Anda di halaman 1dari 12

1.

Makanan sebagai bagian kultur suku bangsa, Oleh karena luasnya ruang lingkup persoalan

ragam kehidupan, maka memahami persoalan ragam budaya bisa dibuat rumit dengan berbagai

kajian ilmiah, namun bisa pula untuk dipahami secara sederhana pula. Contoh yang paling

mudah dicerna adalah bagaimana memahami ragam budaya secara ringan adalah dengan

menyimak bentuk dan jenis makanan yang dimiliki warga masyarakat pada berbagai suku bangsa

yang ada.

Mengapa makanan dan bukan yang lain ? Alasannya proses kehidupan manusia baik sejak dalam

kandungan hingga akhir hayatnya, tak dapat melepaskan dirinya dari makan dan minum. Di

daerahku sendiri terdapat 2 suku yang hidup berdampingan satu sama dengan yang lainnya, yaitu

Suku Gorontalo dan suku lauje. Dimana satu sisi yaitu suku Gorontalo yang pasti kita semua

tidak asing lagi dengan makanan Khasnya yaitu Binte Biluhuta sedangkan suku Lauje sendiri

cenderung menyukai makanan dengan bahan dasar sagu.

Masyarakat suku Gorontalo menyebut Binte Biluhuta yang artinya Jagung yang di Siram. Benar

saja, Binte memang merupakan Jagung yang disiram dengan kuah atau kaldu yang berasal dari

air rebusan jagung itu sendiri. Binte Biluhuta memiliki cita rasa yang beragam mulai dari asam,

asin, pedas dan manis menyatu dalam satu wadah yang apa bola di konsumsi selagi masih panas

sangat nikmat rasanya.

Sedangkan masyarakat suku Lauje lebih cenderung menyukai makanan berbahan dasar Sagu.

Suku Lauje sendiri di kenal dengan suku asli daerah saya, sehingga daerah saya masih begitu

kental dengan adat istiadat yang ada. Hal ini terlihat dari keseharian suku Lauje yang suka

mengkonsumsi Sagu sebagai makanan mereka. Salah satu olahan sagu yang populer adalah

Kapurung, jika kita melihat kapurung sedikit lebih mirip dengan Pappeda yang ada di Timur
Indonesia yaitu Papua, hanya saja dari segi pengolahan memiliki sedikit perbedaan sehingga

Kapurung memang Menjadi Icon tersendiri bagi Suku Lauje.

Dua suku yang berbeda hidup berdampingan dalam satu daerah merupakan Bukti Bergamnya

Kultur dalam Budaya Indonesian yang dimana Makanan menjadi sebuah ciri Khas dari Budaya

masing-masing.

2. Makanan sebagai sebagai sumber Mineral Alami. Terkadang makanan cenderung memberikan

manfaat yang berbeda-beda tergantung dari jenis dan kandungan yang terdapat pada makanan itu

sendiri. Di daerah saya, bahan makanan yang sering di jumpai yaitu Sagu. Masyarakat sering

mengola sagu dengan beberapa cara, ada yang mengola sagu hingga menjadi Kapurung ada pula

yang mengola Sagu menjadi Dange.

Dange sendiri adalah makanan khas dari suku Lauje, suku yang kental akan adat nya. Dange

sering pula di sebut dengan Jepa, Dange atau Jepa ini masih diproses secara tradisional,

menggunakan tungku dan bara api kayu, sehingga dengan mempertahankan ciri khas dan proses

pembuatannya menurut Masyarakat sekitar akan mempertahankan kualitas dari Rasa Dange.

Selain rasa nya yang enak dan memiliki Ke Istimewaan tersendiri, Dange yang berbahan dasar

Sagu juga memiliki berbagai manfaat yang paling dikenal yaitu manfaatnya dalam menjaga

sistem pencernaan dan mengobati asam lambung. Hal ini terjadi karena Sagu dapat

meningkatkan produksi Enzim yang ada di sistem pencernaan dan pergerqkan usus secara

keseluruhan dengan melindungi usus supaya tidak kering. Itu mengapa Sagu sering di resepkan

kepada pasien penderita Muntaber dan Gastroenteritis.

Selain itu Dange juga bisa menjadi obat Bagi tulang dan sendi. Dange yang berbahan dasar sagu

memiliki kandungan kalsium, zat besi dan mineral lainnya sehingga baik untuk Tulang Dan
sendi. Cara kerja Sagu sendiri yaitu meningkatkan produksi glukosamin, yang mempengaruhi

kepadatan tulang, fleksibilitas, dan gerakan sendi. Kandungan glukosamin yang naik, otomatis

akan membuat produksi cairan sinovial yang berada dalam jumlah kecil di antara selubung sendi

dan selubung tendon meningkat sehingga bermanfaat untuk fleksibilitas gerakan persendian.

Karena beragam Khasiat, berdasarkan penelitian Di setiap 100 gram sagu ternyata mengandung

86 gram karbohidrat, 1 gram serat, 0,5 gram protein, 350 kalori, 3 miligram sodium, 5 miligram

potasium, 0,2 gram lemak total, dan 0,1 gram lemak jenuh. Meskipun bukan termasuk makanan

yang rendah kalori dan sumber protein serta serat yang baik, tapi ada kandungan sagu seperti,

lemak jenuh yang sangat sedikit. Jadi, secara totalitas nutrisi dalam sagu masih termasuk relatif

lengkap meski jumlahnya tidak banyak. Tepung sagu memiliki kandungan gizi yang baik, jadi ia

pun mempunyai beberapa manfaat sagu bagi kesehatan.

3. Makanan menimbulkan jiwa sosial masyarakat. Setiap makhluk hidup dimuka bumi ini

membutuhkan asupan bukan, asupan ini dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi berbagai

jenis makanan. Namun tidak sedikit orang yang bahkan sehari saja tidak bisa makan, butuh kerja

keras untuk memperoleh 1 butir beras setiap harinya, Sehingga kenyakan dari masyarakat yang

tergerak hatinya untuk membantu sesama.

Perasaan Iba dan empati timbul melihat betapa sulitnya mencari sesuap nasi untuk di makan

sehari saja. Makanan menimbulkan jiwa sosial masyarakat dengan saling berbagai dengan

sesama, belum lagi pada kondisi pandemi Corona saat ini, begitu banyaknya masyarakat yang

harus Terpaksa berhenti atau pun di PHK dari tempat mereka bekerja dengan alasan Modal.

Makanan yang kita bagikan kepada sesama merupakan hal yang dipandang biasa saja namun

sangat Luar biasa menurut mereka, sehingga berbagi makanan merupakan hal istimewa yang
Bisa dilakukan oleh masyarakat pada masa ini.

Jiwa sosial masyarakat yang timbul cenderung memberikan energi tententu bagi masyarakat

yang memiliki jiwa tersebut, ada perasaan senang dan bahagia melihat senyum teman dan

kerabat kita yang bisa menikmati makanan yang sama dengan kita. Berbagi dengan orang-orang

yang kurang mampu apa lagi di masa pandemi sekarang ini banyak sekali orang-orang yang

membutuhkan bantuan baik pangan dan pakan sehingga berbagi ada alternatif terbaik dalam

membantu sesama

Kepedulian sosial inilah yang menjadi acuan bahwa masyarakat Indonesia merupakan

masyarakat yang peduli akan kondisi bersama, sehingga mau saling berbagi makanan sebagai

bentuk memiliki jiwa sosial bermasyarakat.

4. Makanan dan ke religiusan nya. Dalam konteks kebudayaan Indonesia, makanan memiliki

nilai berbeda di masyarakat yaitu nilai religius, nilai yang dianggap sakral bagi sebagian besar

masyarakat di Indonesia. Pada Suku Lauje sendiri menggunakan Makanan sebagai Moganoi

(sajen) untuk dipersembahkan kepada alam, karena suku Lauje sendiri cenderung hidup di alam

dan memperoleh baik pangan maupun sandang mereka dari Alam.

Rasa cinta mereka terhadap alam salah satunya bisa dilihat dari Tradisi Moganoi yang masih

berlangsung, seperti misalnya di Desa Bamba Siang, Kecamatan Palasa. Moganoi merupakan

tradisi memberikan sesajen dalam rangka meminta restu kepada penguasa gaib yang dipercaya

hidup dan menguasai lingkungan tersebut. Biasanya dilakukan sebelum seseorang membuka

hutan. Didampingi olongian (pemimpin adat) warga yang hendak membuka lahan di hutan

terlebih dahulu mempersiapkan isi sesajen.


Sesajen harus berupa buah-buahan (mandulang), kapur (tilong), daun sirih tembako (taba’o),

uang logam (do’i mo’oat). Setelah siap, lalu sesajen harus diletakkan di atas kain putih, ditata

sedemikan rupa sehingga terlihat rapih. Sajen kemudian di simpan di tempat yang ingin di

jadikan lahan Selanjutnya ditinggalkan saja selama dua malam.

Setelah didiamkan, orang yang hendak membuka hutan harus mengecek kembali sesajen itu. Jika

tidak rapi lagi berarti tanda bahwa yang bersangkutan tidak diperbolehkan membuka lahan di

wilayah yang diinginkannya. Namun jika sebaliknya, tetap rapih, maka orang tersebut boleh

membuka hutan (menebang pohon) untuk ditanami.

Suku Lauje menggunakan Makanan sebagai sajen berupa buah-buahan yang di peroleh langsung

dari alam sehingga, dapat dilihat bahwa masyarakat suku Lauje benar-benar memerlukan

makanan bukan hanya sebagai pengenyang perut saja, tetapi juga sebagai bentuk ke religiusan

masyarakat adat suku Lauje.

5. Makanan mempengaruhi perilaku konsumsi masyarakat. Perilaku konsumsi merupakan

kegiatan ekonomi yang cenderung ada di masyarakat, Jika dilihat dari segi ekonomi. Makanan

dalam mempengaruhi perilaku konsumsi masyarakat terlihat dari Ekonomi masing-masing

masyarakat, semakin tinggi status sosial nya makan semakin tinggi pula selera dalam memilih

makanan yang diminati, begitu pula sebaliknya, semakin rendah status sosial seseorang makan

semakin rendah pula kualitas dan kuantitas makanan yang diperoleh.

perilaku konsumsi seringkali terjadi di masyarakat tergantung pada kondisi atau kaidah dari

masyarakat itu sendiri. Hal ini tidak terkecuali pada makanan, makanan juga memiliki nilai

konsumen tersendiri, belum tentu setiap orang memakan apa yang dimakan orang lain, ada yang
karena tidak suka pada makanan tertentu atau makanan itu menjadi pantangan untuk komunitas

tertentu.

Seperti yang ada di Indonesia, masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan

beragam kepercayaan ( agama ), ada agama yang membolehkan untuk memakan makanan

tertentu karena memang tidak ada larangan untuk mereka. Ada pula agama yang melarang

makanan tertentu karena memang di kitab yang mereka anut sudah tertulis jelas larangan

memakan bahan pangan tersebut. Pantangan makanan bagi sebuah agama merupakan hal yang

wajar, karena agama merupakan kepercayaan masing-masing individu terutama di Indonesia.

Lain lagi dengan pantangan memakan makanan berwarna kuning, pantangan memakan makanan

berwarna kuning merupakan salah satu ritual adat yang ada di Indonesia terutama kota Palu, para

tetua yang meminta untuk tidak memakan makanan berwarna kuning merupakan sebuah tuntutan

bagi masyarakat Adat untuk melaksanakan perintah. Karena Indonesia merupakan Negara

dengan beragam macam suku bangsa dan Adat istiadat nya maka sudah menjadi hal lumrah di

masyarakat untuk saling menghargai adat yang tumbuh.

6. Makanan dengan Seni. Pada masa seperti sekarang ini banyak media masa seperti koran,

radio, televisi bahkan sosial media yang membahas tentang makanan, khususnya liputan tentang

restoran-restoran yang menawarkan makanan dengan konsep tertentu. Konsep-konsep yang

diusung oleh restoran ini dapat bermacam-macam, misalnya restoran yang menawarkan makanan

ala Asia, Eropa, Amerika, dan Afrika.

Makanan bukan dipandang lagi sebagai sebuah kebutuhan untuk menghilangkan rasa lapar,

namun dianggap sebagai sebuah media yang dapat menyalurkan nilai-nilai tertentu, misalnya

sumber kesenangan dan kenangan.


Masyarakat kini rupanya sangat menikmati pengalaman makan yang dapat dinikmati ketika

mereka berwisata kuliner. Jadi, ketika mereka tiba di sebuah kafe atau restoran, mereka tidak

akan segera menikmati makanan tersebut. Namun, mereka akan menikmati tampilan makanan

terlebih dahulu yang dianggap sangat menarik, baru sesaat kemudian mereka akan menyantap

makanan tersebut. Gejala sosial yang sedang bermekaran saat ini adalah munculnya banyak

foto-foto makanan di jejaring sosial seperti facebook, twitter, instagram, dan lain sebagainya.

Fenomena ketertarikan manusia pada makanan, terutama pengalaman makan, ternyata cukup

membuat makanan menjadi sebuah hal yang patut untuk dijadikan sebagai objek seni. Makanan

yang semula hanya diperlakukan sebagai media bertahan hidup, kini memiliki makna tambahan

bagi masyarakat. Makanan dapat menjadi sebuah kegiatan atau pengalaman yang dapat

menimbulkan kesenangan, ajang sosialisasi, simbol suatu kebudayaan, dan bahkan menjadi

bahan pertimbangan untuk diperdebatkan dalam ranah estetika dan seni.

Permasalahan tentang status makanan yang dijadikan sebagai sebuah objek kajian estetika dan

seni merupakan salah satu bentuk kegiatan reflektif atas nilai-nilai yang terkandung dalam

makanan. Kelemahan yang dimiliki oleh makanan sehingga sangat riskan disebut sebagai salah

satu bentuk seni adalah makanan bersifat sementaraPermasalahan tentang status makanan yang

dijadikan sebagai sebuah objek kajian estetika dan seni merupakan salah satu bentuk kegiatan

reflektif atas nilai-nilai yang terkandung dalam makanan. Kelemahan yang dimiliki oleh

makanan sehingga sangat riskan disebut sebagai salah satu bentuk seni adalah makanan bersifat

sementara namun cukup untuk menimbulkan reaksi estetik melalui kegiatan penginderaan.

7. Makanan sebagai bentuk cinta Tanah Air, Globalisasi yang pesat di Indonesia membawa

dampak yang signifikan terhadap kehidupan masyarakat. Berbagai jenis kuliner asing yang
masuk ke Indonesia sudah menjadi makanan sehari-hari sebagian besar masyarakat Indonesia.

Hal ini menyebabkan perubahan selera masyarakat Indonesia akan cita rasa makanan dan proses

memasak tradisional Indonesia, bahkan sebagian besar masyarakat sudah tidak mengenal

makanan Khas dari budayanya sendiri.

Berbagai upaya yang dilakukan untuk mencegah hilangnya kuliner khas Nusantara, seperti

diadakan nya Pesta Kuliner, hal ini di tujukan agar masyarakat kembali mencoba makanan khas

daerah Indonesia sekaligus menumbuhkan rasa cinta Masyarakat terhadap makanan Nusantara.

Makanan Nusantara cenderung kurang di minati karena penampilan dan rasa yang cenderung

itu-itu saja, sehingga banyak pelaku usaha melakukan berbagai variasi pada makanan tradisional

di Indonesia dengan tujuan menjajahkan jualan nya dan memberikan bukti kepada masyarakat

bahwa Kuliner Nusantara bisa menjadi kuliner yang mewah dan kekinian ( modern ).

Seperti halnya Onde-onde, onde-onde yang beredar di pasar tradisional di Indonesia memiliki

ciri khas yang sama, di balut dengan biji wijen dan berisi kacang hijau. Namun muncul sebuah

usaha lokal yang menjual onde-onde dengan sedikit modernisasi, yaitu onde-onde isi kacang

coklat, isi coklat, isi keju, dan lain-lain. kreativitas pengusaha Indonesia dalam memajukan

makanan Khas terlihat dari cara mereka memberikan inovasi baik dalam menjalankan usaha dan

baik dalam mempertahankan Kuliner Nusantara.

Maka dari itu masyarakat Indonesia di harapkan mencintai Makanan sebagai wujud cinta tanah

air dan terus menjelajahi Kuliner yang ada di Nusantara, serta untuk para Pengusaha Muda untuk

terus berkreasi dalam memajukan serta meberikan inovasi kepada makanan Nusantara agar terus

berkembang namun tanpa menghilangkan ke asli an.


8. Makanan sebagai bentuk kerukunan. Tinggal di Indonesia berrati harus berdampingan dengan

beragam suku , budaya dan agama. Dalam suatu daerah sendiri memiliki beragam cara untuk

memupuk kerukunan dalam bermasyarakat, baik suku yang berbeda maupun agama yang

berbeda ada saja cara tersendiri untuk memanam kerukunan dalam bermasyarakat.

Salah satu contohnya dengan makanan, dengan mengajak masyarakat untuk makan bersama kita

sudah termasuk memupuk kerukunan bermasyarakat. Dengan ada nya latar belakang agama dan

suku bangsa yang berbeda membuat makan bersama menjadi lebih menentramkan hati.

Bagaimana tidak, berbagi cerita dan makanan khas dari masing-masing budaya menambahkan

pengalaman masyarakat dalam menjelajahi dunia kuliner.

Dalam kerukunan beragama, terkadang sangat sulit untuk saling berbagi makanan, sehingga

masyarakat hanya mengadakan makan bersama, seperti pelajar yang ada di Purwakarta, dari lima

agama berbeda melakukan botram atau makan bersama sebagai bentuk pembelajaran memupuk

rasa toleransi dan bentuk kerukunan umat beragama.

Para pelajar terlihat berbaur satu sama lain tanpa melihat perbedaan agama, meski mereka

terlihat mengenakan atribut keagamaan masing-masing. Kegiatan ini pun dibuka dengan

menyanyikan lagu Indonesia Raya dan doa sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing

pelajar.

Betapa pentingnya menjaga toleransi dan kerukunan umat beragama, Sejak dini nilai-nilai

toleransi ini harus ditanamkan kepada para pelajar di seluruh Indonesia. Saling memaklumi dan

menghargai antara umat beragama merupakan hal yang indah apa bila dapat kita wujudkan

bersama. Indahnya Indonesia bisa hidup dengan Bhineka Tunggal Ika, saling menjaga satu sama

lain bukan sebagai satu agama saja tetapi sebagai satu kesatuan dan satu Tanah Air.
9. Makanan dalam Ilmu Medis. Makanan sebagai sumber nutrisi (nutrient), salah satu zat yang

mampu untuk memelihara dan menjaga kesehatan organisme yang menelannya. Ini merupakan

pengertian makanan sebagai konsep biokimia, konsep yang biasa yang dipakai ilmu medis.

Segala bahan makanan yang mampu memberikan zat nutrisi dan mencukupi kebutuhan gizi

manusia, bisa dijadikan sebagai sumber makanan.

Dalam hal medis makanan yang di konsumsi ada yang boleh dan ada yang tidak boleh, makanan

yang dianjurkan oleh dunia medis kebanyakan makanan yang mengandung serat, vitamin,

mineral, mengandung banyak zat besi dan nutrisi lainnya yang baik bagi tubuh.

Konsumsi makanan sehat setiap hari sangat direkomendasikan oleh dunia kesehatan untuk

mencukupi kebutuhan gizi harian. Hal ini sebenarnya tidak sulit untuk dilakukan karena pilihan

makanan sehat yang baik untuk dikonsumsi setiap hari ada banyak ragamnya, namun

kebanyakan masyarakat Indonesia yang kurang suka mengkonsumsi makanan sehat dan

cenderung lebih memilih makanan yang memiliki lemak jenuh atau berkalori tinggi seperti Fast

Food.

Padahal masyarakat tidak di anjurkan untuk mengkonsumsi Fast Food, apa lagi ada masyarakat

Indonesia yang setiap harinya memakan Fast Food tanpa memikirkan efek samping yang didapat

nya. Gangguan kesehatan yang terjadi dikalangan masyarakat seringkali karena makanan yang di

konsumsi cenderung tidak sehat. Agar bisa berfungsi dengan baik, tubuh membutuhkan nutrisi

dan energi yang diperoleh dari makanan. Di dalam tubuh, makanan yang dikonsumsi akan

mengalami proses pencernaan dan penyerapan nutrisi.

Makanan yang dapat di konsumsi untuk memperoleh nutrisi yang baik bagi tubuh antara lain

yaitu Pertama Sayuran Hijau karena mengandung banyak nutrisi penting, seperti serat, vitamin
A, vitamin C, vitamin K, magnesium, kalsium, zat besi, folat, dan kalium, yang sangat baik

untuk kesehatan. Kedua Buah-buahan karena buah memiliki vitamin yang beragam sehingga

banyak buah yang di anjurkan dalam kondisi medis antaranya itu apel, jeruk, kiwi, alpukat, dan

Beri-berian. Ketiga Daging dan telur merupakan sumber protein dan zat besi paling tinggi

dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya. Ke empat kacang dan biji-bijian

mengandung protein dan serat yang tinggi, tetapi juga kaya akan vitamin dan mineral, seperti

magnesium dan vitamin E. Dan yang terakhir Ikan dan Makanan laut merupakan pilihan

makanan sehat yang kaya akan asam lemak omega-3 dan yodium.

Jelas bukan, makanan sehat merupakan makanan yang enak dapat diolah sesuai apa yang kita

sukai, namun jangan di olah berlebihan sampai berulang kali karena dapat mengurangi

kandungan nutrisi yang ada pada makanan tersebut.

10. Makanan sebagai bentuk kemajuan Daerah. Kuliner merupakan salah satu jenis wisata yang

mengedepankan makanan lokal, yang memiliki peran penting dan akan menjadi pengalaman

baru bagi wisatawan. Pengalaman baru dapat diperoleh wisatawan berupa keunikan cita rasa,

penggunaan bumbu tradisional, cara pengolahan serta kemasan yang bersifat tradisional.

Para pengusaha yang bergerak dalam penyediaan makanan dan minuman melakukan berbagai

usaha untuk menyediakan berbagai hidangan yang sesuai dengan “taste” dari daerah tersebut.

Hal ini dilakukan untuk mengenalkan kepada masyarakat bahwa makanan Khas daerah memiliki

ciri Khasnya tersendiri Seperti Dange dan Kapurung yang menjadi ciri Khas dari Sulawesi

Tengah.
Seperti yang terlihat di kawasan pinggir kota Palu bahwa Dange menjadi makanan khas yang di

buru wisatawan Mancanegara apa bila berkunjung ke Palu, sambil di suguhi pemandangan

Pantai Teluk Palu menambah pesona Daerah itu sendiri.

Ciri khas daetah dan makanan nya memikili sangkut paut erat dengan kemajuan daerah karena

kemajuan daerah di peroleh dari jumlah wisatawan yang datang berkunjung di suatu daerah baik

untuk mencoba makanan Khasnya atau pun untuk berjalan-jalan di sekitar sana.

kuliner juga terkait dengan masalah kreativitas. Kreativitas di bidang kuliner harus terus

berkembang dengan berbagai inovasinya. Inovasi dalam pengembangan produk makanan dan

minuman dari segi varian, cita rasa dan keamanan pangannya, inovasi dalam keahlian sumber

daya manusia yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan, serta inovasi dalam alih

teknologi seiring mengikuti kemajuan teknologi..

Kemudahan di bidang teknologi ini juga akan berdampak pada kemudahan akan akses

penyediaan sumber daya manusia yang terdidik dan terlatih di industri kuliner, ketersediaan

lapangan pekerjaan yang lebih luas. Dengan cara itu, pertumbuhan industri kuliner bisa lebih

maju dengan pasar yang lebih luas, Demi memajukan kuliner Indonesia yang dapat memperkuat

identitas bangsa dan juga dapat bersaing di era global ini.

Anda mungkin juga menyukai