Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH KEKASIH

Makalah Ini Di Susun Untuk Melengkapi Tugas Dari Mata Kuliah


Hadist Tarbawi

Dosen Pengampu : Ulfa Dj. Nurkamiden, M.Si

DI SUSUN OLEH :

Yenrilya Ribunu 201022046


Erwin J, Aco

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN SULTAN AMAI GORONTALO
2021

1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah ini, dengan judul Pengaruh Kekasih.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini.

Gorontalo, November 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................2


DAFTAR ISI ....................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................4
B. Rumusan Masalah .............................................................................4
C. Tujuan .................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pandangan Al-Qur'an terhadap Pengaruh Kekasih ..........................5
B. Hadist-hadist yang berkaitan Dengan Pengaruh Kekasih ...............5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................9
B. Saran ..................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap anak memiliki potensi yang dibawa oleh fitrahnya. Namun potensi anak didik
tidak akan berkembang dengan sendirinya tanpa ada usaha atau pengaruh dari
lingkungan pendidikan sekitar. Bahkan pendapat ahli didik yang ekstrim yang disebut
dengan aliran empirisme mengatakan bahwa anak didik bagaikan kertas putih bersih
yang masih polos yang sangat bergantung pada pengaruh penulisnya. Begitu kekuatan
pengaruh terhadap potensi anak didik yang sangat menentukan bentuk dan warna
anak didik.
Islam sebagaimana yang disebutkan beberapa hadis mengakui adanya pengaruh
pendidikan dari luar diri anak disamping anak telah membawa potensi yang disebut
dengan fitrah islamiyah. Fitrah itu dibawa oleh anak didik sejak lahir dan fitrah itu
sudah tertulis bukan berarti kosong. Tulisannya adalah al-Islam. Pengaruh pendidikan
disekitarnya tinggal mengembangkan keislaman fitrah tersebut. Setidaknya ada empat
hal yang dapat mempengaruhi anak didik dalam mengembangkan fitrahnya yaitu
Pengaruh teman, pengaruh kekasih, pengaruh orang tua dan pengaruh pendidik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di sampaikan di atas, ada pun Rumusan
Masalah antara lain:
1. Bagaimana pandangan Al-qur an terhadap pengaruh kekasih?
2. Apa Maksud Hadis-hadis yang berkaitan dengan pengaruh kekasih?

C. Tujuan
Berdasarkan Rumusan Masalah diatas, dapat di simpulkan tujuan dari pembentukan
Makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pandangan al-quran terhadap pengaruh kekasih
2. Untuk mengetahui maksud hadis-hadis yang berkaitan dengan pengaruh
kekasih

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pandangan Al-Qur'an terhadap Pengaruh Kekasih
Alqur-an menggambarkan kondisi orang-orang kafir diakherat karena salah teman yang
mengakibatkan kesesatan yang membawanya menuju jurang neraka sebagaimana terdapat
didalam Al qur-an surat Al Furqon ayat 27-29

27. dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya
berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul”.
28. kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman
akrab(ku).
29. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah
datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.
Ulasan penulis ayat tersebut menjelaskan bagaimana pengaruh orang yang dicintai dalam
kehidupan yang kemudian berpengaruh pada prilaku kita yang sadar auatu tidak
menyesuaikan dengan orang yang dicintainya.

B. Hadist-hadist yang berkaitan Dengan Pengaruh Kekasih

5
1. Kosakata (Mufradat)
‫َعلَى ِدي ِْن خَ لِ ْيلِ ِه‬
Mengikuti agama kekasih nya atau agamanya
‫الخَ لِي ِْل‬
Kekasih kemudian bisa diartikan teman yang menjadi kekasihnya
ْ‫فَ ْليَ ْنظُر‬
Maka hendaklah perhatian, perhatian dengan mata hati
ْ‫َم ْن يُخَ ا ِلل‬
Siapa yang menjadi kekasihnya

Dari Abi Hurairah r.a. bahwasanya Nabi Saw. Bersabda: “seseorang itu mengikuti agama
kekasihnya, oleh sebab itu hendaklah salah seorang diantara kamu memperhatikan
siapakah kekasihnya.” (HR. Abu Dawud dan al-Turmudzy).

Ulasan:
Maksud hadis mengandung makna majazi karena maksudnya bukan larangan berteman
dengan orang yang berlainan agama, karena Nabi Muhammad Saw. Sendiri sangat akrab
dengan pamanya Abu thalib yang saat itu berbeda agama, jadi maksud hadis ini
merupakan anjuran kepada kita jika hendak memilih kekasih untuk dijadikan teman agar
memperhatikan kebiasaan dan akhlaknya, carilah kekasih yang baik akhlaknya. Jika baik
akhlak kekasih itu temanilah dan jika buruk perangainya tinggalkanlah, karena
sesungguhnya watak atau karakter seseorang akan berpengaruh dalam pembentukan
kepribadian. Al-Ghazali berkata:”Berteman dengan orang yang rakus dunia menjadi rakus
dan berteman dengan orang yang zuhud menjadi zuhud”.
Anjuran memilih teman yang baik dalam hadis tersebut berlaku kepada semua
orang sekalipun kecenderungan hatinya tidak baik. Demikian juga makna kekasih juga
bersifat umum, baik kekasih sebagai teman biasa atau kekasih sebagai sahabat maupun
kekasih untuk dijadikan pasangan seperti calon istri, calon menantu, dan calon mertua.
Semuanya hendaknya lebih mengutamakan faktor agama dan akhlak.

6
Dari “Abdillah dari Nabi Saw. Bahwasanya Nabi Saw. Bersabda: “Orang itu akan
bersama-sama orang yang dicintainya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini mempunyai maksud majazi dengan pengertian seperti yang telah dijelaskan
diawal.
Hadis lain :
Dari Abdillah berkata telah datang seorang laki-laki kepada Rasululloh Saw. Kemudian
bertanya Ya Rasululloh bagaimana engkau mengetahui seseorang yang mencintai sesuatu
kaum (sekelompok orang) tetapi ia belum pernah bertemu dengan mereka”, maka beliau
menjawab:” Seseorang itu akan bersama-sama dengan orang yang dicintainya (HR
Muslim).
Selain itu, ada pula hadis
Dari Abi Musa bertanya dijawab oleh Nabi Saw. Seseorang yang mencintai sesuatu kaum
(sekelompok orang) tetapi ia belum pernah bertemu dengan mereka”, maka beliau
menjawab:” Seseorang itu akan bersama-sama dengan orang yang dicintainya
(HR.Bukhori)
Hadis ini mempunyai maksud majazi dengan pengertian secara psikologis setiap orang
mempunyai kecenderungan untuk memilih kekasih atau teman yang dicintainya. Teman
atau kekasih yang dicintai seseorang pada umumnya sesuai dengan apa yang dicintai
oleh dirinya. Seseorang berkelompok atau berkumpul pada umumnya juga cenderung
memilih kelompok yang sama. Hal ini menunjukkan adanya kesamaan antara sesama
teman yang dicintai baik dalam beragama, hobi, kesenangan, watak, karakter, profesi dan
lain-lain. Misalnya mahasiswa IAIN Pontianak kecenderungan berkumpul sesama
mahasiswa dari IAIN , minimal yang memiliki watak atau visi dan misi yang sama ketika
bercampur baur dengan para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Demikian juga
seorang guru, dosen, ulama, dokter, insinyur, karyawan dan lain-lain. Oleh karena itu, di
sana banyak kelompok atau organisasi yang mengikat kecenderungan yang sama tersebut.
Bersama artinya dinilai sama atau dihukumi sama antara yang mencintai dan yang
dicintai. Jika orang yang dicintai itu baik, maka orang itu dinilai baik pula dan jika orang
yang dicintai itu tidak baik, maka ia dinilai tidak baik. Dalam konteks hadis di atas
sahabat tersebut digiring bersama Nabi dalam surga sekalipun tidak sama kelasnya,
tentunya kelas surga Nabi yang paling tinggi, karena amaliah beliau yang tidak sama
dengan manusia biasa. Dalam satu riwayat seorang sahabat bertanya: Bagaimana jika
seorang mencintai kaum, tetapi amalnya tidak sama dengan mereka? Nabi tetap
menjawab: “seorang bersama dengan orang yang dicintainya”. ( Anwarmyla. 2013.)

7
Adapun yang dimaksud kekasih dalam teory of love disebutkan four main varieties .
Affection (or Storge, pronounced “Stor-gay”)( empat varietas utama Kasih sayang (atau
Storge, diucapkan “Stor-gay”) antara lain cinta keluarga, cinta persahabatan, cinta pada
pasangan maupun karena kesamaan hoby ,profesi (Hendrick, C., & Hendrick, S. S.
(1989).
Selain guru, orang tua, dan teman, Kekasih merupakan salah satu diantara hal – hal yang
dapat mempengaruhi terhadap pendidikan atau keberhasilan dalam pembelajaran.
Pengaruhnya dapat diklasifikasikan menjadi 2 aspek, Aspek positif dan negatif dari hal
tersebut.
Pengaruh Positif dan Negatif terhadap pendidikan
Kekasih sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Pengaruh positif terhadap
prestasi belajar siswa antara lain:
1. Bisa untuk saling menginggatkan dalam hal-hal positif;
2. Sebagai penyemangat dalam belajar;
3. Bisa menjadi teman curhat;
4. Bisa menjadi orang yang selalu ada untuk sharing dimanapun kita berada.
Sedangkan pengaruh negative terhadap prestasi belajar siswa antara lain:
1. Bisa membuat malas belajar;
2. Bisa membuat nilai menjadi turun;
3. Bisa menyita waktu belajar untuk pacaran;
4. Pacaran bisa menjerumuskan kita pada seks bebas yang dapat mengarah pada
penggunaan obat-obat berbahaya, hal-hal pornografi bahkan narkoba.
Hendaknya bersikap selektif dalam memilih kekasih, kekasih yang baik seyogiyanya
dapat mengantarkan kita arah yang lebih baik dan bermanfaat, ( Zakiyah Dradjat, 1991:
47)

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kekasih itu berpengaruh dalam pembentukan pribadi seseorang dan keselamatan
dari siksa neraka. Memilih kekasih harus sangat selektif demi Terciptanya manusia
berakhlakul karimah.
Maka carilah kekasih yang mampu membawa kita mencapai asa dan keselamatan
hidup di dunia dan akherat.

B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.

Anda mungkin juga menyukai