Sediaan dapat ditumbuhi mikroba
3. Sediaan diperlukan peningkat viskositas
4. Sediaan diperlukan perasa
VII. Penyelesaian
1. Amoxicillin dibuat sediaan suspensi
2. Penggunaan na-benzoat sebagai pengawet
3. Sukrosa digunakan untuk meningkatkan viskositas
4. Vanilin digunakan sebagai perasa
X. Perhitungan kelarutan
1. PVP (Mudah larut dalam air) 1:1 = 6 gr :1 = 6ml 10 ml air
2. Air untuk tragakan 30ml aquadest
XII. Etiket
XV. Kesimpulan
Pada sediaan yang di buat kali ini yaitu sediaan suspensi kering , bahan yang di
gunakan adalah salah satunya amoxicilin , Amoxilin ini tidak dapat larut dalam air,
maka dari itu dibuat sediaan suspensi kering agar tetap stabil dalam sediaan suspensi.
Setelah di lakukan uji organoleptik dapat di ketahui sediaan suspensi kering ini
memiliki viskositas 1 menit dan memiliki volume terpindahkanya sebanyak 20ml
DAFTAR PUSTAKA
Oleh,
NIM : P2.06.30.1.15.034
2016