Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH MAKANAN KHAS KOREA TERHADAP

PENURUNAN MINAT MAKANAN TRADISIONAL MAKANAN


KHAS INDONESIA DI KALANGAN PARA REMAJA

Proposal Penelitian

Arya Ardila
Ahmad Farhan Maulana
Fatahillah Maulana Malik

Kelas X-G

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 JAKARTA


2023
KATA PENGANTAR

Puji syujur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh Makanan Khas
Korea Terhadap Penurunan Minat Makanan Tradisional Makanan Khas Indonesia Di
Kalangan Para Remaja” dapat di selesaikan dengan sangat baik. Tujuan dari
penyusunan proposal penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan
untuk mengetahui penurunan-penurunan peminat makanan Indonesia setiap tahun dan
meningkatnya populasi peminat makanan korea.
Peneliti menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak tidak banyak yang bisa
kami lakukan dalam menyelesaikan proposal ini. Untuk itu kami menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih atas semua bantuan dan dukungannya selama pelaksanaan
dan penyusunan proposal ini kepada:

1. Pak Iqbal S.Pd selaku guru mata pelajaran Mulok Riset.


2. Pak Aceng Solihin M.Pd selaku Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2
Jakarta.
3. Selaku Seluruh Siswa/Siswi Kelas X-G Angkatan 37.

Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal ini masih belum sempurna.


Oleh Karena itu, penulis berharap kritik dan saran yang membangun guna
menyempurnakan proposal ini di masa yang akan datang. Semoga proposal penelitian
ini bermanfaat bagi semua yang membaca.
Akhir kata semoga laporan penelitian ini dapat berguna dan memberikn
manfaat bagi pengembangan dan pengetahuan dan yang mebacanya. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Waahmatullahi Wabarakatuh.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak milenial Indonesia khususnya para remeja akhir akhir ini sering menikmati
masakan asal Korea yang biasa dimakan para idola artis Korea mereka karena akan
penasaran gimana rasanya makanan-makanan tersebut yang menyebabkan peluang
pelaku usaha yang membuka bisnis kuliner Korea (Tamara A. dkk, 2019).
Penyebab makanan-makanan asal Korea yang meroket di Indonesia ini
disebabkan karena media sosial yang menjadi pengaruh itu sendiri. Terdapat empat
faktor yang membentuk perubahan minat penikmat makanan tradisional menjadi
makanan Korea, yaitu faktor lokasi, produk, gaya hidup, dan harga. Masing-masing
faktor diberikan nama ataupun label, yaitu Fasilitas dan Kenyamanan, Keunikan
Makanan, Gaya Hidup, dan Keterjangkaun Harga (Ama S, 2019)
Berpijak faktor lokasi, faktor harga, dan faktor promosi. Walaupun sebagian
warung makanan tradisional sudah menyiapkan fasilitas tempat makanan yang nikmat
dan lezat, tetap tidak berpengaruh apa-apa terhadap makanan korea.
Meskipun penelitian kami dengan penelitian diatas menjelaskan tentang
perubahan atau dapat dikatakan penurunan makanan khas Indonesia menjadi
peningkatan makanan korea. Tetapi penelitian diatas lebih menjelaskan analisis
konsumen makanan-makanan, sedangkan penelitian kami ini lebih mengarah dan
menjelaskan ke penurunan konsumen makananya saja.
Alasan peneliti memilih objek penelitian ini karena fenomena tentang hype
makanan korea mudah ditemukan yang dimana saat ini sedang maraknya konsumsi
makanan asal Korea yang terus meningkat setiap tahun.
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka kami
sebagai peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudu “Penurunan
Minat Makanan Khas Indonesia Karena Makanan Asal Korea Di Kalangan Para
Remaja ”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pembahasan masalah di atas, masalah dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana penurunan minat makanan Indonesia dikarenakan makanan korea
di kalangan para remaja saat ini?
2. Apa yang menyebabkan makanan asal Korea bisa terkenal dan selalu di
konsumsi oleh para remaja di masa ini?

1.3 Tujuan penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penurunan minat makanan Indonesia dikarenakan makanan
korea di kalangan para remaja saat ini.
2. Untuk mengetahui penyebab makanan asal korea bisa terkenal dan selalu di
konsumsi oleh para remaja di masa ini.

1.4 Manfaat penelitian


Adapun manfaat-manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian kami ini, yaitu
sebagai berikut :
a. Bagi para kalangan remaja
Dapat mengetahui seberapa pesat peningkatan minat terhadap makanan korea,
sehingga kita dapat mengajak orang lain terutama orang terdekat kita untuk lebih
mencintai dan memilih makanan Indonesia.
b. Bagi penelitian selanjutnya
Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan atau referensi bagi para peneliti
selanjutnya yang ingin membahas pengaruh/peningkatan makanan korea.
BAB II
LANDASAN TEORITIS

2.1 Kajian Teori


2.1.1 Makanan Tradisional ( Arya Ardila )
Menurut Putri (2019) menyatakan bahwa makanan tradisional adalah makanan
yang dikonsumsi sejak generasi terdahulu yang menjadi khas suatu daerah dan telah
disesuaikan dengan cita rasa serta selera masyarakat setempat. Sedangkan menurut
Sastroamidjojo (1995) makanan tradisional muncul dari kebiasaan yang berlangsung
bertahun-tahun. Untuk dapat diterima oleh masyarakat, diperlukannya proses panjang
dalam makanan untuk menyesuaikan dengan kebiasaan dan kegiatan yang dilakukan
suatu lingkungan masyarakat. Jadi, makanan tradisional dapat diartikan sebagai
makanan yang dikonsumsi secara generasi dari generasi terdahulu yang sudah
disesuaikan dengan cita rasa dan selera masyarakat pada suatu tempat.
Makanan tradisional juga sering didefinisikan sebagai makanan yang
menunjukkan karakteristik suatu daerah dan nilai yang ada di dalam daerah tersebut
(Aprile et al, 2012; Chryssochoidiset al., 2007 dikutip dari Perreaet al., 2015).
Sedangkan menurut Muhilal (1995), bahwa makanan tradisional ialah makanan
tradisional dapat memiliki definisi yang beraneka ragam. makanan tradisional adalah
warisan makanan yang diturunkan dan telah membudaya di masyarakat Indonesia.
Hal ini sependapat dengan Sastroasmidjojo yaitu makanan tradisional juga dapat
didefinisikan sebagai makanan umum yang biasa dikonsumsi sejak beberapa
generasi, terdiri dari hidangan yang sesuai dengan selera manusia, tidak bertentangan
dengankeyakinan agama masyarakat lokal, dan dibuat dari bahan-bahan makanan dan
rempah-rempah yang tersedia lokal (Sastroamidjojo, 1995).
Berdasarkan pendapat dari berbagai ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
makanan tradisional ialah makanan yang sudah ada sejak lama dan turun temurun
dari nenek moyang kita dan merupakan suatu ciri khas yang dimiliki oleh setiap
daerah.

2.1.2 Makanan Khas Indonesia ( Fatahilah Maulana Malik )


Indonesia adalah suatu negara yang sangat beragam seni budayanya, dan masakan
kulinernya pun beragam. Makanan khas merupakan identitas suatu daerah yang dapat
membedakan keberadaan dengan daerah lain. Kekayaan kuliner Indonesia tiap daerah
diwariskan dari generasi ke generasi hanya dengan lisan sehingga sukar untuk dapat
diketahui secara pasti kapan keberadaan makanan khas tersebut (Irawan, 2016).
Menurut Hans dkk (2017) menyatakan bahwa makanan khas daerah memiliki arti
yang mengacu pada makanan yang menjadi keistimewaan dari daerah tersebut dan
tidak dapat ditemui pada daerah lain. Makanan Indonesia merupakan salah satu item
yang penting dalam memperkenalkan Indonesia. Makanan Indonesia ini menjadi daya
tarik bagi masyarakat seluruh dunia jika berkunjung ke Indonesia. Namun, banyak
masyarakat belum mengetahui asal muasal makanan dari Indonesia tersebut.
Dikarenakan kurangnya informasi terkait dengan makanan Indonesia (Nabhila, dkk.
2023).
Menurut Nabhila dkk (2023) juga bahwa makanan Indonesia merupakan sebuah
hidangan yangdisajikan dari bahan-bahan makanan dan rempah-rempahyang tersedia
lokal. Dengan sebutan lain, makananIndonesia ini jenis makanan yang berkaitan erat
dengansuatu daerah dan diwariskan dari generasi-generasi berikutnya. Makanan yang
dimaksud ini dapat diartikan seperti makanan pokok dan makanan ringan.
Berbagaidaerah memiliki keistimewaan sendiri mengenai makanan yang mewakili
makanan yang menjadi ciri khas dari daerah tersebut. Menurut Sari dkk (2015),
Indonesia sebagai salah satu negara yang indah dan kaya akan budaya merupakan
negara yang menjadi tujuannya para wisatawan baik yang ada di domestik atau
mancanegara dari berbagai daerah, memiliki cita rasa makanan khas Indonesia yang
sangat unik menjadi daya tarik yang tinggi bagi wisatawan.
Makanan khas Indonesia ialah merupakan makanan yang berasal dari Indonesia
dan memiliki ciri khas tersendiri sehingga banyak wisatawan yang berkunjung untuk
mencicipi makanan tersebut, dengan rasa rempah yang bercampur aduk sehingga
memilik keunikan tersendiri dalam citarasa yang dihadirkan dalam makanan khas
indonesia ini.

2.1.3 Makanan Korea ( Ahmad Farhan Maulana )


Empat faktor yang membentuk perubahan minat penikmat makanan tradisional
menjadi makanan Korea, yaitu faktor lokasi, produk, gaya hidup, dan harga. Masing-
masing faktordiberikan nama ataupun label, yaitu fasilitas dan kenyamanan, keunikan
makanan, gaya hidup, dan keterjangkaun harga. Menurut Alvita (2017) makanan khas
Korea atau yang biasa disebut Hansik merupakan makanan tradisional Korea yang
berdasarkan teknik dan cara memasak orang Korea. Secara teknis, makanan korea
merupakan kombinasi teknik masakan dari Cina dan Jepang, yaitu teknik olah rebus,
kukus,aduk, atau campur dengan menggunakan minyak sayur.
Sedangkan menurut pegipegi (2014) Makanan Korea sendiri sangat populer di
Indonesia, adapun alasannya yaitu dimana makanan masyarakat Indonesia ingin
merasakan apa yang dimakan oleh para artis Korea yang digemari oleh mereka,
sehingga makanan yang dimakan oleh artis Korea tersebut menjadi kiblat bagi
masyarakat Indonesia, khususnya bagi para Kpopers yang ada di Indonesia ini. Selain
itu,kebiasan masyarakat Indonesia yang penasaran dengan sesuatu yang tengah
populer pada saat ini, dan alasan yang terakhir adalah makanan Korea termasuk
makanan sajian sehat yang baik untuk kesehatan tubuh, fresh, kaya akan serat dan cita
rasa makanan Korea yang unikserta keunikan pada tampilan makanan Korea yang
beraneka bentuk dan berwarna-warni yang menarik perhatian konsumen apalagi jika
kokinya sangat pintar dalam menyajikan makananya. Hal tersebut menjadi nilai
tambah dimata masyarakat Indonesia.
Makanan Korea adalah masakan unik yang tumbuh dari budaya, lingkungan,
geografi, dan iklim negara Korea itu sendiri. Sebagian besar makanan Korea adalah
hasil fermentasi dan sebagian besarnya sudah terkenal di dunia karena diakui manfaat
kesehatannya, seperti contoh kimchi. Selain sehat dan baik untuk keseimbangan
tubuh dan pikiran, makanan Korea juga memiliki sejarah dan keunikan tersendiri
dibanding makanan-makanan khas negara lainnya, dimana keunikan rasanya telah
memikat dan menarik perhatian banyak orang. Namun sayangnya, kebanyakan orang
menganggap bahwa makanan Korea merupakan makanan tren dari Kpop, dan mereka
masih belum mengetahui bagaimana sejarah dan manfaat dari makanan khas Korea
tersebut. Oleh karena itu, dibuatlah sebuah buku yang berisi foto makanan khas
Korea beserta informasi dari makanan tersebut agar mampu tersampaikan dengan
baik (Masbudi, dkk 2014).
Menurut beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa makanan
korea ialah sebuah makanan yang berasal dari Korea yang dimana makanan tersebut
sudah mendunia dan makanan yang sangat laris dan banyak digemari oleh orang
banyak dikarenakan cita rasa yang enak dan unik serta memiliki harga yang
terjangkau dan memiliki manfaat untuk kesehatan tubuh.
2.2 Penelitian Relevan
2.2.1 Analisis Faktor-Faktor Yang Mebentuk Perubahan Minat Konsumen
Dari
Makanan Tradisional Menjadi Makanan Korea Di Indonesia (Arya Ardila)
Penelitian ini dilakukan oleh Amalia Tamara dan Ama Suyanto. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
menyebarkan kuesioner kepada masyarakat Indonesia yang pernah mengkonsumsi
makanan Korea dengan sampel sebanyak 353 orang dan metode nonprobability
sampling dengan sub teknik sampling adalah accidental sampling.
Hasilnya dari penelitian tersebut adalah analisa yang dilakukan menunjukkan bahwa
terdapat empat faktor yang membentuk perubahan minat penikmat makanan tradisional
menjadi makanan Korea, yaitu faktor lokasi, produk, gaua hidup, dan harga. Masing-
masing faktor diberikan nama ataupun label, yaitu Fasilitas dan Kenyamanan,
Keunikan Makanan, Gaya Hidup, dan Keterjangkauan Harga. Adapun karakteristik
responden yang digunakan dalam penelitian tersebut yang terdiri dari yang menyukai
makanan Korea, jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan dan pendapatan per
bulan. Berdasarkan hasil dari pengolahan data yang dilakukan peneliti-peneliti
tersebut, responded yang menyukai makanan Korea berjumlah 353 orang. Dari 353
orang tersebut, ternyata sebanyak 236 respondem berjenis kelamin perempuan paling
banyak yang menggemari makana Korea dibandingkan responded laki-laki, yang
didominasi oleh usia pada rentang 20-30 tahun, dan dengan pendidikan terakhir paling
banyak ditingkat Sekolah Menengah Atas sebanyak 190 orang. Pengujian analisi faktor
dalam penelitian tersebut menggunakan perangkat lunak IBM SPSS Statistics 25 yang
menganalisis enam variabel, yaitu: produk, harga, lokasi, promosi, kualitas layanan,
dan gaya hidup.
2.2.2 Eksistensi Makanan Tradisional Di Tengah Gempuran Makanan Korea
(Ahmad Farhan Maulana)
Penelitian ini dilakukan oleh Meyvla Anggraeni Candra, Orisan Valencia
Enjeladinata, dan Muhammad Rizky Widana. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif melalui wawancara bersama informan yang sesuai dengan topik
pembahasan jurnal tersebut yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam
kontak social secara alami dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang
mendalam..
Hasilnya dari penelitian yang diperolah dari penelitian tersebut adalah mengetahui
strategi yang dilakukan pelaku usaha makanan tradisional agar mampu bersaing di
pasar, ciri khas yang dimiliki makanan tradisional yang menjadi daya tarik tersendiri
bagi konsuen, serta tantangan yang dihadapi para pelaku usaha makanan tradisional
saat ini ketika perhatian masyarakat berpusat pada makanan Korea. Terdapat salah
satu poin yang diperoleh selama proses wawancara berlangsung, yaitu Ketertarikan
Untuk Menjual Makanan Tradisional Di Tengah Popularitas Makanan Korea. Inti dari
poin ini adalah bahwa tidak dapat dipungkiri bahwa ketertarikan pribadi memiliki
peran yang andil bagi para informan untuk tetap menjual makanan Tradisional.
2.2.3
Daftar Pustaka
Tamara, A., & Suyanto, A. M. A. (2019). Analisis Faktor-Faktor Yang
Membentuk Perubahan Minat Konsumen Dari Makanan Tradisional Menjadi
Makanan Korea Di Indonesia. Almana: Jurnal Manajemen dan Bisnis, 3(2), 291-
300.

Putri, K. A. (2019). Peningkatan Minat Terhadap Makanan Tradisional Melalui


Modifikasi Topping Kue Lupis Bakar Kekinian.

Adiasih, P., & Brahmana, R. K. (2015). Persepsi terhadap makanan tradisional


Jawa Timur: Studi awal terhadap mahasiswa perguruan tinggi swasta di Surabaya.
Kinerja, 19(2), 114-127.

Masbudi, M., Yuwono, E. C., & Kurniawan, A. S. (2014). Perancangan buku


pengenalan makanan khas Korea (Doctoral dissertation, Petra Christian
University).

Hans, G., Andjarwirawan, J., & Rostianingsih, S. (2017). Pembuatan Marketplace


Penjualan Makanan Khas Indonesia. Jurnal Infra, 5(1), 261-265.

Achnes, S., Sari, I. P., & Agus, A. K. (2015). Analisis Promosi Makanan Khas
Melayu Bolu Kemojo pada Gerai Al Mahdi Pekanbaru (Doctoral dissertation,
Riau University).

Sastroamidjojo, S. (1995). Makanan Tradisional, Status Gizi, dan Produktivitas


Kerja. Prosiding Widyakarya Nasional Khasiat Makanan Tradisional. Jakarta:
Kantor Menteri Agama Urusan Pangan

Muhilal, (1995). Makanan Tradisional Sebagai Sumber Zat Gizi dan Non Gizi
dalam Meningkatkan Kesehatan Individu dan Masyarakat. Widyakarya Nasional
Khasiat Makanan Tradisional.
Chandra, Y. I. (2016, October). Perancangan Aplikasi Resep Makanan
Tradisional Indonesia Menggunakan Pendekatan Agile Process Dengan Model
Extreme Programming Berbasis Android. In Seminar Nasional APTIKOM
(SEMNASTIKOM) (pp. 607-614).

Hans, G., Andjarwirawan, J., & Rostianingsih, S. (2017). Pembuatan Marketplace


Penjualan Makanan Khas Indonesia. Jurnal Infra, 5(1), 261-265.

Putri, N. N. A., Prasetyanto, F., & Sujana, A. P. (2023). Desain UI/UX Untuk
Aplikasi AR Pengenalan Makanan Khas Indonesia. eProceedings of Applied
Science, 9(3).

Achnes, S., Sari, I. P., & Agus, A. K. (2015). Analisis Promosi Makanan Khas
Melayu Bolu Kemojo pada Gerai Al Mahdi Pekanbaru (Doctoral dissertation,
Riau University).

Sugianto, S. A. (2020). Pengaruh experiential marketing dan service quality


terhadap repurchase intention melalui customer satisfaction pada Restoran
OJJU Tunjungan Plaza di Surabaya (Doctoral dissertation, Widya Mandala
Catholic University Surabaya).

Adiasih, P., & Brahmana, R. K. (2015). Persepsi terhadap makanan tradisional


Jawa Timur: Studi awal terhadap mahasiswa perguruan tinggi swasta di
Surabaya. Kinerja, 19(2), 114-127.

Alvita, D. (2017). Analisis Viral Marketing di Restoran Khas Korea di Kota


Bandung
Masbudi, M., Yuwono, E. C., & Kurniawan, A. S. (2014). Perancangan buku
pengenalan makanan khas Korea (Doctoral dissertation, Petra Christian
University).

Anda mungkin juga menyukai