Anda di halaman 1dari 9

BAGAIMANA MENERAPKAN KOMUNIKASI PROFETIK DALAM

KEHIDUPAN

Disusun Oleh:
Nama:
NIM:

PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
perlindungan-nya makalah ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat tugas mata kuliah Retorika Dakwah.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan disana- sini. Oleh
karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun guna memperbaiki makalah ini sangat
penulis nantikan. Semoga yang penulis kupas pada makalah ini dapat bermanfaat.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih atas segala perhatian dan bantuan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung yang turut berperan dalam
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.

Yogyakarta, 18 Mei 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang..............................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................................................4
1.3. Tujuan.................................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5
2.1. Contoh Sikap Meneladani Nabi Muhammad...................................................................................5
2.2. Penerapan Dalam Kehidupan............................................................................................................6
BAB III.......................................................................................................................................................8
PENUTUP..................................................................................................................................................8
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................................................8
3.2. Saran....................................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................9

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Komunikasi profetik adalah bagian dari keilmuan komunikasi yang lhir karena adanya
perubahan, utamanya yang berhubungan dengan peralihan masa IAIN menuju UIN dengan titik
utamanya yakni penggabungan keilmuan sains dan agama. Komunikasi profetik berkembang
dengan latar belakang teladan dari Nabi Muhammad SAW berupa komunikas yang
menitikberatkan pada Humanissasi, liberasi, dan transegensi1. Lahirnya keilmuan ini tak lain
karena adanya berbagai macam kesalahpahaman dan konflik yang beragam. Dalam keilmuan
profetik yan berada pada landasan kenabian ini, memberikan gambaran bahwasanya tingkat
kebahagiaan tertinggi adalah bertemu dengan Allah. Seperti halnya Nabi Muhammad yang
bertemu dengan Allah melalui Isra’ Mi’raj. Dengan adanya komunikasi profetik ini, umat Nabi
muhammad adalah manusia-manusia yang terpilih untuk berbuat kebaikan di dunia dan
berevolusi untuk mencapai ridho-Nya.
Namun demikian, paradigma yang terjadi dalam bermasyarakat maupun bernegara
memunculkan berbagaki stigma dan permasalahan yang semakin kompleks. Terlebih pada era
sekarang ni dimana tayangan media dan platform yang bisa diakses ecara bebas tanpa adanya
batasan waktu memberikan imajinasi tersendiri terhadap realitas yang ada bukan atas dasar
kebenaran mutlak, akan tetapi kebenaran berdasar apa yang dipikirkan secara pribadi untuk
kemudian membentuk realitas dalam kesadaran sosial Opini yang ada terkadang memberikan
dampak kehidupan yang terlalu bebas, keluar dari aturan agama, dan menimbulkan perpecahan.
Untuk itu, adanya komunikasi profetik lahir sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan
dengan seimbang dengan landasan kenabian dan Al-Qur’an yang masih seringkali diabaikan.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka makalah ini memiliki pokok pembahasan bagaimana
penerapan komunikasi profetik dalam berbagai aspek kehidupan?

1.3. Tujuan
Berdasar rumusan masalah datas, maka tujuanmya adalah untuk mengetahui penerapan
komunikasi profetik dalam berbagai aspek kehidupan

1
Holy Rafika Dhona, Komunikasi Profetik Perspektif Profetika Islam Dalam Komunikasi, UII Press, 978-602-6215-85-
7, xii + 156 halaman, 2020

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Contoh Sikap Meneladani Nabi Muhammad


Tiga belas abad sudah, Rasulullah SAW meninggalkan umatnya. Namun pengaruhnya
tetap hidup, kuat dan berakar, terutama suri tauladannya yang dikenang dan tercatat dalam Al
Quran dan Hadits-Haditsnya. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al Quran Surat Al Ahzab: 21:
“Laqad kaana lakum fii rasuulillaahi uswatun hasanah", yang artinya: “Sesungguhnya telah ada
pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik”.
Tidak heran, karena memang Rasulullah SAW selain diutus sebagai rahmat bagi semesta
alam, juga untuk menyempurnakan akhlak manusia. Sebagaimana Sabda beliau: “Innamaa
bu`itstu li utammima makaarim al-akhlaaq”, yang artinya: “Sesungguhnya Aku (Nabi SAW)
diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak”. (H.R. Bukhari). Kita sebagai umatnya sudah
sepatutnya meneladani Rasulullah. Ada 4 cara dalam meneladani sifat Rasulullah diantaranya:
Memperbanyak membaca Shalawat Nabi. Sabda Nabi: “Inna awlannasi bi yaumal qiyamati
aksaruhum lil sholatan”, yang artinya: “Sesungguhnya orang yang dekat denganku kelak di hari
kiamat adalah yang banyak baca salawat”. (HR. Imam Tirmidzi dari Ibnu Mas’ud). pahala baca
salawat besar sekali. Sabda Rasulullah SAW: “Man Sholla ‘alayya marrotan waakhidatan
shollalllahu alaihi biha ‘asyaro marrootin”, yang artinya: “Barangsiapa membacakan salawat
kepadaku (Muhammad) sebanyak satu kali, maka Allah akan membalasnya dengan membacakan
selatan kepada orang tersebut sebanyak 10 kali”. (HR. Imam Muslim dari Abdullah bin ‘Amr bin
Ash r.a.)
Menjalankan Sunah-Sunah Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan. Sunah Nabi Muhammad
SAW banyak sekali. Mulai dari bangun tidur sampai dengan tidur lagi. Dari ngurus keluarga
sampai dengan ngurus negara. Mari kita hidupkan sunah-sunah beliau kalau memang ngaku cinta
padanya. Kalau sudah cinta sama Nabi, insya Allah bareng sama beliau di Surganya Allah SWT.
"Al-mar'u ma'a man ahabba", yang artinya: "Seseorang itu akan bersama siapa yang ia cintai".
(H.R. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud)
Membaca dan Mengamalkan Al Quran. Saudara, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
“Khairukum man ta'allamal Qur'aana 'allamahu", yang artinya: “Sebaik-baik orang di antara
kamu adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya” (HR Bukhari).
Ta’alluq atau Keterkaitan. Yakni senantiasa mengaitkan dan mendekat dengan Nabi SAW dalam
segala kondisi adalah mempelajari pribadi dan sifat beliau yang Siddiq (jujur, berkata benar),
Amanah (bisa dipercaya), Fathonah (cerdas atau pandai) dan Tabligh (menyampaikan). Bisa pula
dengan mempelajari sejarah hidup Nabi SAW dari buku-buku Sirah Nabawiyah atau dari kitab2

2
4 Cara meneladani Nabi Muhammad SAW, https://kumparan.com/oecan-lesmana/4-cara-meneladani-nabi-
muhammad-saw-1uPqQNfPY04/full, 18 Mei 2022 09.45, Suzan Lesmana.

5
2.2. Penerapan Dalam Kehidupan
Manusia dipahami dan diakui sebagai makhluk sosial karena manusia merupaak makhluk
sosial. Hal ini krena sejak dalam kandungan hingga dewasa kita tak perah terlepas dari adanya
bantuan orang lain untuk kemudian membaur bersama suatu kelompok orang-orang yang ada
pada wilayah, budaya, dan tujuan tertentu. Untuk itu setiap orang dituntut mempunyai
kemampuan dan terampil berkomunikasi agar dapat membaur bersama dalam suatu lingkungan.
Dalam pandangan profetik, seorang nabi dipahami sebagai seorang manusia yang diberi
kemampuan oleh Tuhannya untuk menyampaikan ajaranajarannya kepada ummatnya. Namun
demikian penyampaian pesan yang kemudian diartikan sebagai komunikasi ini patut menjadi
teladan bagi orang lain di sebuah komunitas utamanya masyarakat umum.
Begitu pula pada lingkup pendidikan dimana keloompok yag ada meupakan kelopmpok
akademisi. Komunikasi profetik menjadi penting untuk menjalin hubungan yang baik antarteman
dan dosen pengajar sehingga dapat kondusif dalam menjalankan kegiatan belajar dan mengajar.
Hal ini juga berlaku dalam lingku yang lebih sempit seperti keluarga yang merupakan tonggak
pertama proses komunikasi terjadi sehingga bisa membentuk kepribadian, karakter, sifat yang
kemudian diadaptasi dengan lingkungan sekitar mulai dari interaksi terdekat seperti tetangga,
teman, lingkup pendidikan, dan lingkup pekerjaan. Banyak yang sudah memahami pentingnya
menjaga lisan, namun seringkali banyak orang yang masih tergelincir lisannya dan menyebabkan
komunikasi tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk menghasilkan komunikasi
yang efektif, tentu diperlukan pola ataubentuk komunikasi. Dari adanya berbagai macam jenis
hubungan dalam berelasi, selain komunikasi profetik, penting adanya humanisasi, dimana anta
manusia memiliki dan rasa kemanusiaan dan memanusiakan manusia. Karena pada dasarnya
manusia terdiri dari aspek jasmani dan rohani.

Dalam hal ini berarti dalam memperlakukan sesama baik dari konteks berelasi hubungan
keluarga, pertemanan, lingkup pendidikan, maupun lingkungan kerja berdasarkan ilmu profetik
haruslah memandang antar manusia sebagai makhluk yang sama tanpa membeda-bedakan baik
ras, suku, kepercayaan dan sebagainya, yang mana berarti menerima perbedaan yang ada dengan
sukarela.
Nabi Muhammad Saw. Beliau mempunyai sifat-sifat dan karakter yang mulia dan patut dicontoh
oleh manusia diantaranya:
1. Siddiq Sifat siddiq artinya jujur atau benar. Sifat nabi Muhammad yang sidiq tersirat
dalam kehidupan sehari-harinya sebagai pebisnis atau pedagang pada masanya.
Sebagainya informasi yang tertera dalam Al-Qur'an,

6
2. Amanah

Sifat nabi Muhammad yang kedua yang perlu kita tiru ialah sifat amanah. Amanah
artinya dapat dipercaya. Nabi Muhammad memiliki julukan sebagai Al-Amin yang
artinya dapat dipercaya. Sebagaimana yang kita ketahui juga, mustahil para rasul
memiliki sifat khianat dan Nabi Muhammad merupakan salah satu rasul, sehingga dia
tidak memiliki sifat khianat. Sifat ini memiliki kekuatan membangun kepercayaan satu
sama lain di antara umat manusia
3. Tabligh

Sifat tabligh dalam diri Nabi Muhammad SAW tercermin dalam bagaimana Nabi
Muhammad menyampaikan wahyu dari Allah SWT kepada sahabat dan umatnya, yang
kemudian itu menjadi pelajaran penting bagi umat Islam di dunia sampai sekarang.
Nabi Muhammad tidak menyembunyikan apapun sehubungan dengan petunjuk yang
disampaikan Allah SWT hanya untuk kepentingan pribadi. Nabi Muhammad SAW
menyampaikannya sesuai dengan maksud dan tujuan wahyu yang diturunkan Allah kepada
Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril.
4. Fathonah

Sifat Nabi Muhammad yang keempat yang sebaiknya kita pelajari ialah Fathonah yang
artinya cerdas. Nabi Muhammad memiliki sifat fathonah maksudnya ialah seseorang
yang dapat menggunakan kecerdasannya. Nabi Muhammad memaksimalkan kemampuan
intelektualnya untuk melakukan dakwah dan berdagang3

3
4 Sifat Nabi Muhammad yang Patut Diteladani, https://www.suara.com/news/2021/12/02/142524/4-sifat-nabi-
muhammad-yang-patut-diteladani?page=all, 18 Mei 2022 10.47, Rifan Aditya

7
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Nabi Muhammad sebagai tuntunan bagi umat muslim memberikan banyak keteladanan
dalam menjalani kehidupan maupun daam proses berdakwah. Sebagai umat Nabi Muhammad,
sudah sepatutnya kita meneladani sifat-sifat beliau dalam menjalin sebuah hubungan
antarmanusia mulai dari lingkungan keluarga, teman, masyarakat serta dapat mengontrol diri
dalam bersikap di lingkungan akademik maupun pekerjaan. Sehingga ilmu profetik dan teladan
yang dicontohkan oeh Nabi dapat membawa kebermanfaatan.

3.2. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan tetapi
pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan
masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Jaklatin Nisa, RESOLUSI KONFLIK DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI, UIN Syarif


Hidayatullah Jakarta, 2 Maret 2015,
Zaen Musyrifin | Implementasi Sifat Rasululllah Saw 151, Sifat Nabi Muhammad yang Patut
Diteladani. https://www.suara.com/news/2021/12/02/142524/4-sifat-nabi-muhammad-yang-
patut-diteladani?page=all, 18 Mei 2022 10.47, Rifan Aditya.
Holy Rafika Dhona, Komunikasi Profetik Perspektif Profetika Islam Dalam Komunikasi, UII
Press, 978-602-6215-85-7, xii + 156 halaman, 2020.
Onong Uchjana Effendy, Komunikasi: Teori dan Praktek (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1999), 9

Anda mungkin juga menyukai