Anda di halaman 1dari 17

INVENTARISASI MAKANAN TRADISIONAL JAWA UNSUR SESAJI

DI PASAR-PASAR TRADISIONAL KABUPATEN BANTUL

Endang Nurhayati, Mulyana, Venny Indria Ekowati, Avi Meilawati


FBS Universitas Negeri Yogyakarta
email: endang_ bs@yahoo.com

Abstrak: Inventarisasi Makanan Tradisional Jawa Unsur Sesaji di Pasar-


Pasar Tradisional Kabupaten Bantul. Tujuan penelitian ini adalah: (1)
menginventarisasi makanan tradisional Jawa jenis jajan pasar di pasar-pasar
tradisional Kabupaten Bantul; (2) mendeskripsikan namamakanan tradisional
Jawa unsur sesaji di berbagai ritual Jawa. Jenis penelitian ini adalah penelitian
survey, yang menggunakan pendekatan teori etnolinguistik. Penelitian dilakukan
di 27 pasar tradisional Kabupaten Bantul. Hasil penelitian menunjukan ada
45 jenis jajan pasar yang masih dijual di pasar tradisional Kabupaten Bantul.
Makanan terbuat dari bahan baku singkong, beras, jagung, dan gandum. Cara
pengolahan makanan ada yang digoreng, dikukus, direbus dan dibakar. Selain
makanan tersebut ditemukan pula jenis makanan umbi-umbian, dan kacang-
kacangan. Dari 45 jenis jajan pasar tersebut tidak seluruhnya masuk unsur sesaji
Jawa. Nama makanan yang termasuk sesaji antara lain: ketan, kolak, apem,
aneka jenang, peyek, kacang-kacangan, umbi-umbian rebus atau lazim disebut
pala kependhem, jadah, wajik, dan lemper.

Kata kunci: inventarisasi, makanan tradisional Jawa, unsur sesaji

Abstract: Inventories Javanessee Traditional Offering Food in Bantul


Traditional Market. This research aims to (1) inventories Javanessee traditional
food in Bantul traditional market, (2) describes the name of traditional food as
offerings which is related with Javanesee philosophy in Javanessee tradition.
It employed the survey technique, it used ethnolinguistic approach. The data
sources were collected from 27 traditional markets in Bantul. There were 45
kinds of jajan pasar in traditional market in Bantul region. The food were made
from cassava, rice, corn, and lour. The coocking techniques were fried, boiled,
steam and roasted. There were food made from peanut and tuber. The food used
for offerings were ketan, kolak, apem, jenang, peyek, kacang-kacangan, pala
kependhem, jadah, wajik and lemper.

Keywords: inventory, javanessee traditional food, offerings

PENDAHULUAN sebagai sarana pemenuhan kebutuhan


Berbagai jenis makanan dapat gizi seseorang, tetapi juga berguna
dipakai sebagai salah satu ukuran tinggi untuk mempertahankan hubungan
rendahnya kebudayaan dari suatu antarmanusia, manusia dengan Tuhan,
bangsa. Makanan tradisional merupakan dan dapat pula dipromosikan untuk
wujud budaya yang berciri kedaerahan, menunjang pariwisata yang selanjutnya
spesi ik, beraneka macam, dan jenisnya dapat dijadikan sumber pendapatan
mencerminkan potensi alam daerah daerah.
masing-masing. Makanan tidak hanya

124
Inventarisasi Makanan Tradisional Jawa...(Endang Nurhayati dkk)

Masyarakat Indonesia, salah satunya tersebut ditandai oleh adanya situs-situs


masyarakat Jawa sejak dahulu kala budaya, dan pemertahanan adat yang
sudah memiliki makanan tradisional diyakininya.
yang mantap, baik makanan utama, jajan Upacara adat yang masih berlaku DI
pasar,ataupun minuman tradisionalnya. Kabupaten Bantul antara lain nyadran,
Kondisi yang seperti itu menyebabkan majemukan, bersih desa, dan upacara
masyarakat Indonesia lebih memilih daur hidup. Upacara nyadran yang
mengkonsumsi makanan tradisional terkenal adalah nyadran Makam Sewu
yang lezat, sehat, aman, dan sesuai yaitu ritual mendoakan dan ngalab
dengan keyakinan, moral, dan budaya berkah kepada Panembahan Bodho
mereka (Susanto dalam Rosyidi, 2011). yang dimakamkan di makam tersebut.
Menurut penelitian Retnaningsih Ritual bersih desa atau majemukan
dan Pratiwi, jenis makanan tradisional masih diselenggarakan di hampir setiap
Jawa di Kota Yogyakarta ada 73 jenis kecamatan, lazimnya setelah panen raya.
yang terbuat dari bahan baku non umbi. Penyelenggaraan upacara tersebut selalu
Rata-rata kandungan gizi (energi, protein menghadirkan makanan untuk peserta
dan lemak) dari makanan tradisional ritual dan makanan khas untuk sesaji
non umbi per ukuran penyajian tersebut ritual. Makanan untuk sesaji selalu berciri
yaitu: energi (34,39 s/d. 215,84 kkal), kedaerahan, atau produk setempat.
protein (0,8 s/d. 15.59 g) dan lemak (0,6 Hal ini disebabkan oleh keyakinan dan
s/d. 16,67 g). Jenis makanan tradisional harapan yang disimbolkan pada jenis
berikutnya terbuat dari bahan baku makanan yang disajikan. Setiap makanan
umbi-umbian sebanyak 44 jenis, dengan memiliki makna, yang konsepnya berupa
rata-rata kandungan gizi (energi, protein harapan dan keinginan para pelaku
dan lemak) per ukuran penyajian adalah upacara terhadap Tuhannya.
sebagai berikut: energi (88 s/d. 502 Disamping upacara adat yang
kkal), protein (0,60 s/d. 5.60 g) dan bersifat masal atau sosial seperti di atas,
lemak (0,30 s/d. 28,10 g) (Retnaningsih ritual Jawa yang bersifat pribadi masih
dan Pratiwi, 2004). Kandungan gizi juga diselenggarakan. Upacara adat yang
yang sangat bervariasi dari makanan dimaksud antara lain tingkeban atau
tradisional itu disebabkan oleh variasi upacara kehamilan tujuh bulan, mantu
jenis makanan beserta komposisi bahan atau pernikahan, selapanan, khitan,
lainnya. dan nyewu pada upacara selamatan
Penelitian di atas, dilakukan di kematian, dan lain-lainnya. Dalam
Kota Yogyakarta. Untuk melengkapi upacara ini makanan tradisional akan
peta makanan tradisional Jawa di DIY hadir untuk ubarampe sajen, kenduri
perlu dilakukan penelitian sejenis dan suguhan para tamu atau orang-orang
di kabupaten-kabupaten. Salah satu yang terlibat dalam ritual tersebut.
kabupaten yang memiliki aneka ragam Berdasarkan fakta sejarah, Indonesia
makanan tradisional adalah Kabupaten mempunyai ragam budaya, adat, tradisi
Bantul. Berdasarkan kajian pustaka dan kehidupan yang khas dan otonom,
di Kabupaten Bantul belum pernah termasuk penyediaan bahan pangan.
dilakukan penelitian mengenai jenis Sebagai Negara berbasis pertanian dan
makanan tradisional. Padahal Kabupaten kelautan Indonesia pantas menjadi
Bantul merupakan salah satu kabupaten negara swasembada pangan. Dengan
yang memiliki keragaman budaya. Hal kondisi tersebut tidak mengeherankan

125
Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 19, No.2, Oktober 2014: 124-140

jika ketahanan pangannya kuat. Pangan memiliki citarasa yang sesuai dengan
tradisional yang berbasis sumber alam, seleranya (http: //www.deptan.go.id).
dan hayati, menjadi penopang utama Kuhnlein and Receveur (Kwik, 2008)
ketahanan pangan dan ketahanan mende inisikan makanan tradisional
industri makanan lokal, yang sangat sebagai implikasi sebuah proses social
dibutuhkan untuk mencukupi kehidupan kebudayaan seperti kutipan berikut.
sehari-hari dan ritual masyarakat Traditionalfoodsystemsofindigenous
setempat. peoples can be de ined to items that are
Seiring dengan kemajuan jaman dan from the local, natural environment that
era keterbukaan komunikasi, makanan are culturally acceptable. It also includes
tradisional juga mengalami dampak the sociocultural meanings, acquisition/
buruk globalisasi, yaitu terpinggirkan. processing techniques, use, composition,
Makanan tradisional mulai ditinggalkan and nutritional consequences for the
oleh masyarakat lokal yang beralih ke people using the food (Kuhnlein and
makanan import. Oleh karena kondisi Receveur, 1996).
tersebut, maka perlu digalakkan lagi Dari pengertian ini dan uraian-
rasa cinta terhadap makanan tradisional, uraian di atas, makanan tradisional tidak
khususnya masyarakat Daerah Istimewa hanya berfungsi sebagai bahan makanan
Yogyakarta yang menjadi sentral pokok yang dikonsumsi semata, tetapi
budaya Indonesia. Hal ini sesuai dengan juga mempunyai fungsi sosial, fungsi
ungkapan walikota Depok bahwa pangan ritual, dan menjadi simbol identitas
lokal memiliki keunggulan tersendiri suatu masyarakat tertentu, dan pada
daripada pangan impor. kajian ini masyarakat Bantul khususnya.
Gerakan mencintai makanan lokal Secara umum, sumber makanan
(tradisional), harus terus digalakkan terbagi menjadi dua golongan besar,
sebab makanan tradisional seperti yaitu makanan yang bersumber dari
jagung, ubi jalar, singkong, mbili, kimpul, hewani dan makanan yang bersumber
ganyong, dan sejenisnya memiliki gizi dari makanan hayati. Data dari Deptan
tinggi. Disamping memiliki gizi tinggi, (http: //www.deptan.go.id/pesantren/
jugaalami karena tidak mengandung zat bkp) menunjukkan bahwa ada empat
kimia. Sementara makanan sekarang kelompok pangan yang dikonsumsi
justru berbahaya bagi kesehatan masyarakat, yaitu kelompok pangan
manusia, karena banyak mengandung pokok, pangan tradisional, pangan lokal,
zat kimia dan campuran bahan-bahan dan pangan asli.
berbahaya (http: //www.suaramerdeka. PanganPokok,adalahpangansumber
com). karbohidrat yang sering dikonsumsi
Makanan tradisional adalah atau dikonsumsi secara teratur sebagai
makanan, minuman, makanan jajanan makanan utama, selingan, sebagai
serta bahan campuran yang digunakan sarapan atau sebagai makanan pembuka
secara tradisional dan telah lama atau penutup.Pangan Tradisional, adalah
berkembang secara spesi ik di daerah makanan yang dikonsumsi masyarakat
atau masyarakat Indonesia. Biasanya golongan etnik dan wilayah yang
makanan tradisional diolah dari resep spesi ik, diolah dari resep yang dikenal
yang sudah dikenal oleh masyarakat masyarakat, bahan-bahannya diperoleh
setempat dengan bahan-bahan yang dari sumber lokal dan memiliki rasa yang
diperoleh dari sumber lokal yang relatif sesuai dengan selera masyarakat

126
Inventarisasi Makanan Tradisional Jawa...(Endang Nurhayati dkk)

setempat. Pangan Lokal, adalah pangan tertentu dengan tiga tujuan penting,
yang diproduksi setempat (satu wilayah/ yaitu mendeskripsikan keadaan alami,
daerah) untuk tujuan ekonomi dan atau mengidenti ikasi secara terukur, dan
konsumsi. Pangan lokal tersebut berupa menentukan hubungan sesuatu yang
bahan pangan baik komoditas primer hidup (Sukardi, 2011). Tujuan penelitian
maupun sekunder. Pangan asli adalah untuk menginventarisasi jenis makanan
pangan yang asal-usulnya secara biologis tradisional di Kabupaten Bantul
ditemukan di suatu daerah (http: // khususnya makanan tradisional yang
www.deptan.go.id). berjenis jajan pasar. Adapun tujuan
Dari keempat kelompok tersebut, penelitian adalah sebagai berikut, (1)
semuanyadapat dijadikan dasar untuk untuk mendeskripsikan jenis jajan
mende inisikan makanan tradisional. pasar yang masih terjual di pasar-pasar
Berdasarkan penjelasan tersebut tradisional Kabupaten Bantul, dan (2)
makan-an tradisional adalah makanan untuk mendeskripsikan nama jajan pasar
yang dikonsumsi oleh etnik tertentu, yang termasuk unsur sesaji di berbagai
dengan sumber bahan yang terdapat di ritual Jawa.
sekitarnya, dibedakan menjadi makanan Pendekatan teori yang digunakan
pokok dan selingan. Kelompok bahan dalam penelitian ini adalah pendekatan
pangan tradisional dapat dibedakan sosiokultural dan etnolinguistik. Sosio-
sebagai berikut: (a) jenis padi-padian kultural adalah kajian yang berfokus
meliputi beras, jagung, sorghum dan pada kebiasaan hidup atau perilaku
terigu; (b)jenis umbi-umbian meliputi: budaya suatu masyarakat. Masyarakat
ubi kayu, ubi jalar, kentang, talas dan yang dirujuk dalam penelitian ini
sagu; (c) jenis pangan hewani meliputi: adalah masyarakat Jawa. Oleh karena
ikan, daging, susu dan telur; (d) jenis itu tolok ukur atau parameter kevalidan
minyak dan lemak meliputi: minyak direferensikan ke budaya Jawa, atau
kelapa, minyak sawit; (e) jenis buah/ kebiasaan-kebiasaan hidup masyarakat
biji berminyak yaitu kelapa daging; Jawa.
(f)jenis kacang-kacangan meliputi: Pendekatan etnolinguistik adalah
kedelai, kacang tanah, kacang hijau; (g) pendekatan teori yang merujuk pada
gula meliputi: gula pasir, gula merah; derivasi bahasa melalui perilaku budaya
(h) sayur dan buah meliputi: semua masyarakat pemakai bahasa yang dikaji.
jenis sayuran dan buah-buahan yang Dalam penelitian ini bahasa dan budaya
biasa dikonsumsi; (i) jenis pangan yang diacu adalah budaya dan bahasa
yang lain antara lain: teh, kopi, coklat, Jawa. Berdasarkan uraian tersebut maka
bumbu-bumbuan, empon-empon, yang pemaknaan benda atau sign dari jajan
semuanya bisa jadi bahan makanan dan pasar yang terinvetarisasi didasarkan
minuman. pada kebiasaan hidup dan kebiasaan
berbahasa masyarakat Jawa.
METODE Penelitian ini dilakukan di pasar
Penelitian ini adalah penelitian tradisional di Kabupaten Bantul. Jumlah
survei, yang dilakukan di pasar-pasar pasar tradisional yang teridentivikasi
tradisional di Kabupaten Bantul. ada 29 pasar. Namun berdasarkan data
Penelitian survei adalah penelitian yang diperoleh, ada dua buah pasar
yang mengumpulkan data pada saat yang tidak bisa menjadi lokasi penelitian

127
Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 19, No.2, Oktober 2014: 124-140

karena pasar tersebut adalah pasar pasar yang banyak digunakan untuk sajen
hewan, yaitu: (1) Pasar hewan Pandak antara lain apem, ketan, kolak, lemper,
dan (2) Pasar hewan Imogiri. Rincian jadah, wajik, jenang-jenangan, pala
nama-nama pasar tersebut dapat dilihat kependhem kukus/rebus, sedangkan
di bawah ini (Kantor Pengelolaan Pasar jenis lain muncul secara kebetulan
Kabupaten Bantul, 2010). jika dibeli dan dijadikan unsur sesaji
yang lazim disebut tukon pasar atau
HASIL DAN PEMBAHASAN sesaji hasil belanjaan di pasar. Agar ada
Hasil survei di 27 pasar tradisional gambaran jenis makanan hasil survei,
di Kabupaten Bantul terindentivikasi dan makaberikut ini akan disajikan beberapa
teriventaris sebanyak 45 jenis makanan sampel jajan pasar dari berbagai bahan
kecil tradisional atau jajan pasar. Makanan bakunya.
tersebut dikategorikan menjadi 5 ketegori
yaitu makanan yang terbuat dari singkong Beberapa Contoh Jenis Jajan Pasar Di
dan ubi jalar, makanan yang terbuat dari Pasar-pasar Tradisional Kabupaten
beras, makanan yang terbuat dari jagung, Bantul
makanan yang terbuat dari umbi-umbian, Jenis Makanan Tradisional yang Terbuat
dan makanan yang terbuat dari kacang- dari Bahan Baku Singkong dan Ubi Jalar
kacangan serta bahan baku lain seperti Berdasarkan hasil survei, makanan
gandum, rumput laut dan lain sebagainya. tradisional yang terbuat dari bahan baku
Jajan pasar diolah dengan tiga teknik singkong adalah: (1) Timus, (2) Gethuk,
tradisional yaitu direbus dan dikukus, (3) Cenil, (4) Thiwul Ayu, (5) Thiwul, (6)
digoreng, dan dibakar. Gathot, (7) Gethuk Goreng, (8) Lenthuk,
Jajan pasar yang terinventarisasi (9) Sawut, (10) Lemet, dan (11) Growol.
juga masih digunakan sebagai ubarampe Makanan-makanan tersebut diolah
sajen pada ritual tertentu. Jenis jajan dengan cara dikukus dan digoreng.

(BNCBS+FOJT.BLBOBO5SBEJTJPOBMZBOH5FSCVBUEBSJ4JOHLPOHEBO6CJ+BMBS

128
Inventarisasi Makanan Tradisional Jawa...(Endang Nurhayati dkk)

Penjelasan rinci cara pengolahan, alat pengukus, alat penumbuk, gilingan


dan bahan-bahannya dengan contoh daging untuk Gethuk Lindri, dan tambir
beberapa jenis makanan adalah sebagai atau tampah.
berikut. Cara mengolah: kupas singkong,
cuci bersih, lalu dikukus. Setelah matang,
Timus singkong ditaburi garam secukupnya,
Bahan baku untuk membuat Timus dan ditumbuk halus. Hasil tumbukan
adalah ubi jalar. Bahan yang lain berupa: diratakan di tambir atau nyiru. Gethuk
gula pasir, kelapa parut, garam, tepung siap dipasarkan dan penghidangannya
kanji/pati singkong, dan minyak goreng. dengan ditaburi kelapa parut.
Peralatan yang dibutuhkan adalah pisau, Gethuk Manis, Gethuk Ayu, dan
soblok untuk mengukus, lumpang dan Gethuk Lindri, dalam menumbuk
alu untuk menumbuk. ditambahkan gula Jawa atau gula
Cara mengolah: kupas ubi jalar, pasir sesuai keperluan. Gethuk Manis
cuci bersih, lalu kukus. Setelah ubi jalar ditumbuk sampai halus saja, sehingga
matang ditumbuk halus, tambahkan teksturnya halus dan tidak sangat
bahan yang lain campur rata. Adonan pekat. Berbeda dengan Gethuk Manis,
berikutnya dibentuk/dicetak oval Gethuk Ayu ditumbuk sampai pekat,
dengan ukuran dalam kepalan tangan sehingga bertekstur halus pekat/alot.
orang dewasa, lalu digoreng hingga Berikutnya, untuk Gethuk Lindri cara
warna kuning keemasan, angkat tiriskan. menghaluskannya menggunakan alat
Olahan ini siap dipasarkan. penggiling daging. Hasilnya dipotong-
Timus di jual perbiji berkisar potong sekitar 4 sampai 5 cm. Gethuk
antara Rp. 500,- hingga Rp. 1000,-. Lindri biasanya diberi warna merah,
Nilai ekonomis penjualan Timus, jika cokelat, kuning dan hijau. Gethuk Lindri
dibanding dengan makanan modern dihidangkan dengan ditaburi kelapa
terbilang masih sangat murah. Makanan parut, atau kelapa parut yang dicampur
modern yang beredar di pasar yang sama, gula pasir. Gethuk-gethuk tersebut
bernilai jual lebih tinggi, rata-rata di siap dipasarkan. Secara nilai ekonomis
atas Rp. 2000,- Dengan demikian dapat Gethuk Lindri dan Gethuk Ayu, memiliki
diambil kesimpulan bahwa makanan daya jual tinggi dibanding gethuk yang
tradisional perlu diupayakan cara untuk lainnya. Hal ini disebabkan tampilan dan
mengembangkan ke kualitas yang lebih tambahan bahan yang lain. Gethuk dijual
baik agar memiliki daya saing dan daya diseluruh pasar yang disurvey, kecuali
jual tinggi, setidaknya sama dengan Gethuk Ayu hanya ditemukan di Pasar
makanan modern yang beredar di pasar Bantul dan Pasar Ngipik.
yang sama. Makanan ini ditemukan di
seluruh pasar yang disurvei. Gethuk Goreng
Bahan baku sama dengan Gethuk
Gethuk yang lain, dan ditambah tepung terigu
Bahan baku untuk membuat dan minyak goreng.
Gethuk adalah singkong. Bahan yang lain Cara mengolah, sama Gethuk Ayu.
adalah: garam dan kelapa parut, serta Hasil tumbukan dicetak bulat-bulat
gula Jawa untuk gethuk manis, Gethuk sebesar kelereng dan digoreng. Hasilnya
Ayu, dan Gethuk Lindri. Peralatan yang siap dipasarkan.
diperlukan adalah pisau, soblok atau

129
Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 19, No.2, Oktober 2014: 124-140

Gethuk goreng dibanding dengan sampai kalis. Bentuk bulat-bulat kecil,


gethuk lainnya memiliki harga jual yang dan dikukus. Cara penghidangan taburi
lebih tinggi, karena proses pembuatannya cenil dengan kelapa parut.
lebih lama, serta dibutuhkan bahan Cenil ditemukan di semua pasar yang
tambahan minyak goreng. Gethuk Goreng disurvei. Makanan ini memiliki harga
tidak ditemukan di Pasar Pundong. Hal ini jual yang relatif sama, antara Rp.500,-
disebabkan pedagangnya tidak berjualan sampai Rp.1000.- untuk wilayah kota
di pasar lain, sedangkan pedagang seperti Pasar Bantul dan Niten. Meskipun
lain mengatakan terlalu ribet untuk demikian di Niten masih melayani harga
membuat, dan membutuhkan waktu lama. Rp.500,- karena kasihan, atau tidak tega,
Pembelinya pun tidak terlalu banyak. apalagi pelanggan. Makanan ini terjual
diseluruh pasar yang disurvei.
Cenil
Bahan baku untuk membuat Cenil Jenis Makanan Tradisional yang Terbuat
adalah: tepung kanji, gula pasir, kelapa dari Bahan Baku Tepung Beras
parut, garam, dan pewarna makanan. Berdasarkan hasil survei, makanan
Peralatan yang dibutuhkan adalah panci tradisional yang terbuat dari bahan baku
pengukus, baskom, dan nampan. tepungberasadalah: (1)nagasari,(2)lapis,
Cara mengolah: campurtepungkanji, (3) apem, (4) adrem, (5) srabi, (6) cara,
gula pasir dan sedikit garam, kemudian (7) jenang sum-sum, (8) jenang abang,
diberi air sedikit demi sedikit dan diuleni (9) cucur. Makanan-makanan tersebut

(BNCBS+FOJT.BLBOBO5SBEJTJPOBMZBOH5FSCVBUEBSJ5FQVOH#FSBT

130
Inventarisasi Makanan Tradisional Jawa...(Endang Nurhayati dkk)

diolah dengan cara dikukus dan digoreng. rumahan. Alat-alat yang digunakan
Penjelasan rinci cara pengolahan, dan cukup sederhana, antara lain: baskom,
bahan-bahannya dari beberapa jenis yang soblok (alat pengukus tradisional), dan
dicontohkan adalah sebagai berikut. kompor. Daya jual pedagang di pasar
tradisional untuk kue ini antara 20-
Nagasari 30 buah/hari. Untuk kue tradisional
Nagasari adalah sejenis kue tradi- yang dijual di pasar, bahannya belum
sional yang terbuat dari bahan baku uta- menggunakan bahan tambahan. Akan
ma tepung beras. Kue ini cukup terkenal tetapi pada masa sekarang ini, bahan
sehingga seringkali disajikan dalam pembuat nagasari dapat diganti dengan
acara-acara pertemuan. Nagasari juga tepung hankue agar lebih kenyal. Selain
merupakan salah satu kue basah yang itu, santan juga seringkali diganti dengan
kerap menjadi bagian dalam upacara susu rendah lemak. Berdasarkan hasil
tradisional Jawa seperti upacara bakti wawancara dengan para produsen
kepada leluhur. Kue ini dimasak dengan nagasari, disebutkan bahwa kue ini tidak
cara dikukus. Selain sebagai nama diberi bahan tambahan seperti pengawet
makanan, nagasari juga merupakan nama maupun pewarna.
dari salah satu motif batik. Nama nagasari
(Palaquium rostratum) juga diabadikan Kue Apem
sebagai nama pohon suci yang kayunya Kue apem adalah sejenis kue
dipercaya dapat memberikan manfaat tradisional yang terbuat dari bahan baku
perlindungan dari roh jahat, dan tenung. utama tepung beras. Kue ini populer
Juga bermanfaat untuk keselamatan dan di kalangan orang Jawa. Di tengah-
kewibawaan. tengah maraknya industri bakery, kue
Bahan baku untuk membuat apem tetap bisa bertahan dikarenakan
Nagasari adalah: gula pasir, tepung rasanya yang khas. Tekstur yang empuk
beras, tepung tapioka, santan, garam dan lembut juga merupakan daya tarik
secukupnya, daun pandan, pisang raja, jajanan tradisional ini. Selain dari segi
dan daun pisang. rasa, kue apem juga mempunyai makna
Cara membuat kue Nagasari: masak yang penting bagi masyarakat Jawa.Apem
santan,daunpandan,dan gula sampaigula dipercaya berasal dari kata dari bahasa
meleleh, larutkan tepung beras dengan Arab afuum yang berarti pemberian maaf
sedikit air, masukkan dalam campuran (ampunan) atau pengayoman.
santan, masak diatas api kecil, aduk terus Oleh karena itu, apem akrab dengan
sampai setengah matang dan mengental, orang Jawa, karena kue ini bukan saja
angkat adonan, ambil selembar daun dipandang sebagai makanan, tetapi juga
pisang, taruh beberapa sendok adonan. sebagai bentuk doa untuk memperoleh
Letakkan potongan pisang di tengah- pengampunan dan pengayoman.Hampir
tengah adonan dan tutup lagi dengan semua ritual upacara tradisional Jawa
adonan, bungkus rapi, kemudian lipat menggunakan apem sebagai sesajian.
bagian ujung daun pisang, kukus selama Misalnya dalam upacara selama masa
45 menit. kehamilan, upacara tradisional sunatan,
Pembuatan kue nagasari yang dijual upacara pernikahan, sampai upacara
di pasar-pasar di Kabupaten Bantul, kematian. Bahkan tradisi-tradisi unik
umumnya masih menggunakan cara di Jawa juga terkait dengan kue ini.
tradisional dan dibuat oleh industri Misalnya upacara ngapem di lingkungan

131
Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 19, No.2, Oktober 2014: 124-140

kraton Yogyakarta yang dipimpin oleh Jenang Sumsum


permaisuri Sultan Hamengkubuwana. Jenang sumsum adalah makanan
Terdapat pula upacara Ruwahan yang tradisional yang termasuk jenis bubur.
kegiatan utamanya membuat kue apem. Jenang sumsum dikenal luas dan
Ruwahan dilaksanakan menjelang bu- termasuk makanan tradisional yang
lan Ramadhan. Apem pada upacara ini sampai sekarang masih menjadi favorit.
bermakna permohonan ampun agar Untuk memasak jenang sumsum,
bersih dari dosa, sebelum menjalankan diperlukan ketelitian dan kesabaran agar
ibadah puasa. Selain itu terdapat pula teksturnya halus dan cita rasanya gurih.
upacara sebar apem yang dikenal dengan Jenang sumsum juga banyak digunakan
nama Upacara Yaa Qo Wi Yuu. Pada upa- dalam upacara tradisional Jawa seperti
cara ini disebar kurang lebih 4 ton apem upacara tingkeban, pernikahan adat
yangdiperebutkanolehpengunjung.Apem Jawa, dan lain-lain.
yang didapat pada upacara ini dipercaya Bahan Jenang sumsum: tepung
mempunyai khasiat dapat menyuburkan beras, daun pandan (bersihkan dan
tanah, melariskan jualan, dan lain-lain. sobek lalu simpul), santan kental (hasil
Bahan untuk membuat apem adalah: parutan 1 butir kelapa tua), garam.
tepung beras, tepung kanji, gula pasir, Bahan kuah: air bersih, gula merah
santan, ragi, garam secukupnya, satu (disisir halus), daun pandan (bersihkan
butir telur, kelapa parut. dan buat simpul).
Cara membuat kue apem: Semua Cara membuat jenang: bagilah
bahan (kecuali minyak/mentega) santan ke dalam dua wadah yang berbeda,
dicampur menjadi satu dan di beri panaskan santan pada wadah pertama
air secukupnya. Campurkan sedikit bersama dengan simpulan daun pandan
demi sedikit sampai menjadi adonan menggunakan api kecil sambil terus
yang bisa dibentuk. Dicampur sampai diaduk, jangan sampai santan pecah.
lembut. Pukul-pukul adonan selama 15 Santan pada wadah kedua dicampur
menit. Masukkan telur dan kelapa parut. dengan tepung beras dan garam, aduk-
Adonan diaduk dan di diamkan (kurang aduk hingga semua bahan tercampur
lebih 1 jam) sampai mengembang. rata. Kemudian tuangkan pada wadah
Adonan dituangkan ke cetakan kemudian kedua kedalam campuran santan pada
dibakar. Cetakan dalam keadaan panas wadah pertama yang sedang dipanaskan,
dan sudah di olesi minyak/mentega. aduk-aduk terus kedua campuran hingga
Pembuatan kue apem yang dijual menjadi bubur yang kental. Setelah
di pasar-pasar di Kabupaten Bantul, dirasa cukup matang segera angkat dan
umumnya masih menggunakan cara biarkan dingin.
tradisional dan dibuat oleh industri Cara membuat kuah: campurkanlah
rumahan. Alat-alat yang digunakan air bersama gula serta daun pandan
cukup sederhana, antara lain: Cetakan dan aduk-aduk hingga menyatu dan
alumunium, sothil (spatula) ukuran kecil, rata. Kemudian rebuslah campuran gula
dan kompor minyak. Daya jual pedangang dengan menggunakan api sedang hingga
di pasar tradisional untuk kue ini kurang mengental, jika dirasa cukup segera
lebih 10 kg/ hari atau setara dengan 40 angkat dan sisihkan hingga dingin.
buah apem/ hari. Jenang sumsum yang dijual di
pasar-pasar tradisional di Kabupaten

132
Inventarisasi Makanan Tradisional Jawa...(Endang Nurhayati dkk)

Bantul umumnya masih menggunakan dalam proses pembuatan jenang abang


cara tradisional dan dibuat oleh industri masih cukup sederhana, antara lain:
rumahan. Jenang ini tidak banyak Sendok sayur, panci, ayak, dan parut.
mengalami perubahan bentuk maupun Daya jual pedagang di pasar tradisional
cara penyajian. Alat-alat yang digunakan untuk kue ini biasanya mencapai 1,5 kg
dalam proses pembuatan jenang sumsum per hari dengan rata-rata keuntungan
masih cukup sederhana, antara lain: Rp. 25.000, dengan modal Rp. 150.000,-.
Sendok sayur, panci, ayak, dan parut.
Daya jual pedagang di pasar tradisional Jenis Makanan Tradisional yang Terbuat
untuk kue ini biasanya mencapai 1,5 kg dari Bahan selain Singkong dan Beras
per hari dengan rata-rata keuntungan
Rp. 25.000,-, dengan modal Rp. 150.000,-. Tempe Benguk, Tempe Kara, Tempe
Gembus, dan Tempe Kedelai
Jenang Abang Bahan baku pembuatan tempe
Jenang abang, seperti halnya jenang benguk, kara, gembus, dan kedelai
sumsum, juga termasuk makanan adalah kacang benguk, kacang kara,
tradisional yang sejenis bubur. Jenang kacang kedelai, kedelai, ampas tahu.
abang dikenal luas dan termasuk Alat yang diperlukan adalah panci untuk
makanan tradisional yang sampai merebus, tenggok untuk menginjak
sekarang masih menjadi favorit. Untuk saat membersihkan kulitnya, tambir,
memasak jenang abang, diperlukan atau tampah pisau dan telenan untuk
ketelitian dan kesabaran agar teksturnya memotong benguk. Daun pisang untuk
halus dan cita rasanya gurih. Jenang membungkus.
abang juga banyak digunakan dalam Cara pembuatan: kukus benguk, kara
upacara tradisional Jawa seperti upacara atau kedelai sampai empuk. Bersihkan
kelahiran, pernikahan adat Jawa, dan kulitnya dengan cara menginjak-injak.
lain-lain. Rendam kacang kara, dan potongan
Bahan-Bahanyangdibutuhkan: gram benguk yang sudah bersih selama sehari
beras, santan encer, santan kental, gula semalam dengan berkali-kali mengganti
merah sisir, daun pandan yang dibentuk air agar racunnya hilang. Hari kedua
simpul, garam secukupnya. kacang kara, benguk, kedelai direbus,
Cara membuat: masaklah beras setelah empuk diangkat, ditiriskan,
dicampur dengan santan encer, garam didinginkan lalu diusari/diberi ragi
dan daun pandan hingga mengental tempe sampai rata. Kacang yang sudah
menjadi bubur. Jika sudah tuangkan diberi ragi lalu dibungkus dengan daun
santan yang kental tunggu beberapa saat pisang. Bungkusan kacang ditutup kain
kemudian angkat. Tambahkan sisiran atau dikumpulkan agar hangan semalam,
gula merah aduk hingga warnanya pagi lepas kerukupnya dan diurai. Sore
berubah. tempe sudah jadi. Proses pembuatan
Jenang abang yang dijual di pasar- Tempe Gembus sama seperti tempe
pasar tradisional di Kabupaten Bantul yang lain. Ampas tahu dikukus, setelah
umumnya masih menggunakan cara matang didinginkan dan diberi ragi lalu
tradisional dan dibuat oleh industri dibungkus dengan daun, ditutup kain
rumahan. Jenang ini tidak banyak atau penutup yang lain semalam, diurai
mengalami perubahan bentuk maupun dan paginya tempe siap diolah.
cara penyajian. Alat-alat yang digunakan

133
Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 19, No.2, Oktober 2014: 124-140

(BNCBS+FOJT.BLBOBO5SBEJTJPOBM
ZBOH5FSCVBUEBSJ#BIBOTFMBJO4JOHLPOHEBO#FSBT

Cara membuat tempe bacem: rebus didapat berkisar Rp. 25000,- sampai
tempe dengan air kelapa, gula Jawa, Rp. 50.000,-. Tempe kedelai dan Tempe
bawang putih, bawang merah, ketumbar, Gembus, dalam perkembangannya diolah
salam, daun jeruk purut, jahe, dan garam, dengan adonan terigu dan terkenal
sampai agak kering. Jika sudah dingin dengan nama tempe kemul. Tempe ini
tempe digoreng, dan siap dipasarkan. memiliki harga jual rata-rata Rp.1000,-
Cara membuat tempe besengek: perbiji.
masak tempe dengan santal kental,
bawang putih, bawang merah, ketumbar, Karangan
miri, salam, daun jeruk purut, sereh, Bahan baku Karangan adalah
gula Jawa, masak sampai empuk dan rumput laut basah. Alat yang dibutuhkan
kuah tinggal sedikit. Tempe besengek adalah panci untuk memasak dan
siap dipasarkan. Berdasarkan hasil cetakan.
survei tempe kedelai bacem ditemukan Cara mengolah: rumput laut dicuci
disemua pasar, sedangkan tempe bersih, lalu dimasak dengan air sampai
benguk ditemukan di pasar Turi, Celep, hancur dan menjadi bubur. Bubur
Ngangkruk, Mangiran, Gathak, Pundong rumput laut dicetak dengan batok tipis,
dan Niten. Harga jual pertempe kedelai setelah dingin dilepas, bentuknya mirip
Rp.500,- sampai Rp.1000,-, sedangkan gula Jawa. karangan biasanya dimakan
tempe kara dan benguk Rp. 500,- perbiji. dengan Kethak Nyunyuk dan lombok
kemampuan jual setiap hari sekitar hijau, atau Kethak Nyunyuk disambal
50 buah, sehingga nilai ekonomi yang bawang. Karangan kalau dimakan

134
Inventarisasi Makanan Tradisional Jawa...(Endang Nurhayati dkk)

tanpa kethak rasanya tawar agak amis. lainnya. Perhari rata-rata terjual antara
Karangan dijual perbiji seharga Rp.500,- 30 sampai 50 bungkus. Untuk menaikan
saja. Makanan ini terdapat di pasar nilai ekonomi, sagu mutiara bisa diolah
yang dekat pantai selatan, yaitu pasar dengan tepung Hung Kwe, hasilnya
Pundhong, Ngangkruk, Turi, Celep, dan berupa puding. Puding dijual lebih mahal
Sorobayan. dari pada Monte. Harga puding dapat
Makanan ini juga tidak setiap mencapai Rp.2.500,- hingga Rp. 3.000,-
saat bisa ditemukan, karena rumput perbiji.
laut bisa dipetik pada musim-musim
tertentu. Rumput laut sebetulnya bisa Hawuk-hawuk
dibuat camilan yang berdaya jual tinggi. Bahan bakunya adalah tepung
Caranya dengan merubah cara masak. ketan, kelapa parut, gula pasir, pewarna
Misalnya: digoreng dengan tepung makanan. Peralatan yang dibutuhkan
terigu, dan bumbu krispi, hasilnya yaitu panci pengukus, tambir, dan
menjadi rumput laut krispi. Rumput laut baskom.
krispi telah diproduksi di wilayah Baron Cara mengolah: semua bahan
dan sekitarnya. Harga perkilogram dicampur rata, lalu dikukus. Setelah
mencapai Rp.50.000,-. Cara ini yang matang dituang di tambir yang dialasi
perlu disosialisaikan di wilayah Bantul, daun pisang lalu dipadatkan. Setelah
agar pedagang Karangan, bisa meraih dingin makanan ini dipotong-potong.
nilai jual rumput laut lebih tinggi. Hawuk-hawuk dijual perpotong
Rp.1.000,-. Kemampuan jual Hawuk-
Monte hawuk rata-rata perhari satu tambir atau
Bahan baku Monte adalah sagu sekitar 50 potong, sehingga nilai uang
mutiara, gula pasir, kelapa parut. Alat yang bisa didapat sekitar Rp. 50.000,-
yang diperlukan adalah panci pengukus, . Hawuk-hawuk dijual di pasar Niten,
daun pisang, tusuk gigi. Argamulya, dan Bantul. Adonan hawuk-
Cara mengolah: rendam sagu hawuk sebetulnya bisa diolah dengan
mutiara selama 2 sampai 3 jam lalu cara dibakar. Olahan ini dinamakan
diangkat dan ditiriskan. Campur kelapa Sagon. Cara membakar bisa dengan
parut, gula pasir dan sagu mutiara, aduk cobek, atau dioven untuk cara yang lebih
rata. Adonan kemudian dibungkus daun modern. Olahan sagon memiliki daya
pisang, lalu dikukus sampai matang. jual lebih tinggi. Sagon tradisional dijual
Monte perbungkus dijual Rp.1000,- Rp. 2000,- perbiji. Untuk sagon oven per-
Monte sebetulnya bukan makanan khas loyang biasa dijual Rp. 25.000,- sampai
Jawa. Orang Jawa tidak berbudaya makan Rp. 30.000,-.
sagu. Seiring meluasnya jangkauan
dagangantarwilayah,maka saguakhirnya Lemper
dikenal orang Jawa, tidak terkecuali Bahan baku untuk membuat
sagu mutiara. Olahan sagu diberlakukan Lemper adalah ketan. Bahan yang lain
sama dengan model olahan bahan baku berupa: daging ayam, santan, bawang
setempat, yang rata-rata dicampur gula merah, bawang putih, daun jeruk, garam,
dan kelapa. Hasil survei, Monte dijual dan minyak goreng. Peralatan yang
diseluruh pasar di Kabupaten Bantul. dibutuhkan adalah pisau, soblok untuk
Nilai ekonomi penjualan Monte, tidal mengukus, wajan untuk menumis.
terlalu beda dengan makanan yang

135
Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 19, No.2, Oktober 2014: 124-140

Cara mengolah: cuci bersih ketan bentuk bulat, lalu dipipihkan setebal
kemudian kukus sampai setengah kira-kira 1½ cm. Makanan ini ditemukan
matang. Setelah ketan dikukus campur diseluruh pasar yang di survey. Jadah
ketan dengan santan dan garam sampai biasa dijual Rp. 500,- untuk potongan
santan meresap, kukus kembali sampai kecil dan Rp. 1.000,- untuk potongan
ketan matang. Untuk membuat isian besar. Rata-rata penjualan mencapai 75
lemper panaskan minyak goreng, tumis sampai 100 potong. Jadah biasa dipesan
bumbu yang telah dihaluskan kemudian para pedagang sayur keliling, sehingga
masukkan daging ayam yang telah daya jual relatif stabil jumlahnya.
dicincang dan tambahkan santan, masak
sampai matang. Bungkus ketan yang Wajik
telah diisi dengan isian Lemper dengan Bahan untuk membuat Wajik adalah
daun pisang. Kukus kembali ketan yang ketan. Bahan yang lain berupa: santan,
telah dibungkus dengan daun pisang gula Jawa, air, daun pandan, dan garam.
sampai matang. Makanan ini ditemukan Peralatan yang dibutuhkan adalah
diseluruh pasar yang di survey. Lemper soblok untuk mengukus, panci, baskom,
merupakan makanan tergolong mewah. dan loyang.
Lemper biasa dihidangkan pada hajatan. Cara mengolah: cuci bersih ketan
Harga jual lemper termasuk tinggi, kemudian kukus sampai setengah
perbiji dijual Rp. 1.500,- sampai Rp. matang. Kemudian angkat ketan setengah
2.000,-. Daya jual Lemper tergantung matang dan rendam ketan kira-kira 10
bulan baik. Untuk bulan Besar, Lemper menit di dalam air mendidih yang telah
banyak dipesan oleh pembeli. Saat seperti disiapkan, selanjutnya kukus kembali
ini omset penjualan bisa mencapai 300 ketan hingga matang. Masak santan
bahkan sampai 500 buah. Waktu seperti bersama gula merah, daun pandan dan
ini biasanya keuntungan bisa dirasakan. garam sambil diaduk-aduk hingga kental.
Masukkan ketan yang sudah matang ke
Jadah dalam larutan santan dan aduk sampai
Bahan baku untuk membuat Jadah rata. Kemudian masak hingga larutan
adalah ketan. Bahan yang lain adalah: santan dan gula merah terserap merata
kelapa parut, garam, dan air. Peralatan ke dalam ketan dan dikukus. Siapkan
yang diperlukan adalah pisau, parut, loyang persegi empat kemudian olesi
soblok atau alat pengukus, dan alat cetakan dengan menggunakan minyak
penumbuk. goreng, tuangkan adonan wajik kedalam
Cara mengolah: cuci bersih ketan loyang tersebut dan dinginkan. Setelah
kemudian kukus sampai setengah adonan wajikdingin, potong-potong
matang. Campur ketan yang telah dikukus bentuk persegi. Makanan ini dijual
setengah matang dengan air panas, diseluruh pasar yang disurvey. Wajik
garam, dan kelapa parut, kemudian dan Jadah merupakan makanan satu
aduk sampai rata dan air terserap ketan. kesatuan. Wajik dan Jadah, biasa dijual
Kemudian kukus kembali ketan samapai Rp. 500,- untuk potongan kecil dan Rp.
matang. Keluarkan ketan yang sudah 1.000,- untuk potongan besar. Rata-
matang dari kukusan, tumbuk selagi rata penjualan mencapai 75 sampai 100
masih dalam keadaan panas hingga ketan potong. Jadah dan wajik biasa dipesan
menjadi halus dan liat dan padat. Ambil para pedagang sayur keliling, sehingga
kira-kira 2 sendok makan ketan, buatlah daya jual relatif stabil jumlahnya.

136
Inventarisasi Makanan Tradisional Jawa...(Endang Nurhayati dkk)

Jajan Pasar yang termasuk Unsur diselenggarakan. Sesaji jenang berupa


Sesaji jenang abang, putih, sungsum, dan baro-
Tradisi ritual Jawa terdiri dari ritual baro, jenang seger, jenang legen, jenang
sebelum kelahiran, setelah lahir, dan tuwa, dan jenang manca warna (Baihaqie,
kematian. Ritual sebelum kelahiranyang 2014: 69), sedangkan sesaji yang berupa
lazim diselenggarakan adalah nglimani makanan kecil, buah-buahan, dan hasil
atau upacara lima bulan kehamilan/ bumi disebut tukon pasar. Sesaji ini
tingkeban atau upacara tujuh bulan terdiri dari jajan pasar, aneka buah, dan
kehamilan, dan dalam perkembangan olahan aneka hasil bumi yang berupa
karena pengaruh Islam diselenggarakan pala kependhem atau makanan yang
upacara empat bulan kehamilan berupa umbi-umbian atau tanaman yang
(Suwondo, 1982). Ritual pasca kelahiran buahnya terpendam. Wujud makanan
atau setelah lahir meliputi upacara tersebut antara lain ketela rambat,
brokohan, sepasaran, puput ataupupak gembili, gembolo, uwi, ketela puhung,
puser, selapanan, bancakan setiap hari suweg, dan kentang (Suwandi, 2003: 29).
kelahiran, tetesan, supitan/sunatan, Hasil bumi yang tergantung dinamakan
taraban, dan upacara pernikahan. pala gumantung, berupa kates, mangga,
Upacara kematian meliputi surtanah, jeruk, pisang dan lain sebagainya.Adapun
telung dina, pitung dina, patang puluh hasil bumi yang terserak disebut pala
dina, satus dina, setaun, mendhak/rong kesampar. Pala kesampar berupa labu
taun, sewu dina, kol, dan nyadran. Ritua- kuning, mentimun, melon, semangka,
ritual tadi diistilahkan dengan singkatan dan krai (Suwandi, 2003: 31). Mentimun
tiga M, yaitu metu, manten, dan mati. dan krai memiliki jenis terserak dan
Ritual di atas diselenggarakan tergantung. Jenis mentimun dan krai
dengan maksud untuk mengucap rasa yang besar buahnya biasanya buahnya
syukur kepada Sang Pencipta atas terserak.
semua kebaikan yang telah dilimpahkan Sesaji tukon pasar adalah sesaji
dan permohonan, serta doa kepada- yang rangkaian unsurnya terdiri dari
Nya untuk memohon keselamatan dan jajan pasar dan hasil bumi. Jajan pasar
kelancaran hidupnya. Dalam tradisi yang terdapat di pasar tradisional Bantul
Jawa semua ritual biasa dilengkapi hampir semuanya dapat dijadikan
sesaji. Sesaji Jawa berdasarkan jenisnya unsur sesaji jenis tukon pasar. Dari 45
dibedakan menjadi sesaji makanan dan jenis jajan pasar yang ditemukan ada
non makanan. Sesaji makanan dibedakan beberapa jenis yang memiliki tingkat
menjadi makanan utama yang berupa keseringan muncul di sesaji. Makanan
nasi dan dan lauk, aneka jenang, aneka tersebut antara lain: apem, ketan, kolak,
makanan kecil atau jajan pasar, buah- aneka jenang, jadah, wajik, lemper, dan
buahan, dan hasil bumi yang lain seperti olahan pala kependhem.
pala kependhem dan pala kesampar. Apem ketan kolak merupakan
Sesaji non makanan antara lain berupa makanan tiga serangkai. Makanan ini
bunga, daun-daunan, pepohonan, rokok lazim muncul di dalam sesaji ritual
dan kinang, dan peralatan rumah tangga. kematian. Fungsi sesaji ini sebagai
Sesaji makanan utama lazimnya simbol permintaan maaf penyelenggara
disebut ambengan, biasanya terdiri ritual kepada peserta ritual, permintaan
dari tumpeng, sega golong, dan aneka maaf ahli waris yang diselamati
lauk pauk sesuai jenis selamatan yang kepada semua yang ada di ritual agar

137
Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 19, No.2, Oktober 2014: 124-140

berkenan memaa kan almarhum atau pula jenang abor-abor (Suwondo, 1982:
almarhumah atas semua kesalahanya. 67). Jenang lain yang dijadikan unsur
Apem dietimologi primiti kan dari sesaji adalah jenang abang, putih dan
kata Arab afuwwyang berarti maaf, baro-baro.
dari kata ini ucapan bergeser menjadi Jadah wajik dan lemper adalah
apem yang dilambangkan makanan makanan kecil yang biasa dijadikan
yang disebut apem. Makanan ini semula suguhan di acara-acara hajatan. Selain
dijadikan tanda (sign) kata apem, sebagai suguhan makanan ini biasa
dan untuk memudahkan mengingat digunakan sebagai ampilan acara
maksud tersebut dilambangkan kata pinangan atau di Jawa disebut lamaran.
tersebut dengan benda sebagai petanda Makna simbolis makanan ini adalah gawe
(signi icatum) berupa makanan yang raket merekatkan tali persaudaraan.
disebut apem. Makanan yang berujud Makna simbolis perekat persaudaraan
kolak juga merujuk kata kata bahasa Arab muncul dari hubungan makna kata
qolayang artinya berkata. Serangkaian dengan jenis benda yang dilambangkan.
makanan tersebut mentradisi, dan Jadah, wajik memiliki tekstur pliket,
dijadikan lambang ucapan/kata tekstur ini yang dijadikan dasar
permohonan maaf kepada siapa saja penentu referensi raket yang diambil
yang hadir diritual yang diadakan. dari silabe ket pada kata pliket. Raket
Selamatan apem, ketan dan adalah hubungan yang terjalin rapat,
kolak yang sangat terkenal di Jawa oleh karena itu wujud tekstur benda
diselenggarakan di bulan Ruwah, ritual yang pliket menyebabkan jalinan unsur
ini disebut nyadran. Di Klaten Jawa tengah makanan terjalin kuat dan menyatu
upacara sejenis dilakukan di bulan Sapar rapat. Kondisi ini yang dijadikan dasar
disebut upacara Jakawiyu. Apem jenis penentu makna simbolis menjalin
kocor yaitu apem dilengkapi juruh atau keakraban di antara keluarga yang akan
cairan yang terbuat dari gula merah dan berbesanan. Keakraban dua keluarga
santan, dihadirkan dalam sesaji ritual yang berbesanan diumpamakan dengan
kandungan berusia empat dan enam istilah yang lain pindha renggang
bulan (Suwondo, 1982). Harapan dari kinepyur pulut, yang artinya dari yang
sesaji ini adalah permohonan kepada berjarak menjadi rapat setelah ada
Yang Maha Kuasa agar pertemuan perekatnya atau pulut. Itu sebabnya
sperma dan ovum atau lambang merah makanan yang terbuat dari beras ketan
dan putih dari juruh tumbuh sehat dan sering disebut sega pulut atau nasi pliket.
menjadi janin yang kuat dan suci. Berbeda dengan cara menentukan
Makanan berikutnya yang banyak referensi pada jadah dan wajik,
hadir di sesaji adalah aneka jenang. makanan jenis lemper meskipun
Jenang terdiri dari jenang sungsum yaitu sama-sama terbuat dari ketan, tetapi
jenang yang dijadikan simbol pemulihan penentu referensi kata lemper dengan
kekuatan. Jenang ini disajikan pada pasca model etimologi primitif. Hubungan
perhelatan. Semua orang yang terlibat sign dengan referensi ditentukan oleh
dalam penyelenggaraan ritual disuguhi analisis kata lemper yang terdiri dari dua
makanan tersebut agar kekuatan mereka silabe lem dan per, yang menghasilkan
pulih kembali. Dalam istilah Jawa pulih referensi berdasarkan kondisi bendanya
otot bebayune. Jenang sungsum disebut yang enak rasanya, yaitu dialem memper

138
Inventarisasi Makanan Tradisional Jawa...(Endang Nurhayati dkk)

atau pantas untuk dipuji. Bermula dari dan masyarakat dalam penyebaran
referensi tersebut maka muncul makna informasi, sosialisasi dan promosi,
simbolisme pujian terhadap keluarga (d) pelatihan bagi tenaga penyuluh
besan yang membawa seserahan lemper dan pendamping program mengenai
yang nikmat rasanya. informasi yang terkait dengan
makanan tradisional (seperti menu
SIMPULAN dan pengembangan resep makanan,
Bahan utama yang paling banyak pengemasan, tata boga, mutu gizi,
digunakan untuk membuat makanan citarasa dan sanitasi), (e) mendorong
tradisional adalah singkong (27%), pengembangan pusat-pusat makanan
kemudian tepung beras (22%), dan tradisional (Traditional Food Centre)
ketan (15%). Singkong diolah menjadi bersama instansi terkait, swasta dan
makanan tradisional sebagai berikut: masyarakat, (f) pemberian kredit lunak
(1) madu sari, (2) gethuk, (3) mendut, untuk tambahan modal.
(4) gathot, (5) thiwul, (6) bengawan
solo, (7) sawut, (8) lenthuk, (9) geplak, DAFTAR PUSTAKA
(10) utri, dan (11) growol. Singkong Kwik, J. 2008. Traditional Food
juga dapat diolah menjadi pati singkong. Knowledge: A Case Study of an
Pati singkong kemudian diolah menjadi Immigrant Canadian Foodscape
makanan tradisional seperti cethil dan Environments. A Journal of Inter-
cendhol. Tepung beras diolah menjadi: Disciplinary Studies/Revue D études
(1) nagasari, (2) lapis, (3) apem, (4) Interdisciplinaires.
adrem, (5) srabi, (6) cara, (7) jenang Kantor Pengelolaan Pasar Kabupaten
sungsum, (8) jenang abang, dan (9) cucur. Bantul. 2010. Lokasi Pasar
Sedangkan ketan akan diolah menjadi: yang Dikelola Kabupaten Tahun
(1) semar mendem, (2) hawuk-hawuk, 2010. diunduh dari http:
(3) wajik, (4) jadah, (5) lemper. / / p a s a r. b a n t u l k a b . g o . i d /
Makanan tradisional di Kabupaten document s/20100930092108-
Bantul, berdasarkan cara pengolahannya lokasi-pasar-yang-dikelola-kab
dapat dikategorisasikan menjadi empat, pada 14 April 2013.
yaitu: (1) dikukus, (2) digoreng, (3) Kuhnlein, H.V. & Receveur, O. 1996.
dibakar, dan (4) direbus. Dietary Change and Traditional
Berdasarkan hasil wawancara Food Systems of Indigenous Peoples.
dengan pedagang dan produsen Annual Review of Nutrition, 16: 417-
makanan tradisional di daerah Bantul, 44.
beberapa alternatif pengembangan yang Retnaningsih, Ch., dan Pratiwi, A.R.
dapat dilakukan adalah (a) identi ikasi 2004. Penampilan dan Penentuan
dan inventarisasi makanan tradisional, Nilai Gizi Makanan Tradisional
bekerjasama dengan Pusat Kajian Berbasis Umbi di Kota Semarang.
Makanan Tradisional dan Perguruan Program Studi Teknologi Pangan,
Tinggi, (b) menyusun pro il makanan Fakultas Teknologi Pertanian Unika
tradisional di daerah sebagai bahan Soegijapranata, Semarang.
informasi pangan dan penyuluhan, (c) Rosyidi, D. 2011. Macam-Macam Makanan
fasilitasi kepada asosiasi jasa boga, Tradisional yang Terbuat dari Hasil
restoran, perhotelan, Perguiruan Tinggi Ternakyang Beredar di Kota Malang.

139
Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 19, No.2, Oktober 2014: 124-140

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil h t t p : / / w w w. s u a r a m e r d e k a .


Ternak, Agustus 2006, Hal 24-34 Vol. com/v1/index.php/read/
1, No. ISSN: 1978-0303. news/2013/03/07/148082/
Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Gerakan-Makanan-Tradisional-
Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara. Harus-Digalakkan.
Suwondo, Bambang. 1982. Upacara Tra- http: //www.deptan.go.id/pesantren/
disional DIY. Yogyakarta: Depdikbud bkp/PKP/organisasi.htm.

140

Anda mungkin juga menyukai