Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKONSERVASI (BIO61115)

“KEARIFAN LOKAL DALAM KULINER INDONESIA”

Kelompok 3A: Rima Dwitaviani (1910421009), Abrar Abid Mahendra (1910421011), Anita Mayang Sari (1910421026),
Denny Bendrianis (1910422003), Annisa Murdwiantami (1910422013), Mega Lestari (1910422031), Hylda
(1910423003), Novi Ramadhani (1910423021)
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas

PENDAHULUAN
Keanekaragaman hayati merupakan bentuk kehidupan yang mencangkup gen, spesies tumbuhan, serta ekosistem dan proses
ekologi (Sutoyo, 2010). Keanekaragaman hayati menurut World Wildlife Fund dalam Mochamad Indrawan dkk (2007)
adalah jutaan tumbuhan, hewan dan mikroorganisme termasuk yang mereka miliki serta ekosistem rumit yang mereka
bentuk menjadi lingkungan hidup. Indonesia menjadi salah satu pusat keanekaragaman hayati dunia dan dikenal sebagai
Negara megabiodiversity. Keanekaragaman hayati yang tinggi tersebut merupakan kekayaan alam yang dapat memberikan
manfaat serbaguna dan mempunyai manfaat yang vital dan strategis, sebagai modal dasar pembangunan nasional serta
merupakan paru-paru dunia yang mutlak dibutuhkan baik pada masa kini maupun pada masa yang akan datang
(Suhartini,2009).
Suhartini (2009) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa kearifan lokal merupakan warisan nenek moyang kita
dalam tata nilai kehidupan yang menyatu dalam bentuk religi, budaya dan adat istiadat. Dalam perkembangannya
masyarakat melakukan adaptasi terhadap lingkungannya dengan mengembangkan suatu kearifan yang berwujud
pengetahuan atau ide, peralatan, dipadu dengan norma adat, nilai budaya, aktivitas mengelola lingkungan guna mencukupi
kebutuhan hidupnya. Penelitian Nababan (1995) menemukan bahwa beberapa masyarakat adat di Indonesia secara
tradisional berhasil menjaga dan memperkaya keanekaragaman hayati alami. Merupakan realitas bahwa sebagian besar
masyarakat adat masih memiliki kearifan adat dalam pengelolaan sumber daya alam. Sistem-sistem lokal diwariskan dan
ditumbuh-kembangkan terus menerus secara turun temurun.
Keanekaragaman ragaman hayati dapat dimanfaatkan oleh manusia salah satunya sebagai bahan pangan. Makanan
tradisional adalah warisan makanan yang diturunkan dan telah membudaya di masyarakat Indonesia. Makanan tradisional
juga sering didefinisikan sebagai makanan yang menunjukkan karakteristik suatu daerah dan nilai yang ada di dalam daerah
tersebut (Muhilal, 1995). Sementara itu Koentjarangningrat (2005), menyatakan bahwa di balik makanan sebagai produk
budaya, ada sistem sosial berupa aktivitas yang membentuk pola-pola perilaku dalam masyarakat maupun sistem kultural
berupa ide, gagasan, atau nilai yang menjiwai hidup masyarakat. Makanan sebagai hasil karya konkret dalam budaya tidak
dapat dipisahkan dari aktivitas makan maupun nilai-nilai filosofis yang mendasarinya di dalam masyarakat.
Praktikum ini bertujuan untuk memahami kearifan lokal yang terkandung dalam beragam kuliner Indonesia serta
menggali dan melestarikan nilai-nilai kearifan tersebut dengan menyebarkan luaskannya kepada khalayak.

METODOLOGI
Alat dan Bahan
Praktikum Kearifan Lokal Dalam Kuliner Indonesia dilaksanakan pada Senin, 04 Oktober 2021 pukul 09.20- 11.00
secara online via zoom. Praktikum ini menggunakan metode Focus Group Discussion dan pembuatan video singkat.
Adapun alat yang digunakan yaitu handphone atau kamera, aplikasi pengeditan video, dan juga media sosial. Fungsi dari
handphone atau kamera adalah untuk merekam video iklan mengenai pengenalan kuliner, aplikasi atau software untuk
membantu dalam pengeditan video, dan media sosial untuk menyebarluaskan video iklan makanan khas daerah di
Indonesia.

Cara Kerja
Adapun cara kerja dalam praktikum mengenai Kearifan Lokal Dalam Kuliner Indonesia ini adalah dengan dua
metode yaitu, focus group discussion dan pembuatan video singkat. Sebelum melakukan focus group discussion, dilakukan
wawancara kepada masyarakat disekitar tempat tinggal mengenai kuliner khas yang menjadi kearifan lokal daerah tersebut
dengan menanyakan beberapa pertanyaan seperti nama makanan ataupun minuman, nilai filosofis, dan hal lainnya yang
dianggap perlu. Kemudian dilakukan penelitian dan diskusi dengan group mengenai kuliner apa yang akan diperkenalkan
melalui video singkat. Setelah itu dilakukan pembuatan video dan pengeditan hingga kemudian disebarluaskan ke berbagai
sosial media untuk melihat dan menganalisis pendapat masyarakat mengenai kuliner tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan diperoleh diperoleh makanan dengan penilaian tertinggi yaitu Iwel-
iwel dan Lamang tapai dengan total nilai yaitu 24 dan 29. hasil penilaian terhadap masakan tradisional ini terlampir pada
tabel 1. Kuliner Iwel-iwel memiliki nilai kelangkaan 7, nilai filosofis 9, nilai bahan 3, nilai momen 5 dan total nilai dari
kuliner ini yaitu 24. Sedangkan Kuliner Lamang tapai memiliki nilai kelangkaan 7, nilai filosofis 8, nilai bahan 5, nilai
momen 9 dan total nilai dari masakan ini yaitu 29.
Dua kuliner tradisional dengan poin penilaian tertinggi juga dipromosikan melalui saluran youtube dan link video
disebar melalui sosial media, didapatkan hasil bahwa video kearifan lokal dalam kuliner Indonesia memperoleh respon
yang positif.

Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan didapat dua kuliner tradisional yang memiliki poin penilaian tertinggi dan
setelah dilakukan promosi pada channel youtube untuk kedua makanan tradisional tersebut dapat dilihat bahwa setelah
video diupload dan dipromosikan itu mendapat respon positif dari penonton yang ditunjukkan melalui komentar positif dan
mendukung untuk kedua makanan ataupun untuk penyaji video agar kedepannya juga mempromosikan makanan tradisional
lainnya yang belum banyak diketahui dan makanan tradisional yang langka ditemui di kalangan masyarakat saat ini.
Makanan tradisional yang dipromosikan adalah Iwel-iwel dan lamang tapai. Ditengah maraknya makanan cepat
saji, makanan tradisional yang terbuat dari ketan dan diberi kuah tapai ketan hitam ini masih menjadi primadona di saat
berbuka puasa. Makanan khas Padang ini terbuat dari ketan putih yang dibakar dan disajikan lengkap dengan tapai yang
terbuat dari ketan hitam. Proses pembuatan Lamang Tapai ini sangat tradisional dan unik. Untuk membuat lamang,
diperlukan sebilah ruas bambu muda. Setelah dicuci, beras ketan putih itu dicampur santan kelapa dan daun pandan serta
diberi sedikit garam. Kemudian beras itu dimasukkan ke ruas bambu muda yang bagian dalamnya dilapisi daun pisang.
Kemudian tuangkan santan ke dalamnya dan lalu dibakar. Membakarnya pun harus hati-hati agar ruas bambu itu tidak
sampai terbakar. Untuk proses pembuatan kuahnya, tapai yang terbuat dari ketan hitam itu lebih dahulu dikukus, lalu
ditaburi ragi yang telah dihancurkan hingga menjadi bubuk, kemudian ditutup dengan daun pisang. Didiamkan selama tiga
hari di tempat yang kering, hingga jadilah tapai ketan hitam. Lamang terasa lezat dan manis, bercampur sedikit rasa asam.
Lamang tapai ini juga mengeluarkan aroma khas yang menggugah selera untuk berbuka puasa. lamang tapai yang biasanya
disajikan di rumah-rumah masyarakat Minangkabau sebagai salah satu menu berbuka puasa, juga sering ditemukan pada
hari-hari besar agama dan perayaan adat masyarakat setempat.
Makanan kedua yaitu Iwel-iwel, kue tradisional yang berasal dari Jawa Timur ini memiliki cita rasa manis dan
gurih, kata Iwel-iwel sendiri berasal dari kata-kata doa "rabbighfirli waliwalidayya" dengan maksud agar anak yang
dilahirkan menjadi anak yang soleh dan berbakti bagi kedua orang tuanya. Namun, ada juga yang menyebutnya bahwa
Iwel-iwel berasal dari kata 'kemiwel' yang berarti menggemaskan. Saat ini Iwel-iwel sukar ditemukan di pasar maupun toko
kue, Biasanya kue ini banyak dicari saat ada acara selamatan bayi lahir.Sedangkan untuk membuat Iwel-iwel ini cukup
mudah, terlebih dahulu mencampurkan tepung ketan dan kelapa parut. Kemudian ditambahkan air sedikit demi sedikit,
sambil diuleni sampai kalis. Lalu, pada satu lembar daun pisang yang sudah dipotong, masukkan dua sendok makan adonan
tadi, lalu isi dengan gula merah di tengahnya. Kemudian, lipat dan sematkan daun pisang dengan lidi.

KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari 18 daftar kuliner kearifan lokal dalam
Indonesia, diperoleh makanan dengan penilaian tertinggi yaitu Iwel-iwel dengan total nilai 24 point dan Lamang tapai
dengan total nilai 29 point. Kuliner tersebut memiliki beragam kearifan lokal yang unik beserta filosofinya yang sangat
bermakna, namun seiring berkembangnya zaman, masyarakat sudah banyak yang melupakan filosofi-filosofi kuliner khas
dari suatu daerah tersebut. Sehingga diperlukannya edukasi semacam konservasi tradisi budaya kita sendiri dengan
harapannya agar kedepannya nilai-nilai budaya yang ada tidak habis termakan oleh zaman. Adapun nilai filosofi dari kuliner
yang penulis angkat yaitu Pertama, Iwel-iwel merupakan salah satu kuliner khas dari suku Jawa, dilihat dari bentuknya
seperti limas dengan lima sisi, secara filosofi bisa mewakili rukun Islam dengan satu ujung yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Kedua, lamang tapai merupakan salah satu kuliner khas suku Minang, filosofi kuliner ini diambil dari proses pembuatannya
yang disebut malamang, dalam malamang terkandung 4 nilai yaitu nilai sosial, nilai keagamaan, nilai historis dan nilai
ekonomis.
DAFTAR PUSTAKA

Indrawan, Mochamad, dkk. 2007. Biologi Konservasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Koentjaraningrat. 2005. Pengantar antropologi. Jakarta : Rineka Cipta

Muhilal, 1995. Makanan Tradisional Sebagai Sumber Zat Gizi dan Non Gizi dalam Meningkatkan Kesehatan Individu dan
Masyarakat. Jakarta.

Nababan, 1995. Kearifan Tradisional dan Pelestarian Lingkungan Di Indonesia. Jurnal Analisis CSIS : Kebudayaan,
Kearifan Tradisional dan Pelestarian Lingkungan. Tahun XXIV No. 6 Tahun 1995

Suhartini. 2009. Kajian Kearifan Lokal Masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Yogyakarta:
UNY.

Sutoyo. 2010. Keanekaragaman Hayati Indonesia. Buana Sains.

LAMPIRAN

Tabel 1. Penilaian Kearifan Lokal dalam Kuliner Indonesia

No Nama Masakan Kelangkaan Nilai Filosofis Bahan Momen Total

1 Urapan 1 8 1 7 17

2 Kolak 1 7 1 7 16

3 Galamai 4 9 3 5 21

4 Madu mongso 6 7 3 5 21

5 Katupek pitalah 1 1 10 8 20

6 Karupuak pitalah 1 1 10 7 19

7 Karupuak jangek 1 1 10 9 21

8 Dakak-dakak simabua 1 1 9 8 19

9 Ayam ingkung 4 8 2 8 21

10 Lepet 5 9 4 8 26

11 Iwel-iwel 7 9 3 5 24

12 Sasagun 5 6 1 4 16

13 Itak Pohul-Pohul 6 7 2 7 22

14 Lapek Bugih 1 4 10 5 20

15 Gudeg 4 2 5 7 18

16 Sate Klatak 5 3 4 4 16

17 Katan Sarikayo 3 5 2 7 17

18 Lamang Tapai 7 8 5 9 29
Link video Kelompok 3:

https://www.youtube.com/watch?v=PtO98bOg-zQ

Gambar 1. Screenshot hasil upload video youtube

Gambar 2. Respon penonton dari video Kelompok 3

Anda mungkin juga menyukai