Anda di halaman 1dari 39

P-032-M/Fpar/XI/2023

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN MANDIRI

Pengaruh Gaya Hidup dan Tanggung Jawab Sosial Terhadap Sikap


Masyarakat Memilih Produk Makanan Lokal (Konsep Locavore)

Tim Peneliti :

Ketua :

Dr. H.K. Elang Kusumo, S.H., M.Par., CHE., CPC., CHACPP (88000043)

Anggota :

1. Josephine Catalina (01541200092)

2. Vallerie Odelia Tano (01541200073)

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN PERHOTELAN


FAKULTAS PARIWISATA
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN TANGERANG,
OKTOBER 2023
HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL PENELITIAN MANDIRI

1. Judul Penelitian : PENGARUH GAYA HIDUP DAN


TANGGUNG JAWAB SOSIAL
TERHADAP SIKAP MASYARAKAT
MEMILIH PRODUK MAKANAN LOKAL
(KONSEP LOCAVORE)
2. Ketua Tim
A. Nama : Dr. H.K. Elang Kusumo, S.H.,
M.Par., CHE., CPC., CHACPP
(88000043)
B. Program Studi : PENGELOLAAN PERHOTELAN
3. Anggota : JOSEPHINE CATALINA
(01541200092) VALLERIE ODELIA
TANO
(01541200073)
4. Term Penelitian* : TERM 2 ( September - Desember )
5. Lama Penelitian : Empat bulan - September s/d Desember
6. Biaya Penelitian
a. Dana Pribadi :
b. STPPH : Rp 0
c. Lainnya ( jika ada ) : Rp
0 Jumlah : Rp
0

Tangerang, 26 Oktober 2023


Ketua Peneliti

Dr. H.K. Elang Kusumo, S.H., M.Par., CHE., CPC., CHACPP


Mengetahui,

P rof. Dr. Diena M. Lemy, A.Par., M.M., CHE Dr. Amelda Pramezwary, A.Par., M.M.,
CHE Dekan Fakultas Ketua Program Studi
1
PENGARUH GAYA HIDUP DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

TERHADAP SIKAP MASYARAKAT MEMILIH PRODUK MAKANAN

LOKAL

Abstrak

Indonesia terkenal akan kuliner lokal yang dapat ditemukan di hampir setiap
daerah dan wilayah di Indonesia. Masakan asli Khas Indonesia ini bukan hanya
mencerminkan identitas daerah, tetapi juga berpotensi untuk meningkatkan
perekonomian lokal melalui bisnis kuliner dan membeli bahan baku lokal. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gaya hidup masyarakat dan tanggung
jawab sosial terhadap sikap masyarakat memilih produk makanan lokal.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif untuk menguji
hipotesis yang telah dirancang. Tahapan pada penelitian ini dimulai dari kajian
teoritis pada penelitian terdahulu, dilanjutkan dengan penyebaran kuesioner pada
masyarakat umum Indonesia. Data kuesioner yang telah terkumpul diolah
menggunakan aplikasi Smart PLS 3.0. Berdasarkan hasil uji pengaruh
menunjukkan bahwa Gaya Hidup dan Tanggung Jawab Sosial berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Sikap Masyarakat Memilih Produk Makanan Lokal.
Kata Kunci : Sikap Masyarakat, Gaya Hidup , Makanan lokal, Tanggung
jawab sosial

THE INFLUENCE OF LIFESTYLES AND SOCIAL RESPONSIBILITY ON


SOCIETY’S ATTITUDES TOWARDS CHOOSING LOCAL FOOD
PRODUCTS

Abstract

Indonesia is famous for its local cuisine that can be found in almost every region
and area in Indonesia. This authentic Indonesian cuisine not only reflects
regional identity, but also has the potential to improve the local economy through
culinary businesses and buying local raw materials. The purpose of this study is
to determine the community’s lifestyles and social responsibility towards the
community’s attitude towards choosing local food products. This research uses a
descriptive quantitative approach to test the hypotesis that has been designed.
The stages of this study began with a theoretical review of previous research,
followed by distributing questionnaires to the society. The questionnaire data that
has been collected is processed using the Smart PLS 3.0. Based on the results of
the influence test, it shows that lifestyles and social responsibility are positively
and significantly influenced by society’s attitudes towards choosing local food
products.

3
Keywords : Society attitude, Lifestyle, Local Food, Social Responsibility

4
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia terdapat banyak aset warisan budaya dan bermacam-macam

kuliner lokal. Masakan tradisional sudah umum ditemukan hampir di semua

penjuru kota dan wilayah di Indonesia. Masakan khas yang beragam ini tidak

hanya mencerminkan identitas dari daerah tetapi juga dapat berpotensi untuk bisa

meningkatkan perekonomian lokal melalui bisnis kuliner (Puteri, Subagio, and

Hastari 2022). Di dalam Industri pariwisata yang berbasis pada kearifan lokal

merupakan sektor ekonomi yang dapat menghasilkan produk dan layanan yang

dibutuhkan oleh para wisatawan asing yang tertarik pada kearifan lokal, termasuk

pada pengalaman kuliner. Makanan dan minuman tidak hanya menjadi kebutuhan

dasar, tetapi juga berperan penting dalam membangkitkan minat wisatawan yang

memutuskan untuk mengunjungi suatu destinasi wisata tertentu. Oleh karena itu,

kuliner dapat menjadi daya tarik unik yang dapat mempengaruhi keputusan

seseorang untuk bisa mengunjungi tempat wisata yang diinginkan

(Zahrulianingdyah and Zahrulianingdyah 2018). Menurut Badan Pusat Statistik

(BPS), pemasaran Produk Domestik Bruto (PDB) pada industri makanan dan

minuman berdasarkan harga yang ditetapkan (ADHB) meningkat 17,84% menjadi

Rp 877,8 trilliun pada triwulan II tahun 2022. Sedangkan, PDB Atas Dasar Harga

Konstan (ADHK) dari industri makanan dan minuman mencapai Rp 209,51

triliun pada kuartal II/2023. Angka tersebut naik 4,62% daripada periode yang

sama untuk tahun terdahulu mencapai Rp 200,30 triliun. Peningkatan performa

industri makanan dan minuman menjadi urutan keempat yang paling besar

dibandingkan subsektor industri pengolahan lainnya dalam kuartal II/2023.

1
GAMBAR 1

PDB INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN INDONESIA (2023)

Sumber : Badan Pusat Statistik (2023)

Sejalan dengan kemajuan zaman dan teknologi, gaya hidup masyarakat

mulai berubah. Pada era globalisasi yang pesat menjadikan pertumbuhan bisnis

menjadi lebih maju dan berkembang. Perubahan ide makanan di Indonesia

merupakan sebuah contoh nyata yang dipengaruhi oleh budaya asing yang masuk,

seperti makanan cepat saji (fast food) yang sudah banyak tersebar di Indonesia.

Pola kehidupan masyarakat zaman sekarang menginginkan sesuatu yang

disiapkan atau disajikan secara efisien, mudah serta cepat (Rika Maulidia, 2021).

Pola konsumsi di era modern telah menjadi suatu tren dan sasarannya adalah

seluruh lapisan masyarakat baik remaja, dewasa, maupun lanjut usia. Gaya hidup

masyarakat Indonesia saat ini lebih menyukai mengonsumsi makanan asing yang

mengandung lemak tidak sehat. Terdapat beberapa faktor yang menjadi pemicu

hilangnya minat dari sebagian masyarakat pada makanan lokal Indonesia, hal

tersebut terjadi karena terdapat perubahan kebiasaan, perubahan sosial dan

budaya, serta pertumbuhan ekonomi yang terjadi di lingkungan masyarakat

(Suharjo and Harianto 2019). Kebiasaan masyarakat Indonesia yang telah


2
berubah menjadi tidak sehat disebabkan oleh kegiatan fisik yang kurang dan pola

makan yang tidak sehat sehingga mengakibatkan beralihnya penyakit yang

menular menjadi penyakit tidak menular seperti obesitas, kanker paru-paru,

gangguan pencernaan, dan kematian (Suharjo & Harianto, 2019). Menurut Survei

Sentimen Kesehatan dan Makanan Dunia Baru Nielsen mengenai pola makan

masyarakat modern Indonesia, 70% responden mengikuti pola makan tertentu

agar terhindar dari banyaknya berbagai penyakit tidak menular, serta 68%

responden menyatakan telah mulai meningkatkan investasi di bidang pangan

(Subakti, Adriyanto, and Chaterin 2022). Survei tersebut memperlihatkan

masyarakat Indonesia menjadi lebih mengerti mengenai kesehatannya, mulai dari

mengaplikasikan kebiasaan dan pola makan yang lebih sehat hingga semakin

sadar akan risiko penyakit yang diakibatkan dari kebiasaan tidak sehat. Hal ini

meningkatkan permintaan terhadap pangan lokal meningkat karena konsumen

percaya bahwa pangan lokal tersebut dijamin lebih sehat dan aman dibandingkan

pangan luar negeri. Masakan lokal merupakan budaya makanan yang telah

diwariskan dan menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia. Terdiri dari

masakan yang sesuai dengan selera lidah masyarakat Indonesia dan tidak

bertentangan dengan keyakinan agama masyarakat lokal. Bahan baku yang

digunakan bersumber dari daerah, sehingga membantu produsen lokal

meningkatkan perekonomian Indonesia (Widyartini, Sudita Puryana, and Nanak

Antarini 2021).

Kesadaran akan keragaman budaya dan meningkatnya minat terhadap

pengalaman budaya meningkatkan permintaan global terhadap pangan lokal.

Salah satu motivasi wisatawan berwisata adalah untuk mendalami gastronomi

(Veronica, Kusdibyo, and Senalasari 2021). Pemahaman tentang karakteristik

3
produk makanan lokal akan memberikan dukungan terhadap pemberdayaan

pertanian lokal dan memberikan perlindungan lingkungan yang berkelanjutan.

Untuk mendorong berkembangnya wisata kuliner, makanan dan minuman harus

disajikan kepada masyarakat dengan cara yang unik dan mengesankan. Produk-

produk ini diproduksi di perkebunan dan peternakan yang diproses secara lokal

(Nugraha and Sumardi 2019). Masyarakat juga akan dapat menjalankan gaya

hidup yang berkelanjutan karena secara tidak langsung mengkonsumsi produk

lokal dapat membantu mendongkrak wisata kuliner Indonesia yang semakin

mendunia. Lebih jauh lagi, pangan lokal dapat menjadi produk utama pariwisata

dan menjadi alat pembeda suatu destinasi dengan destinasi lainnya karena ini

menjadi kesempatan yang perlu dimanfaat dengan maksimal oleh industri

pariwisata kuliner global. Secara khusus, Indonesia memiliki lebih dari 5.300

jenis makanan lokal yang tersebar di seluruh daerah beberapa nya yaitu Mie aceh,

Bika Ambon, Gulai Belacan, Pempek, Gulai ikan patin, Rendang (Triwidayati

2020). Locavorism merupakan sebuah ideologi masyarakat yang muncul

belakangan ini. Masyarakat yang menyukai makanan lokal disebut dengan

“locavore” (Puteri, Subagio, and Hastari 2022). Locavore merupakan gerakan

yang memprioritaskan makan makanan yang diproduksi secara lokal. Locavore

juga mendukung kepariwisataan sebagai aset gastronomi di Indonesia sehingga

kaitannya akan erat dengan Indonesia (Putra Mandradhitya Kusuma 2021)..

Menurut artikel Pojok Iklim (2020) bahwa gastronomi berkelanjutan (sustainable

gastronomy) saat ini memiliki peran yang sangat penting karena dengan

mengkonsumsi produk lokal akan membantu untuk meningkatkan perekonomian

suatu wilayah, memberikan dukungan kepada petani dan nelayan, serta dapat

mengurangi emisi pada gas rumah kaca dalam rantai pasokan makanan.

Masyarakat juga dapat mempromosikan peran penting dalam gastronomi


4
berkelanjutan dengan mendukung produsen lokal, mencicipi makanan-makanan

lokal, menjaga dan dapat melestarikan tradisi kuliner, serta dapat mengurangi

pemborosan makanan. Menurut artikel yang ditulis oleh Larry West dalam situs

halaman Eferrit.com (2023) mengatakan gerakan Locavore yang berfokus pada

penanaman makanan secara lokal memiliki dampak positif bagi

5
lingkungan karena secara tidak langsung membantu mengurangi polusi udara,

tanah dan air.

Pada saat ini, restoran yang menerapkan gerakan locavore di Indonesia

hanya restoran locavore di Ubud, Bali. Restoran locavore Bali telah berupaya

untuk memperkenalkan budaya indonesia dengan menggunakan bahan makanan

dan rempah lokal langsung dari produsen lokal. Seperti yang dikutip pada situs

halaman Qraved.com (2019), restoran locavore menyajikan ragam gastronomi

menarik dengan pendekatan lingkungan yang berkelanjutan, di mana salah

satunya adalah konsep from farm to table yang artinya adalah diolah dari bahan

baku sekitar yang segar dan terbatas. Tidak hanya itu, restoran locavore juga telah

menghidupkan kembali produk lokal dengan melakukan penelitian berkelanjutan

dalam menemukan resep, teknik, hidangan yang telah dilupakan atau tidak lagi

dipraktekkan. Seperti yang dikutip dari situs halaman Detik.com, restoran

Locavore juga memiliki komitmen terhadap kelestarian lingkungan yang

tercermin di setiap aspek restoran, termasuk pada penggunaan kayu daur ulang

dalam desain interior, usaha untuk mengurangi limbah di dapur, dan melakukan

pemasangan panel surya pasif di atas restoran.

Seperti terlihat pada tabel 1 di bawah, penulis melakukan pra-survey untuk

melihat dalam fenomena yang akan diteliti. Dengan jumlah responden 70 orang,

28 dari Generasi Y dan 42 Generasi Z didapatkan hasil sebagai berikut : semua

responden setuju bahwa mengonsumsi makanan lokal dapat membantu produsen

lokal, dimana 94,3% responden setuju untuk mengonsumsi makanan lokal. Dari

70 responden, 94,4% responden berminat untuk mengunjungi restoran locavore,

95,8% responden mengaku tertarik untuk makan di restoran yang menerapkan

konsep locavore. Alasan responden dalam mengonsumsi makanan lokal adalah

6
karena makanan lokal lebih sehat, bebas dari pestisida, dan berasal dari bahan

yang alami. Alasan lainnya adalah karena di 7 dalam diri responden ingin

membantu perekonomian di Indonesia. Seperti yang dikutip oleh situs

Kompas.com, mengonsumsi makanan lokal akan memberikan manfaat yang baik

untuk kesehatan tubuh karena bisa lebih segar tanpa harus melalui proses

pengawetan sehingga nutrisinya lebih terjaga. Lebih dari itu, mengonsumsi

makanan lokal menciptakan lebih banyak kegiatan ekonomi di suatu daerah

daripada makanan yang diproduksi dari sumber non lokal.

Berdasarkan latar belakang di atas, dengan adanya kesadaran masyarakat

Indonesia untuk mengubah gaya hidup dan tanggung jawab sebagai masyarakat

Indonesia yang Dimana tujuan nya untuk meningkatkan devisa negara dan

mendukung perekonomian lokal. Maka peneliti tertarik untuk menganalisis lebih

dalam sikap masyarakat untuk memilih produk makanan lokal.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti menemukan beberapa

masalah dalam penelitian yaitu sebagai berikut :

1. Restoran di Indonesia belum banyak menerapkan konsep locavore (hanya ada restoran

locavore di Ubud, Bali)

2. Gaya hidup konsumtif menyebabkan seseorang cenderung mempunyai perilaku

konsumsi makanan yang serba instan dan praktis

3. Masyarakat Indonesia saat ini lebih sering mengonsumsi makanan modern/asing

dibandingkan makanan lokal/tradisional.

7
1.3 Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti menemukan tujuan

penelitian yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis Gaya Hidup terhadap Sikap

Masyarakat Memilih Produk Makanan Lokal

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Tanggung Jawab Sosial

terhadap Sikap Masyarakat memilih Produk Makanan Lokal

A. Relevansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan gambaran

baru terkait pengaruh gaya hidup sehat dan tanggung jawab sosial terhadap

sikap masyarakat memilih produk makanan lokal. Selain itu, peneliti juga

berharap bahwa penelitian ini dapat memberikan hal yang positif dalam

memperkuat citra Indonesia sebagai destinasi kuliner yang menonjolkan

keanekaragaman produk makanan lokal dari keaslian budaya Indonesia.

B. Target Luaran

Target penulis pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengalaman serta pembelajaran mendalam mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi sikap masyarakat dalam memilih produk makanan lokal. Dengan

memahami aspek-aspek ini, diharapkan kepada calon pemilik bisnis kuliner

ataupun praktisi industri kuliner untuk menjadikan faktor-faktor tersebut sebagai

umpan balik dalam perencanaan bisnis.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Penunjang

Pada bagian ini menjelaskan teori mengenai locavorisme. Lifestyles

sebagai grand theory dari Pengaruh Gaya Hidup Sehat (X1) dan Individual Social

Responsibility sebagai grand theory dari Tanggung Jawab Sosial (X2). Serta,

Customer Attitude sebagai grand theory dari Sikap Masyarakat Memilih Produk

Makanan Lokal (Y). Selain itu, pada bagian ini akan dijelaskan teori-teori yang

berkaitan dengan indikator dalam setiap variabel.

2.1.1 Locavorism

Locavorisme adalah suatu ideologi konsumen yang baru-baru ini muncul.

Konsumen yang mempercayai konsep locavorisme dan mempunyai preferensi

terhadap makanan lokal atau tradisional sering disebut sebagai “Locavore” (A. N.

Pratiwi et al., 2023) Gerakan locavore telah meminta konsumen untuk

memikirkan kembali kebiasaan dalam pembelian mereka karena kepedulian

mereka terhadap masalah etika, sosial dan lingkungan. Menurut C.Young (2022)

Ada beberapa nilai dan kepedulian dari locavore yaitu :

A. Melindungi lingkungan

B. Mempromosikan kesejahteraan masyarakat setempat

C. Mendukung bisnis kecil

D. Mendorong kemakmuran ekonomi lokal

Dengan mengkonsumsi makanan yang berasal dari daerah setempat mempunyai

relevansi yang penting dalam aspek budaya dan perekonomian lokal. Banyak

9
pihak yang termasuk para pendukung pangan lokal dan pembuat kebijakan dari

berbagai negara untuk memberikan dukungan yang kuat terhadap konsumsi

pangan lokal. Produk-produk lokal dianggap mempunyai cita rasa yang lebih

unggul dan lebih erat kaitannya dengan kehidupan di pedesaan. Selain itu,

terlihat bahwa konsumen locavore sering kali berusia 45 tahun atau lebih muda

karena mereka memprioritaskan pengembangan diri, merasa menjadi bagian dari

komunitas lokal dan menunjukkan rasa hormat yang lebih besar terhadap warisan

kuliner di daerah mereka dan para penyuka makanan lokal berpendapat bahwa

mengonsumsi makanan yang berasal dari daerah asal lebih sesuai dengan

kebutuhan tubuh kita, lebih segar dan berkualitas lebih tinggi daripada makanan

dari daerah lain (Vianelli, 2022).

2.1.2 Gaya hidup (Lifestyles)

Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan

lingkungannya dan menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di

masyarakat. Secara sederhana gaya hidup juga dapat diartikan sebagai cara yang ditempuh

seseorang dalam menjalani hidupnya, yang meliputi aktivitas, minat, kesukaan/ketidaksukaan,

sikap, konsumsi dan harapan (Aini, 2022). Gaya hidup merupakan pendorong dasar yang

mempengaruhi kebutuhan dan sikap individu, juga memengaruhi aktivitas pembelian dan

penggunaan produk (Sitepu, 2022). Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai bagaimana

cara hidup seseorang dalam menghabiskan waktu mereka (activities), apa yang mereka anggap

penting dalam lingkungannya (interest), dan apa yang mereka pikirkan tentang mereka sendiri

dan dunia sekitarnya (opinion) (Sabrina, 2022). AIO (activities, interest, opinion) didefenisikan

sebagai berikut :

a. Kegiatan (Activity) merupakan tindakan nyata yang dapat berupa kerja, hobi, acar

sosial, liburan, hiburan, jelajah internet, dan olahraga. Activity atau kegiatan adalah hal-

10
hal apa yang dikerjakan oleh konsumen, berkaitan dengan produk apa yang dibeli atau

yang akan digunakan, kegiatan apa yang dilakukan untuk mengisi waktu luang.

b. Minat (interest) merupakan apa saja yang menarik untuk konsimen berkaitan dengan

produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Interest dapat berupa kesukaan,

kegemaran, dan prioritas dalam hidup konsumen tersebut.

c. Opini (opinion) merupakan pandangan maupun perasaan konsumen dalam menanggapi

atau mendiskripsikan penafsiran mengenai produk yang bersifat global maupun lokal.

2.1.1 Individual Social Responsibility

Dalam konteks pangan lokal, corporate social responsibility atau

tanggung jawab sosial dapat merujuk pada tindakan moral dan kewajiban

perusahaan dalam mendukung dan mendorong penggunaan makanan yang berasal

dari daerah setempat dalam operasional mereka. Ini dapat mencakup untuk

mendukung perekonomian regional, mengurangi jarak tempuh makan, membeli

produk dari petani dan produsen lokal, serta dapat mempromosikan sistem pangan

yang

11
berkelanjutan. Partisipasi masyarakat merupakan keterlibatan anggota masyarakat

dalam pembangunan dan pelaksanaan (implementasi) program pembangunan

yang dilakukan dalam masyarakat lokal (Julaeha & Pitriani, 2023). Partisipasi

masyarakat memiliki ciri-ciri bersifat proaktif dan bahkan reaktif, artinya

masyarakat ikut menalar baru bertindak, ada kesepakatan tersebut, ada pembagian

kewenangan dan tanggung jawab dalam kedudukan yang setara (Aini & Pgmi,

2022). Hal ini terkait dengan sering terjadinya kesenjangan sosial dan konflik

antara pihak perusahaan dengan masyarakat serta semakin sadarnya masyarakat

akan dampak dari kerusakan lingkungan. Seiring dengan hal tersebut, berbagai

kalangan baik swasta, pemerintah, organisasi masyarakat, dan dunia pendidikan

berupaya merumuskan dan mempromosikan tanggung jawab sosial perusahaan

dalam hubungannya dengan masyarakat dan lingkungan (Hidayat et al., 2020)

Menggunakan produk lokal pada menu mereka dapat memungkinkan

restoran untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap tanggung jawab sosial

perusahaan atau CSR. Dengan mengurangi jarak tempuh makanan, hal ini tidak

hanya menguntungkan petani dan produsen lokal, namun juga dapat mengurangi

penggunaan energi. Selain itu, hal ini juga dapat memperkuat rasa kebersamaan

dan mendorong perilaku pada ramah lingkungan (Severt et al., 2022)

Kesadaran dan tanggung jawab sosial melibatkan kesadaran, pemahaman,

dan penghargaan terhadap hubungan antarmanusia, termasuk antara manusia dan

lingkungan alam. Tanggung jawab sosial berfokus pada interaksi dengan orang

lain dan alam sekitar dengan cara yang saling mendukung dan peduli. Masyarakat

yang sadar dan bertanggung jawab secara sosial berkontribusi terhadap

kesejahteraan lingkungan sosial dan fisik mereka. Masyarakat mendukung

12
pengembangan komunitas yang ramah, dimana orang-orang merasa aman dan

memiliki tanggung jawab secara sosial berkontribusi secara positif terhadap

komunitas dan lingkungannya.

Tanggung Jawab Sosial merupakan suatu konsep yang lebih luas berkaitan

dengan dampak dari aktivitas-aktivitas bisnis secara keseluruhan terhadap

masyarakat. Menurut Tetuko (2018) terdapat tiga pendekatan dalam pembentukan

tanggung jawab sosial yaitu :

1. Pendekatan Moral

Kebijakan atau tindakan yang didasarkan pada prinsip kesantunan dengan

pengertian bahwa apa yang dilakukan tidak melanggar atau merugikan pihak-

pihak lain secara sengaja.

2. Pendekatan kepentingan bersama

Kebijakan moral harus didasarkan pada standar kebersamaan, kewajaran

dan kebebasan yang bertanggung jawab.

3. Pendekatan Manfaat

Konsep tanggung jawab sosial yang didasarkan pada nilai-nilai bahwa apa

yang dilakukan oleh perusahaan menghasilkan manfaat besar bagi pihak-pihak

berkepentingan secara adil.

2.1.2 Customer Attitude

Sikap merupakan konsep paling penting dalam studi perilaku konsumen.

Sikap adalah ekspresi perasaan (inner feeling) yang mencerminkan apakah

seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka dan setuju atau tidak

terhadap suatu objek. Sikap konsumen terhadap makanan lokal berarti bahwa

perasaan umum atau evaluasi makanan lokal didasarkan pada kepercayaan untuk

13
membeli makanan lokal. Sikap terhadap makanan lokal diukur menggunakan

indikator ini; kesehatan, keselamatan, alam, dan gangguan. Kepedulian seseorang

terhadap kesehatan dan lingkungan adalah dua faktor paling umum yang diyakini

sebagai faktor dalam sikap seseorang terhadap makanan lokal. Sikap seperti itu

kemudian akan mendorong pembelian makanan lokal (Ardianty, 2020).

Menurut Ardianty (2020) ada beberapa karakteristik sikap, antara lain :

1. Sikap positif, Negatif, dan Netral

Seorang konsumen mungkin menyukai suatu produk (sikap positif) atau

tidak menyukai produk (sikap negatif) atau bahkan tidak memiliki sikap (sikap

netral). Sikap yang memiliki dimensi positif, negatif, dan netral disebut sebagai

karakteristik balance dari sikap.

2. Intensitas Sikap

Sikap seorang konsumen terhadap suatu merek produk akan bervariasi

tingkatannya, ada yang sangat menyukai atau bahkan ada yang begitu sangat

menyukai. Ketika konsumen menyatakan derajat tingkat kesukaan terhadap suatu

produk, maka konsumen akan mengungkapkan intensitas sikapnya.

3. Persistensi Sikap

Persisten adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa sikap

akan berubah karena berlalunya waktu.

4. Keyakinan Sikap

Keyakinan adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran sikap yang

dimilikinya.

5. Sikap dan Situasi

Sikap seseorang terhadap suatu objek seringkali muncul dalam konteks

14
situasi. Situasi akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu objek.

Pada studi perilaku konsumen, sikap merupakan konsep paling penting.

Dengan mempengaruhi sikap konsumen, para pemasar berharap dapat

mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Sikap sangat erat kaitannya dengan

perasaan seseorang dan hal ini dapat mempengaruhi terhadap perilaku konsumen

untuk membeli suatu produk ataupun jasa tertentu (Indriany et al., 2022). Sikap

(attitude) konsumen menurut Kotler dan Amstrong menggambarkan evaluasi,

perasaan, dan tendensi yang relatif konsisten dari seseorang terhadap sebuah

objek atau ide. Objek yang dimaksud dapat berupa merek, layanan, pengecer, dan

perilaku tertentu dan lain-lain.

Sikap sebagai evaluasi konsep secara menyeluruh yang dilakukan oleh

seseorang. Evaluasi adalah tanggapan pada tingkat intensitas dan gerakan yang

relatif rendah. Evaluasi pengaruh secara otomatis memproduksi tanggapan afektif,

termasuk emosi, perasaan, suasana hati, dan sikap. Tanggapan afektif yang

menyenangkan dan tidak menyenangkan tersebut muncul tanpa pemrosesan

kognitif yang disadari terhadap informasi produk tersebut. Kemudian melalui

proses pembentukan sikap evaluasi tersebut dapat dikaitkan dengan produk atau

merek tertentu, sehingga menciptakan suatu sikap (Indriany et al., 2022). Menurut

(Khaeriah, 2018) di dalam sikap terhadap 4 fungsi yaitu :

1. Fungsi utilitarian (the utilitarian function)

Seseorang menyatakan sikapnya terhadap suatu objek atau produk karena

ingin memperoleh manfaat dari produk tersebut (rewards) atau menghindari

risiko dari produk (punishment). Sikap berfungsi mengarahkan perilaku untuk

mendapatkan penguatan positif (positive reinforcement) atau menghindari risiko

15
(punishment). Manfaat produk bagi konsumen yang menyebabkan seseorang

menyukai produk tersebut.

2. Fungsi mempertahankan ego (the ego-defensive function)

Sikap berfungsi untuk melindungi seseorang dari keraguan yang muncul

dari dalam dirinya sendiri atau dari faktor luar yang mungkin menjadi ancaman

bagi dirinya. Sikap tersebut berfungsi untuk meningkatkan rasa aman dari

ancaman yang datang dan menghilangkan keraguan yang ada dalam diri

konsumen. Sikap akan menimbulkan kepercayaan diri yang lebih baik untuk

meningkatkan citra diri.

3. Fungsi ekspresi nilai (the value-expressive function)

Sikap berfungsi untuk menyatakan nilai-nilai, gaya hidup, dan identitas

sosial dari seseorang. Sikap akan menggambarkan minat, hobi, kegiatan, dan

opini dari seorang konsumen.

4. Fungsi pengetahuan (the knowledge function)

Keinginan adalah salah satu karakter konsumen yang penting. Sering kali

konsumen perlu tahu produk terlebih dahulu sebelum ia menyukai kemudian

membeli produk tersebut. Pengetahuan yang baik mengenai suatu produk

seringkali mendorong seseorang untuk menyukai produk tersebut.

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya merupakan peran yang penting dalam merinci sebuah kerangka teoritis

dan menyajikan temuan yang relevan dengan isu penelitian. Dengan merinci hasil penelitian

sebelumnya, dapat dipahami bagaimana variabel-variabel yang diteliti mempunyai keterkaitan

empiris atau sama lain dan dalam bentuk apa pengaruhnya baik yang positif maupun yang

negative. Sehingga dapat memberikan dasar yang jelas untuk membantu hipotesis secara lebih

terurai.
16
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini berfokus kepada masyarakat dengan berbagai usia yang

berdomisili di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi

(Jabodetabek).

3.2 Jenis dan Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif.

Penelitian deskriptif kuantitatif adalah mendeskripsikan, meneliti, dan

menjelaskan sesuatu yang dipelajari apa adanya, dan menarik kesimpulan

dari fenomena yang dapat diamati dengan menggunakan angka-angka.

Pendekatan waktu yang digunakan adalah pendekatan cross sectional

karena penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antar variabel

secara bersamaan dan dalam satu waktu tertentu.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan kuantitatif deskriptif yang

bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Pendekatan

kuantitatif merupakan pendekatan berdasarkan data-data angka atau

bilangan yang akan dianalisis menggunakan perhitungan statistik. Oleh

sebab itu, perhitungan kuantitatif digunakan berdasarkan instrumen antar

variabel Pengaruh Gaya Hidup Sehat dan Tanggung Jawab Sosial terhadap

Sikap Masyarakat Memilih Produk Makanan Lokal. Hasil angka yang

17
akan diperoleh dari hasil penelitian kuantitatif ini dapat melalui uji

kausalitas untuk bisa mendapatkan kesimpulan akhir mengenai Pengaruh

Gaya Hidup Sehat dan Tanggung Jawab Sosial terhadap Sikap Masyarakat

Memilih Produk Makanan Lokal. Seluruh data kuantitatif diolah

menggunakan program SMART PLS versi 3.0.

3.3 Prosedur Penelitian

1. Menentukan fokus penelitian

2. Merumuskan masalah

3. Menyusun kerangka teori

4. Menyusun kerangka pikir penelitian

5. Menganalisis hipotesis

6. Memilih pendekatan dan metode

7. Menentukan variabel dan indikator serta menentukan sumber data

8. Menentukan dan menyusun instrumen

9. Mengumpulkan data

10. Menganalisis data

11. Menarik saran dan kesimpulan

18
TANGGUNG JAWAB, JADWAL, DAN ANGGARAN BELANJA

4.1 Tim Peneliti dan Pembagian Tanggung Jawab

1. Ketua Tim : Dr. H.K. Elang Kusumo, S.H., M.Par., CHE.

a. Mengarahkan anggota untuk melaksanakan tugas akhir.

b. Memberi pendapat terhadap proses dan hasil penelitian.

c. Membimbing anggota dalam membuat laporan tugas akhir.

2. Anggota 1 : Josephine Catalina

a. Melaksanakan penelitian.

b. Mengamati dan mencatat hasil penelitian.

c. Membuat laporan penelitian.

3. Anggota 2 : Vallerie Odelia Tano

a. Melaksanakan penelitian.

b. Mengamati dan mencatat hasil penelitian.

c. Membuat laporan penelitian.

4.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

N KEGIATAN SEP OKT NOV DE


O T C
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1
0 1 2 3 4 5 6
1 Pembuatan
Desain
Penelitian
2 Pelaksanaan

19
Penelitian
dan
Pengumpul
an Data
3 Rekap dan
Analisis Data

4 Diseminasi
dan Seminar
Hasil
5 Pembuatan
Laporan dan
Kemajuan
dan Akhir

20
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil

Berdasarkan penyebaran kuesioner yang ditujukan kepada masyarakat secara umum, baik yang

belum maupun yang sudah mengonsumsi makanan lokal, berhasil mengumpulkan 114 responden.

1. Karakteristik Responden

Karakteristik pada responden mengungkapkan perbedaan latar belakang responden

yang berfokus pada jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan terakhir, dan domisili.

TABEL 2

Statistik Demography Responden

Jenis Kelamin

Jumlah Persen
Pria 64 54.2%
Wanita 50 45,8%
TOTAL 114 100%

Berdasarkan tabel di atas, menyatakan bahwa dari 114 responden secara keseluruhan wanita

mendapatkan persentase 45,8% dan laki-laki mendapatkan 54.2%. Hal ini menyatakan bahwa mayoritas

responden penelitian kami adalah pria.

TABEL 3

Pengujian Karakteristik Usia

Jumlah Persen
< 20 tahun 24 20.3%
21 - 25 tahun 66 55.9%
26 - 30 tahun 20 16.9%
> 40 tahun 4 6.9%
Total 114 100.0%
21
Sumber : Hasil Olah Data (2023)

Berdasarkan tabel di atas, dinyatakan bahwa penelitian ini memperoleh hasil tinjauan dari 4 kelompok

jenis usia, dari yang paling besar berada di kelompok usia 21 - 25 tahun sebesar 55.9% dan di bawahnya

berusia <20 tahun sebesar 20.3%, 26-30 tahun sebesar 16.9%. Serta, usia >40 tahun sebesar 6.9%.

TABEL 4

Pengujian Karakteristik

Pendidikan Terakhir

Jumlah Persen
SMP / Sederajat 1 0.8%
SMA / SMK 28 23.7%
D1 / D2 / D3 4 6.8%
D4 / S1 77 65.3%
S2 4 3.4%
Total 114 100.0%

Berdasarkan tabel di atas, dinyatakan bahwa dari 114 responden menempuh pendidikan terakhir yang

paling dominan berada di kalangan D4/S1 berada di angka 65.3% dan di bawahnya diduduki oleh kalangan

SMA/SMK sebesar 23.7%, Diploma 6.8%, SMP / Sederajat 0.8%. Serta Pascasarjana (S2) sebesar 3.4%.

TABEL 5

Wilayah Domisili

22
Jumlah Persen
Jabodetabek 102 86.4%
Non Jabodetabek 12 13.6%
Total 114 100.0%

Berdasarkan tabel di atas, dinyatakan bahwa wilayah domisili dari 114

responden paling banyak berada di daerah Jabodetabek sebesar 86.4% dan

diikuti oleh daerah Non Jabodetabek sebesar 13.6%.

B. Analisa

Analisis Deskriptif merupakan suatu teknik statistik yang dapat digunakan untuk

melakukan analisis data yang bertujuan untuk memberikan gambaran dan deskripsi terhadap

data yang sudah ada. Statistik deskriptif dapat memberikan penjelasan mengenai suatu data

melalui ukuran seperti rata-rata atau mean dan standar deviasi. Hasil penelitian analisis statistik

deskriptif dapat dilihat dari tabel-tabel di bawah ini :

TABEL 6

Hasil Analisis Mean dan Standard Deviation

Gaya Hidup Sehat

No Indikator Mean Standard


Deviation
1 Saya menyadari bahwa 5,81 0,586
kesehatan itu penting
2 Saya rutin memeriksa 4,75 1,328
kesehatan saya
3 Saya mempertimbangkan 5,17 1,002
faktor kesehatan dalam
membeli produk makanan
4 Saya sadar untuk selalu 5,27 0,976
menjaga asupan makanan
bagi kesehatan
5 Saya memperhatikan kondisi 5,22 1,000
kesehatan saya melalui 23
asupan makanan
Rata-rata 5,24 0,978
Berdasarkan tabel 6 di atas bahwa variabel dari Pengaruh Gaya Hidup Sehat

(X1) mempunyai rata-rata sebesar 5,24 dengan nilai mean yang terbesar

terdapat pada indikator pada nomor 1, yaitu ‘Saya Menyadari Bahwa

Kesehatan Itu Penting’ sebesar 5,81 yang berarti untuk sebagian besar

responden memilih setuju terhadap pernyataan tersebut dan nilai mean yang

terendah terdapat pada indikator nomor 2 yaitu ‘Saya Rutin Memeriksa

Kesehatan Saya’ sebesar 4,75 yang berarti sebagian besar responden memilih

cukup setuju terhadap pernyataan tersebut.

TABEL 7
Hasil Analisis Mean dan Standard Deviation
Tanggung Jawab Sosial

No Indikator Mean Standard


Deviation
1 Membeli produk makanan lokal 5.254 1.146
menjadikan saya lebih bertanggung
jawab sebagai masyarakat Indonesia
2 Saya membeli produk makanan lokal 5,298 1.017
karena ingin turut serta mendukung
produsen makanan lokal
3 Saya ikut mendukung pariwisata 5.377 0.986
Indonesia dengan membeli makanan
lokal / produk kuliner lokal
4 Membeli makanan lokal akan 5.474 0.920
membantu meningkatkan
perekonomian Indonesia
Rata-Rata 5,35 1,017

24
Berdasarkan tabel 7 bahwa variabel mengenai Tanggung Jawab Sosial (X2)

mempunyai rata-rata sebesar 5,35 dengan nilai rata-rata yang terbesar terdapat

pada indikator pada nomor 4 yaitu ‘Membeli Makanan Lokal akan Membantu

Meningkatkan Perekonomian Indonesia’ sebesar 5,474 yang berarti untuk

sebagian besar responden memilih setuju mengenai pernyataan tersebut dan

nilai mean terendah terdapat pada indikator pada nomor 1 yaitu ‘Membeli

Produk Makanan Lokal Menjadikan Saya Lebih Bertanggung Jawab Sebagai

Masyarakat Indonesia’ sebesar 5,254 yang berarti sebagian besar responden

memilih cukup setuju terhadap pernyataan tersebut.

TABEL 8

Hasil Analisis Mean dan Standard Deviation

Sikap Masyarakat Memilih Produk Makanan Lokal

No Indikator Mean Standard


Deviation
1 Saya merasa bangga ketika membeli 5,184 1.0.89
produk makanan lokal atau makanan
tradisional
2 Saya merasa membeli produk makanan 5,368 0.911
lokal adalah ide yang sangat bagus
3 Membeli produk makanan lokal 5,342 0.954
merupakan hal yang positif dalam
kehidupan saya
4 Dengan membeli produk lokal, saya 5,535 0.860
merasa mendukung produsen pangan
lokal
Rata-rata 5,35 0,953

Berdasarkan tabel 8 bahwa variabel mengenai Sikap Masyarakat Memilih

25
Produk Makanan Lokal (Y) mempunyai rata-rata sebesar 5,35 dengan nilai

mean yang terbesar terdapat pada indikator pada nomor 4 yaitu ‘Dengan

membeli produk lokal, saya merasa mendukung produsen pangan lokal’ yang

berarti untuk sebagian besar responden memilih setuju mengenai pernyataan

tersebut dan nilai mean terendah terdapat pada indikator pada nomor 1 yaitu

‘Saya merasa bangga ketika membeli produk makanan lokal atau makanan

tradisional’ sebesar 5,184 yang berarti sebagian besar responden memilih

cukup setuju terhadap pernyataan tersebut.

BAB V

KESIMPULAN, SARAN, DAN KEBERLANJUTAN PENELITIAN

A. Simpulan

Indonesia memiliki kekayaan warisan budaya dan beraneka ragam kuliner lokal.

Masakan tradisional sudah umum ditemukan hampir di seluruh kota dan daerah di

Indonesia. Hal ini ditujukan dari penjualan produk domestik bruto (PDB) industri

makanan dan minuman di Indonesia berdasarkan harga yang berlaku (ADHB)

meningkat 17,84% menjadi Rp 877,8 triliun pada triwulan II tahun 2022. Lebih dari itu,

seiring berkembangnya zaman, gaya hidup masyarakat Indonesia saat ini lebih

menyukai mengonsumsi makanan asing dibandingkan dengan makanan lokal.

Perubahan pola hidup masyarakat Indonesia menjadi tidak sehat akibat pola makan

yang tidak sehat sehingga mengakibatkan beralihnya penyakit yang menular menjadi

penyakit tidak menular seperti obesitas. Hal ini dibuktikan dari survei sentimen

kesehatan dan makanan dunia baru Nielsen mengenai pola makan masyarakat
26
Indonesia yang menyatakan masyarakat Indonesia telah meningkatkan investasi di

bidang pangan sehat dan masyarakat Indonesia semakin sadar akan kesehatannya,

mulai dari menerapkan gaya hidup dan pola makan yang lebih sehat. Hal ini

meningkatkan permintaan terhadap pangan lokal meningkat karena konsumen percaya

bahwa pangan lokal tersebut dijamin lebih aman dibandingkan pangan luar negeri.

Pemahaman tentang karakteristik produk makanan lokal akan memberikan dukungan

terhadap pemberdayaan pertanian lokal dan memberikan perlindungan lingkungan yang

berkelanjutan. Masyarakat Indonesia juga akan menjalankan gaya hidup sehat dan

berkelanjutan karena secara tidak langsung mengonsumsi produk lokal dapat

membantu mendongkrak wisata kuliner Indonesia yang semakin mendunia. Penelitian

ini mencari hubungan antara gaya hidup sehat dan tanggung jawab sosial terhadap

sikap masyarakat memilih produk makanan lokal, untuk mengetahui hubungan

tersebut, penelitian ini menyebarkan kuesioner yang memperoleh 114 responden. Hasil

yang didapatkan adalah kedua variabel gaya hidup sehat dan tanggung jawab sosial

memiliki dampak positif terhadap sikap masyarakat memilih produk makanan lokal.

Namun, tanggung jawab sosial memiliki dampak yang lebih signifikan daripada gaya

hidup sehat. Sehingga, menjawab rumusan masalah yang dinyatakan pada bab 1.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sbb :

1. Bagi penelitian selanjutnya yang meneliti produk makanan lokal :

Dalam melakukan penelitian ini, dapat menambahkan varuabel lain

dalam melihat faktor-faktor yang mempengaruhi sikap masyarakat dalam

memilih produk makanan lokal, sehingga dapat diketahui lebih lanjut apakah

terdapat perbedaan dan hasilnya lebih objektif.


27
2. Bagi pelaku usaha bisnis kuliner produk makanan lokal :

Berdasarkan hasil studi ini, penulis menyarankan pelaku usaha makanan

lokal untuk membuat produk makanan lokal yang berkualitas, sehat dan

tentunya mendukung komunitas lokal sekitar. Hal ini akan berdampak besar

terhadap permintaan produk makanan lokal di mata masyarakat Indonesia.

Namun, meningkatkan keminatan produk makanan lokal kepada sebagian

golongan masyarakat Indonesia merupakan hal yang lebih penting, karena

tingkat keminatan makanan lokal masih rendah di masyarakat. Hal ini dapat

dilakukan kampanye ataupun spanduk yang menunjukkan mendukung kepada

makanan lokal untuk keberlanjutan pangan Indonesia.

C. Rencana Kebelanjutan Penelitian

Untuk kedepannya, peneliti berhadap agar penelitian selanjutnya dapat melanjutkan

penelitian dengan menambahkan variabel yang akan diuji terhadap sikap masyarakat. Selain

itu, dengan adanya penelitian ini peneliti berharap bahwa dengan adanya pengaruh dari gaya

hidup sehat dan pandangan mengenai tanggung jawab sosial dapat meningkatkan sikap

masyarakat untuk memilih produk makanan lokal.

UCAPAN TERIMA KASIH


Kami sebagai tim peneliti mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya untuk tim

LPPM dan juga pihak perpustakaan yang telah membantu kami menjalankan tugas akhir ini

hingga selesai.

28
DAFTAR PUSTAKA

Aini, Firdatul, Rifdatul Maulidiyah, and Moh Firdaus Hidayanto. 2022. “Volume 14 Issue 1 ( 2022 ) Pages

83-90 JURNAL MANAJEMEN ISSN : 0285-6911 ( Print ) 2528-1518 ( Online ) Pengaruh Gaya Hidup

Dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian.” 14(1): 83–90.

Balzano, Marco, and Donata Vianelli. 2022. “What Contributes to Locavorism as a Consumer Ideology?”

British Food Journal 124(13).

Bindi, Letizia, and Angelo Belliggiano. 2023. “A Highly Condensed Social Fact: Food Citizenship,

Individual Responsibility, and Social Commitment.” Sustainability (Switzerland) 15(8): 1–22.

Chang, Lei. 1994. “A Psychometric Evaluation of 4-Point and 6-Point Likert-Type Scales in Relation to

Reliability and Validity.” Applied Psychological Measurement 18(3): 205–15.

Hair, Joseph F., William C. Black, Barry J. Babin, and Rolph E. Anderson. 2014. “Multiple Data Analysis.”

Pearson Education Limited: 1–739.

Hidayat, Ridha, Azhari Yahya, and Yul Ernis. 2020. “Analisis Yuridis Tanggung Jawab Sosial Dan

Lingkungan Perusahaan Terhadap Masyarakat Sekitar.” Jurnal Penelitian Hukum De Jure 20(4): 531.
29
Indriany, Yunita, Sri Hastuti, and Dwi Indrisetno P.V. 2022. “ANALISIS CITRA MEREK DAN SIKAP

KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA APLIKASI MAKANAN ONLINE

(Studi Kasus Pelanggan Aplikasi Go Food, Grab Food, Shopee Food).” Jurnal Lentera Bisnis 11(2):

205.

Jonathan, Steffen, and Miharni Tjokrosaputro. 2022. “The Effect of Attitude, Health Consciousness, and

Environmental Concern on the Purchase Intention of Organic Food in Jakarta.” Proceedings of the

tenth International Conference on Entrepreneurship and Business Management 2021 (ICEBM 2021)

653(Icebm 2021): 567–74.

Julaeha, Siti, and Hani Pitriani. 2023. “Peran Dan Tanggung Jawab Masyarakat Terhadap Pendanaan

Pendidikan.” Jurnal Pelita Nusantara 1(2): 227–32.

Khaeriah, Sofiatul. 2018. “Pengaruh Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Laptop Acer

(Studi Kasus Santri Putri Pondok Pesantren Al-Amien Kediri).” Etheses: 13–29.

Nugraha, Syahrul, and Sumardi Sumardi. 2019. “Destinasi Wisata Kuliner Berbasis Makanan Tradisional Di

Kabupaten Toba Samosir.” Jurnal Akademi Pariwisata Medan 7(2): 33–46.

Pelletier, Jennifer E., Melissa N. Laska, Dianne Neumark-Sztainer, and Mary Story. 2013. “Positive

Attitudes toward Organic, Local, and Sustainable Foods Are Associated with Higher Dietary Quality

among Young Adults.” Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics 113(1): 127–32.

http://dx.doi.org/10.1016/j.jand.2012.08.021.

Pratiwi, Aisyah Natha et al. 2023. “PENGARUH BRAND IMAGE DAN AUTHENTICITY KULINER

LOKAL TERHADAP CUSTOMER LOYALTY PADA RAWON KHAS.” : 305–14.

Puteri, Dyajeng, Woro Subagio, and Sri Hastari. 2022. “Ideologi Locavorism: Pengaruhnya Terhadap

Persepsi Authenticity Dan Loyalty Konsumen Milenial Pada Makanan Lokal Tradisional.” Bisnis dan

Management (Ciastech): 15–19.

30
Putra Mandradhitya Kusuma. 2021. “Identitas Gastronomi Dan Perspektif Pariwisata Yang BerkelanPutra,

Mandradhitya Kusumajutan.” Jurnal Ilmiah Pariwisata 26(1): 95–110.

Rafika Ulfa. 2021. “Variabel Penelitian Dalam Penelitian Pendidikan.” Jurnal Pendidikan Dan Keislaman.

Sabrina, Hesti, Eka Dewi Setia Tarigan, Amrin Mulia Utama Nasution, and Tohap Parulian. 2022.

“Pengaruh Gaya Hidup Dan Pengetahuan Terhadap Keputusan Pembelian Produk Ramah Lingkungan

Di Kota Medan.” Juripol (Jurnal Institusi Politeknik Ganesha Medan) 5(1): 67–77.

Saputra, Gede Wisnu, and I Gusti Agung Ketut Sri Ardani. 2020. “PENGARUH DIGITAL MARKETING,

WORD OF MOUTH, DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN.”

E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana 9(7).

Sitepu, Jhoni Hendra, Hazmanan Khair, and Fajar Pasaribu. 2022. “Pengaruh Gaya Hidup Dan Promosi

Terhadap Kepuasan Konsumen EDC (Electronic Data Capture) Yokke Yang Dimediasi Oleh

Keputusan Pembelian” (Studi Kasus Pengguna EDC Yokke PT. Mitra Transaksi Indonesia).” Jesya

(Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah) 5(1): 200–214.

Subakti, Agung Gita, Hendaris Adriyanto, and Chaterin Chaterin. 2022. “Pengaruh Nilai Utilitarian Dan

Hedonik Terhadap Keputusan Pembelian Di Restoran Chan Wei Jakarta.” Jurnal Industri Pariwisata

5(1): 90–98.

Suharjo, Surya Nika, and Agung Harianto. 2019. “Perbedaan Gaya Hidup Sehat Dan Sikap Terhadap

Makanan Organik Dari Generasi Baby Boomers, X, Dan Y Di Surabaya.” Jurnal Manajemen

Perhotelan 5(1): 45–58.

Triwidayati, Maria Harsana Minta. 2020. “Potensi Makanan Tradisional Sebagai Daya Tarik Wisata Kuliner

Di D.I. Yogyakarta.” Universitas Negeri Yogyakarta 15: 1–24.

Veronica, Elsa, Lusianus Kusdibyo, and Widi Senalasari. 2021. “Persepsi Generasi Milenial Terhadap

Masakan Lokal Indonesia.” Industrial Research Workshop and National Seminar (IRWNS) 12: 1442–
31
48.

Wasito Jati, Edy Parwanto, Bambang Mursito, and Fithri Setya Marwarti. 2022. “Keputusan Pembelian

Merek Sepeda Polygon Ditinjau Dari, Gaya Hidup Sehat, Kualitas Produk Dan Brand Image (Studi

Kasus Di Surakarta).” Jurnal Ilmiah Edunomika 6(1): 526.

Widyartini, Ni Putu, I Gst Putu Sudita Puryana, and Anak Agung Nanak Antarini. 2021. “Tinjauan

Keamanan Pangan, Hygiene Sanitasi Dan Kandungan Gizi Makanan Tradisional Di Kabupaten

Tabanan.” Meditory : The Journal of Medical Laboratory 8(2): 76–84.

Young, Carson. 2022. “Should You Buy Local?” Journal of Business Ethics 176(2): 265–81.

https://doi.org/10.1007/s10551-020-04701-3.

Zahrulianingdyah, Atiek, and Atiek Zahrulianingdyah. 2018. “Kuliner Sebagai Pendukung

Industri Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal.” TEKNOBUGA: Jurnal Teknologi Busana dan

Boga 6(1): 1–9. https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/teknobuga/article/view/16667.

32
Lampiran

Biodata Tim

Peneliti

1. Ketua Penelitian
a. Nama Lengkap : Dr. H.K. Elang Kusumo,
S.H., M.Par., CPC.,
CHE., CPHCM.
b. Jenis Kelamin : Laki-Laki
c. NIK 88000043
d. Fungsional / Pangkat / Gol : Dosen
e. Jabatan Struktural :-
f. Bidang Keahlian : Pariwisata
g. Fakultas / Program Studi : Pengelolaan Perhotelan
h. Perguruan Tinggi : Universitas Pelita Harapan
i. Riwayat Penelitian (2 yang paling relevan
Judul yang didanai dengan ulasan topik
STTPH atau nasional penelitian ini,

33
sebutkan sebagai
:1. Geographical
Ketua atau Anggota
Indication Brand as
dalam penelitian
Promotion of Destination
tersebut)
(Study of Sambal Hiyung)
2. Corporate Language as
Corporate Strategy to
Sustainable Brand in
Indonesia (Case of
Starbucks Language)

2. Anggota 1
a. Nama Lengkap : Josephine Catalina
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIM 01541200092
d. Fungsional/Pangkat/Gol : Mahasiswa

34
e. Jabatan Struktural : Anggota Penelitian
f. Bidang Keahlian : Kitchen
g. Fakultas/Program Studi : Pengelolaan Perhotelan
h. Perguruan Tinggi : STPPH
i. Riwayat Penelitian (2 Judul :
- yang didanai STPPH atau
nasional yang paling
relevan dengan ulasan
topik penelitian ini,
sebutkan sebagai Ketua
atau Anggota dalam
penelitian tersebut)
3. Anggota 3
a. Nama Lengkap : Vallerie Odelia Tano
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIK 01541200073
d. Fungsional/Pangkat/Gol : Mahasiswa
e. Jabatan Struktural : Anggota Penelitian
f. Bidang keahlian : Kitchen
g. Program Studi : Pengelolaan Perhotelan
h. Perguruan Tinggi : STPPH
i. Riwayat Penelitian (2 Judul :
- yang didanai STPPH atau
nasional yang paling
relevan dengan ulasan
topik penelitian ini,
sebutkan sebagai Ketua
atau Anggota dalam
penelitian tersebut)

35

Anda mungkin juga menyukai